Anda di halaman 1dari 3

Sistem Limfatika

Limfe atau dikenal juga sebagai cairan getah bening merupakan cairan yang ditemukan di
dalam kapiler limfe, pembuluh limfe, duktus limfe, trunkus limfe, dan sinus di limfenodus.
Jaringan pada limfatika meliputi limfosit yang terisolasi stroma berbagai ukuran dan ditopang
dengan adanya anyaman serabut retikuler yang tersusun berbendel-bendel atas serabut
kolagen yang dihubungkan sel retikuler. Untuk sistem limfe terbentuk karena adanya
pembuluh limfe dan limfenodus (bagian sinus) yang memiliki peran dalam pengaliran limfe.
Sistem vaskuler pada limfe meliputi kapiler, pembuluh, duktus, trunkus limfe, dan
kandungannya, kecuali noduslimfe.
Limfe
Memiliki ciri berupa cairan jernih yang tidak berwarna atau bening, kecuali di bagian
pembuluh limfe saluran pencernaan yang cairannya memiliki warna seperti susu (terdapat
lemak) yang disebut kil (chyle) dan terjadi setelah makan. Komposisinya mirip plasma darah
dengan limfe kandungan protein yang tinggi ditemukan dari hati dan terendah dari kulit.
Pembentukan cairan getah bening berawal dari darah yang mengalir pada arteriol yang
tersebar masuk ke kapiler. Di kapiler, plasma darah keluar dari kapiler, dan di akhir kapiler,
plasma darah yang berada di luar masuk kembali dan diteruskan menuju venula. Plasama
darah yang berada di luar kapiler akan membasahi sel dan menempati ruang antar sel yang
disebut cairan interstisial. Cairan ini akan diserap balik melalui kapiler sekitar 85%,
sedangkan sisanya akan diserap dan dialirkan melalui kapiler limfe. Cairan yang diserap dan
dialirkan melalui kapiler limfe disebut dengan caira getah bening (limfe).
Pengaliran Limfe
Mengalirnya limfe di dalam pembuluh limfe berjalan sangat lambat. Pergerakannya dari
perifer menuju pusat dipengaruhi faktor di luar sistem limfatika. Seperti peningkatan tekanan
cairan interstisial pada jaringan yang akan meningkatkan aliran limfe ke kapiler limfe,
kontraksi otot yang meningkatkan aliran limfe, pergerakan pernafasan yang berpengaruh
dalam perputaran limfer dari cavum thoraks dan abdomen, gerakan peristalitik usus untuk
pengaliran limfe di intertium, peningkatan tekanan darah atau permeabilitas kapiler darah
juga dapat meningkatkan tekanan limfe dalam pembuluh, serta faktor lain.
Pembuluh Limfe
Pembuluh limfe dimulai dari kapiler limfe yangberdinding tipis dengan ujung buntu, kapiler
ini membentuk jalinan kapiler tiga dimensi yang mengalir ke pembuluh pengumpul yang
lebih besar dan dindingnya tebal, yaitu trunkus dan duktus limfe. Setelahnya limfe akan
ditumpahkan ke vena cava cranialis di cavum thoraks.
- Kapiler limfe, tersusun atas tabung endhotelium yang terkurung dalam jaringan
penunjang, memiliki ujung buntu, bulat, dan agak melebar, tidak memiliki lapisan
dasar (basement) yang berguna dalam memudahkan penyerapan makro molekul dari
cairan interstisial dan eksudat inflamasi atau radang dibandingkan kapiler darah.
- Pembuluh limfe besar, memiliki ukuran lebih besar dibandingkan kapiler serta
memiliki satu lapis jaringan ikat, tetapi terkadang pada pembuluh yang lebih besar
terdapat serabut otot polos yang ditopang jaringan ikat serabut elastis.
- Duktus trakealis, pembuluh berpasangan dan lebar yang mengikuti perjalanan trakea
di leher. Kecuali di kuda yang bermula dari limfenodus retrofaringeus yang berperan
sebagai pusat pengumpul limfe dari kepala.
- Duktus thoracicus, saluran pengumpul limfe besar yang berawal dari cisterna chyli
yang menerima limfe dari abdomen, pelvis, dan kaki belakang.
- Cisterna chyli, memiliki bentuk tidak teratur dan cisterna chyli utama memiliki letak
di antara aorta dan vertebrae pada sambungan thoraco-lumbal, cisterna ini memanjang
ke ventral sekitar vena cava dan pangkal arteri caliaca.
- Trunkus lumbalis, dibentuk oleh pembuluh efferent dari limfenodus ilium medialis.
Trunkus lumbalis menerima aliran limfe dari trunkus visceralis yang berasal dari
organ digestivus.
- Valvula, memiliki 2 daun tetapi di pembuluh darah yang kecil sering ditemui satu
valvula menyerupai lipatan.
Struktur Jaringan Limfatika
- Limfe nodus soliter yang bisa mengalami penyatuan membentuk agregasi limfenodus
yang dikelilingi oleh kapsula jaringan ikat tipis.
- Tonsil, agregasi jaringan limfatika pada mulut yang hanya memiliki pembuluh limfe
efferent dan tidak memiliki pembuluh affenrent.
- Limfenodus mewakili akumulasi jaringan limfatika yang dibungkus oleh serabut
elastis dan serabut otot polos yang mengandung kapsul jaringan ikat.
- Pembuluh limfe terbagi menjadi pembuluh yang mengalirkan limfe ke limfenodus
(pembuluh limfe afferent) dan pembuluh yang membawa limfe keluar limfenodus
(pembuluh limfe efferent).
- Jaringan limfatika (parenkim) yang menempati ruang antara trabekula dan septum.
- Lymphocenter, limfenodus atau grup limfenodus yang tetap ada pada regio yang sama
dan menerima pembuluh afferent dari daerah di sekitar regio tersebut. pada mamalia
pengelompokannya sebagai berikut:
1. Daerah Kepala: lymphocenter mandibularis, parotidea, dan retropharyngeal.
2. Daerah Leher: lymphocenter cervicalis superfisialis dan lymphocenter
cervicalis profundus.
3. Daerah Kaki depan: lymphocenter axillaris.
4. Daerah cavum thoraks: lymphocenter thoracalis dorsalis, lymphocenter
thoracalis ventralis, lymphocenter mediastinalis, lymphocenter bronchialis.
5. Daerah dinding abdomen dan pelvis: lymphocenter lumbalis, lymphocenter
iliosacralis, lymphocenter inguinofemorals, lymphocenter ischiaticus.
6. Daerah kaki belakang: lymphocenter iliofemoralis, lymphocenter poplitea.
7. Daerah viscera abdominalis: lymphocenter celiaca, lymphocenter mesentrica
caudalis, lymphocenter mesentrica cranialis
Hemalnodus
Tidak memiliki pembuluh afferent dan efferent dengan warna coklat gelap, memiliki ukuran
yang tidak lebih besar dari biji kacang tanah, dan sangat terlihat jelas di ruminansia.
Hemalnodus dibungkus oleh kapsul jaringan ikat fibrosa dan mengandung beberapa sel otot
polos, memiliki sinus perifer yang mengandung darah, tidak ditemukan pembagian yang jelas
untuk area korteks (parenkim) dan medula jaringan limfatika, jaringan hepatikanya
mengandung nodulus dengan germinal center, nodulus tidak dihubungkan dengan arteriol
seperti pada limpa, dan di bagian ini tidak ada bukti terjadinya eritroforesis, myelopoiesis,
atau eritrofagositosis.
Limpa
Dapat disebut juga lien, memiliki letak di regio hypogastrika kiri. Memiliki tekstur lembut,
penuh buluh darah, dan memiliki warna merah terang sampai ungu gelap dengan reaksi
imunologis dan hemapoiteka. Limpa ini mampu menyaring darah, memindahkan besi dari
hemoglobin, memproduksi limfosit dan antibodi, menyimpan dan melepaskan darah. Limpa
ini dibungkus oleh kapsul yang menebal pada bagian hilus sebagai perlekatan ke lipatan
peritonium, dan sebagai tempat masuk arteri serta keluarnya vena. Limpa disuplai oleh arteri
lienalis dan di drainase melalui vena lienalis. Limpa memiliki satu tipe sirkulasi terbuka,
tempat darah bergerak secara perlahan melalui pulpa dan menggenangi jalinan retikuler sinus.
Aliran darah melalui pulpa dipengaruhi oleh kontraksi dan relaksasi sebuah arteri atau grup
arteri. Limposit yang diproduksi masuk ke dalam aliran darah. Pembuluh limfe ditemukan
pada kapsul dan trabekula yang lebih besar. Limfe dialirkan kepada limfenodus terdekat.
Limpa diinervasi sebagian besar oleh saraf simpatis untuk otot polos yang ada pada kapsul,
trabekula, dan pembuluh darah dalam pulva.
Thymus
Organ yang berkembang baik dan berada di kondisis yang aktif pada masa prenatal akhir dan
awal postnatal. Parenkimnya tersusun atas korteks dan medula. Korteksnya memiliki ciri
adanya sejumlah besar sel kecil yang menyerupai limfosit (timosit) dan beberapa sel retikuler
yang berasal dari ektoderm padat ditemukan di korteks. Parenkim di masing lobus dapat
dibagi menjadi lobulus yang ukurannya bervariasi tergantung spesies dengan sejumlah
lobulus akan saling berkontak melalui perpanjangannya di daerah medula. Medula
mengandung sel retikuler primitif dan sel agranulosit dengan sitioplasma yang banyak. Dapat
diamati keberadaan myelosit eosinofil dan sel plasma. Gambaran khas pada medula adalah
korpuskel Hassal. Tepinya terdiri atas beberapa lapis sel epitel yang tersusun secara
konsentrik. Ke bagian dalam, sel epithel tersebut mengalami kematian dan distorsi karena
nukleusnya mengalami piknosis dan karyoreksis. Biasanya di bagian pusat korpuskel disusun
oleh material keratin dan hyalin.

Anda mungkin juga menyukai