Protoza misalnya amoeba tidak mempunyai susunan saraf tetapi mempunyai kepekaan
terhadap rangsang dari luar dan mampu menanggapi rangsang tersebut, misalnya rangsangan
yang berupa cahaya dan sentuhan. Jika rangsanganya kuat, protozoa menjauh,sebaliknya jika
rangsang itu lemah akan mendekat. Pada paramecium terdapat fibril yang peka terhadap suhu
dan sinar, serta berfungsi untuk mengatur gerakan silianya.
Hydra memiliki sistem saraf difus. Disebut sistem saraf difus karena sel-sel saraf masih
tersebar dan saling berhubungan satu sama lain menyerupai jala maka juga disebut saraf jala
(jaring saraf).
Pada bintang laut memiliki sistem saraf sirkuler yang terdiri dari cincin saraf yang melingkari
kerongkongan dengan cabang-cabangnya menuju ke setiap lengan.
Pada belalang terlihat susunan saraf tangga tali dari simpul saraf yang disebut ganglia (jamak
dari ganglion). Ganglion merupakan pusat peogolah rangsang. Ada 3 macam ganglion :
Ganglion kepala, menerima urat saraf yang berasal dari mata dan antena.
Ganglion di bawah kerongkongan, mengkoordinasi aktivitas sensoris dan motoris
rahang bawah (mandibula), rahang atas (maksila), dan bibir bawah (labium).
Ganglion ruas-ruas badan berupa serabut-serabut saraf yang menuju ruas-ruas dada,
perut, dan alat-alat tubuh yang berdekatan. Ganglion bawah kerongkongan dan ganglion ruas-
ruas badan terletak dibawah saluran pencernaan.
Pada serangga terdapat 2 benang saraf yang membentang sejajar sepanjang tubuhnya dan
menghubungkan ganglion satu dengan ganglion yang lain
Sistem saraf cacing tanah disebut susunan saraf tangga tali, yaitu berupa sederetan ganglion
yang terdapat pada setiap ruas tubuhnya. Ganglion satu dengan ganglion yang lain
dihubungkan oleh benang-benang saraf yang memanjang disepanjang poros tubuhnya.
Ganglion cacing juga dibedakan atas ganglion kepala, ganglion
bawah kerongkongan, dan ganglion ruas-ruas badan.
Pada dasarnya sistem saraf vertebrata mirip dengan manusia, karena sama-sama mempunyai
sistem saraf pusat. Perbedaanya terletak pada tingkat kesempurnaanya (tingkat
perkembangannya). Hewan-hewan bertulang belakang memiliki otak yang dapat dibedakan
atas 3 bagian :
a. Otak depan
Tumbuh menjadi otak besar dan lobus olfaktorius.
Otak besar untuk belajar dan gerakan yang disadari.
Lobus olfaktorius berfungsi sebagai lobus pembau.
Otak besar dan otak tengah berhubungan dengan saraf penglihatan. Kedua otak ini
tidak berkembang dengan baik.
Otak kecil merupakan tempat saraf keseimbangan dan gurat sisi. Otak kecil
berkembang dengan baik.
Bagian otak yang berkembang dengan baik adalah otak tengah sebagai pusat
penglihatan.
Otak besar berhubungan dengan indra pencium dan otak kecil hanya merupakan
lengkung mendatar yang menuju ke sumsum lanjutan yang tidak berkembang dengan baik.
(3). Sistem saraf pada reptil
Otak besar berkembang dengan baik, sebagai pusat saraf pembau. Otak besar ini meluas
sehingga menutupi otak tengah. Bagian lainnya kurang berkembang.
Pada mamalia seluruh bagian otaknya berkembang dengan baik dan sempurna. Permukaan
otak besar dan otak kecilnya berlipat-lipat, sehingga dapat menampung lebih banyak neuron.
Di antara vertebrata, mamalia memiliki perkembangan otak yang paling baik.
Hormon adalah suatu zat kimia yang dihasilkan oleh kelompok sel tak bersaluran atau
kelenjar buntu (endokrin). Hormon bersama-sama dengan saraf berfungsi sebagai pengatur
dan pengendali kerja alat-alat tubuh. Hormon diedarkan oleh darah menuju ke jaringan/organ
sasaran yang dipengaruhinya. Jaringan sasaran akan memberikan reaksi, sedangkan jaringan
bukan sasaran tidak memberikan reaksi. Emosi juga dipengaruhi kerja hormon.
Menghasilkan hormon tiroksin yang berfungsi untuk : mempengaruhi pertumbuhan tubuh dan
perkembangan mental dan mengatur metabolisme di dalam tubuh. Bahan dasar tiroksin
adalah yodium. Kekurangan yodium dapat menyebabkan tergantungnya fungsi kelenjar
gondok, yang akhirnya terjadi pembengkakan kelenjar gondok (penyakit gondok).
Merupakan kelenjar penimbun hormon somatotropin atau hormon pertumbuhan yang hanya
berfungsi pada masa pertumbuhan.
Terletak di dalam pankreas, menghasilkan hormon insulin. Fungsi hormon insulin adalah
mengatur kadar glukosa dalam darah dengan memfasilitasi proses perubahan glukosa (gula
darah) menjadi glikogen (gula otot), yang selanjutnya akan disimpan di dalam hati atau otot.
Kekurangan hormon insulin menyebabkan proses perubahan glukosa menjadi glikogen akan
menurun, sehingga tidak semua kelebihan glukosa dapat disimpan. Akibatnya kadar glukosa
dalam darah menjadi tinggi, sehingga menimbulkan penyakit kencing manis (diabetes
mellitus).
(7). Testis
(8). Ovarium
Hormon yang dihasilkannya yaitu estrogen berfungsi mempengaruhi ciri kelamin sekunder
wanita, seperti melebarnya pinggul, membesarnya payudara, dan pematangan sel telur. Selain
itu juga mensekresikan hormon progesteron, bersama estrogen mengatur persiapan rahim
bagi kehamilan dan mengatur siklus menstruasi.