1307101010003
KELAS A-06
Hipofisis memiliki 2 lobus yang secara anatomis dan fungsional berbeda, hipofisis
posterior dan hipofisis anterior. Hipofisis posterior terdiri dari jaringan saraf dan karenanya
juga dinamai neurohipofisis. Hipofisis anterior terdiri dari jaringan epitel kelenjar dan
karenanya juga dinamai adenohipofisis (adeno berarti “kelenjar”).
Hipotalamus dan hipofisis anterior membentuk suatu sistem neuroendokrin yang
terdiri dari suatu populasi neuron neurosekretorik yang badan selnya terletak di dua
kelompok di hipotalamus (nukleus supraoptika dan nukleus paraventrikel). Secara
fungsional dan anatomis, hipofisis posterior sebenarnya hanya perpanjangan dari
hipotalamus.
Hipofisis posterior sebenarnya tidak mengahsilkan hormon apapun. Bagian ini hanya
menyimpan dan, setelah mendapat rangsangan yang sesuai mengeluarkan dua hormon
peptida kecil, vasopresin (ADH) dan oksitosin. ADH dibentuk terutama di dalam nukleus
supraoptika, sedangkan oksitosin dibentuk terutama di dalam nukleus paraventrikular.
Vasopresin (hormon antidiuretik, ADH) memiliki 2 efek : (1) meningkatkan retensi
H2O oleh ginjal (efek antidiuretik) dan (2) menyebabkan kontraksi otot polos arteriol (efek
presor pembuluh). Oksitosin merangsang kontraksi otot polos uterus untuk membantu
mengeluarkan janin selama persalinan dan hormon ini juga merangsang penyemprotan
(ejeksi) susu dari kelenjar mamalia (payudara) selama menyusui, selain itu oksitosin juga
terbukti meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayinya.
Tidak seperti hipofisis posterior, hipofisis anterior membentuk hormon sendiri yang
kemudian akan dibebaskan dalam darah. Berbagai populasi sel dalam hipofisis anterior
mengeluarkan enam hormon peptida utama.
TSH, ACTH, FSH dan LH adalah hormon tropik karena masing-masing mengatur
sekresi kelenjar endokrin spesifik lain. FSH dan LH secara kolektif disebut sebagai
gonadotropin karena mengontrol sekresi hormon-hormon seks oleh gonad (ovarium
dan testis). Di antara hormon-hormon hipofisis anterior, prolaton adalah satu-satunya
yang tidak mengontrol sekresi hormon lain. Di antara hormon-hormon tropik, FSH,
LH, dan hormon pertumbuhan berefek pada sel sasaran non-endokrin.
Referensi :
1) Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC.
2) Guyton & Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.