Anda di halaman 1dari 13

AKSIS HIPOTALAMUS HIPOFISIS

Disusun oleh :
Shelvin Dini N, S.Ked
11020131270

Pembimbing :
dr. Hushat Pritalianto Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN


RSUD DR. DRADJAT PRAWIRANEGARA SERANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
2017
BAB I
PENDAHULUAN

Sebagai bagian dari sistem endokrin, hipotalamus bertanggung jawab


terhdapa integrasi informasi neural dan humoral. Sebagai regulator dari fungsi
kelenjar hipofisis anterior, hipotalamus menyekresi ke dalam sistem portal
hipofisis releasing factor atau inhibiting factor yang menstimulasi atau
menghambat sekresi dan atau sitesis hormon hipofisis anterior. Mekanisme
sistem ini terus berlangsung melalui sistem internal feedback loop yang
berpengaruh secara negatif atau positif terhadap fungsi sistem saraf pusat dan
atau kelenjar hipofisis, sehingga mengatur sekresi releasing hormone, inhibiting
hormone, tropic hormone dan target hormone.
Sekresi hormon gonadotropin-releasing hormone (GnRH) akan
menstimulasi kelenjar hipofisis anterior untuk menyekresi FSH dan LH, yang
pada akhirnya berpengaruh pada tingkat ovarium atau testis untuk memacu
perkembangan folikular dan ovulasi pada perempuan dan spermatogenesis pada
laki-laki.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Hipotalamus dan hipofisis


Hipotalamus merupakan bagian kecil otak yang menerima input
baik langsung maupun tidak dari semua bagian otak. Hipofisis adalah
kelenjar endokrin kecil yang terletak di rongga bertulang di dasar otak, di
bawah hipotalamus.

Hipofisis dan hipotalamus dihubungkan oleh sebuah tangkai kecil,


infundibulum, yang mengandung serat saraf dan pembuluh darah.
Hipofisis memiliki dua lobus yang secara anatomis dan fungsional
berbeda, hipofisis anterior dan hipofisis posterior. Hipofisis posterior,
secara embriologis berasal dari pertumbuhan berlebihan otak, terdiri dari
jaringan saraf dan disebut juga neurohipofisis. Sedangkan hipofisis
anterior terdiri dari jaringan epitel kelenjar yang secara embriologis
berasal dari penonjolan dari atap mulut. Hipofisis anterior juga disebut
dengan adenohipofisis.

Pada adenohipofisis beberapa spesies, lobus intermedius (lobus


ketiga) juga ditemukan, pada vetebra rendah lobus ini mengeluarkan
beberapa melanocyte-stimulating hormones atau MSH yang mengatur
warna kulit dengan mengontrol penyebaran granula berpigmen melanin.
Sedangkan pada manusia MSH sendiri di sekresi oleh hipotalamus
anterior. Fungsi MSH ini kalaupun ada, masih belum jelas.

Perbedaan antara hipofisis anterior dan posterior juga terdapat pada


hormon yang mereka hasilkan. Hipofisis anterior mensintesis sendiri
hormonnya, sedangkan hipofisis posterior tidak menghasilkan hormon
apa-apa, tetapi hanya menyimpan dan mengeluarkan hormon yang telah
disintesis oleh hipotalamus, yaitu hormon antidiuretik (ADH) atau
vasopresin dan oksitosin yang disintesis oleh badan sel neuron kedalam
darah.

Gambar 1. Hipotalamus dan Hipofisis

2.2 Sirkulasi Portal


Sirkulasi portal akan dilewati darah dimana efek hormonal yang
dibentuk pada tingkat hipotalamus diteruskan ke kelenjar hipofisis dan
menyebabkan terjadinya efek stimulasi atau penghambatan. Pembuluh
darah yang muncul dari arteri karotid interna secara bilateral membentuk
pleksus kapiler yang menggenangi eminensia mediana dan tangkai
infundibular, hal ini disebut pleksus kapiler primer. Mereka bergabung
untuk membentuk garis portal vena yang turun menuju tangkai hipofisis
dan menetrasi jaringan kelenjar hipofisis anterior. Pada daerah ini pleksus
kapiler sekunder terbentuk dalam kelenjar hipofisis anterior yang pada
akhirnya bergabung untuk membentuk vena hipofisis yang mengalir ke
dalam sinus kavernosus.
Secara karakteristik, pembuluh darah kapiler dari sirkulasi portal
hipofisis terpenetrasi, sehingga memungkinkan untuk masuk ke dalam
aliran darah dengan molekul yang lebih besar. Sebelumnya, diperkirakan
bahwa informasi humoral hanya dapat diketahui bahwa terdapat aliran
darah balik dalam sirkulasi portal hipofisis. Hal ini m emungkinkan
hormon hipofisis anterior mencapai nukleus hipotalamus dan kemudian
mengeluarkan regulasi umpan balik dari sekresi mereka sendiri.
Fungsi penting dari sirkulasi portal hipofisis dapat ditunjukkan
pada manusia. Operasi transeksi tangkai hipofisis, yang menghalangi
aliran darah melalui sirkulasi portal, menghasilkan atrofi organ reproduksi
dan beberapa abnormalitas hormon lainnya.

2.3 Hormon Hipotalamus


Hormon hipotalamus adalah sumber peptida yang menstimulasi
atau menghambat pelepasan hormon oleh kelenjar hipofisis anterior. Yang
termasuk hormon stimulator adalah thyrotropin-releasing hormone (TRH),
growth-hormone-releasing hoemone (GHRH), corticotropin-releasing
hormone (CRH), dan gonadotropin-releasing hormon (GnRH). Saat ini
diketahui bahwa GnRH menstimulasi sekresi FSH maupun LH dari
kelenjar hipofisis anterior. Hormon penghambat meliputi growth-
hormone-inhibiting-hormone atau somatostatin. Somatostatin juga
menghambat pelepasan TRH yang terstimulasi oleh tirotropin. Selain itu
hormon prolaktin yang disekresi oleh hipofisis anerior juga terhambat oleh
dopamin sebagai prolactin-inhibiting factor (PFI) hipotalamik primer,
namun selain itu GnRH-associated peptide (GAP) dari eminensia mediana
juga berpotensi sebagai penghambat sekresi prolaktin.
Seperti yang ditunjukkan pada beberapa pengambilan contoh
perifer, produk hormon hipofisis, hormon hipotalamik, GHRH, CRH, TRH
dan GnRH, tampaknya dilepaskan dengan cara pulsatile. Selain itu CRH
menunjukkan variasi diurnal, kemungkinan dari sistem limbik otak.

2.4 Neuroendokrinologi reproduksi


Area pokok sintesis GnRH dalam hipotalamus adalah di dalam
nukleus arkuatus, yang terletak pada basal organ. Akson berkembang dari
nukleus arkuatus ke eminensia mediana dan menjadi asluran tubero
infundibularis. Saat ini telah diketahui bahwa pelepasan GnRH
dipengaruhi oleh amine biogenik (seperti dopamin, nor-epinefrin,
epinefrin). Yang disisntesis di area otak yang lebih tinggi, yang mungkin
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti stress atau emosi. Mayoritas badan
sel neural yang mensintesis amine biogenik terletak didalam batang otak.
Akson dikirim melalui jaringan otak media depan dan akhirnya
menghilang di beberapa area otak, termasuk hipotalamus.
Bukti saat ini mendukung dugaa bahwa nor-epinefrin memiliki
efek stimulatoris pada sekresi GnRH dan bahwa opiat peptida (β-endorfin)
memiliki sifat penghabat (inhibitor). Sebaliknya, masih terdapat
pemahaman yang belum jelas mengenai dinamika interaksi dopamin dan
sekresi GnRH. Dalam beberapa percobaan tampaknya menjadi stimulator
dan dalam situasi lainnya menjadi inhibitor terhadap pelepasan GnRH.
Sekresi hormon gonadotropin dari glandula hipofisis juga bersifat
pulsatile. Pengambilan sampel secara rutin (setiap 10 menit) dari darah
perifer menunjukkan fluktuasi konsentrasi LH dan FSH yang periodik baik
pada laki-laki maupun perempuan. Penelitian dan studi klinis
menunjukkan bahwa sekresi pulsatile GnRH dari hipotalamus merupakan
prasyarat bagi sekresi hormon gonadotropin dari glandulahipofisis. Umur
GnRH yang sangat pendek (<3 menit) dalam sirkulasi membuat
pengukuran langsung sekresinya pada manusia hampir tidak mungkin.
Melatonin, yang disekresi oleh kelenjar pineal atau epifisis serebri,
merupakan suatu neurotransmitter natural yang berperan penting dalam
berbagai aspek biologik maupun fisiologik. Hormon melatonin selain
berkaitan dengan fungsi sistem saraf pusat juga mempunyai efek yang
sangat berpengaruh dalam regulasi fungsi reproduksi termasuk sat
terjadinya lonjakan LH. (chaudary, 2009)
GnRH adalah sebuah dekakpeptida. Rangkaian asam amino
tersebut bertindak sebagai stimulator pelepasan LH akut dan FSH dari sel
gonadotrop pada lobus anterior hipofisis sekaligus sebagai regulator
sintesis gonadotrop. GnRH berpengaruh terhadap sel gonadotrop lobus
anterior hipofisis dengan mengikat ke membran sel reseptor tertentu.
Terdapat variabilitas individual dalam pola pelepasan pulsatile GnRH,
namun pola umumnya dapat dimenegerti. Dalam satu fase siklus haid
manusia, saat estrogen dari ovarium berada pada konsentrasi terendahnya
(fase folikuler awal). Ferekuensi lonjakan kira-kira setiap 90 menit.
Kemudian dengan munculnya estrogen. Frekuensi lonjakanmeningkat
setiap 60 menit. Setelah ovulasi, terdapat penurunan yang sangat drastis
dan terus menurun Frekuensinya menjadi satu lonjakan setiap 360 menit.
Pelambatan frekuensi lonjakan GnRH berkaitan dengan durasi eksposur
progesteron, yang dikeluarkan setelah ovulasi.
Mekanisme hormon steroid gonadal dalam memodifikasi pola
pelepasan neuron GnRH kemungkinan melibatkan pertukaran pada tingkat
amine biogenik hipotalamus dan opian endogen. Seperti telah disebut
diawal, norepinefrin diketahui menstimulasi pelepasan GnRH. Endorfin
opiat endogen mengurangi frekuensi lonjakan GnRH. Saat reseptor opiat
dalam CNS diblokir oleh naloxone antagonis opiate, frekuensi lonjakan
pada perempuan setelah ovuulasi meningkat pesat.

2.4 Hipofisis anterior


Kelenjar Hipofisis Anterior terbagi menjadi 2 (dua) yaitu hormon
tropik dan hormon non tropik. Hormon tropik menghasilkan enam hormon
yang merangsang kelenjar hormon (endokrin) lainnya, yaitu :
a. Hormon pertumbuhan (Growth Hormone)
Meningkatkan pertumbuhan seluruh tubuh dengan cara
mempengaruhi pembentukan protein, pembelahan sel, dan
deferensiasi sel.
Hipersekresi hormone pertumbuhan pada masa
pertumbuhan akan mengakibatkan pertumbuhan yang tak
terkendali/ menjadi lebih cepat yang disebut Gigantisme.
Sedangkan bila hipersekresi pada masa dewasa akan
mengakibatakan oertumbuhan tidak normal pada beberapa bagian
tubuh. Yang paling terlihat adalah pertumbuhan jari tangan yang
tidak normal, seperti bemgkak serta raqut wajah yang kelihatan
lebih tebal kulitnya, dagu memanjang. Pertumbuhan seprti ini
dkenal dengan akromegali. Pertumbuhan akromegali biasanya
terjadi diatas usia 25 tahun.
Hipo sekresi hormone pertumbuhan akan menyebabkan
pertumbuhan kreatisme/ dwarfisme, yaitu pertumbuhan yang
terhambat. Pada pertumbuhan ini pertumbuhan berjalan normal,
hanya saja pertumbuhan tulang sangat terhambat.
b. Adrenocorticotropic Hormone (ACTH)
Mengatur sekresi beberapa hormon adrenokortikal, yang
selanjutnya akan mempengaruhi metabolism glukosa, protein dan
lemak.
c. Thyroid Stimulating Hormone (TSH)
Mengatur kecepatan sekresi tiroksin dan triiodotironin oleh
kelenjar tiroid, dan selanjutnya mengatur kecepatan sebagian besar
reaksi kimia diseluruh tubuh.
d. Prolaktin
Meningkatkan pertunbuhan kelenjar payudara dan produksi
air susu, dan memacu ovarium untuk menghasilkan hormone
estrogen dan progesterone. Hormone ini mempunyai lambang PRL.
e. Hormon Perangsang Folikel dan Hormon Lutein
Mengatur pertumbuhan gonad sesuai dengan aktivitas
reproduksinya.
Gambar 2. Hormon yang dihasilkan hipofisis lobus anterior beserta organ
Targetnya

2.5 Hipofisis Posterior


Kelenkar hipofisis posterior atau neurohipofisis adalah perluasan dari
dasar otak, dan terdiri dari akson terminal dari sel yang berlokasi dalam
hipotalamus. Sel saraf ini termasuk sistem neurosekretori magnoselular.
Badan sel terletak pada nuklei hipotalamik paraventrikular dan supraoptic.
Sistem ini disebut magnoselular karena badan sel terlalu besar yang
terlihat pada kedua nuklei hipotalamus. Dua hormon utama yang disitesis
dalam nuklei dan ditransportasikan oleh aliran aksonal ke terminal saraf
adalah oxytocin dan vasopresin. Masing-masing berikatan dengan protein
pembawa disebut neurophysin.
Terdapat empat jalur sektoral utama dari neuron nukleus
paraventrikular dan supraoptic. Yang pertama melalui kelenjar hipofisis
langsung menuju sirkulasi perifer; yang kedua secara langsung menuju
sirkulasi portal hipofisis melalui proyeksi neuron pada tingkat eminensia
mediana; ketiga adalah menuju cairan serebrospinal melalui ventrikel
ketiga; dan keempat melibatkan proyeksi neuron ini ke batang otak dan
sum-sum tulang belakang.
Peran fisiologis utama dari vasopresin (ADH) adalah menjaga
homeostatis air pada organisme melalui kendali permeabilitas cairan dari
saluran duktus nefron. Oksitosin terlibat dan keluarnya air susu slama
periode post pasrtum. Hormon ini juga memainkan peran selama kelahiran
dengan kontribusi terhadap kontraksi uterus dan keluarnya janin.

Gambar 3. Hormon yang dihasilkan hipofisis lobus posteriorr beserta organ


Targetnya
2.6 Hipofisis Pars Intermedia
Daerah kecil diantara hipofisis anterior dan posterior yang relative
avaskular, yang pada manusia hamper tidak ada sedangkan pada bebrapa
jenis binatang rendah ukurannya jauh lebih besar dan lebih berfungsi.
Hipofisis bagian tengah ini hanya menghasilakan melanosit stimulating
hormone (MSH). Hormin ini mempengaruhi warna kulit individu karena
MSH mensekresi pigmen warna (melanin).
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
1. Hipotalamus merupakan bagian kecil otak yang menerima input baik
langsung maupun tidak dari semua bagian otak. Hipofisis merupakan sebuah
kelenjar sebesar kacang polong diameternya kira-kira 1 cm dan beratnya 0,5-1
gram, yang terletak di dalam struktur bertulang (sela tursika) di dasar otak.
2. Hormon hipotalamus adalah sumber peptida yang menstimulasi atau
menghambat pelepasan hormon oleh kelenjar hipofisis anterior.
 Hormon stimulator adalah:
thyrotropin-releasing hormone (TRH), growth-hormone-releasing
hoemone (GHRH), corticotropin-releasing hormone (CRH), dan
gonadotropin-releasing hormon (GnRH).
 Hormon penghambat meliputi:
Growth-hormone-inhibiting-hormone atau somatostatin, GnRH-
associated peptide (GAP).
3. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga:
 Hipofisis Anterior (Adenohipofisis)
Hormon yang dihasilkan : GH, LTH, TSH, ACTH,
GONADOTROPIC
 Hipofisis Posterior (Neurohipofisis)
Hormon yang dihasilkan : ADH, OKSITOSIN
 Hipofisis Pars Intermedia
Hormon yang dihasilkan : MSH
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, M, Baziad, A, Prabowo, RP (Eds), 2011. Ilmu Kandungan Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Decroli E, Kam A, 2017, “Dampak Klinis Thyroid Stimulating Hormone”.
Jurnal kesehatan andalas, Vol. 6.
Greenstein B dan Wood DF. 2010. At a Glance Sistem Endokrin (edisi
kedua). Alih bahasa : Yasmine E dan Rachmawati AD. Jakarta : Penerbit
Erlangga
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Kedokteran : dari Sel ke Sistem.
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai