Anda di halaman 1dari 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/269705863

Hama Thrips

Conference Paper · May 2010


DOI: 10.13140/2.1.1013.6646

CITATIONS READS

0 6,667

1 author:

Wahyu Sylvitria
AGRO MANDIRI JAYA, pt.
8 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

JUN and Solomon teak clones multi-location trials in determining the clones recommended for each region View project

All content following this page was uploaded by Wahyu Sylvitria on 19 December 2014.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


JURUSAN AGRIBISNIS
THRIPS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NUSA BANGSA

Bab I
KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI

1.1 KLASIFIKASI
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Sub Kelas : Pterygota
Super Ordo : Exopterygota
Ordo : Thysanoptera (thysanos = umbai; pteron = sayap)
Sub Ordo : Terebrantia
Tubulifera
Famili : Thripidae
Genus : Thrips
Spesies : Thrips tabaci (thrips bawang)
Dorsalis scirtothrips
Thrips fuscipennis (thrips mawar)
Thrips palmi (thrips melon)
Frankliniella tritici
Thrips parvispinus (thrips cabai)
Frankliniella occidentalis (western flower thrips)
Frankliniella intonsa (the European flower thrips)
Aelothrips fasciatus
Ceratothrips ericae
Heliothrips haemorrhoidalis (thtips greenhouse)
Hercinothrips femoralis
Parthenothrips dracaenae
Thrips atratus
Thrips nigropilosus
Thrips simplex
Thrips trehernei
Thrips vulgatissimus

1.2 MORFOLOGI
Thrips adalah kelompok serangga berukuran kecil, bertubuh ramping,
yang termasuk ke dalam ordo Thysanoptera (thysanos = umbai;
pteron = sayap). Thrips adalah kata Yunani yang juga bisa berarti
kutu kayu. Jadi golongan ini terdiri dari serangga yang bersayap
umbai, yang menjadi salah satu ciri morfologis yang paling penting.
Hingga kini, 5000 spesies thrips telah diidentifikasi. Lima puluh
persen di antara spesies thrips tersebut makan jamur, baik pada hifa
maupun spora jamur, dan sisanya adalah pemakan tumbuhan dan
predator thrips yang lain.
Thrips bertubuh silindris memanjang, dengan panjang hanya 1 – 2 mm, meskipun
ada yang mencapai 13 mm, dan kebanyakan berwarna hitam. Thrips mempunyai alat
mulut yang bertipe pencucuk-pengisap, meskipun lebih tepat disebut sebagai

DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN  WAHYU SYLVITRIA B. (NPM: 41205420109013) Hal. 1 dari 12


JURUSAN AGRIBISNIS
THRIPS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NUSA BANGSA

pemarut. Bentuknya pendek, buntak, tidak simetris. Thrips akan mengisap cairan
tumbuhan yang keluar dari jaringan yang terlebih dahulu dilukai dengan mulutnya.
Thrips adalah serangga yang mobilitasnya rendah;
meskipun mereka mempunyai sayap, mereka tidak
banyak menggunakannya untuk terbang. Oleh karena
itu, thrips mudah ditemukan secara berkelompok
menghuni sehelai daun bersama dengan telur dan
nimfanya.
Reproduksi thrips tergolong tinggi, dan beberapa di
antaranya mempunyai model reproduksi partenogenesis,
beberapa arrhenotoky (partenogenesis dengan telur
yang tidak dibuahi menjadi individu jantan haploid) dan
thelytoky (partenogenesis dengan telur yang tidak
dibuahi menjadi individu betina). Metamorfosis thrips di
antara tipe hemimetabola (sederhana) dan sempurna,
karena melewati masa prepupa dan pupa yang inaktif.
Jadi, dua tahap nimfa sifatnya aktif, diikuti oleh tahap
ketiga yang disebut prepupa, dan tahap keempat yang
berupa pupa.
Beberapa spesies tirip predator ditemukan di alam, misalnya spesies yang termasuk
ke dalam famili Aeolothripidae. Sementara itu, tirip dari famili Merothripidae makan
pada jamur yang tumbuh pada bagian tumbuhan yang sudah lapuk. Tirip juga
dibuktikan merupakan serangga penyerbuk, mungkin karena aktivitasnya pada
bunga secara tidak sengaja memindahkan serbuk sari.
Beberapa spesies thrips juga berbahaya karena menularkan patogen, misalnya virus
dari golongan Tospovirus. Nimfa instar satu dan awal instar dua Frankliniella
occidentalis (famili Thripidae) dapat menularkan Tomato spotted wilt virus (TSWV),
salah satu jenis penyakit berbahaya pada tomat.

1.3 SIKLUS HIDUP THRIPS


Siklus hidup thrips terdiri atas empat fase, yaitu telur, fase larva dan nimfa, fase prs-
pupa dan pupa, dan imago dewasa. Satu siklus bisa memakan waktu satu bulan,
namun bervariasi tergantung pada temperatur dan spesiesnya.
Telur dari hama ini berbentuk oval atau bahkan mirip seperti
ginjal manusia. Ordo ini dibagi menjadi dua sub-ordo, yaitu
Terebrantia dan Tubulifera. Dua subordo ini dibedakan oleh
bentuk ujung abdomen. Thrips Terebrantia mempunyai ujung
abdomen berbentuk tumpul, dan mempunyai ovipositor untuk
menyisipkan telur, sedangkan thrips Tubulifera mempunyai
ujung abdomen berbentuk silinder. Telur Tubulifera dikeluarkan melalui ovipositor
yang dapat ditarik ulur.
Ukuran telurnya sangat kecil maka sering tak terlihat dengan mata telanjang. Telur ini
diletakkannya dalam jumlah yang banyak, dengan rata-rata 80 butir tiap induk. Letak
telur akan mudah diketahui dengan memperhatikan bekas tusukan pada bagian
tanaman tersebut dan biasanya disekitar jaringan tersebut terdapat pembengkakan.
Telur-telur ini akan menetas sekitar 3 atau 7 hari setelah peletakan oleh imago betina.

DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN  WAHYU SYLVITRIA B. (NPM: 41205420109013) Hal. 2 dari 12


JURUSAN AGRIBISNIS
THRIPS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NUSA BANGSA

Telur thrips sub-ordo Terebrantia yang disuntikkan ke dalam jaringan daun

Larva yang baru menetas segera memakan jaringan tanaman. Nimfa Mereka sangat
mobile dan sering berpindah ke bagian lain dari tanaman. Nimfa trips instar pertama
berbentuk seperti kumparan, berwarna putih jernih dan mempunyai 2 mata yang
sangat jelas berwarna merah, aktif bergerak memakan jaringan tanaman. Sebelum
memasuki instar kedua warnanya berubah menjadi kuning kehijauan, berukuran 0,4
mm, kemudian berganti kulit.

Fase Larva dan Nimfa

Pada instar kedua ini trips aktif bergerak mencari tempat yang terlindung, biasanya
dekat urat daun atau pada lekukan-lekukan di permukaan bawah daun. Trips instar
ke dua berwarna lebih kuning, panjang 0,9 mm dan aktifitas makannya meningkat.
Pada akhir instar ini, thrips turun ke tanah dan menjadi pupa pada atau di bawah
permukaan tanah. Dalam beberapa spesies tahap pre-pupa dan pupa tetap berada
pada tanaman. Tahap pupa tahan terhadap insektisida.
Pada stadium prapupa maupun pupa, ukuran trips lebih pendek dan muncul 2
pasang sayap dan antena, aktifitas makan berangsur berhenti

DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN  WAHYU SYLVITRIA B. (NPM: 41205420109013) Hal. 3 dari 12


JURUSAN AGRIBISNIS
THRIPS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NUSA BANGSA

Fase Pra-pupa dan pupa

Fase dewasa (imago) adalah tahap reproduksi dan bersayap. Thrips adalah
penerbang yang buruk, tetapi sayap berumbai mereka memungkinkan mereka untuk
dengan mudah dibawa oleh angin.

Fase dewasa

Imago akan bergerak lebih cepat dibanding dengan nimfanya, telah memiliki sayap
yang ukurannya relatif panjang dan sempit, imago ini tubuhnya berwarna kuning pu-
cat sampai kehitam-hitaman. Serangga dewasa berukuran 1-2 mm. Imago betina
dapat bertelur sampai 80 butir yang diletakkannya ke dalam jaringan epidhermal
daun dengan bantuan ovipositornya yang tajam. (Direktorat Perlindungan Tanaman,
1992).

DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN  WAHYU SYLVITRIA B. (NPM: 41205420109013) Hal. 4 dari 12


JURUSAN AGRIBISNIS
THRIPS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NUSA BANGSA

Siklus hidup thrips

DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN  WAHYU SYLVITRIA B. (NPM: 41205420109013) Hal. 5 dari 12


JURUSAN AGRIBISNIS
THRIPS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NUSA BANGSA

Bab II
DAMPAK SERANGAN TERHADAP TANAMAN

2.1 DAMPAK LANGSUNG PADA TANAMAN


Beberapa spesies thrips berperan sebagai hama
penting, selain karena menimbulkan kerusakan
akibat aktivitas makan. Gejala serangan thrips amat
khas. Daun yang terserang biasanya akan berwarna
kekuning-kuningan, berbintik-bintik coklat, saling
mengatup, dan berubah bentuk (malformasi).
Bagi petani bunga potong, serangan thrips dapat
menyebabkan kerugian yang sangat besar. Bunga
cacat dan tidak laku dijual, atau harganya sangat
murah. Serangan thrips pada bunga dimulai sejak Paprika terserang thrips
awal pembungaan sampai mekar.

Gejala serangan thrips pada berbagai komoditas pertanian

2.2 DAMPAK LANJUTAN PADA TANAMAN


Thrips telah menjadi vektor dari setidaknya
empat kelompok virus, yaitu bunya-viruses,
ilarviruses, sobemoviruses, dan caroviruses
(Ullman et al., 1994). Delapan spesies
thrips dilaporkan sebagai vektor TSWV,
yaitu Thrips tabaci Lindeman, Thrips
setosus Moulton, Thrips palmi Karny,
Frankliniella schultzei Trybom, Frankliniella
occidentalis (Pergande), Frankliniella fusca
(Hinds), dan Frankliniella intonsa Trybom
(Wijkamp et al., 1995, Ullman et al, 1997).
Jelas, Frankliniella occidentalis (western flower thrips atau thrips bunga barat) dan
Thrips tabaci (thrips bawang) adalah vektor umum dan penting dari beberapa virus
tanaman di banyak daerah di dunia.
43 spesies thrips telah ditemukan di kebun tembakau di daerah Georgia, dan banyak
dari spesies yang sama dite-mukan pada sayuran dan tanaman lain. Namun, hanya

DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN  WAHYU SYLVITRIA B. (NPM: 41205420109013) Hal. 6 dari 12


JURUSAN AGRIBISNIS
THRIPS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NUSA BANGSA

lima jenis yang sering ditemui selama musim tanam dan termasuk thrips tembakau,
thrips bunga barat, thrips bunga, Frankliniella bispinosa (Morgan), dan Limothrips
cerealium Haliday (thrips gandum). Frankliniella fusca adalah spesies yang mendo-
minasi pada dedaunan, dan biasanya menyumbang lebih dari 90 persen dari semua
thrips dedaunan.
Pada tanaman tomat, TSWV terutama ditularkan oleh thrips bunga barat,
Frankliniella occidentalis (Pergande), dan thrips tembakau, Frankliniella fusca
(Hinds). Thrips tabaci (virus bawang) menularkan virus mozaik (virus kuning) pada
tanaman legum dan solanaceae. Tanaman yang sudah terserang virus mozaik
sangat sulit untuk disembuhkan dan bahkan harus dimusnahkan agar tidak menulari
tanaman lain. Virus mozaik membuat tanaman kerdil dan pertumbuhan terhenti,
sehingga tanaman menjadi tidak produktif.

DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN  WAHYU SYLVITRIA B. (NPM: 41205420109013) Hal. 7 dari 12


JURUSAN AGRIBISNIS
THRIPS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NUSA BANGSA

Bab III
PENGENDALIAN

3.1 PENCEGAHAN
Pencegahan tanaman dari serangan thrips dapat dilakukan dengan cara:
 Pemasangan mulsa plastik hitam-perak, selain berfungsi sebagai pengendali
gulma, mulsa plastik hitam-perak ini juga berfungsi memantulkan cahaya
matahari ke bagian permukaan bawah daun (tempat thrips bersembunyi). Selain
itu, mulsa plastik juga akan menghambat sebagian thrips untuk masuk ke dalam
tanah pada fase pupa.
 Pengendalian kelembaban dan suhu. Thrips menyukai tempat yang lembab
dengan suhu sejuk. Oleh sebab itu, atur jarak tanam, lakukan perempalan/
pemangkasan pada tanaman agar sirkulasi udara lancar dan dapat mengurangi
kelembaban serta meningkatkan suhu di sekitar pertanaman.
 Membuat pagar tanaman buffer (penyangga). Tanaman penyanga ini adalah
tanaman yang disukai oleh hama, sehingga pengendalian hama cukup dilakukan
pada tanaman penyangga. Contoh: Terung dan kacang panjang sebagai tanaman
penyangga untuk kebun cabai.
 Bawang putih dapat digunakan sebagai penolak/pengusir thrips. Bawang putih
yang di haluskan dan disemprotkan ke tanaman akan masuk ke dalam jaringan
tanaman. Karena hama thrips ini tidak suka dengan bawang maka hama akan
kabur dari tempat persembunyiannya. Pegendalian ramah lingkungan ini bisa
dikombinasikan dengan insektisida kimia untuk thrips.

3.2 PENGENDALIAN
Sebagai indikator, pada saat ditemukan 10 nimfa/ daun atau kerusakan tanaman
mencapai 15 % pada tanaman padi dan sayuran, maka perlu dilakukan pengendalian
(eradikasi).

3.2.1 Pengendalian Secara Mekanis


Pengendalian secara mekanis ini meliputi:
 Memasang perangkap perekat misalnya dengan menggunakan Insect Adhesif
Trap Paper (IATP) berwarna kuning.
 Melakukan pembersihan manual menggunakan kuas dan larutan air sabun. Hal
ini hanya dilakukan untuk tanaman buah dalam pot (tambulampot) dan tanaman
hias, tidak efektif dan efisien untuk diaplikasikan di kebun.
 Menyediakan kondisi pertumbuhan yang baik bagi tanaman untuk memastikan
pertumbuhan yang cepat. Stres lingkungan yang melemahkan tanaman membuat
mereka lebih rentan terhadap serangan thrips. Secara khusus, tanaman di bawah
tekanan air sangat rentan terhadap kerusakan thrips langsung. Irigasi yang
memadai merupakan faktor penting dalam meminimalkan kerusakan.
 Membajak dan mengerikan, dan solarisation dapat membunuh kepompong di
tanah dari tanaman sebelumnya.

DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN  WAHYU SYLVITRIA B. (NPM: 41205420109013) Hal. 8 dari 12


JURUSAN AGRIBISNIS
THRIPS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NUSA BANGSA

3.2.2 Pengendalian Secara Biologi


3.2.2.1 Predator
Karena ukurannya yang kecil dan tingkat reproduksi yang tinggi, thrips sulit untuk
dikendalikan secara konvensional (mekanis) dan biologis. Predator thrips harus
berukuran kecil dan ramping, sehingga mampu untuk masuk ke celah-celah tempat
thrips bersembunyi dan memangsa telur dan larvanya. Hanya dua famili parasitoid
hymenoptera yang diketahui sebagai parasit telur dan larva thrips, yaitu Eulophidae
dan Trichogrammatidae. Agen biokontrol lain dari adalah aphid wasp (tawon kutu),
kutu anthocorid dari genus Orius , dan tungau Phytoseiid. Untuk alasan ini, banyak
petani terkadang terpaksa harus membatasi penggunaan pestisida untuk mengen-
dalikan populasi thrips di lapangan dan di rumah kaca.
(a) Lady Bugs (Hippodamia convergens)

(b) Brown lacewing (Micromus timidus)

(c) Green Lacewing (Chrysoperia carnea)

DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN  WAHYU SYLVITRIA B. (NPM: 41205420109013) Hal. 9 dari 12


JURUSAN AGRIBISNIS
THRIPS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NUSA BANGSA

(d) Hover Fly

(e) Rove Beetle

(f) Thrips Predator

(g) Tungau Predator (Phytoseiulus persimilis)

DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN  WAHYU SYLVITRIA B. (NPM: 41205420109013) Hal. 10 dari 12


JURUSAN AGRIBISNIS
THRIPS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NUSA BANGSA

(h) Amblyseius swirskii

(i) Amblyseius cucumeris

3.2.2.2 Parasit
Strategi lain yang efektif untuk mengendalikan thrips adalah insektisida biologis,
termasuk Beauveria bassiana atau Verticillium lecanii. Strategi ini menunjukkan efek
yang signifikan pada telur, larva dan thrips dewasa.
(a) Beauveria bassiana (Balsamo) Vuillemin
Jamur Beauveria bassiana adalah jamur mikroskopik dengan tubuh berbentuk
benang- benang halus (hifa). Kemudian hifa-hifa tadi membentuk koloni yang disebut
miselia. Jamur ini tidak dapat memproduksi makanannya sendiri, oleh karena itu ia
bersifat parasit terhadap serangga inangnya.
(b) Metarhizium anisopliae var anisopliae
Jamur M. anisopliae ini pertama kali ditemukan oleh Metschikoff pada tahun 1879,
jamur ini bersifat parasitik terhadap serangga termasuk kumbang kelapa. Jamur
ini biasanya disebut Green Muscardine Fungus dan tersebar diseluruh dunia. Jamur
ini pertama kali digunakan untuk mengendalikan hama kumbang kelapa lebih dari 85
tahun yang lalu, dan sejak itu digunakan dibeberapa Negara termasuk Indonesia
(Tanada dan Kaya, 1993).

3.2.3 Pengendalian Secara Kimia


Pengendalian secara kimia secara umum ialah menggunakan insektisida baik yang
sintetis maupun organik. Penyemprotan insektisida kimia secara bijaksana dan
aplikasi yang tepat, seperti:
 Noozle diatur sedemikian rupa agar larutan insektisida keluar dalam bentuk kabut
(fogging), sehingga partikel larutan dapat masuk ke sela-sela bagian tanaman
(tempat bersembunyi thrips) secara merata.
 Penyemprotan insektisida dilakukan pada pagi dan/atau sore hari ketika thrips
masih berkeliaran di permukaan tanaman dan dikonsentrasikan pada bagian
permukaan bawah daun, tunas, bunga, dan pucuk tanaman.

DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN  WAHYU SYLVITRIA B. (NPM: 41205420109013) Hal. 11 dari 12


JURUSAN AGRIBISNIS
THRIPS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NUSA BANGSA

DAFTAR PUSTAKA

Budhiyono, Wahyu S. (2006). Pengendalian Hama Terpadu dengan Agen Hayati


dalam Pertanian Organik. Papper dalam pelatihan pertanian organik PT.
Mars Agro Indonesia.
Budhiyono, Wahyu S. (2007). Penggunaan Nano Green dalam Menanggulangi
Wabah Virus Mozaic Pada Tanaman Pepaya. Laporan Riset PT. Mars Agro
Indonesia.
Budhiyono, Wahyu S. (2011). Budidaya Tanaman Cabai Dengan Nutrimas. Sisdur
aplikasi produk Nutrimas pada tanaman cabai (Capsicum annum). PT.
Nutrimas Agro Indonesia.
Website Center for Invasive Species Research, University of California Riverside.
Tulisan dan email dengan John Trumble, Professor of Entomology.
http://faculty.ucr.edu/~john/TrumbleHome/Trumblelab.htm
Lewis, T. 1997. Thrips as crop pests. CAB International, Oxon, GB. CAB Inter-
national, Oxon, GB. (E-book, downloaded 20/10/2011)
WB Hunter, DE Ullman & A. Moore (1997). "Electronic monitoring: characterizing the
feeding behavior of western flower thrips (Thysanoptera: Thripidae)". di MM
Ellsbury, EA Backus & DL Ullman. History, Development, and Application of
AC Electronic Insect Feeding Monitors. Thomas Say Publications in
Entomology. Halaman 73-85. (E-book, downloaded 20/10/2011)
WDJ Kirk (1996) Thrips: Naturalists' Handbooks 25. The Richmond Publishing
Company. (DocStock, downloaded 20/10/2011)

DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN  WAHYU SYLVITRIA B. (NPM: 41205420109013) Hal. 12 dari 12

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai