Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ANALISIS EPIDEMIOLOGI

INTERPRETASI DATA

Oleh:

Shafa Mutiara Afifah 25010116120114


M. Wahyu Nugraha Ajie 25010116130152
Nida Nadhifah 25010116140298
Ausy Hawais Monasel 250101640257
Ramadhani Patria Sekartami 25010116120016
Michelle Christo 25010116140255
Tutut Okta Hardiyanti 25010116120078
Muhammad Izza Fikro Fauzi 25010116120049
Alya Amarie 25010116130317
Andri Setiawan 25000118183008
Fajar Nur Hidayah 25010116130230
Putri Febrianti 25010116140248

EPIDEMIOLOGI DAN PENYAKIT TROPIK

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
Pittsburgh MSA OTC Electrolyte Sales vs Rotavirus

5
Std Dev From Mean

4
3 OTC
2 Electrolyte
1 HC-4
0 Rotavirus
-1
-2
1 1 /2 0

24 01

/ 1
24 01
24 01

24 01
24 01

24 01

24 01

1 1 /2 1
0

4/ 0
24 00

4/ 1
01
/2 0 0

24 0

/2 0 0
/2 0 0
/2 0

/2 0 0
/2 0 0
2/ 20
3 / /2 0

4/ 20
5 / /2 0

6/ 20
7 / /2 0

8/ 20

9/ 20
0
1/ 20

20
10 4/2

1 0 /2
1 2 4 /2

1 2 4 /2
/

/
4

4
2
9/

Date

1. Interpretasi :
Pada Grafik Penjualan OTC Electrolyte vs Rotavirus dapat dilihat bahwa penjualan OTC Electrolyte
sebanding dengan jumlah kasus yang disebabkan oleh Rotavirus. Pada saat jumlah kasus mengalami
kenaikan, penjualan OTC electrolyte juga ikut mengalami kenaikan, begitu pula saat jumlah kasus
menurun, penjualan OTC Electrolyte mengalami penurunan. Berdasarkan data standar deviasi, jumlah
kasus yang disebabkan oleh Rotavirus dan penjualan OTC Electrolyte mengalami kenaikan mulai 24
November 2000 hingga puncak kasus dan penjualan terbanyak terjadi pada 24 Februari 2001, setelah
itu jumlah kasus dan penjualan mulai menurun hingga akhirnya cenderung stabil pada 24 Juni 2001
sampai 24 Desember 2001.

2. Interpretasi :
Faktor risiko kasus AIDS di Indonesia pada kelompok berisiko tinggi seperti homoseks, heteroseks, IDU,
dan kasus AIDS dengan penyebab yang lainnya ditunjukkan dalam grafik pada tahun 1987-sekarang.
Grafik tersebut menunjukkan penurunan dan kenaikan factor risiko pada setiap kategori. Untuk
kategori homoseks mengalami penurunan secara terus menerus dari angka 64,7 pada tahun 1987-1990
menjadi 4,2 pada tahun 2001-sekarang. Sedangkan untuk kategori heteroseks besar factor risiko
mengalami peningkatan pada tahun 1987 sampai tahun 2000 dengan nilai 17,6 menjadi 72,5, tetapi
pada tahun yang sama besar factor risiko mengalami penurunan menjadi 46,7 pada tahun 2001-
sekarang. Faktor risiko IDU mengalami peningkatan secara terus menerus dari tahun 1987-sekarang
dengan nilai 0 menjadi 66,4. Faktor risiko lain mengalami penurunan pada tahun 1987-1995 dengan
nilai 11,8 menjadi 1,8 dan konstan sampai sekarang. Untuk Faktor risiko pada kelompok yang tidak
diketahui penyebabnya, meningkat pada tahun 2000-sekarang dengan nilai 0 menjadi 9,8
3. Interpretasi :
Pada tabel Pola Pencarian Pengobatan Keluarga, dapat dilihat bahwa jenis pencarian pengobatan yang
paling banyak dilakukan keluarga adalah dengan pergi ke orang pintar (60%) dan yang paling sedikit
dilakukan keluarga adalah tidak mencari pertolongan (5%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam
pencarian pengobatan, keluarga paling banyak memilih untuk melakukan pengobatan dengan pergi ke
orang pintar daripada jenis pengobatan yang lain.

4. Interpretasi :
Jumlah distribusi perokok di kota Jambi pada tahun 2012 sebesar 43.7%. subjek yang merokok dan
menderita TBC (25%) lebih rendah dibandingkan dengan yang Non TBC (62.5%). kemudian subjek bukan
perokok sebesar 56.3% dengan menderita TBC (75%) lebih tinggi dibandingkan Non TBC (37.5%).
sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kebiasaan merokok bukan merupakan salah satu faktor
penyebab TBC.
5. Interpretasi :
Korelasi antara kepercaraan terhadap dosen dengan motivasi belajar (r) adalah 0.416. Menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang sedang (0.4-0.599) antara keduanya. Nilai r hubungan antara tingkat
kepercayaan terhadap dosen dengan motivasi belajar adalah 0,008. Artinya, 0,008 < 0,05 dan dengan
demikian korelasi antara kedua variabel signifikan. Arah hubungannya positif karena nilai r positif,
dimana semakin tinggi kepercayaan terhadapd dosen, maka prestasi belajar juga semakin meningkat.
Nilai r tingkat kepercayaan terhadap dosen - motivasi belajar = 0,416 x 0,416 = 0,173 x 100% = 17,3%.
Maka sebesar 17,3% varian motivasi belajar dapat dijelaskan oleh tingkat kepercayaan terhadap dosen,
begitu pula sebaliknya.

6. Interpretasi :
Scatter plot berguna untuk melakukan pengujian terhadap seberapa kuatnya hubungan antara 2
variabel serta menentukan jenis hubungannya apakah positif atau negatif atau tidak ada hubungan
sama sekali.

Old faithful adalah geyser kerucut yang terletak di Taman Nasional Yellow Stone di Wyoming, AS.
Tercatat meletus selama 44-120 menit sejak tahun 2000.
Berdasarkan diagram scatter plot.
Diketahui jika erupsi berlangsung kurang dari 2,5 menit, maka akan ada interval (jeda) selama 60 menit.
Dan jika erupsi berlangsung lebih dari 2,5 menit atau sekitar 4-5 menit, maka akan ada interval (jeda)
selama 80-90 menit.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin lama durasi erupsi berlangsung, maka semakin lama
interval jeda waktu antar erupsinya yang berarti ada hubungan positif antara durasi erupsi dengan
waktu tunggu erupsi (jeda).
7. Interpretasi :
Dari 18 orang yang memiliki luka pada tubuh, sebesar 55,6% (10 orang) adalah kelompok kasus dan
sebesar 44,4% (8 orang) adalah kelompok kontrol.
Dari 52 orang yang tidak memiliki luka pada tubuh, sebesar 48,1% (25 orang) adalah kelompok kasus
dan sebesar 51,9% (27 orang) adalah kelompok kontrol.

Menurut crosstab status luka pada tubuh responden dapat disimpulkan bahwa dari 70 orang responden
terdapat 18 orang yang memiliki luka dan 52 orang tidak memiliki lula. Proporsi terbanyak adalah
responden yang tidak memiliki luka pada tubuh di kelompok kontrol sebesar 77,1% (27 orang) dan yang
paling sedikit yaitu responden memiliki luka pada tubuh di kelompok kontrol sebesar 22,9% (8orang).

Anda mungkin juga menyukai