Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ekologi Perairan,

Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Untirta


Th 2013 No. 1:1-9

EKOLOGI PERAIRAN TERGENANG


DI WILAYAH WADUK CIWAKA WALANTAKA
SERANG-BANTEN

Dedy Trimulya

Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian,


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

ABSTRAK
Waduk termasuk salah satu jenis dari perairan tergenang (standing
water atau lentik) yang terjadi karena buatan tangan manusia, yang dimana
memiliki ciri atau karakteristik: arus yang stagnan atau tenang, organisme yang
hidup di dalamnya tidak membutukan adaptasi khusus, ada stratifikasi suhu,
substrat umumnya berupa lumpur halus, dan residence time-nya lama. Waduk
Walantaka adalah salah satu waduk yang ada di Provinsi Banten, tapanya berada
di Desa Ampal Kecamatan Walantaka Kota Serang, Provinsi Banten, disana kita
mengamati parameter fisika, kimia dan biologi yang mempengaruhi waduk
tersebut, dan mendapatkan hasil diantaranya kedalaman dari waduk ciwaka adalah
0,4 Meter; pHnya 7 yang berarti netral; suhu permukaannya 2,9 C ; suhu kolom
perairannya 2,7 C ; suhu dasarnya 2,5 C ; kecerahan waduk yang diambil dari tiga
titik stasiun yang berbeda adalah 13,5 cm , 10,5 cm , 11,7 cm dan juga substrat
dari waduk ciwaka adalah lumpur halus; memiliki warna perairan yang berwana
hijau kecoklat-coklatan. Ada beberapa bentos yang didapat, seperti kerang kijing
dan juga keong emas; perifiton yang terdapat disana ialah Staurastum sp.dan
Characium sp. ; planktonnya yaitu Rhizoselenia dan lemanea.

Kata Kunci : Waduk, pH, Stagnan, Residence time

PENDAHULUAN hubungan timbal balik antar

Ekologi merupakan ilmu organisme hidup dengan

yang mempelajari hubungan- lingkungannya. Salah satu kajian dari

5
DEDY TRIMULYA (4443122584)

ekologi adalah ekosistem tempat perihal hubungan timbal balik antar


organism itu hidup. Ekosistem organisme perairan.
(satuan fungsi dasar dalam ekologi) Dalam pengamatan lapangan
adalah suatu sistem yang didalamnya ekologi perairan tergenang ini
terkandung komunitas hayati dan dibertujuan agar mahasiswa jurusan
saling mempengaruhi antara perikanan mengetahui ekosistem
komponen biotik dan abiotik. perairan tergenang khususnya waduk
Berdasarkan salinitasnya ekosistem ciwaka walantaka, dan bisa
perairan dibedakan menjadi tiga mengetahui parameter fisika,
yaitu ekosistem perairan tawar, parameter kimia, serta dapat
ekosistem perairan payau, dan mengetahui parameter biologinya.
ekosistem perairan laut (E.P. DEFINISI PERAIRAN
Odum,1998).
TERGENANG
Menurut Arfiati (2009),
Perairan tergenang disebut
ekosistem air tawar di ikuti oleh
juga perairan tenang (Lentik) yaitu
organisme dari tingkat sederhana
perairan dimana aliran air lambat
seperti bakteri, jamur dan lainnya
atau bahkan tidak ada aliran air sama
sampai organisme tingkat tinggi.
sekali. Arus tidak menjadi faktor
Ekologi Perairan adalah ilmu tentang
pembatas utama bagi biota yang
lingkungan yang mempelajari
hidup didalamnya. Contoh perairan
hubungan timbal balik / interaksi
lentik antara lain: waduk, danau,
antara organisme dan lingkungan.
kolam, telaga, situ rawa dan dan lain
Dimana lingkungan tersebut akan
(Barus, 2000)
mempengaruhi kenyamanan hidup
DEFINISI WADUK
organisme dengan faktor-faktor yang
terdapat didalamnya meliputi faktor Waduk (reservoir)

fisika (Suhu, Kecerahan, Arus), merupakan bangunan penampung air

faktor kimia (DO, pH), faktor biologi pada suatu Daerah Aliran Sungai

(plankton, substrat, bentos). (DAS) yang dimanfaatkan untuk

Sehingga, dengan mempelajari mengairi lahan pertanian, perikanan,

Ekologi perairan diharapkan regulator air (pengendali ban-jir),

mahasiswa mampu mengetahui tanggul penampungan air limpasan

Jurnal Ekologi Perairan,


Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Untirta
Th 2013 No. 1:1-9
Jurnal Ekologi Perairan,
Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Untirta
Th 2013 No. 1:1-9
yang dialirkan oleh outlet (sungai) ke Karena organisme cenderung
Waduk itu agar tidak mengalir dan menempati lingkungan yang bersuhu
tergenang pada tempat di bawahnya sesuai bagi kehidupannya.
dan dimanfaatkan untuk air minum, Menurut Wibawa (2010),
serta pari-wisata. Ekosistem Waduk menyatakan bahwa stratifikasi suhu
tak lepas dari pengaruh kondisi pada kolam air dikelompokkan
sungai-sungai yang mengalir masuk menjadi 3, yaitu:
(inlet) dari suatu daerah aliran 1. Lapisan Epilimnion yaitu lapisan
sungai. Daerah Aliran Sungai (DAS) sebelah atas perairan yang hangat
adalah suatu wilayah kesatuan eko- dengan penurunan suhu relatif kecil
sistem yang dibatasi oleh igir (dari 320 C menjadi 280 C).
pemisah air (water divide topo- 2. Lapisan termokim yaitu lapisan
graphy) yang di dalamnya terdapat tengah yang mempunyai penurunan
sistem sungai pengatus (penampung) suhu sangat tajam (dari 280 C
air hujan yang masuk ke waduk dan menjadi 210 C).
keluar melalui saluran lepas tunggal. 3. Lapisan lipolimnion yaitu lapisan
PARAMETER KUALITAS paling bawah dimana pada lapisan

AIR ini perbedaan suhu sangat kecil,


relatif konstan.
Parameter untuk menguji
kualitas air diperairan tergenang
KECERAHAN
khususnya waduk ada 2, yaitu : Menurut Pratama (2009),

Parameter fisika (Suhu, Kecerahan, menyatakan bahwa kecerahan

Salinitas) dan parameter kimia (pH, merupakan ukuran transportasi

DO, Karbondioksida, Alkalinitas, perairan, yang ditentukan secara

Amonium Nitrogen, Orthofosfat, visual dengan menggunakan

TOM, Nitrat Nitrogen) secchidisk. Kecerahan adalah


sebagian cahaya yang diteruskan ke
SUHU
dalam air dan dinyatakan dengan
Menurut Maire dalam Arfiati
(0/00), dari beberapa panjang
(1989), menyatakan bahwa suhu
gelombang di daerah spectrum yanh
secara ekologi akan mempengaruhi
terlihat cahaya yang melalui lapisan
penyebaran (distribusi) spesies.
sekitar 1 meter, jatuh agak lurus pada

5
DEDY TRIMULYA (4443122584)

permukaan air. Stratifikasi kolam air dibagi menjadi fitoplankton yaitu


pada perairan tergenang yang organisme plankton yang bersifat
disebabkan oleh intensitas cahaya tumbuhan dan zooplankton yaitu
yang masuk ke perairan dibagi plankton yang bersifat hewan (Barus,
menjadi 3 kelompok yaitu lapisan 2004: 25).
Eutrofik, lapisan Kompensasi dan PERIFITON
lapisan Preufondal.
Perifiton adalah hewan
pH maupun tumbuhan yang hidup di
pH adalah cerminan dari bawah permukaan air, sedikit
derajat keasaman yang diukur dari bergerak, melekat pada batu-batu,
jumlah ion hydrogen menggunakan ranting, tanah atau substrat lainnya.
rumus umum pH=-log(H+). Air Perifiton adalah campuran kompleks
murni terdiri dari ion H+dan dari alga, cyanobacteria,
OH- dalam jumlah berimbang hingga mikroba heterotrofik, dan detritus
pH air murni biasanya 7. Makin yang melekat pada dasar ekosistem
banyak ion OH- dalam cairan makin perairan . Perifiton juga dikenal
rendah ion H+ dan makin tinggi Ph. sebagai aufwuchs (Michael, 1984
Cairan demikian disebut cairan dalam Mahanal, 1998). Perifiton
alkalis. Sebaliknya makin banyak ion dari kelompok hewan pada umumnya
H+ makin rendah Ph dan cairan terdiri dari protozoa dan Rotifera,
tersebutbersifat masam. Sebagian sedangkan perifiton dari kelompok
besar danau ber pH 6-9. tumbuhan sebagian besar terdiri dari

PLANKTON mikroalga (Afrizal, 1992).

Plankton adalah organisme MAKROZOOBENTOS


yang melayang-layang di dalam air
Hewan yang hidup di dasar
yang gerakannya relative pasif (Suin,
perairan adalah makrozoobentos.
2002: 118). Kemampuan berenang
Makrozoobentos merupakan salah
organisme-organisme planktonik
satu kelompok terpenting dalam
demikian lemah sehingga
ekosistem perairan sehubungan
pergerakannya sangat dipengaruhi
dengan peranannya sebagai
oleh pergerakan-pergerakan air
organisme kunci dalam jaring
(Nybakken, 1992: 36). Plankton

Jurnal Ekologi Perairan,


Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Untirta
Th 2013 No. 1:1-9
Jurnal Ekologi Perairan,
Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Untirta
Th 2013 No. 1:1-9
makanan. Selain itu tingkat Makrobentos memiliki
keanekaragaman yang terdapat di peranan ekologis dan struktur
lingkungan perairan dapat digunakan spesifik dihubungkan dengan
sebagai indikator pencemaran. makrofita air yang merupakan materi
Hewan bentos seringkali digunakan autochthon. Karakteristik dari
sebagai petunjuk bagi penilaian masing-masing bagian makrofita
kualitas air. Jika ditemukan limpet air akuatik ini bervariasi, sehingga
tawar, kijing, kerang, cacing pipih membentuk substratum dinamis yang
siput memiliki operkulum dan siput komplek yang membantu
tidak beroperkulum yang hidup di pembentukan interaksi-interaksi
perairan tersebut maka dapat makroinvertebrata terhadap
digolongkan kedalam perairan yang kepadatan dan keragamannya
berkualitas sedang (Pratiwi dkk, sebagai sumber energi rantai
2004). makanan pada perairan akuatik.
Menurut Welch (1980), kecepatan
arus akan mempengaruhi tipe
substratum, yang selanjutnya akan
berpengaruh terhadap kepadatan dan
keanekaragaman makrobentos.

METODOLOGI

Penelitian dilaksanakan pada


Sabtu, 05 Oktober 2013 pukul 07.00
sampai dengan pukul 11.00 WIB di
Waduk Ciwaka Walantaka-Serang di
tiga stasiun pengamatan pada waduk
yang sama. Metode yang digunakan
adalah plotless (metode tanpa plot)
dengan menancapkan tongkat ke
dasar perairan sebagai titik
pengambilan cuplikan secara acak.
Pada masing-masing stasiun
dilakukan pengamatan beberapa

5
DEDY TRIMULYA (4443122584)

parameter lingkungan sebagai Meter; Tentukan warna perairannya;


tolakukur yaitu parameter fisika, Masukan tongkat berskala untuk
meliputi suhu dan Kecerahan; mengukur kedalam perairan; Ukur
parameter kimia, yaitu derajat Suhu permukaan, suhu kolom, dan
keasaman (pH); dan parameter dasar perairan; Hitung kecerahannya
biologi, meliputi organisme yang ada (dengan rumus diatas); Ukur pH
di lokasi pengamatan. (derajat keasaman) menggunakan
Dalam pengamatan lapangan kertas pH; Kerik perifiton yang
di Waduk Ciwaka Walantaka kita menempel pada batu, kayu atau
mengukur kedalaman waduk tersebut benda lainya dan masukan kedalam
dengan cara memasukan tangkat botol film; Masukan paralon
berskala kedalam perairan sampai berdiameter 10cm kedalam area
dasarnya, lalu liat berapa kedalaman stasiun pengamatan hingga dasar
perariran tersebut. Ukur tingkat perairannya, lalu tutup bagian atas
kecerahan perairan tersebut, cara menggunakan plastik hingga tidak
pengukurannya menggunakan rumus ada udara masuk, angkat terbalik
sebagai berikut : paralon tersebut lalu saring air yang
D 1+D 2 berada didalam paralon mengunakan
Kecerahan Air =
2
saringan kasar dan halus, setelah itu
masukan air kedalam botol plastik

D1 : Kedalaman saat sechidisk dan tambahkan alkohol 70%

pertama kali dimasukan hingga sebanyak 1/3 botol alkohol tersebut,

pertama tidak terlihat. kemudian tutup rapat; cari bentos

D2 : Kedalaman saat sechidisk yang berada didalam area stasiun

ditenggelamkan dan diangkat tersebut dan tentukan dasar

kembali hingga pertama kali terlihat. substratnya. Prosedur tersebut juga

Prosedur kerja yang berlaku dilakukan untuk 2 tempat

dilakukan dalam pengamatan ini, stasiun lainnya.

yaitu : menentukan stasiun HASIL PEMBAHASAN


pengamatan; Tandai stasiun
Waduk Ciwaka Walantaka
pengamatan dengan menggunakan
merupakan hulu aliran kali yang
Transek Kuadrat yang berukuran 1x1
mengaliri kebutuhan air warga

Jurnal Ekologi Perairan,


Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Untirta
Th 2013 No. 1:1-9
Jurnal Ekologi Perairan,
Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Untirta
Th 2013 No. 1:1-9
sekitar aliran air tersebut. Waduk Suhu

ciwaka dijadikan tambak bagi para permukaa 2,9 C


2,9 C
2,8 C

n
warga sekitar, tempat bermain,
Suhu
sedangkan aliran airnya 2,7 C
2,7 C
2,7 C

kolom
dimanfaatkan sebagai keperluan Suhu
2,5 C
2,5 C
2,5 C

rumah tangga warga (cuci piring, dasar
Tipe
cuci baju, cuci kendaraan.) dan Lumpur Lumpur Lumpur
Substrat
sebagainya.
pH 7 7 7

Dari data di pengamatan


lapangan, kami Dari hasil pengamatan
menemukan karakteristik Waduk dilapangan didapatkan bahwa
Ciwaka dari parameter fisika yaitu kecerahan distasiun 1,2,3 adalah 13,5
berwarna hijau kecoklat-coklattan. ; 10,5 ; 11,7 . hasil ini didapat
Tiap stasiun memiliki rata-rata suhu setelah kita mengukurnya D1 dan D2
2,5 C 2,9 C dan memiliki (3x Pengulangan) dan kita hitung
kedalaman yang sama tiap stasiun dengan menggunakan rumus
yaitu 0,4 Meter. Kecerahannya juga kecerahan.
berbeda yaitu 13,5cm, 10,5cm, dan
14 +13
11,7cm. Tipe substatnya adalah
Stasiun 1 : 2 = 13,5cm
lumpur lunak. Sementara dari
parameter kimia, didapatkan nilai pH
10,5+10,5
untuk perairan Waduk Ciwaka netral Stasiun 2 : 2 =
yaitu 7.
10,5cm
Tabel 1. Hasil pengamatan lapangan
16,7+ 6,7
Stasiun 3 : 2 =
Stasiun Stasiun
Pengamatan Stasiun 2
1 3
11,7cm
Kedalama 0,4 0,4
0,4 Meter Sedangkan suhu perairan
n Meter Meter
diwaduk ciwaka walantaka
Kecerahan 13,5cm 10,5cm 11,7cm didapatkan, yaitu :

5
DEDY TRIMULYA (4443122584)

1. Suhu Permukaan perairan 1 Rhizoselenia


dari stasiun 1, 2, 3 adalah 2,9 2 lemanea
Jumlah
C ; 2,9 C ; 2,8 C. dan bila Dari tabel di atas yang
diambil rataannya adalah 2,87 merupakan hasil analisa air sampel
C. yang dilaksanakan dilaboratorium
2. Suhu kolom perairan dari
budidaya diberitahu bahwa terdapat 1
stasiun 1, 2, 3 adalah 2,7 C ;
jenis plankton, yaitu fitoplankton
2,7 C ; 2,7 C. dan bila
dari genus Rhizosolenia dan
diambil rataannya adalah 2,7
Lemanea yang masing masing
C.
3. Suhu dasar perairan dari sebanyak 87 dan 93.
stasiun 1, 2, 3 adalah 2,5 C ;
Tabel 3. Hasil pengamatan perifiton
2,5 C ; 2,5 C. Dan bila
diambil rataanya adalah 2,5 N
Organisme Jumlah
C. o
1 Staurastum sp. 2
Untuk warna pada waduk 2 Characium sp. 2
Jumlah 4
ciwaka baik di Stasiun 1 sampai Perifiton yang didapat dalam
Stasiun 3 warna permukaan airnya analisis laboratorium adalah jenis
sama, berwarna hijau kecoklat- Staurastum sp. dan Charactum sp.
coklatan di karnakan substrat pada yang masing-masing ditemukan
waduk ciwaka lumpur sebanyak 2.
keseluruhannya. Ini juga berkaittan
warna perairan dipengaruhi oleh Tabel 4. Hasil pengamatan

kedalaman. Biasanya, jenis substrat bentos

juga mempengaruhi warna perairan. No Organisme


Dipinggir, biasanya berwarna gelap 1 Kerang kijing
2 Keong mas
atau keruh, sedangkan di daerah
jumlah
tengah lebih terang. Semakin dalam Sedangkan untuk bentos yang
suatu perairan maka semakin pekat didapat kerang kijing dan keong mas,
warna perairan (E. P. Odum, 1971). masing masing ditemukan sebanyak
Tabel 2. Hasil pengamatan plankton 3 dan 4, totalnya adalah 7.

No. Organisme KESIMPULAN


Jurnal Ekologi Perairan,
Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Untirta
Th 2013 No. 1:1-9
Jurnal Ekologi Perairan,
Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Untirta
Th 2013 No. 1:1-9
. Waduk Walantaka adalah Arfiati, Diana. 2009. Strategi
salah satu waduk yang ada di Peningkatan Kualitas
Provinsi Banten, tapanya berada di Sumberdaya pada
Desa Ampal Kecamatan Walantaka Ekosistem Perairan Tawar.
Kota Serang, Provinsi Banten . Universitas Brawijaya :
disana kita menganalisis parameter Malang.
kimia, fisika dan biologi. Barus, T. A, 2003. Pengantar
Limnologi. Jurusan Biologi
Dari hasil pengamatan
FMIPA USU. Medan.
didapat parameter fisikanya adalah
Basmi, J. 1992. Ekologi Plankton.
mendapatkan hasil diantaranya
Fakultas Perikanan IPB,
kedalaman 0,4 Meter ; suhu
Bogor.
permukaan 2,9 C ; suhu kolom
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas
perairan 2,7 C ; suhu dasar 2,5 C ;
Air bagi Pengelolaan
kecerahan waduk yang diambil dari
Sumberdaya dan
tiga titik stasiun yang berbeda adalah
Lingkungan Perairan.
13,5 cm , 10,5 cm , 11,7 cm ;
Yogyakarta: Kanisius.
memiliki warna perairan yang
Odum, E.P. 1998. Dasar-Dasar
berwana hijau dan juga substrat dari
Ekologi. 4rd ed. Gadjah
waduk ciwaka adalah lumpur halus
Mada University Press.
kecoklat-coklatan.
Yogyakarta.
Parameter kimianya adalah Pratiwi, N, Krisanti, Nursiyamah, I.
pHnya 7 yang berarti netral. Maryanto, R. Ubaidillah, &
W. A. Noerdjito. 2004.
Parameter biologinya adalah
Panduan Pengukuran
ada beberapa bentos yang didapat,
Kualitas Air Sungai. Bogor:
seperti kerang kijing dan juga keong
Institut Pertanian Bogor.
emas; perifitonnya yaitu Staurastum
Rakhmanda Andhika. 2011. Estimasi
sp.dan Characium sp. ; planktonnya
Populasi Gastropoda di
yaitu Rhizoselenia dan lemanea.
Sungai Tambak Bayan
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta. Universitas
Gajah Mada.

5
DEDY TRIMULYA (4443122584)

Suwigyo, Sugiarti. Widigdo, Widianingsih, Hartati Retno, Djamali


Bambang. Wardiatno, Yusli. Asikin, Sugestiningsih.
dan Krisanti, Majariana. 2007. Kelimpahan dan
2005 Avertebrata Air. 1st Sebaran Horizontal
ed. Penebar Swadaya. Fitoplankton Perairan
Jakarta. Pantai Timur Pulau
Belitung. FPIK UNDIP.
Welch, S. 1980. Limnology. New
York: Mc Graw Hill Book
Company.

Jurnal Ekologi Perairan,


Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Untirta
Th 2013 No. 1:1-9

Anda mungkin juga menyukai