Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SD

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan IPS Kelas Tinggi

Dosen pembimbing, Sariful Hayat M.Pd.

Disusun Oleh: Kelompok 2

Nurapiah

Dina Yulia

Hujaeni

Jahrudin

Dede Yana

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

BABUNNAJAH PGSD 2022


PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SD

A. Pendekatan Pembelajaran
1. Pengertian Pendekatan
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.
Pendekatan pembelajaran merupakan aktifitas guru dalam memilih kegiatan
pembelajaran. Pendekatan pembelajaran tentu tidak kaku harus menggunakan
pendekatan tertentu, tetapi sifatnya lugas dan terencana. Artinya memilih pendekatan
disesuaikan dengan kebutuhan materi ajar yang dituangkan dalam perencanaan
pembelajaran.
Dimana dalam tujuan pembelajaran ini supaya tercapai maka perlu membuat
program pembelajaran yang baik dan benar. Program pembelajaran merupakan
semacam kegiatan yang menjabarkan kemampuan dasar dan teori pokok secara rinci
yang memuat metode pembelajaran, alokasi waktu, indikator pencapaian hasil belajar
dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dari setiap pokok mata pelajaran. Sistem
dan pendekatan pembelajaran dibuat karena adanya kebutuhan akan sistem dan
pendekatan tersebut untuk meyakinkan yaitu adanya kebutuhan untuk belajar dan
siswa belum mengetahui apa yang akan diajarkan. Oleh karena itu, guru menetapkan
hasil-hasil belajar atau tujuan apa yang diharapkan akan dicapai

2. Jenis – Jenis Pendekatan Dalam Pembelajaran IPS SD


Istilah pendekatan dalam konteks pembelajaran mengacu kepada teori-teori tentang
hakikatnya yang berfungsi sebagai landasan dan prinsip pembelajaran. Berikut ini
terdapat beberapa macam pendekatan yang sering kita dengar, diantaranya ialah:

1. Pendekatan Keterampilan Proses


Merupakan kemampuan siswa untuk mengelola (memperoleh) yang didapat dalam
kegiatan belajar mengajar (KBM) yang memberikan kesempatan seluas-luasnya
pada siswa untuk mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan,
menerapkan, merencanakan penelitian, dan mengkomunikasikan hasil perolehan
tersebut. (Azhar, 1993: 7). Sedangkan menurut Conny (1990:23) pendekatan
keterampilan proses adalah pengembangan sistem belajar yang mengefektifkan
siswa (CBSA) dengan cara mengembangkan keterampilan memproses perolehan
pengetahuan sehingga peserta didik akan menemukan, mengembangkan sendiri
fakta dan konsep serta menumbuhkan sikap dan nilai yang dituntut dalam tujuan
pembelajaran khusus.
Langkah-langkah dalam menggunakan Pendekatan Proses:
1) Penalaran yang bermula dari umum kekeadaan khusus sebagai pendekatan
pengajaran yang bermula dengan menyajukan aturan prinsip umum diikuti
dengan contoh-contoh atau penerapan penerapan aturan prinsip umum ke
dalam keadaan khusus.
2) Mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan proses atau
langkah-langkah ilmiah seperti melakukan pengamatan, menafsirkan data,
dan mengkomunikasikan hasil pengamatan.
Kelebihan:
1) Siswa lebih memahami materi yang telah disampaikan oleh guru.
2) Siswa memiliki keterampilan dalam melakukan pengamatan, penafsiran
data, dan mengkomunikasikan hasil pengamatan.
Kelemahan:
Bagi siswa yang pasif, pendekatan ini kurang efektif sebab menuntut keterlibatan
langsung siswa dalam kegiatan belajar.

2. Pendekatan CBSA
CBSA adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menitik beratkan pada
keaktifan siswa, yang merupakan inti dari kegiatan belajar. Pada hakekatnya,
keaktifan belajar terjadi dan terdapat pada semua perbuatan belajar, tetapi kadamya
yang berbeda tergantung pada kegiatannya, materi yang dipelajari dan tujuan yang
hendak dicapai.
3. Pendekatan Komunikatif
Pendekatan komunikatif adalah pendekatan dalam pembelajaran bahasa yang
menekankan pada kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dalam situasi
keseharian.

4. Pendekatan Integratif
Pendekatan integratif atau terpadu adalah rancangan (kebijakan) pembelajaran
bahasa dengan menyajikan bahan ajar secara terpadu, yaitu dengan menyatukan,
menghubungkan, atau mengaitkan bahan ajar sehingga tidak ada yang berdiri
sendiri atau terpisah-pisah.

5. Pendekatan Konsep Ilmu, Teknologi, Dan Masyarakat Dalam Pemelajaran


IPS
Ilmu, Teknologi, dan masyarakat (ITM) merupakan suatu pendekatan dalam
pembelajaran IPS untuk mengembangkan kemampuan pada diri siswa dalam
menerapkan pengetahuan yang berasal dari konsep-konsep IPS, teknologi dan
keterampilan yang berasal dari IPS terhadap resolusi tentang isu-isu yang berkaitan
dengan masalah IPS, teknologi dan masyarakat.
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa, masalah kemasyarakatan yang muncul
sekarang ini tidak dapat diselesaikan pada satu disiplin ilmu tertentu saja,
melainkan harus dilakukan melalui penyelasaian masalah secara terpadu atau
menyeluruh. Keterbatasan dari disiplin ilmu yang mengkhususkan pada
permasalahan tertentu tidak lagi memberikan penyelesaian secara keseluruhan
mengingat kompleksitas permasalahan yang muncul di masyarakat tidak dapat
dijadikan acuan dalam penyelesaian masalah tertentu sehubungan dengan itu
Remy,1990 (dalam Udin. S. Winataputra, dkk, 2007) berpendapat bahwa tujuan
mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah untuk menjadikan seseorang
menjadi warga Negara yang baik semakin sulit dan kompleks akibat kemajuan ilmu
dan teknologi.
6. Pendekatan Disiplin Atau Pendekatan Struktur
Pendekatan Disiplin bertitik tolak dari sesuatu disiplin ilmu tertentu. Artinya pola
kerangka atau sistematika pendekatan disiplin dimulai dari menyampaikan konsep-
konsep dari suatu disiplin, baru kemudian menambahkan konsep-konsep disiplin
lainnya. Yang bertujuan untuk mendukung konsep-konsep disiplin tersebut.
Misalnya dimulai dari disiplin sejarah atau dari geografi atau dari ekonomi, dan
sebagainya. Cara penyampaian dalam pendekatan disiplin adalah dengan
mempertautkan konsep-konsep lain yang bersifat menunjang yang dilakukan secara
sistematis.

7. Pendekatan Antar Struktur Atau Interdisiplin


Pendekatan antar struktur merupakan pendekatan yang membahas suatu konsep
secara berturut melalui beberapa disiplin dan kemudian dipersatukan. Dengan
pendekatan ini suatu konsep ilmu sosial atau suatu topik diorganisasikan bersama
konsep dari berbagai ilmu sosial terpadu.
Contohnya : Menunjukkan pada peta pesebaran daerah asal suku bangsa di
Indonesia. Maka, dapat meyoroti dari sudut pandang: geografi, khususnya peta
persebaran daerah asal suku bangsa di Indonesia. Kemudian materi sikap
menghormati keanekaragaman suku bangsa. Kemudian bisa membahas berbagai
jenis kebudayaan di Indonesia. Kesemuanya itu terpadu menjadi suatu bahan
pelajaran yang utuh dan tidak merupakan cerita bersambung. Sumbangan konsep
dari berbagai ilmu diolah, diramu, dan dipadukan baik dari segi urutan atau tingkat
kesulitan maupun kepentingannya.
Pendekatan antar struktur dapat dibedakan menjadi dua jenis pendekatan, yaitu:
1) Pendekatan Multidisiplin, pendekatan multidisplin mengarah pada
pengambilan konsep-konsep dari berbagai disiplin. Generalisasi dan proses
dari berbagai disiplin ilmu sosial untuk membantu para siswa memahami
topik yang mereka pelajari. Artinya semua aspek dari suatu topik ditelaah
sehingga pengertian siswa itu menjadi luas dan dalam, dan dengan demikian
tujuan sajian akan tercapai secara mantap.
2) Pendekatan Interdisiplin, pendekatan interdisiplin juga menggunakan atau
mengambil konsep-konsep yang digunakan dalam berbagai ilmu sosial.

Perbedaannya ialah bahwa model pengajaran dengan pendekatan interdisiplin


mendasarkan strukturnya pada penggunaan „konsep inti‟ sedangkan pada model
pendekatan multidisplin menggunakan „konsep dasar‟ dari berbagai disiplin.

8. Pendekatan Kemasyarakatan
Pendekatan Kemasyarakatan dimaksudkan seperti pendekatan yang kita gunakan
didalam mempelajari IPS dengan mengambil masyarakat sebagai fokus
pembahasan. Artinya semua komponen program diambil dari dan ditujukan pada
masyarakat sekitar.

9. Pendekatan Lingkungan
Lingkungan masyarakat lebih banyak membicarakan lingkungan fisik dan
lingkungan budaya atau sering disebut dengan lingkungan geografis.
IPS dengan lingkungan Fisik di dalam pengetahuan tentang lingkungan, unsur fisik
memegang peranan penting. Hal ini dimuat dalam tujuan pengajaran IPS. Tujuan
tersebut antara lain:
1) Anak harus memahami keadaan lingkungan fisiknya (keadaan alam,
kekayaan alam, iklim, fauna, serta ekosistem dan lingkungannya).
2) Anak harus menyadari bagaimana campur tangan manusia didalam
mengelola sumber-sumber alam.
3) Anak harus memahami dan menyadari tentang perlunya perhitungan,
pengawasan dan pengawetan alam sekitar demi kelestarian lingkungan.

10. Pendekatan Pembelajaran Tradisional


Pendekatan Pembelajaran Tradisional, pendekatan pembelajaran tradisional
mengutamakan penyajian fakta dan nama, melalui hafalan dan ingatan. Anak
dianggap sebagai suatu bejana kosong yang harus diisi oleh guru sampai penuh.
Sehingga dalam pendekatan pembelajaran anak bersifat pasif. Sedangkan guru
bertindak aktif dengan metode ceramah.
11. Pendekatan Pembelajaran Inkuiri
Pendekatan Pembelajaran Inkuiri, pendekatan pembelajaran inkuiri bertolak dari
pandangan bahwa siswa sebagai subjek dan objek dalam belajar, mempunyai
kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai engan kemampuan yang
dimilikinya. Proses pembelajaran harus dipandang sebagai stimulus yang dapat
memandang siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Peranan guru lebih banyak
menempatkan diri sebagai pembimbing atau pemimpin belajar dan fasilitator
belajar.

Dengan demikian, siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam
bentuk kelompok memecahkan permasalahan dengan bimbingan guru. Tugas utama
guru adalah memilih masalah yang perlu dilontarkan kepada kelas untuk
dipecahkan oleh siswa sendiri. Berikutnya guru menyediakan sumber belajar bagi
siswa untuk pemecahan masalah.

Pendekatan inkuiri dalam mengajar termasuk pendekatan modern, yang sangat


didambakan untuk dilaksanakan disetiap sekolah. Pendekatan inkuiri dapat
dilaksanakan apabila sudah memenuhi syarat-syarat seperti guru harus terampil
memilih persoalan yang relevan untuk diajukan kepada kelas dan sesuai dengan
daya nalar siswa, guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan
menciptakan situasi belajar yang menyenangkan, adanya fasilitas dan sumber
belajar yang cukup, dan partisipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar.

12. Pendekatan Kontekstual


Pendekatan kontekstual merupakan suatu konsep belajar dimana guru
menghadirkan situasi dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Bagi disiplin ilmu
sosial, pendekatan ini sangat cocok karena fenomena sosial senantiasa mengalami
perubahan sehingga apa yang siswa pelajari betul-betul selalu up to date dan
relevan dengan apa yang ia alami sehari-hari.
Definisi yang mendasar tentang pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching
and Learning) adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata
kedalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan proses pembelajaran yang


holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan
mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi,
sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang
dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.

13. Pendekatan Kompetensi


Kompetensi menunjukkan kepada kemampuan melakukan sesuatu yang diperoleh
melalui pembelajaran dan latihan. Dalam hubungannya dengan proses
pembelajaran, kompetensi merujuk kepada perbuatan (performance) yang bersifat
rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu dalam proses belajar. Kompetensi
merupakan indikator yang menunjuk kepada perbuatan yang dapat diamati, dan
sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, nilai, dan
sikap serta tahapa-tahap pelaksanaannya secara utuh.
14. Pendekatan Heuristik
Kata heuristik berasal dari bahasa yunani yaitu “heuristik”yang berarti saya
menemukan. Menurut Rusyan (1993-114). Heuristik semacam fakta psikologis
yang muncul sebagai kodrat manusia yang memiliki nafsu untuk menyelidiki sejak
bayi. Metode Heuristik ini dipopulerkan oleh profesor Amstrong pada abad ke 19 .
menurut metode ini peserta didik sendiri yang harus menemukan fakta ilmu
pengetahuan.
Langkah-langkah dalam menggunakan Pendekatan Heuristik:
a) Siswa diberi kesempatan untuk menemukan sendiri fakta dan konsep
tentang fenomena ilmiah.
b) Siswa akan melakukan kegiatan yang secara langsung berhubungan dengan
hal yang ditemukan.
15. Pendekatan Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Pembelajaran kooperatif, merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa
belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok secara kolaboratif yang anggota
terdiri dari 4-6 orang.
Langkah-langkah dalam menggunakan Pendekatan Kooperatif :
1. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, dimana satu kelompok terdiri dari
4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.
2. Guru hanya memberikan materi kepada siswa, sehingga siswa dapat
mendiskusikan materi tersebut bersama kelompoknya.
16. Pendekatan Interaktif
Dikenal juga sebagai pendekatan pertanyaan anak, memberi kesempatan pada siswa
untuk mengajukan pertanyaan untuk kemudian melakukan penyelidikan yang
berkaitan dengan pertanyaan yang mereka ajukan.
17. Pendekatan Pemecahan Masalah
Pendekatan pemecahan masalah berangkat dari masalah yang harus dipecahkan
melalui praktikum atau pengamatan. Dalam pendekatan pemecahan masalah ini ada
dua versi. Versi yang pertama siswa dapat saja menerima saran tentang prosedur
yang digunakan, cara mengumpulkan data, menyusun data, dan menyusun
serangkaian pertanyaan yang mengarah ke pemecahan masalah. Dalam versi kedua,
hanya masalah yang dimunculkan, siswa yang merancang pemecahannya sendiri.
Guru berperan hanya dalam menyediakan bahan dan membantu memberi
pentunjuk.

18. Pendekatan Induktif


Pendekatan ini pertama dikemukakan oleh filosof Inggris Prancis Bacon (1561)
yang menghendaki agar penarikan kesimpulan di dasarkan dari fakta yang konkrit
sebanyak mungkin.

Menurut purwanto dalam Segala (2006:77) tepat atau tidaknya kesimpulan atau
cara berpikir yang diambil secara induktif bergantung pada representatif atau
sampel yang diambil mewakili fenomena keseluruhan.
19. Pendekatan Pembelajaran Manajemen Kelas
Menurut Parkay dalam Oemar Hamalik (2006) pendekatan manajemen kelas dapat
diartikan sebagai upaya untuk mengatur situasi kelas untuk menjamin terciptanya
iklim yang dapat mendukung aktivitas pembelajaran bagi seluruh siswa.

20. Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan Perbedaan Individual


Pembelajaran di mana komponen-komponen dalam sistem pembelajaran
disesuaikan dengan perbedaan individual, baik perbedaan individual secara vertikal
maupun perbedaan individual secara horisontal, siswa bebas belajar sesuai dengan
karakteristiknya, bakat, dan minatnya.

21. Pendekatan Konstruktivis


Teori belajar konstruktivis beranjak dari psikologi perkembangan intelektual Piaget
yang memandang belajar sebagai proses pengaturan sendiri (self regulation)yang
dilakukan seseorang dalam mengatasi konflik kognitif. Konflik kognitif timbul
pada saat terjadi ketidak selarasan (disequilibrasi) antara informasi yang di terima
siswa karena struktur kognitif yang telah dimilikinya. Adapun pengaturan sendiri
adalah proses internal unuk mencapai ekquilibrasi atau keselarasan yang dilakukan
melaui dwi fungsi yaitu organisasi dan adaptasi.

22. Pendekatan Pembelajaran Jarak Jauh


Menurut Jollife et. al.(2001: 32), secara tradisional pembelajaran jarak jauh adalah
merupakan pembelajaran di mana secara geografis siswa (pembelajar) berada jauh
dari fasilitator (guru) dan bekerja atau belajar secara mandiri melalui serangkaian
bahan-bahan pembelajaran.Dukungan yang diberikan kepada siswa adalah dalam
bentuk bantuan atau tutorial ketika mereka menemukan kesulitan dalam
pembelajaran. Namun dewasa ini, konsep pembelajaran jarak jauh telah
berkembang luas.

Anda mungkin juga menyukai