Anda di halaman 1dari 19

MODUL 5

Pendekatan Dalam Pembelajaran IPS


di Sekolah Dasar

• Disusun Oleh:
• Yustinawati Aisyah (857360605)
• Siti Nurlaela (857360787)
• Rika Riri Andri Ynich (857360762)
Pendahuluan

Pendekatan dalam pembelajaran IPS dimaksud sebagai cara


pandang kita terhadap proses belajar murid dalam mata pelajaran IPS,
dan upaya penciptaan kondisi dan iklim kelas yang memungkinkan
terjadinya proses belajar.
Pendekatan sangan penting bagi guru karena guru dalam mata
pelajaran IPS selain berfungsi sebagai manager kelas dan fasilitator
belajar juga menjadi teladan actor social.
Kegiatan Belajar 1

Pendekatan Kognitif dalam Pembelajaran IPS di SD

Ilmu pendidikan sosial dalam kurikulum 2006 memiliki fungsi


untuk mengembangkan kemampuan dan sikap rasional tentang gejala-gejala
sosial serta tentang perkembangan masyarakat di Indonesia dan dunia di
masa lampau dan masa kini.
Karakteristik pembelajaran IPS secara umum merupakan
pendidikan kognitif sebagai dasar partisipasi social yang artinya pusat
perhatian utama terletak pada pengembangan diri peserta didik sebagai aktor
sosial yang cedas.
Beberapa Pendekatan IPS di SD

Pendekatan pembelajaran Strategi pembelajaran Metode pembelajaran

Adalah seperangkat
Dapat diartikan sebagai titik kebijaksanaan yang terpilih, Yaitu cara mengajar guru
tolak atau sudut pandang yang telah dikaitkan dengan secara umum yang dapat
kita terhadap proses faktor yang menentukan diterapkan pada semua
pembelajaran warna atau strategi mata pelajaran.
tertentu.

Teknik pembelajaran Model pembelajaran

Yaitu suatu desain yang


Penerapan dari metode menggambarkan proses
pembelajaran yang telah rincian dan menciptakan
disesuaikan dengan situasi yang dapt merubah
kemampuan dan kebiasaan peserta didik untuk dapat
guru berinteraksi
Menurut Banks (1977) pendekatan yang khas dalam IPS
yang potensial dapat mengembangkan kecerdasan rasional adalah
Social Science Inquiry atau Penelitian Ilmu Sosial.
Pendekatan ini memiliki karakteristik sebagai berikut :
A. Tujuan

Tujuan utama pendekatan penelitian sosial adalah


membangun teori atau secara umum membangun
pengetahuan.

Sementara tujuan pendekatan penelitian sosial di SD


adalah memperkenalkan dan melatih anak, cara berfikir ilmu
sosial yang dapat membangun pengetahuan sosial dengan
kerangka keilmuan yang sederhana.
B. PROSES PENELITIAN

Proses Penelitian berfungsi sebagai media untuk mengenal


gejala – gejala sosial dan perkembangan masyarakat dengan
menggunakan cara kerja ilmu sosial sebagai pengajaran sosial.

C. Model – Model Penelitian Sosial

Model penelitian berupa :

Masalah hipotesis data kesimpulan


1. masalah

Masalah pada dasarnya muncul dari rasa ingin tahu terhadap


suatu gejala yang tertangkap pancaindra. Namun demikian, tidak
semua hal yang kita amati akan dirasakan sebagai masalah. Hal ini ter-
gantung pada apakah ada pertentangan antara apa yang kita amati
dengan konsep – konsep yang ada adalam pikiran.
Ingatlah bahwa menurut Piaget dalam Winataputra ( 1997 )
proses berpikir terjadi bila ada proses asimilasi ( kontak objek dengan
pikiran) dan keterkaitan konsep – konsep dalam pikiran dengan
informasi tentang objek yang disebut proses akomodasi.
2. Hipotesis

Hipotesis berasal dari Bahasa latin hypo dan thesis. Hypo artinya seten-
gah, thesis artinya kesimpulan. Jadi hypothesis atau diterjemahkan menjadi
hipotesis dapat diartikan sebagai suatu kesimpulan yang masih sementara atau
setengah benar dan masih memerlukan pengujian dan pembuktian.

3. Pengumpulan data dan analisis data

Data berasal dari Bahasa latin datum yang artinya satu informasi petunjuk.
Apabila informasi itu lebih dari satu disebut data. Jadi datum bersifat tunggal, sedangkan
data bersifat jamak.
Untuk mendapatkan data yang terpercaya diperlukan instrumen atau alat
pengumpul data dan teknik pengumpulan data yang memadai. Instrumen yang baik adalah
alat yang dapat mengukur apa yang seharusnya diukur dan ini dikenal sebagai alat yang
valid atau sahih.

4. Kesimpulan

Kesimpulan adalah hipotesis yang telah diuji kebenarannya


D. Konsep

Konsep merupakan suatu kata atau pernyataan abstrak yang


berguna untuk mengelompokan benda, ide atau peristiwa. (Banks,
1977:85)
Konsep ada 4 jenis :
1. Konsep Teramati (observed concept) yaitu konsep yang contohnya
dapat ditangkap pancaindra.
2. Konsep Tersimpul (inferred concept) yaitu konsep yang contohnya
harus disimpulkan dari beberapa hasil pengamatan atau peristiwa.
3. Konsep Relasional (relational concept) yaitu konsep yang melibatkan
jarak atau waktu.
4. Konsep Ideal (ideal type concept) yaitu konsep yang tersimpul yang
lebih abstrak dan memerlukan pengumpulan indikator yang lebih
luas.
Generalisasi

Generalisasi digolongkan menjadi tiga aras, yaitu :

1. Generalisasi aras tinggi yaitu berlaku terbatas secara universal

2. Generalisasi aras sedang, berlaku terbatas pada suatu wilayah


budaya atau kurun waktu tertentu

3. Generalisasi aras rendah, berlaku lebih terbatas lagi pada


lingkup yang lebih sempit
F. Teori / Konstruk

Bentuk tertinggi yang dapat digunakan untuk menerangkan


dan memperkirakan perilaku manusia.
Syarat – syarat teori ini adalah :

1. Melukiskan hubungan antarkonsep

2. Mengandung sistem dedukasi secara logis

3. Sumber dari hipotesis yang diuji kebenarannya


Kegiatan Belajar 2

Pendekatan Sosial, Personal dan Perilaku dalam


Pembelajaran IPS SD

Pendekatan sosial, personal, dan perilaku pada prinsipnya


merupakan bentuk sentuhan pedagogisnya terhadap dimensi
sosial dan personal atau dimensi inteligensia emosional atau emo-
tional intelligence, menurut Goleman (1996).
Apabila kita menganalisis, dimensi atau aspek sosial dan
personal atau emosional ini memiliki aspek-aspek emosi, nilai
dan sikap, serta perilaku sosial yang satu sama lain memiliki sal-
ing keterkaitan.
A. Emosi
Apabila dilihat secara harfiah, Oxford English Dictionary
mengartikan emosi (emotion) sebagai setiap kegiatan atau
pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang
hebat atau meluap-luap.
Bertolak dari pengertian itu, Goleman (1990)
mengartikan emosi sebagai suatu perasaan dan pikiran atau suatu
keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan
untuk bertindak. Tercakup dalam emosi ini adalah amarah,
kesehatan, rasa takut, kenikmatan, cinta, terkejut, jengkel, dan
malu (Goleman,1996:411-412)
Menurut W.T.Grand Consortiums, dalam Goleman (1996:426-427)
Keterampilan emosional mencakup hal-hal berikut:

1. Mengidentifikasi dan memberi nama 5. Mengetahui perbedaan antara


perasaan perasaan perasaan dan tindakan.

2. Mengungkapkan perasaan 6. Mengendalikan dorongan hati

3. Menilai intensitas perasaan. 7. Mengurangi stress.

4. Mengelola perasaan. 8. Menunda pemuasan.


B. NILAI DAN SIKAP

1. Nilai
Menurut Doley dan Copaldi(1965:32), kata value yang diterjemahkan menjadi
nilai memiliki dua sisi, yakni sebagai kata benda dan kata kerja. Sebagai kata benda nilai
mempunyai dua pengertian. Pertama, sebagai objek sesuatu dianggap suatu nilai, apabila
memiliki kualitas kebaikan atau harga (goodness atau worth).
Dalam pengertian teknis, seperti dikemukakan oleh Milton Rokeach dalam Banks
(1977:407-408)
Nilai adalah suatu jenis kepercayaan yang ada dalam keseluruhan sistem
kepercayaan seseorang, mengenai bagaimana seseorang seharusnya atau tidak seharusnya
berperilaku atau perlu tidak sesuatu dicapai. Nilai juga merupakan ukuran untuk
menetapkan baik dan buruk.
Nilai dapat dibangun dalam satu tatanan atau sistem yang bisa merupakan sistem
nilai perseorangan atau kelompok.
2. Sikap
Menurut Alport dalam Winataputra (1989:148), Sikap adalah suatu kon-
disi kesiapan mental dan syarat yang terbentuk melalui pengamalan yang
memancarkan arah atau pengarah yang dinamis terhadap respons atau
tanggapan individu terhadap objek atau situasi yang dihadapinya.
Dilihat dari kadarnya sikap juga dapat bersifat simpleks atau multipleks.

C. Perilaku Sosial
Perilaku sosial juga sering disebut keterampilan sosial (social skills) atau
keterampilan studi social (social studies skills)(Marsh dan Print,1975,
Jarolimeh,(1971). Keterampilan, seperti ditegaskan oleh Jarolimek
(1971:65)mengandung unsur proficiency atau kemahiran dan kemampuan
melakukan sesuatu dengan baik.
- Emosi, nilai dan sikap dan perilaku sosial dapat dikembangkan dalam
suasana pembelajaran formal dan informal.

- DalampPembelajaran formal terdapat model-model pendekatan trans-


misi nilai secara bebas terarah penanaman nilai, suri teladan, klarifikasi
nilai, dan klarifikasi nilai terintegrasi struktur.

- Pendekatan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS SD


a. Pendekatan ekspositori berorientasi nilai.
b. Pendekatan analitik keteladanan.
c. Pendekatan kajian nilai.
d. Pendekatan Integratif konsep dan nilai.
Pertanyaan :
Sesi 1
1. Bpk. Zaenal Arifin
Sejauh mana sasaran pendekatan kognitif yang berorientasi pada proses konseptualisasi?
2. Ibu Karnia
Bagaimana cara guru melakukan pembinaan emosi, nilai dan sikap terhadap bekal sosial anak-anak?
3. Bpk. Ahmad Galih Priantama
Bagaimana menumbuhkan kepekaan sosial bagi siswa SD khususnya kelas rendah?
Sesi 2
4. Ibu Wulan
Apa keterkaitan antara pendekatan personal, social dan kognitif? Berikan contohnya!
2. Bpk. Ahmad Nur cahyadi
Studi kasus terkait pengendalian emosi terhadap anak-anak.
3. Ibu Siti Masitoh Rumain
Apa saja kelebihan dan kekurangan dari pendekatan rasional menurut Banks dalam pembelajaran IPS?

Anda mungkin juga menyukai