Anda di halaman 1dari 3

CAROLINA IKA ARNANDASARI

Pendekatan Sosial, Personal, dan Perilaku Dalam Pembelajaran IPS SD

Sebagai actor social seseorang perlu memiliki kematangan dimensi intelektual atau
intellectual dimension sebagaimana kita bahas dalam Kegiatan Belajar 1 sebagai dimensi kognitif dan
dimensi social dan personal atau social and personal dimensions (Joyce: 1976). Dalam modul ini
dimensi social dan dimensi personal dinyatakan sebagai aspek social, personal, dan perilaku. Pada
dasarnya hal tersebut memiliki maksud yang sama.
Pendekatan sosail, personal, dan perilaku pada prinsipnya merupakan bentuk sentuhan
pedagogisnya terhadap dimensi social dan personal atau dimensi inteligensia emosional atau
emotional intelligence menurut Goleman (1996).

A. EMOSI

Goleman (1996) mengartikan emosi sebagai suatu perasaan dan pikiran atau suatu keadaan
biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Pikiran emosional cenderung
bersifat cepat namun ceroboh atau tidak teliti. Berbeda dengan pikiran rasional yang cenderung sangat
teliti namun lambat. Untuk menyelaraskan dan menyeimbangkan kedua aspek pikiran itu perlu
Pendidikan emosi yang harmonis dengan Pendidikan rasio.

B. NILAI DAN SIKAP

1. Nilai

Dalam pengertian teknis, seperti dikemukakan oleh Milton Rokeach dalam Banks
(1977: 407-408) nilai adalah suatu jenis kepercayaan yang ada dalam keseluruhan system
kepercayaan seseorang, mengenai bagaimana seseorang seharusnya atau tidak seharusnya
berperilaku atau perlu tidak sesuatu dicapai Nilai juga merupakan ukuran untuk menetapkan baik
dan buruk. Nilai dapat dibangun dalam satu tatanan atau system yang bias merupakan system nilai
perseorangan atau kelompok.

2. Sikap

Menurut Alport (1935) dalam Winataputra (1989: 148) sikap adalah suatu kondisi
kesiapan mental dan syarat yang terbentuk melalui pengalaman yang memancarkan arah atau
pengarah yang dinamis terhadap responsa tau tanggapan individu terhadap objek atau situasi yang
dihadapinya.
Dilihat dari kadarnya sikap juga dapat bersifat simpleks atau sederhana atau dapat pula
bersifat mutipleks atau rumit. Sikap yang simplek lebih mudah berubah dari pada sikap yang
multipleks.
C. PERILAKU SOSIAL

Perilaku social juga sering disebut keterampilan social (social skills) atau keterampilan studi
social (social studies skills) (Marsh dan Print, 1975, Jarolimeh, 1971). Keterampilan seperti
ditegaskan oleh jarolimek (1971:65) mengandung unsur proficiency atau kemahiran dan the
capability of doing something well atau kemampuan melakukan sesuatu dengan baik. Keterampilan
ini memiliki 2 karakteristik, yakni developmental atau bertahap dan practice atau latihan. Artinya,
keterampilan memerlukan latihan secara bertahap.
Apabila kita lihat keenam bentuk pembelajaran itu dapat dibuat dalam 2 kelompok sebagai
berikut.

1. Pembelajaran formal yang menitikberatkan pada pemahaman dan analisis di dalam atau di
luar kelas
2. Pembelajaran informal yang menitikberatkan pada penghayatan, pelibatan, dan penciptaan
suasana yang mencerminkan komitmen terhadap nilai dan sikap terutama di luar kelas.

Khusus dalam pembelajaran formal Simon, Howe, dan Kirishenban (1972) menawarkan 4
pendekatan yang berorientasi pada nilai dan sikap sebagai berikut.

1. Transmisi nilai secara bebas. Anak didik diberi kebebasan untuk menangkap, mengkaji, dan
memilih nilai atas dasar pertimbangannya sendiri.
2. Penanaman Nilai atau Value Inculcation yang pada dasarnya merupakan proses pembelajaran
nilai secara langsung mengenai konsep dan nilai yang sudah dianggap baik.
3. Suri Teladan atau Modeling model ini menitikberatkan pada penampilan teladan atau
keteladanan dalam berbagai bidang dan berbagai lingkungan kehidupan.
4. Klarifikasi Nilai atau Value Clarification yang menitiberatkan pada langkah sistematis dalam
menghayati, memahami, dan melaksanakan nilai.
5. Klarifikasi nilai terintegrasi struktur. Model ini menitikberatkan pada pembelajaran nilai
melalui proses analisis konsep bidang studi.

Untuk kebutuhan praktis dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar dalam modul ini akan
disajikan beberapa model ini akan disajikan beberapa model terpilih yang dapat diterapkan di SD.

1. Pendekatan Ekspositori Berorientasi Nilai dan Sikap


Tujuannya adalah menyampaikan nilai/sikap secara dialogis melalui ceramah, peragaan dan
tanya jawab.

1. Pendekatan Analitik Keteladanan


Tujuannya adalah menangkap nilai/sikap melalui analysis sampel keteladanan dalam
masyarakat dalam berbagai bidang, di berbagai tempat, dan dalam berbagai era/kurun waktu,
dan memotivasi peserta didik untuk mengadaptasi keteladanan itu.

2. Pendekatan Kajian Nilai


Tujuannya adalah menangkap nilai melalui kajian nilai secara sistematis dan mendasar.

3. Pendekatan Integratif Konsep dan Nilai


Tujuannya adalah menangkap nilai yang melekat pada atau merupakan implikasi dan suatu
konsep melalui kajian akademis.

Anda mungkin juga menyukai