Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

MODUL 2
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Dosen Pengampu : Herwanti S. Pd, M. Psi

DISUSUN OLEH :
Kelompok 2

1. Citra Permata Sari [857903077]


2. Desiana Pamungkas Sari [857903299]
3. Dewi Winarni [857903314]
4. Nita Rahmasari [857903228]

PROGRAM STUDI S1-PGSD BI 2019.1


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
POKJAR KABUPATEN GUNUNGKIDUL
UPBJJ YOGYAKARTA
UNIVERSITAS TERBUKA
KEGIATAN BELAJAR 1
Rencana dan Pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur, yang terdiri dari 4 tahap, yaitu
a. Merencanakan
Merencanakan merupakan langkah pertama dalam setiap kegiatan. Tanpa rencana, kegiatan
yang kita lakukan tidak akan terarah. Rencana akan menjadi acuan dalam melaksanakan
tindakan.
b. Melakukan Tindakan
Tanpa tindakan rencana yang kita buat hanya merupakan angan-angan yang tidak pernah
menjadi kenyataan.
c. Mengamati
Agar tindakan yang kita lakukan dapat diketahui kualitasnya, kita perlu melakukan
pengamatan. Berdasarkan pengamatan ini kita akan menentukan apakah ada hal-hal yang
harus segera diperbaiki agar tindakan dapat dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
d. Refleksi
Kita akan mencoba melihat/merenung kembali apa yang telah kita lakukan dan apa
dampaknya bagi proses belajar siswa. Yang lebih penting kita merenungkan alasan kita
melakukan suatu tindakan dikaitkan dengan dampaknya.

Hasil refleksi terhadap tindakan yang dilakukan akan digunakan kembali untuk
merevisi rencana jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil memecahkan
kerisauan guru.Setelah siklus ini berlangsung beberapa kali,barang kali perbaikan yang
diinginkan sudah terjadi. Namun biasanya akan muncul kembali masalah atau kerisauan baru
dari guru dan kembali dipecahkan dwngan daur PTK.Berarti guru sedang mengembangkan
kemampuan profesionalnya secara sistematis.
Dalam kegiatan belajar ini kita akan mengkaji dua tahap, yaitu merencanakan dan
melakukan tindakan deangan 4 langkah, yaitu :
1. Mengidentifikasi masalah
Suatu rencana PTK diawali dengan adanya masalah yang dirasakan atau disadari oleh
guru. Masalah berasal dari orang yang terlibat dalam praktik, dalam hal ini guru sebagai
pengelola pembelajaran.

2. Menganalisis dan merumuskan masalah


Sebelum menganalisis masalah, kita mengumpulkan data yang terkait dengan masalah
tersebut. Analisis dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri atau
yang disebut refleksi dan dapat pula dengan mengkaji ulang berbagai dokumen seperti
pekerjaan siswa, daftar hadir, daftar nilai atau bahan belajar yang kita siapkan. Semua itu
tergantung dari jenis masalah yang kita identifikasi.
3. Merencanakan PTK
Lngkah-langkah dalam menyusun rencana :
a. Hipotesis tindakan
Adalah dugaan guru tentang cara yang terbaik untuk mengatasi masalah. Hipotesis
ini dibuat berdasarkan kajian berbagai teori, kajian hasil penelitian, diskusi dengan
teman sejawat atau pakar, serta reflesi pengalaman sendiri sebagai guru. Akhirnya
deangan mempertimbangkan hasil kajian, guru memilih alternatif yang dianggap
paling layak.
b. Analisis kelayakan hipotesis tindakan
Setelah menetapkan alternatif hipotesis yang terbaik, hipotesis ini masih perlu dikaji
kembali kelayakannya, hal ini terutama dikaitkan dengan :
1) Kemampuan dan komitmen guru sebagai aktor pelaksana karena pelaksanaan PTK
harus tumbuh dari keinginan guru sendiri.
2) Kemampuan dan kondisi fisik siswa dalam mengikuti tindakan tersebut.
3) Ketersediaan sarana/fasilitas yang diperlukan
4) Iklim belajar dan iklim kerja disekolah
4. Melaksanakan PTK
a. Menyiapkan Pelaksanaan
Langkah yang perlu dipersiapkan :
1) Membuat rencana pembelajaran beserta sekenario tindakan yang akan
dilaksanakan.
2) Menyiapkan fasilitas atau sarana pendukung yang diperlukan.
3) Menyiapkan cara merekam dan menganalisis data yang berkaitan dengan proses
dan hasil perbaikan.
4) Guru perlu mensimulasikan pelaksanaan tindakan. Guru dapt bekerjasama dengan
teman sejawat atau berkolaborasi dengan dosen LPTK.

b. Melaksanakan tindakan
Agar pelaksanaan dapat berlangsung secara terarah , guru perlu memperhatikan
beberapa prinsip yang oleh Hopkins (1993) disebut sebagai kriteria PTK yang
dilakukan oleh guru :
1) Guru tidak boleh mengorbankan siswa demi penelitian yang sedang
dilaksanakannya. Guru harus selalu mengutamakan siswa karena tujuannya untuk
memperbaiki proses belajar dan hasil belajar.
2) Cara pengumpulan atau perekaman data jangan sampai terlalu menyita waktu guru.
3) Metode yang diterapkan haruslah reliabel atau handal, sehingga memungkinkan
guru mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi kelasnya.
4) Masalah yang ditangani guru haruslah sesuai dengan kemampuan dan komitmen
guru.
5) Sebagai penetiti, guru harus memperhatikan berbagai aturan atau etika yang terkait
dengan tugas-tugasnya.
PTK harus mendapat dukungan dari seluruh personil sekolah.
KEGIATAN BELAJAR 2

Pengumpulan dan Analisis Data, serta


Tindak Lanjut

A. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam PTK dilakukan dengan menggunakan instrumen.
Instrumen tersebut harus valid dan reliabel. Yang dimaksud valid adalah mampu
mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan reliabel adalah konsisten
(tepat/akurat). Pengumpulan data dilakukan oleh guru sebagai peneliti selama proses
pelaksanaan tindakan. Data dapat dikumpulkan dengan berbagai teknik.
Macam-macam teknik yang dapat digunakan dalam pengumpulan data, antara lain :
1. Observasi dan interpretasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat
menentukan dalam PTK. Selanjutnya dalam langkah persiapan pelaksanaan
disebutkan bahwa salah satu hal yang harus dipersiapkan adalah cra perekam data.
Artinya, apa yang harus direkam dan bagaimana merekamnya harus ditentukan secara
jelas. Guru sebagai aktor utama dalam PTK, idealnya observasi tersebut dilakukan
oleh guru sendiri.
Mari kita bahas observasi ini dari berbagai aspek, mulai dari prinsip dan jenis-
jenisnya, tujuannya, serta prosedurnya.
a) Prinsip observasi
Secara sederhana, observasi berarti pengamatan dengan tujuan tertentu.
Observasi yang baik mempunyai prinsip dasar atau karakteristik yang harus
diperhatikan, baik oleh pengamat atau yang diamati. Berikut prinsip dasar
atau karakteristik kunci observasi menurut Hopkins (1993) yaitu :
 Perencanaan bersama
Dilakukan antara teman sejawat.
Perencanaan bersama ini bertujuan untuk membangun rasa saling
percaya dan menyepakati beberapa hal seperti fokus yang akan diamati,
pelajaran yang akan berlangsung, serta aturan lain seperti berapa lama
pengamatan akan berlangsung, bagaimana sikap pengamat kepada siswa
dan dimana pengamat akan duduk.
 Fokus
Jika pengamatan fokus akan menghasilkan data yang sangat bermanfaat
bagi profesional guru, tidak terlalu banyak pertimbangan seperti halnya
jika pengamatan tidak difokuskan.
 Membangun kriteria
 Ketrampilan observasi
Seorang pengamat yang baik memiliki berbagai ketrampilan, yaitu:
1) Dapat menahan diri untuk tidak terlalu cepat memutuskan dalam
menginterpretasikan satu peristiwa.
2) Dapat menciptakan suasana yang memberi dukungan dan
menghindari terjadinya suasana yang menakutkan guru maupun
siswa.
3) Menguasai berbagai teknik untuk menemukan peristiwa atau
interaksi yang tepat untuk direkam, serta alat instrumen
perekamyang efektif untuk episode tertentu.
 Balikan (feedback)
Hasil observasi dapat dimanfaatkan jika ada balikan yang tepat, yang
disajikan dengan memperhatikan hal-hal berikut :
1) Diberikan segera setelah pengamatan, dalam bentuk diskusi.
2) Balikan diberikan berdasarkan data faktual yang direkam secara
cermat dan sistematis.
3) Data diinterpretasikan sesuai dengan kriteria yang sudah disepakati
sebelumnya.
4) Guru yang diamati diberi kesempatan pertama untuk menafsirkan
data.
5) Diskusi mengarah keoada perkembangan strategi untuk membangun
apa yang telah dipelajari.
b) Jenis observasi
 Observasi Terbuka. Sang pengamat mencatatkan secara langsung segala
sesuatu yang terjadi di kelas selengkapnya sehingga urutan-urutan
kejadian tercatat semuanya
 Observasi Terfokus. PTK dilakukan sesuai fokus permasalahan yang
ingin diteliti.
 Observasi Terstruktur. Penelitian dilakukan terhadap subjek atau objek
penelitian yang bersifat terstruktur.
 Observasi Sistematik. Penelitian dilakukan terhadap subjek atau objek
penelitian yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan skala-skala.
c) Tujuan/Sasaran observasi
Observasi bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk
menjawab masalah tertentu. Dalam penelitian formal observasi bertujuan untuk
mengumpulkan data yang valid dan reliabel (sahih dan handal).
Dalam PTK, observasi terutama ditujukan untuk memantau proses dan
dampak perbaikan yang direncanakan.
Sasaran observasi dalam PTK adalah proses dan hasil atau dampak
pembelajaran yang direncanakan sebagai tindakan perbaikan.
d) Prosedur observasi
Prosedur atau langkah-langkah observasi terdiri dari tiga tahap, yaitu:
 Pertemuan pendahuluan
Sering disebut dengan pertemuan perencanaan dilakukan sebelum
observasi. Dilakukan bertujuan untuk menyepakati berbagai hal yang
berkaitan dengan pelajaran yang akan diamati dan observasi yang akan
berlangsung.
 Pelaksanaan observasi
Pihak guru dan pengamat melakukan observasi terhadap proses
pembelajaran di kelas.

 Diskusi balikan
Guru bersama pengamat mempelajari hasil observasi dan mendiskusikan
langkah-langkah berikutnya.

2. Catatan harian, Rekaman, Angket, dan Wawancara


Catatan harian adalah catatan pribadi tentang pengamatan, perasaan, tanggapan,
penafsiran, refleksi, firasat, hipotesis, dan penjelasan. Penulisan catatan harian harus
mencantumkan tanggal kejadian. Demikian juga dengan hal-hal yang mendetail dari
PTK, seperti waktu, pokok bahasan, serta kelas di mana PTK dilaksanakan.
Wawancara digunakan untuk mengungkap data yang berkaitan dengan sikap,
pendapat, atau wawasan. Wawancara dapat dilakukan secara bebas atau terstruktur.
Adapun langkah-langkah wawancara adalah sebagai berikut:
a. Persiapan
1) Menyusun petunjuk wawancara
2) Menyusun pertanyaan wawancara
b. Uji Coba Wawancara
Untuk meningkatkan validitas dan reabilitas wawancara sebagai alat
pengumpul data, perlu dilakukan uji coba pertanyaan-pertanyaan yang sudah
disusun.
c. Pelaksanaan Wawancara
1) Penentuan pihak yang diwawancarai
2) Menentukan dan mengatur waktu dan tempat wawancara
3) Tanya jawab
d. Kegiatan Akhir
Kegiatan ini dilakukan berupa pengecekan dan penilaian terhadap
kebenaran, ketepatan dan kelengkapan data atau informasi sebagai hasil
wawancara. Di samping itu, juga mengecek apakah ada jawaban yang masih
samar-samar dan meragukan.

Angket atau kuesioner merupakan instrumen di dalam teknik komunikasi tidak


langsung. Dengan instrumen ini data yang dapat dihimpun bersifat informatif dengan
atau tanpa penjelasan atau interpretasi berupa pendapat, buah pikiran, penilaian,
ungkapan perasaan, dan lain-lain. Angket dapat disebut juga sebagai wawancara
tertulis.
Dari segi rekonstruksi pertanyaannya, kuesioner dapat dibagi menjadi beberapa
bentuk:
a. Kuesioner pertanyaan bebas (tidak berstruktur)
Uraian jawaban kuesioner diserahkan sepenuhnya kepada responden. Untuk
membatasi jawaban agar tidak bertele-tele, dapat dilakukan dengan menyediakan
ruangan kosong di bawah setiap pertanyaan (item) kuesioner atau angket, dengan
harapan responden hanya akan menjawab sesuatu yang penting saja dari aspek
yang dipertanyakan.
b. Kuesioner pertanyaan terikat (terstruktur)
1) Kuesioner dengan pertanyaan tertutup
Contoh: Bagaimana pendapat kalian terhadap pembelajaran yang baru
berlangsung tadi?
a. sangat baik b. baik c. sedang d. kurang e. sangat kurang
2) Kuesioner dengan pertanyaan terbuka
Contoh: Pembelajaran yang bagaimanakah yang kalian sukai?
(a) Pembelajaran yang menyenangkan
(b) Pembelajaran yang humoris
(c) Pembelajaran yang santai
(d) Pembelajaran yang komunikatif
(e) ……………………………………………
Alternatif (e) dimaksudkan untuk memberikan jawaban sesuai dengan pendapat
responden, apabila empat jawaban di atasnya tidak ada yang tepat.
c. Angket dengan jawaban singkat
Angket bentuk ini merupakan gabungan atau kombinasi antara angket tidak
berstruktur dengan angket berstruktur. Oleh karena itu, dalam angket bentuk ini
ada kebebasan dalam menjawab pertanyaan namun jawaban harus singkat, khusus
dan tertentu (terarah). Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai
berikut:
1) Tahap Persiapan:
a) Menyusun kisi-kisi kuesioner
b) Menyusun pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan rincian aspek-aspek atau
fokus PTK secara berurutan
c) Setiap pertanyaan sebaiknya hanya mengandung satu aspek dari gejala di
dalam variabel yang diungkapkan
d) Dalam menyusun pertanyaan kuesioner berstruktur, penyusunan alternatif
jawaban harus dilakukan dalam sudut pandang responden
e) Pertanyaan tidak mengandung kata-kata yang mengandung sugesti yang
menggiring responden agar memilih alternatif jawaban tertentu sesuai
keinginan peneliti
f) Pertanyaan tidak mengandung kata-kata yang mendorong responden
menjawab secara tidak jujur, menimbulkan rasa takut atau malu karena
pertanyaan bersifat mengungkapkan aib responden
g) Diusahakan ada satu jawaban yang termasuk kategori terbaik (ideal)
h) Memilih cara menjawab yang paling mudah
i) Dimulai dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang lebih
kompleks
j) Menggunakan kata-kata yang sopan dan netral
k) Kuesioner yang sudah siap dianjurkan untuk dikonsultasikan dan
didiskusikan dengan teman sejawat
l) Menyusun “Petunjuk Mengisi Angket”, diletakkan pada bagian atas lembar
pertama kuesioner.
2) Tahap Uji Coba Kuesioner
a) Memeriksa kemungkinan pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas
b) Memeriksa kemungkinan terdapat kata-kata yang asing
c) Memeriksa kemungkinan terdapat pertanyaan-pertanyaan yang terlalu
dangkal
d) Memeriksa kemungkinan terdapat pertanyaan yang tidak relevan dengan
masalah dan tujuan PTK
3) Penyebaran dan Pengisian Kuesioner

3. Pedoman Pengkajian Data Dokumen


Ada beberapa dokumen yang dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan
data penelitian yang ada relevansinya dengan permasalahan dalam PTK, seperti:
a. silabus dan RPP
b. laporan-laporan diskusi
c. berbagai macam hasil ujian dan tes
d. laporan rapa
e. laporan tugas siswa
f. bagian-bagian dari buku teks yang digunakan dalam pembelajaran
g. contoh essay yang ditulis siswa (Elliot, 1991 dalam Rochiati 2005).

4. Tes
Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang atau
sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan aspek psikologis di dalam dirinya.
Berkaitan dengan tes sebagai instrumen PTK dapat dibedakan menjadi dua jenis tes,
yaitu:
a. Tes Lisan
b. Tes Tertulis, yang terdiri dari dua bentuk:
1) Tes Essay atau Uraian
2) Tes Objektif
3) Rekaman, Foto, Slide, Tape, dan Video
Alat-alat elektronik seperti rekaman, foto, slide, tape, dan video dapat
digunakan untuk membantu mendeskripsikan apa yang peneliti catat di catatan
lapangan.
B. Analisis Data dan Refleksi
Analisis data dilakukan dengan menyeleksi dan mengelompokkan data,
memaparkan atau mendiskripsikan data dalam bentuk narasi, tabel, dan/grafik, serta
menyimpulkan dalam bentuk pernyataan. Berdasarkan dari hasil analisis dilakukan
refleksi, guru melakukan perencanaan tindak lanjut, yang dapat berupa revisi dari rencana
lama, atau baru sama sekali.

C. Perencanaan Tindak Lanjut


Sebagaimana sudah tersirat dalam tahap analisis data dan refleksi, hasil atau
kesimpulan yang didapat pada analisis data dan setelah melakukan refleksi digunakan
untuk membuat rencana tindak lanjut. Dan jika rencana perbaikan belum berhasil
menjawab masalah yang ada , maka hasil analisis dan refleksi akan dugunakan lagi
sebagai acuan perbaikan ulang, bahkan bila perlu dibuat rencana baru.

Anda mungkin juga menyukai