Anda di halaman 1dari 30

matematika /PDGK4108

Kelompok 2
Edi Purnomo (856990987)
Laela Ngasarotur R.K (856990955)
Rizki Destria (856991008)
Tika Purwaningsih (856991061)
Tira Rahayu (856993975)
Modul 3
Penalaran dan Sistem
Matematika

KB 1 KB 2
PENALARAN SISTEM
MATEMATIKA MATEMATIKA
Penalaran Matematika

Salah satu ciri utama matematika


terletak pada penalarannya
Contoh:

Buatlah sebuah segitiga lancip


dam ukurlah besar tiap-tiap
sudutnya dengan busur derajat.
Berapa derajatkah jumlah besar
ketiga sudutnya?
Pada contoh tersebut kita membuat
segitiga yang berbeda bentuknya dan
mengukur besar sudut tiap-tiap
segitiga dengan busur derajat. Maka
hasil pengukuran yang diperoleh
adalah jumlah besar ketiga sudut
dalam masing-masing segitiga adalah
sama, yaitu 180º
Sehingga, penarikan kesimpulan
dari contoh tersebut dikatakan
penarikan kesimpulan dengan
penalaran induktif.
Contoh lain:
berapakah hasil penjumlahan:
1+3+5+7+…+199
kita akan menggunakan
penalaran induktif untuk
menghitung penjumlahan
tersebut dengan menyusun tabel
Tabel Penjumlahan dengan Penalaran Induktif
Banyak Suku Penjumlahan Hasil
1 1 1=
2 1+3 4=
3 1+3+5 9=
4 1+3+5+7 16=
5 1+3+5+7+9 25=
6 1+3+5+7+9+11 36=
: : :
10 1+3+5+7+…+19
: : :
100 1+3+5+7+…+199
Dengan melengkapi titik-titik pada kolom
ketiga kikta dengan mudah menjawab
penjumlahan yang diminta yaitu:
1+3+5+7+…+199 = = 10.000
Untuk memperoleh hasil penjumlahan tersebut,
kita menggunakan penalaran induktif.
Jadi, proses penalaran induktif pada perhitungan tersebut
tampak jelas yaitu:
1. Jika penjumlahan itu hanya terdiri dari 1 suku, yatu 1
saja maka hasil jumlahannya hanya 1 juga.
2. Jika jumlahannya terdiri dari 2 suku, yaitu 1+3 maka
hasil jumlahannya adalah 4.
3. Jika jumlahannya terdiri dari 3 suku, yaitu 1+3+5
maka hasil jumlahannya adalah 9, demikian
seterusnya hingga diperoleh deretan hasil
penjumlahan itu, yaitu 1, 4, 9, 16,…. Sedemikian
hingga kita dapat menerka hasil penjumlahan itu
untuk 100 suku.
Jadi, dalam penalaran induktif, kita perlu menyusun data
sederhana dan dari data sederhana tersebut, kita melihat
adanya pola untuk membuat terkaan atau dugaan.
Dugaan atau terkaan inilah sebagai hasil penalaran
induktif.
Dengan memperhatikan kembali pola hasil
penjumlahan yang berupa bilangan kuadrat
sempurna maka dengan mudah bahwa
1+3+5+7+…+(2n – 1) =
Jadi, jumlah n bilangan ganjil pertama adalah .
Rumus yang diperoleh dengan penalaran
induktif seperti di atas, dalam matematika baru
merupakan dugaan atau terkaan yang masih
harus dibuktikan secara deduktif. Bukti secara
deduktif atau penalaran deduktif merupakan
salah satu keampuhan dari matematika yang
tidak dimiliki oleh ilmu-ilmu lainnya.
Contoh:
Perhatikanlah selisih kuadrat dua bilangan asli
berturutan berikut ini! Sehingga kita akan
mudah menghitung - 32 tanpa melakukan
penguadratan lebih dulu, di mana

- =3=2+1
- =9=3+2
- =7=4+3
- =9=5+4
- = 11 = 6 + 5
- = 13 = 7 + 6
Kesimpulannya yaitu
- (n - = n + (n – 1)
Sedangkan pembuktian secara deduktif yaitu
- (n - = [n - (n – 1)][n + (n = 1)] = n + (n = 1)

jadi, selisih kuadrat dua bilangan asli berturutan


sama dengan jumlah dua bilangan asli tersebut
sehingga

- 32 = 321.234 + 321.233 = 642.467


2. Sistem Matematika
Matematika, khususnya berhitung di kelas 1 SD
berkenaan dengan himpunan bilangan asli {1, 2, 3, 4,
…, 20}. Bilangan-bilangan yang digunakan dalam
penjumlahan atau pengurangan hanyalah bilangan-
bilangan asli yang kurang dari 20 dan hasilnya harus
ada di antara bilangan-bilangan asli tersebut.
Dari contoh tersebut, ada 3 hal yang perlu
diperhatikan yaitu:
1. Adanya suatu himpunan yang tidak kosong
2. Adanya operasi pada elemen-elemen himpunan
itu, misalnya: penjumlahan, pengurangan,
perkalian atau lainnya.
3. Hasil operasi itu harus termasuk (sebagai
anggota) dalam himpunan itu.
1. Sifat tertutup penjumlahan
Jika a dan b bilangan-bilangan asli sebarang, maka
(a + b) adalah suatu bilangan asli pula

2. Sifat asosiatif penjumlahan


Jika a, b dan c bilangan-bilangan asli sebarang,
maka (a + b) + c = a + (b + c)

3. Sifat komutatif penjumlahan


Jika a dan b bilangan-bilangan asli sebarang, maka
a + b = b +a
4. Sifat tertutup perkalian
Jika a dan b bilangan-bilangan asli sebarang, maka (
a x b) adalah suatu bilangan asli pula

5. Sifat asosiatif perkalian


Jika a, b dan c bilangan-bilangan asli sebarang,
maka (a x b) x c = a x (b x c)

6. sifat komutatif perkalian


jika a dan b bilangan-bilangan asli sebarang, maka a
xb=bxa
7. elemen identitas (elemen netral) perkalian
Sistem bilangan asli dengan perkalian memiliki
elemen identitas, yaitu 1, sebab untuk sebarang
bilangan asli a berlaku a x 1 = 1 x a = a

8. Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan


Jika a, b dan c sebarang bilangan-bilangan asli,
maka a x (b + c) = a x b + a x c distributif kanan
(a + b) x c = a x c + b x c distributif kiri

9. Elemen identitas penjumlahan


Sistem bilangan bulat memiliki elemen identitas,
yitu 0, sebab untuk sebarangan bilangan bulat a,
a+0=0+a=a
10. Elemen invers penjumlahan (lawan)
Untuk sebarang bilangan bulat a mempunyai
invers penjumlahan (lawan), yaitu suatu
bilangan bulat –a, sebab a + (-a) = (-a) + a = 0

11. Elemen invers perkalian (balikan)


Untuk sebarang bilangan rasional a, dengan a ≠
0, ada invers perkalian (balikan) dari a (ditulis ),
sedemikian hingga a x = x a = 1.
Dalam hal ini =
Modul 4
Pemecahan Masalah

KB 1 KB 2
PROSES STRATEGI
PEMECAHAN PEMECAHAN
MASALAH MASALAH
Kegiatan Belajar 1
Proses Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah dimaksudkan suatu bahasan


tentang bagaimana proses dan strategi
memecahkan atau menyelesaikan suatu masalah
dan bukan pemecahan masalah sebagai suatu
pendekatan pembelajaran.
George Polya mengembangkan pengalamannya
dalam pemecahan masalah, proses pemecahan
masalah dalam empat langkah umum:
Langkah 1. memahami masalah
Langkah 2. menyusun perencanaan
Langkah 3. melaksanakan rencana
Langkah 4. melihat atu memeriksa
Langkah 1. Memahami masalah (soal)
Pada langkah ini membaca soal atau
masalah dan memerinci antara lain, hal-hal:
1. Apakah semua kata yang ada dalam soal
telah dimengerti?
2. Katakan sisi soal dengan kata-katamu
sendiri.
3. Apa saja yang ditentukan dalam soal
tersebut
4. Apa saja yang ditanyakan dalam soal itu.

5. Informasi apa saja (jika ada) yang


kurang atau tidakdiperlukan.
Langkah 2. Menyusun perencanaan
Ini merupakan langkah terpenting dalam
pemecahan masalah, yaitu menemukan
atau memilih strategi untuk
menyelesaikan masalah. Strategi atau
tahapannya angtara lain:
1. Mencari pola yang sesuai

2. Mencari soal-soal yang mungkin


penyelesaian mirip dengan soal
tersebut.
3. Menyederhanakan soal untuk
keadaan khusus yang diperkirakan
dapat menuju pada pemecahan soal.
4. Membuat tabel, diagram, gambar dari
ketentuan-ketentuan dalam soal (jika mungkin)
5. Menggunakan penalaran langsung ataupun
tidak langsung
6. Mencari dan menerapkan rumus yang sesuai
7. Menuliskan persamaan
8. Membuat dugaan dan memeriksa
kebenarannya
Bekerja mundur, dari hasil yang diharapkan
menuju pada ketentuan soal
9. Mengidentifikasi bagian-bagian yang menuju
pada penyelesaian keseluruhan.
Langkah 3. Melaksanakan yang telah direncanakan

Pada langkah ini melaksanakan apa yang telah


direncanakan dengan mempertimbangkan, antara
lain hal-hal:
1. Mengimplemantasikan strategi yang telah
diputuskan pada langkah 2 dan dilanjutkan
dengan penyelesaian yang diperlukan atau
perhitungan
2. Dalam menyelesaikan selalu menjaga ketelitian,
baik dalam menulis atau menghitung
3. Memeriksa setiap langkah pada perencanaan
yang dipilih
Langkah 4. Melihat atau Memeriksa Kembali

1. Mencocokkan hasil penyelesaian dengan


ketentuan-ketentuan dan yang ditanyakan
dalam soal
2. Mencari apakah ada cara lain untuk
menyelesaikan soal itu
3. Jika mungkin, mengembangkan soal tersebut
menjadi soal yang lebih umum yang
mempunyai kemiripan pemecahan atau cara
pemecahan yang berlainan
Kegiatan Belajar 2
Strategi Pemecahan Masalah
1. Strategi pemecahan masalah dengan
penyederhanaan lalu mencari pola
2. Strategi pemecahannya dengan menduga
secara sistematis
3. Strategi penggunaan tabel atau daftar yang
terorganisir
4. Strategi penggunaan penalaran langsung
5. Strategi menerapkan rumus yang sesuai
6. Strategi bekerja mundur
Contoh Strategi Pemecahan Masalah
dengan Penyederhanaan lalu mencari pola

Berapakah banyaknya semua persegi (dengan


ukuran sama atau berbeda) pada papan catur
berikut ini
Langkah 1, Memahami Soal
Kita harus memahami arti persegi. Persegi
dengan ukuran berbeda adalah persegi-persegi
dengan ukuran 1x1, 2x2, 3x3, …,dan 8x8.

Langkah 2, Menyusun Perencanaan


Di mana kita akan melakukan penyederhanaan,
yaitu mulai dari gambar persegi ukuran 1x1, lalu
menghitung banyaknya persegi ukuran 2x2 dan
seterusnya sehingga kita mendapat suatu pola
menentukan banyaknya semua persegi pada
persegi ukuran 8x8.
Langkah 3, Melaksanakan Rencana
Dengan strategi penyederhanaan perhatikan
gambar dan tabel di bawah ini

a. b. c. d.

Persegi pada Banyaknya Persegi dengan Ukuran Jumlah Semua


Gambar Persegi
1x1 2x2 3x3 4x4

a. 1x1 1 0 0 0 1
b. 2x2 4 1 0 0 5
c. 3x3 9 4 1 0 14
d. 4x4 16 9 4 1 30
Dari tabel ditemukan bahwa banyaknya persegi
pada masing-masing gambar a, b, c, dan d
merupakan jumlah dari kuadrat sempurna.misal
banyaknya semua persegi pada gambar d.
dengan ukuran 4x4 adalah 16+9+4+1 = + + + =
30.
Jadi banyaknya semua persegi pada gambar
dengan ukuran 8x8 adalah + + + + + + + =
204
Langkah 4, Memeriksa Kembali
Memperhatikan cara menghitung banyaknya
persegi pada suatu papan catur dengan strategi
penyederhanaan soal, mulai dengan papan catur
berukuran 1x1, 2x2 dan seterusnya merupakan
suatu cara yang sistematis sehingga memperoleh
pola untuk menentukan banyaknya semua
persegi pada papan catur berukuran 8x8. dengan
pola ini, kita mudah menentukan banyaknya
semua persegi dari papan catur berukuran n x n,
yaitu + + +…+
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai