Anda di halaman 1dari 27

TUGAS RESUME MICRO TEACHING

Nama : Dhia Rafif

Npm : 192151043

Kelas : E

1) SudahKeterampilan Membuka Pembelajaran


 Urgensi Membuka Pembelajaran
Membuka pembelajaran merupakan bagian vital dari proses pembelajaran.
Hasil penellitian sebagaimana dilaporkan Perrot telah memberikan bukti empiris
bahwa membuka pembelajaran dapat menentukan keberhasilan proses pembelajaran.
 Pengertian Membuka Pembelajaran
Aktivitas membuka pembelajaran disebut juga set induction. Set induction
merupakan proses mempersiapkan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran,
atau proses mengenalkan pelajaran pada siswa, atau cara memasarkan pelajaran di
kelas kepada siswa.
 Tujuan Membuka Pembelajaran
Secara umum aktivitas membuka pembelajaran bertujuan untuk:
a. Memfokuskan perhatian siswa terhadap pembelajaran yang akan dilaksanakan.
b. Membangkitkan motivasi siswa.
c. Mengetahui kemampuan awal siswa mengenai materi pelajaran yang akan
dipelajari.
 Komponen Membuka Pembelajaran
Komponen membuka pelajaran merujuk pada aktivitas utama dalam set induction.
Terdapat empat aktivitas utama dalam membuka pembelajaran yaitu:
a. Menarik Perhatian Siswa
Berbagai cara yang dapat dilakukan guru untuk mendapatkan perhatian siswa
antara lain dengan menggunakan suara, gerakan, kontak mata, menggunakan
alat bantu audio visual, serta mengubah pola interaksi guru dan murid.
b. Membangkitkan Motivasi Siswa
Fungsi utama dari set induction adalah untuk mendapatkan perhatian dan
membangkitkan motivasi siswa di awal pembelajaran. Siswa dapat dimotivasi
dengan bercerita, menyajikan masalah yang menarik, memberikan pernyataan
provokatif, perubahan perilaku dari guru, memperkenalkan unsur kejutan,
demonstrasi, menggunakan model, diagram, atau gambar yang dapat
mengundang komentar siswa, mengajukan hipotesis yang menyajikan dilema
yang menarik, diskusi, lembar kerja, permainan, proyek-proyek yang memicu
perhatian dan mendorong siswa untuk aktif dalam mempelajari materi pelajaran
yang akan dipelajari.
c. Menghubungkan Materi Pelajaran
Pembelajaran akan menjadi lebih bermakna apabila pengetahuan baru
terintegrasi dengan pengetahuan sebelumnya. Menghubungkan pelajaran
sebelumnya dengan pelajaran yang akan dipelajari sekarang memungkinkan
siswa memiliki fondasi yang kuat mengenai suatu topik materi pelajaran. Selain
itu juga untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa mengenai subjek yang
akan dibahas. Menghubungkan materi pelajaran juga bermakna mengaitkan
topik pelajaran dengan situasi yang dikenal siswa.
d. Menyampaikan Struktur Materi Pelajaran
Penyampaian struktur materi pelajaran terkait dengan penyampaian tujuan
pembelajaran dan tahapan pembelajaran yang mungkin untuk mengejar tujuan
tersebut. Penentuan tujuan pembelajaran memungkinan siswa untuk
mempersiapkan diri sepenuhnya. Siswa akan mempersiapkan mental untuk
topik yang akan dibahas dan berpikir tentang kontribusi yang mungkin dapat
mereka lakukan.
2) Keterampilan Menjelaskan Pembelajaran
 Urgensi Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan dianggap perlu dalam semua mata pelajaran.
Dengan tidak adanya keterampilan ini penyajian materi tidak mungkin. Oleh karena
itu, guru harus mempelajari keterampilan menjelaskan agar siswa mengerti banyak
ide, konsep, atau prinsip-prinsip yang perlu penjelasan.
 Pengertian Menjelaskan
Secara etimologis kata menjelaskan (explaining) berakar dari kata explanare
yang berati to make plain (membuat jelas). Sedangkan menurut Standart Modern
English, menjelaskan berasal dari kata ‘to explain’ berati memberitahu secara rinci.
Dapat disimpulkan bahwa menjelaskan adalah upaya untuk memberikan pemahaman
kepada orang lain tentang suatu masalah.
 Jenis Menjelaskan
Penjelasan dapat dikategorikan menjadi tiga jenis:
a. Penjelasan Interpretive
Adalah penjelasan yang bersifat memberikan klarifikasi, mencotohkan, atau
menafsirkan arti dari suatu istilah. Penjelasan ini menjawab pertanyaan
“Apa ...?”
b. Penjelasan Descriptive
Adalah penjelasan yang menjelaskan suatu proses atau struktur. Penjelasan ini
menjawab pertanyaan “Bagaimana ...?”
c. Penjelasan Reason Giving
Adalah penjelasan yang menawarkan alasan atau penyebab terjadinya
fenomena. Penjelasan ini menjawab pertanyaan “Mengapa ...?”
Penjelasan dapat juga dikategorikan menjadi enam jenis sebagai berikut:
a. Penjelasan mengenai suatu struktur;
b. Penjelasan menganai klasifikasi tertentu;
c. Penjelasan menganai maksud atau tujuan;
d. Penjelasan menganai urutan peristiwa;
e. Penjelasan menganai prosedur dan preposisi yang menginformasikan dan
menjelaskan konsep dan aturan,misalnya penjelasan mengenai penyelesaian
persamaan matematika;
f. Penjelasan menganai tindakan.
Penjelasan mengenai tindakan dapat dikategorikan menjadi lima jenis sebagai
berikut:
a. Penjelasan yang berkaitan dengan aturan-aturan sosial;
b. Penjelasan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip etik;
c. Penjelasan yang berkaitan dengan cara melakukan sesuatu untuk mencapai
tujuan tertentu;
d. Penjelasan yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial;
e. Penjelasan yang berkaitan dengan interpretasi, misalnya memberikan penjelasan
terhadap suatu puisi.
 Tahapan Menjelaskan
Terdapat 5 tahapan dalam menjelaskan yaitu:
a. Pengkajian awal
b. Perencanaa
c. Persiapan
d. Presentasi
e. Penutup
 Efektivitas Menjelaskan
Kriteria efektivitas dapat dikelompokkan ke dalam empat kriteria, yaitu:
a. Terstruktur
b. Jelas
c. Ringkas
d. Menarik

3) Keterampilan menutup pembelajaran

URGENSI MENUTUP PEMBELAJARAN


Menutup pembelajaran atau wrap-up memberikan umpan balik kepada guru
mengenai pencapaian tujuan pembelajaran oleh siswa. Berdasarkan respon siswa,
guru dapat memutusakan untuk memperjelaas konsep tertentu atau Kembali kepada
keterampilan yang belum dikuasai siswa.

PENGERTIAN MENUTUP PEMBELAJARAN

Menutup pembelajaran dapat didefinisikan sebagai pengarahan perhatian pada


penyelesaian tugas tertentu atau urutan belajar pada akhir pembelajaran.menutup
pembelajaran berisi risngkasan singkat dari materi yang diajarkan sehingga siswa dapat
menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan sebelumnya.

JENIS MENUTUP PEMBELAJARAN

Terdapat empat jenis, yaitu: penutup perseptual, penutup kognitif, penutup


motivasional, penutup sosial.
 Penutup perseptual

Adalah memberikan suatu isyarat kepada siswa sebagai tanda bahwa


pembelajaran akan segera berakhir. Awal penutupan melibatkan penggunaan
perilaku verbal dan nonverbal untuk menandakan pertemuan akan segera berakhir.

Awal pertemuan verbal misalnya mengatakan:

o “Kita akan mengakhiri pertemuan ini…..”


o “anda telah bekerja keras, saya yakin anda sudah cukup untuk
hari ini…”

Isyarat nonverbal harus memperkuat penutupa awal. Misalnya melakukan kontak


mata, mengumpulkan kertas atau buku paket, melihat jam tangan, dll.

 Penutupan kognitif

Adalah sarana mencari kesepakatan bahwa tema utama dari materi


pembelajaran telah secara akurat diterima dan dipahami oleh siswa. Ini melibatkan
tiga strategi utama yaitu merangkum (summarization), memeriksa (checking out),
dan tautan keberlanjutan (continuity links)

 Penutupan motivasional

Melalui penutupan motivasional, siswa dapat diarahkan untuk memikirkan


lebih hati-hati, mempertimbangkan lebih dalam, dan menghubungkan wawasan
baru yang diperoleh dari proses pembelajaran untuk masalah yang lebih umum
dalam konteks yang lebih luas. Tiga cara utama yang digunakan untuk penutupan
yang dapat memberikan efek motivasi yaitu nasihat motivasi, kata-kata mutiara,
dan pekerjaan rumah atau tugas.

 Penutupan sosial
Salah satu fungsi dari penutupan sosial adalah untuk menekankan sebuah
‘perasaan menyenangkan’ dari sebuah interaksi. Guru menyampaikan terimakasih
kepada semua siswa atas kehadiran dan kontribusinya terhadap pembelajaran.

4) Keterampilan bertanya

URGENSI KETERAMPILAN BERTANYA


Bertanya memiliki tempat yang sangat penting dalam semua jenis
pembelajaran dan merupakan bagian utama dari aktivitas guru. Pembelajaran adalah
proses bipolar atau dua arah. Penjelasan guru adalah satu arah, oleh karena itu guru
memberikan pertanyaan kepada untuk melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.
Tanpa pertanyaan, pembelajaran mustahil dapat dilaksanakan dengan baik.
Pertanyaan merpakan bagian penting untuk membuat pembelajaran yang efektif.
Bertanya adalah alat penalaran dan belajar.

PENGRTIAN BERTANYA
Secara umum bertanya dapat diartikan sebagai permintaan informasi.
Bertanya dalam perspektif pembelajaran, dapat didefinisikan sebagai strategi yang
digunakan oleh guru untuk membantu siswa dalam mengembangkan dan
menggunakan berbagai keterampilan berpikir.

TUJUAN BERTANYA
Pada setiap situasi kelas, pertanyaan dimaksudkan untuk mencapai tujuan
sebagai berikut:

 Memberikan Stimulus
Guru memberikan prtanyaan kepada siswa sebagai stimulus untuk berbicara.
 Mencari Informasi Lebih Lanjut
Pertanyaan yang diberikan memungkinkan siswa untuk brpikir dan
memberikan informasi lebih lanjut.
 Memfokuskan Kembali
Guru memberikan pertanyaan untuk memfokuskan Kembali perhatian siswa.
 Mengarahkan
Guru memberikan pertanyaan untuk mengarahkan perhatian siswa kepada
suatu hal yang dibahas.
 Meningkatkan Daya Kritistujuan lain dari pertanyaan adalah untuk
meningkatkan kesadaran kritis siswa.

KEGUNAAN BERTANYA

Sebagiann besar pertanyaan akan jatuhpada satu atau lebih dari tiga alas an
berikut:

 Sebagai bagian dari pembelajaran


 Sebagai bagian dari pengelolaan kelas
 Sebagai bagian dari penilaian

Sebagai lkeragaman alas an tersebut kegunaan brtanya telah diidentifikasi


secara beragam pula, yaitu untuk:

 Memotivasi siswa.
 Membangkitkan minat dan rasa ingin tau siswa.
 Menekankan aspek penting.
 Mengembangkan kemampuan berpikir kritasi dan pemecahan masalah.
 Mendiagnosa kesulitan belajar
 Memberikan stimulus untuk siskusi.
 Memvariasikan penyampaian materi pelajaran.

Tingkatan Pertanyaan

Berdasarkan kompleksitasnya terdapat tiga tingkatan pertanyaan, yaitu:

 Pertanyan tingkat rendah


 Pertanyaan tingkat menengah
 Pernyataaan tingkat tinggi

Kriteria Pertanyan yang Baik


Pertanyaan yang baik adalah pertanyaan yang mendidik. Guru yang baik
adalah penanya yang baiik. Beberapa hal berikut yang penting untuk diperhatikan:

 Pertanyaan menggunakan Bahasa yang sederhana.


 Tidak membingungkan, tidak Panjang dan samar.
 Pertanyaan singkat, padat, jelas.
 Pertanyaan disesuaikan dengan kemampuan siswa.
 Pertanyaan relevan dengan topik yang dibahas.
 Tidak mengundang jawaban tebakan dan tidak bersifat sugesti.
 Tidak mengandung dua gagasan.

TEKNIK BERTANYA YANG EFEKTIF

Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam memberikan pertanyaan sebagai


berikut:

 Mengajukan pertanyan
Pertanyaan sedapat mungkin hanya diajukan sebanyak satu kali. Pertanyaan
harus diajukan ke seluruh siswa terlebih dahulu, kemudian salah satu siswa
diminta untuk menjawab. Guru melanjutkan ke pertanyaan berikutnya hanya
bila jawaban untuk pertanyaan pertama telah tercapai.
 Distribusi pertanyaan
Pertanyaan harus disebar secara merata. Pertanyaan tidak dibrikan secara
berurutan menurut tempat duduk.
 Ketidakmampuan siswa
Ketidakmampuan siswa untuk menjawab pertanyaan harus dimaklumi. Guru
harus memiliki sikap membantu.
 Waktu tunggu
Waktu tunggu adalah periode hening sebelum sisa diberikan kesempatan
untuk menjawab. Waktu tunggu adalah penunjang penting dari pertanyaan
yang diajukan guru agar dapat mendorong pemikiran dan aktifitas siswa.

MERESPON JAWABAN SISWA


Menjawab pertanyaan merupakan aktifitas beresiko tinggi dan melibatkan emosi,
karena secara eksplisit melibatkan penilaian guru. Berikut adalah beberapa strategi
menanggapi jawaban siswa:

 Dengarkan siswa
Jangan memotong jawaban siswa, bahkan jika siswa sedang menuju suatu
kesimpulan yang salah.
 Gunakan isyarat nonverbal
Isyarat ini dimaksudkan untuk menunjukan perhatian guru kepada siswa.
Pertahankan kontak mata dengan siswa yang diajak bicara.
 Variasikan reaksi guru
Variasi reaksi guru terhadap jawaban siswa diberikan tergantung pada
komentar siswa. Guru dapat memberikan respon dengan salah satu cara
berikut:
1.) Memperkuat poin penting jawaban siswa.
2.) Meminta penjelasan lebih lanjut dari jawaban siswa.
3.) Menyngkat atau menggabungkan komentar siswa.
4.) Menghubungkan jawaban siswa satu sama lain.
 Bijaksana memuji jawaban yang benar
Siswa akan melihat guru untuk mendapatkan bimbingan dan dukungan atas
jawaban mereka. Guru dapat membantu siswa untuk melihat jawaban yang
benardari perspektif yang lebih luas.
 Bijaksana mengoreksi jawaban yang salah
Ketika siswa menjawab salah, guru harus mengarahkan siswa agar
memberikan jawaban yang benar tanpa diberi sanksi. Doronglah siswa untuk
memperbaiki jawabannya.

5) Keterampilan memberi penguatan

URGENSI PENGUATAN

Sebuah komponen penting dari desain pembelajaran adalah penguatan. Semua siswa
di kelas membutuhkan persetujuan sosial dari perilaku mereka. Kendali atas
pembelajaran tergantung pada pengaturan penguatan yang tepat terhadap respon siswa
yang diinginkan. Oleh karena itu frekuensi, waktu pemberian, dan jenis penguatan
sangat penting untuk diperhatikan.

LANDASAN FILOSOFIS PENGUATAN

Gagasan mengenai penguatan (reinforcement) telah memainkan peran sentral


bagi pengembangan teori belajar dalam perspektif psikolog perilaku karya Burrhus
Frederic Skinner, seorang sarjana idealis dan inventif dari abad kedua puluh. Bagi
banyak orang dia adalah tokoh utama behaviorisme modern. Pendekatan yang disebut
“operant conditioning” ini menjelaskan pembelajaran dengan mengidentifikasi
perilaku atau tindakan (operants) serta menganalisis waktu yang tepat dan sifat
penguatan berikutnya.
Karya Skinner tentang operant conditioning pada hewan sangat bergantung
pada proses pembentukan (shaping). Ini dilakukan dengan memperkuat perilaku-
perilaku yang secara bertahap diperkirakan merupakan perilaku yang diinginkan. Jadi,
jika perilaku yang diinginkan adalah untuk melompat dan menyentuh objek,
penguatan awal diberikan untuk melakukan melompat apapun, berikutnya hanya
melompat di dekat objek, dan akhirnya hanya melompat yang membuat kontak
dengan objek. Pendekatan ini meyakini belajar terbaik akan terjadi Ketika perilaku
positif diperkuat dengan imbalan atau pengakuan.

PENGERTIAN PENGUATAN

Apapun yang memperkuat atau meneguhkan perilaku dikenal sebagai


penguatan (reinforcement). Duthie (1980) memberikan nama yang berbeda untuk
keterampilan penguatan sebagai "keterampilan bereaksi" (skill of reacting). Penguatan
merujuk pada stimulus yang dapat meningkatkan terulangnya respon ketika stimulus
diberikan dalam situasi yang sama. Penguatan didefinisikan Skinner (1961) sebagai
pemberian stimulus dalam rangka meningkatkan kemungkinan perilaku tertentu yang
ditampilkan.
Penguatan bersifat psikologis. Ini adalah kondisi atau situasi yang
kemungkinan dapat meningkatkan respon yang diinginkan atau mengurangi respon
yang tidak diinginkan. Siswa belajar lebih baik ketika termotivasi untuk belajar,
hanya dengan menerima informasi hasil yang segera setelah memberikan respon.
Penguatan adalah seni dalam pembelajaran. Oleh karena itu,
pertimbangan yang tepat harus dibuat untuk memberikan penguatan.

KEGUNAAN PENGUATAN
Penguatan adalah salah satu prinsip yang paling dikenal luas untuk
mendukung proses pembelajaran yang efektif dan hasil belajar yang jauh lebih baik,
jika digunakan secara bijak oleh guru. Hal ini dapat dicapai karena penguatan dapat
mempertahankan atau meningkatkan perilaku siswa yang diinginkan.
Penguatan dipandang sebagai alat yang ampuh untuk meningkatkan perilaku
sosial siswa dalam kelas dan meningkatkan prestasi akademik. Penelitian yang
dilakukan Turney et al. (1983) telah memetakan bagaimana guru melalui penguatan
dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa, meningkatkan perilaku kelas, dan
meningkatkan prestasi. Demikian juga penelitian yang telah dilakukan beberapa
peneliti menunjukkan bahwa penguatan dapat meningkatkan perhatian siswa (Taylor,
1997), meningkatkan motivasi belajar (Dweck, 2007), dan meningkatkan prestasi
akademik (McCowan et al., 1995: Merret dan Thorpe, 1996). Bukti kuat juga
dilaporkan Flanders dan Simon (1969) serta Rosenshine dan Furst (1971) yang
mengemukakan penguatan berkorelasi positif dengan prestasi siswa.

TUJUAN PENGUATAN
Jika penguatan digunakan secara efektif dalam pembelajaran guru dapat
mengharapkan untuk mewujudkan tujuan-tujuan sebagai berikut:
 menarik dan mempertahankan perhatian siswa.
 mendorong siswa untuk berperilaku positif.
 mencegah siswa untuk berperilaku negative.
 mendorong siswa untuk berusaha lebih keras.
 meningkatkan disiplin siswa dan memodifikasi
 kecenderungan destruktif.
 meningkatkan tingkat kepercayaan diri siswa.
 meningkatkan partisipasi siswa.

JENIS PENGUATAN
Skinner memfokuskan pada dua jenis penguatan yang dapat meningkatkan
kemungkinan perilaku terjadi yaitu penguatan positif dan penguatan negative. Penguatan
positif dapat memperkuat perilaku yang diinginkan. Penguatan negatif di sisi lain
melemahkan perilaku yang tidak diinginkan." Respon terhadap penguatan positif
cenderung diulang dalam situasi tertentu, sedangkan respon terhadap penguatan negatif
cenderung dihentikan. Dengan demikian, law of effect merupakan prinsip dasar dari
penguatan.

Penguatan Positif

Jika stimulus dapat meningkatkan respon siswa, disebut Penguatan Positif.“ Belajar
terbaik akan terjadi ketika perilaku positif diperkuat dengan pengakuan" dan persetujuan,
sebab perilaku siswa tidak hanya berdasarkan contoh tetapi juga berdasarkan tanggapan
orang lain terhadap perilaku mereka. Prinsip penguatan positif sebagaimana dikemukakan
Martin dan Pear (2007) adalah jika dalam situasi tertentu seseorang melakukan sesuatu yang
segera diikuti oleh dorongan yang positif, maka orang lebih mungkin untuk melakukan hal
yang sama lagi ketika ia selanjutnya bertemu dengan situasi yang sama.

Penguatan positif dapat dilakukan secara verbal dan non-verbal. Penguatan secara verbal
dapat dilakukan melalui kata-kata pujian, menggunakan isyarat ekstra-verbal, dan
merekonstruksi jawaban siswa. Cara pertama dapat dilakukan dengan mengucapkan kata-kata
seperti: “Bagus”, “Baik”, “Hebat”, “Benar sekali”, “Fantastis”. Cara kedua dapat dilakukan
misalnya dengan mengucapkan kata “Ya” untuk mendorong siswa melanjutkan jawaban.
Cara ketiga dapat dilakukan dengan mengulang respon siswa dan meringkas ide-ide siswa.

Penguatan non-verbal dilakukan guru dengan ekspresi tertentu seperti menganggukkan


kepala, tersenyum, bergerak menuju ke siswa yang memberikan tanggapan, menjaga kontak
mata dengan siswa, menulis tanggapan siswa di papan tulis, atau tindakan non-verbal lainnya
yang menunjukkan rasa senang terhadap tanggapan siswa.Dalam perspektif lain penguatan
dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:

 penghargaan sosial (social rewards), seperti tepukan di punggung, acungan


jempol, dan pujian lisan,
 penghargaan aktivitas (activity rewards), seperti menjadi di baris pertama atau
memiliki lima menit waktu luang di akhir kelas,
 penghargaan berupa benda (tangible or material rewards), seperti popcorn atau
sertifikat penghargaan.

Penguatan Negatif

Jika stimulus dapat menghentikan respon siswa, disebut “penguatan negatif”. Penguatan
negatif berarti melemahkan perilaku yang tidak diinginkan dari siswa.” Penguatan negative
akan mengakibatkan siswa merasa berkecil hati dengan perilaku guru. Penguatan negatif
yang terlalu banyak dengan intensitas tinggi mengembangkan rasa takut pada siswa, sehingga
menurunkan partisipasi siswa di kelas.

Penggunaan penguatan negatif dapat memberikan efek langsung pada perilaku siswa, tetapi
juga memiliki risiko efek samping yang negatif.” Oleh karena itu, sangat penting untuk
menyadari manfaat dan kerugian dari penguatan negatif. Penguatan negatif memberikan
manfaat sebagai berikut:

 Segera menghentikan perilaku siswa yang tidak diinginkan dan dapat


mengurangi terjadinya perilaku dalam jangka panjang,
 Informatif bagi siswa karena membantu mereka dengan cepat membedakan
antara perilaku yang diterima dengan perilaku yang tidak diterima,
 Instruktif untuk siswa lain, karena dapat mengurangi kemungkinan siswa lain
meniru perilaku yang tidak diinginkan,

Penggunaan penguatan negatif memberikan efek samping


negatif sebagai berikut:

 Dapat disalahartikan. Misalnya guru memberikan penguatan negatif kepada


siswa karena siswa berbicara bukan gilirannya, mungkin saja siswa akan
berhenti merespon padahal gilirannya sudah sampai.
 Dapat menyebabkan siswa menarik diri sama sekali untuk berpartisipasi.
 Dapat menyebabkan siswa menjadi agresif.
 Dapat menghasilkan reaksi negatif dari siswa lain. Misalnya, siswa dapat
memberikan ejekan terhadap siswa yang berperilaku tidak diinginkan.
 Dapat menyebabkan siswa menjadi negatif terhadap dirinya atau terhadap
situasi. Misalnya, dapat mengurangi perasaan harga diri atau menghasilkan
sikap negatif terhadap sekolah.

Karena kelemahan penguatan negatif guru harus selalu mempertimbangkan stimulus


alternatif untuk mengurangi masalah perilaku. Penguatan negatif yang dipilih harus
digunakan dengan sangat hati-hati dan dampaknya harus dipantau secara seksama.
Penguatan negatif dapat dilakukan secara verbal dan non-verbal. Secara verbal guru
harus menghindari pernyataan mengecewakan seperti “Saya tidak suka apa yang kamu
lakukan”, “Salah”, “Hentikan”. Secara non verbal guru harus menghindari perilaku
seperti mengerutkan kening, bergerak menjauh dari siswa yang sedang memberikan
tanggapan, dan tidak melakukan kontak mata dengan siswa yang sedang menanggapi.

TEKNIK PENGUATAN

Penguatan dapat diberikan secara efektif dengan memperhatikan beberapa pedoman


berikut.

 Berikan penguatan dengan tepat pada saat dibutuhkan.


 Penggunaan penguatan yang berlebihan harus dihindari atau guru tidak
memperkuat setiap respon dari siswa.
 Penguatan harus untuk semua siswa dan bukan hanya untuk siswa yang
menjawab pertanyaan atau yang telah menunjukkan kinerja baik.
 Penguatan harus menggunakan kata-kata yang tepat.
 Gunakan kalimat baru untuk memberikan penguatan.

KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN

Berikut ini adalah enam komponen utama keterampilan penguatan yang membutuhkan
latihan untuk penggunaan yang efektif oleh guru di kelas:

 Penguatan verbal (verbal reinforcement), terdiri atas penguatan verbal positif dan
penguatan verbal negatif. Contoh penguatan verbal positif adalah mengulangi
jawaban siswa, dan memuji mereka. Contoh penguatan verbal negatif adalah
mencaci-maki.
 Penguatan nonverbal (non-verbal reinforcement/ gesturalreinforcement), terdiri
atas penguatan non-verbal positif dan penguatan non-verbal negatif. Contoh
penguatan non-
verbal positif adalah senyum dan menganggukkan kepala. Contoh penguatan non-
verbal negatif adalah kemarahan, menggelengkan kepala.
 Penguatan sentuhan (contact reinforcement), misalnya menepuk punggung siswa,
hand shaking dan meletakkan tangan di kepala siswa.
 Penguatan kedekatan (proximity reinforcement), misalnya mendekati siswa dan
membuat siswa lebih terlibat dan tertarik untuk belajar.
 Penguatan aktivitas (activity — reinforcement), misalnya memberikan tugas dan
pekerjaan rumah.
 Penguatan tanda (token reinforcement), misalnya pemberian tanda bintang dan
nilai, pada buku catatan siswa.

6) Keterampilan melakukan variasi stimulus

Pengertian Variasi Stimulus


Variasi stimulus berarti perubahan gerakan dan posisi guru selama
mengajar. Variasi stimulus dapat didefinisikan sebagai perubahan perilaku guru
yang disengaja untuk menarik dan mempertahankan perhatian siswa pada level
tertinggi terhadap pelajaran, atau aktivitas di kelas. Definisi tersebut
mengandung makna bahwa variasi stimulus terkait dengan perhatian siswa.
Asumsinya adalah perubahan stimulus dapat mengubah perhatian siswa.

Urgensi Variasi Stimulus

Urgensi variasi stimulus dalam pembelajaran didasarkan kepada dua alasaii berikut:

Durasi Perhatian Siswa Relatif Singkat

Umumnya siswa tidak mampu menjaga perhatiannya terhadap sesuatu dalam


waktu yang relative lama 5 Itu artlnya siswa memiliki rentang waktu yang
singkat untuk memperhatikan pelajaran. Perhatian mereka cenderung bergeser
dari satu stimulus ke stimulus yang lainnya. Siswa akan mengalanfi kesulitan
untuk tetap pada satu stimulus yang hadir dalam rentang waktu yang terlalu
lama. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi guru untuk melakukan variasi
stimulus. Hal ini semakin penting karena teguran yang disampaikan guru saat
perhatian siswa berkurang tc•rhadap pelajaran, terbukti tidak efektif untuk
meningkatkan perhatian siswa.

Pembelajaran Memerlukon Perhatian Siswa

Pembelajaran di kelas sebagian besar tergantung pada perhatian siswa


kepada tugas belajar. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk menarik dan
mempertaharikan perhatian siswa agar efektivitas pembelajaran dapat tercapai.
Terus menggunakan stimulus atau kegiatan yang sama dalam jangka waktu yang
relatif lama akan menyebabkan perhatian siswa berkurang. Salah satu cara yang
signifikan untuk menarik dan mempertahankan perhatian siswa adalah variasi
stimulus.

Manfaat Variasi Stimulus

Penggunaan variasi stimulus dalam pembelajaran dapat memberikan


beberapa manfaat berikut:

Menjadikan Pembelajaran Tidak Monoton

Keterampilan melakukan variasi stimulus dapat membantu guru untuk


menghindari gaya mengajar yang cenderung monoton. Kelas yang monoton
memberikan dampak negative pada proses pembelajaran. Oleh karena itu, penting
membuat kelas yang menantang dan menarik sehingga proses pembelajaran
menjadi hidup, menarik, menyenangkan, dan merangsang pemikiran siswa.
dicapai melalui variasi stimulus.

Mempertahankan Perhatian Siswa

Variasi stimulus merupakan cara ampuh dalam mempertahankan perhatian siswa


di kelas.

Menjadikan Pembelajaran Lebih Menarik

Tujuan utama guru mengajar di kelas adalah menjadikan pembelajaran


menjadi menarik dan mengesankan bagi siswa. Guru dapat menyajikan berbagai
variasi stimulus agar tujuan tersebut tercapai. Artinya jika guru tidak melakukan
variasi stimulus, maka pembelajaran menjadi tidak menarik.

Menjadikan pembelajaran efektif

Guru dapat menyajikan berbagai variasi stimulus agar pembelajaran dapat


dilaksanakan dengan efektif. Dengan kata lain, efektivitas proses pembelajaran
sangat tergantung pada variasli stimulus.

Cakupan Variasi Stimulus

Variasi stimulus dapat dilakukan melalui beberapa cara tergantung pada


kegiatan mengajar yang sedang dilakukan oleh guru. Variasi stimulus secara garis
besar terkait dengan tiga bidang utama, yaitu:

(1) cara, suara, dan gaya mengajar guru;

(2) media dan bahan yang digunakan selama pembelajaran;

(3) hubungan antara guru dan murid selama di kelas.

Secara rinci variasi stimulus dapat dilakukan melalui perpindahan posisi guru,
gerakan tangan, perubahan suara, penekanan, perubahan pola interaksi, berhenti
sejenak/kesenyap, dan penggunaan media audio visual.

Perpindahan Posisi Guru

Ketika mengajar guru tidak seperti patung tanpa pidah posisi. Guru harus tidak statis.
Namun demikian, tidak setiap perpindahan posisi guru kondusif untuk menarik
perhatian siswa. Perpindahan posisi guru harus bermakna sesuai dengan situasi.

Gestur

Gestur (gestures) terdiri atas gerakan tangan, gerakan kepala, kontak mata, dan
ekspresi wajah. Gestur adalah isyarat nonverbal yang dapat digunakan untuk
mengekspresikan perasaan dan emosi, untuk memberikan penekanan mengenai ide
atau benda, serta untuk menunjukkan bentuk, ukuran, dan gerakan benda.

Perubahan Suara

Perilaku guru di kelas didominasi oleh aspek verbal. Dengan demikian, suara guru
memainkan peran penting dalam komunikasi di kelas. Perubahan suara(change in
voice) guru meliputi aspek volume dan kecepatan. Guru harus melakukan variasi
suara. Sebagai contoh, Situasi yang memerlukan penekanan pada kata-kata dan
frase tertentu memberikan kesempatan pada guru untuk mengubah volume atau
kecepatan suara.

Memfokuskan

Memfokuskan (focusing) mengacu pada perilaku guru untuk membantu dalam


memfokuskan perhatian siswa pada objek, kata, ide, aturan, generalisasi, atau
peristiwa tertentu. Terdapat tiga cara dalam memfokuskan perhatian siswa yaitu:

 Memfokuskan dengan menggunakan verbal (verbal focusing).


Contoh memfokuskan dengan cara ini adalah dengan mengulang kata-kata
tertentu untuk memusatkan perhatian. Misalnya: “Lihat ke sini,
perhatikan saya, saya akan menyampaikan sesuatu yang amat penting”.
 Memfokuskan dengan menggunakan gestur (gestural focusing). Contoh
memfokuskan dengan cara ini adalah menggunakan gerakan kepala,
tangan, atau gerakan tubuh lainnya untuk memusatkan perhatian siswa
menuju diinginkan. beberapa arah atau benda yang diinginkan.
 Memfokuskan dengan menggunakan verbal dan gestur secara simultan.
Contoh memfokuskan dengan cara ini adalah guru menunjuk satu benda atau
tulisan sambal mengatakan sesuatu.

Perubahan Pola interaksi

Proses komunikasi yang terjadi di dalam kelas disebut sebagal interaksi.


Interaksi antara guru dengan siswa sangat penting dalam ruang kelas. Jika tidak
interaksi di ruang kelas akan menjadi monoton. Oleh karena itu, pola interaksi di
ruang kelas harus terus berubah. Ketika guru atau siswa berkomunikasi melalui
gerakan tanpa berbicara, interaksi nonverbal telah terjadi. Terdapat dua jenis
interaksi verbal di dalam kelas, yaitu:

 Interaksi satu arah. Guru menyampaikan materi dan siswa hanya bertindak
sebagai pendengar yang pasif saja.
 Interaksi dua arah. Ketika guru menyampaikan materi, siswa juga
bereaksi terhadap materi yang disampaikan guru. Guru kadang-kadang
berinteraksi dengan kelas secara keseluruhan, kadang-kadang dengan
kelompok di kelas, dan berinteraksi dengan siswa secara individual.

Terdapat empat pola interaksi antara guru dengan siswa di dalam kelas, yaitu:

 Interaksi guru dengan semua siswa,


 Interaksi guru dengan kelompoksiswa,
 Interaksi guru dengan individu siswa,
 Interaksi siswa dengan siswa

Jeda

Guru dapat melakukan jeda (pausing) ketika menyampaikan materi


pelajaran jika diperlukan. Jeda bertujuan untuk memecah ide menjadi komponen-
komponen yang logis dan jelas. Jeda merupakan keheningan/kesenyapan yang
disengaja dalam interval singkat pada saat menyampaikan informasi atau
menjelaskan materi pelajaran untuk mempertahankan perhatian siswa.

Jeda adalah diam dalam waktu singkat selama pembicaraan. Diam memiliki
bahasa sendiri dan jika digunakan secara efektif dapat membantu untuk
memperoleh dan mempertahankan perhatian siswa. Diam sesaat sebelum
mengatakan sesuatu yang penting adalah casa yang efektif untuk menarik perhatian
siswa. Diam secara tiba-tiba di tengah pembicaraan membantu guru untuk menarik
perhatian siswa. Diam selama tiga detik dianggap efektif untuk tujuan ini. Jlka
jeda terlalu lama akan kehilangan efektivitasnya dalam menarik dan
mempertahan- kan perhatian siswa.

Partisipasi Siswa Secara Fisik

Siswa cenderung memilih pelajaran yang memberikan kesempatan kepada


mereka untuk partisipasi secara fisik atau berbasis aktivitas. Ini menarik minat dan
peratian mereka pada pembelajaran. Partisipasi fisik dapat berupa penggunaan alat,
demonstrasi, dan menulis di papan tulis.

Variasi Penggunaan Media


Guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa menggunakan media lisan dan
media visual. Penggunaan salah satu media dalam mengajar akan membuat siswa menjadi
bosan. Oleh karena itu, guru harus bervariasi dalam menggunakan media selama
berinteraksi dengan siswa untuk menarik dan mempertahankan perhatian siswa, Tentu
saja variasi penggunaan media ini harus seusai dengan karakteristik materi pelajaran dan
kebutuhan. Perpindahan penggunaan media dalam mengajar dapat dilakukan dari media
lisan ke media visual atau sebaliknya.

7) Keterampilan demonstrasi

Urgensi Demonstrasi
Proses pembelajaran tidak dapat hanya diselesaikan secara lisan. Guru harus
melakukan sesuatu di ruang kelas untuk memperjelas materi pelajaran dan ini
dapat dilakukan dengan bantuan demonstrasii. Demonstrasi sangat dibutuhkan
untuk menyampaikan materi pelajaran yang banyak mengandung praktik.

Pengertian Demonstrasi

Secara umum demonstrasi berarti memperlihatkan suatu tindakan atau


penggunaan prosedur tertentu dengan rinci setahap demi setahap. Dengan makna
yang sama demonstrasi juga disebut sebagai penjelasan audio visual, teknik
pembelajaran, strategi pembelajaran, dan metode pembelajaran.

Demonstrasi Sebagai Penjelasan Audio Visual

Demonstrasi adalah penjelasan visual dari serangkaian peristiwa,


peralatan, fakta, ide, atau proses. Demonstran menunjukkan bagaimana
sesuatu terjadi atau bekerja disertati dengan penjelasan. Dengan demikian,
demonstrasi dapat didefinisikan sebagai kombinasi dari penjelasan lisan
disertai dengan tampilan langsung dalam menggunakan alat untuk
menyajikan fakta-fakta penting, ide, atau proses. Oleh karena itu,
demonstrasi dapat dianggap sebagai penjelasan audio visual.
Demonstrasi Sebagai Teknik Pembelajaran

Demonstrasi adalah teknik yang dirancang untuk menunjukkan atau


menggambarkan prosedur, proses, atau peristiwa.

Demonstrasi Sebagai Strategi Pembelajaran

Demonstrasi merupakan strategi pembelajaran dengan melakukan presentasi

Visual dari tindakan, kegiatan, atau praktik kerja yang berhubungan dengan
fakta dan prinsip yang terkandung dalam materi pelajaran.

Demonstrasi Sebagai Metode Pembelajaran

Demonstrasi adalah salah satu metode pembelajaran yang paling klasik.


Selama Demonstrasi, guru menunjukkan kepada siswa bagaimana melakukan
sesuatu sambal menjelaskan setiap langkah dan memberitahu siswa mengapa
hal itu perlu dilakukan. Selanjutnya siswa diberikan kesenipatan untuk
menirukan materi yang telah didemonstrasikan. Dengan demikian,
demonstrasi adalah prosedur yang ditunjukkan oleh guru yang dilihat dan
dipraktekkan oleh siswa. Oleh karena itu, metode demonstrasi kadang-kadang
disebut metode imitatif.

Pengaturan Demonstrasi

Demonstrasi dapat diberikan kepada seluruh kelas, kelompok kecil, atau


individu siswa. Jarak pandang dan kemampuan mendengar siswa harus menjadi
kriteria utama untuk menentukan tempat dan ukuran kelompok siswa.

Karakteristik Demonstrasi yang Baik

Guru harus memperhatikan karakteristik berikut agar demonstrasi dapat


dilaksanakan secara efekti:

 Demonstrasi direncanakan terlebih dahulu agar sistematis dan terorganisir.


 Guru melakukan latihan sebelum demonstrasi dilaksana- kan agar percaya
diri. Latihan juga dapat meningkatkan kemungkinan demonstrasi
dilakukan dengan lancar dan menghindari kesalahan.
 Tujuan dan maksud demonstrasi dipahami dengan baik oleh guru.
 Guru berpengalaman dengan generalisasi yang akan dibuat dan sikap yang
akan dikembangkan pada siswa.
 Terdapat partisipasi aktif dari guru dan siswa selama demonstrasi.
 Seluruh tahapan demonstrasi dapat dilihat oleh semua siswa.
 Kualitas alat yang digunakan dalam demonstrasi dalam kondisi baik.
 Demonstrasi dilakukan secara sederhana dan tidak panjang. Demonstrasi yang
terlalu Panjang akan naembosankan sehingga perhatian siswa akan terganggu
dan motivasi berkurang.
 Demonstrasi disertai dengan penjelasan guru dan diskusi.
 Di ruang demonstrasi tersedia papan tulis yang dapat digunakan guru
untuk menulis poin-poin penting, meringkas, menggambar sketsa, dan
diagram agar siswa memahami materi pelajaran dengan baik.
 Semua sumber daya dan peralatan yang dibutuhkan tersedia selama
demonstrasi.

Panduan Melaksanakan Demosntrasi

Panduan berikut perlu diperhatikan agar demonstrasi dapat


dilaksanakan dengan efektif:

 Lakukan setiap langkah demonstrasi dengan perlahan agar siswa dapat


mengikuti.
 Buat prosedur yang kompleks menjadi langkah-langkah kecil dan
demonstrasikan setiap langkah tersebut satu persatu secara terpisah.
 Setelah siswa memahami seluruh langkah secara terpisah, ulangi
seluruh langkah secara berkelanjutan
 Atur arah kiri dan kanan dari sudut pandang siswa agar tidak salah
pengertian.
Komponen Keterampilan Melakukan Demonstrasi

Komponen keterampilan melakukan demonstrasi menunjukan beberapa aspek


yang harus di penuhi dan dilatih oleh guru dalam melaksanakan demonstras.
Komponen tersebut, sebagai berikut:

 Partisipasi siswa.
 Relevansi demonstrasi dengan materi pelajaran.
 Penggunaan alat dan bahan.
 Ketetapan demonstrasi.
 Jarak pandang demonstrasi.
 Penekanan hubungan sebab akibat.
 Kemampuan membuat kesimpulan.

8) Keterampilan menggunakan papan tulis

Urgensi Papan Tulis

Papan tulis merupakan salah satu media visual yang paling umum digunakan dalam
pembelajaran dan merupakan media pembelajaran tertua. Papan tulis adalah salah
satu dari jenis media yang telah bertahan dalam ujian waktu dan masih sering
digunakan di ruang kelas saat ini.

Kegunaan Papan Tulis

Papan tulis digunakan untuk menyampaikan poin-poin utama, meringkas, dan


meninjau hasil belajar. Menurut Mangal, S. K. dan Mangal, U. kegunaan papan tulis
adalah:

 Digunakan sebagai sumber motivasi untuk membangkitkan minat siswa dalam


pembelajaran.
 Papan tulis cukup efektif untuk semua mata pelajaran dari kurikulum sekolah.
 Dapat digunakan padapraktik, rekapitulasi, dan evaluasi tahap pelajaran.
 Dapat digunakan untuk menulis sketsa dan menggambar apa saja sesuai
kebutuhan dan persyaratan pembelajaran dan semua objek tersebut dapat
dihapus lagi.
 Mengurangi kesalahan dalam menulis, menulis, dan memahami banyak hal,
ide-ide, symbol, konsep, dan proses yang benar.

Kegunaan papan tulis menurut Sharman, R.N., Chandra, S.S., (2003):

 Guru dapat menggambarkan peljaran dan menarik perhatian siswa.


 Pelajaran dapat dilakukan bertahap dan ringkas.
 Papan tulis memberikan banyak ruang untuk pekerjaan dekoratif dan kreatif.
 Membantu guru untuk memfokuskan perhatian siswa.
 Dapat digunakan untuk berbagai kecakapan dan tingkat pemahamn siswa.
 Guru dapat meninjau seluruh pelajaran yang disampaikan.

Merujuk pada beberapa pendapat, secara ringkas kegunaan papan tulis adalah sebagai
berikut:

 Merupakan media visual yang efektif.


 Memberikan kejelasan dalam pemahaman konsep.
 Memberikan penguatan materi.
 Mnarik perhatian siswa pada poin-poin yang relevan.
 Menyajikan gambaran komten yang holistic.
 Membantu dalam membangkitkan dan memelihara perhatian siswa.

Kelebihan Papan Tulis

Beberapakelebihan papan tulis dapat diringkas sebagai berikut:

 Papan tulis sangat ekonomis dan dapat digunakan secara berulag-ulang.


 Dapat digunakan sebagai media visual untuk Latihan dan perbaikan.
 Papan tulis merupakan media yang sangat nyaman untuk mengajar kelompok.
 Tersedia di setiap ruang kelas.
 Tanpa energi listrik
 Adaptif terhadap perkembangan siswa.
 Melibatkan siswa Langkah demi Langkah dalam membuat tulisan.
 Koreksi dapat dilakukan dengan mudah.
 Kontras karna hamper setiap warna dapat digunakan.
 Menginspirasi siswa untuk aktif.

Keterbatasan Papan Tulis

Beberapa keterbatasan papan tulis adalah sebagai berikut:

 Penggunaan papan tulis membuat siswa sangat bergantung pada guru


 Secara terus menerus membuat siswa merasa bosan.
 Tidak memberikan perhatian terhadap kebutuhan individual siswa.
 Tulisan di papan tulis hanya tersedia untuk waktu yang singkat.

Jenis-Jenis Papan Tulis

Secara factual terdapat beberapa jenis papan tulis, sebagai berikut:

Fixed Blackboard
Papan tulis ini dipasang di dinding kelas. Biasanya terbuat dari kayu atau
semen beton.

Blackboard on Easel
Papan tulis ini memiliki tiang kayu yang dapat diatur dan mudah dipindah-
pindah.

Roller Blackboard
Tebuat dari kanvas tebal yang digulung pada roller. Biasanya digunakan untuk
mengajar di kelas yang lebih tinggi.

Graphc Board
Papan tulis ini memiliki garis grafis. Digunakan untuk mengajar matematika,
sains, dan statistika.
Magnet board
Papan tulis ini memngkinkan untuk melaakukan demonstrasi tiga dimensi
dengan benda yang diletakan pada permukaannya menggunakan magnet.

Karakteristik Papan Tulis yang Baik

Beberapa karakteristik papan tulis yang baik adalah sebagai berikut:

 Permukaan cukup kasar agar tulisannya bisa menempel.


 Permukaan harus kusam agar tidak silau.
 permukaan harus sedemikian rupa agar tulisan bisa dihapus.
 Tingginya harus disesuaikan agar mudah dijangkau guru dan terlihat jelas oleh
siswa.

Efektifitas Penggunaan Papan Tulis

Efektifitas menggunakan papan tulis dapat dievaluasi berdasarkan enam


indicator yaitu:

1.) Posisi Papan Tulis


Papan tulis disesuaikan dengan baik sehingga jelas terlihat oleh siswa. Usahakan
semua siswa dapat melihat papan tulis dengan nyaman.
2.) Posisi Guru
Ketika menulis, guru guru harus menjaga satu mata pada papan tulis dan satu lagi
ke seluruh kelas. Guru harus berdiri dengan jarak yang sesuai sehingga dapat
membaca tulisannya. Guru harus menghadap siswa Ketika menjelaskan tulisan
yang berada di papan tulis.
3.) Cara Menulis
Kumpulkan semua alat dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk menggunakan
papan tulis. Guru menulis dari sisi kiri ke sisi kanan dan menghindari posisi
tengah. Menulis dengan cepat namun tidak banyak kesalahan. Menghapus tulisan
yang sudah tidak digunakan lagi agar papan tulis selalu bersih dan rapi.
4.) Keterbacaan Tulisan
Tulisan guru di papan tulis harus jelas dan dapat dibaca oleh siswa.
5.) Kerapian Tulisan
Kerapian tulisan di papan tulis memiliki beberapa kriteria yakni kata dan kalimat
ditulis horizontal dan sejajar dengan papan tulis, jarak yang cukup antar baris,
tidak ada tulisan yang disisipkan diatas baris, dll.
6.) Ketetapan Tulisan
Guru harus menulis secara sistematis pada papan tulis sehingga siswa dapat
memahami materi secara sistematis. Berikan penekanan pada poin penting
sehingga menarik perhatian siswa.

Anda mungkin juga menyukai