Npm : 192151043
Kelas : E
Penutupan kognitif
Penutupan motivasional
Penutupan sosial
Salah satu fungsi dari penutupan sosial adalah untuk menekankan sebuah
‘perasaan menyenangkan’ dari sebuah interaksi. Guru menyampaikan terimakasih
kepada semua siswa atas kehadiran dan kontribusinya terhadap pembelajaran.
4) Keterampilan bertanya
PENGRTIAN BERTANYA
Secara umum bertanya dapat diartikan sebagai permintaan informasi.
Bertanya dalam perspektif pembelajaran, dapat didefinisikan sebagai strategi yang
digunakan oleh guru untuk membantu siswa dalam mengembangkan dan
menggunakan berbagai keterampilan berpikir.
TUJUAN BERTANYA
Pada setiap situasi kelas, pertanyaan dimaksudkan untuk mencapai tujuan
sebagai berikut:
Memberikan Stimulus
Guru memberikan prtanyaan kepada siswa sebagai stimulus untuk berbicara.
Mencari Informasi Lebih Lanjut
Pertanyaan yang diberikan memungkinkan siswa untuk brpikir dan
memberikan informasi lebih lanjut.
Memfokuskan Kembali
Guru memberikan pertanyaan untuk memfokuskan Kembali perhatian siswa.
Mengarahkan
Guru memberikan pertanyaan untuk mengarahkan perhatian siswa kepada
suatu hal yang dibahas.
Meningkatkan Daya Kritistujuan lain dari pertanyaan adalah untuk
meningkatkan kesadaran kritis siswa.
KEGUNAAN BERTANYA
Sebagiann besar pertanyaan akan jatuhpada satu atau lebih dari tiga alas an
berikut:
Memotivasi siswa.
Membangkitkan minat dan rasa ingin tau siswa.
Menekankan aspek penting.
Mengembangkan kemampuan berpikir kritasi dan pemecahan masalah.
Mendiagnosa kesulitan belajar
Memberikan stimulus untuk siskusi.
Memvariasikan penyampaian materi pelajaran.
Tingkatan Pertanyaan
Mengajukan pertanyan
Pertanyaan sedapat mungkin hanya diajukan sebanyak satu kali. Pertanyaan
harus diajukan ke seluruh siswa terlebih dahulu, kemudian salah satu siswa
diminta untuk menjawab. Guru melanjutkan ke pertanyaan berikutnya hanya
bila jawaban untuk pertanyaan pertama telah tercapai.
Distribusi pertanyaan
Pertanyaan harus disebar secara merata. Pertanyaan tidak dibrikan secara
berurutan menurut tempat duduk.
Ketidakmampuan siswa
Ketidakmampuan siswa untuk menjawab pertanyaan harus dimaklumi. Guru
harus memiliki sikap membantu.
Waktu tunggu
Waktu tunggu adalah periode hening sebelum sisa diberikan kesempatan
untuk menjawab. Waktu tunggu adalah penunjang penting dari pertanyaan
yang diajukan guru agar dapat mendorong pemikiran dan aktifitas siswa.
Dengarkan siswa
Jangan memotong jawaban siswa, bahkan jika siswa sedang menuju suatu
kesimpulan yang salah.
Gunakan isyarat nonverbal
Isyarat ini dimaksudkan untuk menunjukan perhatian guru kepada siswa.
Pertahankan kontak mata dengan siswa yang diajak bicara.
Variasikan reaksi guru
Variasi reaksi guru terhadap jawaban siswa diberikan tergantung pada
komentar siswa. Guru dapat memberikan respon dengan salah satu cara
berikut:
1.) Memperkuat poin penting jawaban siswa.
2.) Meminta penjelasan lebih lanjut dari jawaban siswa.
3.) Menyngkat atau menggabungkan komentar siswa.
4.) Menghubungkan jawaban siswa satu sama lain.
Bijaksana memuji jawaban yang benar
Siswa akan melihat guru untuk mendapatkan bimbingan dan dukungan atas
jawaban mereka. Guru dapat membantu siswa untuk melihat jawaban yang
benardari perspektif yang lebih luas.
Bijaksana mengoreksi jawaban yang salah
Ketika siswa menjawab salah, guru harus mengarahkan siswa agar
memberikan jawaban yang benar tanpa diberi sanksi. Doronglah siswa untuk
memperbaiki jawabannya.
URGENSI PENGUATAN
Sebuah komponen penting dari desain pembelajaran adalah penguatan. Semua siswa
di kelas membutuhkan persetujuan sosial dari perilaku mereka. Kendali atas
pembelajaran tergantung pada pengaturan penguatan yang tepat terhadap respon siswa
yang diinginkan. Oleh karena itu frekuensi, waktu pemberian, dan jenis penguatan
sangat penting untuk diperhatikan.
PENGERTIAN PENGUATAN
KEGUNAAN PENGUATAN
Penguatan adalah salah satu prinsip yang paling dikenal luas untuk
mendukung proses pembelajaran yang efektif dan hasil belajar yang jauh lebih baik,
jika digunakan secara bijak oleh guru. Hal ini dapat dicapai karena penguatan dapat
mempertahankan atau meningkatkan perilaku siswa yang diinginkan.
Penguatan dipandang sebagai alat yang ampuh untuk meningkatkan perilaku
sosial siswa dalam kelas dan meningkatkan prestasi akademik. Penelitian yang
dilakukan Turney et al. (1983) telah memetakan bagaimana guru melalui penguatan
dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa, meningkatkan perilaku kelas, dan
meningkatkan prestasi. Demikian juga penelitian yang telah dilakukan beberapa
peneliti menunjukkan bahwa penguatan dapat meningkatkan perhatian siswa (Taylor,
1997), meningkatkan motivasi belajar (Dweck, 2007), dan meningkatkan prestasi
akademik (McCowan et al., 1995: Merret dan Thorpe, 1996). Bukti kuat juga
dilaporkan Flanders dan Simon (1969) serta Rosenshine dan Furst (1971) yang
mengemukakan penguatan berkorelasi positif dengan prestasi siswa.
TUJUAN PENGUATAN
Jika penguatan digunakan secara efektif dalam pembelajaran guru dapat
mengharapkan untuk mewujudkan tujuan-tujuan sebagai berikut:
menarik dan mempertahankan perhatian siswa.
mendorong siswa untuk berperilaku positif.
mencegah siswa untuk berperilaku negative.
mendorong siswa untuk berusaha lebih keras.
meningkatkan disiplin siswa dan memodifikasi
kecenderungan destruktif.
meningkatkan tingkat kepercayaan diri siswa.
meningkatkan partisipasi siswa.
JENIS PENGUATAN
Skinner memfokuskan pada dua jenis penguatan yang dapat meningkatkan
kemungkinan perilaku terjadi yaitu penguatan positif dan penguatan negative. Penguatan
positif dapat memperkuat perilaku yang diinginkan. Penguatan negatif di sisi lain
melemahkan perilaku yang tidak diinginkan." Respon terhadap penguatan positif
cenderung diulang dalam situasi tertentu, sedangkan respon terhadap penguatan negatif
cenderung dihentikan. Dengan demikian, law of effect merupakan prinsip dasar dari
penguatan.
Penguatan Positif
Jika stimulus dapat meningkatkan respon siswa, disebut Penguatan Positif.“ Belajar
terbaik akan terjadi ketika perilaku positif diperkuat dengan pengakuan" dan persetujuan,
sebab perilaku siswa tidak hanya berdasarkan contoh tetapi juga berdasarkan tanggapan
orang lain terhadap perilaku mereka. Prinsip penguatan positif sebagaimana dikemukakan
Martin dan Pear (2007) adalah jika dalam situasi tertentu seseorang melakukan sesuatu yang
segera diikuti oleh dorongan yang positif, maka orang lebih mungkin untuk melakukan hal
yang sama lagi ketika ia selanjutnya bertemu dengan situasi yang sama.
Penguatan positif dapat dilakukan secara verbal dan non-verbal. Penguatan secara verbal
dapat dilakukan melalui kata-kata pujian, menggunakan isyarat ekstra-verbal, dan
merekonstruksi jawaban siswa. Cara pertama dapat dilakukan dengan mengucapkan kata-kata
seperti: “Bagus”, “Baik”, “Hebat”, “Benar sekali”, “Fantastis”. Cara kedua dapat dilakukan
misalnya dengan mengucapkan kata “Ya” untuk mendorong siswa melanjutkan jawaban.
Cara ketiga dapat dilakukan dengan mengulang respon siswa dan meringkas ide-ide siswa.
Penguatan Negatif
Jika stimulus dapat menghentikan respon siswa, disebut “penguatan negatif”. Penguatan
negatif berarti melemahkan perilaku yang tidak diinginkan dari siswa.” Penguatan negative
akan mengakibatkan siswa merasa berkecil hati dengan perilaku guru. Penguatan negatif
yang terlalu banyak dengan intensitas tinggi mengembangkan rasa takut pada siswa, sehingga
menurunkan partisipasi siswa di kelas.
Penggunaan penguatan negatif dapat memberikan efek langsung pada perilaku siswa, tetapi
juga memiliki risiko efek samping yang negatif.” Oleh karena itu, sangat penting untuk
menyadari manfaat dan kerugian dari penguatan negatif. Penguatan negatif memberikan
manfaat sebagai berikut:
TEKNIK PENGUATAN
Berikut ini adalah enam komponen utama keterampilan penguatan yang membutuhkan
latihan untuk penggunaan yang efektif oleh guru di kelas:
Penguatan verbal (verbal reinforcement), terdiri atas penguatan verbal positif dan
penguatan verbal negatif. Contoh penguatan verbal positif adalah mengulangi
jawaban siswa, dan memuji mereka. Contoh penguatan verbal negatif adalah
mencaci-maki.
Penguatan nonverbal (non-verbal reinforcement/ gesturalreinforcement), terdiri
atas penguatan non-verbal positif dan penguatan non-verbal negatif. Contoh
penguatan non-
verbal positif adalah senyum dan menganggukkan kepala. Contoh penguatan non-
verbal negatif adalah kemarahan, menggelengkan kepala.
Penguatan sentuhan (contact reinforcement), misalnya menepuk punggung siswa,
hand shaking dan meletakkan tangan di kepala siswa.
Penguatan kedekatan (proximity reinforcement), misalnya mendekati siswa dan
membuat siswa lebih terlibat dan tertarik untuk belajar.
Penguatan aktivitas (activity — reinforcement), misalnya memberikan tugas dan
pekerjaan rumah.
Penguatan tanda (token reinforcement), misalnya pemberian tanda bintang dan
nilai, pada buku catatan siswa.
Urgensi variasi stimulus dalam pembelajaran didasarkan kepada dua alasaii berikut:
Secara rinci variasi stimulus dapat dilakukan melalui perpindahan posisi guru,
gerakan tangan, perubahan suara, penekanan, perubahan pola interaksi, berhenti
sejenak/kesenyap, dan penggunaan media audio visual.
Ketika mengajar guru tidak seperti patung tanpa pidah posisi. Guru harus tidak statis.
Namun demikian, tidak setiap perpindahan posisi guru kondusif untuk menarik
perhatian siswa. Perpindahan posisi guru harus bermakna sesuai dengan situasi.
Gestur
Gestur (gestures) terdiri atas gerakan tangan, gerakan kepala, kontak mata, dan
ekspresi wajah. Gestur adalah isyarat nonverbal yang dapat digunakan untuk
mengekspresikan perasaan dan emosi, untuk memberikan penekanan mengenai ide
atau benda, serta untuk menunjukkan bentuk, ukuran, dan gerakan benda.
Perubahan Suara
Perilaku guru di kelas didominasi oleh aspek verbal. Dengan demikian, suara guru
memainkan peran penting dalam komunikasi di kelas. Perubahan suara(change in
voice) guru meliputi aspek volume dan kecepatan. Guru harus melakukan variasi
suara. Sebagai contoh, Situasi yang memerlukan penekanan pada kata-kata dan
frase tertentu memberikan kesempatan pada guru untuk mengubah volume atau
kecepatan suara.
Memfokuskan
Interaksi satu arah. Guru menyampaikan materi dan siswa hanya bertindak
sebagai pendengar yang pasif saja.
Interaksi dua arah. Ketika guru menyampaikan materi, siswa juga
bereaksi terhadap materi yang disampaikan guru. Guru kadang-kadang
berinteraksi dengan kelas secara keseluruhan, kadang-kadang dengan
kelompok di kelas, dan berinteraksi dengan siswa secara individual.
Terdapat empat pola interaksi antara guru dengan siswa di dalam kelas, yaitu:
Jeda
Jeda adalah diam dalam waktu singkat selama pembicaraan. Diam memiliki
bahasa sendiri dan jika digunakan secara efektif dapat membantu untuk
memperoleh dan mempertahankan perhatian siswa. Diam sesaat sebelum
mengatakan sesuatu yang penting adalah casa yang efektif untuk menarik perhatian
siswa. Diam secara tiba-tiba di tengah pembicaraan membantu guru untuk menarik
perhatian siswa. Diam selama tiga detik dianggap efektif untuk tujuan ini. Jlka
jeda terlalu lama akan kehilangan efektivitasnya dalam menarik dan
mempertahan- kan perhatian siswa.
7) Keterampilan demonstrasi
Urgensi Demonstrasi
Proses pembelajaran tidak dapat hanya diselesaikan secara lisan. Guru harus
melakukan sesuatu di ruang kelas untuk memperjelas materi pelajaran dan ini
dapat dilakukan dengan bantuan demonstrasii. Demonstrasi sangat dibutuhkan
untuk menyampaikan materi pelajaran yang banyak mengandung praktik.
Pengertian Demonstrasi
Visual dari tindakan, kegiatan, atau praktik kerja yang berhubungan dengan
fakta dan prinsip yang terkandung dalam materi pelajaran.
Pengaturan Demonstrasi
Partisipasi siswa.
Relevansi demonstrasi dengan materi pelajaran.
Penggunaan alat dan bahan.
Ketetapan demonstrasi.
Jarak pandang demonstrasi.
Penekanan hubungan sebab akibat.
Kemampuan membuat kesimpulan.
Papan tulis merupakan salah satu media visual yang paling umum digunakan dalam
pembelajaran dan merupakan media pembelajaran tertua. Papan tulis adalah salah
satu dari jenis media yang telah bertahan dalam ujian waktu dan masih sering
digunakan di ruang kelas saat ini.
Merujuk pada beberapa pendapat, secara ringkas kegunaan papan tulis adalah sebagai
berikut:
Fixed Blackboard
Papan tulis ini dipasang di dinding kelas. Biasanya terbuat dari kayu atau
semen beton.
Blackboard on Easel
Papan tulis ini memiliki tiang kayu yang dapat diatur dan mudah dipindah-
pindah.
Roller Blackboard
Tebuat dari kanvas tebal yang digulung pada roller. Biasanya digunakan untuk
mengajar di kelas yang lebih tinggi.
Graphc Board
Papan tulis ini memiliki garis grafis. Digunakan untuk mengajar matematika,
sains, dan statistika.
Magnet board
Papan tulis ini memngkinkan untuk melaakukan demonstrasi tiga dimensi
dengan benda yang diletakan pada permukaannya menggunakan magnet.