6.5.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penggunaan metode
problem solving (pemecahan masalah) antara lain:
a. Mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah-masalah serta mengambil keputusan secara
obyektif dan rasional
b. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, logis
dananalitis
c. Mengembangkan sikap toleransi terhadap orang lain serta
sikap hati-hati dalam mengemukakan pendapat
d. Memberikan pengalaman proses dalam menarik
kesimpulan bagi siswa
6.5.5 Langkah-langkah Penggunaan
1) Persiapan
a. Menentukan permasalahan sebagai topik. Topik dapat
ditentukan dengan cara menyajikan masalah yang jelas
yang menimbulkan pertanyaan ingin tahu sehingga
mendorong untuk pemecahannya. Masalah ini harus
tumbuh dan sesuai dengan taraf kemampuan serta
kecerdasan siswa
b. Merumuskan Tujuan pembelajaran Khusus (TPK)
c. Merumuskan langkah-langkah pemecahan masalah
d. Menentukan kriteria pemilihan pemecahan masalah
yang terbaik
ii. Pelaksanaan
a. Menjelaskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
b. Menjelaskan pemecahan masalah
c. Merumuskan permasalahan
d. Menelaah permasalahan
e. Membuat dan merumuskan hipotesa
f. Menghimpun, mengelompokkan data sebagai bahan
hipotesis
g. Pembuktian hipotesis
h. Menentukan pilihan pemecahan dan keputusan
6.5.6 Aplikasi Metode Problem Solving dalam Pembelajaran
Kimia
Seorang Guru yang sedang mengajar di kelas tentang
materi “Koloid” pada materi pembelajaran Kimia kelas XI
semester 2. Guru dapat mulai dengan menentukan topik,
yakni Koloid. Kemudian melakukan percobaan dengan dua
objek, yakni susu sebagai contoh koloid dan cat sebagai
contoh suspensi. Kemudian mengamati keduanya dan
menalaah permasalahan, lalu siswa diminta membuat
hipotesis dan terakhir menentukan pemecahan
permasalahan.
Proses ini menunjukan bahwa guru tidak lagi dominan
dalam menyampaikan materi dalam pembelajaran , tetapi
mengajak siswa untuk berfikir secara induktif, kemudian
siswa dilibatkan dalam sebuah kegiatan pengambilan
kesimpulan bersama guru.
2) Tahap pelaksanaan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam obyek
wisata:
a. Mengadakan pertemuan dengan pimpinan atau
penguasa
b. Siswa secara teratur melihat, mengamati,
menanyakan , mencatat dan sebagainya tentang obyek
wisata.
c. Selesai mengadakan pengamatan obyek, murid
dikumpulkan, dan kalau mungkin diadakan tanya
jawab dan diskusi dengan petugas obyek wisata
6.6.6 Aplikasi Metode Karyawisata dalam Pembelajaran
Kimia
Seorang Guru yang sedang mengajar di kelas tentang
materi “Minyak Bumi” pada materi pembelajaran Kimia kelas
XI semester 2. Guru dapat mulai dengan menjelaskan materi
minyak bumi dan kemudian menentukan tempat obyek
karyawisata yang memuat pembelajaran tentang minyak
bumi, menentukan anggaran dan jumlah siswa yang ikut.
Kemudian, menghubungi pihak terkait dan melakukan
pengamatan obyek setibanya di lokasi karyawisata.
Proses ini menunjukan bahwa guru tidak lagi dominan
dalam menyampaikan materi dalam pembelajaran , tetapi
mengajak siswa untuk berfikir secara induktif, kemudian
siswa dilibatkan dalam sebuah kegiatan pengambilan
kesimpulan bersama guru.
6.7 Metode Inkuiri
6.7.1 Pengertian
Inkuiri adalah suatu kegiatan dan penelaahan sesuatu
dengan cara mencari kesimpulan, keyakinan tertentu melalui
proses berpikir atau penalaran secara teratur, runtut dan
bisa diterima oleh akal. Metode inkuiri merupakan kegiatan
belajar mengajar dimana siswa dihadapkan pada suatu
keadaan atau masalah untuk kemudian dicari jawaban atau
kesimpulannya. Jawaban atau kesimpulan tersebut belum
tentu merupakan pemecahan masalah atas masalah atau
keadaan yang dihadapi. Dapat juga jawaban tersebut hanya
sampai pada tingkat menemukan hal-hal yang menyebabkan
timbulnya keadaan atau masalah tersebut. Dan hal inilah
yang membedakan antara model inkuiri dengan metode
pemecahan masalah. (Problem Solving) yang lebih
menitikberatkan pada pemecahan masalah yang dihadapi
oleh siswa.
Kegiatan inkuri dilakukan secara perorangan, kelompok
atau pun seluruh kelas (klasikal), baik dilakukan dalam kelas,
maupun di luar kelas. Inkuiri dapat dilakukan dengan
berbagai cara seperti diskusi antar siswa, tanya jawab
antar guru dengan murid, dan sebagainya. Pelaksanaan
metode inkuiri dapat dimaksudkan untuk mencari jawaban
tertentu yang sudah pasti ataupun kemungkinan pilihan
(alternatif) jawaban atas masalah tertentu.
Sumber :
A. Z, Mulyana. (2010). Rahasia Menjadi Guru Hebat: Memotivasi Diri
Menjadi Guru Luar Biasa. Surabaya: Grasindo.
Darmadi, H. (2017). Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran
Dalam Dinamika Belajar Siswa. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.
Lefudin. (2017). Belajar dan Pembelajaran Dilengkapi dengan Model
Pembelajaran, Strategi Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran dan
Model Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish.
Mariyaningsih, N dan Mistina Hidayati. (2018). BUKAN KELAS BIASA Teori
dan Praktik Berbagai Model dan Metode Pembelajaran Menerapkan
Inovasi Pembelajaran di Kelas- Kelas Inspiratif. Surakarta: Kekata
Publisher.
Abdi, A. (2014). The Effect of Inquiry-based Learning Method on Students’
Academic Achievement in Science Course. Universal Journal of
Educational Research 2(1): 37-41
Efe M.Omwirhiren. (2015). Enhancing Academic Achievement And
Retention In Senior Secondary School Chemistry Through Discussion
And Lecture Methods: A Case Study Of Some Selected Secondary
Schools In Gboko, Benue State, Nigeria. Journal of Education and
Practice. 6(21) : 155 – 161
Kirbas, A. (2017). Effects Of Cooperative Learning Method On The
Development Of Listening Comprehension And Listening Skills.
International Journal of Languages’ Education and Teaching. 5(1): 1-
17
Dwigoyo, W. D. (2018). Developing a Blended Learning-Based Method for
Problem-Solving in Capability Learning. The Turkish Online Journal of
Educational Technology (TOJET). 17(1) : 51 – 61
Priyono. (2018). The Implementation of PAIKEM (Active, Innovative,
Creative, Effective, and Exiting Learning) and Conventional Learning
Method to Improve Student Learning Result. Journal of Social Studies
Education Research (JSSER). 9(2): 124 - 137
Komponen Penyusunan RPP
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam
mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.
d. Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/ atau diobservasi untuk
menunjukan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata
pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
e. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai
oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
f. Materi Ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam
bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indicator pencapaian kompetensi.
g. Alokasi Waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban
belajar.
h. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat
indicator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan
kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indicator dan kompetensi yang hendak
dicapai pada setiap indicator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.
Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai kelas 3 SD/MI.
i. Kegiatan pembelajaran
1. Pendahuluan
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktifitas pembelajaran yang
dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik,
dan tindak lanjut.
Penilaian Hasil Belajar
Prosedur dan instrument penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indicator
pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian.
Sumber Belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar,
serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
Sumber :
Badan Standar Pendidikan Nasional. 2006. Panduan Pengembangan Silabus. Jakarta: Depdiknas