Anda di halaman 1dari 21

1.

MACAM- MACAM METODE PEMBELAJARAN DAN APLIKASINYA


DALAM PEMBELAJARAN KIMIA
Proses belajar memerlukan metode- metode khusus yang jelas
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien.
Pendidik perlu mengetahui dan mempelajari metode pengajaran agar
dapat menyampaian materi dan dimengerti dengan baik oleh peserta
didik. Metode pengajaran dipraktekkan pada saat mengajar dan
dibuat semenarik mungkin agar peserta didik mendapat pengetahuan
dengan efektif dan efisien.
Setiap metode memiliki kelemahan dan kelebihan. Suatu metode
dianggap sesuai untuk situasi tertentu tetapi belum tentuk untuk
situasi yang lain. Agar lebih mudah menerapkan metode dalam
pembelajaran sebaiknya kita uraikan beberapa metode yang sering
digunakan dalam pembelajaran yang saya kutip dari buku karya
Lefudin tahun 2017 yang berjudul Belajar dan Pembelajaran
Dilengkapi dengan Model Pembelajaran, Strategi Pembelajaran,
Pendekatan Pembelajaran dan Model Pembelajaran dan diperkaya
dengan sumber lain.
1.1 Metode Ceramah
1.1.1 Pengertian
Metode ceramah ialah suatu cara penyajian bahan
pelajaran dengan melalui penuturan (penjelasan lisan) oleh
guru kepada siswa. Metode ceramah bervariasi merupakan
cara penyampaian, penyajian bahan pelajaran dengan
disertai macam-macam penggunaan metode pengajaran lain
seperti tanya jawab dan diskusi terbatas, pemberian tugas
dan sebagainya.
1.1.2 Alasan penggunaan:
a. Agar perhatian siswa tetap terarah selama penyajian
berlangsung
b. Penyajian materi pelajaran sistimatis (tidak berbelit-belit)
c. Untuk merangsang siswa belajar aktif
d. Untuk memberikan feedback (umpan balikan)
e. Untuk memberikan motivasi belajar
1.1.3 Metode ceramah digunakan dengan tujuan untuk:
a. Menyampaikan informasi atau materi pelajaran
b. Membangkitkan hasrat, minat, dan motivasi siswa untuk
belajar
c. Memperjelas materi pelajaran
1.1.4 Metode ceramah dapat digunakan dalam hal:
a. Jumlah siswa cukup besar
b. Sebagai pengantar atau menyimpulkan materi yang telah
dipelajari
c. Waktu yang tersedia terbatas, sedang materi yang
disampaikan cukup banyak
Tujuan dan manfaat penggunaan metode ceramah
dan ceramah bervariasi adalah untuk mengurangi
kelemahan-kelemahan dalam kegiatan pembelajaran,
antara lain:
a. Siswa pasif, kegiatan belajar mengajar berpusat pada guru,
sehingga mengurangi daya kreativitas dan aktivitas siswa
b. Mudah menimbulkan salah tafsir, salah faham tentang
istilah tertentu tanpa mengetahui artinya (verbalisme)
c. Melemahkan perhatian dan membosankan siswa, apabila
ceramah diberikan dalam waktu yang cukup lama
d. Guru tidak segera memperoleh umpan balik tentang
penguasaan materi yang disampaikan
1.1.5 Langkah-langkah penggunaan
Langkah- langkah penggunaan metode ceramah
bervariasi, disesuaikan dengan metode-metode yang dipakai
sebagai variasi, contoh penggunaan metode tanya jawab dan
diskusi sebagai variasi.
1) Persiapan
a. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
b. Menyusun urutan penyajian materi untuk mencapai
tujuan pembelajaran khusus yang sudah ditetapkan
c. Merumuskan materi ceramah secara garis besar
d. Bila materi ceramah terlalu luas, dapat dibagi menjadi
beberapa penggalan
e. Disarankan materi ceramah diperbanyak untuk dimiliki
tiap siswa
f. Menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran khusus
(TPK) yang ingin dicapai sesudah pelajaran berakhir
2) Pelaksanaan
a. Menjelaskan kepada siswa pelaksanaan metode ceramah
bervariasi, misalnya: ceramah yang disertai dengan
tanya jawab, diskusi kelompok kecil dan ditutup dengan
laporan kelas.
b. Membagikan materi ceramah kepada siswa
c. Menyajikan materi ceramah
d. Tanya jawab
e. Guru mengkomunikasikan hal-hal yang harus
didiskusikan dalam kelompok kecil, waktu yang
disediakan untuk diskusi
f. Pembentukan kelompok kecil terdiri dari lima atau tujuh
orang
g. Pelaksanaan diskusi kelompok dalam batas waktuyang
sudah ditetapkan
h. Membuat kesepakatan satu kelompok untuk melaporkan
dimuka kelas, kelompok-kelompok yang lain sebagai
pengulas
i. Penyampaian laporan kelompok-kelompok yang telah
ditetapkan
j. Mengatur jalannya pengulasan oleh kelompok-kelompok
yang lain
k. Diskusi kelas berakhir
1.1.6 Aplikasi Metode Ceramah dalam Pembelajaran Kimia
Seorang Guru yang sedang mengajar di kelas tentang
materi “Koloid” pada materi pembelajaran Kimia kelas XI
semester 2. Guru dapat mulai dengan mengajak siswa atau
peserta didik untuk membayangkan tentang suatu larutan
dan campuran, bahkan kalau bisa dan kalau memungkinkan
dengan cara memperlihatkan gambar – gambar yang
mendukung, dapat berupa susu, sirup, cat, dan lain- lain. Hal
itu dapat dilakukan berulang – ulang dengan berganti – ganti
materi pembelajaran satu dengan yang lain.
Proses ini menunjukan bahwa guru tidak lagi dominan
dalam menyampaikan materi dalam pembelajaran , tetapi
mengajak siswa untuk berfikir secara induktif, kemudian siswa
dilibatkan dalam sebuah kegiatan pengambilan kesimpulan
bersama guru.
1.2 Metode Tanya jawab
1.2.1 Pengertian
Metode tanya jawab adalah suatu cara untuk menyajikan
bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang
harus dijawab oleh siswa atau sebaliknya (pertanyaan dari
siswa yang harus dijawab oleh guru) baik secara lisan atau
tertulis. Pertanyaan yang diajukan mengenai isi pelajaran
yang sedang diajarkan guru atau pertanyaan yang lebih
luas, asal berkaitan dengan pelajaran atau pengalaman
yang dihayati. Melalui tanya jawab akan memperluas dan
memperdalam pelajaran tersebut.
1.2.2 Alasan Penggunaan
a. Untuk meninjau pelajaran yang lain
b. Agar siswa memusatkan perhatian terhadap kemajuan
yang telah dicapai sehingga dapat melanjutkan pelajaran
berikut.
c. Untuk menangkap perhatian siswa serta memimpin
pengamatan dan pemikiran siswa.
1.2.3 Metode tanya jawab digunakan dengan tujuan
untuk:
a. Mengetahui penguasaan bahan pelajaran melalui ingatan
dan pegungkapan perasaan serta sikap siswa tentang
fakta yang dipelajari, didengar atau dibaca.
b. Mengetahui jalan berpikir siswa secara sistematis dan logis
dalam memecahkan masalah (cara berpikir siswa tidak
meloncat-loncat dalam menangkap dan memecahkan
suatu masalah).
c. Memberikan tekanan perhatian pada bagian-bagian
pelajaran yang dipandang penting serta mampu
menyimpulkan dan mengikutsertakan pelajaran sehingga
mencapai perumusan yang baik dan tepat.
d. Memperkuat lagi kaitan antara suatu pertanyaan dengan
jawabannya sehingga dapat membantu tumbuhnya
perhatian siswa pada pelajaran dan mengembangkan
kemampuaannya untuk menggunakan pengetahuan dan
pengalaman yang telah dimilikinya.
e. Membiasakan siswa mengenal bentuk dan jenis
pertanyaan serta jawabannya yang benar dan tepat.
1.2.4 Manfaat
a. Pertanyaan dapat membangkitkan minat dan motivasi
belajar siswa, serta mampu menghubungkan pelajaran
lama dengan yang baru
b. Pertanyaan ingatan yang meminta jawaban yang bersifat
pengungkapan kembali dapat memperkuat ingatan
(assosiasi) antara pertanyaan dengan jawaban
c. Pertanyaan pikiran yang meminta jawaban yang harus
dipikirkan, menafsirkan, menganalisis dan menarik
kesimpulan dapat mengembangkan cara-cara berpikir logis
dan sistematis.
d. Pertanyaan dapat mengurangi proses lupa karena jawaban
yang diperoleh atau dikemukakan dioleh dalam suasana
yang serius dan pemusatan perhatian terhadap jawaban.
Apabila jawaban dibenarkan oleh guru, makarasa gembira
tersebut akan memperkuat jawaban itu tersimpan dalam
ingatan siswa
e. Jawaban yang salah segera dapat dikoreksi
f. Pertanyaan akan merangsang siswa beripikir dan
memusatkan perhatian pada satu pokok perhatian
g. Pertanyaan dapat membangkitkan hasrat melakukan
penyelidikan yang mengarahkan siswa beripikir secara
ilmiah
h. Pertanyaan fakta atau masalah dapat mengarahkan belajar
seperti yang dituju oleh suatu mata pelajaran yang dapat
membantu siswa mengetahui bagian-bagian yang perlu
diketahui dan diingat
i. Pertanyaan dapat digunakan untuk tujuan latihan dan
mengulang
j. Siswa belajar menjawab pertanyaan dengan benar, baik isi
jawaban maupun susunan bahasa yang digunakan untuk
mengekspresikan perasaan dan ide-ide atau pikirannya
sehingga dapat didengar, ditelaah dan dinilai oleh guru
k. Siswa juga diajak berani bertanya untuk kepentingan
proses belajar mengajar dalam kehidupan
bermasyarakat. Selain itu siswa belajar mengemukakan
pertanyaan yang layak dan menghargai pertanyaan
orang lain
l. Pertanyaan-pertanyaan oleh guru atau siswa dapat
menimbulkan suasana kelas hidup dan gembira
m. Siswa memperoleh kesempatan ikut berpartisipasi dalam
proses kegiatan belajar mengajar
n. Dari jawaban-jawaban yang diperoleh, dapat merupakan
umpan balik bagi guru mengenai pengetahuan, sikap dan
sifat-sifat siswa serta hasil proses belajar mengajarnya.
1.2.5 Langkah-langkah penggunaan
1) Persiapan
a. Menentukan topik
b. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c. Menyusun pertanyaan-pertanyaan secara tepat sesuai
dengan topik tertentu
d. Mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin
diajukan siswa
2) Pelaksanaan
a. Menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran khusus
(TPK)
b. Mengkomunikasikan penggunaan metode tanya jawab
(siswa tidak hanya bertanya tetapi juga menjawab
pertanyaan guru maupun siswa yang lain)
c. Guru memberikan permasalahan sebagai bahan
apersepsi
d. Guru mengajukan pertanyaan keseluruh kelas
e. Guru harus memberikan waktu yang cukup untuk
memikirkan jawabannya, sehingga dapat merumuskan
secara sistematis
f. Tanya jawab harus berlangsung dalam suasana tenang,
dan bukan dalam suasana yang tegang dan penuh
persaingan yang tidak sehat di antara para siswa
g. Pertanyaan dapat ditujukan pada seorang siswa atau
seluruh kelas, guru perlu menggugah siswa yang
pemalu atau pendiam, sedangkan siswa yang pandai
dan berani menjawab perlu dikendalikan untuk memberi
kesempatan yang lain
h. Guru mengusahakan agar setiap pertanyaan hanya
berisi satu masalah saja
i. Pertanyaan ada beberapa macam, yaitu pertanyaan
pikiran, pertanyaan mengungkapkan kembali
pengetahuan yang dikuasai, dan pertanyaan yang
meminta pendapat, perasaan, sikap serta pertanyaan
yang hanya mengungkapkan fakta-fakta saja.
1.2.6 Beberapa cara mengajukan pertanyaan :
a. Gunakan variasi pertanyaan yang terbuka dan tertutup
b. Gunakan bahasa yang baik dan benar serta pilihlah kata-
kata secara cermat
c. Dengarkan baik-baik jawaban anak-anak
d. Sikap mengatakan dengan kata-kata lain pertanyaan-
pertanyaan anak dan mengarahkannya kembali
e. Jaga pertanyaan supaya pendek dan sederhana
f. Mulailah dari apa yang sudah diketahui murid-murid
g. Akui bila anda sendidri tidak tahu, tetapi kemudian
usahakan mendapatkan jawabannya
h. Angkat tangan dan seorang tiap kali untuk mendapat
jawaban
i. Berikan setiap orang kesempatan untuk menjawabpada
waktu tertentu
j. Waspada terhadap pengalihan perhatian atau jawaban
yang “tidak tepat” dan usahakan untuk meredamnya
k. Gunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti
l. Jagalah agar pertanyaan itu singkat
1.2.7 Aplikasi Metode Tanya Jawab dalam Pembelajaran
Kimia
Seorang Guru yang sedang mengajar di kelas tentang
materi “Koloid” pada materi pembelajaran Kimia kelas XI
semester 2. Guru dapat mulai dengan mengajak siswa atau
peserta didik untuk membayangkan tentang suatu larutan
dan campuran, kemudian guru memberikan apersepsi.
Selanjutnya, memberikan pertanyaan kepada peserta didik
yang dapat berupa contoh atau fenomena koloid dalam
kehidupan sehari- hari.
Proses ini menunjukan bahwa guru tidak lagi dominan
dalam menyampaikan materi dalam pembelajaran, tetapi
mengajak siswa untuk berfikir secara induktif, kemudian siswa
dilibatkan dalam sebuah kegiatan pengambilan kesimpulan
bersama guru.

1.3 Metode Diskusi


1.3.1 Pengertian
Metode diskusi adalah suatu penyajian bahan pelajaran
dengan cara siswa membahas, dengan bertukar pendapat
mengenai topik atau masalah tertentu untuk memperoleh
suatu pengertian bersama yang lebih jelas dan teliti tentang
topik/sesuatu, atau untuk mempersiapkan dan
merampungkan keputusan bersama
Efe M.Omwirhiren. (2015). Enhancing Academic
Achievement And Retention In Senior Secondary School
Chemistry Through Discussion And Lecture Methods: A Case
Study Of Some Selected Secondary Schools In Gboko, Benue
State, Nigeria. Journal of Education and Practice. 6(21) : 155 –
161 menyatakan bahwa strategi pembelajaran diskusi secara signifikan
meningkatkan kinerja siswa dalam kimia lebih baik daripada strategi pembelajaran
ceramah. Studi ini menyimpulkan bahwa diskusi meningkatkan pencapaian dan
produktivitas yang lebih baik daripada metode ceramah.
1.3.2 Alasan penggunaan.
Di dalam kehidupan, baik dalam lingkungan keluarga
maupun lingkungan masyarakat, diskusi banyak digunakan
sebagai salah satu cara untuk memecahkan masalah dan
telah menjadi bagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Oleh
karena itu metode ini dipandang penting dikembangkan oleh
guru di sekolah.
1.3.3 Tujuan
Tujuan penggunaan metode diskusi adalah agar siswa
aktif dalam kegiatan belajar mengajar dengan cara
membahas dan memecahkan masalah tertentu.
1.3.4 Manfaat
a. Menumbuhkan dan membina sikap serta perbuatan siswa
yang demokratis
b. Menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan cara
berpikir kritis,analitis dan logis
c. Memupuk rasa kerjasama, sikap toleransi dan rasasosial
d. Membina kemampuan untuk mengemukakan pendapat
dengan bahasa yang baik dan benar
1.3.5 Langkah-langkah penggunaan
1) Persiapan
a. Menentukan topik yang akan didiskusikan
b. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c. Merumuskan masalah yang akan didiskusikan
d. Menentukan waktu dan pengaturan kelompok diskusi
2) Pelaksanaan
a. Membuat struktur kelompok (pimpinan,
sekretaris,anggota)
b. Menjelaskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c. Membagi-bagi tugas, dan memberikan pengarahan
diskusi
d. Memberikan rangsangan dan membantu siswa untuk
berpartisipasi
e. Mencatat ide dan saran-saran yang penting
f. Kelompok-kelompok membuat hasil diskusinya dan
disampaikan dalam diskusi antar kelompok
g. Hasil diskusi antar kelompok dilaporkan kepada guru
atau pimpinan diskusi dalam bentuk tertulis
1.3.6 Aplikasi Metode Diskusi dalam Pembelajaran Kimia
Seorang Guru yang sedang mengajar di kelas tentang
materi “Koloid” pada materi pembelajaran Kimia kelas XI
semester 2. Guru dapat mulai dengan menentukan topik,
yakni Koloid. Kemudian membagi peserta didik menjadi
beberapa kelompok kecil, memberikan pengarahan diskusi
yakni setiap kelompok diberi masing- masing contoh senyawa
koloid dalam kehidupan sehari- hari. Selanjutnya, peserta
didik diminta mengamati senyawa tersebut dan kemudian
mendiskusikan dalam kelompok kecilnya dan dipresentasikan.
Proses ini menunjukan bahwa guru tidak lagi dominan
dalam menyampaikan materi dalam pembelajaran , tetapi
mengajak siswa untuk berfikir secara induktif, kemudian siswa
dilibatkan dalam sebuah kegiatan pengambilan kesimpulan
bersama guru.
1.4 Metode Observasi
1.4.1 Pengertian
Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisa dan
mengadakan secara sistematis mengenai tingkah laku
dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok
secara langsung. Cara atau metode ini ditandai pada
umumnya dengan pengamatan apa yang benar-benar
dilakukan oleh individu dan membuat pencatatan-pencatatan
secara obyektif mengenai apa yang diamati. Secara garis
besar metode observasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a) Structured or controller observation (observasi yang
direncanakan, atau tes kontrol)
b) Structure or informal observation (observasi informal
atau tidak direncanakan lebih dahulu).
Pada observasi yang direncakan, biasanya pengamat
menggunakan blangko-blangko daftar isian yang telah
dicantumkan aspek-aspek atau gejala-gejala apa saja yang
perlu diperhatikan pada waktu pengamatan dilakukan.
Sedangkan pada observasi yang tidak direncanakan pada
umumnya pengamat belum atau tidak mengetahui
sebelumnya apa sebenarnya yang harus dicatat dalam
pengamatan itu. Aspek-Aspek atau peristiwanya tidak terduga
sebelumnya.
1.4.2 Alasan penggunaan metode observasi
Metode observasi sebagai cara belajar mengajar
dipandang efektif dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini
didasari pemikiran bahwa dalam metode observasi ada
beberapa hal yang mendukung keberhasilan belajar
mengajar, karena:
a) Melatih siswa untuk peka terhadap peristiwa atau gejala
yang tejadi dalam lingkungannya
b) Metode observasi dapat mencatat data atau gejala-
gejala yang terjadi, maka dapat digunakan untuk
melatih siswa dalam mengadakan evaluasi. Tentunya
peristiwa atau gejala-gejala yang dicatat akan
dipadukan dengan pengetahuan yang diperoleh di
dalam kelas
c) Melatih siswa untuk mengambil keputusan yang
tepatsesuai dengan nilai-nilai moral yang diperoleh di
kelas
d) Memperluas cakrawala siswa mengenai nilai-nilai moral
atau ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas
dipadukan dengan kenyataan.
1.4.3 Tujuan digunakan metode observasi adalah:
a. Untuk melengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolah
dan di kelas
b. Untuk melihat, mengamati dan menghayatinya secara
langsung dan nyata mengenai obyek tertentu
c. Untuk menanamkan nilai moral pada siswa
1.4.4 Manfaat
a. Menambah wawasan bagi siswa mengenai peristiwa, gejala
atau kejadian yang terjadi dalam lingkungannya atau
obyek yang diamati
b. Melatih kecerdasan dan kepekaan siswa terhadap
kejadian-kejadian yang ada dilingkungannya
c. Menanamkan nilai moral pada siswa
1.4.5 Langkah-langkah penggunaan
Penggunaan metode observasi secara umum meliputi:
1) Persiapan atau perencanaan
a. Menetapkan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
b. Menetapkan obyek yang akan diobservasi
c. Menentukan alat/instrumen peroleh data dalam
mengadakan observasi
d. Membuat instrumen untuk mengadakan observasi
b. Tahap pelaksanaan
a. Siswa secara langsung menuju obyek yangdiobservasi
b. Siswa mengadakan pengamatan terhadap obyekyang
diobservasi
c. Siswa mengadakan pencatatan terhadap
peristiwa,kejadian-kejadian atau gejala-gejala yang
terjadi
d. Mendiskusikan hasil pengamatan dengan tim
e. Menyusun laporan sebagai hasil observasi
1.4.6 Aplikasi Metode Observasi dalam Pembelajaran
Kimia
Seorang Guru yang sedang mengajar di kelas tentang
materi “Koloid” pada materi pembelajaran Kimia kelas XI
semester 2. Guru dapat mulai dengan menjelaskan tentang
materi. Kemudian memberi contohnya masing- masing.
Selanjutnya, peserta didik diminta mengamati senyawa koloid
yang sudah dicontohkan secara langsung dan diminta
mencatat ciri- cirinya.
Proses ini menunjukan bahwa guru tidak lagi dominan
dalam menyampaikan materi dalam pembelajaran , tetapi
mengajak siswa untuk berfikir secara induktif, kemudian siswa
dilibatkan dalam sebuah kegiatan pengambilan kesimpulan
bersama guru.
6.5 Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah)
6.5.1 Pengertian
Adalah suatu metode atau cara penyajian pelajaran
dengan cara siswa dihadapkan pada suatu masalah yang
harus dipecahkan atau diselesaikan, baik secara individual
maupun secara kelompok. Pada metode ini titik berat
diletakkan pada pemecahan masalah secara rasional, logis,
benar dan tepat, tekanannya pada proses pemecahan
masalah dengan penentuan alternatif yang berguna saja.
Metode ini baik untuk melatih kesanggupan siswa dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam
kehidupannya, mengingat tidak ada manusia yang dapat
terlepas dari kesulitan atau masalah yang harus diselesaikan
secara rasional.
6.5.2 Alasan penggunaan
Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi
lebih relevan dengan kehidupan,khususnya dengan dunia
kerja.
a) Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah
dapat membiasakan siswa menghadapi dan
memecahkan masalah dengan terampil, hal ini
merupakan kemampuan yang sangat bermakna bagi
kehidupan manusia.
b) Metode ini merangsang pengembangan kemampuan
berpikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena
dalam proses belajarnya, siswa banyak melakukan
proses runtut drngan menyoroti permasalahan dari
berbagai sisi untuk mencari pemecahannya.
6.5.3 Tujuan penggunaan metode problem solving
(pemecahan masalah) adalah sebagai berikut:
a. Mencari jalan keluar dalam menghadapi masalah-masalah
secara rasional
b. Dalam memecahkan masalah dapat dilakukan secara
individual maupun secara bersama-sama
c. Mencari cara pemecahan masalah untuk meningkatkan
kepercayaan pada diri sendiri.

6.5.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penggunaan metode
problem solving (pemecahan masalah) antara lain:
a. Mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah-masalah serta mengambil keputusan secara
obyektif dan rasional
b. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, logis
dananalitis
c. Mengembangkan sikap toleransi terhadap orang lain serta
sikap hati-hati dalam mengemukakan pendapat
d. Memberikan pengalaman proses dalam menarik
kesimpulan bagi siswa
6.5.5 Langkah-langkah Penggunaan
1) Persiapan
a. Menentukan permasalahan sebagai topik. Topik dapat
ditentukan dengan cara menyajikan masalah yang jelas
yang menimbulkan pertanyaan ingin tahu sehingga
mendorong untuk pemecahannya. Masalah ini harus
tumbuh dan sesuai dengan taraf kemampuan serta
kecerdasan siswa
b. Merumuskan Tujuan pembelajaran Khusus (TPK)
c. Merumuskan langkah-langkah pemecahan masalah
d. Menentukan kriteria pemilihan pemecahan masalah
yang terbaik
ii. Pelaksanaan
a. Menjelaskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
b. Menjelaskan pemecahan masalah
c. Merumuskan permasalahan
d. Menelaah permasalahan
e. Membuat dan merumuskan hipotesa
f. Menghimpun, mengelompokkan data sebagai bahan
hipotesis
g. Pembuktian hipotesis
h. Menentukan pilihan pemecahan dan keputusan
6.5.6 Aplikasi Metode Problem Solving dalam Pembelajaran
Kimia
Seorang Guru yang sedang mengajar di kelas tentang
materi “Koloid” pada materi pembelajaran Kimia kelas XI
semester 2. Guru dapat mulai dengan menentukan topik,
yakni Koloid. Kemudian melakukan percobaan dengan dua
objek, yakni susu sebagai contoh koloid dan cat sebagai
contoh suspensi. Kemudian mengamati keduanya dan
menalaah permasalahan, lalu siswa diminta membuat
hipotesis dan terakhir menentukan pemecahan
permasalahan.
Proses ini menunjukan bahwa guru tidak lagi dominan
dalam menyampaikan materi dalam pembelajaran , tetapi
mengajak siswa untuk berfikir secara induktif, kemudian
siswa dilibatkan dalam sebuah kegiatan pengambilan
kesimpulan bersama guru.

6.6 Metode Karyawisata


6.6.1 Pengertian
Metode karyawisata ialah suatu cara penyajian bahan
pelajaran dengan membawa murid langsung kepada obyek
yang akan dipelajari di luar kelas. Karya= kerja, wisata=
pergi Karyawisata = pergi bekerja. Dalam hubungannya
dengan kegiatan belajar mengajar, pengertian karyawisata
berarti siswa-siswa mempelajari suatu obyek di tempat
mana obyek tersebut berada. Karya wisata dapat dilakukan
dalam waktu singkat beberapa jam saja ataupun cukup lama
sampai beberapa hari.
6.6.2 Alasan Penggunaan Metode Karyawisata
a. Obyek yang akan dipelajari tidak dapat dibawa kedalam
kelas karena, misalnya:
 Terlalu besar/berat
 Berbahaya
 Akan berubah bila berpindah tempat
 Obyek terdapat di tempat tertentu
b. Kepentingan siswa dalam rangka melengkapi
prosesbelajar mengajar
6.6.3 Tujuan
a. Untuk melengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolah
atau kelas
c. Untuk melihat, mengamati, menghayati secara langsung
dan nyata mengenai obyek tersebut
d. Untuk menanamkan nilai moral pada siswa
6.6.4 Manfaat Penggunaan
a. Siswa memperoleh pengalamam yang nyata mengenai
obyek studi dalam kegiatan karyawisata
b. Dapat memberikan motivasi untuk mendalami
materipelajaran
6.6.5 Langkah-langkah Penggunaan
Penggunaan metode karyawisata secara umum
meliputi :
1) Tahap persiapan atau perencanaan, meliputi:
a. Menetapkan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
b. Menetapkan obyek karyawisata
c. Menetapkan besarnya siswa yang ikut karyawisata
d. Menetapkan biaya, transportasi, keamanan dan
sebagainya
e. Mengadakan hubungan dengan sasaran
f. Memilih cara-cara untuk memperoleh data selama
karyawisata, misal dengan metode interview, observasi
dan sebagainya. Dan menyusun cara laporan karya
wisata.
g. Pemantapan rencana

2) Tahap pelaksanaan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam obyek
wisata:
a. Mengadakan pertemuan dengan pimpinan atau
penguasa
b. Siswa secara teratur melihat, mengamati,
menanyakan , mencatat dan sebagainya tentang obyek
wisata.
c. Selesai mengadakan pengamatan obyek, murid
dikumpulkan, dan kalau mungkin diadakan tanya
jawab dan diskusi dengan petugas obyek wisata
6.6.6 Aplikasi Metode Karyawisata dalam Pembelajaran
Kimia
Seorang Guru yang sedang mengajar di kelas tentang
materi “Minyak Bumi” pada materi pembelajaran Kimia kelas
XI semester 2. Guru dapat mulai dengan menjelaskan materi
minyak bumi dan kemudian menentukan tempat obyek
karyawisata yang memuat pembelajaran tentang minyak
bumi, menentukan anggaran dan jumlah siswa yang ikut.
Kemudian, menghubungi pihak terkait dan melakukan
pengamatan obyek setibanya di lokasi karyawisata.
Proses ini menunjukan bahwa guru tidak lagi dominan
dalam menyampaikan materi dalam pembelajaran , tetapi
mengajak siswa untuk berfikir secara induktif, kemudian
siswa dilibatkan dalam sebuah kegiatan pengambilan
kesimpulan bersama guru.
6.7 Metode Inkuiri
6.7.1 Pengertian
Inkuiri adalah suatu kegiatan dan penelaahan sesuatu
dengan cara mencari kesimpulan, keyakinan tertentu melalui
proses berpikir atau penalaran secara teratur, runtut dan
bisa diterima oleh akal. Metode inkuiri merupakan kegiatan
belajar mengajar dimana siswa dihadapkan pada suatu
keadaan atau masalah untuk kemudian dicari jawaban atau
kesimpulannya. Jawaban atau kesimpulan tersebut belum
tentu merupakan pemecahan masalah atas masalah atau
keadaan yang dihadapi. Dapat juga jawaban tersebut hanya
sampai pada tingkat menemukan hal-hal yang menyebabkan
timbulnya keadaan atau masalah tersebut. Dan hal inilah
yang membedakan antara model inkuiri dengan metode
pemecahan masalah. (Problem Solving) yang lebih
menitikberatkan pada pemecahan masalah yang dihadapi
oleh siswa.
Kegiatan inkuri dilakukan secara perorangan, kelompok
atau pun seluruh kelas (klasikal), baik dilakukan dalam kelas,
maupun di luar kelas. Inkuiri dapat dilakukan dengan
berbagai cara seperti diskusi antar siswa, tanya jawab
antar guru dengan murid, dan sebagainya. Pelaksanaan
metode inkuiri dapat dimaksudkan untuk mencari jawaban
tertentu yang sudah pasti ataupun kemungkinan pilihan
(alternatif) jawaban atas masalah tertentu.

6.7.2 Alasan penggunaan


Dalam proses pembelajaran, siswa hendaknya didorong
untuk mengamati, mengalami, memahami suatu konsep,
pengertian yang terdapat dalam sekolah dan masyarakat.
Oleh karena itu keingintahuan siswa untuk mendapatkannya,
guru dapat menggunakan metode inkuiri dalam proses
pembelajaran.
6.7.3 Penggunaan metode inkuiri bertujuan:
a. Mengembangkan sikap, keterampilan, kemampuan siswa
dalam memecahkan masalah atau memutuskan sesuatu
secara tepat ( obyektif)
b. Mengembangkan kemampuan berpikir siswa agar lebih
tanggap, cermat dan nalar (kritis, analitis dan logis)
6.7.4 Manfaat
a. Membina dan mengembangkan sikap ingin tahu lebih jauh
(curriousity)
b. Mengungkap aspek pengetahuan (kognitif) maupunsikap
(afektif)
6.7.5 Langkah-langkah Seperti telah dikemukakan di muka
ada berbagai cara dalam berinkuiri. Dalam hal inkuiri
dilakukan dengan tanya jawab, langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut:
1) Persiapan:
a. Merumuskan permasalahan sebagai topik
b. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c. Menjelaskan jalannya kegiatan inkuiri
2) Pelaksanaan:
a. Siswa diarahkan kepada pokok permasalahan yang
akan dicara jawabannya dan dipecahkan. Untuk itu
guru hendaknya menjelaskan pokok permasalahannya
dan tujuan yang ingin dicapai
b. Guru hendaknya memberikan keleluasaan kepada siswa
untuk berdiskusi, mengemukakan kemungkinan pilihan
jawaban ataupun bertanya.
c. Guru hanya membatasi agar jangan keluar dari pokok
pembicaraan.
d. Guru diharapkan mampu memberikan pertanyaan
pancingan, bilamana siswa kurang mampu menganalisa
masalah.
e. Guru mengawasi, membatasi agar kegiatan siswa
tidakmenyimpang dari nilai-nilai, seperti nilai agama,
pancasila, dan sebagainya
f. Guru tidak memberikan jawaban langsung atas masalah
yang dihadapi
1.7.9 Aplikasi Metode Inkuiri dalam Pembelajaran Kimia
Seorang Guru yang sedang mengajar di kelas tentang
materi “Korosi” pada materi pembelajaran Kimia kelas XI
semester 2. Guru dapat mulai dengan memberikan pokok
permasalahan berupa hujan asam disertai dengan
menjelaskan tujuan agar peserta didik dapat memahami
konsep korosi melalui kejadian alam, berupa hujan asam.
Kemudian, guru memberikan kesempatan bagi peserta didik
untuk saling berdiskusi dan membiarkan peserta didik saling
berpendapat.
Proses ini menunjukan bahwa guru tidak lagi dominan
dalam menyampaikan materi dalam pembelajaran , tetapi
mengajak siswa untuk berfikir secara induktif, kemudian
siswa dilibatkan dalam sebuah kegiatan pengambilan
kesimpulan bersama guru.
6.8 Metode Pemberian Tugas
6.8.1 Pengertian
Metode pemberian tugas adalah cara dalam proses belajar
mengajar dengan jalan memberi tugas kepada siswa.
Tugas-tugas tersebut dapat berupa mengikhtisarkan
karangan (dari surat kabar, majalah atau buku bacaan)
membuat kliping, mengumpulkan gambar, perangko, dan
dapat pula menyusun karangan.
Metode pemberian tugas, dianjurkan antara lain untuk
mendukung metode ceramah, inkuiri, VCT. Penggunaan
metode ini memerlukan pemberian tugas dengan baik, baik
ruang lingkup maupun bahannya. Pelaksanaannya dapat
diberikan secara individual maupun kelompok.
6.8.2 Alasan Penggunaan
Dalam proses pembelajaran, siswa hendaknya didorong
untuk melakukan kegiatan yang dapat menumbuhkan
proses kegiatan kreatif. Oleh karena itu metode pemberian
tugas dapat diprgunakan untuk mendukung metode
pembelajaran yang lain.
6.8.3 Penggunaan metode pemberian tugas bertujuan:
a. Menumbuhkan proses pembelajaran yang eksploratif
b. Mendorong perilaku kreatif
c. Membiasakan berpikir komprehensif
d. Memupuk kemandirian dalam proses pembelajaran
6.8.4 Manfaat
Metode pemberian tugas yang digunakan secara tepat
dan terencana dapat bermanfaat untuk:
a. Menumbuhkan kebiasaan belajar secara mandiri dalam
lingkungan bersama (kolektif) maupun sendiri
b. Melatih cara mencari informasi secara langsung dari
sumber belajar yang terdapat di lingkungan sekolah,
rumah dan masyarakat
c. Menumbuhkan suasana pembelajaran yang
menggairahkan (rekreatif)
6.8.5 Langkah-langkah Penggunaan
1) Tahap persiapan
a. Pada langkah awal, guru menentukan kegiatan yang
akan ditugaskan misalnya: membuat ikhtisar karangan,
mengumpulkan gambar, menyusun kliping, melakukan
observasi dan lain-lain
b. Guru menetapkan topik, dan nilai-nilai yang ingin
dikembangkan melalui macam penugasan kepada para
siswa
c. Menetapkan kelompok-kelompok dan waktu(penugasan
pelaksanaan)
2) Tahap pelaksanaan
a. Siswa secara sendiri-sendiri atau kelompok
melaksanakan tugas yang telah ditentukan
b. Guru membimbing atau mengawasi selama kegiatan
penugasan berlangsung
3) Tahap penyelesaian
a. Siswa secara individual atau kelompok menyerahkan
hasil penugasan kepada guru
b. Guru memilih hasil penugasan untuk disampaikan dan
dibahas dalam kelas
c. Guru memberikan penilaian tehadap hasil penugasan
6.8.6 Aplikasi Metode Pemberian Tugas dalam Pembelajaran
Kimia
Seorang Guru yang sedang mengajar di kelas tentang
materi “Koloid” pada materi pembelajaran Kimia kelas XI
semester 2. Guru dapat mulai dengan menentukan topik,
yakni Koloid. Kemudian membagi peserta didik menjadi
beberapa kelompok kecil, memberikan penugasan kepada
peserta didik untuk mencari contoh- contoh koloid dalam
kehidupan sehari- hari. Serta mengelompokkan ciri- ciri
koloid dan juga suspensi.
Proses ini menunjukan bahwa guru tidak lagi dominan
dalam menyampaikan materi dalam pembelajaran , tetapi
mengajak siswa untuk berfikir secara induktif, kemudian
siswa dilibatkan dalam sebuah kegiatan pengambilan
kesimpulan bersama guru.

Namun, menurut Mulyana (2010: 13) metode pembelajaran tidak


hanya wawancara, demonstrasi, inkuiri, diskusi, tanya jawab,
eksperimen, tutorial atau observasi, tetapi juga metode yang dapat
diciptakan sendirinya. Prinsipnya, metode tersebut memudahkan
peserta didik untuk memahami materi pelajaran. Penggunaan metode
pembelajaran harus disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan
disampaikan. Kolaborasi beberapa metode pembelajaran harus
direncanakan dengan baik Misalnya, pada awal pembelajaran guru
menggunakan metode ceramah, selanjutnya guru menggunakan
metode penugasan dan metode diskusi

Sumber :
A. Z, Mulyana. (2010). Rahasia Menjadi Guru Hebat: Memotivasi Diri
Menjadi Guru Luar Biasa. Surabaya: Grasindo.
Darmadi, H. (2017). Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran
Dalam Dinamika Belajar Siswa. Yogyakarta: Penerbit Deepublish.
Lefudin. (2017). Belajar dan Pembelajaran Dilengkapi dengan Model
Pembelajaran, Strategi Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran dan
Model Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish.
Mariyaningsih, N dan Mistina Hidayati. (2018). BUKAN KELAS BIASA Teori
dan Praktik Berbagai Model dan Metode Pembelajaran Menerapkan
Inovasi Pembelajaran di Kelas- Kelas Inspiratif. Surakarta: Kekata
Publisher.
Abdi, A. (2014). The Effect of Inquiry-based Learning Method on Students’
Academic Achievement in Science Course. Universal Journal of
Educational Research 2(1): 37-41
Efe M.Omwirhiren. (2015). Enhancing Academic Achievement And
Retention In Senior Secondary School Chemistry Through Discussion
And Lecture Methods: A Case Study Of Some Selected Secondary
Schools In Gboko, Benue State, Nigeria. Journal of Education and
Practice. 6(21) : 155 – 161
Kirbas, A. (2017). Effects Of Cooperative Learning Method On The
Development Of Listening Comprehension And Listening Skills.
International Journal of Languages’ Education and Teaching. 5(1): 1-
17
Dwigoyo, W. D. (2018). Developing a Blended Learning-Based Method for
Problem-Solving in Capability Learning. The Turkish Online Journal of
Educational Technology (TOJET). 17(1) : 51 – 61
Priyono. (2018). The Implementation of PAIKEM (Active, Innovative,
Creative, Effective, and Exiting Learning) and Conventional Learning
Method to Improve Student Learning Result. Journal of Social Studies
Education Research (JSSER). 9(2): 124 - 137
Komponen Penyusunan RPP

Komponen-komponen rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menurut permendiknas


Nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses terdiri dari :
a. Identitas Mata Pelajaran

Identitas mata pelajaran, meliputi : satuan pendidikan, kelas, semester, program/program


keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.
b. Standar Kompetensi

Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang


menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai
pada setiap kelas dan/ atau semester pada suatu mata pelajaran.
c. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam
mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.
d. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/ atau diobservasi untuk
menunjukan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata
pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
e. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai
oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
f. Materi Ajar

Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam
bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indicator pencapaian kompetensi.
g. Alokasi Waktu

Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban
belajar.
h. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat
indicator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan
kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indicator dan kompetensi yang hendak
dicapai pada setiap indicator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.
Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai kelas 3 SD/MI.

i. Kegiatan pembelajaran
1. Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang


ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan pendahuluan, guru : (1)
menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; (2)
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajari; (3) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai; dan (4) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
2. Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran
dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi.
3. Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktifitas pembelajaran yang
dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik,
dan tindak lanjut.
 Penilaian Hasil Belajar

Prosedur dan instrument penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indicator
pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian.

 Sumber Belajar
            Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar,
serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
Sumber :
Badan Standar Pendidikan Nasional. 2006. Panduan Pengembangan Silabus. Jakarta: Depdiknas

Niron, Maria Dominika. 2009. Pengembangan Silabus Dan Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran Dalam KTSP. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Tim Dosen. 2015. Program pengajaran Pembelajaran Fisika. Medan: UNIMED

Anda mungkin juga menyukai