MODUL 3, 4 & 5
Di Susun oleh :
NUR YULIANTI
NIM. 857468709
KELAS B POKJAR CENTEH
UNIVERSITAS TERBUKA
2021
RESUME MODUL 3 KB 1 – 3 : KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
DALAM PEMBELAJARAN TERPADU
Untuk dapat melaksanakan pembelajaran terpadu di sekolah dasar, seorang guru dituntut
memiliki berbagai kemampuan yang optimal, baik kemampuan kognitif, sikap dan keterampilan.
Kemampuan kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual dan kemampuan bidang sikap
berkaitan dengan kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan
tugas dan profesinya. Sedangkan kemampuan bidang keterampilan berkaitan dengan kemampuan
guru dalam menguasai berbagai keterampilan mengajar yang diperlukan dalam pelaksanaan
pembelajaran terpadu.
A. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran dalam Pembelajaran Terpadu
1. Pengertian
Kemampuan membuka pelajaran merupakan keterampilan yang berkaitan dengan usaha
guru dalam memulai kegiatan pembelajaran, sedangkan keterampilan menutup pelajaran adalah
keterampilan yang berkaitan dengan usaaha guru dalam mengakhiri kegiatan pembelajaran.
2. Manfaat
Keterampilan membuka pelajaran dalam pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat
untuk:
a. Memantapkan mental siswa memasuki kegiatan inti pembelajaran
b. Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
c. Memberikan gambaran yang jelas tentang aktivitas belajar yang akan dilakukan
d. Menyadarkan siswa akan adanya keterkaitan antara pengalaman yang sudah dimiliki dengan
tema yang akan dipelajari
Keterampilan menutup pelajaran dalam pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat
untuk:
a. Memantapkan pemahaman siswa terhadap proses dan hasil belajar yang telah dilaluinya
b. Mengetahui tingkat keberhasilan dari pelaksanaan pembelajaran terpadu
c. Menetapkan kegiatan tindak lanjut yang harus dilakukan siswa untuk mengembangkan
kompetensi yang telah dikuasainya
2. Manfaat
Keterampilan dalam pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat diantaranya untuk:
a. Membantu siswa memahami berbagai konsep dari tema yang dipelajari
b. Meningkatkan keterlibatan siswa dalam memecahkan berbagai masalah
c. Memperkirakan tingkat pemahaman siswa terhadap penjelasan yang diberikan
d. Meningkatkan efektifitas pembicaraan di kelas sehingga benar-benar merupakan penjelasan
yang bermakna bagi siswa
e. Membantu siswa menggali pengetahuan dari berbagai sumber
f. Mengatasi kekurangan berbagai sumber belajar yang diperlukan
g. Menggunakan waktu secara lebih efektif dan efisien
Keterampilan bertanya dalam pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat diantaranya
untuk mengarahkan siswa lebih efektif mempelajari sesuatu tema dari berbagai aspek yang
terintegrasi:
a. Meningkatkan kegiatan belajar yang lebih bervariasi dan bermakna
b. Mendorong siswa untuk berperan sebagai sumber informasi
c. Memupuk kebiasaan siswa untuk selalu bertanya
d. Meningkatkan keterlibatan siswa secara mental
e. Menumbuhkan keberanian siswa
f. Menguji pemahaman siswa terhadap materi yang telah dibahas
2. Manfaat
Secara spesifik manfaat yang dapat diperoleh guru dengan menguasai keterampilan
memberi penguatan dalam pembelajaran terpadu diantaranya untuk:
a. Membangkitkan dan memelihara perhatian dan motivasi belajar siswa terhadap tema-tema yang
disajikan dalam pembelajaran
b. Memberikan kemudahan kepada siswa untuk mempelajari isi tema
c. Mengontrol dan memodofikasi tingkah laku siswa
d. Menumbuhkan rasa percaya diri siswa
e. Memelihara iklim kelas yang kondusif
Sedangkan keetrampilan mengadakan variasi dalam pembalajaran terpadu dapat memberi
manfaat diantaranya untuk :
a. Menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dan perhatian siswa terhadap tema pembelajaran yang
dibahas dan keterkaitan-keterkaitan di dalam yang ada dalam tema tersebut
b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa ingin tahu tentang sesuatu
yang baru dalam suatu tema yang dipelaarinya
c. Memupuk perlaku positif siswa terhadap guru yang telah melakukan proses pembelajaran dengan
lebih hidup dan bervariasi
d. Menghindarkan siswa dari proses pembelajaran yang membosankan dan monoton
e. Meningkatkan kadar keaktifan dan keterlibatan siswa dalam berbagai pengalaman pembelajaran
yang menarik dan terarah
f. Melayani karakteristik siswa dan gaya belajarnya yang beraneka ragam.
Media Audio
Media Audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya didengar)
yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk mempelajari isi
tema. Contoh media audio, yaitu program kaset suara dan program audio.
Terdapat beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan apabila kita akan menggunakan
media audio di sekolah dasar yaitu :
1. Media ini hanya akan mampu melayani secara baik siswa yang sudah memiliki kemmapuan
dalam berfikir abstrak
2. Media ini memerlukan pemusatan perhatian yang lebih tinggi dibandingkan media lainnya
3. Karena sifatnya yang auditif
KEGIATAN BELAJAR 1
TAHAPAN PERANCANGAN PEMBELAJARAN TERPADU
Dalam merancang pembelajaran terpadu disekolah dasar terdapat tujuh langkah yang harus
dilakukan.
1. Penetapan mata pelajaran yang akan dipadukan
Pada penetapan beberapa mata pelajaran yang akan dipadukan sebaiknya sudah disertai
dengan alas an atau rasional yang berkaitan dengan pencapaikan kompetensi dasar oleh
siswa dan kebermaknaan belajar.
2. Penetapan Kompetensi Dasar
Pada tahap ini dilakukan identifikasi kompetemsi dasar pada jenjang kelas dan semester
yang sama dari setiap mata pelajaran yang memungkinkan untuk diajarkan secara terpadu
dengan menggunakan paying sebuah tema pemersatu.
3. Penetapan hasil belajar
Mempelajari dan menetapkan hasil belajar dari setiap mata pelajaran sehingga dapat
diketahui pokok yang bias dibahas secara terpadu.
4. Penetapan Tema
Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan
(Poerwadarminta, 1993; Moeliono, 1989; Keraf,1991).
Dalam pengembangan tema-tema pembelajaran terpadu di sekolah dasar terdapat sejumlah
aspek yang perlu pertimbangan, diantaranya ;
a. Tema yang dipilih memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa serta terkait
dengan cara kebiasaan belajarnya
b. Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk minat
dan kemampuannya
c. Penetapan tema dimulai dari lingkungan yang terdekat dengan siswa
5. Pemetaan Keterhubungan Kompetensi Dasar Dengan Tema Pemersatu
Pada tahap ini dilakukan pemetaan keterhubungan kompetensi dasar masing-masing mata
pelajaran yang akan dipadukan dengan tema pemersatu. Pemetaan tersebut dapat dibuat
dalam bentuk bagan dan/atau matriks jaringan topic yang memperlihatkan kaitan antara
tema pemersatu dengan kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran.
6. Penyusunan Silabus Pembelajaran Terpadu
Secara umum, silabus ini diartikan sebagai garis-garis besar, ringkasan, ikhtiar atau pokok –
pokok isi materi pembelajaran terpadu. Silabus merupakan penjabaran lebih lanjut dari
standar kompetensi, kompetensi dasar yang ingin dicapai.
7. Penyusunan Satuan Pembelajaran Terpadu
Komponen satuan pembelajaran terpadu meliputi :
a. Identitas mata pelajaran
b. Kompetensi dasar
c. Materi pokok besarta uraiannya
d. Strategi pembelajaran
e. Alat dan media
f. Penilaian dan tindak lanjut
g. Sumbar bahan yang digunakan
KEGIATAN BELAJAR 2
SILABUS DAN SATUAN PEMBELAJARAN TERPADU
Silabus adalah garis besar, ringkasan, ikhtiar, atau pokok-pokok isi/materi pembelajaran
yang digunakan sebagai penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi, kompetensi dasar yang
ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa. Silabus
bermanfaat sebagai pedoman dalam penyusunan satuan pembelajaran terpadu, pengelolaan
kegiatan pembelajaran dan pengembangan system penilaian.
Silabus pembelajaran terpadu dikembangkan dengan menggunakan pendekatan system,
dimana komponen-komponen yang ada di dalamnya saling berhubungan satu sama lain dalam
rangka mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Komponen silabus pembelajaran
terpadu terdiri atas : (a) Identifikasi mata pelajaran yang akan dipadukan, (b) Kompetensi dasar,
hasil belajar, dan indicator yang harus dikuasai siswa, (c) Materi pokok yang mengacu pada
suatau tema yang akan disajikan,(d) Alternatif strategi pembelajaran yang akan digunakan, dan €
Alokasi waktu yang diperlukan.
Satuan pembelajaran terpadu merupakan satuan atau unit program pembelajaran terkecil
untuk jangka waktu mingguan atau harian yag berisi rencana pencapaian suatu pokok atau satuan
bahasan tertentu dalam satu tema pembelajaran terpadu yang akan dibahas. Komponen satun
pembelajaran terpadu mengandung unsur-unsur pokok yang meliputi ; (a) Identitas mata
pelajaran, (b) Kompetensi dasar, hasil belajar, dan indicator yang akan dipadukan, (c) pokok-
pokok materi yang akan disajikan, (d) Kegiatan belajar mengajar yang akan dilaksanakan, (e)
Alat, media, dan sumber bahan yang digunakan, (f) Cara penilaian yang akan ditempuh
dilengkapi dengan alat penilaian.
MODUL 5
KEGIATAN BELAJAR 1
Sampai saat ini sistem penilaian disekolah umumnya menggunakan teknik tes. Penilaian
dengan menggunakan teknik ini disebut penilaian konvensional. Teknik tes ini tidak
selengkapnya dapat menggambarkan kemajuan belajar siswa secara menyeluruh, sebab laporan
itu berupa angka-angka atau huruf-huruf dan gambaran maknanya sangat abstrak. Untuk
melengkapi gambaran kemajuan belajar siswa, guru dapat menggunakan teknik lain yang sudah
kita kenal sebagai teknik nontes. Penilaian dengan teknik nontes ini kita sebut penilaian
alternatif. Penilaian alternatif di pakai sebagai penunjang dalam memberikan gambaran dan
kemajuan belajar siswa secara menyeluruh.
Penilaian dalam pembelajaran terpadu merupakan program penilaian yang dilakukan
secara berkesinambungan untuk keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Secara umum,
tujuan penilaian adalah (1) untuk menilai pembelajaran di kelas; (2) untuk meningkatkan
pembelajaran dan kualitas belajar siswa dan bukan sekedar menentukan skor, oleh karena itu,
penilaian merupakan suatu strategi pengumpulan dan penganalisisan informasi yang digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan berkaitan dengan semua aspek pembelajaran (Morrow,
1990).
Selain ketiga prinsip diatas, Mathews (1989) mengemukakan prinsip-prinsip penilaian
pembelajaran terpadu sebagai berikut.
1. Penilaian hendaknya berbasis unjuk kerja siswa sehingga selain memanfaatkan penilain produk,
penilaian terhadap proses perlu mendapat perhatian yang lebih besar.
3. Penilaian hendaknya, memberikan perhatian pula pada refleksi diri siswa (self reflection).
4. Penilaian alternatif (portofolio, catatan anecdotal, unjuk kerja, jurnal, dan lainnya) hendaknya
lebih dimanfaatkan karena kompleksnya yang harus dinilai.
5. Umpan balik hendaknya dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk pengembangan anak baik secara
individual maupun social.
8. Penialain pembelajaran terpadu hendaknya dilakukan dalam proses yang terus menerus
(ongoing proses), bukan kegiatan penialain yang dilakukan diawal atau diakhir program
pembelajaran siswa.
1. Penilain Proses
Sasaran yang dinilai dalam penilaian proses adalah tingkat efektivitas kegitan belajar
mengajar dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Penilaian proses merupakan upaya
mengumpulkan informasi tantang kemajuan belajar siswa yang selanjutnya digunakan untuk
keperluan perbaiakan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Penilaian proses dari:
Penilaian terhadap siswa sebagai pelajar mencakup penilaian yang berkaitan dengan:
5) Karasionalan argumen/alasan;
1) Proses pembelajaran:
Sasaran yang dinilai dalam penilaian hasil belajar adalah tingkat penguasaan peserata
didik tentang apa yang telah dipelajarinya. Penilaian hasil belajar merupakan upaya
mengumpulkan informasi untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan dan kemampuan yang
telah dikuasai siswa pada setiap akhir pembelajaran. Penilaian terhadap produk meliputi:
a. Penilaian terhadap siswa dilakukan melalui pengamatan terhadap hasil belajar anak yang
tergambarkan melalui:
2) Kemampuan menyatakan gagasan dalam bentuk gambar, diagram, grafik dan symbol lainnya:
1) Daftar cek yang dilakukan oleh rekan guru lainnya terhadap strategi dan pengelolaan belajar
mengajar yang telah dilakukan:
2) Masukan dari anak, orang tua dan rekan guru lainnya berkaitan dengan strategi dan proses
belajar mengajar yang telah dilakukan.
Berkaitan dengan paparan diatas, penilaian yang dilakukan hendaknya valid mendidik,
berorientasi pada kompetensi, adil dan objektif, terbuka dan berkesinambung-an sebagaimana
disarankan dalam Penilaian Berbasis Kelas (PBK). Kuswari (2004) mengemukakan bahwa PBK
merupakan suatu penilaian berdasarkan suatu pengumpulan, pelaporan dan pengunaan informasi
tantang hasil belajar siswa yang diperoleh melalui pengukuran dengan menerapkan prinsip-
prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti otentik, akurat dan konsisten sebagai
akuntabilitas publik. PBK secara umum bertujuan untuk memberikan penghargaan terhadap
pencapaian belajar siswa dan memperbaiki program dan kegiatan pembelajaran. Sedangkan
secara khusus, PBK bertujuan untuk memberikan (1) informasi tentang kemajuan belajar siswa,
(2) informasi yang dapat digunakan untuk membina kemajuan belajar lebih lanjut, (3) motivasi
belajar siswa dan melakukan pemberian bimbingan yang lebih tepat.
Fungsi PBK bagi siswa dan guru adalah untuk membantu siswa, (1) dalam
mewujudkan dirinya dengan mengubah atau mengembangkan perilakunya kearah yang lebih
baik dan maju, (2) siswa mendapat kepuasan atas apa yang dikerjakannya, (3) membantu guru
untuk menetapkan apakah metode mengajar yang digunakan telah memadai atau tidak dan (4)
membantu guru membuat pertimbangan dan keputusan administrasi.
a. Tes essay
Pada bentuk tes essay menghendaki jawaban secara terurai tentang suatu masalah.
Jawaban menitikberatkan pada ingatan, daya pengenalan kembali dan kelogisan test. Dalam hal
ini tes dituntut memiliki kecakapan dan keterampilan dalam memilih kata-kata yang tepat untuk
dituangkannya kedalam uraian.
Tes yang tingkat penguasaan bahasan dan materi ilmunya rendah, akan memberikan
jawaban yang kurang memuaskan, dalam arti jawabannya singkat dan jalan fikirannya sukar
dipahami. Sebaliknya bagi tes yang terampil dan pandai memilih kata-kata akan memberikan
yang jauh lebih baik dan relative memuaskan, apalagi didasari oleh penguasaan materi ilmu yang
baik. Walaupun tes itu lebih baik dari pada temannya kaerna kepandaiannya memilih kata.
Pada dasarnya ada 2 macam bentuk pertanyaan essay yaitu essay bebas dan essay
terbatas.
b. Tes Objektif
Tes objektif terdiri dari dari benar salah, pilihan gada dan menjodohkan.
Adapun bentuk alternatif dengan teknik nontes yang akan dibahas pada bagian ini meliputi:
a. Catatan sekolah
Catatan sekolah merupakan laporan tentang kemajuan belajar siswa berupa deskripsi tentang
aspek-aspek yang dialami siswa berkaitan dengan mata pelajaran disekolah.
b. Cuplikan kerja
Penilaian yang dilakukan dengan melihat siswa melakukan tugas/proses atau produk yang dibuat
siswa untuk selanjutnya melihat dan menilai proses dan produk tersebut untuk menentukan
tingkat pengetahuan atau skill mereka merupakan penilaian performance (penilaian kinerja).
Produk yang merupakan cuplikan kerja siswa merupakan unjuk kerja kegiatan yang dihasilkan
siswa berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan yang sedang dipelajari.
c. Portofolio
Portofolio menilai kemajuan siswa pada suatu periode yang didasarkan pada berbagai tugas
(jurnal, kaset, karya seni, dan produk atau kreasi lain) yang memungkinkan mengarahkan siswa
pada penunjukan pemahaman tentang suatu konsep. Portofolio merupakan berkas bukti-bukti
yang disusun untuk mendapatkan akreditasi perolehan belajar melalui pengalaman. Dalam
format penilaian portofolio dideskripsikan tentang metode, pemenuhan kriteria, dan keputusan
(diterima, ditolak, bersyarat dengan tambahan). Untuk ini lampiran berkas bukti-bukti untuk
kerja siswa harus diperhatikan. Portofolio bersifat terbuka bagi siswa sehingga siswa dapat
menilai diri sendiri (self evaluation) dan juga bias memberi informasi tambahan untuk menilai
kompetensi siswa.
d. Wawancara
Wawancara adalah teknik penilaian lisan yang digunakan untuk memperoleh jawaban dari siswa
tentang Sesuatu yang telah dipelajari. Penilaian dengan wawancara ini dapat dipakai sebagai
penunjang atau pelengkap jika dengan penilaian yang lain belum didapatkan gambaran yang
jelas tentang siswa. Wawancara ini dapat dilakukan secara individual ataupun kelompok. Yang
perlu diperhatikan pada saat wawancara adalah memberikan rasa aman kepada siswa sehingga
mereka mampu mengungkapkan kepada guru secara nyaman dan tidak terpaksa.
e. Observasi
Observasi adalah teknik penilaian alternative yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan
secara teliti serta mencatat secara sistematis tentang sesuatu yang terjadi dikelas berkaitan
dengan materi yang ditargetkan guru. Observasi ini harus selalu diusahakan dalam situasi yang
alami agar mendapatkan data yang sebenarnya. Observasi bertujuan mengungkapkan perilaku
nonverbal dan terfokus pada aspek-aspek terkait. Prosedur penilaian dengan observasi harus
memperhatikan, (1) spesifikasi tingkah laku yang akan dinilai, (2) konteks dan metode yang akan
digunakan, dan (3) alat penyimpan hasil yang digunakan.
f. Jurnal
Jurnal merupakan catatan harian siswa yang menggambarkan kegiatan siswa setiap hari. Jurnal
ini dapat berisikan hal-hal yang dilakukan siswa didalam kelas maupun di luar jam sekolah.
Selain itu dapat juga dipakai oleh guru untuk memberi pertimbangan, motivasi, dan penguatan
kepada siswa.
g. Rubrik
Hal ini dilakukan misalnya dengan jalan guru bersama siswa menyusun kriteria penilaian tentang
laporan pekerjaan anak. Dengan melibatkan anak dalam kegiatan pembelajaran dan penilaian
diharapakan anak mengetahui perkembangannya dan hal itu dimanfaatkan untuk meningkatakan
proses belajar-mengajar.
Sebelum guru melakukan penilaian dengan menggunakan bentuk penilaian tertentu
sebagaimana diuraikan diatas, sebaiknya diketahui terlebih dahulu kriteria penilaian yang baik
yakni:
a. Sesuainya tugas penilaian dengan masalah yang akan dilihat (kognitif, afektif, dan psikomotor);
Penilaian juga perlu dilakukan secara otentik terhadap keseluruhan kompetensi yang
telah dipelajari siswa melalui kegiatan pembelajaran. Sebagaimana dikemukakan diatas, ditinjau
dari dimensi kompetensi yang ingin dicapai, ranah yang perlu dinilai meliputi ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor (kognisi, sikap, dan keterampilan). Oleh karena itu, dalam penilaian
pembelajaran terpadu, penilaian berkaitan dengan ketiga ranah tersebut, antara lain:
a) Ranah kognitif
Tingkat kemampuan kognitif dapat diukur atas dasar tingkatnya. Mulai dari tingkat
yang sederhana sampai kepada tingkat yang tinggi atau sukar, yang terdiri dari enam tingkatan
sebagai berikut:
a. Ingatan (K1)
Pada tingkat ini pengukuran dan penilaian baru berkisar hanya pada pengetahuan saja. Artinya
baru sampai pada tingkat mengingat kan hal-hal yang sedang dipelajari siswa. Ingatan adalah
kemampuan seseorang untuk mengenal kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumurs-rumus
dan sebagainya .
b. Pemahaman (K2)
Pada tingkat ini penilaian dan pengukuran berkisar pada sampai manakah siswa telah memahami
materi. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan proses berfikir dimana dituntut untuk
memahami yang berarti mengetahui tentang sesuatu hal serta dapat melihatnya dari berbagai
segi. Misalnya kemampuan menguraikan sesuatu rumusan kedalam kalimat atau uraian yang
verbal, dapat menerangkan atau memperluas arti dari suatu istilah
c. Penerapan (K3)
Pada tingkat ini pengukuran dan penilaian akan kemampuan penerapan. Pada tingkat ini siswa
seharusnya dapat menggunakan hal-hal yang dipelajari untuk situasi baru atau situasi lain pada
waktu berlangsung situasi belajar mengajar.
Penerapan (aplikasi) adalah proses berfikir yang setingkat lebih tinggi dari pemahaman. Dalam
aplikasi seseorang diharapkan mampu memilih menggunakan dan menerapkan dengan tetap
sesuatu teori, hukum, metode, jika dihadapkan dengan situasi baru. Misalnya kemampuan untuk
meramalkan pengaruh yang akan terjadi, jika diadakan suatu perubahan pada satu atau
meramalkan terjadinya bahaya erosi dan banjir akibat dari penebangan pohon secara besar –
besaran pada hutan yang ada.
d. Analisis (K4)
Pada tingkat ini pengukuran dan penilaian kita akan menganalisis. Pada tingkat ini siswa
seharusnya telah dapat memecahkan hal-hal yang telah dipelajari menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil untuk memudahkan mempelajarinya dan menguasainya. Jenjang kemampuan berfikir
berikutnya yang setingkat lebih tinggi dari aplikasi adalah analisis, yaitu suatu kemampuan untuk
menguraikan sesuatu bahan atau diantara bagian atau factor yang satu dengan bagian atau faktor
yang lainnya.
e. Sintesis (K5)
Pada tingkat ini siswa telah sampai pada kemajuan menghubungkan bagian-bagian hal-hal yang
telah dipelajari dan untuk selanjutnya dapat merumuskan atau membentuk sesuatu yang baru.
Sintesis ialah sesuatu kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses analisis yaitu
suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis sehingga menjelma
menjadi suatu pola struktur atau bentuk baru.
f. Evaluasi (K6)
Pada tingkat ini siswa telah mampu menilai sesuatu untuk tujuan-tujuan tertentu. Evaluasi adalah
jenjang yang tinggi dalam bentuk domain kognitif Taksonomi Bloom. Evaluasi merupakan
kemampuan seseorang untuk dapat memberikan pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai-nilai,
ide-ide, pemecahan, atau metode tertentu berdasarkan suatu patokan atau kriteria.
Misalnya jika seseorang dihadapkan kepada beberapa pilihan ia akan mampu memilih atau
pilihan terbaik sesuai dengan patokan atau perkiraan yang ada. Patokan atau perkiraan tersebut
tersebut ditinjau dari berbagai segi seperti ketepatgunaan, ketepatan waktu, dampak pengaruh
sampingan dan sebagainya.
Untuk mengukur kemampuan afektif pun melalui tingkat-tingkat dari yang sederhana
atau rendah sampai pada tingkat atas atau tinggi adalah sebagai berikut :
1. Pada tingkat pertama pengukuran berkisar baru pada kemampuan cara siswa menerima sesuatu.
Yang diukur baru hanya terhadap sikap menerimanya, apakah siswa mau menerima yang
diajarkan kepadanya.
2. Pada tingkat yang kedua pengukuran pada kemampuan penanggapan siswa. Artinya pada
tingkat ini yang diukur adalah kemampuan siswa didalam berpartisipasi secara aktif atas dasar
minat yang dimilikinya terhadap sesuatu yang diajarkan.
3. Pada tingkat ketiga pengukuran pada kemampuan siswa dalam menghargakan susuatu. Artinya
mengukur sampai dimanakah siswa telah dapat menghargakan sesuatu. Dan hal ini akan
dinyatakan dengan tingkah laku siswa terhadapnya.
4. Tingkat keempat pengukuran pada kemampuan mengorganisasi. Yang diukur ialah kemampuan
siswa didalam membandingkan, menghubungkan dan mengsintesa nilai-nilai atas dasar tanggung
jawabnya.
5. Tingkat kelima pengukuran pada sifat-sifat siswa. Pada tingkat ini yang diukur ialah sifat-sifat
siswa terkendali terhadap sesuatu. Dan ini akan dinyataka didalam sikap hidup siswa.
Untuk mengukur kemampuan gerak pun akan melalui tingkat-tingkat yang dimulai dari
tingkat yang sederhana sampai pada tingkat yang tinggi. Dan tingkat tersebut terdiri dari lima
tingkatan sebagai berikut :
1. Pada tingkat pertama kemampuan yang diukur hanya berkisar pada kemampuan meniru gerak.
Jadi apakah gerakan yang dibuatnya telah dapat dilaksanakan dengan prinsip gerak yang
diajarkan.
2. Tingkat kedua pengukuran terhadap kemampuan menggunakan yang telah diajarkan. Pada
tingkat ini yang diukur ialah sampai dimanakah siswa telah dapat menggunakan konsep-konsep
yang ada untuk melakukan gerak-gerak yang sesuai dengan konsep itu.
3. Tingkat ketiga pengukurann terhadap kemampuan ketelitian. Yang diteliti ialah tingkat
kesempurnaan gerak atau kebenaran daripada gerakan yang dilakukan.
KEGIATAN BELAJAR 2
Penilaian yang berkualitas akan menghasilkan informasi yang reliable dan Valid, Untuk
menghasilkan informasi yang reliable dan valid, perlu ada bukti pendukung yang meyakinkan
bahwa penilaian yang menghasilkan informasi tersebut memang berkualitas tinggi.
1. Perencanaan
a. Merumuskan tujuan penilaian yang ingin dicapai baik tujuan yang ingin dicapai oleh guru
maupun oleh siswa.
b. Menentukan kriteria keberhasilan yang ingin dicapai, baik oleh siswa maupun oleh guru.
c. Menentukan teknik dan instrument yang akan digunakan dalam proses penilaian.
2. Pelaksanaan
Beberapa bentuk model alat penilaian yang dapat digunakan dalam pelaksanaan penilaian
pembelajaran terpadu yang dapat diaplikasi oleh guru dengan menggunakan format penilaian
yang mendukung diperolehnya informasi dari siswa. Contoh format tersebut antara lain :
1. Format Observasi
Bentuk penilaian diri siswa juga digunakan dalam penilaian pembelajaran terpadu. Dalam
hal ini siswa dapat menyusun sendiri pertanyaan dan selanjutnya mengisi langsung jawaban dari
pertanyaan tersebut dengan mengorganisasikan gagasannya sendiri. Guru juga dapat melakukan
penilaian diri berkaitan dengan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Format penilaian diri
dalam bentuk jurnal tulisan siswa dapat juga digunakan sebagai masukan bagi guru untuk
memberikan pertimbangan, motivasi, dan pengutan kepada siswa
3. Format Portofolio.
Hasil penilaian proses, produk dan penilaian program didokumentasikan dalam satu bentuk
portofolio. Portofolio ini dapat dijadikan sebagai salah satu masukan bagi guru untuk
memutuskan nilai setiap siswa serta penyusunan perencanaan pembelajaran selanjutnya.
4. Rubrik
Hasil simpulan portofolio dan format penilaiannya, guru dapat menyusun kriteria penilaian
secara kolaboratif dengan melibatkan siswa sehingga anak dapat mengetahui criteria tersebut dan
dapat mengukur kemampuannya.
5. Cuplikan Kerja
Dalam menilai performansi belajar siswa, guru dapat melakukan pemberian tugas yang
menuntut mereka untuk memperlihatkan hasil unjuk kerja mereka.
Dalam penilaian pembelajaran terpadu masukan informasi orang tua akan dapat membantu
memberikan gambaran yang menghapus penafsiran yang keliru dari pihak guru dan siswa.
7. Penilaian Berkala
Penilaian berkala pada dasarnya terdiri atas beberapa butir aspek sifat yang dinilai.
Penilaiannya diubah dari kategori (data nominal) menjadi data interval dalam rentang 1-5.
Penetapan nilai itu dibuat berdasarkan pertimbangan yang bersangkutan.