Anda di halaman 1dari 25

RANGKUMAN PEMBELAJARAN TERPADU di SD

MODUL 3, 4 & 5

Di Susun oleh :
NUR YULIANTI
NIM. 857468709
KELAS B POKJAR CENTEH

UNIVERSITAS TERBUKA
2021
RESUME MODUL 3 KB 1 – 3 : KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
DALAM PEMBELAJARAN TERPADU

            Untuk dapat melaksanakan pembelajaran terpadu di sekolah dasar, seorang guru dituntut
memiliki berbagai kemampuan yang optimal, baik kemampuan kognitif, sikap dan keterampilan.
Kemampuan kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual dan kemampuan bidang sikap
berkaitan dengan kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan
tugas dan profesinya. Sedangkan kemampuan bidang keterampilan berkaitan dengan kemampuan
guru dalam menguasai berbagai keterampilan mengajar yang diperlukan dalam pelaksanaan
pembelajaran terpadu.
A.    Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran dalam Pembelajaran Terpadu
1.      Pengertian
Kemampuan membuka pelajaran merupakan keterampilan yang berkaitan dengan usaha
guru dalam memulai kegiatan pembelajaran, sedangkan keterampilan menutup pelajaran adalah
keterampilan yang berkaitan dengan usaaha guru dalam mengakhiri kegiatan pembelajaran.

2.      Manfaat
Keterampilan membuka pelajaran dalam pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat
untuk:
a.       Memantapkan mental siswa memasuki kegiatan inti pembelajaran
b.      Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
c.       Memberikan gambaran yang jelas tentang aktivitas belajar yang akan dilakukan
d.      Menyadarkan siswa akan adanya keterkaitan antara pengalaman yang sudah dimiliki dengan
tema yang akan dipelajari
Keterampilan menutup pelajaran dalam pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat
untuk:
a.       Memantapkan pemahaman siswa terhadap proses dan hasil belajar yang telah dilaluinya
b.      Mengetahui tingkat keberhasilan dari pelaksanaan pembelajaran terpadu
c.       Menetapkan kegiatan tindak lanjut yang harus dilakukan siswa untuk mengembangkan
kompetensi yang telah dikuasainya

3.      Komponen Keterampilan Membuka Pelajaran


a.       Menumbuhkan Perhatian Siswa
Perhatian merupakan salah satu prinsip yang diperlukan dalam belajar. Jika ingin berhasil
dalam menarik perhatian siswa, guru bisa melakukannya dengan berbagai cara, diantaranya:
1)      Variasi gaya mengajar guru
2)      Penggunaan pembelajaran yang tepat dan dapat menarik perhatian siswa
3)      Penggunaan pola interaksi pembelajaran yang bervariasi
b. Membangkitkan Motivasi Siswa
1)      Memperlihatkan sikap hangat dan antusias
2)      Mennimbulkan rasa ingin tahu
3)      Mengemukakan ide yang bertentangan
4)      Memperhatikan minat siswa
  c.       Memberi Acuan
1)      Mengemukakan tujuan dan batas tugas
2)      Menjelaskan langkah pembelajaran
3)      Mengingatkan inti tema yang akan diajarkan
4)      Mengajukan pertanyaan
  d.      Membuat Kaitan

4.      Komponen Keterampilan Menutup Pelajaran


Untuk menutup pelajaran dalam pembelajaran terpadu, guru harus memperhatikan
komponen-komponen keterampilannya, yakni :
a.       Meninjau kembali materi pelajaran yang telah dibahas
b.      Melakukan penilaian untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa

B.     Keterampilam Menjelaskan dan Bertanya dalam Pembelajaran Terpadu


1.      Pengertian
Keterampilan bertanya merupakan kemampuan guna untuk memperoleh informasi
tentang suatu objek yang ditanyakan dan meningkatkan terjadinya interaksi pembelajaran yang
efektif.

2.      Manfaat
Keterampilan dalam pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat diantaranya untuk:
a.       Membantu siswa memahami berbagai konsep dari tema yang dipelajari
b.      Meningkatkan keterlibatan siswa dalam memecahkan berbagai masalah
c.       Memperkirakan tingkat pemahaman siswa terhadap penjelasan yang diberikan
d.      Meningkatkan efektifitas pembicaraan di kelas sehingga benar-benar merupakan penjelasan
yang bermakna bagi siswa
e.       Membantu siswa menggali pengetahuan dari berbagai sumber
f.       Mengatasi kekurangan berbagai sumber belajar yang diperlukan
g.      Menggunakan waktu secara lebih efektif dan efisien
Keterampilan bertanya dalam pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat diantaranya
untuk mengarahkan siswa lebih efektif mempelajari sesuatu tema dari berbagai aspek yang
terintegrasi:
a.       Meningkatkan kegiatan belajar yang lebih bervariasi dan bermakna
b.      Mendorong siswa untuk berperan sebagai sumber informasi
c.       Memupuk kebiasaan siswa untuk selalu bertanya
d.      Meningkatkan keterlibatan siswa secara mental
e.       Menumbuhkan keberanian siswa
f.       Menguji pemahaman siswa terhadap materi yang telah dibahas

3.      Komponen Keterampilan Menjelaskan


Merencanakan isi tema pembelajaran terpadu yang akan dijelaskan merupakan tahap
awal keberhasilan dari kegiatan menjelaskan. Dalam merencanakan isi tema pembelajaran
terpadu ini perlu memperhatikan hal penting berikut:
a.       Isi tema yang akan dijelaskan harus dianalisis secara keseluruhan termasuk unsur-unsur yang
berkait dalam isi tema tersebut
b.      Isi tema mencerminkan inti atau esensi dari kompetensi dasar dan indikator-indikator pada
masing-masing mata pelajaran
c.       Isi tema memiliki signifikansi atau memiliki tingkat keberatian yang tinggi bagi siswa
d.      Isi tema mengandung nilai guna bagi kehidupan siswa atau menunjang kecakapan hidup
Komponen-komponen menjelaskan diantaranya:
a.       Kejelasan
Kejelsan ini biasanya menyangkut hal-hal berikut: Kelancaran dan kejelasan ucapan dalam
berbicara, Susunan kalimat yang digunakan, dan Penggunaan istilah
b.      Penggunaan contoh dan ilustrasi
c.       Pemberian tekanan
d.      Umpan balik

4.       Komponen-Komponen keterampilan Bertanya


 Komponen-komponen keterampilan bertanya sebagai berikut:
a.       Pengungkapan pertanyaan yang jelas dan singkat sehingga mudah dipahami oleh para siswa.
b.      Pemberan acuan. Pertanyaan yang disampaikan guru dalam suatu proses pembelajaran akan
dijawab dengan benar oleh siswa jika siswa tersebut mengetahui jal-hal yang berkaitan dengan
pertanyaan tersebut.
c.       Pemusatan dalam keterampilan bertanya dimaksudkan untuk memfokuskan perhatian siswa
pada inti materi pembelajaran tertentu yang dipelajari.
d.      Pemindahan giliran dan penyebaran pertanyaan untuk penguasaan guru dalam meaksanakan
kegiatan pembelajaran terpadu.
e.       Pemberian waktu belajar setelah mengajukan suatu pertanyaan, guru perlu memberikan waktu
kepada siswa untuk memikirkan jawaban yang tepat atas pertanyaan tersebut, terlebih untuk
pertanyaan-pertanyaan yang cukup kompleks.
f.       Pemberian tuntunan.

C. Keterampilan Memberi penguatan dan Variasi dalam Pembelajaran Terpaduvv


1.      Pengertian 
Penguatan pada dasarnya merupakan suatu respon yang diberikan oleh guru terhadap
perilaku atau perbuatan siswa yang dianggap positif, dan menyebabkan kemungkinan
berulangnya kembali atau meningkatnya perilaku tersebut.

2.      Manfaat
Secara spesifik manfaat yang dapat diperoleh guru dengan menguasai keterampilan
memberi penguatan dalam pembelajaran terpadu diantaranya untuk:
a.       Membangkitkan dan memelihara perhatian dan motivasi belajar siswa terhadap tema-tema yang
disajikan dalam pembelajaran
b.      Memberikan kemudahan kepada siswa untuk mempelajari isi tema
c.       Mengontrol dan memodofikasi tingkah laku siswa
d.      Menumbuhkan rasa percaya diri siswa
e.       Memelihara iklim kelas yang kondusif
Sedangkan keetrampilan mengadakan variasi dalam pembalajaran terpadu dapat memberi
manfaat diantaranya untuk :
a. Menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dan perhatian siswa terhadap tema pembelajaran yang
dibahas dan keterkaitan-keterkaitan di dalam yang ada dalam tema tersebut
b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa ingin tahu tentang sesuatu
yang baru dalam suatu tema yang dipelaarinya
c. Memupuk perlaku positif siswa terhadap guru yang telah melakukan proses pembelajaran dengan
lebih hidup dan bervariasi
d. Menghindarkan siswa dari proses pembelajaran yang membosankan dan monoton
e. Meningkatkan kadar keaktifan dan keterlibatan siswa dalam berbagai pengalaman pembelajaran
yang menarik dan terarah
f.  Melayani karakteristik siswa dan gaya belajarnya yang beraneka ragam. 

3.      Komponen Pada Keterampilan Memberi Penguatan


Keterampilan memberi penguatan bisa dilakukan dalam bentuk verbal dan non-verbal.
Penguatan verbal maksudnya adalah penguatan yang dilakukan secara verbal melalui kata-kata
atau kalimat, sebaliknya penguatan non-verbal tidak dilakukan melalui kata-kata atau kalimat.
a.             Penguatan verbal
Penguatan yang dilakukan secara verbal merupakan penguatan yang dilakukan paling
sederhana digunakan dalam kegiatan pembelajaran tepadu. Dikatakan sederhana karena hanya
menggunakan kata-kata atau kalimat saja. Namun demikian jenis penguatan ini tidak bisa
dianggap mudah, sebab jika salah dalam penerapannya akan mengakibatkan efek yang kurang
menguntungkan. Misalnya, guru menyampaikannya pada situasi yang tidak tepat atau keliru
dalam memilih kata-kata atau kalimat. Bentuk penguatan verbal ini bisa berupa kata-kata atau
kalimat pujian, dukungan,  pengakuan atau dorongan yang dapat menguatkan tingkah laku dan
penampilan siswa. 
b.       Penguatan Non Verbal
Penguatan Non Verbal dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu bisa ditunjukkan dengan
cara-cara seperti : raut wajah atau mimik muka, gerakan atau isyarat badan, gerak mendekati
siswa, sentuhan, kegiatan yang menyenangkan, symbol atau tanda dan penguatan dengan benda-
barang.
Agar penguatan yang diberikan guru dapat berfungsi secara efektif dan dapat
memperlancar pencapaian kompetensi dasar oleh siswa maka dalam pelaksanaan pembelajaran
terpadu guru hendaknya memperhatikan enam prinsip sebagai berikut :
1.      Pemberian penguatan harus disertai sikap kehangatan dan keantusiasan dari guru yang dapat
ditunjukkan raut muka berseri dan senyuman
2.      Penguatan yang diberikan harus bermakna bagi siswa sehingga siswa termotivasi untuk
meningkatkan prestasi belajarnya
3.      Penguatan yang diberikan harus menghindari segala jenis respon negatif seperti kata-kata kasar,
cercaan,, hukuman, hinaan atau ejekan.
4.      Penguatan yang diberikan harus memiliki sasaran yang jelas.
5.      Penguatan harus diberikan dengan segera setelah siswa menunjukkan respon yang diharapkan.
6.      Penguatan yang diberikan harus bervariasi, tidak sebaliknya monoton dan membosankan.

4.  Komponen Keterampilan Mengadakan Variasi


a.       Variasi dalam Gaya Mengajar
Secara garis besar, hal-hal yang berkaitan dengan gaya mengajar yang dapat divariasikan
oleh seorang guru berkisar pada butir-butir berikut :
1) Penggunaan variasi suara
2) Variasi dengan pemusatan perhatian
3) Variasi dengan kesenyapan
4)  Variasi dengan kontak pandang
5)  Variasi dengan gerakan badan dan mimic
6)  Variasi dengan perubahan posisi guru
b.      Variasi dalam pola interaksi Pembalajaran
Variasi dalam pola interaksi guru-siswa yang bisa dikembangkan dalam pelaksanakan
pembelajaran terpadu terdiri atas.
1) Pola interaksi satu arah. Pola ini dilakukan biasanya dengan pertimbangan bahwa materi tema
tersebut dianggap cukup sulit, sehingga guru memandang perlu untuk dijelaskan secara lebih
terperinci dan tuntas. Jika tidak dijelaskan seperti itu dikhawatirkan akan terjadi kesalahan
pemahaman terhadap konsep-konsep yang ada dalam materi tema yang dibahas.
2)  Pola interaksi dua arah. Pola ini merupakan pengembangkan dari pola pertama yang divariasikan
dengan metode tanya jawab.
4)      Pola interaksi banyak arah. Pola ini menuntut aktivitas siswa yang lebih tinggi disbanding kedua
pola di atas, dimana interaksi yang terjadi tidak hanya guru dengan siswa, tetapi juga interaksi
antarsiswa dengan siswa-siswa. 
c.         Variasi dalam Penggunaan Media
Menurut hasik riset yang dilakukan oleh British Audio-Visual Association menyatakan
bahwa rata-rata jumlah informasi yang diperoleh seseorang melalui indera menunjukkan
komposisi sebagai berikut :
-          75% melalui indera penglihatan (visual)
-          13% melalui indera pendengaran (auditori)
-          6% melalui indera sentuhan dan perabaan
-          6% melalui indera penciuman dan lidah
-           
Media Visual
Media visual yakni media yang hanya dapat dilihat. Media visual terdiri atas media yang
dapat diproyeksikann dan media yang tidak dapat diproyeksikan. Media visual yang
diproyeksikan pada dasarnya merupakan media yang menggunakan alat proyeksi di mana
gambar atau tulisan akan nampak pada layar. Media proyeksi ini bisa berbentuk media proyeksi
diam misalnya gambar diam dan proyeksi gerak misalnya gambar bergerak.
Gambar diam atau gambar mati adalah gambar-gambar yang disajikan secara fotografik
atau seperti fotografik, misalnya gambar tentang manusia, binatang, tempat. Tempat atau objek
lainnya yang ada kaitannyadengan bahan/isi tema yang diajarkan. Gambar diam ada sifatnya
tunggal ada juga yang berseri, yaitu berupa sekumpulan gambar diam paling berhubungan satu
dengan lainnya. Keuntungan yang bisa diperoleh dengan menggunakan media gamar diam ini,
diantaranta:
a.       Media ini dapat menerjemahkan ide/gagasan yang sifatnya abstrak menjadi  lebih konkret,
b.      Banyak tersedia dalam buku-buku, majalah, surat kabar, kalender dan sebagainya
c.       Mudah menggunakannya dan tidak memerlukan peralatan lain
d.      Tidak mahal bahkan mungkin tanpa mengeluarkan biaya untuk pengadaannya
e.       Dapat digunakan pada setiap tahap pembelajaran dan sesama tema. Gambar diam juga
merupakan media dimensi dan tidak bisa menimbulkan gerak. 
Media yang tidak bisa diproyeksikan:
1)      Media grafis adalah media pandang dua dimensi
2)      Media model adalah media tiga dimensi yang sering digunakan dalam pembelajaran terpadu di
kelas awal sekolah dasar.
3)  Media realia merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan
pengalaman langsung kepada siswa

Media Audio
Media Audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya didengar)
yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk mempelajari isi
tema. Contoh media audio, yaitu program kaset suara dan program audio.
     Terdapat beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan apabila kita akan menggunakan
media audio di sekolah dasar yaitu :
1.      Media ini hanya akan mampu melayani secara baik siswa yang sudah memiliki kemmapuan
dalam berfikir abstrak
2.      Media ini memerlukan pemusatan perhatian yang lebih tinggi dibandingkan media lainnya
3.      Karena sifatnya yang auditif

Media audio visual


Media ini merupakan kombinasi dari media audio dan media visual atau biasa disebut
media pandang-dengar. Contoh dari media visual ini di antaranya program televisi / video
pendidikan / intruksional, program slide suara dan sebagainya. 
MODUL 4
PERANCANGAN PEMBELAJARAN TERPADU

KEGIATAN BELAJAR 1
TAHAPAN PERANCANGAN PEMBELAJARAN TERPADU

Kompetensi lulusan SD dan MI adalah :


1. Mengenali dan membiasakan berprilaku sesuai dengan ajaran agama yang diyakini
2. Mengenali dan menjalankan hak dan kewajiban diri, beretos kerja, dan peduli terhadap
lingkungan.
3. Berpikir logis, kritis, dan kreatif serta berkomonikasi melalui berbagai media
4. Menyenangi keindahan
5. Membiasakan hidup bersih, bugar dan sehat.
6. Memiliki rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air.

STRUKTUR KURIKULUM SD dan MI

Kelas Alokasi Waktu


I dan II III sampai
dengan IV
A. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Pendekatan 3
Pendidikan kewarganegaraan TEMATIK 5
dan Pengetahuan sosial
Bahasa Indonesia 5
Matematika 5
Pengetahuan Alam 4
Kerajinan tangan dan 4
kesenian
Pendidikan Jasmani 4
B. Pembiasaan Kegiatan yang mendorong/ 2
mendukung pembiasaan
C. Muatan Lokal Kegiatan atau mata pelajaran -
Jumlah 27 32

Penjelasan untuk kelas I dan II :


1. Pengelolaan kegiatan pembelajaran dalam mata pelajaran dan kegiatan belajar pembiasaan
dengan menggunakan pendekatan tematik diorganisasikan sepenuhnya oleh sekolah dan
madrasah.
2. Penjelasan teknik pendekatan tematik diatur dalam pedoman tersendiri.
3. Alokasi waktu total yang disediakan adalah 27 jam pelajaran perminggu.
4. Satu jam pelajaran tatap muka dilaksanakan selama 35 menit
5. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) adalah 34 – 40 minggu
6. Alokasi waktu sebanyak 27 jam pelajaran pada dasarnya dapat diatur dengan bobot berkisar
15% Agama 50% membaca dan menulis permulaan serta berhitung 35%, IPA, PKn dan
Pendidikan Jasmani.
7. Dapat mengenal teknologi informasi dan komunikasi sesuai dengan kemampuannya.
Penjelasan untuk kelas III, IV, V dan VI :
1. Pengelolaan kegiatan pembelajaran dalam mata pelajaran dan kegiatan belajar pembiasaan
diorganisasikan sepenuhnya oleh sekolah dan madrasah
2. Penjelasan teknis kegiatan belajar pembiasaan diatur dalam pedoman tersendiri
3. Alokasi waktu total yang disediakan adalah 32 sampai dengan 34 jam pelajaran per-minggu
4. Satu jam pelajaran tatap muka dilaksanakan selama 40 menit
5. Minggu efektif satu tahun pelajaran ( 2 semester) adalah 34 sampai dengan 40 minggu
6. Mata pelajaran PKn dan Pengetahuan Sosial diajararkan baik secara sendiri-sendiri maupun
secara terintegrasi yang diatur sepenuhnya oleh sekolah
7. Muatan local diadakan dengan kebutuhan dan kesiapan sekolah
8. Sekolah dapat memberikan Mata Pelajaran Bahasa Inggris mulai kelas IV sesuai dengan
kemampuannya.
9. Dapat mengenalkan teknologi informasi dan komunikasi sesuai kemampuan
10. Sekolah bertaraf Internasional dapat menggunakan Bahasa Inggris, sebagai bahasa pengantar
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.

Dalam merancang pembelajaran terpadu disekolah dasar terdapat tujuh langkah yang harus
dilakukan.
1. Penetapan mata pelajaran yang akan dipadukan
Pada penetapan beberapa mata pelajaran yang akan dipadukan sebaiknya sudah disertai
dengan alas an atau rasional yang berkaitan dengan pencapaikan kompetensi dasar oleh
siswa dan kebermaknaan belajar.
2. Penetapan Kompetensi Dasar
Pada tahap ini dilakukan identifikasi kompetemsi dasar pada jenjang kelas dan semester
yang sama dari setiap mata pelajaran yang memungkinkan untuk diajarkan secara terpadu
dengan menggunakan paying sebuah tema pemersatu.
3. Penetapan hasil belajar
Mempelajari dan menetapkan hasil belajar dari setiap mata pelajaran sehingga dapat
diketahui pokok yang bias dibahas secara terpadu.
4. Penetapan Tema
Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan
(Poerwadarminta, 1993; Moeliono, 1989; Keraf,1991).
Dalam pengembangan tema-tema pembelajaran terpadu di sekolah dasar terdapat sejumlah
aspek yang perlu pertimbangan, diantaranya ;
a. Tema yang dipilih memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa serta terkait
dengan cara kebiasaan belajarnya
b. Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk minat
dan kemampuannya
c. Penetapan tema dimulai dari lingkungan yang terdekat dengan siswa
5. Pemetaan Keterhubungan Kompetensi Dasar Dengan Tema Pemersatu
Pada tahap ini dilakukan pemetaan keterhubungan kompetensi dasar masing-masing mata
pelajaran yang akan dipadukan dengan tema pemersatu. Pemetaan tersebut dapat dibuat
dalam bentuk bagan dan/atau matriks jaringan topic yang memperlihatkan kaitan antara
tema pemersatu dengan kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran.
6. Penyusunan Silabus Pembelajaran Terpadu
Secara umum, silabus ini diartikan sebagai garis-garis besar, ringkasan, ikhtiar atau pokok –
pokok isi materi pembelajaran terpadu. Silabus merupakan penjabaran lebih lanjut dari
standar kompetensi, kompetensi dasar yang ingin dicapai.
7. Penyusunan Satuan Pembelajaran Terpadu
Komponen satuan pembelajaran terpadu meliputi :
a. Identitas mata pelajaran
b. Kompetensi dasar
c. Materi pokok besarta uraiannya
d. Strategi pembelajaran
e. Alat dan media
f. Penilaian dan tindak lanjut
g. Sumbar bahan yang digunakan

KEGIATAN BELAJAR 2
SILABUS DAN SATUAN PEMBELAJARAN TERPADU

Silabus adalah garis besar, ringkasan, ikhtiar, atau pokok-pokok isi/materi pembelajaran
yang digunakan sebagai penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi, kompetensi dasar yang
ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa. Silabus
bermanfaat sebagai pedoman dalam penyusunan satuan pembelajaran terpadu, pengelolaan
kegiatan pembelajaran dan pengembangan system penilaian.
Silabus pembelajaran terpadu dikembangkan dengan menggunakan pendekatan system,
dimana komponen-komponen yang ada di dalamnya saling berhubungan satu sama lain dalam
rangka mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Komponen silabus pembelajaran
terpadu terdiri atas : (a) Identifikasi mata pelajaran yang akan dipadukan, (b) Kompetensi dasar,
hasil belajar, dan indicator yang harus dikuasai siswa, (c) Materi pokok yang mengacu pada
suatau tema yang akan disajikan,(d) Alternatif strategi pembelajaran yang akan digunakan, dan €
Alokasi waktu yang diperlukan.
Satuan pembelajaran terpadu merupakan satuan atau unit program pembelajaran terkecil
untuk jangka waktu mingguan atau harian yag berisi rencana pencapaian suatu pokok atau satuan
bahasan tertentu dalam satu tema pembelajaran terpadu yang akan dibahas. Komponen satun
pembelajaran terpadu mengandung unsur-unsur pokok yang meliputi ; (a) Identitas mata
pelajaran, (b) Kompetensi dasar, hasil belajar, dan indicator yang akan dipadukan, (c) pokok-
pokok materi yang akan disajikan, (d) Kegiatan belajar mengajar yang akan dilaksanakan, (e)
Alat, media, dan sumber bahan yang digunakan, (f) Cara penilaian yang akan ditempuh
dilengkapi dengan alat penilaian.
MODUL 5

PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN TERPADU

KEGIATAN BELAJAR 1

Konsep, Prinsip, Dan Sasaran Penilaian Dalam Pembelajaran  Terpadu    

A.. KONSEP PENILAIAN

     Sampai saat ini sistem penilaian disekolah umumnya menggunakan teknik tes. Penilaian
dengan menggunakan teknik ini disebut penilaian konvensional. Teknik tes ini tidak
selengkapnya dapat menggambarkan kemajuan belajar siswa secara menyeluruh, sebab laporan
itu berupa angka-angka atau huruf-huruf dan gambaran maknanya sangat abstrak. Untuk
melengkapi gambaran kemajuan belajar siswa, guru dapat menggunakan teknik lain yang sudah
kita kenal sebagai teknik nontes. Penilaian dengan teknik nontes ini kita sebut penilaian
alternatif. Penilaian alternatif di pakai sebagai  penunjang dalam memberikan gambaran dan
kemajuan belajar siswa secara menyeluruh.

     Penilaian dalam pembelajaran terpadu merupakan program penilaian yang dilakukan
secara berkesinambungan untuk keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Secara umum,
tujuan penilaian adalah (1) untuk menilai pembelajaran di kelas; (2) untuk meningkatkan
pembelajaran dan kualitas belajar siswa dan bukan sekedar menentukan skor, oleh karena itu,
penilaian merupakan suatu strategi pengumpulan dan penganalisisan informasi yang digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan berkaitan dengan semua aspek pembelajaran (Morrow,
1990).

B.    PRINSIP-PRINSIP PENILAIAN PEMBELAJARAN TERPADU

Dalam melaksanakan penilaian pembelajaran terpadu, guru perlu memperhatikan


prinsip-prinsip penilaian. Penilaian harus dilakukan dengan sistematis baik melalui pengamatan,
perekaman, maupun analisis. Untuk memperoleh hasil penilaian yang akurat, kegiatan penilaian
hendaknya didasarkan pada prinsip integral atau komprehensif, prinsip kesinambungan, dan
prinsip objektif.

1.    Prinsip  integral atau komprehensif yakni penilaian pengajaran yang dilakukan secara


menyeluruh utuh, yang didalamnya menyangkut masalah perilaku, sikap dan kreativitas. Dengan
demikian, penilaian pun dilakukan dalam lingkup aspek kognitif, psikomotor dan aspek emosi.

2.    Prinsip berkesinambungan yakni penilaian yang dilakukan secara berencana, terus menerus


dan bertahap untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan tingkah laku siswa sebagai
hasil dari kegiatan belajar. Untuk memenuhi prinsip ini, kegiatan penilaian harus sudah
direncakan bersamaan dengan kegiatan penyusunan program semester dan dilaksanakan sesuai
dengan program yang telah disusun.

3.    Prinsip objektif yakni penilaian pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur


yang handal dan dilaksanakan secara objektif sehingga dapat menggambarkan dengan tepat
kemampuan yang diukur. Untuk memenuhi prinsip ini, kegiatan penilaian harus dilaksanakan
secara objektif dengan menggunakan alat ukur yang tepat.

     Selain ketiga prinsip diatas, Mathews (1989) mengemukakan prinsip-prinsip penilaian
pembelajaran terpadu sebagai berikut.

1.    Penilaian hendaknya berbasis unjuk kerja siswa sehingga selain memanfaatkan penilain produk,
penilaian terhadap proses perlu mendapat perhatian yang lebih besar.

2.    Pada setiap langkah penilaian hendaknya siswa dilibatkan.

3.    Penilaian hendaknya, memberikan perhatian pula pada refleksi diri siswa (self reflection).

4.    Penilaian alternatif (portofolio, catatan anecdotal, unjuk kerja, jurnal, dan lainnya) hendaknya
lebih dimanfaatkan karena kompleksnya yang harus dinilai.

5.    Umpan balik hendaknya dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk pengembangan anak baik secara
individual maupun social.

6.    Dengan demikian, penialain pembelajran terpadu hendaknya menggunakan Penialain Acuan


Patokan (PAP) dengan tetap memanfaatkan Penialain Acuan Normatif (PAN).
7.    Penialain pembelajaran terpadu perlu memberiakan perhatian yang cukup banyak pada
penilaian nurturant effects atau dampak pengiring seperti kemampuan kerja sama, tenggang rasa,
saling tergantung, disamping keterpaduan persepsi siswa.

8.    Penialain pembelajaran terpadu hendaknya dilakukan dalam proses yang terus menerus
(ongoing proses), bukan kegiatan penialain yang dilakukan diawal atau diakhir program
pembelajaran siswa.

9.    Penilaain juga harus bersifat multidimensional, komprehensif, dan sistematis. 

Penilaian pembelajaran terpadu sebagaimana dikemukakan diatas mencakup penilain


terhadap proses dan produk dengan sasaran peserta didik dan guru berkaitan dengan program
pengajarannya. Penilaian ini harus dilakukan secara informal, rasional, dan tidak rancu
sebagaimana dikemukakan Mathews (1989) berikut ini.

1.    Penilain Proses

Sasaran yang dinilai dalam penilaian proses adalah tingkat efektivitas kegitan belajar
mengajar dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Penilaian proses merupakan upaya
mengumpulkan informasi tantang kemajuan belajar siswa yang selanjutnya digunakan untuk
keperluan perbaiakan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Penilaian proses dari:

a.     Penilaain terhadap siswa

      Penilaian terhadap siswa sebagai pelajar mencakup penilaian yang berkaitan dengan:

1)   Perkembangan konseptual anak;

2)   Tingkat kemampuan menghadapi tantangan;

3)   Interaksi siswa dengan siswa lainnya;

4)   Kemampuan anak berkomunikasi;

5)   Karasionalan argumen/alasan;

6)   Kerjasama dan kekompakan serta produktivitas kegiatan kelompok;


7)   Partisipasi siswa dalam diskusi kelompok

8)   Penggunaan bahasa dengan baik;

b.     Penilain terhadap guru

Penilaian terhadap guru mencakup hal-hal yang berkaitan dengan:

1)   Proses pembelajaran:

2)   Pendekatan dan metode yang digunakan:

3)   Materi pembelajaran yang mencakup: pemilihan tama, topik dan unit:

4)   Kelengkapan pembelajaran yang disesuaikan guru.

2.    Penilaian terhadap produk kegiatan

Sasaran yang dinilai dalam penilaian hasil belajar adalah tingkat penguasaan peserata
didik tentang apa yang telah dipelajarinya. Penilaian hasil belajar merupakan upaya
mengumpulkan informasi untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan dan kemampuan yang
telah dikuasai siswa pada setiap akhir pembelajaran. Penilaian terhadap produk meliputi:

a.    Penilaian terhadap siswa dilakukan melalui pengamatan terhadap hasil belajar anak yang
tergambarkan melalui:

1)   Kemampuan menulis laporan:

2)   Kemampuan menyatakan gagasan dalam bentuk gambar, diagram, grafik dan symbol lainnya:

3)   Rekaman, video dan kaset hasil unjuk kerja siswa.

b.    Penilaian terhadap guru dilakukan berdasarkan hasil:

1)   Daftar cek yang dilakukan oleh rekan guru lainnya terhadap strategi dan pengelolaan belajar
mengajar yang telah dilakukan:

2)   Masukan dari anak, orang tua dan rekan guru lainnya berkaitan dengan strategi dan proses
belajar mengajar yang telah dilakukan.
Berkaitan dengan paparan diatas, penilaian yang dilakukan hendaknya valid mendidik,
berorientasi pada kompetensi, adil dan objektif, terbuka dan berkesinambung-an sebagaimana
disarankan dalam Penilaian Berbasis Kelas (PBK). Kuswari (2004) mengemukakan bahwa PBK
merupakan suatu penilaian berdasarkan suatu pengumpulan, pelaporan dan pengunaan informasi
tantang hasil belajar siswa yang diperoleh melalui pengukuran dengan menerapkan prinsip-
prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti otentik, akurat dan konsisten sebagai
akuntabilitas publik. PBK secara umum bertujuan untuk memberikan penghargaan terhadap
pencapaian belajar siswa dan memperbaiki program dan kegiatan pembelajaran. Sedangkan
secara khusus, PBK bertujuan untuk memberikan (1) informasi tentang kemajuan belajar siswa,
(2) informasi yang dapat digunakan untuk membina kemajuan belajar lebih lanjut, (3) motivasi
belajar siswa dan melakukan pemberian bimbingan yang lebih tepat.

Fungsi PBK bagi siswa dan guru adalah untuk membantu siswa, (1) dalam
mewujudkan dirinya dengan mengubah atau mengembangkan perilakunya kearah yang lebih
baik dan maju, (2) siswa mendapat kepuasan atas apa yang dikerjakannya, (3) membantu guru
untuk menetapkan apakah metode mengajar yang digunakan telah memadai atau tidak dan (4)
membantu guru membuat pertimbangan dan keputusan administrasi.

Penilaian yang dilakukan dalam pembelajaran terpadu diharapkan dapat


mengidentifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang harus dikuasai anak secara
seimbang dalam ketiga ranah yakni kognitif, afektif, dan psikomotor dengan menggunakan
berbagai bentuk model alat penilaian yang tepat.

C.    BENTUK ALAT PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN TERPADU

1.        Bentuk Penilaian Alternatif

Seperti halnya penyelenggaraan penilaian yang lazim dilaksanakan maka perlu


dirancang instrument penilaian yang mencakup 2 tipe utama yaitu tes dan non tes. Teknik bentuk
alternatif penilaian dengan tes ada dua jenis yaitu tes essay dan tes objektif yaitu sebagai berikut:

a.    Tes essay

Pada bentuk tes essay menghendaki jawaban secara terurai tentang suatu masalah.
Jawaban menitikberatkan pada ingatan, daya pengenalan kembali dan kelogisan test. Dalam hal
ini tes dituntut memiliki kecakapan dan keterampilan dalam memilih kata-kata yang tepat untuk
dituangkannya kedalam uraian.

Tes yang tingkat penguasaan bahasan dan materi ilmunya rendah, akan memberikan
jawaban yang kurang memuaskan, dalam arti jawabannya singkat dan jalan fikirannya sukar
dipahami. Sebaliknya bagi tes yang terampil dan pandai memilih kata-kata akan memberikan
yang jauh lebih baik dan relative memuaskan, apalagi didasari oleh penguasaan materi ilmu yang
baik. Walaupun tes itu lebih baik dari pada temannya kaerna kepandaiannya memilih kata.

Pada dasarnya ada 2 macam bentuk pertanyaan essay yaitu  essay bebas dan essay
terbatas.

b.    Tes Objektif

Tes objektif terdiri dari dari benar salah, pilihan gada dan menjodohkan.

      Adapun bentuk alternatif dengan teknik nontes yang akan dibahas pada bagian ini meliputi:

a.    Catatan sekolah

     Catatan sekolah merupakan laporan tentang kemajuan belajar siswa berupa deskripsi tentang
aspek-aspek yang dialami siswa berkaitan dengan mata pelajaran disekolah.

b.    Cuplikan kerja

     Penilaian yang dilakukan dengan melihat siswa melakukan tugas/proses atau produk yang dibuat
siswa untuk selanjutnya melihat dan menilai proses dan produk tersebut untuk menentukan
tingkat pengetahuan atau skill mereka merupakan penilaian performance (penilaian kinerja).
Produk yang merupakan cuplikan kerja siswa merupakan unjuk kerja kegiatan yang dihasilkan
siswa berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan yang sedang dipelajari.

c.    Portofolio

     Portofolio menilai kemajuan siswa pada suatu periode yang didasarkan pada berbagai tugas
(jurnal, kaset, karya seni, dan produk atau kreasi lain) yang memungkinkan mengarahkan siswa
pada penunjukan pemahaman tentang suatu konsep. Portofolio merupakan berkas bukti-bukti
yang disusun untuk mendapatkan akreditasi perolehan belajar melalui pengalaman. Dalam
format penilaian portofolio dideskripsikan tentang metode, pemenuhan kriteria, dan keputusan
(diterima, ditolak, bersyarat dengan tambahan). Untuk ini lampiran berkas bukti-bukti untuk
kerja siswa harus diperhatikan. Portofolio bersifat terbuka bagi siswa sehingga siswa dapat
menilai diri sendiri (self evaluation) dan juga bias memberi informasi tambahan untuk menilai
kompetensi siswa.

d.   Wawancara

     Wawancara adalah teknik penilaian lisan yang digunakan untuk memperoleh jawaban dari siswa
tentang Sesuatu yang telah dipelajari. Penilaian dengan wawancara ini dapat dipakai sebagai
penunjang atau pelengkap jika dengan penilaian yang lain belum didapatkan gambaran yang
jelas tentang siswa. Wawancara ini dapat dilakukan secara individual ataupun kelompok. Yang
perlu diperhatikan pada saat wawancara adalah memberikan rasa aman kepada siswa sehingga
mereka mampu mengungkapkan kepada guru secara nyaman dan tidak terpaksa.

e.    Observasi

     Observasi adalah teknik penilaian alternative yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan
secara teliti serta mencatat secara sistematis tentang sesuatu yang terjadi dikelas berkaitan
dengan materi yang ditargetkan guru. Observasi ini harus selalu diusahakan dalam situasi yang
alami agar mendapatkan data yang sebenarnya. Observasi bertujuan mengungkapkan perilaku
nonverbal dan terfokus pada aspek-aspek terkait. Prosedur penilaian dengan observasi harus
memperhatikan, (1) spesifikasi tingkah laku yang akan dinilai, (2) konteks dan metode yang akan
digunakan, dan (3) alat penyimpan hasil yang digunakan.

f.     Jurnal

     Jurnal merupakan catatan harian siswa yang menggambarkan kegiatan siswa setiap hari. Jurnal
ini dapat berisikan hal-hal yang dilakukan siswa didalam kelas maupun di luar jam sekolah.
Selain itu dapat juga dipakai oleh guru untuk memberi pertimbangan, motivasi, dan penguatan
kepada siswa.

g.    Rubrik
     Hal ini dilakukan misalnya dengan jalan guru bersama siswa menyusun kriteria penilaian tentang
laporan pekerjaan anak. Dengan melibatkan anak dalam kegiatan pembelajaran dan penilaian
diharapakan anak mengetahui perkembangannya dan hal itu dimanfaatkan untuk meningkatakan
proses belajar-mengajar.

h.    Catatan Anekdotal (file Card)

     Catatan anekdotal merupakan catatan pengamatan informasi yang menggambarkan


perkembangan bahasa maupun perkembangan sosial, kebutuhan, kelebihan, kekurangan,
kemajuan, gaya belajar, keterampilan, dan strategi yang digunakan peserta didik atau yang
berkaitan dengan hal apa saja yang tampak bermakna ketika dilakukan pengamatan. Catatan ini
berisi komentar singkatnyang spesifik mengenai sesuatu yang dikerjakan dan yang perlu
dikerjakan siswa yang didokumentasikan secara terus-menerus sehingga menggambarakan
kemampuan berbahasa anak secara luas. Aktivitas anak yang memperagakan kemampuan dan
perkembangan diri anak dicatat pada kartu (setiap anak satu kartu). Catatan tersebut mencakup
juga kelebihan, kekurangan, dan kemajuan-kemajuan yang dicapai siswa.

       Sebelum guru melakukan penilaian dengan menggunakan bentuk penilaian tertentu
sebagaimana diuraikan diatas, sebaiknya diketahui terlebih dahulu kriteria penilaian yang baik
yakni:

a.    Sesuainya tugas penilaian dengan masalah yang akan dilihat (kognitif, afektif, dan psikomotor);

b.    Sesuainya tugas penilaian dengan tujuan pengajarannya;

c.    Kemampuan tugas penilaian memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukan


kemampuan dan kemajuan siswa;

d.   Tugas penilaian bersifat menarik, menantang dan bermanfaat.

   Penilaian juga perlu dilakukan secara otentik terhadap keseluruhan kompetensi yang
telah dipelajari siswa melalui kegiatan pembelajaran. Sebagaimana dikemukakan diatas, ditinjau
dari dimensi kompetensi yang ingin dicapai, ranah yang perlu dinilai meliputi ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor (kognisi, sikap, dan keterampilan). Oleh karena itu, dalam penilaian
pembelajaran terpadu, penilaian berkaitan dengan ketiga ranah tersebut, antara lain:
a)     Ranah kognitif

 Tingkat kemampuan kognitif dapat diukur atas dasar tingkatnya. Mulai dari tingkat
yang sederhana sampai kepada tingkat yang tinggi atau sukar, yang terdiri dari enam tingkatan
sebagai berikut:

a.    Ingatan (K1)

     Pada tingkat ini pengukuran dan penilaian baru berkisar hanya pada pengetahuan saja. Artinya
baru sampai pada tingkat mengingat kan hal-hal yang sedang dipelajari siswa. Ingatan adalah
kemampuan seseorang untuk mengenal kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumurs-rumus
dan sebagainya .

b.    Pemahaman (K2)

     Pada tingkat ini penilaian dan pengukuran berkisar pada sampai manakah siswa telah memahami
materi. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan proses berfikir dimana dituntut untuk
memahami yang berarti mengetahui tentang sesuatu hal serta dapat melihatnya dari berbagai
segi. Misalnya kemampuan menguraikan sesuatu rumusan kedalam kalimat atau uraian yang
verbal, dapat menerangkan atau memperluas arti dari suatu istilah

c.    Penerapan (K3)

     Pada tingkat ini pengukuran dan penilaian akan kemampuan penerapan. Pada tingkat ini siswa
seharusnya dapat menggunakan hal-hal yang dipelajari untuk situasi baru atau situasi lain pada
waktu berlangsung situasi belajar mengajar.

     Penerapan (aplikasi) adalah proses berfikir yang setingkat lebih tinggi dari pemahaman. Dalam
aplikasi seseorang diharapkan mampu memilih menggunakan dan menerapkan dengan tetap
sesuatu teori, hukum, metode, jika dihadapkan dengan situasi baru. Misalnya kemampuan untuk
meramalkan pengaruh yang akan terjadi, jika diadakan suatu perubahan pada satu atau
meramalkan terjadinya bahaya erosi dan banjir akibat dari penebangan pohon secara besar –
besaran pada hutan yang ada.

d.   Analisis (K4)
     Pada tingkat ini pengukuran dan penilaian kita akan menganalisis. Pada tingkat ini siswa
seharusnya telah dapat memecahkan hal-hal yang telah dipelajari menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil untuk memudahkan mempelajarinya dan menguasainya. Jenjang kemampuan berfikir
berikutnya yang setingkat lebih tinggi dari aplikasi adalah analisis, yaitu suatu kemampuan untuk
menguraikan sesuatu bahan atau diantara bagian atau factor yang satu dengan bagian atau faktor
yang lainnya.

e.    Sintesis (K5)

     Pada tingkat ini siswa telah sampai pada kemajuan menghubungkan bagian-bagian hal-hal yang
telah dipelajari dan untuk selanjutnya dapat merumuskan atau membentuk sesuatu yang baru.

     Sintesis ialah sesuatu kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses analisis yaitu
suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis sehingga menjelma
menjadi suatu pola struktur atau bentuk baru.

f.     Evaluasi (K6)

     Pada tingkat ini siswa telah mampu menilai sesuatu untuk tujuan-tujuan tertentu. Evaluasi adalah
jenjang yang tinggi dalam bentuk domain kognitif Taksonomi Bloom. Evaluasi merupakan
kemampuan seseorang untuk dapat memberikan pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai-nilai,
ide-ide, pemecahan, atau metode tertentu berdasarkan suatu patokan atau kriteria.

     Misalnya jika seseorang dihadapkan kepada beberapa pilihan ia akan mampu memilih atau
pilihan terbaik sesuai dengan patokan atau perkiraan yang ada. Patokan atau perkiraan tersebut
tersebut ditinjau dari berbagai segi seperti ketepatgunaan, ketepatan waktu, dampak pengaruh
sampingan dan sebagainya.

b)    Ranah Afektif

  Untuk mengukur kemampuan afektif pun melalui tingkat-tingkat dari yang sederhana
atau rendah sampai pada tingkat atas atau tinggi adalah sebagai berikut :

1.    Pada tingkat pertama pengukuran berkisar baru pada kemampuan cara siswa menerima sesuatu.
Yang diukur baru hanya terhadap sikap menerimanya, apakah siswa mau menerima yang
diajarkan kepadanya.
2.    Pada tingkat yang kedua pengukuran pada kemampuan penanggapan siswa. Artinya pada
tingkat ini yang diukur adalah kemampuan siswa didalam berpartisipasi secara aktif atas dasar
minat yang dimilikinya terhadap sesuatu yang diajarkan.

3.    Pada tingkat ketiga pengukuran pada kemampuan siswa dalam menghargakan susuatu. Artinya
mengukur sampai dimanakah siswa telah dapat menghargakan sesuatu. Dan hal ini akan
dinyatakan dengan tingkah laku siswa terhadapnya.

4.    Tingkat keempat pengukuran pada kemampuan mengorganisasi. Yang diukur ialah kemampuan
siswa didalam membandingkan, menghubungkan dan mengsintesa nilai-nilai atas dasar tanggung
jawabnya.

5.    Tingkat kelima pengukuran pada sifat-sifat siswa. Pada tingkat ini yang diukur ialah sifat-sifat
siswa terkendali terhadap sesuatu. Dan ini akan dinyataka didalam sikap hidup siswa.

c)     Ranah Psikomotor

Untuk mengukur kemampuan gerak pun akan melalui tingkat-tingkat yang dimulai dari
tingkat yang sederhana sampai pada tingkat yang tinggi. Dan tingkat tersebut terdiri dari lima
tingkatan sebagai berikut :

1.    Pada tingkat pertama kemampuan yang diukur hanya berkisar pada kemampuan meniru gerak.
Jadi apakah gerakan yang dibuatnya telah dapat dilaksanakan dengan prinsip gerak yang
diajarkan.

2.    Tingkat kedua pengukuran terhadap kemampuan menggunakan yang telah diajarkan. Pada
tingkat ini yang diukur ialah sampai dimanakah siswa telah dapat menggunakan konsep-konsep
yang ada untuk melakukan gerak-gerak yang sesuai dengan konsep itu.

3.    Tingkat ketiga pengukurann terhadap kemampuan ketelitian. Yang diteliti ialah tingkat
kesempurnaan gerak atau kebenaran daripada gerakan yang dilakukan.

4.    Tingkat keempat pengukuran akan kemampuan merangkai gerak. Yakini kemampuan


melakukan beberapa bentuk gerakan secara berangkai dan berkesinambungan.
5.    Tingkat kelima ialah pengukuran akan kemampuan naturalisasi. Yakni kemampuan siswa
melakukan gerakan secara wajar dan efisien.

KEGIATAN BELAJAR 2

Prosedur Pengembangan Dan Format Penilaian Pembelajaran Terpadu Di Sd  

A. PROSEDUR PENILAIAN PEMBELAJARAN TERPADU

Penilaian yang berkualitas akan menghasilkan informasi yang reliable dan Valid, Untuk
menghasilkan informasi yang reliable dan valid, perlu ada bukti pendukung yang meyakinkan
bahwa penilaian yang menghasilkan informasi tersebut memang berkualitas tinggi.

Berikut tahapan-tahapan penilaian :

1. Perencanaan

Langkah-langkah pada tahapan ini sebagai berikut :

a.    Merumuskan tujuan penilaian yang ingin dicapai baik tujuan yang ingin dicapai oleh guru
maupun oleh siswa.

b.   Menentukan kriteria keberhasilan yang ingin dicapai, baik oleh siswa maupun oleh guru.

c.   Menentukan teknik dan instrument yang akan digunakan dalam proses penilaian.

2. Pelaksanaan

Dalam proses pelaksanaan penilaian, haruslah disadari bahwa :

a.   Penilaian berlangsung sejak awal sampai akhir proses pembelajaran

b.   Penilaian harus dilihat sebagai proses yang berkelanjutan

c.   Penilaian dapat diarahkan pada proses maupun produk serta program

3. Penyusunan dan penyajian laporan


Laporan hasil penialaian disusun dengan jalan memperhitungkan seluruh informasi yang
terkumpul dan pengolahannya. Penyusunan laporan harus dilakukan secara logis, sistematis, dan
secara komprehensif yang diakhiri dengan sejumlah rekomendasi dan saran-saran.

4. Tahap tindak lanjut

Hasil pengolahan informasi dan saran-saran ditindaklanjuti secara operasional.

B. FORMAT PENILAIAN PEMBELAJARAN TERPADU

Beberapa bentuk model alat penilaian yang dapat digunakan dalam pelaksanaan penilaian
pembelajaran terpadu yang dapat diaplikasi oleh guru dengan menggunakan format penilaian
yang mendukung diperolehnya informasi dari siswa. Contoh format tersebut antara lain :

1. Format Observasi

Format observasi yang digunakan dalam kegiatan penilaian pelaksanaan pembelajaran


terpadu dilakukan baik pada tahap perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran terpadu
dengan indicator kemampuan dan penguasaan yang telah ditetapkan. Sedangkan sasarnnya
difokuskan pada proses maupun produk pembelajaran.

2. Format Penilaian Diri Siswa

Bentuk penilaian diri siswa juga digunakan dalam penilaian pembelajaran terpadu. Dalam
hal ini siswa dapat menyusun sendiri pertanyaan dan selanjutnya mengisi langsung jawaban dari
pertanyaan tersebut dengan mengorganisasikan gagasannya sendiri. Guru juga dapat melakukan
penilaian diri berkaitan dengan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Format penilaian diri
dalam bentuk jurnal tulisan siswa dapat juga digunakan sebagai masukan bagi guru untuk
memberikan pertimbangan, motivasi, dan pengutan kepada siswa

3. Format Portofolio.

Hasil penilaian proses, produk dan penilaian program didokumentasikan dalam satu bentuk
portofolio. Portofolio ini dapat dijadikan sebagai salah satu masukan bagi guru untuk
memutuskan nilai setiap siswa serta penyusunan perencanaan pembelajaran selanjutnya.

4. Rubrik
Hasil simpulan portofolio dan format penilaiannya, guru dapat menyusun kriteria penilaian
secara kolaboratif dengan melibatkan siswa sehingga anak dapat mengetahui criteria tersebut dan
dapat mengukur kemampuannya.

5. Cuplikan Kerja

Dalam menilai performansi belajar siswa, guru dapat melakukan pemberian tugas yang
menuntut mereka untuk memperlihatkan hasil unjuk kerja mereka.

6. Masukan Orang Tua

Dalam penilaian pembelajaran terpadu masukan informasi orang tua  akan dapat membantu
memberikan gambaran yang menghapus penafsiran yang keliru dari pihak guru dan siswa.

7. Penilaian Berkala

Penilaian berkala pada dasarnya terdiri atas beberapa butir aspek sifat yang dinilai.
Penilaiannya diubah dari kategori (data nominal) menjadi data interval dalam rentang 1-5.
Penetapan nilai itu dibuat berdasarkan pertimbangan yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai