0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas dua pendekatan pembelajaran yaitu pendekatan scientific learning dan model pembelajaran inquiry-discovery learning. Pendekatan scientific learning menekankan pada proses berpikir kritis siswa melalui 5 langkah yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menganalisis, dan mengkomunikasikan. Sedangkan model inquiry-discovery learning berfokus pada siswa sebagai pusat pembelajaran dengan tujuan meningkatkan kognitif, afektif, dan
Dokumen tersebut membahas dua pendekatan pembelajaran yaitu pendekatan scientific learning dan model pembelajaran inquiry-discovery learning. Pendekatan scientific learning menekankan pada proses berpikir kritis siswa melalui 5 langkah yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menganalisis, dan mengkomunikasikan. Sedangkan model inquiry-discovery learning berfokus pada siswa sebagai pusat pembelajaran dengan tujuan meningkatkan kognitif, afektif, dan
Dokumen tersebut membahas dua pendekatan pembelajaran yaitu pendekatan scientific learning dan model pembelajaran inquiry-discovery learning. Pendekatan scientific learning menekankan pada proses berpikir kritis siswa melalui 5 langkah yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menganalisis, dan mengkomunikasikan. Sedangkan model inquiry-discovery learning berfokus pada siswa sebagai pusat pembelajaran dengan tujuan meningkatkan kognitif, afektif, dan
PENERAPAN STRATEGI INQUIRY-DISCOVERY LEARNING DAN SCIENTIFIC
LEARNING DALAM PEMBELAJARAN
1. Pendekatan Scientific Learning
a. Pengertian pendekatan scientific learning adalah kerangka pembelajaran yang mengharuskan peserta didik untuk berpikir kritis, analitis, dan sistematis, melalui konsep 5M yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah atau menganalisis data, dan mengkomunikasikan. b. Prinsip Pendekatan Scientific Learning 1) Materi yang dipelajari berupa fakta. 2) Kegiatan pembelajarannya berpusat pada peserta didik. 3) Aktivitas pembelajarannya membentuk students self concept. 4) Dalam pembelajaran terhindar dari verbalisme. 5) Pembelajaran memberikan ruang pada peserta didik untuk melakukan simulasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip dari materi yang sedang dipelajari. 6) Pembelajarannya mendorong adanya peningkatan kemampuan berpikir pada peserta didik. 7) Pembelajarannya meningkatkan motivasi bagi peserta didik dan guru, yaitu motivasi dalam belajar dan mengajar. 8) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melatih kemampuan dalam berkomunikasi. 9) Adanya proses validasi atau uji coba terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dibangun peserta didik dalam struktur kognitifnya. c. Tujuan Pendekatan Scientific Learning Adapun tujuan nya yaitu meningkatkan kemampuan intelek, membentuk kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematis, memunculkan perasaan pada peserta didik bahwa belajar adalah kebutuhan, diperolehnya hasil belajar yang tinggi, melatih peserta didik dalam mengomunikasikan ide-ide, mengembangkan karakter peserta didik. d. Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Scientific Learning • Mengamati (Observing), Tujuannya yaitu agar peserta didik dapat menemukan masalah yang belum terpecahkan. • Menanya (Questioning), guru diharapkan memiliki kesiapan yang matang dalam menentukan cara atau pemilihan media yang sesuai dengan karakteristik peserta didik serta relevan dengan materi, • Mengumpulkan Informasi atau Mencoba (Experimenting), dilakukan dengan menggali atau mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dengan berbagai cara • Mengolah atau Menganalisis Data (Associating), peserta didik diminta memanfaatkan data yang ada untuk memecahkan masalah. • Mengkomunikasikan (Communicating), peserta didik mengomunikasikan hasil dari proses belajar yang telah dilakukan sebelumnya. e. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Scientific Learning 1) Kelebihan dari pendekatan scientific learning yaitu: proses pembelajarannya lebih berpusat pada siswa. langkah-langkah pembelajarannya sistematis, memberi peluang kepada guru untuk lebih kreatif, dapat mengembangkan karakter peserta didik, pembelajarannya melibatkan proses kognitif dalam mengkonstruksi konsep atau prinsip. 2) Kekurangan dari pendekatan scientific learning yaitu : dibutuhkan kreativitas yang tinggi dari guru, guru jarang menjelaskan materi pelajaran, membutuhkan waktu pembelajaran yang lebih lama. 2. Model Pembelajaran Inquiry-Discovery Learning a. Definisi Dapat disimpulkan bahwa metode inquiry discovery learning adalah suatu proses belajar mengajar yang berpusat pada peserta didik, dan guru tidak perlu memberikan seluruh informasi mengenai materi kepada peserta didik tetapi disposisikan sebagai pendamping, pengarah atau fasilitator. b. Tujuan dan Manfaat Model Pembelajaran Inquiry-Discovery Learning Tujuan pelaksanaan inquiry discovery learning adalah mengarah pada peningkatan kemampuan peserta didik, baik dalam bentuk kognitif, afektif, maupun psikomotor. Sedangkan untuk manfaatnya adalah membuat peserta didik menjadi aktif, membuat penemuan dan penelitian sendiri dan mudah diingat, pengertian mudah dipahami, memudahkan pemecahan masalah di masyarakat, dan meningkatkan intelektual peserta didik. c. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inquiry Discovery Learning 1) Kelebihan • menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna • Mampu melayani kebutuhan peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, sehingga peserta didik yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh peserta didik yang lemah dalam belajar. • Dapat membentuk dan mengembangkan diri peserta didik, sehingga peserta didik dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide secara baik. • Mendorong peserta didik untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka. • Mendorong peserta didik untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri. • Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu. • Dapat memberikan waktu pada peserta didik secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi 2) Kelemahan • Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan peserta didik. • Tidak mudah mendesainnya, karena terbentur pada kebiasaan peserta didik. • Terkadang dalam implementasinya memerlukan waktu yang panjang, sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan. • Selama kriteria pencapaian belajar ditentukan oleh kemampuan peserta didik dalam menguasai materi pelajaran, maka strategi ini akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru. • Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya sebagian besar waktu dapat hilang karena membantu seorang peserta didik menemukan teori-teori atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu. • Strategi ini tidak memberi kesempatan untuk berpikir kreatif kalau pengertian- pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi terlebih dahulu oleh guru.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional