Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dwi Puspitasari

NIM : 2206752
Prodi : Pendidikan Akuntansi 2B

PENERAPAN STRATEGI INQUIRY-DISCOVERY LEARNING DAN SCIENTIFIC


LEARNING DALAM PEMBELAJARAN

1. Pendekatan Scientific Learning


a. Pengertian
pendekatan scientific learning adalah kerangka pembelajaran yang
mengharuskan peserta didik untuk berpikir kritis, analitis, dan sistematis, melalui
konsep 5M yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah atau
menganalisis data, dan mengkomunikasikan.
b. Prinsip Pendekatan Scientific Learning
1) Materi yang dipelajari berupa fakta.
2) Kegiatan pembelajarannya berpusat pada peserta didik.
3) Aktivitas pembelajarannya membentuk students self concept.
4) Dalam pembelajaran terhindar dari verbalisme.
5) Pembelajaran memberikan ruang pada peserta didik untuk melakukan simulasi
dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip dari materi yang sedang
dipelajari.
6) Pembelajarannya mendorong adanya peningkatan kemampuan berpikir pada
peserta didik.
7) Pembelajarannya meningkatkan motivasi bagi peserta didik dan guru, yaitu
motivasi dalam belajar dan mengajar.
8) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melatih kemampuan
dalam berkomunikasi.
9) Adanya proses validasi atau uji coba terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang
dibangun peserta didik dalam struktur kognitifnya.
c. Tujuan Pendekatan Scientific Learning
Adapun tujuan nya yaitu meningkatkan kemampuan intelek, membentuk
kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematis,
memunculkan perasaan pada peserta didik bahwa belajar adalah kebutuhan,
diperolehnya hasil belajar yang tinggi, melatih peserta didik dalam
mengomunikasikan ide-ide, mengembangkan karakter peserta didik.
d. Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Scientific Learning
• Mengamati (Observing), Tujuannya yaitu agar peserta didik dapat menemukan
masalah yang belum terpecahkan.
• Menanya (Questioning), guru diharapkan memiliki kesiapan yang matang
dalam menentukan cara atau pemilihan media yang sesuai dengan karakteristik
peserta didik serta relevan dengan materi,
• Mengumpulkan Informasi atau Mencoba (Experimenting), dilakukan dengan
menggali atau mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dengan berbagai
cara
• Mengolah atau Menganalisis Data (Associating), peserta didik diminta
memanfaatkan data yang ada untuk memecahkan masalah.
• Mengkomunikasikan (Communicating), peserta didik mengomunikasikan hasil
dari proses belajar yang telah dilakukan sebelumnya.
e. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Scientific Learning
1) Kelebihan dari pendekatan scientific learning yaitu: proses pembelajarannya
lebih berpusat pada siswa. langkah-langkah pembelajarannya sistematis,
memberi peluang kepada guru untuk lebih kreatif, dapat mengembangkan
karakter peserta didik, pembelajarannya melibatkan proses kognitif dalam
mengkonstruksi konsep atau prinsip.
2) Kekurangan dari pendekatan scientific learning yaitu : dibutuhkan kreativitas
yang tinggi dari guru, guru jarang menjelaskan materi pelajaran, membutuhkan
waktu pembelajaran yang lebih lama.
2. Model Pembelajaran Inquiry-Discovery Learning
a. Definisi
Dapat disimpulkan bahwa metode inquiry discovery learning adalah suatu
proses belajar mengajar yang berpusat pada peserta didik, dan guru tidak perlu
memberikan seluruh informasi mengenai materi kepada peserta didik tetapi
disposisikan sebagai pendamping, pengarah atau fasilitator.
b. Tujuan dan Manfaat Model Pembelajaran Inquiry-Discovery Learning
Tujuan pelaksanaan inquiry discovery learning adalah mengarah pada
peningkatan kemampuan peserta didik, baik dalam bentuk kognitif, afektif, maupun
psikomotor. Sedangkan untuk manfaatnya adalah membuat peserta didik menjadi
aktif, membuat penemuan dan penelitian sendiri dan mudah diingat, pengertian
mudah dipahami, memudahkan pemecahan masalah di masyarakat, dan
meningkatkan intelektual peserta didik.
c. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inquiry Discovery Learning
1) Kelebihan
• menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara
seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna
• Mampu melayani kebutuhan peserta didik yang memiliki kemampuan di atas
rata-rata, sehingga peserta didik yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak
akan terhambat oleh peserta didik yang lemah dalam belajar.
• Dapat membentuk dan mengembangkan diri peserta didik, sehingga peserta
didik dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide secara baik.
• Mendorong peserta didik untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri,
bersikap obyektif, jujur dan terbuka.
• Mendorong peserta didik untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya
sendiri.
• Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
• Dapat memberikan waktu pada peserta didik secukupnya sehingga mereka
dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi
2) Kelemahan
• Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan peserta didik.
• Tidak mudah mendesainnya, karena terbentur pada kebiasaan peserta didik.
• Terkadang dalam implementasinya memerlukan waktu yang panjang, sehingga
guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
• Selama kriteria pencapaian belajar ditentukan oleh kemampuan peserta didik
dalam menguasai materi pelajaran, maka strategi ini akan sulit
diimplementasikan oleh setiap guru.
• Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya sebagian
besar waktu dapat hilang karena membantu seorang peserta didik menemukan
teori-teori atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu.
• Strategi ini tidak memberi kesempatan untuk berpikir kreatif kalau pengertian-
pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi terlebih dahulu oleh guru.

Anda mungkin juga menyukai