Anda di halaman 1dari 3

Nama Kelompok

1. Sindy Damayanti (2300103913027226)


2. Siti Nur Fatimah (2300103913027230)
3. Sri Waahyuni (2300103913027237)
4. Syahmatul Sucandari (2300103913027241)
5. Virna Putri Risia (2300103913027253)

Topik 3-Ruang Kolaborasi


Pembelajaran Berdiferensasi

STRATEGI PEMBELAJARAN BERDIFERENSASI OLEH GURU PENGGERAK

Profil Guru Penggerak:


Amri Ibnu Wicaksana, S.Pd.
Guru Penggerak angkatan 5

1. Ilmu apa saja yang didapatkan selama mengikuti program guru penggerak?

Dalam program guru penggerak, ilmu atau pengetahuan yang didapatkan mencakup tiga
aspek utama. Pertama, pembelajaran mengenai filosofi pendidikan Nasional yang diusung oleh
Ki Hadjar Dewantara. Guru penggerak mempelajari nilai-nilai yang harus diterapkan dalam
profesi guru, termasuk kemampuan untuk membimbing peserta didik sesuai dengan tuntutan
zaman. Tujuannya adalah agar guru dapat mengintegrasikan tujuan pembelajaran dengan
filosofi pendidikan Nasional dalam proses mengajar. Aspek kedua adalah pembelajaran
mengenai diferensiasi pembelajaran dan nilai-nilai yang dianut oleh guru penggerak. Dalam
hal ini, komunikasi antara guru penggerak sangat penting untuk mendiskusikan strategi yang
akan diterapkan dalam pembelajaran yang bersifat berbeda-beda bagi setiap peserta didik.
Aspek ketiga adalah pembelajaran mengenai manajemen sekolah dan penyusunan program
yang mengutamakan kepentingan murid. Guru penggerak diajarkan untuk menjadi pemimpin
atau kepala sekolah yang dapat bekerja sama dengan seluruh anggota sekolah guna
menciptakan lingkungan belajar yang memenuhi harapan semua pihak.
2. Bagaimana mengimplementasikan pembelajaran berdiferensasi dengan proses
pembelajaran di kelas?
Untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dalam kelas, langkah awal yang
disarankan bagi seorang guru adalah melakukan evaluasi awal dan berlanjut dengan evaluasi
formatif. Tujuan utama dari langkah ini adalah untuk memahami kebutuhan individu setiap
peserta didik selama proses pembelajaran. Kebutuhan ini mencakup preferensi belajar, minat
dalam pembelajaran, dan karakteristik belajar mereka. Dengan memahami informasi yang
diperoleh dari evaluasi tersebut, diharapkan guru dapat membuat keputusan yang tepat untuk
memenuhi kebutuhan belajar masing-masing peserta didik dengan cara yang efektif dan
rasional.
Pembelajaran berdiferensiasi melibatkan tiga aspek utama: diferensiasi konten,
diferensiasi proses, dan diferensiasi produk.
a. Diferensiasi konten: Guru menyajikan materi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan
belajar peserta didik, dengan memperhatikan gaya belajar mereka seperti visual,
audiovisual, atau kinestetik. Dalam melakukan diferensiasi konten, guru harus
mempertimbangkan tingkat kesiapan belajar peserta didik, menyadari bahwa peserta didik
dengan kesiapan belajar yang kompleks membutuhkan pendekatan yang berbeda dengan
peserta didik yang memiliki kesiapan belajar yang lebih rendah.
b. Diferensiasi proses: Guru mengadaptasi metode pembelajaran secara individu sesuai
dengan kebutuhan peserta didik. Peserta didik yang memiliki tingkat kesiapan belajar yang
lebih rendah akan memerlukan pendekatan yang lebih intensif daripada mereka yang
memiliki tingkat kesiapan belajar yang lebih tinggi.
c. Diferensiasi produk: Guru mempertimbangkan jenis produk yang dihasilkan oleh peserta
didik, dengan memperhatikan minat dan kemampuan belajar mereka. Peserta didik yang
memiliki minat dan kemampuan belajar yang tinggi cenderung menghasilkan produk yang
lebih kreatif, sedangkan peserta didik dengan minat belajar dan kesiapan belajar yang lebih
rendah mungkin membutuhkan bimbingan ekstra untuk mencapai hasil yang optimal.
Dalam mengaplikasikan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, guru dapat memanfaatkan
strategi pembelajaran seperti PBL (Problem Based Learning) dan PjBL (Project Based
Learning), yang kemudian dapat disesuaikan dengan tiga aspek pembelajaran berdiferensiasi.
Guru memiliki kebebasan untuk mengembangkan dan merancang proses pembelajaran yang
berfokus pada peserta didik. PBL, sebagai contoh, menekankan pada keterampilan berpikir
kritis dan kemampuan menyelesaikan masalah di sekitar peserta didik. Di sisi lain, PjBL
merupakan strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk aktif terlibat dalam
proyek-proyek mandiri dan kerjasama dalam tim, mengintegrasikan masalah-masalah nyata
dan praktis dalam pembelajaran.

3. Adakah tantangan atau kesulitan yang dihadapi ketika menerapkan pembelajaran


berdifereensasi di kelas?
Salah satu tantangan dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas adalah
ketika hasil asesmen awal tidak sesuai dengan perkembangan peserta didik selama proses
pembelajaran. Beberapa peserta didik mungkin mengalami perubahan dalam kemampuan
belajar mereka seiring berjalannya proses pembelajaran. Sebagai contoh, meskipun awalnya
peserta didik mungkin teridentifikasi sebagai kinestetik berdasarkan asesmen awal, namun
selama proses pembelajaran mereka lebih suka mendengarkan penjelasan dari guru, sehingga
gaya belajar mereka berubah menjadi auditori. Dalam mengatasi hal ini, guru perlu
menggunakan asesmen formatif untuk menjelaskan materi dan tujuan pembelajaran secara
berkala. Selain itu, guru juga perlu menyesuaikan kembali konten, produk, dan proses
pembelajaran agar sesuai dengan perubahan gaya belajar peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai