Anda di halaman 1dari 3

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memberi keleluasaan dan mampu

mengakomodir kebutuhan peserta didik untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan
belajar, minat, dan profil belajar peserta didik yang berbedabeda.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang
dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan peserta didik. Keputusan-keputusan yang
dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:

1. Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang” peserta didik untuk
belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan
setiap peserta didik di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang
prosesnya.

2. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Jadi bukan hanya
guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga peserta didiknya.

3. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari
proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan peserta didik mana yang
masih ketinggalan, atausebaliknya, peserta didik mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan
belajar yang ditetapkan.

4. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar peserta didiknya. Bagaimana ia
akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik
tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan
penugasan serta penilaian yang berbeda.

5. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang
memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin
melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.

Disini akan dipaparkan 4 teori yang melatar belakangi perlunya pembelajaran berdiferensiasi, yaitu
1. Teori sistem ekologi

2. Teori Multiple Intelligences

3. Teori Zone of Proximal Development (ZPD)

4. Learning modalities

Menurut Tomlinson (2001): pembelajaran berdiferensiasi memiliki empat ciri, yaitu:

1. Pembelajaran berfokus pada konsep dan prinsip pokok. Harus berfokus pada kompetensi dasar
pembelajaran.

2. Evaluasi kesiapan dan perkembangan belajar peserta didik diakomodasi ke dalam kurikulum; Di
sini perlu adanya pemetaan kebutuhan peserta didik kemudian dimasukan kedalam strategi
pembelajaran.

3. Pengelompokan peserta didik dilakukan secara fleksibel; misalnya, bisa secara mandiri,
berkelompok berdasarkan tingkat kecerdasan, berkelompok berdasarkan modalitas belajar, dll..
Siswa secara aktif bereksplorasi dibawah bimbingan dan arahan guru. Pembelajaran berdiferensiasi
ini berpusat kepada siswa.

Menurut Tomlinson (2001), ada tiga cara untuk memetakan kebutuhan belajar peserta didik, yaitu:

1. Kesiapan belajar peserta didik (readiness);

2. Minat peserta didik; dan

3. Profil belajar peserta didik.

B. Kelebihan Dan Tantangan Pembelajaran Berdiferensiasi Jika kita merujuk pada kelebihan dalam
pembelajaran berdiferensiasi, setidaknya sudah tertuang diatas. Menurut Suprayogi, (2022) ada
beberapa kelebihan dan tantangan dalam menjalankan pembelajaran diferensiasi ini, yaitu:

1. Kelebihan Pembelajaran Berdiferensiasi

a. Memenuhi kebutuhan peserta didik;

b. Memaksimalkan kualitas pembelajaran peserta didik;

c. Apabila pembelajaran yang peserta didik terima sesuai dengan kebutuhannya, maka peserta didik
pasti akan dapat memperoleh pengetahuan secara maksimal. Peserta didik akan mendapatkan
kualitas belajar yang baik bila pengajarnya memiliki pengertian mengenai kebutuhan belajarnya dan
dapat mengarahkannya dalam membuat pilihanpilihan terkait pembelajaran.

d. Meningkatkan motivasi peserta didik.

e. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran berdiferensiasi adalah student-centered.


Student-centered adalah pendekatan dimana pengajar tidak langsung mengajar kepada peserta
didik, melainkan peserta didik harus mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri.

f. Peserta didik menjadi lebih terlibat dan fokus di kelas.

g. Jika strategi pengajaran tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik, maka peserta didik dapat
kehilangan fokus. Sebaliknya, peserta didik akan terpicu dan terlibat di kelas apabila tugas dan
aktivitas yang dilakukan merupakan pilihannya sendiri.

h. Peserta didik dapat merelasikan pelajaran dengan kehidupan.

l. Peserta didik dapat menghubungkan pelajaran dengan nilai-nilai yang mereka miliki apabila
pembelajaran dilakukan berdasarkan minat peserta didik

j. Peserta didik dapat mengasah self-management skill-nya.

k. Self-management skill adalah kemampuan seseorang mengatur diri sendiri dan mengidentifikasi
langkah-langkah serta strategi yang perlu diambil untuk mencapai suatu target tertentu

l. Meningkatkan prestasi peserta didik.

2. Tantangan Pembelajaran Berdiferensiasi Adapun tantangannya adalah sebagai berikut:


a. Persiapan yang memakan waktu Guru harus dihadapkan dengan berbagai macam perangkat
pembelajaran dan juga perangkat evaluasi yang banyak. Sehingga tak jarang guru kurang memiliki
waktu persiapan yang cukup untuk menerapkannya.

b. Terbatasnya waktu di kelas, Ada berbagai aktivitas yang dikerjakan, dan pengajar harus dapat
mendampingi serta menangani semua peserta didik dalam kelasnya

c. Guru harus memiliki management skills yang baik. Bukan hanya peserta didik yang dituntut untuk
memiliki management skill yang baik, seperti yang tertuang pada kelebihan pembelajaran
berdiferensiasi di atas. Guru juga dituntut untuk mengatur diri sendiri dan mengidentifikasi langkah-
langkah serta strategi yang perlu diambil untuk mencapai suatu target tertentu dalam pembelajaran.
d. Kurangnya bahan pembelajaran. Peserta didik diberikan beragam pilihan bahan pembelajaran
yang didasarkan pada tingkat kesiapan dan gaya belajar mereka. Artinya, pengajar harus dapat
mengumpulkan beragam bahan pembelajaran untuk mengakomodasi kebutuhan setiap peserta
didik terpenuhi.

e. Kurangnya pelatihan bagi pengajar mengenai penggunaan pembelajaran berdiferensiasi.

Anda mungkin juga menyukai