Anda di halaman 1dari 18

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 3 :

1. MOH. DIKKY SETYAWAN (858565661)


2. ACNELIA FITRIA PUTRI (858566996
3. AIN (___)
1.Intensional
Pengertian dan 2. Positif
4 karakteristik
karakteristik 3. Benar – benar
perbuatan belajar hasil pengalaman
belajar 4. Bersifat efektif

1.Belajar dapat membantu perkembangan optimal individu sebagai


Prinsip-prinsip manusia utuh

belajar 2. Belajar sebagai proses terpadu harus memposisikan anak


sebagai titik sentral

3. Melibatkan anak dalam aktivitas pembelajaran

4. Pembelajaran yang di upayakan oleh guru harus mendorong


Modul 5 anak untuk belajar

Proses belajar Faktor yang


1. Faktor anak
anak di SD mempengaruhi proses 2. Faktor guru
3. Faktor tujuan
dan hasil belajar anak 4. Faktor bahan
di sekolah pembelajaran
5. Faktor ekonomis
dan administrative

Kesulitan belajar anak Ada 2 factor:

1.Factor stimulus
2.Factor organism
KB 1: PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK
BELAJAR
-          ANITA E. Woolfolk (1993) sebagai perubahan perilaku akibat dari suatu pengalaman tertentu.
Menurut dia, belajarterjadi bilamana pengalaman menyebabkan suatu perubahan pengetahuan, dan perilaku yg relative permanen pada seseorang atau individu.
-          Abin Syamsudidin ( 2000) mendefinisikan bahwa belajar adalah proses mengalami sesuatu untuk menghasilkan perubahan tingkah laku dan pribadi.
-          Santrock dan Yusen (1994) menegaskan definisi belajar ketika dia menyatakan “learning as a permanent changein behavior that occurs though experience”. Belajar didefininsikan sebagai perubahan
tungkah laku yang relative permanen yg terjadi karena pengalaman.
-          Belajar adalah aktivitas atau pengalaman yang menghasilkan perubahan pengetahuan, perilaku, dan pribadi yang bersifat permanen. perubahan yang dimaksud memiliki berbagai sifat atau dimensi,
bisa bersifat penambahan,
»          4 karakteristik perbuatan belajar, yaitu
1.      Intensional
Mengandung arti bahwa perbuatan yang terjadi harus bertujuan, disengaja dan disadari, bukan kebetulan. Sebagai contoh seorang anak tiba2 tingkahlakunya berubah, berteriak2
2.      Positif
Artinya perubahan belajar menuju kearah yang lebih baik /lebih mantap sesuai dengan norma atau kriteria tertentu yg diharapkan, atau seseuai dengan norma yang disepakati bersama guru dan siswa,
menurut masyarakat, menurut kurikulum/kaidah ilmu pengetahuan tertentu.
Contoh seorang anak yg tadinya tergantng kepada teman sebangkunya ketika ulangan dengan pendekatan bimbingan yang baik oleh anda anak itu akan menjadi mandiri tegar dan percaya diri.
3.      Benar2 hasil pengalaman
Arti belajar tersebut harus benar2 merupakan hasil dari pengalaman , dalam arti perubahan yang ditunjukkan /yang dicapai oleh anak itu karena dia aktif melakukan sesuatu dalam berinteraksi dengan
lingkunganya. Misalnya seseorang anak dalam 2 bulan terakhir mengalami kemajuan yang pesat dalam nilai ulangan berhitung, padahal kemampuannya sebelumnya dibawah rata2 kelasnya.
4.      Bersifat efektif
Artinya perubahan yang dicapai oleh anak itu fungsional atau berguna untuk anak yang bersangkutan, baik untuk memecahkan masalah pelajaran, maupun untuk memecahkan masalah sehari2 dan untuk
melanjutkkan sekolah tingkat selanjutnya.
-          Dalam mengajar mengandung konotasi bahwa anak menjdai pasif, hanya menerima informasi sepihak dari guru.
KB 2: PRINSIP – PRINSIP BELAJAR

•   Pada dasarnya perubahan hasil belajar itu terwujud dalam bentuk perubahan pengetahuan (knowledge). Penguasaan peilaku ynag ditentukan (kognitif, afektif, psikomotor) dan perbaikan
kepribadian.
-          Prinsip2 belajar sebagai berikut :
1.      Belajar dapat membantu perkembangan optimal individu sebagai manusia utuh.
Prinsip ini menundakan bahwa belajar memungkinkan anak untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan dirinya secara untuh, menyangkut seluruh aspek
intelektual ,sosail ,moral,spiritual dan emosional jadi tidak bersifat pragmetaris.
2.      Belajar sebagai proses terpadu harus memposisikan anak sebagai titik sentral
3.      Aktivitas pembelajaran yang diciptakan harus membuat anak terlibat sepenuh hati, aktif menggunakan berbagai potensi yang dimilikinya.
Siswa tidak hanya senang berada dilingkungan, tetapi merasa tertantang untuk berkompetensi /bekerja sama melakukan berbagai kegiatan yang terarah pada pencapaian tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan
4.      Belajar sebagai proses terpadu tidak hanya dapat dilakukan secara individual dan kometitif melainkan juga dapat dilaksanakan secara kooperatif.
Belajar sebagai proses terpadu dapat dilakukan secara kooperatif namun tetap  menetapkan individu dalam posisi yg terhormat dalam suasana kebersamaan menyelesaikan persoalan yg
dihadapi.
5.      Pembelajaran yang diupayakan oleh guru harus mendorong anak untuk belajar secara terus meneru.
6.      Pembelajaran disekolah harus member kesempatan kepada setiap anak utuk maju berkelanjutan sesuai dengan potensi ynag dimiliki dan kecepatan belajar masing2
7.      Belajar sebagai proses yang terpadu memerlukan dukungan fasilitas fisik dan sekaligus dukungan system kebijakan ynag kondusif.
8.      Belajar sebagai proses terpadu memuungkinkan pembelajaran bidang studi dilakukan secara terpadu.
Keterpaduan mata pelajaran  dapat dilakukan antar komponen dalam satu ma ta pelajaran /antar rumpun mat apelajaran
Belajr sebagai proses terpadu memungkinkan untuk menjalin hubungan yang baik antara sekolah dengan keluarga.
KB 3: FACTOR – FACTOR YANG MEMPENGARUHI
PROSES DAN HASIL BELAJAR ANAK DI
SEKOLAH
•   Abin Syamsuddin  makmun (1995) mengemukakan 3 faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar sisw adi sekolah yaitu :
1.      Factor input (masukan) meliiputi :
a.       Raw input atau masukan dasar ynag menggambarkan kondisi individual anak dengan segala karakteristik, fisik dan psikis yang dimilikinya
b.      Instrument input (masukan instrumental) yang mencangkup gutu, kurikulum, materi da metode ,sarana dan fasilitas
c.       Environmental input ( masukan lingkungan) yang mencangkup lingkungan fisik, geografis, social dan lingkungan budaya
-          Menurut Rochman Natawidjaja (1984) mengemukakan lima unsure yang mempengaruhi kegiatan belajar siswa disekolah yaitu usur tujauan,pribadi siswa,bahan pelajaran, perlakuan guru, dan
fasilitas.
Penjelasan :
1.      Factor anak
Anak harus diposisikan sebagai titik sentral dari seluruh proses pembelajran disekolah.
2.      Factor guru
Guru adalah factor kunci dalam kegiatan belajar anak disekolah. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam keseluruhan program pendidikan sekolah. Guru adalah manajer pembelajaran, dia
harus menentapkan tujuan pembelajran , membuat renca pembelajaran, melaksanakan pembelajaran secara efektif menguasai materi dan metode pembe;ajaran , mengevaluasi proses dan hasil belajar,
memotivasi dan membantu tiapanak untuk mencapai prestasi belajar secara optimal sesuai dengan tingkat perkembnagan dan kesempatan yang dimilik anak.
3.      Factor tujuan
Tujuan adalah sesuatu yang harus dicapai setelah anak melakukan aktivitas belajar, oleh sebab itu factor tujuan pembelajaran itu merupakan tingkah laku yang diharapkan dicapai setelah anak
melakukan proses belajar
4.      Factor bahan pembelajaran
Bahan pembelajaran adalah sesuatu yang harus disusun dan disiapkan sedemikian rupa oleh guru agar muda diakses dan dipelajari oleh semua anak.
5.      Factor ekonomis dan administrative
Meliputi aspek sarana ruangan kelas, fasilitas dan peralatan yang diperlukan dalam pembelajaran disekolah termasuk berbagai sumber pelajaran.
-          Interaksi pembelajaran itu sendiri akan tampak pada tindakan nyata dalam pengajaran (instruction), kepemimpinan (leadership), dan penelitian (evaluation).
KB 4: KESULITAN BELAJAR

• Menurut Abin Syamsuddin(2002) dari pendapat Loree(1990). Factor-faktor yang dapat melatarbelakangi kesulitan belajar yang dialami oleh anak SD dapat dikelompokkan ke dalam 3 faktor, yaitu :
1.      Factor stimulus/disebut juga sebagai learning variables
Meliputi : variable dan subvariabel sebagai berikut :
1)      Variable metode,dalam arti apakah metode pembelajaran yg digunakan oleh guru menimbulkan:
a.       Kuatlemahnya motivasi untuk belajar
b.      Intensif tidaknya arahan pengajaran
2)      Variable tugas
a.       Tersedia tidaknya ruangan yang memadai
b.      Cukup tidaknya waktu,serta tepat tidaknya penggunaan waktu tersebut untuk belajar
c.       Tersedia tidaknya fasilitas belajar yang memadai
2.      Factor organism, yaitu anak itu sendiri sebagai individu yang utuh yang dapat meliputi :
1)      Karakteristik pribadi
a.       Usia
b.      Tingkat kecerdasan
c.       Bakat
d.      Kesiapan dan kematangan untuk belajar
2)      Kondisi psikofisik yang sedang dialami oleh anak pada saat belajar
1)      Perhatian
2)      Persepsi
3)      Motivasi
4)      Keadaan lapar
5)      Stress
6)      Kecemasan
7)      kesiapsediaan
Modul 6
Pendekatan
pembelajaran di sekolah
dasar

Pendekatan pembelajaran holistic Pendekatan belajar experiential


dan konstruktivisme learning dan multiple intelligence

Pengertian pendekatan A. Pendekatan experiential learning


pembelajaran B. Pendekatan multiple intelligence
KB 1: PENDEKATAN PEMBELAJARAN HOLISTIK
DAN KONSTRUKTIVISME
• Pendekatan Holistik dalam pembelajaran diilmiahkan oleh psikologis Gestalt yang dipelopori oleh
• Wertheimer,Koffka,dan Kohler . Menurut mereka , objek atau peristiwa tertentu akan
dipandang oleh individu sebagai suatu keseluruhan yang terorganisasikan.Dengan kata
lain,individu akan memberi makna terhadap suatu objek peristiwa ,termasuk dalam
pembelajaran jika yang bersangkutan memiliki wawasan pengetahuan yang mendalam
(insight) tentang hubungan antar unsur dalam suatu keseluruhan
• (holistic).Produk pembelajaran sayogianya tidak dilihat dampaknya terhadap aspek
individual,melainkan harus dari keseluruhan .
•Sedangkan menurut Woolfolk,A. ( 1993) dalam pembelajaran di sekolah dasar,adalah sebagai berikut :

• 1. Wawasan pengetahuan yang mendalam( insight).Sedangkan Berdasarkan percobaannya, kohler menyatakan bahwa wawasan
memengang peranan penting dalam perilaku .Dalam proses pembelajaran hendaknya seorang guru membantu anak dalam insight
( pengetahuan) serta mengembangkan keterkaitan antar unsur suatu objek dan peristiwa .

• 2. Pembelajaran yang bermakna (meaningful lerning ).Kebermaknaan unsur yang terkait dalam objek dan peristiwa untuk menunjang
pembentukan insight dalam proses pembelajaran .Sebagai contoh ,ketika anda menanamkan nilai kesehatan pada anak,maka anda harus
menjelaskan arti sehat bagi anak dan bagaimana hubungannya dengan kebersihan fisik diri sendiri dan lingkungan .

• 3. Perilaku bertujuan (purposive behavior).Prinsip ini dikembangkan oleh Edward Tolman yang meyakini bahwa pada hakikatnya
perilaku ini terarah kepada suatu tujuan .Perilaku bukan hanya sekedar hubungan antar stimulus dan respons,tetapi adanya keterkaitan
yang erat dengan tujuan yang ingin diperoleh . Sedangkan bagi Tolman,pembweljaran terjadi karena anak membawa harapan tertentu
kedalam situasi pembelajaran ,hal ini merupakan prinsip pembelajaran yang mampu membantu proses pembelajaran.Oleh karena
itu,guru hendak menyadari tujuan pembelajaran serta membantu anak dalam memahami tujuan untuk mengembangkan aktifitas belajar
yang efektif .
• 4. Prinsip ruang hidup ( life space ). Konsep ini dikemukakan oleh Kurt Lewin yang
menyatakan bahwa perilaku individu mempunyai keterkaitan dengan lingkungan atau dimana
dia berada .Prinsip ini mengimplikasikan adanya pandangan dan kaitan antara proses
pembelajaran .

• 5. Transfer dalam pembelajaran ,hal ini adalah pemindahan pola perilaku dari suatu situasi
pembelajaran tertentu kepada situasi lainnya . Sesuai dengan pendekatan Gestalt,pembelajaran
ini mempunyai makna sebagai proses yang membentuk suatu pola Gestalt atau keseluruhan
yang mempunyai bentuk dan arti .Menurut pendekatan ini,transfer akan terjadi apabila anak
menangkap prinsip pokok dari suat masalah kemudian digunakan untuk memecahkan masalah
dalam situasi lain.hal yang telah dipelajari hendak dilatih untuk bisa diterapkan dalam situasi
lain yang memungkinkan berbeda sifatnya .
•Pada pendekatan konstuktivisme ,individu membentuk sendiri pengetahuan yang mereka
pelajari. Menurut Von Glaserfeld berpendapat bahwa Pengetahuan bukanlah suatu barang yang
dapat dipindahkan dari pikiran seseorang yang memiliki pengetahuan ( guru ) dengan
pemikiran orang yang belum mempunyai pengetahuan ( anak ).

•Pemindahan tersebut harus dapat diinterprestasikan serta dikonstruksikan oleh anak sendiri
dengan pengalaman mereka .
•Von glaserfled menyebutkan berberapa kemampuan yang diperlukan untuk melakukan proses pembentukan
penegetahuan :

1. Mengingat dan mengungkapkan kembali

2. Membandingkan dan mengambil

3. Kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman dari pada yang lain.

•Konstuktivisme memiliki 3 level yaitu :

- Konstruktivisme radikal : hubungan antara pengetahuan dan kenyataan

- Konstruktivisme realisme hipotesis :suatu hipotesis yang dari suatu struktu nyata dan berkembang

- Konstruktivisme yang biasa : suatu gambara yang dibentuk dari kenyataan suatu objek
KB 2: PENDEKATAN PEMBELAJARAN
EXPERIENTIAL LEARNING DAN MULTIPLE
INTELLIGENCE
•Pendekatan belajar berdasarkan pengalaman (experiential learning)

Menurut Keeton and Tate ( Siti julaeha ,2007 ), Pendekatan experiential learning mengacu pada
proses pembelajaran dimana pebelajar (anak) secara langsung berinteraksi dengan realitias yang
dipelajarinya .dengan diharapkan anak bisa dapat mencapai perubahan perilaku yang
diinginkan,maka anak itu harus difasilitasi untuk melakukan atau mengalami secara langsung
bagaiman realitas atau objek yang dipelajarinya.

Serta Belajar melalui pengalaman akan memberikan kesempatan kepada anak untuk dapat
menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dikelas dalam situasi nyata. Aktivitas
pembelajaran meliputi pula aspek keterampilan dan aspek efektik ,disamping pencapaian tujuan
yang sifatnya tradisional,yaitu mengembangkan pengetahuan
• Proses belajar merupakan siklus dari empat kegiatan yaitu :

1. Anak mengalami konkret

2. Anak melakukan observasi dan refleksi terhadap pengalaman

3. Anak membentuk konsep abstrak dan generalisasi

4. Anak melakukan eksperimentasi atau pengujian konsep dalam situasi baru


• Pendekatan belajar berdasarkan kecerdasan jamak (multiple intelligence)

Anak tidak hanya belajar melalui kata – kata saja,tetapi juga melalui pengalaman dan buku
kehidupan.Pendekatan Multiple Intelligence ( kecerdasan jamak ) pada dasarnya menekankan hal
terbaik yang dapat dilakukan guru dikelas selain menggunakan buku teks dan papan tulis guna
membangkitkan pikiran anak . Selain itu ,pendekatan ini memberikan pedoman kepada guru dalam
memilih metode mengajar yang terbaik disertai produser pengembangannya yang melibatkan unsur
metode,materi dan teknik mengajar
•Pembelajaran beradegan tradisional dapat dirancang untuk menstimulasi kecerdasan dengan
menggunakan prinsip yaitu:

1. Menekankan pada irama (musical )

2. Melukis gambar ( pemahaman ruang

3. Membuat bahasa tubuh (kinestetik )

4. Memberikan peluang kepada anak untuk melakukan refleksi (intrapersonal)

5. Meminta anak bertanya (interpersonal )


•Ada 7 cara yang harus ditempuh dalam mengembangkan kurikulum berbasis pendekatan Multiple Intelligence ,yaitu :

1.Fokus topic atau tujuan khusus ( tetapkan apakkah tujuannya )

2. Munculnya pertanyaan Multiple Intelligence misalnya “bagaimana menggunakan bahasa lisan “


3. Mempertimbangkan segala kemungkinan,pikirkanlah metode dan materi yang tepat atau tidak tetap

4. Kemukakan segala pendapat

5. Pilihkan aktivitas yang cocok

6. Kembangkan urutan tindakan ,dengan menggunakan pendekatan yang telah dipilih rancangan rencana pembelajaran

7. Implementasi rencana ,kumpulkan materi yang dibutuhkan serta waktu yang tepat dalam pelaksanaan rencana tersebut.
•Strategi Pembelajaran

Pendekatan kecerdasan jamak memberikan peluang kepada guru untuk mengembangkan


strategi pembelajaran yang lebih inovatif dalam pendidikan .

• 

Anda mungkin juga menyukai