Anda di halaman 1dari 12

JPGSD.

Volume 09 Nomor 01 Tahun 2021, 1530-1541

EKSPLORASI GEOMETRI PADA JAJANAN TRADISIONAL DI LAMONGAN SEBAGAI


IMPLEMENTASI ETNOMATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

Novi Feranda Febrianti


PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya (novi.17010644079@mhs.unesa.ac.id)

Delia Indrawati
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya

Abstrak
Pembelajaran matematika dapat dikaitkan dengan kearifan lokal/budaya setempat. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mendeskripsikan unsur geometris serta unsur filosofis yang ada pada jajanan tradisional di
Lamongan, selain itu juga untuk mengetahui persepsi guru SD terhadap hasil eksplorasi jajanan tradisional
Lamongan yang memuat unsur-unsur geometri matematika sekolah dasar. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pada penelitian ini, subjek penelitian yang dimintai
informasi adalah pembuat jajanan tradisional Lamongan dan guru sekolah dasar. Hasil eksplorasi dan
analisis data penelitian ini dapat diketahui bahwa terdapat konsep geometri pada jajanan tradisional di
Lamongan. Konsep-konsep geometri yang terdapat pada jajanan tersebut meliputi : 1) bangun datar
(persegi, jajargenjang, segitiga, lingkaran, dan belah ketupat). 2) bangun ruang (bola, kubus, balok,
kerucut, prisma segitiga, dan tabung). Menurut Luli, guru MI Muhammadiyah 02 Patihan Babat,
berpendapat bahwa hasil eksplorasi pada jajanan tradisional di Lamongan sudah menunjukkkan bahwa
dalam jajanan tersebut memuat unsur geometri di SD. Sebelumnya di MI sendiri sudah menerapkan
etnomatematika menggunakan budaya lokal, seperti menggunakan topi yang berbentuk kerucut sebagai
sumber belajar geometri. Hasil eksplorasi ini dapat digunakan untuk sumber belajar baru dalam
pembelajaran matematika. Dimulai dengan menunjukkan gambar terlebih dahulu kepada peserta didik,
kemudian menunjukkan bentuk asli dari jajanan tersebut, langkah terakhir adalah membuat jajanan
berbentuk geometri.
Kata Kunci: etnomatematika, pembelajaran matematika, geometri, jajanan tradisional Lamongan

Abstract
Mathematics learning can be linked to local wisdom/local cultural. The purpose of this study is to describe
the geometric and philosophical elements that exist in Lamongan traditional snacks, as well as to find out
the perception of elementary school teachers in the results of exploration traditional snacks containing of
containing geometry elements in mathematis learning. This research is a qualitative research with a
descriptive approach. In tih study, the research subjects who were asked for information were the makers
of Lamongan traditional snacks and elementary school teachers. The result of the exploration and analysis
of the data in this study show that there is a geometric concept in Lamongan traditional snacks. The
geometric concepts contained in these snacks include; 1) flat shapes (triangles, squares, ranges,
rhombuses, and circles), 2) shapes (spheres, cubes, blocks, cones, triangular prisms, and tubes). The result
of the exploration of the geometry concept found in these snacks can be used as as an alternative source of
mathematics learning in elementary schools. According to Luli, a teacher at Mi Muhammadiyah 02
Patihan Babat, she argued that the results of exploration traditional snacks in Lamongan had shown that
these snacks contained geometric elements in elementary schools. Previously, MI itself had implemented
ethnomathematics using local culture, such as cone-shaped hat. The results of this exploration can be used
for new learning resources in mathematics learning. Starting by showing pictures to students, then
showing the original shapeof the snacks, the last step is to make snacks in geometric shapes.
Keywords: ethnomatematics , mathematics learning, geometry, Lamongan traditional snacks.

PENDAHULUAN kaitannya dengan masyarakat, termasuk masyarakat di


Budaya adalah suatu pola hidup yang berkembang Indonesia, Indonesia termasuk negara yang memiliki
sebagai warisan dari generasi terdahulu ke generasi keanekaragaman budaya mulai dari Sabang hingga
berikutnya yang dimiliki secara bersama oleh sekelompok Merauke. Terdapat beberapa daerah yang ada di
orang. Unsur-unsur budaya meliputi: politik, bahasa, Indonesia, peneliti memilih wilayah Lamongan sebagai
sistem agama, bangunan, adat istiadat, karya seni, tempat penelitian, dikarenakan peneliti merupakan warga
pakaian, alat, hingga makanan. Budaya sangat erat

1530
Geometri Jajanan Tradisional Lamongan

asli Lamongan, dirasa sudah seyogyanya peneliti Jika dilihat dari fisiknya, bentuk makanan
melestarikan budaya lokal yang ada di Lamongan dengan tradisional tidak berubah dari masa silam hingga
menjadikannya sebagai sumber belajar dalam sekarang. Misalnya saja Wingko Babat (jika dilihat secara
pembelajaran matematika. Lamongan merupakan bagian keseluruhan maka bentuknya seperti tabung, namun bila
dari negara Indonesia yang letaknya di provinsi Jawa dilihat dari sisi permukaannya saja maka bentuknya
Timur. kabupaten Lamongan mempunyai banyak seperti lingkaran), Jumbreg (kerucut), Pences (limas),
keanekaragaman budaya yang hingga saat ini masih Katul/Bongko (prisma), Jongkong (kubus), Kucur
dipegang teguh oleh masyarakat Lamongan. Beberapa (Lingkaran), Lupis (segitiga), dan masih banyak lagi.
kebudayaan tersebut, antara lain: tari-tarian, tradisi, Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dilihat bahwa
dialek, ritual/upacara, makanan, pakaian, dan sebagainya. jajanan tradisional merupakan salah satu dari warisan
Jajan merupakan kebiasaan yang biasa dilakukan budaya yang mengandung unsur budaya, pengetahuan,
oleh masyarakat, Food and Agriculture Organization serta pembelajaran. Bentuk-bentuk jajanan tersebut
(FAO) dalam Taryadi (2007) menyatakan bahwa jajanan memuat unsur geometri dalam matematika. Unsur
ialah minuman dan makanan yang siap dijual oleh geometri seperti segiempat, kubus, balok, segitiga serta
pedagang di jalanan maupun tempat keramaian lainnya, bentuk-bentuk geometris lainnya sangatlah mudah
seperti pasar. Jajan merupakan hasil karya manusia, dijumpai pada lingkungan sekitar peserta didik, seperti
sebagai wujud kebudayaan manusia, tidak untuk yang dipaparkan oleh Baykul (Toptas, 2010) bahwa
memenuhi kebutuhan fisik semata, akan tetapi juga untuk materi geometri di SD sangat memiliki keterkaitan
memenuhi kebutuhan spiritual dan religi. Jajanan dengan kehidupan sehari-hari. Melalui penguasaan
tradisional merupakan salah satu bagian penting dari konsep geometri dengan baik, selain mempunyai bekal
kuliner Indonesia, rasanya yang khas dan unik, warna, pengetahuan tentang geometri yang cukup untuk
serta penampilannya merupakan ciri dari jajanan mempelajari materi geometri lebih lanjut, peserta didik
tradisional, namun hal lain yang membedakan dengan juga dapat mengaplikasikannya di kehidupan mereka
jajanan modern saat ini adalah unsur simbolis atau sehari-hari.
perlambangan. Ardriyati (2014) mengemukakan bahwa Menurut Uiskin (dalam Kahfi), ada tiga alasan
jajanan tradisional merupakan bagian dari komponen mengapa geometri penting untuk diajarkan, di antaranya :
budaya negara Indonesia yang perlu dijaga dan (1) dikarenakan geometri merupakan ilmu matematika
dilestarikan keberadaanya. Masyarakat kebanyakan yang berkaitan dengan dunia nyata, (2) geometri
beranggapan bahwa jajanan tradisional merupakan merupakan ilmu yang memiliki kemungkinan unsur-unsur
makanan yang kuno dan ketinggalan zaman, bahkan dari bidang matematika yang bisa digambar, (3) geometri
jajanan tradisional pun keberadaannya sekarang dijadikan mampu memberikan contoh yang lebih banyak dalam
ukuran status sosial seseorang. Hal ini membuat sistem matematika. Berdasarkan faktor-faktor tersebut,
keberadaan jajanan tradisioanal semakin tergerus oleh dapat diambil kesimpulan bahwa geometri memiliki peran
zaman. yang sangat kuat untuk dipahami dan dipelajari. Bahkan,
Oleh karenanya, peneliti merasa perlu untuk geometri juga mampu membantu dalam proses berfikir
melestarikan eksistensi dari jajanan tradisional, dengan peserta didik serta membantu mendukung topik
menjadikannya sebagai sumber belajar dalam matematika, matematika yang lain. Jadi sudah seyogyangya jenjang
khususnya materi geometri yang ada di SD. Melalui hal sekolah dasar bisa memahami konsep geometri dengan
tersebut peserta didik juga bisa mengenal, mengetahui baik.
unsur budaya dan unsur geometris, serta dapat Menurut Suharjana, A. (2008:4), yang berpendapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Jajanan bahwa karakteristik dari pembelajaran geometri di
tradisional yang sering dijumpai di Indonesia merupakan sekolah dasar adalah kegiatan pembelajarannya dimulai
bagian dari keanekaragaman budaya di tiap-tiap daerah, dengan mengeksplorasi sifat-sifat berbagai bentuk
baik berupa kue basah maupun kue kering. Sesuai dengan geometri, mengidentifikasi sifat-sifat tersebut melalui
istilahnya, jajanan tradisional sering dijumpai di pasar- model atau gambar dan kemudian menyusun kesimpulan
pasar tradisional maupun acara-acara lainnya yang umum. Kehidupan manusia pada masa kini memiliki
mengandung unsur tradisi/budaya. Tradisi tersebut sudah keterkaitan yang sangat erat dengan pembelajaran
turun temurun dari masa ke masa, mulai dari tradisi matematika. Metamatika merupakan ilmu pasti yang
Lamaran, Sedekah Bumi, Undik-undikan, Mayangi, berhubungan dengan benda-benda sekitar yang bisa
Cinjo, Megengan, hingga Sanggiring. Jajanan tradisional dipelajari melalui berbagai aspek (Afriyanti, 2019:32).
juga mulai merambah sebagai makanan pendamping pada Namun, pembelajaran matematika justru sangat formal
kegiatan rapat, seminar, dan hajatan. dan mutlak, tidak memiliki keterkaitan dengan kehidupan
sekitar seperti yang dikemukakan oleh Sobel, Max.A dan

1531
JPGSD.Volume 09 Nomor 01 Tahun 2021, 1530-1541

Evan M.Maletsky (2004 : 1-2) bahwa masih banyak guru matematika di SD tidak terlalu formal, dengan
matemtaika yang menggunakan waktu pembelajaran meningkatkan daya kreatifitas para guru dalam proses
selama 45 menit dengan uraian kegiatan seperti berikut: pembelajaran matematika diharapkan mampu menjadikan
membahas tugas yang sebelumnya telah diberikan, matematika sebagai pelajaran yang tidak membosankan.
menjelaskan materi pelajaran yang baru, dan memberikan Sebagaimana menurut pendapat Abdullah (2017), bahwa
evaluasi berupa tugas-tugas kepada siswa. Kegiatan matematika sebenarnya tidak lepas dari kehidupan
pem,belajaran tersebut dilakukan oleh guru secara rutin, manusia dalam keseharian, hal ini harusnya bisa
sehingga pembelajaran matematika menjadi menjadikan matematika lebih mudah dipahami. Selain itu,
membahayakan, merusak minat siswa, dan membosankan. juga bisa menggunakan potensi budaya yang ada di
Menurut Suwarsono (dalam Supatmono (2009 : 3)). Indonesia, seperti bentuk jajanan tradisional yang jika
Melalui berbagai penelitian, proses pembelajaran dieksplor lebih dalam kemungkinan memiliki keterkaitan
matematika cenderung hanya untuk memenuhi target dengan materi geometri di SD. Eksplorasi pada penelitian
kelulusan dan pencapaian materi menurut kurikulum. ini bertujuan untuk menggambarkan konsep geometri
D’Ambrisio merupakan tokoh yang menentang yang terdapat pada jajanan tradisional di Lamongan serta
pembelajaran matematika semacam itu. untuk mengetahui persepsi guru SD terhadap integrasi
D’Ambrisio dalam Desmawati (2018:10) konsep geometri pada jajanan tradisional di Lamongan
menyatakan bahwa etnomatematika yaitu pembelajaran sebagai implementasi etnomatematika di Sekolah Dasar
matematika yang diterapakan oleh beberapa kelompok sebagai sumber belajar matematika.
tertentu, kelompok para buruh atau petani, anak-anak Penelitian ini juga berlandaskan pada penelitian-
masyarakat perkotaan maupun desa, dan lain sebagainya. penelitian terdahulu yang relevan. Hal tersebut yang
Pembelajaran matematika dengan menggunakan kemudian menjadikan dilakukannya penelitian ini dengan
pendekatan etnomatematika sudah bukan hal baru di memperhatikan persamaan dan perbedaannya. Penelitian
sekolah. Melalui etnomatematika, seyogyanya bisa yang dilakukan oleh Pathuddin, H. (2019), hasil dari
membantu menyelesaikan permasalahan matematika yang penelitian ini menjelaskan bahwa dalam makanan
sesuai dengan kurikulum sekolah. Berdasarkan pada tradisional khas Bugis terdapat unsur-unsur geometris,
pertimbangan bahwa setiap daerah memiliki budaya khususnya bangun datar dan bangun ruang.
masing-masing, yang terdiri atas suku dan adat yang Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh
berbeda. Rosa dan Orey (2011) mengemukakan bahwa Huda, N.T. (2018), peneliti tersebut meneliti unsur
dengan budaya dalam pembelajaran matematika dapat matematika yang terdapat pada bentuk jajanan pasar, hasil
dimanfaatkan sebagai ide dalam memahami matematika dari penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat unsur-
yang kemudian bisa dikembangkan, dibangun, unsur matematika dalam penelitian ini, secara geometri
dirumuskan, dan diterapakan melalui berbagai cara. bisa dilihat dalam bentuk jajanan pasar yang memiliki
Rowland dan Carson dalam Budiarto (2015:5) unsur segi empat, segitiga, lingkaran, trapesium, dan
berpendapat bahwa penerapan etnomatematika dalam elips. Berdasarkan kajian secara ekonomis yang mengacu
pembelajaran matematika di sekolah dapat digunakan pada proses penjualan dan pembuatannya, ditemukan
sebagai alternatif sumber belajar matematika sekolah,, model matematika tentang persamaan linear dan 3
sebagai batu loncatan ke matematika sekolah, juga variabel.
sebagai motivasi untuk matematika sekolah. Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Maemali, P. (2020),
hal tersebut, pendekatan etnomatematika pada hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
pembelajaran matematika di sekolah bisa menjadi konsep matematis pada budaya masyarakat Nagekeo
pembelajaran yang memiliki makna dan terkonsep yang seperti bentuk po’o kose yang menyerupai bangun ruang
bisa dikaitkan dengan komunitas budaya, sehingga tabung, bentuk te’e yang menyerupai persegi panjang
matematika menjadi pelajaran yang menarik dan serta persegi di dalam lipatannya, juga hasil panen yang
menyenangkan. Pengimplementasian etnomatematika memiliki hubungan dengan konsep perkalian. Penelitian
melalui jajanan tradisional di Lamongan mampu membuat yang dilakukan oleh Ulum, B. (2018), hasil dari penelitian
pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna, menunjukkan bahwa terdapat unsur geometri yang ada
dikarenakan selain belajar matematika, peserta didik juga pada ornamen batik Pasedahan Suropati seperti garis,
bisa belajar mengenai unsur budaya yang terkandung sudut, dan bangun datar.
dalam jajanan tersebut. Mengacu pada beberapa penelitian tersebut dapat
Mengeksplorasi lebih jauh unsur geometri pada diambil kesimpulan bahwa penelitian tersebut sama-sama
pembelajaran di Sekolah Dasar tentunya akan membuat mengeksplor budaya lokal yang mengandung unsur
pembelajaran matematika menjadi lebih menarik. Hal ini matematis yang dapat digunakan sebagai alternatif
seharusnya bisa memotivasi para guru agar pembelajaran sumber belajar pada pembelajaran matematika. Perbedaan

1532
Geometri Jajanan Tradisional Lamongan

dengan penelitian ini yaitu objek penelitiannya, yaitu Peneliti juga menyiapkan instrumen penelitian yang
dengan mengeksplor budaya lokal di setiap daerah nantinya digunakan untuk penelitian di lapangan. 3)
masing-masing, seperti: makanan khas, batik, dan budaya Tahapan pelaksanaan, pada tahap ketiga ini peneliti akan
masyarakat. Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti melakukan penelitian di lapangan dengan mengumpulkan
ini, objek penelelitian yang dituju adalah jajanan berbagai data berupa gambar, audio, video, maupun
tradisional yang ada di Lamongan, di mana peneliti akan catatan lapangan hasil dari proses wawancara dan
mengeksplor beberapa jajanan tradisional khas Lamongan observasi di lapangan. 4) Tahap analisis data., pada tahap
yang memiliki unsur geometris dengan cara menggali keempat ini, peneliti akan melakukan proses analisis data
informasi dari berbagai sumber agar bisa mendapatkan baik data yang diperoleh di lapangan maupun data setelah
informasi lebih banyak mengenai jajanan tradisional, di lapangan. Selama berada di lapangan, kegiatan analisis
sehingga terpilhlah pembuat jajanan tradisional yang ada data dan validasi data yang telah diperoleh dilakukan
di kabupaten Lamongan, tepatnya di desa Moropelang. secara beresinambungan antara peneliti dan subjek
Peneliti juga menyiapkan instrumen penelitian yang penelitian. Pada data setelah di lapangan, kegiatan baik
nantinya dapat digunakan dalam pelaksanaan penelitian analisis maupun validasi dilakukan antara peneliti dengan
di lapangan. Kemudian peneliti akan melakukan observasi pembimbing sebagai ahli. Data data tersebut kemudian
terhadap jajanan tradisional untuk menemukan unsur akan diberikan kepada guru SD untuk mengetahui
geometris yang ada di dalamnya, dari hasil observasi persepsi guru SD terhadap hasil penelitian yang telah
tersebut nantinya akan dianalisis lebih lanjut oleh peneliti. dipaparkan oleh peneliti.
Setelah hasil dari analisis data mengenai unsur geometris Penelitian ini dilaksanakan di desa Moropelang
yang ada dalam jajanan tradisional telah selesai Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan. Peneliti akan
dilakukan, maka peneliti akan meminta pendapat dari menggali berbagai informasi mengenai jajanan tradisional
stakeholder (guru sekolah dasar) mengenai konsep- Lamongan kepada pembuat jajanan tradisional yang
konsep geometris yang terkandung dalam jajanan berada di daerah tersebut. Penelitian ini dimulai pada
tradisional tersebut. bulan februari hingga maret 2021. Subjek pada penelitian
ini melibatkan beberapa informan, sebagai berikut: 1)
METODE pembuat jajanan tradisional Lamongan, dan 2) guru MI
Pada penelitian “Eksplorasi Geometri pada Jajanan Muhammadiyah 02 Patihan Babat Lamongan. Penelitian
Tradisional di Lamongan sebagai Implementasi ini menggunakan tiga teknik pengambilan sampel, yaitu:
Etnomatematika di Sekolah Dasar” peneliti menggunakan purposive sampling, convenience sampling, serta
pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Berlandaskan snowball sampling. Teknik purposive sampling pada
pada Moleong (2017) yang mendefinisikan bahwa penelitian ini digunakan untuk menentukan subjek
penelitian deskriptif merupakan sebuah pendekatan penelitian pembuat jajanan tradisional di kabupaten
penelitian di mana berbagai data yang disajikan nantinya Lamongan guna menentukan hasil eksplorasi matematis
berupa gambar dan kata-kata, tidak berupa angka. Data juga sejarah daripada jajanan tesebut. Kemudian teknik
tersebut nantinya diperoleh dari hasil observasi, Convenience sampling adalah teknik pengambilan sampel
wawancara, dan dokumentasi lainnya. Selain itu, berdasarkan kemudahan dalam memperoleh informasi
penelitian ini juga berhubungan dengan pendapat, atau data (Sekaran, 2006). Peneliti memilih guru MI
persepsi, dan ide yang kesemuanya tak bisa dituliskan Muhammadiyah 02 Patihan kecamatan Babat kabupaten
dengan angka (Sulistyo – Basuki, 2006 : 78). Lamongan sebagai subjek penelitian terkait penelitian ini.
Pada penelitian ini, prosedur penelitian yang Teknik snowball.sampling merupakan teknik yang
dilakukan memiliki 4 tahapan menurut Moleong (2017) : digunakan untuk mencari informan lain yang
1) Tahapan penelitian pendahuluan, pada tahap penelitian kemungkinan memiliki potensi untuk berkontribusi dan
ini, peneliti melakukan studi literatur yang mana hasil berpartisipasi dalam pemberian informasi kepada peneliti
tersebut nantinya akan dilanjutkan guna menemukan (Bungin, 2007).
masalah umum penelitian, tujuan umum dari penelitian, Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
serta eksplorasi secara menyeluruh mengenai masalah mengguinakan teknik pengumpulan data primer dan
tersebut di lapangan. 2) Tahap persiapan, dalam tahap sekunder. Pengumpulan data primer diperoleh dari
kedua ini peneliti akan mengidentifikasi masalah dan kegiatan; 1) observasi, 2) wawancara, dan 3)
mencari informasi dari berbagai pengetahuan yang dokumentasi. Pada saat teknik observasi, peneliti
diperoleh mengenai penelitian yang akan diteliti, mengamati secara langsung mengenai bentuk dari jajanan
berdasarkan pada studi pendahuluan yang sebelumnya tradisional yang ada di Lamongan. Kemudian peneliti
telah dilakukan. Pada tahap ini peneliti memilih masalah, melakukan wawancara semiterstruktur kepada pembuat
tujuan dari penelitian, dan menentukan lokasi penelitian. jajanan tradisional di Lamongan khususnya di desa

1533
JPGSD.Volume 09 Nomor 01 Tahun 2021, 1530-1541

Moropelang dan guru MI Muhammadiyah 02 Patihan memilih Lamongan sebagai tempat untuk berlindung dari
Babat Lamongan yang berupa tanya jawab kepada serangan musuh. Mereka hidup bersosial dengan
narasumber serta adanya kemungkinan narasumber lain masyarakat di daerah Paciran meskipun terdapat sedikit
yang dilibatkan dalan kegiatan wawancara untuk perbedaan diantara budaya yang mereka bawa dengan
mendapatkan banyak informasi tentang penelitian ini. warga lokal. Masyarakat setempat bermatapencaharaian
Dokumentasi digunakan untuk memperkuat dan sebagai nelayan, sedangkan para pendatang tersebut
menunjang data yang telah didapatkan di lapangan pada setiap harinya adalah pengrajin batik dan pedagang.
saat observasi maupun wawancara kepada narasumber. Budaya yang dibawa oleh pendatang tersebut
Data sekunder didapatkan dari studi literatur, seperti kemudian disambut dengan baik oleh warga setempat,
jurnal-jurnal, buku-buku, dan dokumen lain yang namun seiring berkembangnya zaman budaya tersebut
mendukung penelitian ini. mengalami sedikit perubahan. Batik-batik yang berada di
Pengecekan kesahihan data pada penelitian ini daerah Paciran telah mengalami perubahan yang
dilakukan dengan menggunakan teknik credibility yang dipengaruhi oleh Sunan Sendang, salah satu tokoh
merupakan teknik uji kesahihan terhadap hasil data pemuka agama setempat yang kemudian dikenal dengan
penelitian yang disajikan oleh peneliti agar tidak ada Batik Sendang asli Lamongan. Tidak hanya melalui batik
unsur keraguan pada hasil penelitian nantinya. Peneliti saja, Jaka Tingkir yang merupakan salah satu santri dari
menggunakan teknik triangulasi sumber untuk Mbah Karebet memiliki tugas untuk berdakwah di
memperoleh kredibilitas data. Triangulasi sumber adalah wilayah Lamongan bagian selatan, sesampainya di
teknik yang bertujuan untuk menguji kebenaran data wilayah tersebut, santri tersebut berniat untuk meminang
dengan cara melakukan pengecekan terhadap data yang perempuan di desa tersebut. Karena Jaka Tingkir tidak
telah didapatkan melalui berbagai sumber, seperti: terlalu paham mengenai tradisi masyarakat di desa
pembuat jajanan tradisional, guru sekolah dasar, peneliti, tersebut, sehingga beliau akhirnya menggunakan caranya
serta referensi. sendiri yang tentunya tidak bertolak belakang dengan
Pada teknik kesahihan data lainnya yang dipakai syariat. Cara tersebut adalah dengan mengikutkan jajanan
pada penelitian ini adalah transferability yang berarti tradisional yang berasal dari budayanya sebagai hantaran
penyajian data yang disajikan oleh peneliti yang berupa mahar untuk calon pengantin wanita. Tardisi tersebut
pendeskripsian pemerolehan data yang dituliskan secara kemudian diikuti oleh warga setempat karena selain tidak
jelas berdasarkan hasil yang telah diperoleh. melanggar syariat juga memiliki nilai positif tersendiri.
dependability yang merupakan pengauditan terhadap Akhirnya, sampai sekarang ini yang melakukan tradisi
seluruh tahapan pada kegiatan penelitian ini, dengan semacam itu tidak hanya masyarakat pedaten saja,
melakukan pengauditan yang dilakukan oleh dosen masyarakat sekitar yang ada di wilayah Lamongan pun
pembimbing sehingga penelitian ini tidak diragukan lagi, ikut melaksanakan tradisi tersebut dalam acara
dan confirmability yang berarti bahwa data yang pernikahan. Seiring berkembangnya zaman, jajanan
diperoleh dapat dikonfirmasi kebenarannya pada sumber tradisional yang biasa ada dalam acara pernikahan pun
penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam kini semakin dikenal oleh masyarakat Lamongan, yang
penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data, kemudian dikembangkan dengan jajanan-jajanan lainnya.
kesimpulan atau verifikasi data. Makna dan simbol yang terdapat dalam jajanan
tradisional menjadikan jajanan tradisional sebagai sesuatu
HASIL DAN PEMBAHASAN yang sakral bagi masyarakat sehingga di beberapa tempat
Berdasarkan penelitian diketahui bahwasanya ada beberapa masyarakat yang enggan menjualnya di
jajan pada dasarnya bukan asli buatan atau ciptaan dari pasar. Mereka meyakini bahwa jajanan tradsional
warga setempat. Jajan sebenarnya berasal dari Jawa memiliki nilai-nilai social yang tinggi dan memiliki arti
Tengah, mulai dari Solo, Kudus, Pati hingga Demak. penting terkait dengan keberadaannya pada acara
Jajanan tradisional awal mulanya masuk di daerah pernikahan.
Brondong dan Paciran, daerah yang ada di Lamongan Selain sejarah, dilihat dari fisik jajan tradisional
bagian utara. Masuknya jajanan tradisional ke kota ditemukan banyak konsep geometri baik geometri bangun
Lamongan disebabkan oleh dua hal. 1) Dikarenakan datar maupun geometri bangun ruang. Unsur-unsur
Lamongan merupakan lintasan jalur perdagangan dari tersebut diantaranya :
Jawa bagian Kulon menuju Jawa bagian Wetan. 2) 1) Tabung
Dikarenakan adanya perang Diponegoro pada tahun 1825 Pada penelitian ini, unsur tabung dapat
hingga 1830. Terdapat beberapa tokoh yang selamat dari ditemukan pada jajan Lemper. Tabung ialah bangun
perang Diponegoro tersebut yang melarikan diri ke daerah ruang yang dibatasi oleh bidang alas dan bidang atas
Brondong dan Paciran, Lamongan bagian utara. Mereka (tutup) yang berbentuk lingkaran yang kongruen serta

1534
Geometri Jajanan Tradisional Lamongan

selubung tabung yang sesuai kelilingbidang atas dan Gambar 2. Klebet Jagung
bidang alas. Lemper sendiri memiliki 3 sisi (sisi alas dan
atas yang berupa lingkaran, sisi tegak yang berupa persegi 3) Belah Ketupat
panjang atau biasa disebut dengan selimut tabung). Pada penelitian ini, unsur geometri belah ketupat
Memiliki 2 rusuk dan tidak memiliki titik sudut. dapat ditemukan pada jajan Ketan Salak. Belah ketupat
merupakan jajargenjang yangmemiliki empat sisi yang
sama panjang. Ketan Salak ini memiliki 4 sisi, 2 pasang
sisi yang sejajar. dan memiliki sepasang sudut tumpul an
sepasang sudut lancip. Ketan salak merupakan jajanan
yang terbuat dari bahan ketan yang dimasak dengan gula
merah atau gula aren sebagai pemanisnya. Di era ini,
warna pada ketan salak tidak hanya berwarna coklat saja,
ada yang berwarna hijau, kuning, bahkan merah. Warna-
Gambar 1. Lemper warna tersebut diyakini memiliki makna keceriaan dan
Lemper merupakan jajanan yang berbentuk kebahagiaan. Ketan salak sering dijumpai pada acara
silinder yang dibungkus dengan daun pisang muda. pernikahan. Karena ketan salak sendiri memiliki makna
Lemper dibuat dari ketan yang memiliki varian isi bahwa antara mempelai pria dan wanita harus memiliki
seperti ; abon, kelapa, potongan daging sapi atau ayam. keceriaan satu sama lain. Bahkan tidak hanya untuk
Lemper biasa dijumpai di acara khitanan, resepsi dirinya dan pasangannya, melainkan juga untuk keluarga
pernikahan, maupun pengajian. Filosofi dari lemper yaitu dan masyarakat sekitar.
“yen dielem atimu ojo memper” yang berarti bahwa
ketika sedang dipuji janganlah bangga atau
menyombongkan diri. Lemper merupakan simbol
persaudaraan. Teksturnya yang lengket, diartikan sebagai
persaudaraan manusia yang saling menyatu satu sama
lain. Lemper juga diyakini mampu mendatangkan rezeki
bagi orang-orang yang memakannya.
2) Balok
Pada penelitian ini unsur balok dapat ditemukan
pada jajan Klebet Jagung. Menurut Agus Suharjana Gambar 3. Ketan Salak
(2008:15) mengemukakan bahwa balok ialah bangun
yang dibatasi oleh bidang sisi yang bentuknya persegi 4) Prisma Segitiga
panjang sebanyak enam buah yang mana setiap sepasang Pada penelitian ini, unsur geometri prisma
sisinya sejajar dan memiliki ukuran yang sama. Jajanan segitiga dapat ditemukan pada jajan Bongko/Katul.
ini mempunyai 6 sisi persegi panjang, mempunyai 12 Bangun prisma merupakan bangun ruang yang dibatasi
rusuk dan 8 buah titik sudut. oleh dua bidang sejajar dan tiga bidang lain yang
Klebet Jagung merupakan jajanan yang berbahan berpotongan menurut garis yang sejajar . Bongko memiliki
dasar jagung yang dicampur dengan kelapa parut ciri-ciri seperti bangun prisma segitiga, seperti;
kemudian dibungkus menggunakan kelobot atau daun mempunyai 5 buah sisi (3 buah persegi panjang dan 2
pembungkus tongkol jagung yang manis. Untuk klebet buah segitiga yang kongruen). Mempunyai 6 titik sudut
jagung dari Lamongan rasanya lebih manis dibanding dan 9 buah rusuk.
daerah sekitarnya. Klebet atau biasa diistilahkan dengan Bongko ialah jajanan yang berbahan dasar
lepet memiliki filosofi dalam bahasa Jawa, yaitu silep santan, gula, merah, dan tepung beras yang kemudian
kang rapet yang artinya tertutup rapat. dibungkus dengan daun pisang dan dikukus sampai
matang. Perbedaan bongko Lamogan dengan daerah yang
lain yaitu santannya yang langsung dicampur dalam
adonan sehingga membuat rasanya lebih gurih dan manis.
Rasa manis dari kue Bongko ini melambangkan
pengalaman yang manis saat berkumpul dengan keluarga
atau masyarakat sekitar.

1535
JPGSD.Volume 09 Nomor 01 Tahun 2021, 1530-1541

yang terbuang percuma. Lamanya pembuatan wingko juga


menjadi salah satu alasan mengapa jajanan ini hanya
dibuat pada saat acara lamaran. Pada jajnan Wingko ini
terkandung harapan agar ehidupa baru bagi pasangan yang
akan menikah selalu memiliki manfaat bagi kehidupan.
Ukuran Wingko Babat bermacam jenisnya, mulai dari
kecil hingga besar dengan diameter sekitar 20-25 cm dan
ketebalan kurang lebih 3-4 cm. diperlukan kesabaran dan
api kecil untuk memanggang wingko agar matang
sempurna.
Selain itu, Wingko juga menjadi ikon kota Babat,
salah satu daerah yang ada di Lamongan. Karena wingko
Gambar 4. Bongko/Katul merupakan jajanan khas kota Babat, itulah sebabnya
dinamakan Wingko Babat.
5) Lingkaran
Pada penelitian ini, unsur lingkran dapat
ditemukan pada permukaan jajanan Kucur dan Wingko
Babat. Pada kue Kucur, unsur lingkaran yang dapat dilihat
seperti; mempunyai simetri lipat yang jumlahnya tidak
terbatas. Tidak mempunyai sudut. Mempunyai simetri
putar yang jumlahnya tidak terbatas. Hanya memiliki 1
sisi. Jarak titik pusat ke titik manapun pada lingkaran
selalu sama. Kucur merupakan jajanan tradisonal yang
biasa dijumpai pada acara pernikahan. Jajanan yang
terbuat dari tepung beras, gula merah, dan santan dengan
bentuk seperti bunga lotus ini dipercaya sebagai kue
perlambangan cinta. Sebagian masyarakat meyakini
bahwa bentuk kucur yang mirip dengan bunga Gambar 6. Wingko Babat
melambangkan cinta dari pasangan yang diharapkan agar
selau tumbuh mekar dalam kehidupan berumah tangga. 6) Kerucut
Adanya jajanan kucur di acara pernikahan merupakan Pada penelitian ini, unsur geometri kerucut dapat
bentuk sebuah harapan agar pengantin selalu bahagia ditemukan pada jajanan Jumbrek. Jumbrek memiliki 4
dalam kondisi apapun dan bagaimanapun. sisi, bidang alas berbentuk lingkaran, dan satu sisi
berbentuk bidang lengkung. Memipunyai satu rusuk, tidak
mempunyai sudut, akan tetapi mempunyai satu titik
puncak.
Jumbrek merupakan salah satu jajanan khas
daerah Paciran Lamongan yang memiliki citarasa unik
dan tekstur yang lembut. Jumbrek berbahan dasar santan
yang dicampur dengan tepung beras dan gula aren.
Gambar 5. Kucur Jajanan ini kemudian dibungkus menggunakan daun
siwalan, dibentuk mirip kerucut dan kemudian dikukus
Selain itu, dapat ditemukan juga unsur lingkaran hingga matang. Diberi nama jumbrek dikarenakan
pada jajanan Wingko Babat jika dilihat dari bentuknya yang hamper mirip dengan teropong atau
permukaannya. Namun, apabila dilihat dari samping atau kerucut.
secar keseluruhan maka dapat ditemukan unsur tabung di Sejarah dari jajanan ini adalah pada abad ke-15
dalamnya. Wingko merupakan jajnan tradisional yang sampai 16, para wali menjadikan pulau Jawa sebagai
terbuat dari parutan kelapa yang dipanggang. Wingko sasaran dakwah. Konon katanya jumbrek ini mejadi
memiliki makna tersendiri di dalamnya, bahan utama makanan kesukaan para wali. Sejarah ini seperti halnya
wingko yakni kelapa, memiliki makna kehidupan. kelapa dengan masuknya jajnan tradisional dari Lamongan yang
merupakan simbol kehidupan dikarenakan seluruh melalui jalur perdagangan di pantai utara. Jumbrek biasa
bagiannya isa dimanfaatkan mulai dari, serabut, daging, air dijumpai pada acara “sedekah bumi”. Tidak hanya
kelapa, hingga batok kelapanya. Tidak ada bagian kelapa rasanya yang unik dan legit, jumbrek juga memiliki

1536
Geometri Jajanan Tradisional Lamongan

makna filosofis di dalamnya. Diungkapakan bahwa Pada penelitian ini, unsur jajargenjang dapat
jumbrek merupakan simbol dari kesuburan. Dalam tradisi ditemukan pada jajan Getas. Jajar genjang merupakan
Jawa jumbrek adalah simbol atau lambang untuk laki-laki, segiempat yang mempunyai sisi yang sejajar sebnayak 2
sedangakan jadah atau ketan merupakan simbol unruk pasang. Getas memiliki 4 sisi, terdapat sisi yang sejajar
perempuan. Berdasarkan hal yang demikian, jajanan sebanyak 2 pasang. mempunyai 4 titik sudut.
tradisonal tersebut melambangkan kesuburan, yang Getas merupakan jajanan yang dibuat dari
merupakan tonggak dari peradaban manusia. parutan singkong yang kemudian digoreng dan diselimuti
dengan gula halus. Tekstur dari jajanan ini adalah renyah
diluar karena gula pasir cair yang dikeringkan dan lembut
kenyal gurih di dalam. Jajanan ini sudah sangat jarang
ditemukan di pasaran. Rasanya yang begitu manis
melambangkan pengalaman yang manis saat berkumpul
dengan orang-orang terdekat.

Gambar 7. Jumbrek

7) Persegi
Pada penelitian ini, unsur persegi dapat
ditemukan pada jajanan Lemet. Persegi merupakan
persegi panjang yang mempunyai empat sisi yang sama Gambar 9. Getas
panjang. Lemet memiliki 4 sisi yang sama panjang.
Terdapat 4 buah sudut siku-siku di dalamnya. 9) Segitiga Samasisi
Lemet ialah jajanan yang kulitnya terbuat dari Pada penelitian ini, unsur segitiga samasisi dapat
tepung kertan dengan isian kelapa muda yang diparut dan ditemukan pada jajan Pences. Segitiga samasisi adalah
dicampur dengan cairan gula Jawa atau gula aren yang segitiga yang memiliki tiga sisi yang sama panjang.
biasa disebut dengan nten-nten, kemudian dibungkus Pences jika dilihat dari bentuknya memiliki tiga sisi yang
menggunakan daun pisang. Umumnya lemet berwarna sama panjang.
hijau dan beraroma pandan. Jajanan ini menjadi ciri khas Jajanan pences merupakan jajanan yang terbuat
pada acara deblokan atau lamaran. Dahulu lemet selalu dari singkong, gula Jawa, dan tepung beras yang
ada dalam acara lamaran, dengan maksud agar pasangan kemudian dibungkus menggunakan daun pisang, setelah
yang akan menikah menjadi lengket terus seperti tekstrur itu dikukus. Tektsurnya yang lengket dan kenyal
jajan lemet. melambangkan persaudaraan, melambangkan budaya
Lemet memiliki dua warna yang berbeda antara Indonesia yang mempunyai kedekatan atau keterikatan
kulit dan isiannya. Melambangkan bahwa segala sesuatu satu sama lain.
yang ada di kehidupan ini dicipatakan secara berpasangan.
Ada perempuan ada laki-laki, ada suka ada duka, dan
sebagainya yang berarti bahwa dua hal yang berbeda dapat
disatukan sdalam sebuah rasa yang legit dan nikmat.

Gambar 10. Pences

10) Kubus
Gambar 8. Lemet Pada penelitian ini unsur geometri kubus dapat
ditemukan pada kue Jongkong. Kubus adalah bangun
8) Jajargenjang ruang yang dibatasi oleh sisi yang bentuknya persegi
dengan ukuran yang sama sebanyak 6 buah. Jongkong

1537
JPGSD.Volume 09 Nomor 01 Tahun 2021, 1530-1541

mempunyai 6 sisi persegi yang sama panjang, mempunyai Menurut Luli, guru MI Muhammadiyah 02
12 rusuk dan 8 buah titik sudut. Patihan Babat, berpendapat bahwa hasil eksplorasi pada
Jongkong merupakan jajanan yang terbuat dari jajanan tradisional di Lamongan sudah menunjukkkan
singkong dengan proses pembuatan yang dimasak bahwa dalam jajanan tersebut memuat unsur geometri di
menggunakan arang. Warna hitam yang ada pada kue SD. Sebelumnya di MI sendiri sudah menerapkan
jongkong berasal dari merang yang dibakar kemudian etnomatematika menggunakan budaya lokal, seperti topi
dihaluskan. yang berbentuk kerucut. Hasil eksplorasi ini dapat
digunakan untuk sumber belajar baru dalam pembelajaran
matematika. Dimulai dengan menunjukkan gambar
terlebih dahulu kepada peserta didik, kemudian
menunjukkan bentuk asli dari jajanan tersebut, langkah
terakhir adalah membuat jajanan berbentuk geometri.
Hasil dari penelitian ini nantinya dapat diterapkan
Gambar 11. Jongkong pada seluruh kelas sesuai dengan Kompetensi Dasar
matematika di SD pada permendikbud No. 37 tahun 2018.
11) Bola Tabel 1. Analisis KD Matematika SD Kurikulum 2013
Pada penelitian ini, unsur geometri bola dapat (revisi) sesuai dengan Konsep Geometri dalam Jajanan
ditemukan pada jajanan Onde-onde. Bola merupakan suatu Tradisional Lamongan
bangun ruang yang disusun dari banyak lingkaran Kelas Kompetensi Dasar Unsur
sehingga memiliki volume dan diameter tetapi tidak Geometri
memiliki sudut. Onde-onde tidak memiliki sudut dan tidak pada Jajanan
memiliki bidang datar, serta han ya memiliki satu sisi. 1 3.6 Mengenal bangun - Persegi
Onde-onde merupakan kue yang sudah ada seja ruang dan bangun datar yang
zaman Majapahit. Kue ini pertama kali ada di Indonesia dengan menggunakan terdapat
karena diperkenalkan oleh pedagang Tiongkok. kue ini berbagai benda konkret pada kue
muncul sekitar tahun 1045-256 SM.onde-onde terbuat dari 3.7 Mengidentifikasi Lemet
tepung terigu yang berselimut wijen dengan isian kacang bangun datar yang dapat -Kubus yang
hijau di dalamnya. Jajanan ini berbentuk bundar seperti disusun membentuk pola terdapat
bola. Rasanya yang manis mengajarkan manusia agar pengubinan pada kue
selalu memberikan kebahagiaan kepada sesama. 4.6 Mengelompokkan Jongkong
bangun ruang dan bangun - Balok yang
datar berdasarkan sifat terdapat
tertentu dengan pada kue
menggunakan berbagai Klebet
benda konkret Jagung
4.7 Menyusun bangun-
bangun datar untuk
membentuk pola
Gambar 12. Onde-onde pengubinan
2 3.8 Menjelaskan ruas garis - Persegi
Eksplorasi pada jajanan tradisional di Lamongan dengan menggunakan yang
digunakan untuk menemukan unsur sejarah dan filosofi model konkret bangun terdapat
dalam jajanan tersebut serta untuk menggali unsur datar dan bangun ruang pada kue
geometri matematika yang ada pada jajanan tersebut. Hasil 3.9 Menjelaskan bangun Lemet
eksplorasi tersebut nantinya dapat dijadikan sebagai datar dan bangun ruang -Kubus yang
sumber belajar matematika. Sesuai konsep yang telah berdasarkan ciri-cirinya terdapat
disampaikan oleh guru MI Muhammadiyah 02 Patihan 3.10 Menjelaskan pola pada kue
Babat Lamongan, bahwa matematika dapat dikaitkan barisan bangun datar dan Jongkong
dengan budaya yang ada di lingkungan peserta didik untuk bangun ruang - Balok yang
memudahkan peserta didik dalam memahami konsep menggunakan gambar atau terdapat
geometri juga mengenalkan peserta didik kepada budaya benda konkret pada kue
daerahnya. 4.8 Mengidentifikasi ruas Klebet

1538
Geometri Jajanan Tradisional Lamongan

garis dengan menggunakan Jagung pangkat dua Pences


model - Segitiga 4.8 Mengidentifikasi - Jajar
konkret bangun datar dan yang segibanyak beraturan dan genjang
bangun ruang terdapat segibanyak tidak beraturan yang
4.9 Mengklasifikasi bangun pada kue 4.9 Menyelesaikan masalah terdapat
datar dan bangun ruang Pences berkaitan dengan keliling pada kue
berdasarkan ciri-cirinya dan luas persegi, Getas
4.10 Memprediksi pola persegipanjang, dan - Belah
barisan bangun datar dan segitiga termasuk Ketupat
bangun ruang melibatkan pangkat dua yang
menggunakan gambar atau dengan akar pangkat dua terdapan
benda konkret pada kue
3 3.9 Menjelaskan simetri - Persegi Ketan Salak
lipat dan simetri putar pada yang 5 3.5 Menjelaskan, dan - Kubus
bangun datar menggunakan terdapat menentukan volume yang
benda konkret pada kue bangun ruang dengan terdapat
3.10 Menjelaskan dan Lemet menggunakan satuan pada kue
menentukan keliling -Kubus yang volume (seperti kubus Jongkong
bangun datar terdapat satuan) serta hubungan - Balok yang
3.12 Menganalisis berbagai pada kue pangkat tiga dengan akar terdapat
bangun datar berdasarkan Jongkong pangkat tiga pada kue
sifat-sifat yang dimiliki - Balok yang 3.6 Menjelaskan dan Klebet
4.9 Mengidentifikasi terdapat menemukan jaring-jaring Jagung.
simetri lipat dan simetri pada kue bangun ruang sederhana
putar pada bangun datar Klebet (kubus dan balok)
menggunakan benda Jagung 4.5 Menyelesaikan masalah
konkret - Segitiga yang berkaitan dengan
4.10 Menyajikan dan yang volume bangun ruang
menyelesaikan masalah terdapat dengan menggunakan
yang berkaitan dengan pada kue satuan volume (seperti
keliling bangun datar Pences kubus satuan) melibatkan
4.12 Mengelompokkan - Jajar pangkat tiga dan akar
berbagai bangun datar genjang pangkat tiga
berdasarkan sifat-sifat yang yang 4.6 Membuat jaring-jaring
dimiliki terdapat bangun ruang sederhana
pada kue (kubus dan balok)
Getas 6 3.4 Menjelaskan titik pusat, - Lingkaran
- Belah jari-jari, diameter, busur, yang
Ketupat tali busur, tembereng, dan terdapat
yang juring pada kue
terdapan 3.5 Menjelaskan taksiran Cucur dan
pada kue keliling dan luas lingkaran Wingko
Ketan Salak 3.6 Membandingkan Babat
4 3.8 Menganalisis sifat-sifat - Persegi prisma, tabung, limas, - Kerucut
segibanyak beraturan dan yang kerucut, dan bola. yang
segibanyak tidak beraturan. terdapat 3.7 Menjelaskan bangun terdapat
3.9 Menjelaskan dan pada kue ruang yang merupakan pada kue
menentukan keliling Lemet gabungan dari beberapa Jumbrek
dan luas persegi, - Segitiga bangun ruang, serta luas - Prisma
persegipanjang, dan yang permukaan dan volumenya segitiga yang
segitiga serta hubungan terdapat 4. 4 Mengidentifikasi titik terdapat
pangkat dua dengan akar pada kue pusat, jari-jari, diameter, pada kue

1539
JPGSD.Volume 09 Nomor 01 Tahun 2021, 1530-1541

busur, tali busur, Bongko/Kat Saran


tembereng, dan juring ul Beberapa saran peneliti untuk berbagai pihak
4.5 Menaksir keliling dan - Tabung sebagai berikut: bagi penelelitian berikutnya diharapkan
luas lingkaran serta yang adanya pengembangan pembelajaran matematika yang
menggunakannya untuk terdapat lain, sehingga nantinya penelitian ini bisa digunakan
menyelesaikan masalah. pada kue sebagai referensi untuk mengembangkan sumber belajar
4.6 Mengidentifikasi Lemper matematika agar lebih menarik. Karena penelitian ini
prisma, tabung, limas, - Bola yang hanya difokuskan pada temuan konsep geometri saja.
kerucut, dan bola terdapat Bagi instansi pendidikan maupun guru, hasil penelitian ini
4.7 Mengidentifikasi pada kue dihrapkan nantinya bisa dijadikan sebagai gagasan dalam
bangun ruang yang Onde-onde pengembangan pembelajaran matematika melalui budaya
merupakan gabungan dari lokal yang ada di daerah setempat. Bagi peneliti
beberapa bangun ruang, berikutnya diharapkan mampu mengembangkan
serta luas permukaan dan pembahasan pada penelitian ini agar memiliki kajian yang
volumenya. lebih luas dan bervariasi.

PENUTUP DAFTAR PUSTAKA


Simpulan
Abdullah, A. S. (2017). Ethnomathematics in perspective
Berdasarkan hasil eksplorasi terhadap jajnan tradisional of sundanese. Journal on Mathematics Education,
Lamongan yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat 8(1), 1–16. https://doi.org/doi.org/10.22342/
diperoleh kesimpulan bahwa terdapat konsep geometri jme.8.1.3877.1-16.
pada jajanan tradisional di Lamongan. Konsep-konsep Afriyanty, M., & Izzati, N. (2019). Eksplorasi
geometri yang terdapat pada jajanan tersebut meliputi : 1) etnomatematika pada corak alat musik kesenian
bangun datar (segitiga, persegi, jajargenjang, belah marawis sebagai sumber belajar matematika.
ketupat, dan lingkaran). 2) bangun ruang (balok, kerucut, Jurnal Gantang, 4 No.1.
prisma segitiga, kubus, bola, dan tabung). Menurut Luli, Budiarto, Mega Teguh; Junaidi, Lalu Alwan; dan
guru MI Muhammadiyah 02 Patihan Babat, berpendapat Hartono, Sugi. (2015). Ethnomathematics Sasak:
bahwa hasil eksplorasi pada jajanan tradisional di Geometry Concepts In Community Life
Lamongan sudah menunjukkkan bahwa dalam jajanan Banyumulek West Lombok. Paper of ICME in
tersebut memuat unsur geometri di SD. Sebelumnya di Semarang of State University at 2015,
MI sendiri sudah menerapkan etnomatematika September 5.
menggunakan budaya lokal, seperti menggunakan topi Bungin, B. (2007). Penelitian Kualitatif (kedua). jakarta:
yang berbentuk kerucut sebagai sumber belajar geometri. prenada media group.
Hasil eksplorasi ini dapat digunakan untuk sumber belajar Desmawati, R. (2018). Eksplorasi Etnomatematika pada
baru dalam pembelajaran matematika. Dimulai dengan Gerak Tari Tradisional Sigeh Pengunten
menunjukkan gambar terlebih dahulu kepada peserta Lampung. Skripsi. Pendidikan Matematika
didik, kemudian menunjukkan bentuk asli dari jajanan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
tersebut, langkah terakhir adalah membuat jajanan Islam Negeri Raden Intan, Lampung
berbentuk geometri. Huda, Nuk Tohul. (2018). Etnomatematika Pada Bentuk
Hasil eksplorasi mengenai konsep geometri yang Jajanan Pasar di Daerah Istimewa Yogyakarta.
terdapat pada jajanan tersebut dapat dijadikan sebagai Jurnal Nasional Pendidikan Matematika Vol II
No. II , Pendidikan Matematika Sleman
alternatif sumber belajar matematika di Sekolah Dasar.
Yogyakarta.
Nantinya peserta didik tidak hanya dapat belajar tentang
konsep geometri sesuai kompetensi dasar yang telah Maemali, Priska. (2020). Etnomatematika pada Budaya
ditentukan, akan tetapi peserta didik juga dapat diajak Masyarakat Nagekeo. Jurnal Penelitian &
Pengkajian Ilmiah Mahasiswa (JPPIM) Volume:
belajar tentang sejarah, budaya, serta nilai yang
1, Number: 1, Hal. 48-58.
terkandung dalam jajanan tradisional tersebut. Hasil
eksplorasi pada penelitian ini juga dapat diaplikasikan Moleong, L. (2017). Metodelogi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Remaja Rosdakraya Offset.
pada seluruh jenjang kelas, karena temuan konsep
geometri yang didapat hampir mencakup seluruh Pathuddin, H., & Raehana, S. (2019). Etnomatematika:
kompetensi dasar untuk pembelajaran matematika di Makanan tradisional bugis sebagai sumber
Sekolah Dasar. belajar. MaPan: Jurnal Matematika dan
Pembelajaran, 7(2), 307-327.

1540
Geometri Jajanan Tradisional Lamongan

Rosa, Milton dan Orey, Daniel Clark. (2011).


Ethnomathemarics: The Cultural Aspect of
Mathematics. Revista Latinoamericana de
Etnomatematica. 4 (2), 32-54.
Sekaran, U. (2006). Metode Penelitiaan Bisnis. jakarta:
Salemba Empat.
Suharjana, Agus. (2008). Pengenalan Bangun Ruang Dan
Sifat-sifatnya di SD. Yogyakarta: PPPPTK
MATEMATIKA.
Toptas, Veli (2010). An Analysis of the Turkish New
Elementary Mathematics Curriculum and
Textbooks in terms of the Presentation of
Geometric Concepts.
Ulum, Bakhrul. (2018). Etnomatematika Pasuruan :
Eksplorasi Geometri untuk Sekolah Dasar pada
Motif Batik Pasedahan Suropati. Jurnal Review
Pendidikan Dasar : Jurnal Kajian Pendidikan
dan Hasil Penelitian, Vol. 4 No. 2.

1541

Anda mungkin juga menyukai