Anda di halaman 1dari 12

JPPMS, Vol. 5, No.

2, 2021
Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika dan Sains
http://journal.unesa.ac.id/index.php/jppms/

Eksplorasi Etnomatematika Arsitektur Kuno Di Kediri

Oleh:
Aldi Dwi Karunia1, Rini Setianingsih2
1,2
Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Surabaya
1
aldikarunia16030174067@mhs.unesa.ac.id
2
rinisetianingsih@unesa.ac.id

Abstrak — Salah satu warisan budaya kerajaan di Indonesia adalah bangunan atau arsitektur kuno. Salah
satu daerah yang terkenal dengan kerajaan yaitu Kediri. Budaya di Kediri meliputi candi, situs dan
lainnya. Untuk meneliti budaya dilakukan pendekatan etnografi untuk mendapatkan pengetahuan baru,
termasuk matematika. Penelitian budaya dan matematika menggunakan etnomatematika. Penelitian ini
bertujuan untuk menemukan dan mendeskripsikan konsep matematika yang terdapat di arsitektur kuno
Kediri yaitu Candi Surowono, Candi Tegowangi, Situs Semen, Situs Tondowongso, dan Situs Tunglur.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan cara
observasi, dokumentasi dan dibantu dengan kajian literatur yang telah ada. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponen, dan analisis tema budaya. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat konsep matematika yang berada di arsitektur kuno di Kediri,
seperti titik, garis lurus, garis lengkung, sejajar, simetri, sudut, bangun datar seperti persegipanjang,
persegi, lingkaran, segitiga, jajargenjang, bangun ruang seperti kubus, balok, prisma, pola bilangan
berulang, kesebangunan, dan refleksi (pencerminan).
Kata kunci: budaya, arsitektur kuno, etnomatematika.

Abstract — One of the Kingdom's cultural heritages in Indonesia is ancient buildings or architecture. One
area that is famous for its kingdom is Kediri. Culture in Kediri includes temples, ancient sites and many
more. To examine culture, an ethnographic approach is used to gain new knowledge, including
mathematics. Cultural and mathematical research can be determined by using ethnomatematics. The goals
of this study are to find and describe mathematical concepts found in the ancient architecture of Kediri, i.e.
Surowono Temple, Tegowangi Temple, Semen Site, Tondowongso Site, and Tunglur Site. This research
included in qualitative research. Data collection is done by observation, documentation and assisted with a
review of existing literature. Data analysis techniques that used in this study are domain analysis,
taxonomic analysis, component analysis, and cultural theme analysis. The results showed that there are
mathematical concepts in ancient architecture in Kediri, such as points, straight lines, curved lines,
parallel, symmetry, angles, plane figure such as rectangles, squares, circles, triangles, paralellograms,
solid figure such as cubes, cuboids, prism, repeated of patterned numbers, similarities, reflection.
Keywords: culture, ancient architecture, ethnomathemathic.

Pendahuluan kebudayaannya masing-masing. Kebudayaan


Indonesia terkenal dengan negara kepulauan daerah setempat dilestarikan oleh masyarakat
yang beragam suku, bahasa, dan agama. Di setiap setempat yang merupakan tradisi yang sudah ada
daerah Indonesia memiliki ciri khas dan dari zaman nenek moyang mereka. Mayoritas
kebudayaan masing-masing. Taylor dalam penduduk Indonesia pada zaman dahulu memeluk
Kistanto (2015) mendefinisikan kebudayaan agama Hindu dan Budha.
adalah satuan kompleks yang meliputi ilmu Dari segi agama dan kepercayaan, Pulau Jawa
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, akhlak, merupakan tempat pertemuan berbagai agama dan
hukum, adat, dan banyak kemampuan- budaya. Budaya India datang pertama kali dengan
kemampuan dan kebiasaan-kebiasaan lain yang agama Hindu-Syiwa dan Budha, kemudian
diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. menyatu dengan tradisi serta budaya masyarakat
Indonesia diakui realitas sosial sebagai bangsa Jawa (Eni dan Tsabit, 2017). Agama Hindu dan
yang terdiri dari berbagai suku dengan Budha disebarkan dengan cara mengaitkan
Aldi Dwi K., Rini S., JPPMS, 2021, Vol. 5, No. 2, halaman 71

kosmologi Hindu dengan susunan politik yang manusia. Setiap aktivitas yang dilakukan oleh
ada di Pulau Jawa. Agama Hindu dan Budha manusia dalam kehidupan sehari-hari pasti
merupakan agama yang besar pada zaman dahulu, berhubungan dengan matematika. Oleh karena itu,
dapat dilihat dengan adanya arsitektur kuno yang matematika dalam dunia pendidikan sudah
dapat ditemukan di setiap daerah yang ada di diajarkan dari jenjang yang paling dasar, hingga
pulau jawa, seperti candi, situs, dan lainnya. tingkat universitas. Banyak sekali model
Salah satu daerah yang terkenal dengan pembelajaran yang digunakan di dalam dunia
kerajaan besar di Indonesia adalah Kediri. Kediri pendidikan untuk menarik perhatian siswa atau
merupakan pusat kota dari Kerajaan untuk mempermudah siswa dalam memahami
Panjalu/Kediri. Kediri sebelumnya merupakan pelajaran yang diberikan. Selain dari siswa,
daerah kekuasaan dari Airlangga, yang pendekatan pembelajaran yang digunakan juga
merupakan ayah dari Sri Samarawijaya, yang membantu tenaga pengajar untuk menyampaikan
merupakan pewaris dari wilayah kerajaan barat pelajaran yang akan disampaikan. Salah satu
bernama Panjalu, dan berpusat di kota baru yaitu pendekatan pembelajaran yaitu pendekatan
Daha. Bukti atau jejak peninggalan Kerajaan kontekstual.
Kediri yang sekarang dapat diketahui yang berada Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan
di Kediri, seperti Situs Semen, Situs Tunglur, dan yang mengaitkan materi pembelajaran dengan
Situs Tondowongso. Selain Kerajaan Kediri, konteks dunia nyata yang dihadapi siswa sehari-
terdapat juga arsitektur kuno yang berada di hari baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat,
daerah Kediri, yaitu Candi Surowono dan Candi alam sekitar dan dunia kerja, sehingga siswa
Tegowangi, yang merupakan peninggalan dari mampu membuat hubungan antara pengetahuan
Kerajaan Majapahit, salah satu kerajaan terbesar yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
di Indonesia saat itu. Ini menandakan, bahwa kehidupan sehari-hari (Jumadi, 2003). Pendekatan
Kerajaan Majapahit pernah menguasai daerah ini menggunakan konteks yang ada di kehidupan
Kediri. sehari-hari untuk membantu dalam pembelajaran.
Untuk mengetahui budaya lebih mendalam, Biasanya, konteks yang digunakan ini berkaitan
dilakukan penelitian kebudayaan. Penelitian dengan lingkungan siswa, baik itu kebiasaan atau
kebudayaan berupaya untuk menangkap realitas kebudayaan yang dekat dengan siswa. Dekat
budaya, yang bertujuan untuk mengungkap makna dengan siswa yang dimaksud adalah siswa sering
yang tersimpan dalam budaya, sehingga dapat menjumpai atau melakukan kegiatan tersebut
diketahui dan dimengerti oleh siapa saja. sehingga siswa lebih tertarik dalam pembelajaran
Pendekatan yang dilakukan untuk meneliti suatu matematika, siswa lebih mengetahui konsep-
kebudayaan adalah pendekatan etnografi. konsep matematika yang bisa diterapkan di
Menurut Endraswara (2012), pendekatan kehidupan. Banyak sekali siswa atau manusia
etnografi adalah penelitian untuk mendeskripsikan tidak mengetahui bagaimana konsep matematika
kebudayaan sebagaimana adanya, yang berupaya yang diajarkan di sekolah bisa bermanfaat untuk
mempelajari peristiwa kultural, yang menyajikan kehidupan sehari-hari.
pandangan hidup subyek sebagai objek studi. Untuk mengetahui hal tersebut, dapat
Etnografi bertujuan untuk menjelaskan budaya, menggunakan ilmu yang berkaitan dengan
baik dari aspek spiritual maupun aspek material. matematika dan budaya, yang disebut dengan
Aspek-aspek tersebut dapat diteliti lebih jauh etnomatematika Etnomatematika diperkenalkan
untuk mendapatkan pengetahuan lain, yang oleh D'Ambrosio, seorang matematikawan Brazil
bermanfaat bagi siapa saja, salah satunya dalam pada tahun 1977. Definisi etnomatematika
matematika. Dengan mendapatkan pengetahuan menurut D'Ambrosio adalah,
bahwa matematika terdapat di dalam budaya, “The prefix ethno is today accepted as a very
dapat memperjelas matematika terkandung di broad term that refers to the socialcultural
dalam semua konteks yang ada di dunia, dan context and therefore includes language,
menambah wawasan siapa saja tentang jargon, and codes of behavior, myths, and
kandungan matematika yang ada di budaya symbols. The derivation of mathematics is
tersebut. difficult, but tends to mean to explain, to
Matematika merupakan salah satu ilmu yang know, to understand, and to do activities such
penting dalam kehidupan. Matematika dikenal as ciphering, measuring, classifying,
sebagai induk dari segala ilmu, karena setiap ilmu inferring, and modeling. The suffix tics is
yang ada di dunia pasti berkaitan dengan derived from techné, and has the same root as
matematika. Selain sebagai induk dari segala technique.” (Rosa dan Orey 2011).
ilmu, matematika juga sebagai ilmu kehidupan, Pernyataan di atas menjelaskan bahwa konteks
yaitu matematika selalu ada dalam kehidupan yang ada di dalam budaya, dapat diterjemahkan
Aldi Dwi K., Rini S., JPPMS, 2021, Vol. 5, No. 2, halaman 72

dalam matematika, seperti menjelaskan, Mahameru di India yang melambangkan alam


mengetahui, memahami, dan melakukan kegiatan semesta. Dari beberapa definisi tersebut, dapat
seperti menulis sandi, mengukur, disimpulkan bahwa candi memiliki dua fungsi
mengklasifikasikan, menyimpulkan, dan membuat utama, yaitu sebagai tempat pemakaman untuk
model. Menurut Zulfikli dan Dandiri (2011), menghormati para raja dan orang-orang terkenal
etnomatematika dapat diartikan sebagai yang telah wafat, yang di mana benda-benda atau
matematika yang dipraktikkan oleh kelompok barang dari raja tersebut yang dimakamkan dan
budaya, seperti masyarakat perkotaan dan dibuatkan patung dari raja tersebut. Lalu, candi
pedesaan, kelompok buruh, anak-anak dari sebagai tempat pemujaan para Dewa atau yang
kelompok usia tertentu, masyarakat adat, dan disebut candi sebagai kuil.
lainnya.Etnomatematika dapat menjadi jembatan Tubuh candi terdiri dari beberapa bagian, yaitu
penghubung antara budaya dan matematika. kaki candi, badan candi, dan atap candi. Kaki
Etnomatematika merupakan seni atau teknik candi biasanya berbentuk bujur sangkar, biasanya
menjelaskan, mengetahui dan memahami konteks agak tinggi dan terdapat anak tangga yang menuju
budaya beragam (Davidson dalam Supriadi, dkk, hingga bilik candi. Badan candi terdiri dari bilik
2016). yang terdapat arca perwujudannya. Arca ini tepat
Kebudayaan semakin lama mengalami berada di tengah bilik dan menghadap ke pintu
perubahan atau muncul kebudayaan baru. candi. Dinding-dinding bilik candi sisi luar
Perubahan tersebut dipengaruhi oleh biasanya diberi relung berupa relief atau arca
berkembangnya zaman dan teknologi. Masyarakat Dewa. Atap candi biasanya semakin ke atas
sekarang menyebut sesuatu pada masa lampau semakin kecil. Pada umumnya, atap candi terdiri
dengan sebutan kuno. Kuno memiliki arti yang dari tiga tingkatan. Pada tubuh atap candi
serupa dengan beberapa kata. Menurut Sugono, biasanya dibiarkan polos, tetapi beberapa candi
dkk (2014), beberapa kata yang serupa dengan besar memiliki relief pada atap candi mereka.
kuno adalah usang dan kedaluwarsa. Kuno Selain candi, peninggalan kerajaan-kerajaan
memiliki arti sudah tidak digunakan pada zaman terdahulu, bisa disebut dengan Situs. Situs adalah
sekarang (benda, bangunan, adat, dan daerah temuan benda-benda purbakala. Penamaan
sebagainya). situs biasanya menggunakan nama daerah
Setiap bangunan memiliki seni dan ilmu dalam penemuannya. Arsitektur kuno di Kediri antara
setiap perancangan. Hal tesebut disebut dengan lain:
arsitektur. Arsitektur kuno adalah arsitektur
berbasis kebutuhan lokal/setempat, bahan/material 1. Candi Surowono
konstruksi, dan refleksi tradisi lokal/setempat. 2. Candi Tegowangi
Arsitektur kuno cenderung berkenaan dengan 3. Situs Semen
waktu yang sudah lampau pada lingkungan, 4. Situs Tunglur
5. Situs Tondowongso
budaya, teknologi, dan sejarah yang ada, dipakai
sebagai cikal bakal untuk perencanaan arsitektur Metode
masa kini (Eni dan Tsabit, 2017). Arsitektur kuno Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif
yang dapat diketahui sekarang salah satunya yaitu deskriptif dengan menggunakan pendekatan
candi. Candi yang dikenal adalah bangunan yang etnografi. Penelitian kualitatif digunakan pada
terbuat dari susunan batu-batu besar yang keadaan di mana peneliti merupakan instrumen
ditumpuk rapi sehingga menghasilkan suatu pengumpulan data yang akan mengumpulkan
bangunan yang kokoh. informasi dan gambar yang kemudian
Menurut Ardhana, dkk (2016), candi menganalisanya secara induktif, dengan berfokus
merupakan bangunan kuno yang digunakan pada arti para peserta, dan mendeskripsikan
sebagai kegiatan spiritual, seperti tempat ibadah proses dalam bahasa yang ekspresif dan persuasif
dan “kuburan” bagi raja yang meninggal pada saat (Manab, 2015). Pendekatan etnografi menurut
itu. Pulau jawa merupakan salah satu daerah Spradley (2006) yaitu usaha dalam meneliti setiap
dengan perkembangan Agama Hindu dan Budha makna-makna tindakan atau kejadian yang
yang pesat. Harianti, dkk (2007) mengatakan merupakan kebudayaan pada kelompok
bahwa kata “candi” berasal dari salah satu nama masyarakat.
untuk Durga sebagai “Dewi Maut.” Candi adalah Instrumen utama pada penelitian ini adalah
bangunan yang dibuat untuk memuliakan orang peneliti sendiri dan instrumen pendukung
yang telah wafat, khususnya raja dan orang-orang penelitian ini adalah lembar pengamatan,
terkemuka. Menurut Hardiarti (2017), candi dokumentasi dan kajian literatur. Lembar
adalah bangunan suci tempat pemujaan Dewa, pengamatan digunakan sebagai patokan peneliti
dan dianggap merupakan replika Gunung saat penelitian di lapangan agar tidak ada yang
Aldi Dwi K., Rini S., JPPMS, 2021, Vol. 5, No. 2, halaman 73

terlewati. Pengamatan yang dilakukan peneliti


berupa empat kegiatan, yaitu (1) mengamati
bentuk batuan yang digunakan, (2) mengamati
teknik penyusunan atau struktur bangunan, (3)
mengamati ornamen atau relief pada bangunan,
dan (4) mengamati konsep-konsep matematika
yang terdapat pada bangunan. Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis domain, analisis taksonomi, analisis
Gambar 1. Candi Surowono tampak samping
komponen, dan analisis tema budaya. Analisis
domain pada penelitian ini dilakukan dengan Candi Surowono diperkirakan dibangun pada
menganalisis semua struktur ornamen, atau tahun 1390. Candi Surowono dibuat sebagai
bentuk dari arsitektur kuno di Kediri. Analisis tempat pendharmaan bagi Wijayarajasa, Bhre
taksonomi dilakukan dengan pengelompokan Wengker, yang merupakan paman dari
ornamen atau bentuk dari arsitektur kuno di Rajasanagara, raja Majapahit. Bhre Wengker
Kediri. Analisis komponen dilakukan dengan meninggal pada tahun 1388. Upacara sraddha
menemukan berbagai makna tertentu dalam bagi Bhre Wengker, yang merupakan sebuah
simbol, ornamen, atau bentuk arsitektur kuno di upacara ritual yang dilakukan 12 tahun setelah
Kediri. Analisis tema budaya dilakukan dengan kematiannya, diselenggarakan pada tahun 1400,
menemukan ide atau konsep matematika yang tahun yang kemudian di duga sebagai tahun
terdapat pada arsitektur kuno di Kediri. perkiraan selesainya bangunan Candi Surowono.
Hasil dan Pembahasan Pada Candi Surowono terdapat beberapa relief
1. Candi Surowono yang dikerjakan dengan halus. Pada kaki Candi
Candi Surowono terletak di Desa Canggu, Surowono terdapat relief-relief fabel dan juga
Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Candi tantri, sedangkan pada tubuh Candi Surowono
Surowono ini diperkirakan dibangun pada abad terdapat relief Arjuna Wiwaha karya Mpu Kanwa,
ke-14 untuk memuliakan Bhre Wengker, seorang serta relief Bubuksah, dan relief Sri Tanjung.
raja dari Kerajaan Wengker yang berada di bawah Berdasarkan hasil observasi dan kajian
kekuasaan Kerajaan Majapahit. Candi Surowono literatur, kaki candi berbentuk balok, dengan
merupakan candi Syiwa. Ukuran dari Candi beberapa relief yang mengandung makna
Surowono tidak cukup besar, hanya 8 x 8 m2. Saat berkaitan dengan Candi Surowono, serta di setiap
ini atap candi telah hancur, sisa-sisa bangunan sudut kaki candi terdapat seperti makhluk yang
diletakkan di samping candi. Hanya kaki candi sedang menyangga bagian atas candi. Bagian
setinggi sekitar 3 m yang masih tegak tubuh candi candi berbentuk balok dengan relief
ditempatnya. Untuk naik ke atas Candi Surowono, yang mengandung cerita atau kejadian Dewa-
terdapat anak tangga. Berdasarkan sisi dari anak Dewa. Setiap pojok dari tubuh candi diberikan
tangga, Candi Surowono menghadap ke arah batasan, sehingga cerita yang terkandung di tubuh
Bagian bawah Candi Surowono terlihat utuh candi terpisah di setiap sisi tubuh candi. Untuk
dengan beberapa ornamen dan bentuk masih atap candi dari Candi Surowono masih belum
terlihat jelas. Bagian atas Candi Surowono sudah terlihat jelas, karena masih belum tertata rapi, dan
rusak parah dan belum bisa diperbaiki. Beberapa bagian-bagian dari candi yang belum terpasang
batu candi yang belum bisa dipasang diletakkan rapi berada disekitaran Candi Surowono.
berjajar di samping sisi selatan Candi Surowono.

Gambar 2. Ilustrasi bentuk Candi Surowono

Candi Surowono berbentuk seperti gabungan dari candi, terdapat tiga bangun ruang yang
dari beberapa bangun ruang. Berdasarkan sudut terbentuk.
Aldi Dwi K., Rini S., JPPMS, 2021, Vol. 5, No. 2, halaman 74

Gambar 3. Bentuk-bentuk bangun dari Candi Surowono

Pada tubuh candi, relief-relief tersebut dibatasi konsep-konsep matematika, seperti konsep
oleh persegipanjang yang mengelilingi relief, dan geometri untuk mengetahui bentuk-bentuk
di atas relief terdapat batasan seperti bunga dan di abstrak, antara lain adalah garis lurus, garis
bawah relief terdapat batasan persegi yang lengkung, garis sejajar, simetri, titik, sudut,
terstruktur. Beberapa relief di Candi Surowono persegipanjang, segitiga, lingkaran, jajargenjang,
dapat dijadikan media untuk memperkenalkan dan konsep kesebangunan.

Gambar 4. Konsep geometri pada Candi Surowono

Selain itu, terdapat juga pola-pola pada sisi bilangan berulang atau contoh soal-soal pada
Candi Surowono, sehingga dapat membantu materi pola bilangan berulang.
dalam pemahaman konsep matematika pola

Gambar 5. Konsep pola bilangan pada Candi Surowono

Pada kaki candi, terdapat relief berupa raksasa sama seperti bagian tubuh lainnya, sehingga
atau buto dengan tangan menadah ke atas seperti raksasa tersebut seperti membentuk pencerminan.
sedang mengangkat Candi Surowono. Raksasa Pencerminan yang terjadi pada tubuh raksasa
tersebut tepat berada pada setiap sudut candi, tersebut merupakan salah satu konsep
sehingga tubuh raksasa tersebut terbagi dua pada matematika, yaitu transformasi.
setiap sisi candi. Setengah tubuh raksasa tersebut

Gambar 6. Relief raksasa pada Candi Surowono

2. Candi Tegowangi Matahun meninggal pada tahun 1388 M. Maka


Berdasarkan kajian literatur, Candi Tegowangi diperkirakan candi ini dibuat pada tahun 1400 M
terletak di Desa Tegowangi, Kecamatan dimasa Majapahit karena pendharmaan dilakukan
Plemahan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. 12 tahun setelah raja meninggal dengan upacara
Menurut Kitab Pararaton, candi ini merupakan srada (Mulyadi, L.2018). Lahan dari Candi
tempat Pendharmaan Bhre Matahun. Dalam kitab Tegowangi terhitung cukup luas, terdapat
Negarakertagama dijelaskan, bahwa Bhre beberapa lahan rerumputan dan pohon-pohon
Aldi Dwi K., Rini S., JPPMS, 2021, Vol. 5, No. 2, halaman 75

yang mengitari sekitarnya. Menurut Mulyadi Ali, Selaku anggota BPCB Trowulan, dan
(2018), kawasan Candi Tegowangi berbentuk koordinator wilayah Kediri dan Kota, Candi
Trapesium, dengan Candi Tegowangi berada di Tegowangi yang tersusun sekarang hanyalah kaki
tengah kawasan. candi, dengan ukuran sekitar 11,3 x 11,3 m x 4 m
Candi Tegowangi berbentuk bujursangkar
yang menghadap ke barat. Menurut Bapak Nur

Gambar 7. Candi Tegowangi tampak samping


Berdasarkan ukuran tersebut, candi berbentuk tergambarkan di dalam bentuk persegipanjang,
balok dengan alas yang berbentuk persegi. Pada dengan beberapa hiasan di sekitarnya. Selain itu,
setiap sisi kaki candi, terdapat 3 makhluk dengan terdapat tiang-tiang candi yang menghubungkan
tangan yang menadah ke atas seperti menyangga kaki candi dan badan candi yang berbentuk
Candi Tegowangi. Makhluk tersebut seperti persegi panjang.

1 2

Gambar 8. Tiga makhluk penyangga candi (1) dan tiang candi (2)

Relief pada Candi Tegowangi menceritakan terbentuk, seperti atap rumah (genteng) yang
tentang pensucian Dewi Durga yang merupakan terdapat pada relief. Genteng dan beberapa
wujud jahat menjadi Dewi Uma yang merupakan bangunan yang ada di dalam relief, seperti rumah,
wujud baik yang dilakukan oleh Sadewa, anak berbentuk persegi, segitiga dan trapesium, yang
bungsu dari Pandawa. Relief tersebut diukir merupakan salah satu konsep matematika, yaitu
secara detail, hingga beberapa bagian kecil bangun datar.

Persegi Trapesium Segitiga


Persegi Panjang
Gambar 9. Bentuk bangun datar pada relief Candi Tegowangi

Relief-relief yang mengandung cerita di tubuh bawah relief berbentuk segi empat yang berlapis
Candi Tegowangi dibatasi dengan ornamen yang dan bagian atas berbentuk bunga. Batas bawah
berbeda bentuk. Ornamen-ornamen tersebut relief yang berbentuk segi empat memiliki
membatasi seluruh relief pada tubuh Candi beberapa lapisan, sehingga ukuran dari setiap
Tegowangi dengan bentuk yang sama, sehingga lapisan berbeda, tetapi dengan perbandingan yang
ornamen tersebut membentuk seperti pola sama. Ornamen tersebut mengandung salah satu
bilangan pada konsep matematika. Batas bagian konsep matematika, yaitu pola bilangan, dan
Aldi Dwi K., Rini S., JPPMS, 2021, Vol. 5, No. 2, halaman 76

dapat digunakan sebagai media atau contoh soal pembelajaran dalam materi pola bilangan.

Gambar 10. Ornamen pembatas pada relief di tubuh Candi Tegowangi

3. Situs Semen Situs Semen terdapat beberapa arca peninggalan


Situs Semen terletak di Desa Semen, Airlangga. dengan simbol Stempel Narasinga
Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri. Di dalam tertulis pada tahun 1042.

Gambar 11. Arca Narasinga

Di belakang Narasinga, terdapat Lingga Yoni menyimbolkan alat kelamin perempuan, akan
yang merupakan lambang asal kejadian manusia. menciptakan suat kehidupan, yang menyimbolkan
Lingga perumpaan dari alat kelamin laki-laki dan bayi baru lahir. Bentuk-bentuk dari lingga yoni
Yoni perumpaan dari alat kelamin perempuan. bermacam-macam. Tidak ada bentuk khusus dari
Lingga Yoni merupakan simbol laki-laki dan lingga maupun yoni, hanya saja syarat yoni
perempuan untuk perkembangan zaman terdapat lubang yang dapat diisi oleh Lingga.
selanjutnya. Terdapat juga arca Raja Airlangga Hipotesa yang dapat dinyatakan yaitu bentuk-
yang sedang menaiki Garuda. bentuk dari lingga yoni dipengaruhi oleh
Lingga yoni menggambarkan suat kehidupan pemikiran si pembuat untuk membuat suatu
(kelahiran). Lingga yang menyimbolkan alat keindahan, sama seperti pengaruh pembuatan
kelamin laki-laki bertemu dengan yoni yang candi.

Gambar 12. Arca Raja Airlangga menaiki Garuda dan Lingga Yoni

Situs Semen menyimpan berbagai peninggalan singa tersebut. Terdapat seperti anting sisi
purbakala yaitu Lingga Yoni, Narasinga, Arca samping wajah Narasinga tersebut. Bentuk dari
Raja Airlangga yang sedang menaiki garuda. anting tersebut seperti cincin atau lingkaran besar
menurut narasumber, ketiga benda tersebut dengan penyangganya. Selain itu, terdapat juga
ditemukan secara terpisah, di tempat dan waktu hiasan yang berada di depan Narasinga tersebut.
yang berbeda. selain ketiga peninggalan sejarah Terdapat seperti kalung berbentuk segitiga dengan
tersebut, di Situs Semen juga terdapat Gapura tiga ruas yang didalamnya terdapat garis lengkung
Kanugrahan. Diperkirakan Situs Semen dulunya dan titik ditengahnya sehingga membuat seperti
merupakan pemandian atau irigasi dari Raja lingkaran. Bentuk-bentuk dari hiasan Narasinga
Airlangga, karena lokasi Situs Semen terletak tersebut seperti bangun datar, dengan terdapat
berada di perairan sawah. garis lengkung, titik, lingkaran, dan segitiga.
Pada tubuh Narasinga terdapat berbagai
ornamen atau hiasan yang berada di tubuh arca
Aldi Dwi K., Rini S., JPPMS, 2021, Vol. 5, No. 2, halaman 77

Gambar 13. Ornamen pada tubuh Narasinga

Wajah dari Narasinga sudah tidak utuh, dan singa tersebut berbentuk lengkungan tajam yang
yang tersisa hanya bagian mata dan mulut. Mulut menghadap ke atas, dan gigi tengah dari arca
dari Narasinga terbuka dan menampakkan bentuk singa tersebut berukuran besar dan membentuk
gigi dari arca singa tersebut. Gigi samping arca seperti setengah bola.

Gambar 14. Bentuk gigi Narasinga berbentuk setengah bola dan siung melengkung

Lingga dan yoni pada situs semen memiliki dari yoni, karena lingga dan yoni tidak bisa
ukuran sedang. Kondisi dari lingga yoni tersebut dipisahkan. Yoni situs semen berbentuk prisma
masih utuh, hanya terdapat retakan pada bagian segienam tak sempurna, hampir seperti bentuk
dari lingga. Bentuk dari lingga yaitu bangun tabung. Bentuk yoni tersebut seperti mengecil ke
kubus dengan bagian tubuh lingga sedikit atas, dan hampir membentuk lengkungan, yang
kedalam, sehingga atas dan bawah lingga tersebut dimana bagian atas dari yoni tersebut berbentuk
lebih luas. Di atas tubuh lingga terdapat lubang lingkaran yang berlubang.
berbentuk lingkaran yang berguna untuk tempat

Gambar 15. Ilustrasi bentuk dari Lingga dan Yoni

4. Situs Tondowongso
Situs Tondowongso terletak di Desa Gayam, tersebut berasal dari erupsi Gunung Kelud yang
Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri. Data merupakan salah satu gunung aktif di Pulau Jawa
arkeologi menyebutkan bahwa luas situs dan letak situs Tondowongso yang berada di
Tondowongso 120 meter memanjang ke timur- lereng Gunung Kelud tersebut.
barat dan 100 meter memanjang ke utara-selatan. Sekarang, yang tersisa di situs Tondowongso
Bahan bangunan umum adalah bata yang sekarang hanyalah bebatuan yang merupakan
berukuran panjang antara 42-45 cm, lebar 18-22 pagar atau gapura dari pintu masuk situs
cm dan tebal hingga 7-8 cm. Lokasi dari situs Tondowongso dan beberapa bebatuan yang sudah
Tondowongso berada di tengah pemukiman tidak utuh. Menurut penelitian Riyanto, dkk
warga. Situs Tondowongso diperkirakan berkisar (2015), bentuk dari situs Tondowongso yaitu
pada abad ke-11 dan abad ke-12 masehi. Situs pagar berbentuk segi empat dan terdapat satu
Tondowongso ditemukan pada tahun 2006 yang candi utama yang menghadap ke barat dengan
tertimbun oleh material sedimen. Material kondisi sekarang yang tidak utuh, dan Tiga candi
Aldi Dwi K., Rini S., JPPMS, 2021, Vol. 5, No. 2, halaman 78

perwara. Tiga candi perwara tersebut menghadap candi perwara lainnya. Hal ini merupakan
ke arah candi utama. Menurut penelitian, candi perwujudan dari konsep matematika yaitu
perwara memiliki perbedaan, yaitu candi perwara perbandingan, yang memiliki luasan yang sama
tengah berukuran relatif lebih besar daripada tetapi dengan salah satu ukuran yang berbeda.

Gambar 16. Perkiraan wilayah Situs Tondowongso


Sumber: Riyanto, S. dkk (2015)

Berdasarkan wawancara dengan narasumber, Tondowongso tidak berada di tengah. Kondisi


Situs Tondowongso seperti “pesantren”, yaitu bangunan gapura dari pintu masuk situs
tempat pemujaan atau ibadah bagi agama Hindu. Tondowongso saat ini sudah tidak utuh. Hanya
Situs Tondowongso diperkirakan bentuknya bagian bawah gapura yang masih utuh dan sedikit
hampir sama seperti Candi Sari di Yogyakarta. dinding pagar yang terlihat. Dari bebatuan gapura
Candi Sari di Yogyakarta bercorak Budha. Candi situs Tondowongso, bahwa setiap sisi dan bagian
Sari memiliki fungsi dan tujuan yaitu kegiatan dari setiap gapura sama bentuk dan memiliki
keagamaan, seperti tempat ibadah, kegiatan ukuran yang sama. Bentuk dari sisi depan gapura
belajar-mengajar tentang keagamaan, berdiskusi, yang berbentuk seperti anak tangga. Dua sisi dari
dan lain-lain. Sehingga, Candi Sari juga bisa gapura situs Tondowongso yang sama
disebut sebagai “pesantren”, sama seperti Situs mengandung salah satu konsep matematika
Tondowongso. transformasi, yaitu pencerminan.
Dalam denah tersebut menunjukkan bahwa
pagar atau gapura dari pintu masuk situs

Gambar 17. Ilustrasi dari reruntuhan gerbang Situs Tondowongso

Selain dari bebatuan, beberapa bangunan yang candi induk berada di sebelah kanan candi induk,
masih bisa dilihat bentuknya adalah Candi memiliki ukuran 2,7 meter x 2,7 meter. Candi
Perwara dari Situs Tondowongso. Bentuk dari tersebut seperti memiliki gerbang atau pintu
candi perwara sudah tidak beraturan, tetapi masih masuk dengan ukuran pintu 23 cm x 20 cm dan
terlihat bahwa candi-candi perwara di Situs celah antara pintu sepanjang sekitar 66 cm. Di
Tondowongso menghadap ke candi Utama. tubuh candi tersebut, terdapat ruang kosong
Berdasarkan hasil observasi dan kajian literatur, berukuran 1 meter x 1 meter yang membuat
Candi perwara sebelah utara atau jika dilihat dari tempat tersebut seperti ruangan.

Gambar 18. Ilustrasi bentuk bangunan candi perwara bagian utara


Nama penulis, JPPMS, 2017, Vol. 1, No. 1, halaman 79

Candi perwara yang berada di tengah memiliki sebelah utara atau sisi kanan candi induk.
kondisi tidak beraturan dan hanya bisa dilihat Memiliki ukuran yang sama, hanya saja bentuk
lokasi candi perwara tersebut berada di tengah- dari candi perwara ini lebih jelas. Dan yang
tengah candi perwara lainnya. Lalu, candi perwara membedakan adalah ukuran gerbang atau pintu
yang berada di sisi selatan atau sebelah kiri dari masuk dari candi perwara sebelah selatan lebih
candi induk merupakan candi perwara yang panjang daripada candi perwara sebelah utara.
memiliki ukuran sama seperti candi perwara

Gambar 19. Ilustrasi bentuk bangunan candi perwara bagian selatan

Berdasarkan struktur dan bentuk dari candi dan konsep pencerminan, seperti dua candi
perwara di Situs Tondowongso, terdapat konsep- perwara yang berada di sisi utara dan sisi selatan
konsep matematika yang terkandung, yaitu dengan garis atau bidang cerminnya candi
konsep bangun ruang dan bangun datar, seperti perwara yang berada di tengah.
penggabungan beberapa bangun ruang atau datar,

Candi Perwara Candi Perwara Candi Perwara


Utara Tengah Selatan
Gambar 20. Konsep pencerminan pada candi perwara Situs Tondowongso

5. Situs Tunglur candi induk menghadap ke barat dan tiga candi


Situs Tunglur terletak di Desa Tunglur, perwara menghadap ke candi induk. Menurut
Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri. Saat narasumber, Tujuan Situs Tunglur yaitu
pertama ditemukan, Situs Tunglur terdiri dari tiga persembahan Hindu. Situs Tunglur seperti
candi perwara (candi pendamping) dan candi “musholla”. Maksud dari pernyataan tersebut
induk. Candi perwara (candi pendamping), sama seperti Situs Tondowongso, sebagai tempat
diibaratkan tiga arca pemujaan yang mewakili kegiatan keagamaan.
Dewa Siwa, Dewa Wisnu dan Dewa Brahma. Berdasarkan observasi, candi induk di Situs
Berdasarkan observasi yang dilakukan, candi Tunglur memiliki ukuran 4 meter x 4,27 meter.
induk menyisakan kaki candi dan 3 candi Candi induk di Situs Tunglur hanya menyisakan
perwara. Menurut observasi dan kajian literatur, kaki candi, tubuh candi dan atap candi sudah
candi induk menghadap ke barat dengan tiga hancur dan tidak menyisakan bata candi. Kaki
candi perwara menghadap ke candi induk. candi induk yang tersisa memiliki tinggi sekitar
Situs Tunglur memiliki tatanan candi yang 18 inchi atau sekitar 46 cm, yang tersusun dari 6
sama seperti Situs Tondowongso, berbeda pada batu bata. Sehingga, tinggi dari setiap batu bata di
ukurannya. Tata letak candi di Situs Tunglur yaitu candi induk adalah 3 inchi atau sekitar 7,6 cm.

Gambar 21. Posisi candi induk dan candi perwara (atas dan bawah)
Nama penulis, JPPMS, 2017, Vol. 1, No. 1, halaman 80

Candi perwara Situs Tunglur bagian selatan berlubang dan salah satu sisi seperti pintu dari
memiliki kaki candi berbentuk kubus. Kaki candi candi perwara yang menghadap ke candi induk.
tersebut memiliki ukuran 1,42 meter x 1,42 meter Ukuran tubuh candi sekitar 1,3 m x 1,3 m x 15
x 56 cm. Bagian tengah candi sedikit mengecil cm, dengan ukuran tengahnya sekitar 53 cm x 53
dan membentuk lekukan ke dalam. Bagian atas cm. Pintu dari candi perwara ini memiliki ukuran
candi berbentuk kubus dengan ukuran yang lebih sekitar 56 cm x 18 cm.
kecil dari kaki candi dengan tengah yang

Gambar 22. Ilustrasi dari candi perwara bagian selatan Situs Tunglur

Candi perwara yang berada di tengah tengah tidak memiliki ruang pada candi, dan
berukuran lebih lebar daripada dua candi perwara tubuh candi perwara yang di tengah lebih pendek.
lainnya. Berdasarkan hasil observasi, ukuran kaki Ukuran tubuh candi perwara bagian tengah sekitar
candi perwara tersebut yaitu sekitar 1,8 meter x 90 cm x 130 cm dan pintu candi memiliki ukuran
1,4 meter x 56 cm. Berbeda dengan dua candi 9 cm x 23 cm, dengan jarak pintu sekitar 50 cm.
perwara lainnya, candi perwara yang berada di

Gambar 23. Ilustrasi candi perwara bagian tengah Situs Tunglur

Candi perwara bagian utara memiliki bentuk candi bagian utara memiliki ketinggian yang lebih
yang hampir sama dengan candi perwara bagian rendah daripada candi perwara bagian selatan,
selatan. Berdasarkan hasil observasi, semua yaitu sekitar 8 cm. Hal ini dimungkinkan karena
ukuran pada candi perwara bagian utara dengan belum selesainya penataan dari beberapa bebatuan
candi perwara bagian selatan sama, yang Situs Tunglur atau belum ditemukan (hilang)
membedakan keduanya adalah pada bagian tubuh bagian dari candi perwara ini.

Gambar 24. Ilustrasi candi perwara bagian utara Situs Tunglur

Dari penjelasan tersebut, terdapat konsep sebagai cermin adalah candi perwara bagian
matematika dari ketiga candi perwara tersebut, tengah, dan benda yang dicerminkan dan hasil
yaitu konsep pencerminan pada materi pencerminannya adalah dua candi perwara
transformasi. Garis atau bidang yang digunakan lainnya.

Gambar 25. Konsep pencerminan pada candi perwara Situs Tunglur


Nama penulis, JPPMS, 2017, Vol. 1, No. 1, halaman 81

Bagian dari candi perwara ini merupakan Berdasarkan Tinggalan Arkeologi Dan
gabungan dari beberapa bangun ruang. Kaki candi Kesejarahan Masa Raja AAirlangga. Bali:
perwara berbentuk balok. Diantara kaki candi dan Universitas Udayana
tubuh candi, terdapat lapisan bangunan yang Endraswara, S. (2012). Metodologi Penelitian
semakin mengecil. Berdasarkan kaki candi Kebudayaan. Yogyakarta: Gadjah Mada
perwara, lapisan tersebut juga berbentuk balok. University Press
Tubuh candi perwara juga memiliki ukuran yang Eni, S. P. dan Tsabit, A. H. (2017). Arsitektur
berbeda. Analisis tersebut juga dapat diterapkan Kuno Kerajaan-Kerajaan Kediri, Singasari,
pada pembelajaran sekolah, seperti sebagai media, dan Majapahit Di Jawa Timur – Indonesia.
sebagai contoh soal yang berkaitan dengan Jakarta: Rajawali Press
kehidupan sehari-hari, atau sebagai soal lanjutan Hardiarti, S. (2017). “Etnomatematika: Aplikasi
(pengayaan) yang merupakan contoh dari Bangun Datar Segiempat Pada Candi Muaro
gabungan beberapa bangun ruang. Jambi”. Aksioma. Vol. 8 (2): hal. 99-110
Simpulan Harianti, dkk. (2007). Persepsi Dan Partisipasi
Berdasarkan analisis data dan pembahasan di Masyarakat Sekitar Candi Terhadap Candi
atas, maka dapat disimpulkan bahwa: Dan Upaya Pelestariannya. Yogyakarta:
1. Konsep-konsep matematika yang terdapat Universitas Negeri Yogyakarta
pada arsitektur kuno di kediri adalah titik, Jumadi. (2003). “Pembelajaran Kontekstual Dan
garis lurus, garis lengkung, sejajar, simetri, Implementasinya”. Makalah disampaikann
sudut, bangun datar seperti persegipanjang, pada “Workshop Sosialisasi dan Iplementasi
persegi, lingkaran, segitiga, jajargenjang, Kurikulum 2004 Madrayah Aliyah DIY”,
bangun ruang seperti kubus, balok, prisma, 2003, Yogyakarta
pola bilangan berulang, kesebangunan, dan Kistanto, N. H. (2017). “Tentang Konsep
refleksi (pencerminan). Kebudayaan”. Sabda: Jurnal Kajian
2. Konsep-konsep matematika yang terdapat Kebudayaan. Vol 10 (2): hal. 1-11
pada arsitektur kuno di Kediri dapat Manab, A. (2015). Penelitian Pendidikan:
dimanfaatkan untuk memperkenalkan Pendekatan Kualitatif. Yogyakarta:
matematika melalui budaya lokal, sebagai Kalimedia
media dan sumber belajar siswa di sekolah, Mulyadi, L. (2018). Makna Motif Relief Dan
terutama siswa di Kediri. Pembelajaran Arca Candi Surowono Dan Candi Tegowangi
akan lebih mudah menggunakan media atau Situs Kerajaan Kadiri. Malang: Dream Litera
konteks yang terdapat di sekitar siswa, yang Buana.
sering dijumpai dan dilihat oleh siswa, Riyanto, S. dkk. (2015). Situs Tondowongso
termasuk konsep bangun datar dan bangun Keruangan, Kronologi, dan Lingkungan.
ruang. Yogyakarta: Balai Arkeologi Yogyakarta
Saran Rosa, M. and Orey, D. C. (2011).
Berdasarkan penelitian ini, beberapa saran Ethnomathematics: the cultural aspects of
yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai mathematics. Revista Latinoamericana de
berikut: Etnomatemática, Vol. 4 (2): hal. 32-54
1. Konsep matematika yang terdapat pada Spradley, J. P. (2006). Metode Etnografi.
arsitektur kuno di Kediri dapat digunakan Yogyakarta: Tiara Wacana
dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat Sugono, D., dkk. 2008. Tesaurus Bahasa
mempelajari konsep matematika dan Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Pusat
memperkenalkan atau menambah wawasan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional
budaya yang ada di sekitar siswa. Supriadi, dkk. (2016). “Mengintegrasikan
2. Diharapkan ada penelitian lebih lanjut yang Pembelajaran Matematika Berbasis Budaya
mengkaji tentang bagaimana penerapan Banten Pada Pendirian Sd Laboratorium Upi
proses pembelajaran berbasis budaya lokal Kampus Serang”. Mimbar Sekolah Dasar.
atau penelitian tentang pengembangan Vol. 3 (1): hal. 1-18
perangkat suatu model pembelajaran Zulfikli, M dan Dandiri. (2016). “Etnomatematika
berbasis budaya lokal (etnomatematika). Dalam Sistem Pembilangan Pada Masyarakat
Daftar Pustaka Melayu Riau”. Kutubkhanah: Jurnal
Ardhana, I. K. dkk. (2016). Religi, Ritual, Dan Penelitian sosial keagamaan. Vol. 19 (2): hal.
Sistem Kerajaan Di Jawa Timur: 220-238

Anda mungkin juga menyukai