Anda di halaman 1dari 7

Journal on Education

Volume 05, No. 02, Januari-Februari 2023, pp. 2376-2382


E-ISSN: 2654-5497, P-ISSN: 2655-1365
Website: http://jonedu.org/index.php/joe

Analisis Ketertarikan Siswa Sekolah Dasar terhadap Kebudayaan


Indonesia

Dwi Wulandari1, Vioreza Dwi Yunianti2, Yona Wahyuningsih3


1, 2, 3 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudhi Bandung, Jawa Barat
dwiwulandarii@upi.edu

Abstract
As we know that in fact many elementary school students have less interest in the culture in Indonesia. This
makes when students have less interest in culture in Indonesia also decreases the enthusiasm of students when
learning about the culture learned in school. The emergence of the problem of declining interest of elementary
school students in Indonesian culture is due to the use of gadgets or technology that is only used to play games
with a long time of use without being able to use existing technology to find out and learn about their culture.
So, looking at these problems, the purpose of this study is to analyze the interest of elementary school students
to Indonesian culture. In this study, the authors use a qualitative approach. The results of this study are a variety
of approaches to elementary school student to increase their interest in the culture of Indonesia.
Keywoards: Culture, Indonesia, Elementary School Student

Abstrak
Seperti yang kita ketahui bahwa pada kenyataannya siswa sekolah dasar banyak yang kurang memiliki
ketertarikan pada kebudayaan yang ada di Indonesia. Ini menjadikan ketika siswa memiliki ketertarikan yang
kurang pada kebudayaan di Indonesia menurun pula semangat siswa saat mempelajari tentang kebudayaan yang
dipelajari di sekolah. Adapun munculnya permasalahan menurunnya ketertarikan siswa sekolah dasar pada
kebudayaan Indonesia ini dikarenakan adanya penggunaan gadget atau teknologi yang hanya digunakan untuk
bermain games saja dengan waktu penggunaan yang cukup lama tanpa bisa memanfaatkan teknologi yang ada
untuk mencari tahu dan mempelajari tentang kebudayaannya. Sehingga, melihat permasalahan tersebut adapun
tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis ketertarikan siswa sekolah dasar terhadap kebudayaan Indonesia.
Adapun dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menerapkan pendekatan kualitatif. Sehingga adapun yang
dihasilkan dari penelitian ini adalah bahwa melakukan berbagai pendekatan kepada siswa sekolah dasar untuk
meningkatkan ketertarikannya terhadap kebudayaan yang dimiliki Indonesia.
Kata kunci: Kebudayaan, Indonesia, Siswa Sekolah Dasar

Copyright (c) 2023 Dwi Wulandari, Vioreza Dwi Yunianti, Yona Wahyuningsih
Corresponding author: Dwi Wulandari
Email Address: dwiwulandarii@upi.edu (Universitas Pendidikan Indonesia, Kab. Bandung, Jawa Barat)
Received 05 January 2023, Accepted 12 January 2023, Published 12 January 2023

PENDAHULUAN
Kebudayaan dan manusia dapat diartikan sebagai satu hal yang keduanya tidak bisa kita
pisahkan satu dengan yang lainnya, lantaran keduanya secara bersama-sama membentuk kehidupan.
Adapun dikatakan sebagai manusia karena melahirkan, kemudian menciptakan, dan menumbuhkan,
serta mengembangkan kebudayaan yang ada. Kebudayaan sendiri bermula dari istilah budaya,
sedangkan budaya yang merupakan salah satu bentuk jamak dari kata budidaya dan memiliki suatu
makna cinta, karsa, dan rasa.
Kebudayaan dapat diperole, 2015). Proses belajar kebudayaan oleh manusia sebagai anggota
masyarakat bisa dengan:
Analisis Ketertarikan Siswa Sekolah Dasar terhadap Kebudayaan Indonesia, Dwi Wulandari, Vioreza Dwi Yunianti,
Yona Wahyuningsih 2377

1. Proses Internalisasi: Yaitu proses peningkatan potensi yang dimiliki manusia, yang diakibatkan
oleh lingkungan internal dari dalam diri manusia ataupun eksternal yaitu pengaruh yang berasal
dari luar diri manusia
2. Proses Sosialisasi: Di dalam proses sosialisasi seseorang dari masa anak-anak hingga masa tua
kerap belajar mengenai pola-pola tindakan ketika berinteraksi dengan segala model individu di
sekitarnya yang mempunyai aneka ragam peranan sosial
3. Proses Enkulturasi: Di dalam proses Enkulturasi, seseorang harus mengeksplorasi serta
menyesuaikan pikiran dan sikapnya dengan adat istiadat, sistem norma, dan juga peraturan-
peraturan hidup yang ada dalam kebudayaan.
Budaya dapat dicapai manusia dengan prosesnya yang sangat panjang, seperti melalui
pendidikan, dan melalui sosialisasi sampai di peroleh internalisasi nilai yang membuat suatu nilai itu
menjadi satu dengan dirinya, menjadi kebiasaannya, cara berpikirnya, hingga menjadi miliknya yang
akulturasi secara spontan di dalam kehidupan yang nyata (Yuristia, 2018).
Pendidikan yang dikatakan ilmu pendidikan atau sering disebut pedagogi adalah disiplin ilmu
yang berkaitan dengan proses peradaban, pemberdayaan, dan juga pendewasaan manusia. Salah satu
cara untuk menciptakan dan memajukkan mutu SDM yang sekarang menuju era globalisasi yang
penuh adalah satu hal yang sangat fundamental untuk setiap individu, (Normina, 2018).
Sebagai suatu sistem ilmu pengetahuan dan juga gagasan, kebudayaan yang dimiliki oleh
suatu masyarakat adalah kekuatan yang tidak tampak atau Invisible Power. Kekuatan ini dapat
menggiring dan menuntun manusia yang mendukung kebudayaan untuk bersikap dan berperilaku
sesuai dengan pengetahuan dan gagasan yang menjadi milik masyarakat tersebut, baik di bidang
sosial, politik, ekonomi, kesenian dan lain sebagainya.
Pendidikan dan kebudayaan adalah satu hal yang saling terkait, pendidikan kerap berubah
sesuai dengan perkembangan kebudayaan dan sebagai cermin nilai-nilai kebudayaan. Perbedaan
kebudayaan dapat menjadi paradigma bagi bangsa yang lain, membuat perbedaan sistem, isi, dan
pendidikan pengajaran sekaligus menjadi paradigma tingkat pendidikan, serta kebudayaan.
Kedudukan pendidikan yaitu sebagai transfer nilai-nilai budaya dengan cara proses pendidikan. Hal
ini dikarenakan keduanya mempunya hubungan yang sangat erat. Hubungan pendidikan dengan
kebudayaan sangat erat sekali, karena keduanya saling berkesinambungan dan tidak bisa dipisahkan
karena sama-sama memerlukan antara satu dengan yang lainnya, (Aminullah,2022).
Kebudayaan adalah ciptaan manusia yang berlaku di dalam kehidupan. Pendidikan dan
kehidupan merupakan salah satu ikatan antara proses dengan isi, yaitu proses pengambil-alihan
kebudayaan dengan maksud membudayakan manusia. Perspektif lain dari fungsi pendidikan yaitu
mengolah kebudayaan itu sebagai sikap mental, tingkah laku, bahkan sebagai kepribadian anak didik

METODE
2378 Journal on Education, Volume 05, No. 02, Januari-Februari 2023, pp. 2376-2382

Adapun pada penulisan ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Manab,
H.A. (2015) penelitian kualitatif ini merupakan penelitian yang dapat menunjukkan tentang suatu
kebenaran (alamiah) datanya dan juga harus dapat diteliti oleh peneliti itu sendiri. Pada penulisan ini
pun penulis menggunakan teknik pengumpulan data yaitu berupa studi pustaka (studi literatur).
Menurut pendapat Sutrisno dalam Izza., dkk., (2020) berpendapat bahwa suatu penelitian dikatakan
penelitian kepustakaan dikarenakan adanya data-data yang diperlukan dalam menyelesaikan
penelitian tersebut dimana data-data yang dibutuhkan tersebut berasal dari perpustakaan dimana ini
baik berupa suatu buku, ensiklopedia, kamus, jurnal, dokumen, majalah dan lain sebagainya yang
datanya dapat mendukung proses penulisan penelitian.

HASIL DAN DISKUSI


Pengertian Kebudayaan
Menurut pendapat Koentjaraningrat (dalam Sitokdana & Tanaamah., 2016) dikatakan sebagai
kebudayaan ini karena memiliki asal dari sebuah bahasa sansekerta yaitu kata “buddhayah” yang
merupakan suatu bentuk jamak dari kata buddhi yang memiliki makna “budi” atau “akal”. Sedangkan
dapat dikatakan sebagai suatu kebudayaan menurut pendapat Melville J. Herskovits (dalam Dan, P, D.
D. S. P., 2017) ia berpendapat bahwa kebudayaan ini yaitu suatu bagian yang terdapat dalam
lingkungan hidup yang dibuat oleh manusia.
Adapun pengertian kebudayaan menurut pendapat Edward Burnett Tylor (dalam Karolina &
Randy., 2021) ia memandang bahwa dikatkan sebagai suatu kebudayaan karena adanya sesuatu yang
kompleks, dimana didalamnya ini terdapat suatu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
adat istiadat dan kemampuan-kemampuan lainnya yang dimiliki serta didapatkan oleh seseorang
sebagai bagian dari anggota masyarakat.
Adapun budaya ini dapat terbentuk karena adanya beberapa unsur yang sulit atau rumit,
adapun beberapa unsur tersebut berupa sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya seni serta bahasa, dan bahwa budaya ini juga tidak dapat dipisahkan
dari seorang manusia hingga inilah yang membuat beberapa orang beranggapan bahwa budaya ini
diwariskan secara genetis dari tahun ketahun. adapun juga yang berpendapat bahwa budaya ini
mempunyai makna dari hal-hal yang saling berkaitan antara sebuah akal atau pikiran dan juga
bagaimana cara untuk hidup bagi manusia yang cenderung berubah dan mengalami perkembangan
dari satu masa ke masa lain. Selain itu juga ada yang berpendapat bahwa budaya ini merupakan suatu
perkembangan dari sebuah kata yaitu budi dan daya yang memiliki arti daya dari budi. (II, B. 1. 1.
Pengertian Kebudayaan).
Analisis Ketertarikan Siswa Sekolah Dasar dengan Kebudayaan yang Ada di Indonesia
Seagaimana yang telah kita ketahui bahwa di tengah semakin majunya perkembangan zaman
yang negara kita lalui, tentunya ini memiliki berbagai dampak diantaranya ada dampak positif
maupun dampak negatif apalagi bagi anak-anak pada zaman sekarang. selain dari adanya dampak
Analisis Ketertarikan Siswa Sekolah Dasar terhadap Kebudayaan Indonesia, Dwi Wulandari, Vioreza Dwi Yunianti,
Yona Wahyuningsih 2379

positif yang dapat mempermudah kita dalam melaksanakan ataupun melakukan berbagai hal, namun
adapun dampak negatif yang akan berdampak serius bagi anak-anak terutama siswa sekolah dasar.
karena tidak dipungkiri bahwa semakin zaman berkembang maka semakin dilupakannya kebudayaan
lokal yang ada pada suatu daerah. dapat kita lihat dan analisis bahwa masih rendahnya tingkat
kesadaran suatu masyarakat dalam menjaga serta melestarikan kebudayaan yang dimiliki, karena
kebanyakan siswa sekolah dasar ini cenderung memiliki kesenangan atau ketertarikan dengan budaya
asing yang dimana budaya tersebut sudah masuk ke daerah lingkungannya. kebanyakan anak-anak
apalagi siswa sekolah dasar menganggap bahwa budaya asing yang masuk ke daerah atau ke
negaranya ini lebih dinilai keren dan sesuai dengan perkembangan zaman yang ada sehingga
menggapnya jika mengikuti budaya asing tersebut seseorang dapat dikatakan mengikuti trend yang
ada dan berkembang saat itu. (Agustin, 2011).
Melihat pada kenyataan tersebut, kita dapat menilai bahwa ketertarikan siswa sekolah dasar
mengenai kebudayaan yang berada pada negara Indonesia ini masih kurang. menurunnya ketertarikan
siswa sekolah dasar kepada kebudayaan yang ada di Indonesia ini ada kemungkinan bahwa siswa
sekolah dasar masih merasa bahwa kebudayaan yang berada pada negara Indonesia ini sudah tidak
bisa disesuaikan dan dibawa di tengah perkembangan zaman yang ada. padahal kebudayaan yang
sudah dimiliki ini tentu saja masih bisa kita sesuaikan dengan perkembangan zaman yang ada namun
tetap kita tidak boleh untuk meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh kebudayaan tersebut. dan justru
seharusnya di tengah perkembangan zaman ini sebagai siswa sekolah dasar tentunya harus bisa
mempertahankan serta memiliki ketertarikan dan keingintahuan yang tinggi terhadap kebudayaan
yang berada pada negara Indonesia. karena jika tidak ditanamkan sedari sekolah dasar untuk
mencintai dan mempertahankan kebudayaan yang ada lalu akan seperti apa kebudayaan yang ada di
tengah perkembangan zaman yang ada. tentunya saja jika sedari sekolah dasar saja siswa tidak
memiliki ketertarikan pada kebudayaan Indonesia maka akan semakin tidak berdaya kebudayaan
Indonesia untuk menghadapi perkembangan serta berkembang dan masuknya kebudayaan asing ke
negara Indonesia. (Aisara, dkk., 2020).
Menurunnya ketertarikan siswa sekolah dasar terhadap kebudayaan di Indonesia ini juga
dikarenakan menurut pendapat Surahman (2013) mengatakan bahwa menurunnya ketertarikan siswa
ini dikarenakan adanya penayangan-penayangan film maupun hiburan yang ditampilkan di televisi
biasanya hanya sekedar hiburan yang kurang menyelipkan kebudayaan yang ada di Indonesia, selain
itu juga kebanyakan yang ditampilkan di televisi biasanya berasal dari negara-negara yang sudah maju
seperti misalnya negara Amerika Serikat, Jepang, Korea, dan lain sebagainya sehingga kurangnya
penayangan kebudayaan yang ada di negara kita di stasiun-stasiun televisi juga membuat siswa
sekolah dasar umumnya kurang tertarik dengan kebudayaan Indonesia. padahal dengan adanya
perkembangan zaman serta media-media yang dapat kita miliki seharusnya kita bisa gunakan serta
kita bisa kreasikan suatu kebudayaan Indonesia menjadi sesuatu hal yang menarik siswa. Apalagi
2380 Journal on Education, Volume 05, No. 02, Januari-Februari 2023, pp. 2376-2382

diharapkan ketika suatu kebudayaan sudah dikemas sedemikian rupa menjadi menarik, diharapkan
siswa sekolah dasar menjadi tertarik dan mau melestarikan serta mau mempelajarinya.
Cara Menarik Minat Siswa Belajar Kebudayaan Indonesia
Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki beraneka-ragam kebudayaan dan juga
adat-istiadat yang terikat dengan berbagai ragam agama, etnis, serta ras budaya. Secara umum,
Indonesia memiliki banyak keanekaragaman budaya dari berbagai macam pulau. Bersamaan dengan
berkembangnya zaman, kebudayaan yang terdapat di Indonesia saat ini secara perlahan mulai
terlupakan, Kondisi ini terjadi dikarenakan ada banyaknya kebudayaan asing yang masuk dan dengan
mudahnya diterima oleh masyarakat Indonesia, terutama di antaranya yaitu anak-anak serta kaum
muda yang lebih gemar terhadap budaya asing dibandingkan dengan budaya tanah air (Megawaty, D.
A., dkk (2021). Karena kondisi yang seperti ini, maka perlu adanya upaya untuk menarik kembali
minat belajar kebudayaan Indonesia. Minat belajar siswa yang terbilang rendah saat mempelajari seni
dan budaya kerap dijumpai di Indonesia melalui stigma yang menegaskan bahwa seni budaya lebih
mudah dipelajari dibanding dengan ilmu terapan.
Kurangnya minat siswa pada mata pelajaran Seni Budaya ini menuntut keterampilan guru
sebagai pendamping untuk menyusun pembelajaran dapat semenarik mungkin, sehingga rasa bosan
peserta didik dapat seminimal mungkin. Rasa bosan siswa itu dapat dirasakan dari gaya mengajar
guru yang membosankan saat mengajar di depan kelas. Akibatnya, siswa menjadi tidak bisa
berkonsentrasi, kemudian merasa jenuh, terlebih ada saja siswa yang membuat ulah serta bikin gaduh.
Apabila siswa terlihat mendengarkan, itu dapat disebabkan karena faktor lain seperti ketakutan.
Alhasil, proses belajar-mengajar pun tak bisa berjalan dengan optimal seperti apa yang diinginkan
(Anugrah, D. (2016)).
Seni budaya mempunyai keistimewaan khusus yang tidak bisa dibandingkan dengan mata
pelajaran yang lain. Hal ini dikarenakan seni budaya merupakan mata pelajaran yang memfokuskan
pada kreativitas dan juga apresiasi dari seni itu sendiri. Fasilitas pembelajaran yang lengkap dan
diselaraskan dengan metode pembelajaran yang efektif, dapat membangun dan meningkatkan
motivasi belajar siswa. Kedua poin ini terbilang dapat memotivasi belajar siswa. Perkembangan
media interaktif yang merupakan bagian dari perangkat penyampaian informasi di era ini adalah suatu
metode alternatif modern yang dapat dijadikan alat penyampaian informasi. Simpelnya, multimedia
dapat diartikan sebagai lebih dari satu media. Umumnya Multimedia yang biasa dikenal adalah
beraneka macam kombinasi grafik, suara, video, animasi, dan text. Dengan menggabungkan
kombinasi-kombinasi tersebut, maka dapat membentuk satu kesatuan yang secara bersamaan
menyajikan informasi, pesan, atau isi pelajaran. Maka dengan itu, jika kita dapat memanfaatkan
aplikasi animasi interaktif sebagai media informasi, kebudayaan Indonesia bisa disampaikan dengan
memakai cara yang mudah dan menarik.
Tidak hanya dengan metode pembelajaran, di dalam dunia pendidikan, para pendidik atau
para guru harus bisa memperkenalkan budaya lokal ini dengan kegiatan ekstrakurikuler yang wajib
Analisis Ketertarikan Siswa Sekolah Dasar terhadap Kebudayaan Indonesia, Dwi Wulandari, Vioreza Dwi Yunianti,
Yona Wahyuningsih 2381

diikuti bagi para siswa. Karena dengan kegiatan ekstrakurikuler tersebut siswa diharapkan mampu
memahami berbagai bentuk kebudayaan yang mereka miliki (Aisara, F., dkk, 2020). Dalam hal ini,
guru memiliki harapan yang sangat besar terhadap para siswanya agar mereka mampu menguasai
tentang kebudayaan yang mereka miliki dan juga tetap melestarikan kebudayaan tersebut. Selain itu,
guru juga berharap siswanya dapat memperkuat atau memperluas pengetahuannya terhadap
kebudayaan lokal.

KESIMPULAN
Adapun yang dihasilkan dari penelitian ini adalah bahwa melakukan berbagai pendekatan
kepada siswa sekolah dasar untuk meningkatkan ketertarikannya terhadap kebudayaan yang dimiliki
Indonesia.

REFERENSI
Agustin, D. S. Y. (2011). Penurunan rasa cinta budaya dan nasionalisme generasi muda akibat
globalisasi. Jurnal Sosial Humaniora (JSH), 4(2), 177-185.
Aisara, F., Nursaptini, N., & Widodo, A. (2020). Melestarikan Kembali Budaya Lokal melalui
Kegiatan Ekstrakulikuler untuk Anak Usia Sekolah Dasar. Cakrawala Jurnal Penelitian
Sosial, 9(2), 149-166.
Aminullah, Muhammad. "Hubungan Pendidikan Dan Kebudayaan." (2022).
Anugrah, D. (2016). Kiat Meningkatkan Minat Belajar Peserta Didik Dalam Mata Pelajaran Seni
Budaya Memalui Media Pembelajaran Berbasis ICT. Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni,
14(2), 107-119. Dan, Pusat Data Dan Statistik Pendidikan. "Kebudayaan, Statistik PAUD
2018 (2017). II, B. 1.1 Pengertian Kebudayaan.
Izza, A. Z., Falah, M., & Susilawati, S. (2020). Studi literatur: Problematika evaluasi pembelajaran
dalam mencapai tujuan pendidikan di era merdeka belajar. Prosiding Konferensi Ilmiah
Pendidikan, 1, 10-15.
Karolina, D., & Randy, R. (2021). Kebudayaan Indonesia.
Kistanto, Nurdien Harry. "Tentang konsep kebudayaan." Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan 10.2
(2015).
Manab, H. A. (2015). Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif.
Megawaty, D. A., Damayanti, D., Assubhi, Z. S., & Assuja, M. A. (2021). Aplikasi Permainan
Sebagai Media Pembelajaran Peta Dan Budaya Sumatera Untuk Siswa Sekolah Dasar. Jurnal
Komputasi, 9(1), 58-66.
Normina, Normina. "Pendidikan dalam Kebudayaan." ITTIHAD 15.28 (2018): 17-28.
Sitokdana, M. N., & Tanaamah, A. R. (2016). Strategi Pembangunan e-Culture di Indonesia. Jurnal
Teknik Informatika Dan Sistem Informasi, 2(2).
2382 Journal on Education, Volume 05, No. 02, Januari-Februari 2023, pp. 2376-2382

Surahman, S. (2013). Dampak Globalisasi Media Terhadap Seni dan Budaya Indonesia. LONTAR:
Jurnal Ilmu Komunikasi, 2(1).
Teng, H. Muhammad Bahar Akkase. "Filsafat kebudayaan dan sastra (dalam perspektif sejarah)."
Jurnal ilmu budaya (2017).
Wahyudi, I., Bahri, S., & Handayani, P. (2019). Aplikasi Pembelajaran Pengenalan Budaya Indonesia.
Jurnal Teknik Komputer AMIK BSI, 5(1), 71-76.
Yuristia, Adelina. "Pendidikan sebagai transformasi kebudayaan." IJTIMAIYAH Jurnal Ilmu Sosial
Dan Budaya 2.1 (2018).

Anda mungkin juga menyukai