Anda di halaman 1dari 5

PENGENALAN BUDAYA MELAYU RIAU UNTUK ANAK USIA DINI

Nelda Arkas1), Dadan Suryana2)


Prgram Studi Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Negeri Padang
Alamat e-mail: neldaarkas22@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pelaksanaan pengenalan budaya melayu
Riau untuk anak usia dini. Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah studi literatur
dari buku, jurnal dan sumber-sumber lain yang terkait. Berdasarkan hasil analisis
didapatkan hasil bahwa pengenalan budaya melayu Riau untuk anak usia dini belum
terlaksana dengan baik dikarenakan belum terintegrasi dengan kurikulum. Factor lain yang
menyebabkan belum terlaksananya pengenalan budaya melayu Riau ini dikarenakan
keterbatasan pengetahuan dan media untuk anak usia dini. Padahal untuk jenjang sekolah
dasar (SD) pengenalan budaya melayu Riau (BMR) sudah dimasukkan sebagai mata
pelajaran untuk muatan local, namun hal ini belum sejalan dengan PAUD karena belum
adanya dasar/aturan untuk pengintegrasian budaya melayu Riau dalam pembelajaran di
PAUD.

Kata Kunci: Budaya, Melayu, Riau, Anak Usia Dini

Abstract
This study aims to see how the implementation of the introduction of Riau Malay culture
for early childhood. The type of research used is the study of literature from books, journals
and other related sources. Based on the results of the analysis, it was found that the
introduction of Riau Malay culture for early childhood has not been carried out properly
because it has not been integrated with the curriculum. Another factor that causes the
introduction of Riau Malay culture has not been implemented due to limited knowledge and
media for early childhood. Whereas for elementary school (SD) the introduction of Riau
Malay culture (BMR) has been included as a subject for local content, but this is not in line
with PAUD because there is no basis/rules for integrating Riau Malay culture in learning
in PAUD.

Keywords: Culture, Malay, Riau, Early Childhood

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman suku, adat dan


budaya. Riau salah satunya memiliki banyak suku adat dan budaya. Budaya juga
merupakan identitas bangsa yang patut dihormati dan dijaga serta dilestarikan agar
kebudayaan kita tidak hilang dan menjadi warisan anak cucu kelak. Hal ini
merupakan tanggung jawab generasi muda dan juga perlu dorongan dari berbagai
pihak karena ketahanan budaya merupakan salah satu identitas negara.
Kebanggaan bangsa Indonesia akan budaya yang beraneka ragam sekaligus
mengundang tantangan bagi seluruh rakyat untuk mempertahankan budaya lokal
agar tidak hilang ataupun dicuri oleh bangsa lain.

1
Sudah banyak kasus mengenai hilangnya budaya kita yang banyak dicuri
karena ketidak pedulian para generasi penerus, dan ini merupakan pelajaran
berharga karena Kebudayaan Bangsa Indonesia adalah harta yang mempunyai
nilai yang cukup tinggi di mata masyarakat dunia. Dengan melestarikan budaya
lokal kita bisa menjaga budaya bangsa dari pengaruh budaya asing, dan menjaga
agar budaya kita tidak diakui oleh negara lain. Pengenalan budaya haruslah
dilakukan sejak usia dini.
Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar sepanjang
rentang pertumbuhan serta perkembangan kehidupan manusia. Masa ini ditandai
oleh berbagai periode penting yang fundamental dalam kehidupan anak
selanjutnya sampai periode akhir perkembangannya (Suryana, 2016). Salah satu
periode yang menjadi penciri masa usia dini adalah periode keemasan. Menurut
Suryana (2014), selain periode keemasan pada masa usia dini jugga anak berada
pada masa kritis, yaitu masa keemasan anak tidak akan dapat diulang kembali pada
masa-masa berikutnya, jika potensi-potensinya tidak distimulasi secara optimal
dan maksimal pada usia dini tersebut. Dampak dari tidak terstimulasinya berbagai
potensi saat usia emas, akan menghambat tahap perkembangan anak berikutnya.
Jadi, usia emas hanya sekali dan tidak dapat diulang lagi (Suryana, 2014).
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) (Suryana, 2021) adalah jenjang
pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan
yang ditujukan sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut, yang diselanggarakan pada jalur formal, nonformal dan
informal. Pendidikan anak usia dini (Suryana, 2015) sebagai peletak dasar
perkembangan menuju tahap berikutnya. Aspek perkembangan anak usia dini
mencakup pembentukan nilai-nilai agama dan moral, kognitif, bahasa, fisik
motorik dan sosial emosional serta kemandirian.
Dikarenakan pentingnya pengenalan budaya maka hendaknya lembaga PAUD
mengenalkan budaya melayu Riau kepada anak usia dini. Oleh karena itulah
peneliti tertarik untuk melihat bagaimana pelaksanaan pengenalan budaya melayu
Riau yang diterapkan untuk anak usia dini.

TINJAUAN PUSTAKA

Budaya adalah sekumpulan ide yang menentukan keyakinan dan perilaku


individu individu dan kelompok orang dalam masyarakat, baik yang terlihat
(misalnya artefak) dan yang tidak terlihat (misalnya adat) (hofstede, 1980;
Stephens, 2007). Menurut (Koentjaraningrat 2000)kebudayaan dengan kata dasar
budaya berasal dari bahasa sansakerta ”buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi
yang berarti “budi” atau “akal”. Jadi Koentjaraningrat mendefinisikan budaya
sebagai “daya budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan kebudayaan
adalah hasil dari cipta, karsa, dan rasa itu. Sedangkan menurut (Hawkins,
2012)mengatakan bahwa budaya adalah suatu kompleks yang meliputi
pengetahuan,keyakinan, seni, moral, adat-istiadat serta kemampuan dan kebiasaan
lain yang dimiliki manusia sebagai bagian masyarakat.

2
Untuk lebih jelasnya mengenai hal diatas, Koentjaraningrat membedakan
adanya tiga wujud dari kebudayaan yaitu: (1) Wujud kebudayaan sebagai sebuah
kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai- nilai, norma-norma, peraturan dan
sebagainya. (2) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta
tindakan berpola dari manusia dalam suatu masyrakat. (3) Wujud kebudayaan
sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Budaya local meliputi tata cara hidup, adat istiadat, tradisi, seni, pemikiran,
sistem nilai, cara kerja yang khas dari suatu masyarakat atau suku bangsa daerah
tertentu. Keanekaragaman budaya Indonesia. Setiap daerah di Indonesia
memiliki berbagai budaya yang dapat dieksplorasi (potensi sebagai wahana
pembelajaran PAUD).
Menurut Nawari Ismail (2011), yang dimaksud budaya lokal adalahsemua
ide, aktivitas dan hasil aktivitas manusia dalam suatu kelompokmasyarakat di
lokasi tertentu. Budaya lokal tersebut secara aktual masih tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat serta disepakati dandijadikan pedoman bersama.
Dengan demikian sumber budaya lokalbukan hanya berupa nilai, aktivitas dan
hasil aktivitas tradisional atau warisan nenek moyang masyarakat setempat,
namun juga semua komponen atau unsur budaya yang berlaku dalam
masyarakat sertamenjadi ciri khas dan atau hanya berkembang dalam masyarakat
tertentu. Budaya local mempunyai fungsi budaya lokal, setidaknya ada 4 fungsi
menurut Suyanto dalam Ismail (2011) yaitu:
a. Budaya lokal sebagai wadah titik temu anggota masyarakat dari berbagai
latar belakang seperti status sosial, suku, agama, ideologi, dan politik. Hal
ini dapat dibuktikan dari berbagai upacara slametan yang terus berkembang
ditengah deru modernisasi.
b. Budaya lokal seperti lembaga adat, tradisi dapat juga berfungsi sebagai
norma-norma sosial yang memiliki pengaruh signifikan dalam mengatur
sikap dan perilaku masyarakat.
c. Budaya lokal sebagai pengontrol sosial dari setiap anggota masyarakat.
Misalnya tradisi bersih desa bukan sekedar sebagai kegiatan yang bersifat
gotong royong dan lingkungan tetapi juga memiliki makna bersih dosa
setiap anggota masyarakat.
Menurut (Caraka et al., 2019) Kebudayaan merupakan salah satu ciri khas bagi
setiap daerah seperti kebudayaan Riau. Namun, kebanyakan orang seringkali tidak
menyadari pentingnya mengetahui dan mengenali kebudayaan daerah asalnya yang
mengakibatkan kebudayaan itu mulai menghilang secara perlahan dari masyarakat
daerah.
Riau sebagai salah satu propinsi di Indonesia yang kaya akan adat melayu.
Terdapat banyak sekali jenis adat melayu yaitu: kesenian, upacara adat, busana,
bangunan, hukum adatnya dan sebagainya. (Atan et al., 2020) Budaya itu penting
karena merupakan jati diri suatu individu atau kelompok yang merupakan warisan
tradisi yang perlu dilestarikan. Budaya juga merupakan gambaran karakter
individu/ kelompok yang membentukkepribadian itu sendiri. Seperti halnya Bahasa
Melayu, pakaian Melayu dan permainan tradisional yang merupakan bagian dari
budaya melayu dan itu semua harus di lestarikan sebagai bagian dari identitas/ jati
diri budaya itu sendiri.

3
METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi literatur. Studi literatur adalah
salah satu cara mengumpukan data melalui teknik mencari, mengumpulkan,
memilah, menganalisa lalu menyimpulkan artikel maupun jurnal-jurnal serta buku-
buku yang berhubungan dengan kajian peneltian yang diangkat. Studi literatur
merupakan alat yang digunakan sebagai pengumpul data, yang berguna untuk
mengungkapkan berbagai teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang
dihadapi atau diteliti dari berbagai sumber baik dari buku-buku relevan maupun
sumber lain yang terkait dengan kajian penelitian.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Menurut Atan et al (2020) dapat pengenalan budaya melayu Riau yang harus
dikenalkan adalah adat dan tradisi. Adat dapat dikatakan sebagai suatu kebiasaan
yang mewujud menjadi norma,kaedah, ketentuan, peraturan, nilai, disertai upacara-
upacara yang mengikutinya, tidak tertulis dan berlaku serta menjadi pedoman
secara turun-temurun dari generasi ke generasi oleh masyarakat pendukungnya.
Adat-istiadat memiliki fungsi sebagai serangkaian aturan yang berlaku di suatu
tempat dan telah bersifat turun-temurun. Adat-istiadat ini sebagai media yang
menjadi pedoman untuk menyelesaikan masalah ataupun hendak melakukan
kegiatan yang pasti tidakmelanggar adat istiadat yang telah di berlakukan.
Tradisi ialah kebiasaan yang turun-temurun yang dimulai dari paling sederhana
sampai mewujud menjadi adat yang dapat dibedakan menjadi adat sebenarnya
adat, adat yang teradat, dan adat yang diadatkan. Adat diwariskan dari generasi ke
generasi. Adat termasuk adat istiadat, bahasa, pakaian, bangunan, dan karya seni
dan bahasa, sebagaimana juga adat, merupakan bagian yang tidak terpisahkan diri
manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara
genetis. Riau sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan adat melayu.
Berbagai jenis adat melayu, yaitu: Kesenian, upacara adat, busana, bangunan,
hukum adatnya dan sebagainya. Adat itu tetap ada, maka wajib untuk menjaga
dan melestarikannya. Adat Melayu di Riau dapat dibagi kedalam tiga tingkatan,
yaitu: (1) Adat sebenar adat adalah prinsip adat melayu yang tidak dapat diubah-
ubah; (2) Adat yang diadatkan dibuat oleh penguasa pada suatu kurun waktu dan
adat itu terus berlaku selama tidak diubah oleh penguasa berikutnya; dan (3) Adat
yang teradat dapatberubah sesuai dengan nilai-nilai baru yang berkembang.
Hasil studi literatur yang dilakukan pengenalan budaya melayu Riau belum
terlaksana secara baik/optimal pada jenjang PAUD karena belum terintegrasi
dalam kurikulum. Selain itu, yang menyebabkan pelaksanaan pengenalan budaya
melayu Riau untuk anak usia dini belum optimal karena pengetahuan dan media
yang tersedia masih kurang sedangkan di sekolah dasar sudah terlaksana
enopedagogi pada mata pelajaran budaya melayu Riau (BMR). Adapun bentuk
pengenalan yang sudah dilakukan berdasarkan hasil penelitian Meliani et al
(2018) adalah melalui visualisasi buku cerita bergambar putri tujuh Provinsi Riau

4
untuk pelestasian nilai-nilai tradisional. Sedangkan untuk pengenalan dalam
bentuk materi berupa adat istiadat, pakaian daerah, maupun komponen lainnya
belum ada dikenalkan di jenjang PAUD.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Hasil studi literatur dari berbagai jurnal didapatkan hasil bahwa pengenalan
budaya melayu Riau yang dilakukan untuk anak usia dini baru berupa visualisasi
dalam bentuk buku cerita. Hal ini karena adat-istiadat yang bisa dikenalkan sangat
beragam dan sangat disayangkan jika belum dikenalkan pada anak usia dini. Oleh
karena itu, diharapkan pihak terkait seperti pemerintah, lembaga adat, dan sekolah
bekerjasama dalam merumuskan strategi dan metode yang digunakan serta
bagaimana teknis pelaksanaan pengenalan budaya melayu Riau untuk anak usia
dini. Hal tersebut penting dilakukan karena sejak dini anak dibina untuk mencintai
budaya lokal sejak dini.

KETERBATASAN PENELITIAN

Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan. Adapun keterbatasan tersebut


adalah sumber yang diperoleh belum memadai dan upaya pengenalan budaya oleh
berbagai pihak masih kurang.

DAFTAR PUSTAKA

Atan, A., Indra, Z., & Febtriko, A. (2020). Perancangan Game Berbasis Android
Untuk Memperkenalkan Adat Melayu Riau. Rabit: Jurnal Teknologi Dan
Sistem Informasi Univrab, 5(1), 54-66.
Caraka, Y., Devi, N., & Fauzi, A. H. (2019). Aplikasi Permainan Untuk
Melestarikan Budaya Riau. EProceedings of Applied Science, 5(3).
Hawkins, P. (2012). Creating a coaching culture: Developing a coaching strategy
for your organization. McGraw-Hill Education (UK).
Koentjaraningrat. 2000. Manusia dan Kebudayaan Indonesia. Jakarta : Djambatan
Meliani Oktavia, I., Heldi, M. S., & Elia Pebriyeni, S. P. (2018). Visualisasi Buku
Cerita Bergambar Putri Tujuh Provinsi Riau Pelestarian Nilai-Nilai
Tradisional. DEKAVE: Jurnal Desain Komunikasi Visual, 7(2).
Suryana, D. (2016). Pendidikan Anak Usia Dini dan Aspek Perkembangannya.
Suryana, D., & Mahyudin, N. (2014). Dasar-dasar Pendidikan TK. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Suryana, DadanandElina, Elina and Nurevi, Nurevi and Ratnawilis,
Ratnawilis.(2015).Model Pembelajaran Berbasis Pendekatan Saintifik pada
Taman Kanak-kanak di Kota Padang.Technical Report. PG-PAUD FIP
UNP, Padang.
Suryana, D. (2021). Pendidikan Anak Usia Dini Teori dan Praktik Pembelajaran.
Prenada Media.
Suryana, D. (2014). Hakikat anak usia dini. Dasar-dasar Pendidikan TK, 1, 5-10.

Anda mungkin juga menyukai