http://edysuyitno10.blogspot.com/2012/03/budidaya-markisa.html
Deskripsi
Markisa tergolong ke dalam tanaman genus Passiflora, berasal dari daerah tropis dan sub
tropis di Amerika.
Nama lain yang dikenal untuk buah ini antaranya maracujá (Portugis), maracuyá (Spanyol),
Passion Fruit (Inggris), Granadilla (Amerika Selatan dan Afrika Selatan), Pasiflora (Israel),
Lilikoʻi (Hawaii), dan Lạc tiên, Chanh dây atau Chanh leo (Vietnam). Di Indonesia terdapat
dua jenis markisa, yaitu markisa ungu (passiflora edulis) yang tumbuh di dataran tinggi, dan
markisa kuning (passiflora flavicarva) yang tumbuh di dataran rendah. Beberapa daerah
yang menjadi sentra produksi markisa ini antara lain Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan.
Sementara itu, ada pula varian markisa yang tumbuh di daerah Sumatera Barat yang disebut
sebagai markisa manis (passiflora edulis forma flavicarva).
Perbanyakan Tanaman
Selain dengan biji, markisa juga dapat diperbanyak dengan cara, grafting (sambung), atau
stek. Bagian tanaman yang akan dijadikan stek baiknya diambil dari tanaman yang cukup tua
dan berkayu, ruasnya 3-4. Bibit dari stek yang berakar siap ditanam pada umur 90 hari.
Pengakaran stek dapat dipercepat dengan perlakuan hormon.
Penyambungan memegang peranan penting terutama dalam melestarikan spesies-spesies
hibrida dn mengurangi kerusakan Karen serngan nematode dan penyakit dengan
menggunkan batang baeaw jenis markisa P. flavicarva. Mata tunas (entries) diambil dari
cabang yang sehat, sebaiknya dari tanaman yang sudah tua. Diameter entries disesuaikan
dengan diameter batang bawah. Cara penyambungannya dapat dengan sambungan celah
atau sambungan samping.
Pemilihan kebun Kebun yang akan ditanami markisa hendaknya disesuaikan dengan
kebutuhan agroekologi varietas yang akan ditanam. Letaknya dipilih yang strategis, mudah
dijangkau, pengangkutan sarana produksi dapat dilakukan dengan mudah, dekat dengan
pasar, tenaga kerja didaerah tersebut cukup tersedia, dan dekat dengan sumber air. Kalau
kondisi ini terpenuhi, maka biaya produksi dapat ditekan.
Penyiapan lahan
Lahan yang akan ditanami markisa, terlebih dahulu dibersihkan dari tanaman pengganggu
atau gulam. Pada lahan yang kelerengannya >15%, pembersihan gulam perlu dilakukan
secara hati-hati karena peluang terjadinya erosi cukup tinggi. Pengolahan tanah sebaiknya
dilakukan mengikuti garis contour dan dilakukan seminimal mungkin (minimum tillage).
Pada tempat-tempat tertentu dibuat teras dan sebaiknya diatasnya dapat ditanami
tanaman penguat teras atau pecan ternak seperti rumput gajah, rumput raja, gamal, yang
sekaligus dapat mencegah erosi.
Jarak tanam
Setelah tanaman pengganggu dibersihkan, selanjutnya dibuat lubang tanam dengan jarak
3x3m atau 2x4m, atau 3x5m tergantung pola tanam nya. Bila akan dilakukan penanaman
tanaman sela diantara tanaman markisa maka sebaiknnya dipakai jarak tanam renggang,
misalnya 3x4m, 3x5m. bila markisa ditanam secar monokultur, maka dipakai jarak tanam
rapat, misalnya 2x3m. lubang tanam dibuat mengikuti garis contour(tanah berlereng). jarak
tanam yang digunakan adalah 2x5 m, yaitu 2 m jarak antara baris tanaman dan 5 m jarak
antar tanaman. Dengan demikian jumlah tanamannya adalah 1.000 pohon per ha. Tanah
digali dengan ukuran 50x40x40 cm. tanah bagian atas dicampur dengan pupuk kandang
±20kg, kemudian dimasukkan kedalam lubang kembali dan dibiarkan selama beberapa hari.
Penanaman sebaiknnya dilakukan pada musim hujan untuk menghindari terjadinya styress
karena kekurangan air. Selama tanaman masih muda (0-7)bulan, pada setiap pohon diberi
ajir dan diikat dengan tali rafiah pada ajir terebut. Penyiraman disesuaikan dengan keadaan
cuaca.
Pengairan
Pada musim kemarau, tanaman perlu diairi sehingga tanaman tetap dapat berbuah. Pada
lahan dengan pengairan teknis pengairan dapat dilakukan dengan penggenangan sampai
kira-kira mencapai kapasitas lapang, dilakukan sekali seminggu. Sedang pada lahan yang
tidak tersedia pengairan teknis, pengairan dapat dilakukan dengan membuat tempa-tempat
penampungan air, seperti kolam, drum, kemudian diambil dengan ember dengan volume
penyiraman 5-7 liter per pohon, dilakukan dua kali seminggu.
Pemupukan
Agar produktivitas tanaman markisa dapat dipertahankan (jumlah dan kualitas), diperlukan
hara tambahan, baik melalui tanah maupun lewat daun. Karena dalam 2 sampai 3 tahun,
produktivitas tanaman akan menurun bila tidak dilakukan suplai hara. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam memupuk tanaman markisa adalah :
Kedua faktor tersebut akan menentukan tingkat efektifitas pemupukan, karena terkait
dengan jenis, jumlah, cara dan waktu pemberian pupuk. Beberapa hasil penelitian
menunjukkan bahwa tanaman markisa memerlukan pupuk organic dan anorganik (buatan).
Jenis, dosis, waktu dan cara aplikasi pupuk yang dianjurkan pada tanaman markisa asam
(passiflora edulis sims) dicantumkan pada tabel berikut :
Pembuatan Para-Para
Tanaman markisa merupakan tanaman merambat. Oleh karena itu untuk memperoleh
produksi yang optimal, diperlukan rambatan (para-para) yang sesuai. Para-para ini dapat
dibuat dari bambu (batang, tajuk) atau kawat. Pada pertanamn dipekarangan, sebaiknya
ramabatan dibuat dengan sistem para-para. Ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan.
Untuk pertanaman skala luas, tiang rambatan sebaiknya dipakai tiang-tiang dari kayu yang
tahan terhadap hujan dan tidak disukai rayap atau dapat pula dipakai kayu hidup seperti
gamal/glirisida. Tinggi tiang ±2,5 m dan ditanam di dalam tanah sedalam 50 cm, jarak antara
satu tiang dengan tiang berikutnya 3-5 m.
Pemangkasan
Pemangkasan pada tanaman markisa memegang peranan penting karena dengan
pemangkasan produktivitas tanaman dapat ditingkatkan. Pemangkasan hendaknya dipilih
pada waktu pertumbuhan baru terlihat (keluar tunas pada pucuk baru). Selanjutnya setelah
buah dipungut, pemangkasan dilakukan pula untuk membuang cabang-cabang yang mati
dan daun-daun yang kering. Pemotongan cabang yang panjang perlu pula dilakukan,
terutama untuk meransang keluarnya cabang buah lebih banyak. Cabang yang dibiarkan
tumbuh adalah 4 cabang utama. Pemangkasan ini dimaksudkan agar tanaman markisa
dapat gerbunga dan berbuah secara terus-menerus.
Pola Tanam
Meskipun dapat ditanam secara monokultur, akan tetapi lebih menguntungkan dilakukan
penanaman dengan cara tumpang sari antara markisa dengan tanaman sayuran. Beberapa
jenis tanaman sayuran yang cocok diusahakan diantara tanaman markisa adalah tomat,
kentang, kubis, buncis, brokoli, dengan R/C ratio masing-masing secara berturut-turut
1,26:1,21:1,44:1,47:1,44.
Hama, Penyakit dan Pengendaliannya
Hama
Hama yang banyak menyerang tanaman markisa adalah:
Penyakit
Penyakit utama yang menyerang tanaman markisa adalah :
6. Periconia sp
Cendawan ini mempunyai konidia yang berwarna gelap, berbentuk panjang, lurus, dan
bersel satu. gejala serangan ditandai dengan adanya bercak-bercak kuning pada batang
yang akhirnya berwarna cokolat. Cendawan ini bersifat parasit atau saprofit pada berbagai
jenis tanaman.
7. Penyakit Buah Berkayu
Pada tanaman yang terserang nampak gejela pada daun-daun muda yaitu belang-belang
hijau atau kuning, berpola mosaik atau bercak cincin atau kadang-kadang berlubang. Daun
ukurannya lebih kecil dari biasanya. Buah menunjukkan gejela berkayu, lebih kecil,
permukaannya kasar dan tertutup oleh tonjolan-tonjolan bergabus. Penyakit yang
disebabkan oleh virus ini dapat menular melalui alat alat pertanian, serangga maupun
gulma.
Penyakit dapat dikendalikan dengan (a) membersihkan (sanitasi) gulma didalam ataupun di
sekitar kebun unutk mengurangi sumber inokulum (b) pembibitan jauh dari kebun markisa,
atau tanaman kacang maupun tanaman labu.
Panen
Tanaman markisa yang berasal dari buah mulai berbuah setelah berumur 9-10 bulan,
sedangkan yang berasal dari stek, mulai berbuah lebih awal, yaitu sekitar 7 bulan. Warna
buah yang pada mulanya berwarna hijau muda, akan berubah menjadi ungu tua (edulis)
atau kuning (flavicarpa) ketika masak. Sejak pembungaan diperlukan waktu 70-80 hari untuk
menjadi buah masak. Buah yang masak akan terlepas dengan sendirinya dari tangkainya dan
jatuh di atas tanah. Untuk mendapatkan kualitas sari buah yang baik, buah markisa harus
dipanen minimal 75% tingkat kematangan Sari buah markisa ungu mempunyai rasa lebih
manis dan beraroma lebih kuat dari pada markisa kuning. Produksi markisa ungu dari
perkebunan rakyat bervariasi antara 5-10 ton ha per tahun, padahal produksi tersebut dapat
ditingkatkan sampai 15 ton per ha per tahun. Dengan menggunakan sambung pucuk antara
markisa kuning sebagai batang bawah dan markisa ungu sebagai batang atas, produksi
markisa diharapkan akan meningkat antara 20-30 ton per ha per tahun