Anda di halaman 1dari 7

Budidaya selada keriting organik

16,645 kali
Bagikan

Terdapat dua kelompok besar budidaya selada (Lactuca Sativa) yang


berkembang di Indonesia. Pertama, selada daun bentuk korp-nya bulat lepas,
daunnya hijau mengembang. Kedua, selada korp (heading lettuce) bentuk
korp-nya bulat atau lonjong dan korp-nya padat.
Dari dua jenis diatas yang paling banyak dibudidayakan adalah tipe selada
daun, bentuk daunnya bergelombang cenderung berkerut-kerut, atau populer
dengan nama selada keriting. Selada keriting toleran ditanam di daerah tropis
dan panas sekalipun. Jenis selada keriting bahkan bisa tumbuh dengan subur
di dataran rendah dan panas seperti Jakarta.
Pada dasarnya suhu optimal bagi budidaya selada kriting berkisar antara 1525C dengan ketinggian 900 meter hingga 1.200 meter dari permukaan laut.
Jenis tanah yang disukai selada kriting adalah lempung berdebu, lempung
berpasir, dan tanah yang masih mengandung humus. Meskipun demikian,

selada keriting masih toleran terhadap tanah yang miskin hara asalkan diberi
pengairan dan pupuk organik yang memadai.

Pemilihan benih dan penyemaian

Selada diperbanyak diri dengan biji. Biji atau benih selada diperoleh dengan
menumbuhkan tanaman selada hingga berbunga dan berbuah. Setelah tua
baru diambil bijinya. Apabila benih dibeli dari toko, varietas yang populer saat
ini antara lain penn great lakes, imperial dan new york. Kebutuhan benih
selada per satu hektar lahan adalah 250 gram. Untuk mendapatkan hasil
optimal, benih selada keriting sebaiknya disemai terlebih dahulu sebelum
ditanam di hamparan lahan yang luas.
Ada berbagai jenis media penyemaian untuk budidaya selada, diantaranya
dalam polybag, daun pisang, sistem tray, tanah tercetak atau di atas
bedengan. Pada kesempatan kali ini yang akan kami uraikan adalah media
tanam di atas bedengan.
Siapkan bedengan dengan lebar satu meter dan tinggi sekitar 15 cm, panjang
bedengan disesuaikan dengan kebutuhan. Posisi bedengan harus ditempat
terbuka dan jauh dari gangguan binatang. Campurkan pupuk kandang, tanah
dan arang sekam dengan perbandingan 1:1:1. Pupuk kandang yang
digunakan harus sudah betul-betul matang untuk menghindari tumbuhnya
mikroorganisme yangn tidak diharapkan. Kegunaan pupuk kandang untuk
memperkaya unsur hara dan nutrisi. Arang sekam diperlukan untuk
menggemburkan tanah agar pencabutan bibit tidak merusak akar tanaman.
Apabila tanah terlalu asam, berikan juga kapur pertanian atau dolomit
secukupnya. Derajat keasaman yang ideal untuk budidaya selada adalah pH 5
sampai 6,8.
Siram media penyemaian dengan air untuk memberikan kelembaban pada
benih yang akan ditabur. Usahakan jangan sampai basah menggenang
karena bisa membusukan tanaman. Tebarkan benih selada secara merata
diatas bedengan. Padat penebaran benih adalah 100 gram per 10 meter
persegi bedeng semai. Apabila penyemaian dilakukan pada musim kemarau,
ada baiknya berikan mulsa berupa rumput, jerami atau daun kering diatasnya.
Hal tersebut berguna untuk mengurangi penguapan akibat terik matahari.

Buatlah naungan diatas bedengan tersebut. Gunanya, pada musim hujan


untuk melindungi bibit yang baru tumbuh dari limpahan air hujan secara
langsung. Pada musim kemarau, untuk menaungi bibt dari sengata matahari
yang terlalu terik. Tutupan bedengan bisa menggunakan paranet, karung
plastik atau plastik bening. Upayakan membuat tutupan yang bisa ditutup
buka, sehingga pada pagi dan sore hari tutup bisa dibuka agar mendapat
penyinaran maksimal. Dan, pada siang hari bisa ditutup untuk melindungi dari
sengatan matahari.
Perawatan pada tahap penyemaian ini adalah penyiraman rutin, penyiangan
gulma dan pengawasan hama dan penyakit. Dalam budidaya selada keriting
organik tidak diperkenankan penyemprotan pestisida sintetis. Apa bila ada
hama bisa diusir dengan menutup penyemaian, apabila terserang penyakit
bisa diberikan pupuk kandang tambahan dan penyemprotan pestisida nabati
bila diperlukan. Bibit selada keriting bisa dipindahkan setelah berdaun 4-5
helai atau berumur 3-4 minggu sejak benih ditebar.

Pengolahan tanah dan penanaman bibit

Pengolahan lahan untuk budidaya selada keriting tergantung pada jenis,


struktur dan tekstur tanahnya. Apabila tanah yang akan dipakai sangat keras,
lakukan penggarpuan terlebih dahulu, setelah itu baru dilakukan
penggemburan dengan cara dicangkul. Kemudian bentuk bedengan dengan
ukuran lebar 1 meter tinggi 15 cm dan panjang kurang lebih 10 meter atau
tergantung kondisi lahan. Agar bedengan tetap kering, terutama di lahanlahan basah seperti bekas sawah, tanah untuk bedengan ditinggikan 20 cm,
dikiri dan kanan bedengan dibuat gang untuk saluran drainase. Lebar
bedengan tidak diperkenankan terlalu lebar untuk memudahkan
pemeliharaan.
Budidaya selada keriting memerlukan lingkungan keasaman yang netral
dengan pH ideal 5-6,8. Apabila kondisi tanah asam sebaiknya dilakukan
proses penetralan terlebih dahulu dengan kapur. Sedangkan bila tanah terlalu
basa netralkan dengan belerang atau gipsum. Misalnya, untuk menetralkan
tanah yang memiliki pH 5,5 diperlukan kapur sebanyak 0,1 kg per meter
persegi sehingga derajat keasaman naik menjadi pH 6,5. Sebaliknya untuk

menurunkan pH tanah bisa diberikan belerang atau gipsum sebanyak 0,6 kg


per meter persegi.
Untuk memperkaya humus tanah dicampur dengan pupuk kandang yang telah
matang atau pupuk kompos. Jumlah pupuk kandang yang disarankan untuk
kotoran ayam adalah 20 ton per hektar. Kalau kita menggunakan pupuk
kompos, jumlah kompos yang disarankan sebanyak 2 kg per meter persegi.
Pemberian pupuk organik bertujuan untuk menggemburkan lahan dan
mempertinggi aktifitas mikroorganisme didalam tanah. Setelah tanah
dicampur dengan pupuk kandang atau kompos, diamkan selama 2 hari,
kemudian haluskan kembali tanah dengan pencangkulan.
Setelah lahan siap pindahkan bibit selada keriting dari tempat penyemaian.
Dalam memindahkan tanaman, sebaiknya angkat dengan tanah yang
menyangga zona perakaran. Penanaman dilakukan dengan cara ditugal atau
dilubangi dengan tangan saja. Besar dan dalam lubang tanam disesuaikan
dengan perakaran bibit selada keriting yang akan dipindahkan. Atur jarak
tanam sebesar 10 x 15 cm.

Perawatan budidaya selada

Perawatan yang dilakukan dalam budidaya selada kriting diantaranya


penyiraman, pemupukan dan penyiangan. Penyiraman dilakukan sesuai

dengan cuaca yang ada. Jika tidak ada hujan lakukan 2 kali penyiraman
dalam satu hari setiap pagi dan sore. Penyiraman bisa dilakukan pada siang
hari namun dengan intensitas air yang cukup banyak untuk menghindari layu
mendadak pada tanaman.
Setelah bibit yang ditanam berumur 2 minggu, apabila tanaman kurang subur
yang ditandai dengan warna hijau yang pudar, berikan tambahan pupuk
kandang sebanyak 2 ton per hektar. Pupuk kandang yang digunakan
hendaknya yang mengandung unsur nitrogen tinggi seperti kotoran ayam.
Pada umur tanaman mencapai 20 hari sejak semprotkan pupuk cair organik
dengan dosis 3 liter per hektar.
Meskipun siklus panennya cepat, penyiangan tetap diperlukan karena
tanaman selada kriting ini memiliki akar yang dangkal sehingga daya saingnya
sangat rendah dibanding tanaman pengganggu. Untuk itu perlu ada
penyiangan yang teratur dengan cara mencabut tanaman pengganggu. Dalam
budidaya selada keriting biasanya diperlukan minimal satu kali penyiangan
gulma selama masa budidaya.
Cara penyiangan gulma sedkit berbeda pada musim kemarau dan penghujan.
Pada musim kemarau gulma dicabut atau dipotong, kemudian dibiarkan di
permukaan tanah. Gunanya sebagai tambahan pupuk hijau dan membentuk
mulsa untuk mengurangi penguapan. Sehingga air untuk penyiraman bisa
dihemat. Pada musim hujan, gulma harus dicabut dan bedengan harus bersih
dari hijauan. Hal ini untuk menghindari tumbuhnya jamuir dan penyakit di
sekitar tanaman selada akibat kelembaban yang tinggi.

Pengendalian hama dan penyakit

Hama dan penyakit yang biasa menyerang budidaya selada keriting adalah
sebagai berikut:

Jangel (Bradybaena similaris ferussac), bentuknya seperti siput


berukuran 2 cm. Hama ini menyerang tanaman di segala umur. Biasa
bersembunyi pada pangkal daun bagian dalam. Serangan hama ini membuat
daun berlubang.

Tangek (Parmalion pupilaris humb), bentuknya mirip dengan jangel


namun tidak memiliki siput. Akibat serangannya sama membuat lubang pada

daun. Hama ini lebih banyak menyerang di musim kemarau dibanding musim
hujan.

Busuk lunak (soft rot), penyebabnya bakteri Erwinia Carotovora.


Penyakit ini menyerang bagian daun. Serangan dimulai dari tepi daun, warna
daun menjadi coklat kemudian layu. Selain bisa menyerang tanaman yang
masih ditanam, penyakit ini juga bisa menyerang selada yang siap diangkut ke
pasar.

Busuk pangkal daun, penyebabnya Felicularia Filamentosa. Penyakit ini


menyerang pangkal daun, serangan biasa terjadi menjelang panen.
Dalam budidaya selada keriting organik, tidak diperbolehkan menyemprot
hama dan penyakit dengan pestisida sintetis. Pengendalian hama dan
penyakit dilakukan dengan memperhatikan pemupukan, kebersihan kebun,
rotasi tanaman dan kalau terpaksa lakukan penyemprotan dengan pestisida
nabati.
Penyiraman teratur dan pemupukan yang tepat terbukti efektif mengendalikan
hama. Namun, pengendalian hama yang paling efektif adalah dengan
melakukan budidaya tanaman sehat, mengatur kebersihan lingkungan seperti
menjaga irigasi dan drainase serta menjamin kecukupan nustrisi bagi
tanaman terutama untuk kekebalan tubuh tanaman itu sendiri seperti unsur
kalium. Unsur kalium bisa didapatkan dengan menambahkan bahan-bahan
daun bambu pada saat pembuatan kompos.

Panen budidaya selada

Budidaya selada keriting bisa dipanen 20-30 hari setelah bibit ditanam. Jadi,
bila dihitung mulai dari penyemaian sampai panen, kira-kira dibutuhkan 40-60
hari. Produktiivitas tanaman selada keriting bisa mencapai 15-20 ton per
hektar.
Panen dilakukan dengan mencabut tanaman sampai keakar-akarnya. Setelah
dipanen, bagian akar selada kriting dicuci dan daun-daun yang rusak dibuang.
Kelompokkan daun selada keriting berdasarkan ukuran. Pengerjaan pasca
panen harus dilakukan dengan cepat dan segera karena tanaman selada
keriting tak tahan panas dan penguapan. Apabila pengangkutan ke pasar ada
jeda waktu yang lama, simpanlah sayuran tersebut di tempat yang lembab
dekat dengan air atau secara rutin diciprati air.

Anda mungkin juga menyukai