NIM : 105040200111041
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
- Untuk mengetahui cara produksi benih yang dilakukan oleh petani benih
- Untuk membandingkan proses produksi benih secara umum dengan yang
dilakukan petani dan untuk mengetahui cara yang paling baik dan effisien
- Untuk mengetahui apa saja kendala yang dialami petani benih dalam
proses produksi benih
- Untuk memberikan rekomendasi atau saran yang dapat membantu
menyelesaikan permasalah produksi benih pada petani
1.3 Manfaat
- Dapat mengetahui cara produksi benih yang dilakukan oleh petani benih
- Dapat membandingkan proses produksi benih secara umum dengan yang
dilakukan petani dan untuk mengetahui cara yang paling baik dan effisiesn
- Dapat mengetahui apa saja kendala yang dialami petani benih dalam
proses produksi benih
- Dapat memberikan rekomendasi atau saran yang dapat membantu
menyelesaikan permasalah produksi benih pada petani
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Akar
Seperti halnya pada jenis rumpu-rumputan yang lain, akar tanaman
jagung dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada kondisi tanah
yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Pada kondisi tanah yang subur dan gembur karena sistem
pengolahan tanahnya cukup baik, akan didapatkan jumlah akar yang cukup
banyak, sedangkan pada tanah yang kurang baik (jelek) akar yang tumbuh
jumlahnya terbatas (terbatas).
2. Batang
Batang tanaman jagung bulat silindris dan tidak berlubang seperti
halnya batang tanaman padi, tetapi padat dan berisi berkas-berkas
pembuluh sehingga makin memperkuat berdirinya batang. Demikian juga
jaringan kulit yang tipis dan keras yang terdapat pada batang bagian
luarnya (kulit luar batang).
Fungsi batang tanaman jagung yang berisi berkas-berkas pembuluh
adalah sebagai media pengangkut zat-zat makanan dari atas ke bawah atau
sebaliknya. Zat-zat makanan yang diserap oleh akar tanaan (akar serabut)
pada jagung yang berupa unsur-unsur hara diangkut ke atas melalui
berkas-berkas pembuluh menuju daun tanaman untuk selanjutnya diolah
dengan bantuan sinar matahari dan CO2. Proses pemasakan tersebut
dinamakan asimilasi. Hasil proses asimilasi itu selanjutnya dikirimkan ke
berbagai jaringan tanaman yang membutuhkan .
3. Anakan
Anakan jagung bisa terbentuk pada nodia atau buku yang terletak
di bawah tanah karena terdapat mata tunas yang dorman.anakan tersebut
dapat tumbuh bila keadaan lingkungan memenuhi syarat, misalkan
kandungan lengas tanah yang tinggi.
Bila didukung oleh curah hujan yang cukup tinggi, pada fase
vegetatif ini akan terbentuk anakan (tunas kaki). Tunas kaki ini akan
muncul (tumbuh) pada nodia ( buku) di bawah tanah.
Khusus pada jagung hibrida jarang terbentuk tunas kaki. Untuk
mengurangi atau menghindari tumbuhnya tunas kaki caranya dengan
dibumbun. Dengan tidak terbentuknya tunas kaki, pertumbuhan dan
perkembangan tanaman jagung menjadi lebih baik.
4. Daun
Daun tanaman jagung terbentuk pita atau garis. Selain itu, tanaman
jagung juga memiliki ibu tulang daun yang terletak tepat di tengah-tengah
daun dan sejajar dengan ibu tulang daun.
Tangkai daun merupakan pelepah yang biasanya berfungsi untuk
membungkus batang tanaman jagung. Daun-daun jagung tersebut
mempunyai telinga daun yang terletak di pangkal daun.
Lidah daun yanng juga terletak di pangkal daun juga berfungsi
untuk mengatasi masuknya air dari atas (air hujan) ke dalam batang
tanaman jagung. Dengan demikian, batang tanaman jagung dapat dihindari
dari kebusukan.
Khusus pelapah daun pada jagung fungsinya ialah membungkus
batang tanaman. Tepi pelepah daun yang satu berurutan menutup
(membungkus) batang yang lain (pelepah lainnya) secara bergantian dan
hal ini merupakan ciri khas dari graminae.
Daun pada tanaman jagung mempunyai peran penting dalam
pertumbuhan tanaman, umumnya berpengaruh dalam penentuan produksi.
Sebab pada daun tersebut terjadi beberapa aktivitas tanaman yang sangat
mendukung proses perkembangan tanaman.
5. Bunga
Pada setiap tanaman jagung biasanya terdapat bunga jantan dan
betina yang letaknya terpisah. Bunga jantan terdapat pada malai bunga di
ujung tanaman, sedangkan bunga betina terdapat pada tongkol jagung.
Bunga betina ini, yang biasanya disebut tongkol, selalu dibungkus
oleh kelopak-kelopak bunga yang jumlahhnya sekitas 6 helai hingga 14
helai. Tangkai kepala putik putik merupakan rambut atau benang yang
berjumbai di ujung tongkol sehingga kepala putik menggantung di luar
tongkol.
Keistimewaan tanaman jagung ialah jumlah ruas pada tongkol
sama dengan jumlah ruas dari tongkol ke atas. Selain itu, pada bunga
betina terdapar sejumlah rambut yang ujungnya membelah dua dan
jumlahnya cukup banyak (sesuai dengan jumlah biji yang ada dalam
tongkol).
Bunga jantan yang terdapat di ujung tanaman masak lebih dahulu
dari pada bunga betina. Bunga betina hanya siap dibuahi dalam waktu tiga
hari saja. Persarian yang terbaik terjadi pada pagi hari, jumlah serbuk sari
yang ada diperkirakan sekitar dua sampai lima juta per tanaman. Pada
waktu itu terjadi proses penempelan serbuk sari pada rambut. Serbuk sari
terbentuk selama tujuh hari sampai lima belas hari. Bila udara panas dan
kering keluarnya sebuk sari cepat, sedangkan rambut pada tongkol
keluarnya lama, akibatnya proses persarian gagal.
Persarian tanaman jagung pada umunya dibantu oleh angin.
Persariannya adalah persarian bersilang, yang dapat terjadi sampai sejauh
400 m. Selain itu persarian jagung akan lebih baik hasilnya bila dibantu
oleh lebah-lebah. Pada satu batang tanaman jagung jumlah tongkol
kadang-kadang lebih dari satu buah. Yang paling baik, satu batang
tanaman jagung memiliki satu tongkol.
6. Buah (biji)
Pada waktu keluar rambut, tepung sari mulai berjatuhan, dan
pemanjangan ruas berakhir. Tangkai tongkol dan kelobot tumbuh
sempurna, sedangkan tongkol dan rambut tumbuh cepat dan memanjang,
dan sel telur membesar dan siap untuk dibuahi. Setelah persarian terjadi,
dalam waktku 12 jam- 28 jam seerbuk sari tumbuh mencapai sel telur
dalam bakal biji. Bersatunya sel telur dengan sel jantan disebut
pembuahan.
Setelah terjadi pembuahan, terjadilah perkembangan biji. Selama 7
hari-10 hari yang pertama perkembangannya lambat, setelah itu cepat
berjalan linier sampai mencapai berat maksimal.
Dua belas hari setelah kelaur rambut, tongkol berkembangg penuh,
dan karbohidrat mulai berakumulasi di endosperm. Pada waktu itu mulai
terjadi translokaso N dan P dari daun ke biji.
Empat puluh hari setelah keluar rambut, embrio masak, lima calon
daun terbentuk dan akumulas bahan kering dalam biji berakhir. Embrio
masak morfologi oada umur 45 hari setelah terjadi pembuahan. Biji
disebut masak fisiologis bila berat kering telah mencapai maksimal.
Lima puluh hari setelah keluar rambut, biji mulai masak dan kadar
air mulai berkurang. Pertumbuhan dari keluarnya bunga jantan sampai
masaknya biji disebut pertumbuhan generatif. Dan lamanya antara 50-55
hari tergantung dati jenis dan kesuburan tanahnya.
Umur biji jagung yang paling tua pada umunya terdapat di bagian
pangkal tongkol karena yang tumbuh paling dahulu adalah pangkal
tongkolnya. Sebaliknya umur yang paling muda adalah padaujung tongkol
karena tumbuhnya belakangan.
Biji jagung yang digunakan untuk benih biasanya hanya yang
terdapat pada bagian tengah saja (sekitar 60%). Adapun yang terdapat
pada bagian tepinya, baik ujung tongkol maupun pangkal tongkol yang
masing-masing sekitar 20%, tidak digunakan untuk benih, melainkan
untuk jagung konsumsi (Warisno, 2003).
2.2 Profil Petani
Nama : H. Mat Ali
Alamat : Dadaprejo dalam, kota Batu
Lama bertani : 20 tahun
Pekerjaan sampingan : Ternak (1996/1997 sampai sekarang)
o ternak sapi : 20 ekor
o ternak kambing : 250 ekor
o ternak ayam
Tingkat pendidiakan : STM
Keluarga :
o Istri : Hj. Suistin (65 th)
o Anak : (1) Agus pranoto (1965) pekerjaan petani
(2) Setiawan (1968) pekerjaan pegawai hotel
Luas lahan : 1 ha milik sendiri, 2 ha sewa (total 3 ha)
Pengalaman organisasi : Ketua Gapoktan (Gabungan Kelompok
Tani)
Teknik Produksi
Teknik produksi benih jagung umumnya hampir sama dengan teknik
produksi jagung secara komersial, walaupun ada beberapa tambahan kebutuhan
yang unik untuk memproduksi benih.
Pertama, kualitas benih harus lebih baik daripada kualitas biji. Oleh karena
itu, perhatian dan input diberikan dalam sistem produksi benih lebih besar
dibandingkan dengan sistem produksi biji.
Kedua, kesuburan lahan lebih seragam untuk memudahkan seleksi dan
rouging terhadap tipe galur yang menyimpang (offtype).
Ketiga, fasilitas pendukung mudah tersedia saat dibutuhkan, seperti tenaga
kerja untuk pemotongan bunga jantan (detasseling), perawatan, panen, dan
pascapanen (Handoyo, Joko. 2004).
Kaidah perbanyakan benih.
Varietas jagung bersari bebas yang telah dilepas dianggap sudah mencapai
keseimbangan genetik. Keseimbangan genetik tidak akan berubah bila
memenuhi persyaratan :
1. Varietas tersebut ditanam dalam jumlah yang banyak, minimal jumlah
tanaman tidak kurang dari 400 tanaman. Bila tanaman tersebut ditanam
hanya dalam jumlah 100 tanaman, maka kemungkinan tanaman
tersebut akan mengalami kemunduran dalam sifat sifatnya
( inbreeding) sebesar 0,50%, bila ditanam 200 tanaman mengalami
kemunduran sifat-sifatnya sebesar 0,25%.
2. Terjadinya perkawinan acak (randommating), artinya terjadi
perkawinan bebas secara alami di lapang.
3. Tidak ada seleksi ke arah perubahan sifat-sifat tertentu. Tetapi seleksi
negatif (rouging) perlu dilakukan.
4. Tidak terjadi percampuran atau perkawinan silang dengan varietas lain.
5. Tidak terjadi mutasi, kalaupun ada mutasi kemungkinan sangat
kecil.
Untuk memperbanyak benih jagung, tidak asal menanam saja walau
dengan budidaya yang baik. Kaidah-kaidah dalam memperbanyak benih
jagung perlu diperhatikan mengingat sifat tanaman jagung termasuk
tanaman yang berserbuk silang ( open pollynated) artinya sebagian besar
(95%) penyerbukan berasal dari tanaman lain, sehingga isolasi perlu
dilakukan baik isolasi waktu maupun isolasi tempat (Handoyo, Joko.
2004).
Budidaya Perbanyakan
Penyiapan lahan. Jika memungkinkan lahan sudah disiapkan minimal dua
minggu sebelum tanam. Hal ini dimaksudkan agar tanah lebih gembur
sehingga membantu perkecambahan dan pertumbuhan benih. Biji-biji
jagung yang rontok dari tanaman sebelumnya dan tumbuh kembali lebih
mudah dikendalikan.
Kerapatan tanaman. Mirip dengan populasi tanaman yang
direkomendasikan untuk tujuan komersial atau 10-15% lebih lebar. Ini
penting untuk memastikan mutu benih yang baik dan pengembangannya.
Populasi yang lebih lebar juga diperlukan untuk mengekspresikan tipe
tanaman secara penuh sehingga dapat dengan cepat diidentifikasi tipe
tanaman yang menyimpang.
Pemupukan dan aplikasi pestisida. Pupuk diberikan optimal dan pestisida
diaplikasikan jika diperlukan. Pengendalian gulma sangat penting
dilakukan agar tanaman tidak mengalami cekaman kekurangan hara.
Pengairan, perlu dipersiapkan dan diatur, terutama pada musim kemarau.
Pada musim hujan, perlu dibuatkan saluran drainase untuk menghindari
terjadinya genangan air. Usahakan penetapan waktu tanam telah
mempertimbangkan panen berlangsung pada saat tidak ada hujan
(kelembaban rendah)
Takaran pupuk yang digunakan lebih tinggi daripada takaran pupuk untuk
tujuan produksi jagung secara komersial. Sebagai bahan pertimbangan,
takaran dan waktu pemberian pupuk untuk percobaan jagung pada
umumnya adalah:
o Saat tanam: 100 kg urea, 200 kg SP36, dan 50 kg KCl/ha.
o Umur 25-30 hari: 150 kg urea dan 50 kg KCl/ha.
o Umur 45-50 hari: 150 kg urea/ha.
Pupuk pertama diberikan pada saat tanaman berumur 7-10 HST pada
lubang pupuk yang telah dipersiapkan sebelumnya, kemudian ditutup dengan
tanah. Pemberian pupuk kedua dilakukan setelah penyiangan pertama dan
pembumbunan, sedangkan pupuk ketiga diberikan pada saat tanaman menjelang
berbunga. Cara yang sama juga dilakukan pada saat pemberian pupuk susulan, di
mana pupuk dimasukkan pada lubang pupuk yang berjarak 5-7 cm dari tanaman.
Setiap selesai memupuk, lubang pupuk ditutup kembali dengan tanah agar pupuk
tidak menguap.
Benih dari tanaman yang dipupuk menghasilkan bobot kering kecambah
yang lebih tinggi, dan daya hantar listrik nyata lebih rendah. Bobot kering
kecambah dari tanaman yang dipupuk berkisar antara 0,115-0,155 g/tanaman,
sedangkan yang tidak dipupuk hanya 0,108 g/tanaman. Kecambah dengan bobot
yang tinggi berkorelasi positif dengan pertumbuhan tanaman (Handoyo, Joko.
2004).
Penyimpanan
Kunci keberhasilan penyimpanan benih ortodoks seperti jagung terletak
pada pengaturan kadar air dan suhu ruang simpan. Hal tersebut sesuai dengan
hasil penelitian yang dikemukakan oleh Harrington (1972) dan Delouche (1990).
Namun demikian, suhu hanya berperan nyata pada kondisi kadar air di mana sel-
sel pada benih memiliki air aktif (water activity) yang memungkinkan proses
metabolisme dapat berlangsung.
Proses metabolisme meningkat dengan meningkatnya kadar air benih, dan
dipercepat dengan meningkatnya suhu ruang simpan. Peningkatan metabolisme
benih menyebabkan kemunduran benih lebih cepat (Justice and Bass 1979).
Kaidah umum yang berlaku dalam penyimpanan benih menurut Matthes et al.
(1969) adalah untuk setiap 1% penurunan kadar air, daya simpan dua kali lebih
lama. Kaidah ini berlaku pada kisaran kadar air 5-14%, dan suhu ruang simpan
tidak lebih dari 40oC. Secara praktis, benih dapat disimpan pada suhu kamar (28
C) atau ruang sejuk (12oC), bergantung pada lama penyimpanan dan kadar air
benih yang akan disimpan.
Apabila daya berkecambah benih dipertahankan di atas 80% (sesuai
standar daya berkecambah), maka kadar air benih harus 12% (dapat dicapai
melalui pengeringan dengan sinar matahari pada musim kemarau) agar daya
berkecambah benih masih dapat dipertahankan sampai 10 bulan penyimpanan
pada suhu kamar (28o C).
Kalau kadar air benih dapat diturunkan hingga 10%, daya berkecambah
benih dapat dipertahankan sampai 14 bulan, dan lebih dari 14 bulan kalau kadar
air benih pada saat disimpan 8%. Daya berkecambah benih setelah penyimpanan
14 bulan masih tinggi (89,3%). Di lain pihak, pada kadar air 14%, benih hanya
tahan disimpan selama delapan bulan, dan pada kadar air 16% hanya tahan
disimpan sampai empat bulan.
Penyimpanan pada suhu sejuk (12o C), daya berkecambah benih masih di
atas 80% dengan kadar air 16% dan dapat bertahan selama enam bulan. Apabila
kadar air diturunkan menjadi 14%, benih akan bertahan sampai 12 bulan dan pada
kadar air 8-12% dapat bertahan sampai 18 bulan.
Daya simpan benih selain bergantung pada suhu ruang simpan juga
bergantung pada kadar air awal. Jika disimpan pada kadar air <10% pada suhu
ruang simpan 28oC, daya berkecambah masih di atas 80% sampai pada
penyimpanan 16 bulan. Jika kadar air dinaikkan menjadi 12%, daya berkecambah
benih pada penyimpanan 16 bulan hanya sekitar 60%, pada kadar air 14% daya
berkecambahnya hanya 40%, bahkan pada kadar 16% benih sudah tidak
berkecambah setelah penyimpanan enam bulan.
Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan hasil tanaman dari benih
yang telah disimpan selama 18 bulan, yaitu 38% untuk benih berukuran besar dan
54% untuk benih berukuran kecil (Arief dan Saenong 2006). Penurunan hasil
yang cukup besar akibat penggunaan benih dengan mutu fisiologi awal yang
rendah diawali dengan pertumbuhan kecambah yang lambat, kurangnya jumlah
tanaman tumbuh, lambatnya pertumbuhan tanaman, dan kurang tahannya terhadap
cekaman lingkungan seperti kekurangan air atau suhu yang terlalu tinggi.
BAB III
METODELOGI
5.2 Saran
Saran untuk Asisten : diperbanyak untuk diskusi dan tanya jawab di
asistensi sehingga praktikum bukan hanya sekedar mendengar dan
mencatat saja. Terimakasih
Saran untuk Praktikum : 1. waktu untuk praktikum terlalu sempit sehingga
materi tidak banyak bisa difahami, sehingga asistensi sangat diperlukan. 2.
Sebaiknya antara praktikum Teknologi Produksi Benih lingkup Budidaya
Pertanian dan Hama Penyakit Tanaman digabung saja, sehingga korelasi
antara teori dan aplikasi dapat dijalankan bersama-sama. 3. Fieldtrip agar
lebih terkoordinasi, selain fieldtrip mandiri ke petani benih, sebiknya ada
fieldtrip yang terorganisir, misalkan ke balai-balai, ex : Balitjestro (Balai
Penelitian Jeruk dan Buah Tropika) yang ada di Junrejo Batu, hal tersebut
akan lebih membuka wawasan praktikan. Terimakasih!
DAFTAR PUSTAKA
22. Keuntungan yang didapat dalam 1x 50% dari total revenue (pendapatan)
panen
23. Harapan untuk usaha produksi Cukup seperti ini saja, hanya untuk
benihnya kalangan sendiri tidak perlu terlalu
besar.
LAMPIRAN
Dokumentasi lahan, benih, dan petani beserta kegiatan fieldtrip