Anda di halaman 1dari 13

Nama : Nur Aulia Z

Nim : A0121316

Kelas : Agribisnis (B) 2021

Mata kuliah : Dasar – Dasar Agronomi

GENERATIF

Perkembangbiakan tanaman secara generatif ini merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman
yang bersal dari biji atau bagian tanaman yang sudah dibuahi. Atau bisa kita sebut juga
perkembangbiakan tanaman yang alami. Biji ini biasanya berasal dari hasil penyerbukan antara putik
dengan benang sari. Perbanyakan tanaman secara generatif ini kadang disebut juga perbanyakan yang
paling mudah. Hal itu karena proses penanamannya sangatlah mudah sebab biji dapat berkembang secara
alami di alam.

Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan adalah terjadinya tumbuhan baru yang didahului
dengan penyerbukan. Penyerbukan merupakan peristiwa jatuhnya serbuk sari yang mengandung sel
kelamin jantan ke kepala putik yang mengandung sel kelamin betina. Alat-alat perkembangbiakan
generatif tumbuhan terdapat pada bunga. Bentuk dan susunan bunga setiap jenis tumbuhan berbeda-beda.

Perkembangbiakan generatif ini sering disebut sebagai perkembangbiakan yang dilakukan


secara kawin. Perkembangbiakan ini diproses melalui penyerbukan. Penyerbukan yaitu peristiwa
jatuhnya serbuk sari ke kepala putik, sehingga terjadi pembuahan. Benang sari merupakan alat kelamin
jantan, sedangkan putik sebagai alat kelamin betina.

Itulah beberapa hal yang bisa kalian pelajari dalam memahami proses perkembangbiakan
tumbuhan dan makhluk hidup. Perkembangbiakan tumbuhan generatif dapat menghasilkan anakan baru
dari proses pertemuan sel jantan dan sel betina, sedangkan perkembangbiakan secara vegetatif di
dapatkan dari proses pertemuan sel jantan dan sel betina tanpa melalui perkawinan, vegetatif inj juga
dibagi lagi menjadi vegetatif buatan dan juga alami.

Alat perkembangiakan tumbuhan adalah benang sari dan putik. Benang sari merupakan alat
kelamin jantan dan putik merupakan alat kelamin betina. Benang sari terdiri dari tangkai sari dan kepala
sari. Pada kepala sari yang cukup tua terdapat kotak sari yang berisi serbuk sari. Di dalam setiap serbuk
sari terdapat sel kelamin jantan atau spermatozoid. Putik terdiri kepala putik, tangkai putik,dan bakal
buah. Di dalam bakal buah terdapat satu atau lebih bakal biji. Di dalam setiap bakal biji terdapat kantung
lembaga yang mengandung beberapa inti. Salah satu inti itu merupakan sel kelamin betina atau sel telur
(ovum).

Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan diawali dengan penyerbukan, yaitu melekatnya atau
jatuhnya serbuk sari ke kepala putik. Setelah terjadi penyerbukan, pada serbuk sari tumbuh buluh serbuk
sari yang menuju ruang bakal biji. Kemudian sel kelamin jantan atau spermatozoid masuk ke ruang bakal
biji melalui buluh serbuk sari. Di dalam ruang bakal biji terjadi pembuahan, yaitu peleburan sel kelamin
atau spermatozoid dengan sel kelamin betina atau sel telur.

Hasil dari pembuahan adalah zigot. Zigot berkembang menjadi lembaga, bakal biji berkembang
menjadi biji dan bakal buah berkembang menjadi daging buah. Lembaga yang berada di dalam biji
merupakan calon tumbuhan baru. Tumbuhan akan tumbuh jika biji itu ditanam atau berada pada
lingkungan yang cocok.

Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan didahului dengan peristiwa penyerbukan. Berdasarkan


asal serbuk sari, penyerbukan dibedakan menjadi empat macam, yaitu:

1. Penyerbukan sendiri, yaitu serbuk sari jatuh ke kepala putik bunga itu sendiri.
2. Penyerbukan tetangga, yaitu serbuk sari jatuh ke kepala putik bunga lain tetapi kedua bunga itu
masih satu pohon.
3. Penyerbukan silang, yaitu serbuk sari jatuh ke kepala putik bunga lain yang berbeda pohon tetapi
masih satu jenis.
4. Penyerbukan bastar, yaitu serbuk sari jatuh ke kepala putik bunga lain yang berbeda pohon dan
tidak sejenis tetapi masih satu famili. Contoh penyerbukan antara cabe merah dengan cabe rawit.

Penyerbukan adalah sampainya serbuk sari pada tempat tujuan. Pada tumbuhan Gymnospermae,
tujuan serbuk sari adalah tetes penyerbukan, sedangkan pada tumbuhan Angiospermae, tujuan serbuk sari
adalah kepala putik. Penyerbukan akan menghasilkan individu baru apabila diikuti oleh pembuahan, yaitu
peleburan antara sel kelamin jantan dengan sel kelamin betina. Pada tumbuhan berbiji dikenal ada dua
macam pembuahan, yaitu pembuahan tunggal pada Gymnospermae, dan pembuahan ganda pada
Angiospermae.

Gymnospermae dikenal dengan tumbuhan berbiji terbuka. Artinya kelompok tumbuhan berbiji
yang bijinya tidak terlindung dalam bakal buah. Pada gymnospermae, biji tereksper atau terbuka secara
lansung atau terletak di antara daun-daun penyusun strobilus atau runjung. Sedangkan, Angiospermae
merupakan tumbuhan yang bijinya dilindungi dengan karpel atau daun buahnya.contohnya tumbuhan
monokotil adalah padi, jagung, jahe, lengkuas, kelapa, anggrek bulan, dan lainnya

Kelebihan

 Pembibitannya dapat dilakukan mudah serta biaya pembibitan akan lebih efisien.
 Sistem perakarannya akan kuat.
 Dapat menghasilkan varietas baru.
 Mempunyai umur produktif yang lebih lama jika dibandingkan dengan perbanyakan tanaman
secara vegetatif.

Kekurangan

 Kebanyakan benih tidak mempunyai sifat yang sama dengan induknya.


 Pertumbuhannya relatif lambat.
 Menghasilkan banyak benih tanaman yang banyak dengan sifat yang beragam.

Ada beberapa contoh tanaman yang dikembangbiakan secara generatif, yaitu sebagai berikut:

1. Bunga Kembang Sepatu 


2. Bunga Matahari 
3. Jagung 

VEGETATIF

Proses pertumbuhan vegetatif ini terjadi dengan melalui pertemuan antara sel betina dan jantan
namun tanpa melalui proses perkawinan. Perkembangbiakan vegetatif dibagi menjadi dua, yaitu
perkembangbiakan vegetatif alami dan perkembangbiakan vegetatif buatan.

Perkembangbiakan vegetatif alami ini merupakan perkembangbiakan tumbuhan yang terjadi


secara alami tanpa adanya bantuan dari manusia. Misalnya perbanyakan jumlah spesies bisa diperoleh
dari spora, membelah diri, akar tinggal, umbi lapis, , umbi batang, tunas, geragih ataupun tunas adventif.
Berikut ini masing-masing pengertiannya.
1. Spora

Perkembangbiakan menggunakan spora, biasanya terjadi pada tumbuhan lumut dan paku-
pakuan. Spora merupakan sel atau alat perkembangbiakan oleh tmbuhan. Spora tersebut
tersimpan didalam kotak spora yang disebut sporangium. Spora yang jatuh di tempat atau media
tanam yang cocok akan tumbuh menjadi tumbuhan baru atau biasa di sebut dengan hifa.

2. Membelah diri

Terdapat tumbuhan yang memperbanyak dirinya dengan jalan membelah diri, tumbuhan
yang melakukan perkembangbiakan tumbuhan dengan cara membelah diri ini di karenakan
hanya memiliki satu sel saja. contohnya seperti tumbuhan gangga hijau. Gangga hijau
memperbanyak dirinya dengan cara membelah diri, tumbuhan ini termasuk ke dalam tumbuhan
tingkat rendah karena hanya memiliki satu sel saja.
3. Akar tinggal

Akar tinggal merupakan sebuah batang yang tumbuh menjalar di dalam tanah. Batang
tersebut beruas-ruas dan terdapat akar yang tumbuh. Akar tinggal ini bisa menumbuhkan
tumbuhan baru. Namun, tidak semua tumbuhan bisa ditumbuhkan dengan akar tinggal. Akar
tinggal yang dimaksudpun masih terdapat batang yang tersimpan di dalam tanah dengan kondisi
subur.

Ciri-ciri perkembangbiakan tumbuhan akar tinggal diantaranya adalah bentuknya


seperti akar tetapi berbuku-buku dan  tiap ketiak sisik memiliki tunas. Tumbuhan yang
memperbanyak diri dengan menggunakan akar tunggal ialah kunyit, jahe, alang-alang, lengkuas,
dan temulawak.
4. Umbi lapis

Perkembangbiakan tumbuhan dengan menggunakan umbi lapis ini berupa pelepah daun
yang berlapis-lapis. Pada bagian atas umbi lapis ini akan tumbuh daun dan ditengah lapisan umbi
terdapat tunas. Tunas yang dipelihara dengan baik akan menghasilkan anakan atau umbi baru
yang lebih banyak. Sedangkan, pada bagian bawah umbi lapis ini terdiri dari cakram serta akar
serabut. Perkembangbiakan umbi lapis ini dimulai dengan tumbuhnya anakan pada ketiak paling
luar.

Anakan atau siung bisa mendapatkan nutrisi dan sumber makanan dari induknya. Saat
anakan atau siung sudah berakar, ia baru bisa mengolah makanannya sendiri dan melakukan
fotosintesis.  Tumbuhan yang mengalami perkembangbiakan tumbuhan dengan cara umbi
lapis ini ialah bawang putih, bawang merah, bunga bakung, dan bunga tulip.

5. Umbi batang

Umbi Batang ini merupakan batang yang tumbuh di dalam tanah dan ujungnya
menggelembung menjadi umbi-umbian. Umbi ini berfungsi sebagai menyimpan cadangan
makanan yang mengandung karbohidrat. Di permukaan umbi batang tumbuh sisik dan juga
kuncup yang membentuk mata tunas baru. Tumbuhan umbi batang ini contohnya seperti ubi jalar
dan kentang.

6. Umbi Akar

Umbi akar ini adalah sebuah akar yang membesar yang berfungsi sebagai cadangan
makan. Perkembangbiakan tumbuhan dengan umbi akar ini cukup mudah, hanya dengan
menanam umbi beserta pangkal batangnya, maka akan tumbuh tunas baru.
Tumbuhan perkembangbiakan tumbuhan yang memperbanyak spesiesnya dengan cara ini
ialah dahlia, lobak, singkong, dan wortel.
7. Tunas

Tunas merupakan salah satu bagian dari batang tumbuhan yang terdapat didalam tanah.
Tunas ini akan menjadi tumbuhan baru. Biasanya tunas-tunas ini akan tumbuh disekitar induknya
sehingga terbetuklah rumpun calon tanaman. Saat sudah muncul tunas, keberadaanya tidak lagi
tergantung dengan induknya bahkan ketika induknya dipotong tunas ini tetap bisa tumbuh terus.
Contohnya seperti pisang, tebu, dan bambu.

8. Geragih atau stolon


Geragih ialah batang yang merambat baik di atas tanah atau di dalam tanah. Geragih ini
tersusun atas ruas-ruas yang mana ketika tiap ruas menempel ditanah akan keluar akar-akar baru
dan tumbuhlah calon tumbuhan baru. Geragih ini dapat tumbuh di atas maupun di dalam tanah.
Contohnya seperti pegagan, semanggi, stroberi, dan rumpu teki.

9. Tunas Adventif

Tunas adventif ini ialah bakal tumbuhan yang tumbuh di setiap ujung batang atau daun.
Biasanya tunas adventif ini tumbuh pada jenis tumbuhan yang tidak bertunas seperti bagian daun
dan akar. Contohnya cocor bebek yang memiliki tunas adventif di daun, kesemek dan sukun
memiliki tunas adventif di bagian akar.

Selain ada vegetatif alami atau tanpa campur tangan manusia, ada pula perkembangbiakan
tumbuhan vetetatif  yang terjadi karena adanya campur tangan manusi. Berikut ini beberapa contoh jenis
vegetatif buatan yang dapat menumbuhkan tumbuhan baru.

1) Mengenteng atau Menyambung

Mengenten ini dilakukan dengan menyambung dua tanaman yang berbeda jenisnya.
Proses ini dilakukan untuk dapat mendapatkan varian baru. Caranya sangatlah mudah, pertama
benih di semaikan terlebih dahulu setelah tumbuh sebesar yang diinginkan kemudian batang
tanaman  dipotong lalu disambungkan dengan batang tanaman lain yang memiliki kualitas yang
lebih bagus.

2) Mencangkok

Mencangkok ini ialah salah satu cara perkembangbiakan tumbuhan yang bisa


dilakukan untuk memperbanyak tumbuhan berkambium dengan cara mengupas kulit batang lalu
menutupinya dengan tanah dan dibungkus dengan plastik atau sabut kelapa. Mencangkok ini pun
hanya bisa dilakukan pada tumbuhan yang berkeping dua. Contohnya tumbuhan mangga, jeruk,
kelengkeng, rambutan, dan masih banyak lagi lainnya tumbuhan berkeping dua.

3) Okulasi atau Menempel


Okulasi memiliki prinsip yang hampir sama dengan mengenten, hanya saja okulasi ini
menggabungan dua jenis tanaman yang berbeda dengan menggunakan lapis kulit.  Contohnya
seperti jeruk limau dan jeruk bali.

4) Stek Daun

Stek daun ini dilakukan dengan cara memisahkan daun dari tumbuhan sebagai bibit baru,
yang kemudian diletakkan di permukaan tanah. Hingga muncul tumbuhan baru di pinggir daun.

5) Stek Batang

Stek batang biasanya dilakukan pada perkembangbiakan tumbuhan batang yang sudah


cukup tua dan mempunyai ruas-ruas. Sebelum dilakukan stek, batang tanaman tersebut dipotong
terlebih dahulu selanjutnya potongan tersebut ditanam pada tanah yang subur dan gembur.
Contohnya sirih, jambu air, dan tebu.

6) Merunduk

Merunduk ini salah satu cara perkembangbiakan yang dilakukan dengan membengkokan
batangnya hingga menyentuh tanah lalu menimbunnya. Akar akan muncul dan bisa dijadikan
tanaman baru.

Perbanyakan tumbuhan secara vegetatif alami dan buatan ternyata memiliki keuntungan sekaligus
juga terdapat kekurangannya.

Keuntungan
1. Sifat tanaman sama dengan induknya
Perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif memungkinkan orang untuk memiliki tanaman
dengan sifat dan karakter yang dikehendaki, yaitu sama dengan induknya.
Namun perbanyakan secara generatif berasal dari biji sulit diperoleh.

Pada perbanyakan generatif terjadi penyatuan sifat yang dimiliki oleh induk jantan maupun
betina. Penyatuan terjadi pada saat pembuahan dimana inti sel telur bersatu  dengan inti spermatozoa.
Hal ini akan menghasilkan tanaman baru dengan sifat yang berbeda satu sama lainnya.

2. Cepat menghasilkan buah


Tanaman hasil perbanyakan vegetatif, misalnya mencangkok akan cepat menghasilkan buah.
Berbeda jika tanaman diperbanyak dengan biji, akan membutuhkan proses dan waktu lama untuk
menunggu tanaman ini berbuah.

3. Perbanyakan dilakukan kapan saja


Untuk memperbanyak tanaman yang diinginkan dapat dilakukan lebih cepat dan tidak perlu
menunggu tumbuhan induk berbuah.
Artinya dapat dilakukan lebih cepat dan dilakukan kapan saja.

Kekurangan
1. Mudah tumbang
Tanaman dari hasil perbanyakan vegetatif umumnya memiliki akar yang tidak kuat karena kurang
panjang dan kurang dalam tertanam ke tanah sehingga mudah tumbang jika ditiup angin kencang.

2. Sedikit keturunan baru


Perbanyakan vegetatif hanya menghasilkan tanaman baru yang terbatas.
Tergantung berapa sanggup orang memperbanyaknya. Namun perbanyakan generatif mampu
menghasilkan banyak individu baru.

3. Induk tanaman menjadi terganggu


Perbanyakan vegetatif seperti setek dan cangkok yang terlalu sering pada ranting tanaman induk akan
menyebabkan pertumbuhan tanaman induk terganggu sehingga produksinya menurun dan mati.

IN VITRO / KULTUR JARINGAN

Kultur Jaringan / Tissue Culture merupakan salah satu teknik memperbanyak tanaman secara
aseptik yang ditujukan kepada bagian/sel/jaringan suatu tanaman. Bagian/sel/jaringan dari satu tanaman
tersebut dimaksudkan untuk bergenerasi sendiri sehingga tanaman itu serupa dengan tanaman
indukannya. Ciri teknik ini adalah kondisi kultur yang aseptis, penggunaan media kultur buatan dengan
kandungan nutrisi lengkap, dan kondisi lingkungan kultur yang sesuai. Lingkungan yang sesuai dapat
dipenuhi dengan menentukan media tumbuh yang sesuai dan penempatan pada kondisi yang
terkendali berkaitan dengan intensitas dan periodisitas, cahaya, temperatur, dan kelembaban serta
keharusan sterilisasi. Kultur Jaringan memberikan pengaruh besar pada bioteknologi pada pertanian.

Dasar orientasi kultur jaringan adalah teori totipotensi sel, yang ditulis oleh Schleiden dan
Schwann, bahwa bagian tanaman yang hidup mempunyai totipotensi, kalau dibudidayakan di lingkungan
yang sesuai, dapat tumbuh menjadi tanaman yang sempurna Tanaman dapat diperbanyak dengan dua
cara, yaitu : 1. seksual (generatif), dengan biji 2. aseksual (vegetatif), dengan bagian dari tanaman selain
biji Perbanyakan tanaman secara aseksual sering disebut dengan kloning, karena hasil perbanyakan ini
adalah tanaman-tanaman yang mempunyai sifat genetik sama.

Dalam budidaya tanaman secara in-vitro, atau sering disebut juga kultur jaringan tanaman,
kloning tanaman dapat dilakukan dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti protoplasma, sel,
jaringan atau organ tanaman yang kemudian ditumbuhkan dalam kondisi aseptik, sehingga bagian
tanaman tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman yang lengkap

Kultur Jaringan sering dilakukan pada tanaman-tanaman yang mempunyai kendala dimana
perbanyakan generatif tidak mungkin dapat dilakukan, sehingga perbanyakan vegetatif merupakan
alternatifnya.

Misal : 1. sangat sedikit atau tidak ada biji yang dihasilkan

2. tidak mempunyai endosperm (pada biji anggrek)

Tujuan mikropropagasi secara in vitro antara lain

1. memperbanyak tanaman

a. dalam jumlah banyak dengan waktu yang lebih singkat dan mempunyai sifat yang sama dengan
induknya (misal : untuk tanaman obat, tanaman yang hampir punah, bunga potong dsb)

b. tanaman yang tidak dapat diperbanyak secara in-vivo

c. tanaman varietas unggul

d. tanaman induk silangan (sifat homozigot, untuk menghasilkan biji untuk pemuliaan tanaman)
e. stok kultur tanaman dengan sifat-sifat tertentu (untuk pemuliaan tanaman)

2. menghasilkan tanaman yang bebas penyakit

3. mempermudah pengiriman tanaman (lebih ringkas dalam pengiriman) Budidaya secara in vitro juga
dilakukan pada biji yang bermasalah, seperti biji anggrek, yang tidak mempunyai endosperm. Biji
anggrek tidak dapat tumbuh pada media tanam tanah, tetapi dapat tumbuh bila disebarkan pada media
tanam bernutrisi, dan dipelihara secara aseptik (misal media VW)

Jenis kultur jaringan

Menurut jaringan yang dipilih guna melakukan kultur, kultur jaringan ini dibagi menjadi
beberapa jenis, diantaranya ialah :

1. Kultur Polen
Kultur jenis ini ialah kultur jaringan yang menggunakan serbuk sari yakni sebagai eksplannya
(jaringan yang dipilih untuk melakukan kultur).
2. Kultur Embrio
Merupakan jenis kultur yang memanfaatkan bagian dari tanaman berupa embrio tanaman.
Misalnya ialah embrio kelapa kopyor.
3. Kultur Protoplas
Merupakan jenis kultur yang menggunakan sel jaringan hidup itu tanpa dinding yakni sebagai
eksplannya.
4. Kultur Kloroplas
Merupakan jenis kultur yang menggunakan suatu kloroplas (sel hijau) dari suatu tumbuhan guna
membuat tanaman baru yang lengkap.
5. Kultur Meristem
Merupakan kultur yang menggunakan bagian tanaman yakni berupa jaringan yang masih muda
yang aktif membelah (meristem) yakni sebgaai eksplan kultur.
6. Kultur Enter
Merupakan jenis kultur jaringan yang menggunakan bagian tanaman yakni berupa kepala sarinya
ialah sebagai eksplan.

Media kultur jaringan

Terdapat dua macam media yang bisa atau dapat dipilih untuk proses kultur jaringan, diantaranya :
1. Media Dasar Murashige dan Skoog (MS)
Media ini digunakan di seluruh jenis tanaman khususnya herbaceous. Dimedia ini, dapat atau bisa
ditemukan unsur-unsur pertumbuhan serta mineral yang tinggi.
2. Media Dasar B5 atau Gamborg
Media ini digunakan untuk kultur suspense sel kedelai, alfafa, serta legume lainnya.
3. Media Dasar White
Media ini difungsikan guna kultur akar. Namun, pada medium tersebut kandungan mineral serta
zat-zat lain yang dibutuhkan oleh tanaman kultur rendah.
4. Media Vacint Went (VW)
Media ini digunakan khusus untuk tanaman anggrek
5. Media Dasar Nitcsh
Medium ini digunakan untuk kultur pollen serta kultur sel
6. Media Dasar Schenk dan Hildebrant
Media ini digunakan untuk tanaman-tanaman yang berkayu.
7. Media Dasar Woody Plant Medium (WPM)
Medi aini juga digunakan untuk tanaman-tanaman yang berkayu
8. Media Dasar N6
Media ini digunakan pada tanaman serealia, khususnya padi, serta serealia lain.

Tahapan kulkultur jaringan

Proses kultur jaringan dimulai dengan memotong bagian tanaman yang akan dibiakkan dalam media
kultur. Bagian tanaman yang akan dikulturkan ini disebut sebagai eksplan. Bagaimana cara memilih
jaringan yang baik? Bahan yang diperlukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik ini bukan
sembarang jaringan, melainkan jaringan yang diperkirakan dapat tumbuh dan berkembang menjadi
tanaman baru. Bagian dari bahan tanaman yang diambil sekecil mungkin untuk langsung dibuat kultur
jaringan disebut eksplan, yang harus memenuhi syarat berikut.
 
1. Jaringan tersebut sedang aktif pertumbuhannya bersifat meristematis, karena memiliki daya
regenerasi yang tinggi dan masih aktif membelah dan diharapkan pada jaringan tersebut masih
terdapat zat tumbuh yang masih aktif sehingga membantu perkembangan jaringan selanjutnya.
2. Eksplan yang diambil berasal dari bagian daun, akar, mata tunas, serbuk sari (anther) kuncup, ujung
batang dan umbi yang dijaga kesterilannya. Apabila perlu dapat diambil dari bagian yang masih
terlindung secara alamiah seperti tertutup rapat oleh sisik, daun pelindung, dan sebagainya.
3. Eksplan yang diambil dari jaringan yang masih muda (bila ditusuk pisau akan terasa lunak sekali),
kerena mempunyai kemampun untuk membelah sehingga bersifat meristematik.

Eksplan kemudian diletakkan dalam media kultur yang sesuai. Eksplan tadi akan terus membelah
membentuk masa sel yang belum terdifferensiasi, yaitu kalus. Kalus kemudian dipindah dalam media
differensiasi yang akan terus tumbuh dan berkembang menjadi tanaman kecil atau planlet. Medium kultur
membutuhkan gula, garam-garam anorganik, nitrogen organik dan unsur-unsur mikro serta hormon-
hormon pertumbuhan misalnya auksin dan sitokinin. Untuk lebih memahami mekanisme kultur jaringan.

Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah :
Pembuatan media, Inisiasi, Sterilisasi, Multipikasi, Pengakaran, dan Aklimatisasi.

1. Pembuatan Media
 
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Media yang di
gunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu di perlukan juga bahan
tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga
bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang
dilakukan. Media tumbuh dapat dibedakan menjadi media padat dan media cair. Media padat umumnya
berupa padatan gel, seperti agar, dimana nutrisi dicampurkan pada agar. Media cair adalah nutrisi yang
dilarutkan di air. Media cair dapat bersifat tenang atau dalam kondisi selalu bergerak, tergantung
kebutuhan.

2. Inisiasi
 
Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman
yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas. Eksplan dapat berasal dari : daun,
tunas, cabang, batang, akar, embrio, kotiledon, hipokotil, epikotil.

3.Sterilisasi
 
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang
steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan
terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang
digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.
4. Multiplikasi
 
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada
media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan
gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami eksplan diletakkan pada rak-rak dan
ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.

5. Pengakaran
 
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukan adanya pertumbuhan akar yang
menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan
dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya
kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukan gejala seperti
berwarna putih atau biru (disebabkan oleh jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).

6. Aklimatisasi
 
Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptik ke bedeng.
Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup
digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur
jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi
dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan
dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.

Anda mungkin juga menyukai