Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACUAN PENYULUHAN

KB PADA PASANGAN USIA SUBUR


Pokok Bahasan
Sub Bahasan
Penyuluh
Hari Tanggal
Waktu
Tempat
Sasaran

: Keluarga Berencana
: KB
: Mahasiswa Jurusan Kebidanan STIKES Bina Bangsa Majene
: kamis, 12 april 2012
: jam 09.00 WIB
: Posyandu Delima katumbangan Lemo
: pasangan usia subur

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Ibu mengetahui macam-macam metode kontrasepsi yang dapat digunakan pasangan usia
subur.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
1. Ibu mengetahui pengertian KB
2. Ibu mengetahui manfaat KB
3. Ibu mengetahui macam-macam metode alat kontrasepsi
C. STRATEGI
1. Ceramah.
2. Tanya jawab.
3. Demonstrasi.
D. MEDIA
1. Leaflet.
2. Alat-alat kontrasepsi (mini pil, suntikan KB)
KB PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)
1. PENGERTIAN
Keluarga berencana adalah merupakan suatu perencanaan kehamilan yang diinginkan untuk
menjadikan norma keluarga kecil, bahagia dan sejahtera dan pada hakikatnya keluarga
berencana adalah upaya untuk menjarangkan kelahiran dan menghentikan kehamilan, bila ibu
sudah melahirkan anak yang banyak. Secara tidak langsung Keluarga Berencana dapat
menyehatkan fisik dan kondisi, sehat ekonomi keluarga dan meningkatkan kesejahteraan ibu
dan anak. (DEPKES RI 1996)
2. MANFAAT KELUARGA BERENCANA
a. Perbaikan kesehatan badan ibu
b. adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak anak, beristirahat, menikmati waktu luang
serta melakukan kegiatan kegiatan lain.
c. Perkembangan fisik, mental, dan sosial anak lebih sempurna
d. Perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik
3. MACAM MACAM METODE KONTRASEPSI
a. Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah alat kontrasepsi yang mengandalkan pemberian
Air Susu Ibu. MAL sebagai kontrasepsi bila :

Ibu menyusui secara penuh


Belum haid
Umur bayi kurang dari 6 bulan
Cara kerja : penundaan/penekanan ovulasi
Keuntungan kontrasepsi :
Efektifitas tinggi
Tidak mengganggu senggama
Tidak ada efek samping secara sistemik
Tidak memerlukan obat atau alat
Tanpa biaya
Keterbatasan :
Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pasca
persalinan
Tidak melindungi terhadap IMS
Cara pemakaian :
Bayi disusui menurut kebutuhan bayi
Biarkan bayi menghisap sampai bayi melepaskan sendiri hisapannya
Susui bayi pada malam hari, karena menyusu pada waktu malam membantu
mempertahankan kecukupan kebutuhan ASI
Bayi terus disusukan walau ibu atau bayi sedang sakit
Ketika mendapat haid pertanda ibu sudah subur kembali dan harus segera mulai metode KB
lainnya.

b. Pil Oral Kontrasepsi (POK)


Cara kerja :
Menekan ovulasi
Rahim tidak bisa menerima hasil pembuahan
Mengentalkan lendir serviks, sehingga mengganggu transportasi sperma
Keuntungan :
Efektifitas tinggi, jika diminum secara rutin maka dapat mencegah kehamilan hingga 99%.
Kesuburan cepat kembali
Tidak mempengaruhi ASI
Dapat dihentikan setiap saat
Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat
Tidak mengganggu hubungan seksual
Keterbatasan :
Mengganggu siklus haid
Peningkatan atau penurunan berat badan
Harus dipergunakan setiap hari
Cara pemakaian :
Mulai hari pertama sampai hari kelima siklus haid
Diminum setiap hari pada saat yang sama
Bila lupa 1 atau 2 pil minumlah segera pil yang terlupa dan gunakan metode pelindung
sampai akhir bulan
c.

Suntikan

keunggulan utama adalah kesederhanaan cara pemberian serta durasi kerja yang lama.
Macam macam kontrasepsi suntikan :
DMPA (Depot Medroxyprogesteron Asetat) = depo provera
NET-EN (norethindoronroneenanthate)= noristerat
Kontrasepsi suntikan sekali sebulan = cycloferm

Mekanisme kerja :
Mencegah ovulasi
Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan barier terhadap spermatozoa
Membuat endometrium kurang baik/ layak untuk implantasi dari ovum yang dibuahi
Keuntungan :
Sangat efektif, mencegah kehamilan hingga 99,7%.
Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
Tidak mempengaruhi ASI
Sedikit efek samping
Dapat digunakan oleh perempuan diatas 35 tahun sampai perimenopause
Menurunkan kejadian jinak payudara
Pencegahan kehamilan jangka panjang
Efek samping :
Tidak dapat dihentikan sewaktu waktu sebelum suntikan berikutnya
Pertambahan berat badan
Perdarahan tidak teratur
Nyeri payudara, rambut rontok, jerawat
Cara pemakaian :
Setiap saat selama siklus haid selama tidak hamil
Disarankan untuk mulai menggunakan kontrasepsi suntikan selama 5 7 hari pertama dari
siklus haid
Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual
d. Implant (AKBK = Alat kontrasepsi Bawah Kulit)
Jenis implant :


Jadena
Cara kerja :
Lendir serviks menjadi kental
Menganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.
Menekan ovulasi
Keuntungan :
Daya guna tinggi
Perlindungan jangka panjang
Pengembangan tingkat kesuburan cepat setelah pencabutan
Bebas dari pengaruh estrogen
Tidak mengganggu ASI
Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan
Tidak mengganggu hubungan seksual

Keterbatasan :
Nyeri kepala
Peningkatan berat badan
Nyeri payudara
Perasaan mual
Membutuhkan tidakan pembedahan minor
Perubahan perasaan (mood)
Tidak memberikan efek protektif terhadap IMS
Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi
Obat obatan menurun bila menggunakan obat obatan tuberclosis
Perubahan pola haid, perdarahan berkepanjangan atau spotting
Jerawat
cara pemakaian :
Setiap saat selama siklus haid, hari ke 2 sampai hari ke 7, atau 6 minggu sampai 6 bulan
pasca persalinan, pasca keguguran
Daerah pemasangan pada lengan kiri atas (subkutan)
Daerah insersi harus tetap kering dan bersih selama 48 jam pertama (untuk mencegah infeksi
pada luka insisi)
Balutan tetap ditinggalkan selama 48 jam, sedangkan plester dipertahankan hingga luka
sembuh (biasanya 5 hari)
Setelah luka sembuh dapat dicuci dengan tekanan yang wajar
Bila ditemukan adanya tanda tanda infeksi seperti demam peradangan, atau rasa sakit
menetap selama beberapa hari, segera kembali ke klinik
Setelah masa pemakaian habis maka implant harus segera dilepas
a. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Intra Uterine Device adalah cara pencegahan kehamilan yang efektif, aman dan reversible bagi
wanita tertentu, terutama yang tidak terjangkit PMS dan sudah pernah melahirkan.
Terdiri dari 2 jenis, mengandung obat adalah copper T 380 A, multiload 375. AKDR tanpa obat
adalah lippes loop dan cincin baja tahan karat.
Mekanisme kerja :
Timbulnya reaksi radang lokal yang nonspesifik di dalam cavum uteri sehingga implantasi
sel telur yang telah dibuahi terganggu
Produksi lokal prostaglandin yang meninggi yang menyebabkan terhambatnya implantasi
Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi
Mencegah sperma membuahi sel telur (Mencegah fertilisasi)
Keuntungan :
efektifitasnya tinggi 99,4%
metode jangka panjang 5 10 tahun
tidak mempengaruhi hubungan seksual
tidak ada efek samping hormonal
tidak mempengaruhi volume dan kualitas ASI
dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
dapat digunakan sampai menopause (1 thn atau lebih setelah haid terakhir)
tidak ada interaksi dengan obat obat
Keterbatasan :

efek samping yang umum terjadi : perubahan siklus haid ( umumnya pada 3 bulan pertama
dan akan berkurang setelah 3 bulan ), haid lebih lama dan banyak, perdarahan spooting antar
menstruasi, saat haid lebih sakit.
Komplikasi lain : merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah pemasangan perforasi
dinding uterus, perdarahan berat pada waktu haid yang memungkinkan penyebab anemia.
Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering bergantiganti pasangan.
Memerlukan pemeriksaan pelvik
Sedikit nyeri dan perdarahan
Klien tidak dapat melepas AKDR nya sendiri
Mungkin AKDR bisa keluar tanpa diketahui
Tidak mencegah kehamilan ektopik
Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu
Cara Pemakaian :
Setiap waktu dalam siklus haid, dan dipastikan klien tidak hamil.
Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.
Segera setelah melahirkan ( 4 minggu pasca persalinan ) dan setelah 6 bulan dengan metode
MAL.
Setelah abortus ( bila tidak ada gejala infeksi )
Selama 1-5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi
AKDR dipasang di dalam rahim.
Kembali memeriksakan diri setelah 4-6 minggu setelah pemasangan.
Selama bulan pertama pemakaian AKDR, periksa benang secara rutin terutama setelah haid.
Segera kembali ke klinik apabila: tidak dapat meraba benang AKDR, merasakan bagian yang
keras dari AKDR, AKDR terlepas, siklus haid terganggu atau meleset, terjadi pengeluaran
cairan vagina yang mencurugakan, adanya infeksi.
Setelah masa pemakaian habis, AKDR harus segera dilepas.

b. Tubektomi
Penutupan pada tuba fallopi sehingga spermatozoa dan ovum tidak dapat bertemu.
Yang dapat menjalani tubektomi :
Perempuan pada usia >26 tahun
Perempuan dengan paritas
Perempuan yang yakin mempunyai keluarga besar dan sesuai dengan kehendaknya
Perempuan pada kehamilannya akan menimbulkan resiko yang serius
Perempuan pasca persalinan
Perempuan pasca keguguran
Perempuan yang paham dengan sukarela setuju dengan prosedur ini
c.

Vasectomi
Insisi kecil pada skrotum, lumen vas deferens dirusak untuk menghambat lewatnya sperma
dari testis. Atau oklusi vas deferens, sehingga menghambar perjalanan spermatozoa dan tidak
didapatkan spermatozoa didalam semen.
Keuntungan :
Efektif
Aman, morbiditas rendah & hampir tidak ada mortalitas

Sederhana, cepat, biaya murah


Menyenangkan bagi akseptor
Tidak mengganggu hormon pria dan tidak berpengaruh terhadap kemampuan atau kepuasan
seksual
Indikasi :
Pasangan suami istri yang tidak menghendaki kehamilan lagi dan pihak suami bersedia
tindakan kontrasepsi dilakukan pada dirinya.
Kontra indikasi :
Adanya kelainan lokal atau umum yang dapat menggangu sembuhnya luka operasi kelainan
itu harus disembuhkan dulu.
d. Kondom ( metode barier pada pria )
Kondom atau coitus condomatutus atau french letter Merupakan selubung/sarung karet yang
dapat terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami
(produksi hewani) yang dipasang pada penis saat hubungan seksual.
Cara kerja :
Mengahalang terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma
diujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah
kedalam saluran reproduksi perempuan.
Manfaat :
Secara kontrasepsi :
Efektif mencegah kehamilan bila digunakan secara benar
Tidak mengganggu kesehatan klien
Murah dan dapat dibeli secara umum
Sebagai metode kontrasepsi sementara
Tidak memerlukan resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
Tidak mengganggu produksi ASI
Secara nonkontrasepsi :
Pria ikut secara aktif dalam program KB
Dapat mencegah penularan IMS
Mencegah ejakulasi dini
Tidak memerlukan pengawasan
Efek samping :
Kondom rusak atau diperkirakan bocor sebelum atau selama berhubungan
Iritasi local pada penis/adanya reaksi alergi (jarang)
Mengurangi kenikmatan hubungan seksual
Iritasi vagina
Cara penggunaan :
Gunakan kondom setiap akan melakukan hubungan seksual
Taruh kondom diatas penis yang tegang, pencet ujung kondom, agar udara didalamnya
keluar
Buka gulungan kondom kebawah menyarungi seluruh penis
Setelah keluar mani, tarik penis yang masih tegang dari vagina, sambil menahan dasar
kondom, jangan ada cairan yang tumpah
Buang kondom bekas pakai pada tempat yang aman

Anda mungkin juga menyukai