Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH DASAR PEMULIAAN TANAMAN

Disusun oleh:

Kelompok IC

Kayla Zura 23020222140106


Nastita Nayla Safa 23020222140107
Stefany Citra T. 23020222140115
Ikhlas Pebrian 23020222140116
Hafshah Najla 23020222140133
Tazkiya Januba Zahro’ 23020222140137
Gyndha Rema Laziz A. 23020222140147

Dosen: Prof. Dr. Ir. Florentina Kusmiyati, M.Sc

PROGRAM STUDI S-1 AGROEKOTEKNOLOGI


DEPARTEMEN PERTANIAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah berjudul “Metode Reproduksi
Tanaman Cabai”. Makalah ini ditujukan agar dapat memberikan manfaat yang seoptimalnya
bagi para pembaca.

Harapan kami, makalah ini dapat menjadi salah satu media yang menarik untuk
dibaca dan mudah dipahami oleh seluruh pembaca. Tentunya ada hal-hal yang ingin kami
berikan kepada pembaca dari hasil makalah ini. Karena itu kami berharap semoga makalah
ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna meyempurnakan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Hormat kami,
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Reproduksi tumbuhan adalah proses perkembangbiakan atau pembentukan individu


baru pada suatu tumbuhan dalam rangka menjaga kelangsungan keturunan spesiesnya.
Proses reproduksi dapat ditempuh melalui cara seksual (generatif) maupun aseksual
(vegetatif). Reproduksi seksual pada tumbuhan cabai melibatkan beberapa tahapan, yaitu
pembentukan bunga, penyerbukan, pembuahan, dan pembentukan biji. Organ reproduktif
pada tumbuhan cabai berupa bunga, di dalamnya terdapat benang sari yang terdiri atas
kepala sari dan serbuk sari yang berfungsi sebagai alat reproduksi jantan pada tumbuhan.
Dalam reproduksi aseksual, tanaman cabai dapat berkembang biak tanpa harus menunggu
proses penyerbukan dan pembuahan, sehingga dapat mempercepat proses perbanyakan
tanaman. Namun, reproduksi seksual pada tanaman cabai menghasilkan variasi genetik
yang dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyaki
Bunga adalah tempat berlangsungnya proses penyerbukan dan pembuahan yang
terjadi. Bunga juga memiliki sifat yang dapat membantu proses perkembangbiakan.
Bunga yang memiliki kelopak bunga, mahkota bunga, putik, dan benang sari disebut
bunga lengkap. Bunga memiliki putik dan benang sari yang digunakan sebagai organ
reproduksi. Alat kelamin jantan pada bunga adalah benang sari, sedangkan alat kelamin
betina pada bunga adalah putik.

B. Tujuan

1. Mengetahui metode reproduksi tanaman cabai


2. Mengetahui struktur bunga tanaman cabai
3. Mengetahui penyerbukan pada tanaman cabai
4. Mengetahui pembentukan gamet pada tanaman cabai
5. Mengetahui proses pembentukan biji cabai
6. Mengetahui faktor yang mempengaruhi jumlah biji pada cabai
C. Rumusan Masalah

1. Apa metode reproduksi tanaman cabai?


2. Bagaimana struktur bunga tanaman cabai?
3. Bagaimana penyerbukan pada tanaman cabai?
4. Bagaimana pembentukan gamet pada tanaman cabai?
5. Bagaimana proses pembentukan biji cabai?
6. Apa faktor yang mempengaruhi jumlah biji pada cabai?

D. Manfaat

1. Agar mengetahui metode reproduksi tanaman cabai

2. Untuk mengetahui struktur bunga tanaman cabai

3. Agar mengetahui penyerbukan pada tanaman cabai

4. Untuk mengetahui pembentukan gamet pada tanaman cabai

5. Untuk mengetahui proses pembentukan biji cabai

6. Agar mengetahui faktor yang mempengaruhi jumlah biji pada cabai


BAB II
PEMBAHASA
N

A. Metode Reproduksi Tanaman Cabai

Reproduksi pada tanaman cabai dapat dilakukan dengan metode seksual, yaitu
melibatkan organ reproduksi jantan (benang sari) dan betina (putik). Dalam
reproduksi ini terjadi penyerbukan dan pembuahan. Proses reproduksi ini
menghasilkan biji yang dapat di tanam di kebun. Perbedaan antara reproduksi seksual
dan aseksual Reproduksi pada tumbuhan cabai dapat dilakukan secara seksual
maupun aseksual. Berikut adalah perbedaan antara reproduksi seksual dan aseksual
pada tanaman cabai:
Reproduksi Seksual:
1) Melibatkan organ reproduksi jantan dan betina, yaitu benang sari dan putik
2) Terjadi penyerbukan dan pembuahan
3) Menghasilkan biji yang dapat ditanam di

kebun Reproduksi Aseksual:

1) Tidak melibatkan organ reproduksi jantan dan betina


2) Tidak terjadi penyerbukan dan pembuahan
3) Menghasilkan keturunan yang identik secara genetik dengan induknya

Reproduksi seksual pada cabai sangat penting karena cabai berkembang biak dengan
cara generatif melalui proses fertilisasi, yaitu peleburan sel gamet jantan dan sel
gamet betina. Proses perkembangbiakan generatif pada tanaman cabai menghasilkan
biji yang dapat ditanam kembali untuk dijadikan bentuk tanaman yang baru. Pada fase
generatif, cabai cenderung digunakan untuk pembungaan, pembuahan, pengisian
buah, perkembangan buah, dan pematangan buah

B. Bunga Cabai

Bunga cabai umumnya bersifat tunggal dan tumbuh pada ujung ruas, serta merupakan
bunga sempurna (hermaphrodit) karena memiliki 2 jenis kelamin, sel jantan berupa
serbuk sari dan sel betina berupa putik. Bunga cabai juga merupakan bunga lengkap
yang terdiri dari kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, dan putik.
C. Struktur Bunga Cabai

a. Mahkota Bunga
Mahkota Bunga, merupakan bagian bunga yang indah dan berwarna warni
memiliki fungsi sebagai organ yang membantu proses penyerbukan. Mahkota
bunga melakukan penyerbukan dengan cara menarik perhatian serangga
untuk hinggap kemudian menghisap nectar.
b. Stigma
Stigma merupakan bagian dari kepala putik fungsi dari stigma adalah menerima
serbuk sari yang dibawa oleh hewan penyerbuk atau angin.
c. Putik
Putik merupakan alat kelamin betina memiliki fungsi sebagai wadah serbuk
sariyang berasal dari benang sari atau serbuk sari.
d. Benang Sari
Benang sari atau stamen merupakan organ reproduksi jantan pada bunga. Setiap
benang sari terdiri dari tangkai sari atau filamen dan pada ujung tangkai sari,
kepala sari atau anter. Fungsi benang sari yang utama adalah sebagai alat
perkembangbiakan (kelamin jantan) dari tumbuhan.
e. Bakal Buah
Bakal buah merupakan bagian putik yang membesar menumpang pada dasar
bunga. Bakal buah berfungsi sebagai tempat terjadinya pembuahan.
f. Kelopak
Kelopak merupakan perhiasan bunga yang terletak pada lingkaran terluar. Fungsi
dari kelopak bunga yang masih muda yaitu untuk melindungi bunga yang masih
muda dan melindungi kuncup ketika bunga sedang berkembang.
D. Penyerbukan Pada Cabai

Tanaman cabai merupakan tanaman yang melakukan self pollination. Self pollination
atau penyerbukan sendiri yaitu ketika serbuk sari jatuh ke kepala putik pada bunga
yang sama dalam satu tanaman. Namun ada juga tanaman cabai yang mengalami
penyerbukan silang namun hanya sedikit kemungkinan. Frekuensi penyerbukan silang
pada cabai cukup tinggi antara 6-36% dan terutama disebabkan oleh aktivitas
serangga dan angin.
E. Pembentukan Gamet Pada Cabai

Proses pembentukan gamet jantan (serbuk sari)


Proses pembentukan gamet jantan atau serbuk sari pada tanaman cabai terjadi melalui
proses penyerbukan. Serbuk sari yang dihasilkan oleh bunga jantan akan jatuh ke
putik bunga betina dan menempel pada stigma. Kemudian, serbuk sari akan tumbuh
menjadi benang sari dan menembus ke dalam bakal biji untuk membuahi sel telur
yang ada di dalamnya. Proses pembuahan ini akan menghasilkan buah dengan
kandungan biji di dalamnya.
Proses pembentukan gamet betina (ovulum)
Proses pembentukan gamet betina atau sel telur pada tanaman cabai terjadi melalui
proses makrosporogenesis. Makrosporogenesis yaitu pembentukan sel gamet betina
pada bunga. Tempat terjadinya yaitu di ovarium (bakal buah).
F. Proses Pembentukan Biji Pada Cabai

Proses ini melalui beberapa tahapan yaitu :


1) Penyerbukan, ada 2 macam penyerbukan alami dan buatan.
2) Pembuahan, setelah penyerbukan serbuk sari akan tumbuh ke arah putik dan
masuk ke dalam ovarium. di dalam ovarium terjadi pembuahan antara sel telur
dan sel sperma.
3) Pembentukan biji, setelah proses pembuahan, zigot akan berkembang menjadi
embrio. Embrio inilah yang akan berkembang menjadi biji yang merupakan
bagian generatif pada tanaman.

Ovule pada tanaman cabai banyak sehingga memengaruhi jumlah biji pada tanaman
cabai.
G. Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Biji Pada Cabai

Terdapat 2 faktor yang memengaruhinya, yaitu faktor internal dan eksternal.


1) Faktor internal sendiri berasal dari dalam benih. Salah satunya faktor genetik dari
perkecambahan yang terdapat sifat dormansi dan kualitas benih.
2) Faktor eksternal yang berasal dari lingkungan, antara lain : ketersediaan air dan
nutrisi, unsur hara, pencahayaan, dan suhu. . Beberapa faktor eksternal yang
mempengaruhi jumlah biji pada cabai antara lain:
- Ketersediaan air: Ketersediaan air yang cukup sangat penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai. Jika tanaman cabai
kekurangan air, maka jumlah biji yang dihasilkan akan berkurang.
- Ketersediaan nutrisi: Ketersediaan nutrisi yang cukup juga sangat penting
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai.
- Unsur hara seperti nitrogen, fosfor, dan kalium sangat dibutuhkan oleh
tanaman cabai untuk menghasilkan biji yang berkualitas.
- Pencahayaan: Pencahayaan yang cukup juga sangat penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai. Tanaman cabai membutuhkan
sinar matahari yang cukup untuk melakukan fotosintesis dan menghasilkan
biji yang berkualitas.
- Suhu: Suhu yang ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai
adalah antara 20-30 derajat Celsius. Jika suhu terlalu rendah atau terlalu
tinggi, maka jumlah biji yang dihasilkan akan berkuran
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Tanaman cabai bereproduksi dengan cara seksual yaitu melibatkan organ reproduksi
jantan dan betina, serta terjadinya penyerbukan dan pembuahan.
B. Saran

Lebih banyak materi yang diperlukan untuk memahami metode reproduksi dari
tanaman cabai, memahami struktuk bunga, memahami proses pembentukan gamet dan
penyerbukan tanaman cabai sehingga dapat menghasilkan makalah yang lengkap serta
mudah dipahami.
DAFTAR PUSTAKA

Syukur, M., Sujiprihari, S., dan Yunianti, R. Juni 2010. Teknik PemuliaanTanaman Cabai.
Bogor Agricultural University (IPB).
Undang, Sobir, dan Syukur, M. 2015. Identifikasi Spesies Cabai Rawit (Capsicum spp.)
Berdasarkan Daya Silang dan Karakter Morfologi. DepartemenAgronomi dan
Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.J. Argon, Vol 43 (2) : 118-
125
Wati, D. S. 2018. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Cabai Merah (Capsicumannum L.) Secara
Hidroponik Dengan Nutrisi Pupuk Organik Cair Dari Kotoran Kambing Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

https://tipspetani.com/fase-fase-pertumbuhan-tanaman-cabai/

https://www.scribd.com/document/374949207/Laporan-persilngan-cabai

http://repository.ub.ac.id/id/eprint/10731/1/3.%20Bab%20II.pdf

http://repository.unsoed.ac.id/10749/3/ABSTRAK-Galuh%20Putri%20Anjasmara-
B2A019003-Tesis-2021.pdf.pdf

https://agri.kompas.com/read/2022/10/15/211200984/5-cara-merangsang-pembuahan-cabai-
apa-saja-?page=all

Anda mungkin juga menyukai