Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

 Latar Belakang

Sejak revolusi pertanian, perkembangan pertanian terus mengalami peningkatan.


Manusia yang lebih modern mulai mengembangkan teknik perbanyakan tanaman
yang dipelajarinya dari kejadian-kejadian alam, seperti setek, cangkok, okulasi dan
merunduk. Sejak perkembangan ilmu pengetahuan mulai maju, ditemukan teknik
pebanyakan tanaman yang lebih modern seperti teknik kultur jaringan. Melalui teknik
kultur jaringan bagian tanaman yg kecil bisa menghasilkan tanaman baru dalam
jumlah besar hingga mencapai ribuan.

Salah satu perbanyakan tanaman yang paling mudah dilakukan secara massal
dan biayanya murah adalah perbanyakan melalui biji atau perbanyakan secara
generatif (seksual). Dalam perbanyakan secara generatif, biji digunakan sebagai alat
perbanyakan. Bahan tanaman yang berasal dari biji disebut benih, sedangkan bahan
tanaman yang berasal dari bagian vegetatif tanaman seperti; akar, batang dan daun
disebut bibit.

Perbanyakan tanaman secara generatif memiliki kelebihan dan kekurangan.


Kelebihan perbanyakan tanaman secara generatif adalah tanaman baru bisa
diperoleh dengan mudah dan cepat, biaya yang dikeluarkan relatif murah, umur
tanaman lebih lama, tanaman yang dihasilkan memiliki perakaran yang lebih kuat
dan varietas-varietas baru diperoleh dengan cara menyilangkannya. Sedangkan
kelemahan perbanyakan secara generatif adalah tanaman baru yang dihasilkan
belum tentu memiliki sifat yag sama dengan tanaman induknya, varietas baru yang
muncul belum tentu lebih baik, waktu berbuah lebih lama dan kualitas tanaman baru
diketahui setelah tanaman berbuah.

Saat ini perbanyakan tanaman secara generatif masih banyak dilakukan terutama
untuk menghasilkan jenis tanaman baru yang memiliki kualitas bagus melalui cara
penyilangan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Perbanyakan Secara Generatif

Berkembang biak (reproduksi) adalah kemampuan menghasilkan keturunan


(individu baru) dengan tujuan melestarikan dan memperbanyak jenis. Manusia,
hewan, dan tumbuhan, masing-masing memiliki cara sendiri-sendiri melestarikan
keturunannya. Dan bagi tumbuhan memiliki dua cara perkembang biakan yaitu
perkembang biakan secara vegetative (alami) dan perkembangbiakan secara
generatif (kawin).Dalam hal ini perkembang biakan secara generatif dilakukan baik
itu oleh manusia, hewan dan juga tumbuhan oleh karena itu di dalam makalah ini
penulis akan membahas tentang perkembang biakan secara generatif baik itu
perkembang biakan manusia, hewan dan juta tumbuhan.

Perkembangbiakan generatif di sebut juga dengan istilah reproduksi generatif.


Perkembangbiakan generatif adalah perkembangbiakan tumbuhan secara kawin
atau seksual. Pada proses perkembangbiakan generatif ini dibutuhkan alat kelamin
jantan dan alat kelamin betina. Perkembangbiakan secara generatif dapat terjadi
pada tumbuhan ataupun hewan. Selama mereka memiliki alat kelamin, maka
tumbuhan tersebut dapat berkembangbiak secara generatif, kecuali ada kelainan-
kelainan tertentu yang menyebabkan alat-alat kelamin tersebut tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.

Perbanyakan secara generatif dilakukan dengan menanam biji yang


dihasilkan dari penyerbukan antara bunga jantan (serbuk sari) dan bunga betina
(kepala putik). Secara alami proses penyerbukan terjadi dengan bantuan angin atau
serangga. Namun, saat ini penyerbukan sering dilakukan manusia, terutama para
pemulia tanaman untuk memperbanyak atau menyilang tanaman dari beberapa
varietas yang berbeda. Perbanyakan tanaman secara generatif terjadi juga melalui
biji. Biji merupakan organ perkembang biakan yang terbentuk dalam buah sebagai
hasil pendewasaan bakal biji yang dibuahi. Perbanyakan melalui biji didahului
dengan peleburan gamet jantan dan gamet betina tanaman induk. Hal ini merupakan
salah satu kemampuan alami tanaman untuk berkembang biak dan melestarikan
kemampuan kelangsungan hidupnya.
2.2 Mekanisme terjadinya perbanyakan secara generatif

Perkembangbiakan secara generatif ditandai dengan adanya pembuahan.


Pembuahan adalah peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina yang
kemudian menghasilkan zigot. Zigot berkembang menjadi individu baru. Proses
pembuahan pada hewan dan tumbuhan adalah berbeda. Pembuahan pada hewan
adalah proses peleburan antara sel telur (sel kelamin betina) dan sel sperma (sel
kelamin jantan). Pembuahan pada tumbuhan adalah proses dari peleburan benang
sari (sel kelamin jantan) dan putik (sel kelamin betina). Karena adanya proses
pembuahan makanPerkembangbiakan secara generatif menghasilkan individu yang
memiliki perpaduan sifat-sifat dari kedua induknya.

2.3 Jenis- jenis perbanyakan secara Generatif

Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan terjadi melalui beberapa cara, yaitu:

 Konjugasi, yaitu reproduksi generatif pada tumbuhan yang belum jelas alat
kelaminnya. Contoh: Spyrogyra (ganggang hijau) yang koloninya berbentuk
benang.
 Isogami, yaitu peleburan 2 sel gamet atau kelamin yang sama besar.
Contoh:Clamydomonas (ganggang biru).
 Anisogami, yaitu peleburan 2 sel gamet yang besarnya tidak sama. Gamet 1
lebih kecil (mikrogamet) dan gamet 2 lebih besar (makrogamet). Contoh: Ulva
(ganggang yang berbentuk lembaran).
 Penyerbukan yang diikuti dengan pembuahan. Terjadi pada tumbuhan
berbunga (Antophyta) atau tumbuhan berbiji (Spermatophyta). Alat kelamin
jantan berupa benang sari dan alat kelamin betinanya berupa putik.
2.4 Keunggulan Perbanyakan secara Generatif

Keunggulan tanaman hasil perbanyakan secara generatif adalah sistem


perakarannya yang kuat dan rimbun. Oleh karena itu, sering dijadikan sebagai
batang bawah untuk okulasi atau sambungan. Selain itu, tanaman hasil
perbanyakan generatif juga digunakan untuk program penghijauan di lahan-lahan
kritis yang lebih mementingkan konservasi lahan dibandingkan dengan produksi
buahnya. Bahkan, kegiatan budidaya tanaman sayur dan beberapa jenis buah-
buahan semusim seperti semangka dan melon tetap menggunakan bibit biji yang
berasal dari perbanyakan secara generatif, tetapi bibit yang digunakan merupakan
bibit-bibit unggul atau bibit biji varietas hibrida yang kualitas dan kuantitas buahnya
tidak diragukan lagi.Bahan tanam hasil pembiakan secara generatif adalah berupa
biji (benih). Benih yang berukuran lebih kecil dibandingkan dengan tanaman
induknya sehingga dapat dihasilkan dalam jumlah yang besar. Ukuran biji yang kecil
juga dapat memberikan kesempatan untuk penyebaran yang lebih jauh.

Tanaman hasil pembiakan generatif akan mempunyai sifat yang berbeda


dengan kedua induknya karena merupakan perpaduan dari kedua induknya
sehingga menimbulkan variasi-variasi baru baik secara fenotipe maupun genotype.
Kegiatan budidaya tanaman sayuran dan beberapa jenis tanaman buah semusim
seperti Semangka dan melon, tetap menggunakan biji yang berasal dari
perbanyakan secara generatif tetapi bibit yang digunakan berupa bibit/benih unggul
atau benih varietas hibrid yang berkualitas baik. Pembiakan generatif juga bisa
digunakan untuk menghasilkan jenis buah yang tidak memiliki biji, biasanya tanaman
buah yang diciptakan tanpa biji berasal dari buah yang memiliki biji banyak seperti
semangka dan melon.

Adanya varietas hibrida merupakan salah satu hasil pembiakan secara


generatif. Dengan cara menyilangkan beberapa varietas yang dianggap unggul.
Tanaman transgenik juga merupakan hasil dari pembiakan generatif yang mana
dalam pembuatannya disusupkan gen bakteri dengan cara merendam biji tanaman
dalam larutan kimia yang mengandung bakteri atau gen tertentu. Tanaman hasil
pembiakan secara generatif biasanya mempuyai daya adaptasi yang tinggi terhadap
lingkungannya, selain itu tanaman hasil pembiakan generatifmempunyai umur
produktif yang lebih lama dibandingkan dengan tanaman hasil pembiakan secara
vegetatif.
2.5 Kerugian Perbanyakan Tanaman secara generatif

Sedang kekurangan dari pembiakan generatif yaitu sifat biji yang dihasilkan
sering menyimpang dari sifat pohon induknya. Jika biji tersebut ditanam, dari ratusan
atau ribuan biji yang berasal dari satu pohon induk yang sama akan menghasilkan
banyak tanaman baru dengan sifat yang beragam.

Namun, ada juga yang sama sekali tidak membawa sifat unggul pohon induk,
bahkan lebih buruk sifatnya. Keragaman sifat ini terjadi karena adanya pengaruh
mutasi gen dari pohon induk jantan dan betina.

Kelemahan lainnya, pertumbuhan vegetatif tanaman hasil perbanyakan


secara generatif juga relatif lambat. Karena diawal pertumbuhannya, makanan yang
dihasilkan dari proses fotosintesa lebih banyak digunakan untuk membentuk batang
dan tajuk tanaman. Akibatnya, tanaman memerlukan waktu yang lama untuk
berbunga dan berbuah. Contohnya tanaman mangga, durian, lengkeng, manggis
atau duku yang berasal dari hasil perbanyakan secara generatif, baru akan berbuah
setelah 8-10 tahun setelah tanam.

2.6 Siklus Hidup Seksual atau Generatif pada Tanaman

Dalam siklus ini biji digunakan sebagai alat perbanyakan. Sifat turunan
merupakan sumbangan genetis tetuanya. Reproduksi dengan biji akan meyebabkan
variasi antar tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dari kecambah
terjadi dalam tiga fase. 1). Fase embrio dimulai dengan fusi antara gamet jantan dan
betina untuk membentuk zigot, 2) Fase Juvenil dimulai dengan perkecambahan biji
dan embrio tumbuh menjadi tanaman muda.Dalam fase ini pertumbuhan vegetatif
yang mendominasi morfologi tanaman berkembmg .secara umum tanaman pada
fase ini tidak respon terhadap zat perangsang pembungaan, 3) Pada fase dewasa
tanaman mencapai ukuran maksimal dan memasuki stadia yang di dominasi oleh
pembentukan bunga buah dan biji, 4) fase transisi adalah fase pada saat tanaman
secara bertahap kehilangan sifat Juvenilitas nya dan memasuki masa dewasa.
Perubahan ini di tujukan pada perubahan morfogi seperti hilangya kemampuan
berkembang secara vegetatif, meningkatnya kemampuan untuk memberikan respon
kepada zat perangsang pembungaan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Perbanyakan Tanaman secara Generatif terjadi secara seksual melalui


penyerbukan dan pembuahan

2. Jenis-jenis perbanyakan tanaman secara generative adalah sebagai berikut,


Konjugasi, isogami, Anisogami, dan Penyerbukan yang diikuti dengan

pembuahan.

3. Ada beberapa keunggulan dan kerugian pada perbanyakan secara generative


4. Ada beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi perkecambahan
diantaranya adalah, ketersediaan air, suhu, cahaya, pertukaran gas antara embrio

dan atmosfir, penyimpanan dan perlakuan benih, perlakuan fisik, perlakuan

kimiawi dan inokulai rhizobium

Anda mungkin juga menyukai