PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu perbanyakan tanaman yang paling mudah dilakukan secara massal
dan biayanya murah adalah perbanyakan melalui biji atau perbanyakan secara
generatif (seksual). Dalam perbanyakan secara generatif, biji digunakan sebagai alat
perbanyakan. Bahan tanaman yang berasal dari biji disebut benih, sedangkan bahan
tanaman yang berasal dari bagian vegetatif tanaman seperti; akar, batang dan daun
disebut bibit.
Saat ini perbanyakan tanaman secara generatif masih banyak dilakukan terutama
untuk menghasilkan jenis tanaman baru yang memiliki kualitas bagus melalui cara
penyilangan.
BAB II
PEMBAHASAN
Konjugasi, yaitu reproduksi generatif pada tumbuhan yang belum jelas alat
kelaminnya. Contoh: Spyrogyra (ganggang hijau) yang koloninya berbentuk
benang.
Isogami, yaitu peleburan 2 sel gamet atau kelamin yang sama besar.
Contoh:Clamydomonas (ganggang biru).
Anisogami, yaitu peleburan 2 sel gamet yang besarnya tidak sama. Gamet 1
lebih kecil (mikrogamet) dan gamet 2 lebih besar (makrogamet). Contoh: Ulva
(ganggang yang berbentuk lembaran).
Penyerbukan yang diikuti dengan pembuahan. Terjadi pada tumbuhan
berbunga (Antophyta) atau tumbuhan berbiji (Spermatophyta). Alat kelamin
jantan berupa benang sari dan alat kelamin betinanya berupa putik.
2.4 Keunggulan Perbanyakan secara Generatif
Sedang kekurangan dari pembiakan generatif yaitu sifat biji yang dihasilkan
sering menyimpang dari sifat pohon induknya. Jika biji tersebut ditanam, dari ratusan
atau ribuan biji yang berasal dari satu pohon induk yang sama akan menghasilkan
banyak tanaman baru dengan sifat yang beragam.
Namun, ada juga yang sama sekali tidak membawa sifat unggul pohon induk,
bahkan lebih buruk sifatnya. Keragaman sifat ini terjadi karena adanya pengaruh
mutasi gen dari pohon induk jantan dan betina.
Dalam siklus ini biji digunakan sebagai alat perbanyakan. Sifat turunan
merupakan sumbangan genetis tetuanya. Reproduksi dengan biji akan meyebabkan
variasi antar tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dari kecambah
terjadi dalam tiga fase. 1). Fase embrio dimulai dengan fusi antara gamet jantan dan
betina untuk membentuk zigot, 2) Fase Juvenil dimulai dengan perkecambahan biji
dan embrio tumbuh menjadi tanaman muda.Dalam fase ini pertumbuhan vegetatif
yang mendominasi morfologi tanaman berkembmg .secara umum tanaman pada
fase ini tidak respon terhadap zat perangsang pembungaan, 3) Pada fase dewasa
tanaman mencapai ukuran maksimal dan memasuki stadia yang di dominasi oleh
pembentukan bunga buah dan biji, 4) fase transisi adalah fase pada saat tanaman
secara bertahap kehilangan sifat Juvenilitas nya dan memasuki masa dewasa.
Perubahan ini di tujukan pada perubahan morfogi seperti hilangya kemampuan
berkembang secara vegetatif, meningkatnya kemampuan untuk memberikan respon
kepada zat perangsang pembungaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
pembuahan.