Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PEMULIAAN TANAMAN

“TEKNIK PENYILANGAN SECARA SELFING DAN CROSSING”

DOSEN PENGAMPU :
RISKY RIDHA, S.P.,M.P

DISUSUN OLEH :

DEVI PURNAMA SARI 210301005


DICKY SETIAWAN 210301006
IRA SEPTIANA 210301011
RENI YUSNIAR 210301015
VELLICIA FEBRIANTI 210301025
SOFIYATUL ULYA 210301031
M SUTAN MAULANA 210301034

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SAMUDRA
LANGSA
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT, yang atas


rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan tepat pada waktunya, makalah ini dibuat untuk memenuhi
penilaian mata kuliah Pemuliaan Tanaman dengan dosen pengampu
Bapak Risky Ridha S. P., M.P

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang


sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Pemuliaan Tanaman yang
telah memberikan tugas ini terhadap kami. Jika tugas ini masih jauh
dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta
kekurangan didalamnya kami mohon maaf sebesar besarnya.

Langsa, 09 Juni 2023

Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Salah satu upaya yang perlu kita lakukan untuk meningkatkan hasil
pertanian adalah dengan penggunaan bibit unggul. Sifat bibit unggul pada
tanaman dapat timbul secara alami karena adanya seleksi alam dan dapat
jugatimbul karena adanya campur tangan manusia. Persilangan merupakan
salah satu cara untuk menghasilkan rekombinasi gen. Secara teknis,
persilangan dilakukan dengan cara memindahkan tepung sari ke kepala putik
pada tanaman yang diinginkan sebagai tetua, baik pada tanaman yang
menyerbuk sendiri (self polination crop) maupun pada tanaman yang
menyerbuk silang (cross polination crop).

Tanaman jagung mempunyai komposisi genetik yang sangat dinamis


karena cara penyerbukan bunganya menyilang. Fiksasi gen-gen unggul
(favorable genes) pada genotipe yang homozigot justru akan berakibat depresi
inbreeding yang menghasilkan tanaman kerdil dan daya hasilnya rendah.
Tanaman yang vigor, tumbuh cepat, subur, dan hasilnya tinggi justru diperoleh
dari tanaman yang komposisi genetiknya heterozigot varietas hibrida
merupakan generasi pertama hasil persilangan antaratetua berupa galur
inbrida.

Varietas hibrida dapat dibentuk pada tanaman menyerbuk sendiri maupun


menyerbuk silang. jagung merupakan tanaman pertama yang dibentuk
menghasilkan $arietas hibrida secara komersial.

1.2 Tujuan

Agar mahasiswa dapat mengetahui cara Teknik Persilangan Secara Selfing dan
Crossing pada tanaman jagung (Zea Mays).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman menyerbuk sendiri dapat dimuliakan antara lain melalui


hibridisasi, Hibridisasi atau persilangan bertujuan menggabungkan sifat-sifat baik
dari kedua tetua atau induknya sedemikian rupa sehingga sifat-sifat baik tersebut
dimiliki keturunannya, Sebagai hasil dari hibridisasi adalah timbulnya keragaman
genetic yang tinggi pada keturunannya, Dari keragaman yang tinggi inilah
pemulia tanaman akan memilih tanaman yang mempunyai sifat-sifat sesuai
dengan yang diinginkan. (Sunarto, 1997).

Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari kekepala putik, Sedangkan


pembuahan adalah bergabungnya gamet jantan dan gamet betina, kriteria
klasifikasi yang dipergunakan hanya berdasarkan tingkat penyerbukan sendiri dan
penyerbukan silang, polinasi sendiri sudah barang tentu hanya merupakan salah
satu system perbanyakan tanaman dan hanya sebagai salah satu jalan dimana
populasi dapat dikawinkan, (R. W. All ard, 1992)

Penyerbukan sendiri adalah jatuhnya serbuk sari dari anter ke stigma pada
bunga yang sama atau stigma dari bunga yang lain pada tanaman yang sama atau
klon yang sama, prinsip yang memungkinkan terjadinya penyerbukan
penyerbukan sendiri adalah kleistogami yaitu pada waktu terjadi penyerbukan
bunga yang belum mekar atau tidak terbuka misalnya pada kedelai, padi,
tembakau dan lain-lain (Naisir, 2001)

Contoh empat macam varietas menyerbuk sendiri:

1. Bersari bebas

Hasil seleksi massa cirinya : Tidak selalu diketahui induk jantan dan
betinanya, jika ingin meningkatkan hasil harus tahu peranan gen aditif
sehingga perlu tahu salah satu tetuanya.
2. Komposit

Populasi dasar merupakan : campuran varietas unggul hibrida dan


galur (untuk galur boleh ada boleh tidak) setiap dicampur terjadi
persilangan terbuka kemudian diseleksi melalui seleksi massa.

3. Hibrida

Masalah : persilangan dan saat mencari galur penghasil benihnya.


Benih yang dihasilkan sedikit, usaha-usaha persilangan galur dengan
varietas (Prasetyto 2010).
BAB III

PEMBAHASAN

1.1 POLINASI

Penyerbukan atau polinasi adalah peristiwa jatuhnya serbuk sari ke


permukaan putik. Pada sebagian besar bunga penyerbukan berarti peristiwa
jatuhnya serbuk sari kebagian kepala putik, Penyerbukan ini merupakan
bagian penting proses reproduksi tumbuhan berbiji fungsi penyerbukan yaitu
untuk memudahkan serbuk menempel pada kepala putik.

Penyerbukan sendiri

Endapan serbuk sari dari anther bunga pada stigma bunga yang sama atau
pada stigma bunga yang berbeda pada tanaman yang sama disebut
penyerbukan sendiri. Penyerbukan sendiri terjadi antara antera dan stigma
bunga yang identik secara genetis, menghasilkan keturunan yang identik
secara genetik untuk orang tua. Beberapa jenis metode reproduksi diamati
pada tanaman penyerbukan sendiri. Penyerbukan di dalam bunga yang sama
disebut autogami. Pada beberapa tanaman, beberapa bunga terhubung ke
batang yang sama. Dalam bunga-bunga ini, serbuk sari bunga-bunga yang
berbeda menyerbuki bunga di batang yang sama. Ini disebut geitonogami.
Karpel dan benang sari memiliki panjang yang sama, dikelompokkan bersama
dalam bunga,yang menggunakan geitonogami. Beberapa bunga diserbuki
sendiri bahkan sebelum pembukaan. Ini disebut cleistogamy. Beberapa
tanaman yang memperlihatkan cleistogami tidak pernah dibuka. Keuntungan
penyerbukan sendiri adalah bahwa tanaman mampu bereproduksi sementara
bahkan tidak ada agen penyerbuk eksternal untuk

membantu penyerbukan. Kerugian dari penyerbukan sendiri adalah


mengurangi keragaman genetik tanaman dalam spesies yang sama. membantu
penyerbukan. Kerugian dari penyerbukan sendiri adalah mengurangi
keragaman genetik tanaman dalam spesies yang sama.

1.2 Ciri ciri penyerbukan sendiri

Ada beberapa ciri ciri penyerbukan sendiri yang membedakan jenis


penyerbukan ini dengan jenis lainnya.Berikut ini ciri-ciri tersebut.

1. Jatuhnya serbuk sari di kepala putik dari bunga itu sendiriSesuai


dengan pengertiannya, ciri ciri penyerbukan sendiri ditandai dengan
jatuhnya serbuk saridari bunga itu sendiri. Penyerbukan bisa terjadi
dengan bantuan angin (anemogami), manusia (antropogami), dengan
bantuan hewan (zoidiogami), atau dengan bantuan air (hidrogami)

2. Hanya terjadi pada bunga hermaprodit Karena kepala putik dibuahi


oleh serbuk sari yang berasal dari bunga itu sendiri, maka penyerbukan
sendiri tentunya hanya bisa terjadi pada tumbuhan dengan bunga
hermaprodit. Bunga hermaprodit adalah bunga yang memiliki 2
kelamin lengkap, jantan dan betina dalam satu duduk bunga saja.
Contoh bunga hermaprodit misalnya bunga kembang sepatu, bunga
padi, bunga tanaman buah naga dan lain sebagainya.

3. Tidak menghasilkan variasi keturunanCiri ciri penyerbukan sendiri


yang terakhir adalah hasil penyerbukan tersebut tidak menghasilkan
variasi keturunan. Kelamin jantan dan betina berasal dari satu tanaman
saja, oleh karena itu tidakterjadi pewarisan sifat-sifat yang berbeda
seperti halnya pada penyerbukan silang maupun penyerbukan bastar.

Contoh tanaman penyerbukan sendiri:

a. Padi

b. Kacang tanah
c. Kacang panjang

d. Buncis

e. Gandum

f. Kentang

g. Tembakau

Dalam Penyilangan sendiri ada beberapa metode yang dapat


dilakukan diantara nya: Seleksi galur murni, Seleksi massa,
Seleksi bulk, Seleksi silang balik (Back Cross).

1.3 Penyerbukan secara selfing

Penyerbukan sendiri (selfpollination) adalah bersatunya tepung sari


dengan putikyang masing-masing berasal dari tanaman itu sendiri.
Penyerbukan sendiri hanya terjadi pada tanaman berumah satu
(monoecious), yaitu bunga jantan dan betina terdapat dalam satu tanaman.
Bunga tanaman menyerbuk sendiri dapat berupa bunga lengkap atau
bunga sempurna. Bunga lengkap adalah munga yang mempunyai empat
organ bunga yaitu kelopak bunga (calyx), mahkota bunga (corolla),
benang sari (stament) dan putik. (pistilum). Sedangkan bunga sempurna
adalah bunga yang memiliki dua organ kelamin jantan dan betina.

Karakteristik tanaman menyerbuk sendiri, adalah setiap lokus gen


tanaman dalam populasi adalah homosigot. Hal itu terjadi karena: tanaman
yang homosigot bila diserbuk sendiri maka turunannya juga akan
homsigot. Sedangakan tanaman yang heterosigot bila disebuk sendiri
secara terus-menerus akan mendapatkan proporsi tanaman homosigot
semakin besar pada keturunan, dan akhirnya akan menjadi homosigot
(resesif dan dominant) pada seluruh populasi.

Beberapa mekanisme bunga melakukan penyerbukan sendiri


adalah: bunga tidak membuka (bunga tidakmembuka (kleistogamie),
tepung sari luruh sebelum bunga membuka, benang sari dan putik ditutup
oleh bagian bunga sesudah bunga membuka, dan putik memanjang
segerasetelah tepung sari masak.Spesies tanaman menyerbuk sendiri
kadang-kadang dapat melalukan penyerbukan silang. Persentase terjadinya
penyerbukan silang tergantung dari spesies/ varietas dan pengaruh
lingkungan. Misalnya kapas umumnya 5-25 % dalam keadaan tertentu
dapatmencapai 50 %, padi 0-3% rata-rata 0,5 %, sogum rata-rata 6 %,
kedelai rata-rata 1 %,tomat kurang dari 1 %.

Penyerbukan secara selfing

1.4 Penyerbukan secara crossing

Penyerbukan silang (cross pollination) adalah bersatunya tepung sari


dengan putik, dimana tepung sari berasal dari tanaman lain yang sifatnya
berbeda. Ciri-ciri tanaman menyerbuk silang adalah:

a. Secara morfologi/ fisik kedudukan putik (pistilum)dan benang sari


(stament) sedemikian rupa sehingga mencegah penyerbukan
sendiri (herkogamie), seperi pada tanaman panili.

b. Tepung sari dan sel telur berbedamasaknya (dichogamie).


Protandris yaitu bila bungan jantan masak lebih dahulu dari bunga
betina, dan protoginis bila bunga betina masak (putik) lebih dahulu
dari bunga jantan.

c. Adanya sifat inkompatibilitas yaitu terjadinya penyerbukan pada


bunga tetapitidak dilanjutkan pembuahan, karena adanya hambatan
fisiologis. Hambatan fisiologis dapat berupa inaktifnya zat tumbuh
(phytohormon) sehingga buluh serbuk sari tidak terbentuk, seperti
pada kakao.

d. Self-sterility, adalah tidak terjadinya penyerbukan bungan karena


bunga jantan tidak berfungsi (mandul) secara genetik.

e. Tanaman berumah satu (monoecious), adalah tanaman dimana


bunga jantan dan betina tumbuh pada satu tanaman, tetapi letaknya
berbeda, seperti pada tanaman jagung.

f. Tanaman berumah dua (dioecious) adalah tanaman dimana bunga


jantan dan betina masing-masing tumbuh pada tanaman berbeda,
seperti pada tanaman pepaya. Populasi alami tanaman menyerbuk
silang, terdiri atas individu-indidu yang secara genetik heterosigot
untuk kebanyakan lokus. Secara genotipik pula berbeda dari satu
individu ke individu lainnya, sehingga keragaman genetik dalam
populasi sangatlah besar. Jenis tanaman menyerbuk silang antara
lain: jagung, rye, apel, apokat, pisang, ceri, anggur, mangga,
papaya, durian, beberapa kacang-kacangan, asparagus, bit, kubis,
wortel, seledri, sawi, bawang, berambang, bunga matahari, ketela
pohon, ketela rambat dan semangka, kelapa dalam, kakao, kopi
robusta dan lain-lain. Penyerbukan silang secara alami dapat terjadi
karena bantuan: angin (anemophily), serangga (entomophily), air
(hydrophily), dan hewan (zoophily).
Penyerbukan secara crossing
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa tanaman jagung


memiliki dua metode yaitu penyerbukan selfing dan crossing. Penyerbukan
selfing adalah bersatunya tepung sari dengan putik yang masing-masing berasal
dari tanaman itu sendiri, sedangkan penyerbukan crossing adalah bersatunya
tepung sari dengan putik, dimana tepung sari berasal dari tanaman lain yang
sifatnya berbeda. Namun pada tanaman jagung kebanyakan menggunakan
penyerbukan crossing dikarenakan masa matangnya putik dengan benang sari
pada tanaman jagung itu berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Allard, R. W, 1992. Pemuliaan Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta.

Prasetyo, Muhlas, 2010. Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan. Fakultas


pertanian jurusan budidaya pertanian. Universitas Jember.

Soenarto, 1997. Pemuliaan Tanaman. Semarangan: IKIP Semarangan press.

Anda mungkin juga menyukai