Anda di halaman 1dari 9

CEMARA VOLUME 19 NOMOR 1 MEI 2022 ISSN Cetak : 2087-3484

ISSN Online : 2460-8947

KAJIAN PEMASARAN BERAS MERAH PRODUKSI KWT KASIH IBU DI


KECAMATAN GULUK-GULUK KABUPATEN SUMENEP

Purwati Ratna W 1)*, Dody Tri Kurniawan 2), Sindi Arista Rahma 3)
1)
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Wiraraja, email :
purwatiratna@wiraraja.ac.id
2)
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Wiraraja, email :
dodytri@wiraraj.ac.id
3)
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Wiraraja
*Penulis Korespondensi : E-mail : purwatiratna@wiraraja.ac.id

Abstrak

Beras merah memiliki keunggulan kesehatan dan daya tahan hama dibandingkan beras putih.
Berdasarkan aspek ekonomi, padi beras merah mempunyai potensi ekonomi yang
menguntungkan. Pemasaran yang bagus dan alternatif lain dalam memasarkan suatu produk
perlu dilakukan untuk meningkatkan daya jual produk tersebut. Produk beras merah yang
diproduksi oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) saat ini masih melakukan pemasaran produknya
secara manual dengan menjual produknya di beberapa tempat lokal namun belum berhasil
menjangkau pasar dalam skala lebih luas seperti luar kota atau bahkan provinsi. Menetapkan
segmentasi pasar, menentukan target pasar, mengetahui posisi pasar perlu dilakukan untuk dapat
merencanakan stategi pemasaran yang baik. Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini
yaitu sebanyak 100 konsumen. Dengan menggunakan analisis deskriptif dan Analisis Regresi
Linear Berganda SPSS versi 25 diperoleh hasil penelitian secara simultan segmentasi, targeting,
dan positioning berpengaruh terhadap minat beli ulang. Sedangkan secara parsial segmentasi
tidak berpengaruh terhadap variabel minat beli ulang. Strategi peningkatan penjualan Beras
Merah KWT Kasih Ibu yang dirumuskan yaitu meningkatkan atribut produk (kemasan,
diversifikasi produk, mutu); meningkatan promosi penjualan (media cetak, media social,
pameran) dan memperluas jaringan mitra bisnis (peningkatan jumlah outlet).

Kata Kunci : Beras Merah, Segmentasi, Target, Posisi, Pasar

Pendahuluan dapat dilihat dengan makin berkembangnya


Saat ini kesadaran masyarakat untuk teknologi pertanian organik. Salah satu produk
menjaga kesehatan dapat diwujudkan dengan pertanian organik adalah beras merah yang
menerapkan pola hidup sehat dan hal ini diketahui memiliki banyak manfaat bagi
berdampak pada sektor pertanian. Hal ini kesehatan.

1
CEMARA VOLUME 19 NOMOR 1 MEI 2022 ISSN Cetak : 2087-3484
ISSN Online : 2460-8947

Saat ini petani-petani Indonesia sudah


mulai mengembangkan pertanian untuk mengalami penurunan keuntungan bahkan
komoditi beras merah karena mempunyai dapat mengakibatkan kerugian.
banyak manfaat untuk kesehatan sehingga
menyebabkan harga jual beras merah lebih Oleh sebab itu, agar daya jual produk
tinggi dibandingkan dengan beras putih atau beras merah KWT “Kasih Ibu” meningkat
Oryza Sativa (Dardanella et.al, 2017) karena maka perlu adanya strategi pemasaran yang
juga bisa digunakan sebagai bahan baku kue- bagus dan alternatif lain dalam memasarkan
kue basah atau kering karena dapat diubah produk. Selain penilaian lokasi produksi yang
menjadi bahan baku tepung dan dapat diolah baik, tentunya lokasi pemasaran yang tepat
menjadi bubur beras merah untuk makanan dan potensial adalah juga perlu dilakukan.
pendamping ASI (MPASI) (Badan Penelitian Karena mengenali pasar potensial suatu
dan Pengembangan Pertanian, 2017). produk akan berpengaruh pada volume
Berdasarkan aspek ekonomi, padi beras merah penjualan dan keuntungan yang di dapat oleh
produsen menjadi meningkat.Adapun tujuan
mempunyai potensi ekonomi yang dalam penelitian ini yaitu (1) Mengetahui
menguntungkan. Menurut Cahyadin dan karakteristik sosial, budaya, demografi dan
Widiyanti (2015) pengembangan padi beras ekonomi konsumen beras merah produksi
merah masih memerlukan berbagai aktivitas “Kasih Ibu” di Kabupaten Sumenep. (2)
penelitian baik pada sisi proses produksi Menganalisis segmentasi pasar, menentukan
maupun distribusi. target pasar, mengetahui posisi pasar terhadap
atribut yang dipergunakan. (3) Merumuskan
Produksi beras merah sudah dilakukan di strategi peningkatan penjualan produk beras
berbagai wilayah pertanian di Indonesia salah merah produksi “Kasih Ibu di Kabupaten
satunya di Kabupaten Sumenep. Saat ini Sumenep.
wilayah yang menjadi pusat beras merah di
Kabupaten Sumenep adalah beras merah Metodologi Penelitian
produksi Kelompok Wanita Tani (KWT)
“Kasih Ibu” yang terletak di Desa Bragung Penentuan lokasi dilakukan secara
Kecamatan Guluk-Guluk. Beras merah purposive yaitu di Kecamatan Guluk-Guluk
tersebut merupakan hasil produksi dari pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Kasih
kelompok wanita tani dan sudah berbentuk Ibu dengan pertimbangan bahwa daerah
kemasan. Saat ini kelompok wanita tani tersebut merupakan salah satu daerah yang
tersebut masih melakukan pemasaran memiliki keanekaragaman tanaman pangan
produknya secara manual dengan menjual dan salah satu produksi pangan yang
produknya di beberapa tempat lokal namun dihasilkan adalah Beras Merah. Populasi dan
belum berhasil menjangkau pasar dalam skala sampel dalam ditentukan secara accidental
lebih luas seperti luar kota atau bahkan sampling sebanyak 100 orang. Pengumpulan
provinsi. data menggunakan 2 teknik yaitu data primer
yang terdiri dari wawancara, observasi dan
Walaupun KWT “Kasih Ibu” saat ini kuesioner. Alat analisis menggunakan analisis
menjadi pusat produksi beras merah di deskriptif dan Analisis Regresi Linear
Kabupaten Sumenep dan memiliki potensi Berganda SPSS versi 25.
pasar yang besar, namun masih terdapat
permasalahan yang dihadapi oleh KWT ini Hasil Penelitian
dalam menjual produknya yang disebabkan 1. Karakteristik Demografi Responden
karena kurangnya informasi pasar dan belum
adanya startegi pemasaran yang baik sehingga
15-20
berpengaruh terhadap daya jual. Daya jual Usia 21-25
yang rendah dapat menyebabkan stok produksi 9% 8% 26-30
mengalami penumpukan. Surplus ketersediaan 15% 14% 31-35
stok akan membuat beras merah mengalami 36-40
20% 9% 41-45
penurunan kualitas karena umur kadaluarsa 46-50
yang terbatas. Kualitas beras yang buruk 11% >50
mengakibatkan beras tidak dapat dikonsumsi 14%
lagi dan tidak akan bisa dijual sehingga dalam Gambar 1. Usia Responden
dalam jangka panjang, KWT “Kasih Ibu” bisa
Sumber : Data Diolah (2021)

2
CEMARA VOLUME 19 NOMOR 1 MEI 2022 ISSN Cetak : 2087-3484
ISSN Online : 2460-8947

Berdasarkan karakteristik usia dapat Gambar 4. Jenis Pekerjaan


disimpulkan bahwa sebagian besar responden Sumber : Data Diolah (2021) Sebagian
yang membeli beras merah KWT Kasih Ibu besar adalah berprofesi sebagai
dalah umur antara 41-45 tahun. Sedangkan
ibu rumah tangga dengan presentase 32%. dan
responden yang paling sedikit membeli beras
pekerjaan lainnya sebesar 9%.
merah KWT Kasih Ibu adalah umur 15-20
tahun.
Pendapatan
< Rp. 750.000,00
3% 18%
28%
Jenis Kelamin Rp. 750.000,00 -
Rp. 1.500.000,00
Rp. 1.5000.000,00 -
30% 21% Rp. 2.500.000,00
Rp. 2.5000.001,00 - Rp. 5.000.000,00 > Rp. 5.000.000,00
28% Perempuan
72% Laki-Laki
Gambar 5. Tingkat Pendapatan
Sumber : Data Diolah (2021)
Gambar 2. Jenis Kelamin Mayoritas responden dengan pendapatan
Sumber : Data Diolah (2021) sebesar Rp 1.500.000,00 - Rp 2.500.000,00
perbulan dan konsumen dengan pendapatan
Sebagian besar konsumen yang rata-rata per bulan lebih dari Rp.5.000.000,00
membeli beras merah KWT Kasih Ibu adalah hanya sebesar 3%.
wanita. Hal ini dapat terlihat dari presentase
pembeli wanita yang besar yaitu sebesar 72%
sedangkan pembeli pria sebanyak 28%. Status Perkawinan
39% Menikah
Tigkat Pendidikan
61%
2%0 Belum
7% 5% SD/MA
Menikah
SMP/ Sederajat

22% SMA/SMK/Sederajat

Diploma Gambar 6 Status Perkawinan


2%
S1
Sumber : Data Diolah (2021)
Sebagian besar konsumen yang membeli
62% S2

S3 beras merah KWT Kasih Ibu adalah status


perkawinan Menikah dengan presentase
sebanyak 61%. Sedangkan selebihnya 39%
Gambar 3. Tingkat Pendidikan berstatus belum menikah.
Sumber : Data Diolah (2021) 2. Analisis Segmenting, Targetting
Sebagian besar konsumen yang dan Positioning
membeli beras merah KWT Kasih Ibu A. Skala Pengukuran
memiliki tingkat pendidikan di Jenjang Tabel 1 Skala Pengukuran
SMA/SMK/Sederajat dengan presentase
sebesar 62%. Sedangkan tingkat Stata 3 (S3)
sebesar 0%.

Pekerjaan Pelajar/Mahasiswa

Ibu Rumah Tangga Setelah melakukan pengumpulan data


9%
11% dengan kuesioner maka frekuensi data yang
PNS
10% diperoleh peneliti yaitu sebagai berikut:
Wirausaha
10%
32%
Pegawai Swasta
11%
Lainnya

3
CEMARA VOLUME 19 NOMOR 1 MEI 2022 ISSN Cetak : 2087-3484
ISSN Online : 2460-8947

Tabel 2. Frekuensi Data Variabel Penelitian B. Teknik pengujian Instrumen


Uji Validitas
Tabel 4 Rangkuman Uji Validitas

Sumber: Data SPSS 25


Berdasarkan tabel 4 semua variabel adalah
valid

Uji Reliabilitas
Tabel 5 Uji Reliabilitas Variabel Segmentasi

Sumber : Data Primer (Diolah)

Berdasarkan table 2 dapat ditarik Sumber: Data SPSS 25


kesimpulan bahwa: Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa
nilai Cronbach’s Alpa adalah 0,649 dengan
Tabel 3. Interpretasi data segmenting, jumlah butir pernyataan adalah 5. Jadi dapat
targeting dan positioning disimpulkan bahwa kuesioner dinyatakan
reliabel karena rhitung ( 0,649 ) > rtabel (
0,60).
Tabel 6 Uji Reliabilitas Variabel Targetting

Sumber: Data SPSS 25

Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa


nilai Cronbach’s Alpa adalah 0,701 dengan
jumlah butir pernyataan adalah 3. Jadi dapat
disimpulkan bahwa kuesioner dinyatakan
reliabel karena rhitung (0,701) > rtabel (
0,60).
Sumber : Data Primer (Diolah) Tabel 7 Uji Reliabilitas Variabel Positioning

Sumber: Data SPSS 25

4
CEMARA VOLUME 19 NOMOR 1 MEI 2022 ISSN Cetak : 2087-3484
ISSN Online : 2460-8947

Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa terdapat pada variabel penelitian berdistribusi
nilai Cronbach’s Alpa adalah 0,703 dengan dengan normal.
jumlah butir pernyataan adalah 6. Jadi dapat Tabel 10. Uji Normalitas
disimpulkan bahwa kuesioner dinyatakan
reliabel karena rhitung (0,703) > rtabel (
0,60).

Tabel 8 Uji Reliabilitas Variabel Minat Beli

Sumber: Data SPSS 25


Sumber: Data SPSS 25 Pada bagian Kolmogorov-smirnov nilai
Berdasarkan tabel 4.10 diketahui bahwa sig sebesar 0,065. Jadi dapat disimpulkan
nilai Cronbach’s Alpa adalah 0,757 dengan bahwa data berdistribusi normal karena lebih
jumlah butir pernyataan adalah 3. Jadi dapat dari nilai signifikansi 0,05.
disimpulkan bahwa kuesioner dinyatakan
reliabel karena rhitung (0,757) > rtabel ( 0,60) Uji Multikolinearitas
Tabel 11. Uji Multikolinearitas
Analisis regresi linear berganda

Tabel 9. Analisis regresi linear berganda

Sumber: Data SPSS 25


Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
gejala multikolinearitas karena nilai semua
Sumber: Data SPSS 25 toleransi variable bebas (X1,X2,X3) lebih dari
Berdasarkan hasil analisis regresi 0,100 dan nili VIF semua variable bebas
linear berganda pada table 9 dapat diperoleh (X1,X2,X3) kurang dari 10.
persamaan regresi: Y = -2.792 + 0.113 +
0.184 + 0.396 . Berdasarkan hasil analisis Uji Heteroskedastisitas
regresi dapat diketahui bahwa variabel
segmentasi, targeting, dan positioning
memiliki pengaruh terhadap minat beli ulang.

C. Uji Asumsi Klasik


Uji Normalitas

Gambar 2. Scatter-Plotss Uji Heteroskedastisitas


Sumber: Data SPSS 25
Dapat disimpulkan bahwa tidak tejadi
gejala heteroskedastisitas karena pada gambar
Gambar 8 P-P Plot Uji Normalitas scatter-plotss tidak ada pola yang jelas
Sumber: Data SPSS 25 (bergelombang, melebar kemudian
Data menyebar mengikuti atau menyempit) serta titik-titik menyebar di atas
mendekati garis horizontal, hal ini dapat dan dibawah angka 0 pada sumbu Y.
disimpulkan bahwa nilai residual yang

5
CEMARA VOLUME 19 NOMOR 1 MEI 2022 ISSN Cetak : 2087-3484
ISSN Online : 2460-8947

Uji T (Uji Parsial)


Tabel 12 Uji t
Uji F (Uji Simultan)
Tabel 13 Uji F

Sumber: Data SPSS 25

Pengujian Hipotesis pertama (H1) Sumber: Data SPSS 25


Pada tabel diatas, nilai sig varibel X1
terhadap Y adalah sebesar 0,087 > 0,05 dan Pengujian Hipotesis keempat (H4)
nilai t hitung 1,731< t tabel 1,988, sehingga Berdasarkan tabel 5 diketahui nilai
disimpulkan bahwa H2 ditolak sehingga
signifikansi pengaruh Variabel dependen (
secara parsial variabel segmentasi (X1) tidak
berpengaruh terhadap variabel minat beli X1, X2, dan X3) secara simultan/bersama-
ulang (Y). Berdasarkan uji t, dari segi sama terhadap variabel Y adalah sebesar
segmentasi geografis berdasarkan wilayah, 0,000 < 0,05 dan nilai F hitung 35,936 > F
segmentasi demografi berdasarkan umur dan tabel 2,70 sehingga dapat disimpulkan bahwa
ukuran kemasan, dan segmentasi psikografis H4 diterima yang artinya secara simultan
berdasarkan gaya hidup dan kebiasaan variabel segmentasi (X1), targeting (X2), dan
konsumen tidak mempengaruhi minat beli
ulang konsumen terhadap produk beras merah positioning (X3) secara bersama-
KWT Kasih Ibu. sama/simultan berpengaruh terhadap variabel
Pengujian Hipotesis kedua (H2) minat beli (Y).
Nilai sig varibel X2 terhadap Y yaitu Uji Koefisien Determinasi ( )
sebesar 0,004< 0,05 dan nilai t hitung 2,790 >
t tabel 1,988, sehingga disimpulkan bahwa H2 Tabel 14 Uji Koefisien Determinasi ( )
diterima sehingga secara parsial variabel
segmentasi (X1) berpengaruh terhadap
variabel minat beli ulang (Y). Berdasarkan uji
t, dari segi targeting produk beras merah
KWT Kasih Ibu mempunyai pengaruh
terhadap minat beli ulang konsumen karena
produk memilki cita rasa yang enak, harga Sumber: Data SPSS 25
sesuai kualitas dan kemasan produk yang
bagus. Berdasarkan tabel model summary di
Pengujian Hipotesis ketiga (H3) atas diketahui nilai R Square sebesar 0,529,
Nilai sig varibel X3 terhadap Y yaitu hal ini berarti 52,9% variabel X1, X2, dan X3
sebesar 0,000< 0,05 dan nilai t hitung 7,032> secara simultan berpengaruh terhadap variabel
t tabel 1,988, sehingga disimpulkan bahwa H3 Y sedangkan 47,1% dipengaruhi oleh faktor
diterima sehingga secara parsial variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
segmentasi (X3) berpengaruh terhadap
variabel minat beli ulang (Y). Berdasarkan uji 3. Strategi peningkatan penjualan Beras
Merah KWT Kasih Ibu
t, dari segi positioning bisa diposisikan
Segmenting
sebagai strategi produk beras merah yang
menarik dari segi atribut produk, Pada dasarnya sifat dan karakteristik
kualitas/harga, manfaat, pemakaian, dan setiap pasar itu berbeda. Oleh sebab itu,
pesaing. produsen beras merah KWT Kasih Ibu akan
kesulitan memasarkan produknya jika tidak
melakukan segmentasi pasar dengan cara
mengelompokkan pasar yang sifatnya
heterogen ke dalam pasar yang sifatnya
homogen. Pada pelaksaananya, produsen
beras merah KWT Kasih Ibu harus bisa
menentukan pasar yang benar-benar perluang

6
CEMARA VOLUME 19 NOMOR 1 MEI 2022 ISSN Cetak : 2087-3484
ISSN Online : 2460-8947

untuk produk yang dijual, sehingga kebutuhan variabel. KWT Kasih Ibu perlu melakukan
terhadap beras merah bisa terpenuhi dan pada strategi positioning sebagai berikut:
akhirnya kegiatan pemasaran beras merah a. Positioning menurut harga dan kualitas.
KWT kasih ibu bisa berjalan dengan efektif Beberapa strategi positioning yang bisa
dan efisien. Sehingga strategi penjulan yang dilakukan KWT Kasih Ibu meningkatkan
bisa dilaksanakan yaitu : atribut yang menjadi keunggulan produk.
a. Segmentasi Geografis Produk beras merah KWT Kasih ibu
KWT Kasih ibu memilih Kecamatan mempunyai keunggulan dalam hal cita rasa,
Guluk-Guluk, Ganding, Lenteng, Batuan, dan ukuran dan harga yang bisa dijangkau.
Kota untuk memasarkan produknya. Namun Atribut-atribut produk tersebut sebaiknya
untuk outlet sendiri jumlahnya masih sedikit dipertahankan dan ditingkatkan dengan cara
di setiap Kecamatan. Oleh sebab itu, KWT salah satunya yaitu diversifikasi olahan beras
Kasih ibu perlu memperluas jaringan mitra merah seperti tepung beras merah dengan
bisnisnya seperti sehingga konsumen tidak tujuan meningkatkan nilai tambah. Hal ini
kesulitan dalam membeli beras merah KWT dilakukan agar KWT Kasih ibu bisa bersaing
Kasih Ibu. dengan kompetitor beras merah lainnya.
b. Segmentasi Demografis Selain itu, KWT Kasih Ibu perlu
Pada segmentasi ini, umur konsumen meningkatkan kemasan produk seperti adanya
yang dituju sudah cukup mampu membeli dan logo halal dan terdaftar di Badan Pengawas
mengkonsumsi produk beras merah KWT Obat dan Makanan (BPOM) Republik
Kasih Ibu. Pada karakteristik pendidikan, Indonesia (RI). Hal ini dilakukan agar
produsen sudah tepat dalam menargetkan konsumen bisa merasa aman dan lebih yakin
SMA dan S1. Sedangkan untuk karakteristik lagi untuk membeli dan mengkonsumsi beras
pekerjaan dan penghasilan, produsen telah merah yang dihasilkan oleh KWT Kasih Ibu.
tepat menetapkan segmen pasar dengan
tingkat perekonomian bawah ke atas. b. Media Positioning
c. Segmentasi Psikografis Untuk mencapai target penjulalan, salah
Pada segmentasi psikografis, KWT satu cara yang perlu dilakukan adalah
Kasih ibu cenderung mengarah pada gaya meningkatkan promosi penjualan seperti :
hidup yang mana konsumen yang mempunyai 
 
Menggunakan Internet Marketing
pola hidup dan kebiasaan yang sehat.  KWT Kasih Ibu perlu memenfaatkan
kecanggihan teknologi dalam
Targetting meningkatakan penjualan produknya
Dalam menentukan strategi target pasar, seperti melakukan promosi di media-
KWT Kasih Ibu perlu menggunakan strategi media social seperti blog, facebook,
penetapan sasaran segmen majemuk  instagram, whatsApp dan lain-lain.
(multisegment targeting strategy) . Strategi ini 
merupakan strategi penetapan sasaran segmen  Menggunakan Media cetak (Surat Kabar,
Majalah, Brosur)
majemuk adalah sebuah strategi yang memilih Selain menngunaka media social, KWT
dua atau lebih segmen pasar yang didefinisikan Kasih Ibu juga perlu Menggunakan
dengan baik dan mengembangkan bauran  Media cetak untuk kegiatan promosinya
pemasaran yang berbeda untuk setiap segmen 
pasar tersebut. Adapun yang menjadi target  
Memberikan diskon harga dalam
pembelian jumlah tertentu.
pasar dari KWT Kasih Ibu adalah masyarakat KWT Kasih Ibu bisa memberikan
dengan tingkat perekonomian dari bawah ke atas diskon harga pada pembelian jumlah
menengah seperti Ibu Rumah tangga, Pegawai kemasan beras merah sehingga
Negeri Sipil (PNS), Pengusaha. konsumen bisa lebih tertarik untuk
membeli beras merah produksi KWT
Positioning Kasih Ibu.
Keberhasilan positioning sangat  
 Mengikuti kegiatan pameran
ditentukan oleh kemampuan sebuah
KWT Kasih Ibu juga perlu melakukan
perusahaan untuk mendeferensiasikan atau  promosi dengan cara mengikuti
memberi nilai superior kepada Konsumen.
pameran atau bazar yang
Nilai superior dibentuk dari beberapa
diselenggarakan oleh instansi/lembaga

7
CEMARA VOLUME 19 NOMOR 1 MEI 2022 ISSN Cetak : 2087-3484
ISSN Online : 2460-8947

terkait sehingga produk beras merah Daftar Pustaka


yang dihasilkan bisa lebih dikenal Abdullah, B. 2017. Peningkatan Kadar
masyarakat. Antosianin Beras Merah Dan Beras
Hitam Melalui Biofortifikasi. Jurnal
Litbang Pertanian. Vol. 36. No. 2. 2017:
Kesimpulan 91-98
1. Berdasarkan hasil penelitian pada 100
orang responden, diketahui sebagian Ahmadi, Nanang Khoirul dan Herlina. 2017.
besar komsumen adalah konsumen “Analisis segmentasi terhadap
dengan rata-rata usia 41-45 tahun yang Keputusan Pembelian Produk Eiger Di
berjenis kelamin wanita dan memiliki Bandar Lampung”. Jurnal Manajemen
profesi sebagai ibu rumah tangga. Magister. Bandar Lampung:
Pendidkan terakhir konsumen mayoritas Informatics and Business Institute
berada di tingkat SMA. Pendapatan Darmajaya Vol. 03. No. 01. Januari
responden perbulan, mayoritas 2017
responden dengan pendapatan sebesar Aprida, Krismona. 2020. Pengaruh Strategi
Rp 1.500.000,00 - Rp 2.500.000,00 Segmentasi, Targeting, Dan Positioning
perbulan. Terhadap Minat Beli Ulang Konsumen
2. Berdasarkan hasil Analisis Regresi Untuk Produk Salad Nyoo
Linear Berganda SPSS versi 25 secara Yogyakarta. Skripsi. Kediri:
simultan segmentasi, targeting, dan Universitas Universitas Sanata Dharma
positioning berpengaruh terhadap minat Yogyakarta.
beli ulang. Sedangkan secara parsial Asmarani, M. 2017. Analisis Adaptasi Padi
segmentasi tidak berpengaruh terhadap Sawah Beras Merah Yang
variabel minat beli ulang. Digogokan.Fakultas Pertanian.
3. Strategi peningkatan penjualan Beras Universitas Lampung. Bandar Lampung
Merah KWT Kasih Ibu yang dirumuskan
yaitu meningkatkan atribut produk Badan Penelitian dan Pengembangan
(kemasan, diversifikasi produk, mutu); Pertanian. 2017. Produk Pangan Basah
meningkatan promosi penjualan (media dari Tepung Beras Merah.
cetak, media social, pameran) dan http//litbang.pertanian.go.id.
memperluas jaringan mitra bisnis Benyamin, A.P. 2019. Strategi Bauran
(peningkatan jumlah outlet). Pemasaran (Marketing Mix Strategy) Di
Pasarkita Pamulang. Vol. 2 No. 3. 2019 :
Saran
1-9.
1. Agar meningkatkan target penjualan,
maka peneliti menyarankan agar KWT Dardanella, E. et.al, 2017. Kajian Pemasaran
Kasih ibu bisa memperluas target pasar Beras Merah Di Wilayah Perbatasan
yang dituju. (Entikong) Kabupaten Sanggau Provinsi
2. Untuk mencapai target penjulan maka Kalimantan Barat. Social Economic of
KWT Kasih Ibu perlu meningkatakan Agriculture. Vol 6. No. 2. 2017 : 27-41.
promosi dan meningkatkan atribu
produk serta memperluas outlet/ toko Dewi, N.A.Y. et al, 2017. Strategi
dengan mencari mitra bisnis. Segmenting, Targeting dan Positioning
3. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti Pemasaran Beras Merah Organik
menyarankan agar peneliti selanjutnya Jatiluwih Bali di Provinsi Bali. E-Jurnal
bisa memilih produsen beras merah yang Agribisnis dan Agrowisata. Vol. 6. No.
berbeda tetapi tetap menggunakan 4. 2017 : 596-605
analisis segmentation, targeting,
positioning sehingga bisa dijadikan Djoar, D. W. et al. 2013. Pemuliaan Padi
perbandingan antara perusahaan/ Beras Merah Berbasis Farmer Friendly
produsen beras merah yang berbeda. Technology dalam Rangka Peningkatan
Ketahanan Pangan Masyarakat Petani

8
CEMARA VOLUME 19 NOMOR 1 MEI 2022 ISSN Cetak : 2087-3484
ISSN Online : 2460-8947

Lahan Kering di Kabupaten Wonogiri. dan Aplikasi dengan SPSS. PT Elex


Surakarta: LPPM UNS. Media Komputindo : Jakarta
Santoso, S. 2010. Statistik Multivariat. PT
Dwiastuty, A.R.N. et.al, 2020. Strategi Elex Media Komputindo: Jakarta
Pemasaran Beras Organik Di Gapoktan
Simpatik Tasikmalaya. Jurnal
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian
Manajemen Agribisnis Vol.8. No.1.
Bisnis. Bandung: Alfabeta
2020 : 1-14
Sumartini et.al. 2018. Kajian Peningkatan
Fitriady. 2011. Analisis Peluang Pasar Untuk Kualitas Beras Merah ( Oryza Nivara)
Mengembangkan Produk Olahan Jamur Instan Dengan Cara Fisik. Pasundan
Merang Di Jawa Timur. Jurnal ekonomi Food Technology Journal, Vol. 5. No.1.
dan bisnis. Vol 10, NO. 1. 2011 : 19-24 2018 : 84-90.

Ginanjar, I. 2008. Aplikasi Multidimensional Sumarwan, U (2011). Perilaku Konsumen :


Scaling Untuk Memposisikan Produk Teori dan Penerapannya dalam
Pada Masalah Pemasaran ; Ed.II. Ghalia Indonesia:
Product Bogor
Existing.
Staf
Umar H. 2013. Metode Penelitian untuk
Pengajar Jurusan Statistika FMIPA
Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta (ID):
UNPAD, Bandung.
PT Rajagrafindo Persada.

Hadi, B. E. 2013. Kajian Morfologi Tanaman


Widarjono, Agus. 2015. Analisis Multivariat
Padi Beras Merah di Wilayah
Terapan: Dengan program SPSS,
Surakarta. Fakultas Pertanian.
AMOS, dan SMARTPLS.
Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Lupiyoadi, Rambat, Ridho Bramulya Ikhsan. Winarto, H. 2011. Strategi Pemasaran.
2015. Praktikum Metode Riset Bisnis, Majalah Ilmiah Ekonomika Vol 14 No
Jakarta: Salemba Empat 2011 : 109 - 145
Mauliansyah, Roni. 2017. Pengaruh
positioning terhadap Keputusan Yuniarsih, E.T. 2019. Potensi Pengembangan
Pembelian Sepeda Motor Honda di Kota Beras Merah Di Sulawesi Selatan.
Langsa, Jurnal Manajemen dan Buletin Diseminasi Teknologi Pertanian.
Keuangan. Universitas Samudra. Vol. 6, Vol 1. No. 1. 2019 : 11-16
No. 2, November 2017.
Mulyana, M. 2019. Perumusan Strategi
Pemasaran. Institut Bisnis dan
Informatika Kesatuan, Bogor, Indonesia.
E-Book 2019 : 17-22.

Musfar, T.F. 2020. Manajemen Pemsaran


Bauran Pemasaran sebagai Materi
Pokok dalam Manajemen pemasaran.
Media Sains : Jawa Barat.

Santika, A., dan Rozakurniati., 2010. Teknik


Evaluasi Mutu Beras dan Beras Merah
Pada Beberapa Galur Padi Gogo. Buletin
Teknik Pertanian Vol. 15. No 1. 2010: 1-
5.

Santoso, S. 2001. Riset Pemasaran Konsep

Anda mungkin juga menyukai