Anda di halaman 1dari 5

BAB 3.

KEGIATAN UMUM LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANG

3.1 Hasil Kegiatan


Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa peserta Praktek Kerja Lapang di
PT. Primissima disesuaikan dengan kegiatan operasional di perusahaan. Adapun
mahasiswa melakukan semua bidang kegiatan sesuai dengan ketentuan yang
dimiliki oleh perusahaan. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengasah ilmu
yang telah didapatkan selama masa perkuliahan agar lebih berkembang.
3.2 Departemen Weaving
1. Proses Penghanian
Proses penghanian ini digunakan untuk menyiapkan benang sebagai
bahan baku kain. Jenis yang disiapkan adalah benang lusi (benang
memanjang) dan benang pakan (benang melintang). Benang yang
disiapkan berasal dari cone. Proses ini menggunakan mesin warper
yang akan menggulung benang lusi dari 585 cone pada sebuah beam.

Gambar 3.1 Proses pemasangan cone pada mesin warping

2. Proses Pengkanji
Proses pengkanjian ini berfungsi dalam meningkatkan kekuatan benang
sehingga lebih tahan terhadap gesekan pada proses tenun. Proses yang
dilakukan ialah dengan mencelupkan benang pada cairan kanji melalui
mesin kanji. Cairan kanji tersebut dibuat dengan menggunakan Rule
yang terdiri dari bahan compound AT-8E, anti jamur dan air. Ketiga

13
14

bahan utama dimasak pada mixer sesuai takaran. Selain itu bahan juga
diaduk selama 10 menit dan dipanaskan dengan suhu mencapai 80°
celcius. Cairan kanji yang siap pakai ditampung pada size box.
3. Proses Penyucukan (cucuk)
Proses ini merupakan proses penguatan pada benang sehingga benang
menjadi lebih kuat dan tidak pernah putus. Mesin cucuk pada tahap ini
digunakan untuk memasukkan benang lusi pada gun, ketang dan sisir.
4. Proses Pertenunan
Proses penenunan berfungsi untuk menenun benang menjadi kain.
Bagian penenunan bertugas untuk menenun benang lusi dan benang
pakan untuk menghasilkan kain grey (kain mori yang belum
diputihkan). Proses penenunan sendiri kurang lebih membutuhkan
waktu sehari semalam untuk menjadikan benang menjadi kain. Proses
ini, menggunakan dua jenis mesin tenun, yaitu mesin shuttle dan air jet
loom. Setelah melalui proses ini maka dihasilkan produk kain.
Perbedaan antara mesin shuttle loom dan air jet loom (AJL) yaitu
pada proses penenunannya. Dimana mesin shuttle loom untuk
penyuapan pakan masih menggunakan teropong yang didalamnya
terdapat palet, sedangkan untuk mesin air jet loom (AJL) penyuapan
benangnya tidak menggunakan teropong akan tetapi menggunakan
dorongan udara. Selain itu untuk pembuatan kain mesin air jet loom
(AJL) lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan mesinshuttle
loom, karena yang digunakan lebih modern. Sedangkan perbedaan yang
paling mencolok pada kain yaitu jika kain hasil mesin shuttle loom
pinggiran kain rapi, sedangkan pada kain hasil mesin air jet loom
pinggiran kain kurang rapi.
a. Pertenunan menggunakan mesin Shuttle Loom

Gambar 3. Penenunan pada mesin shuttle loom

b. Pertenunan menggunakan mesin Air Jet Loom (AJL)


15

Gambar 3. Penenunan pada mesin air jet loom (AJL)

5. Proses Grey Finishing


Pengendalian kualitas produk akhir atau kain dilakukan di Departemen
P4 (Perencanaan, Perancangan dan Pengendalian Produksi) pada bagian
grey finishing. Jika ditemukan cacat yang tidak dapat diperbaiki maka
akan dilakukan perbaikan sesuai dengan jenis cacatnya.
6. Packaging
Proses ini merupakan tahap akhir sebelum produk kain diambil oleh
pelanggan. Produk kain dikemas dalam kardus pengemasan sehingga
siap didistribusikan kepada pelanggan atau untuk sementara waktu
disimpan digudang.
16

BENANG CONES

WARPING
(PENGHANIAN)

SIZING
(PENGKANJIAN)

REACHING
(PENCUCUKAN)
TYPING
(PENYAMBUNGAN)

LOOM
(PERTENUNAN)

SHEARING
(PENCUKURAN)

INSPECTING & REPAIR RINGAN


INSPECTING & FOLDING

REPAIR & FINAL INSPECTING

BAL PRESS (PACKING


EXPORT & LOKAL)

GUDANG

Gambar 3. Alur Proses Produksi Kain (Weaving)


17

3.3 Departemen Keuangan

3.4 Departemen Personalia

Anda mungkin juga menyukai