HORTIKULTURA
Kelompok 9
Generatif
Vegetatif
Konvensional In Vitro
KONVENSIONAL
Hasil perbanyakan benih secara vegetatif dengan cara
konvensional untuk tanaman semusim :
a. G0 diklasifikasikan sebagai BS;
b. G1 diklasifikasikan sebagai Benih Dasar 1 (BD-1);
c. G2 diklasifikasikan sebagai Benih Dasar 2 (BD-2);
d. G3 diklasifikasikan sebagai BP;
e. G4 diklasifikasikan sebagai BR
Hasil perbanyakan benih secara vegetatif dengan cara
konvensional untuk tanaman tahunan :
a. pohon induk di BF diklasifikasikan sebagai BD
b. pohon induk di BPMT diklasifikasikan sebagai BP
c. tanaman di BPB diklasifikasikan sebagai BR
Hasil perbanyakan benih secara vegetatif dengan cara
konvensional untuk tanaman terna:
a. rumpun induk di BF sebagai hasil perbanyakan dari RIP
diklasifikasikan sebagai kelas Benih Dasar
b. rumpun induk di BPB dari Rumpun Induk BF diklasifikasikan
sebagai kelas Benih Pokok
c. tanaman di BPB diklasifikasikan sebagai kelas Benih Sebar
TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN HORTIKULTURA
(SEMUSIM/TAHUNAN) DALAM SPT
PERSIAPAN LAHAN
2. Indicator visual
Paling banyak dipergunakan baik pada komoditas bauh
ataupun komoditas sayur.Indikatornya yaitu:
3. Analisis kimia
Terbatas pada perusahan besar , lebih banyak pada komoditas
buah.Indikator nya adalah:
4. Indikator fisiologis
Indikator utamanya adalah:
a. Laju respirasi
b. Jumlah konsentrasi dan konsentrasi etilen.
Indikator fisiologis sangat baik diterapkan pada komoditas
yang bersifat klimaterik.Saat komoditas tercapai masak
fisiologis respirainya mencapai klimaterik.Apabila laju respirasi
suatu komoditas sudah mencapai klimaterik, siap dipanen.
PANEN
5. Komputasi
Indeksnya adalah:
a. Jumlah dari rata-rata harian selama satu siklus hidup
tanaman mulai dari penanaman sampai masak fisiologis.
b. Unit panas setiap tanaman.
Dasarnya adalah adanya korelasi positif antara suhu
lingkungan denagn pertumbuhan tanaman.Dapat diterapkan
baik pada komoditas buah maupun sayur
Setelah diketahui bahwa produk hortikultura sudah cukup
tua untuk dipanen, panen dapat segera dilakukan dan produk
harus dikumpulkan di lahan secepat mungkin. Panen harus
dilakukan secepat mungkin, dengan kerusakan produk sekecil
mungkin, dan biaya semurah mungkin. Umumnya panen masih
dilakukan secara manual menggunakan tangan dan peralatan-
peralatan sederhana. Meskipun memerlukan banyak tenaga
kerja, panen secara manual masih lebih akurat, pemilihan
sasaran panen juga dapat lebih baik dilakukan, kerusakan fisik
yang berlebihan dapat dihindari, dan membutuhkan biaya yang
lebih kecil dibandingkan dengan panen menggunakan peralatan
mekanis (Suparlan, 1990)
Cara panen yang umum dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Dengan cara ditarik: apokat, kacang polong, tomat
2. Dengan cara dipuntir: jeruk, melon
3. Dengan cara dibengkokkan: nenas
4. Dengan cara dipotong: buah dan sayuran pada umunya, dan
bunga potong
5. Dengan cara digali dan dipotong: umbi, dan sayuran akar
6. Dengan menggunakan galah: buah pada di pohon yang tinggi
secara umum
BEBERAPA BAGIAN YANG DIPANEN
MENURUT DHALIMI(1990) ANTARA LAIN :
a. Biji.
Panen tidak bisa dilakukan secara serentak karena perbedaan
waktu pematangan dari buah atau polong yang berbeda.
Pemanenan biji dilakukan pada saat biji telah masak fisiologis.
Fase ini ditandai dengan sudah maksimalnya pertumbuhan buah
atau polong dan biji yang di dalamnya telah terbentuk dengan
sempurna. Kulit buah atau polong mengalami perubahan warna
misalnya kulit polong yang semula warna hijau kini berubah
menjadi agak kekuningan dan mulai mengering. Pemanenan biji
pada tanaman se-musim yang sifatnya determinate dilakukan
secara serentak pada suatu luasan tertentu. Pemanenan dilaku-kan
setelah 60% kulit polong atau kulit biji sudah mulai mongering. Hal
ini berbeda dengan tanaman se-musim indeterminate dan tahunan,
yang umumnya dipanen secara ber-kala berdasarkan pemasakan
dari biji/polong.
BEBERAPA BAGIAN YANG DIPANEN
MENURUT DHALIMI(1990) ANTARA LAIN :
b. Buah.
Buah harus dipanen setelah masak fisiologis dengan cara
me-metik. Pemanenan sebelum masak fisiologis akan
menghasilkan buah dengan kualitas yang rendah dan
kuantitasnya berkurang. Buah yang dipanen pada saat masih
muda, seperti buah mengkudu, jeruk nipis, jambu biji dan buah
ceplukan akan memiliki rasa yang tidak enak dan aromanya
kurang sedap. Begitu pula halnya dengan pemanenan yang
terlambat akan menyebabkan pe-nurunan kualitas karena akan
terjadi perombakan bahan aktif yang ter-dapat di dalamnya
menjadi zat lain. Selain itu tekstur buah menjadi lembek dan
buah menjadi lebih cepat busuk.
BEBERAPA BAGIAN YANG DIPANEN
MENURUT DHALIMI(1990) ANTARA LAIN :
c. Daun.
Pemanenan daun dilakukan pada saat tanaman telah tumbuh
maksimal dan sudah memasuki periode matang fisiologis dan
dilakukan dengan memangkas tanaman. Pemangkasan dilakukan
dengan menggunakan pisau yang bersih atau gunting stek.
Pemanenan yang terlalu cepat menyebabkan hasil produksi yang
diperoleh rendah dan kandungan bahan bahan aktifnya juga rendah,
seperti tanaman jati belanda dapat dipanen pada umur 1 - 1,5
tahun, jambu biji pada umur 6 - 7 bulan, cincau 3 - 4 bulan dan
lidah buaya pada umur 12 - 18 bulan setelah tanam. Demikian juga
dengan pe-manenan yang terlambat menyebab-kan daun
mengalami penuaan (se-nescence) sehingga mutunya rendah
karena bahan aktifnya sudah ter-degradasi. Pada beberapa
tanaman pemanenan yang terlambat akan mempersulit proses
panen.
BEBERAPA BAGIAN YANG DIPANEN
MENURUT DHALIMI(1990) ANTARA LAIN :
d. Rimpang.
Untuk jenis rimpang waktu pe-manenan bervariasi tergantung peng-
gunaan. Tetapi pada umumnya pe-manenan dilakukan pada saat tanam-an
berumur 8 - 10 bulan. Seperti rimpang jahe, untuk kebutuhan eks-por
dalam bentuk segar jahe dipanen pada umur 8 - 9 bulan setelah tanam,
sedangkan untuk bibit 10 - 12 bulan. Selanjutnya untuk keperluan pem-
buatan jahe asinan, jahe awetan dan permen dipanen pada umur 4 - 6
bulan karena pada umur tersebut serat dan pati belum terlalu tinggi.
Sebagai bahan obat, rimpang di-panen setelah tua yaitu umur 9 - 12 bulan
setelah tanam. Untuk temu-lawak pemanenan rimpang dilaku-kan setelah
tanaman berumur 10 - 12 bulan. Temulawak y ang dipanen pada umur
tersebut menghasilkan kadar minyak atsiri dan kurkumin yang tinggi.
Penanaman rimpang dilakukan pada saat awal musim hujan dan dipanen
pada pertengahan musim kemarau. Saat panen yang tepat ditandai dengan
mulai menge-ringnya bagian tanaman y ang berada di atas permukaan
tanah (daun dan batang semu), misalnya kunyit, temulawak, jahe, dan
kencur.
BEBERAPA BAGIAN YANG DIPANEN
MENURUT DHALIMI(1990) ANTARA LAIN :
e. Bunga
Bunga digunakan dalam industri farmasi dan kosmetik
dalam bentuk segar maupun kering. Bunga yang digunakan
dalam bentuk segar, pemanenan dilakukan pada saat bunga
kuncup atau setelah per-tumbuhannya maksimal. Berbeda
dengan bunga yang digunakan dalam bentuk kering,
pemanenan dilakukan pada saat bunga sedang mekar. Seperti
bunga piretrum, bunga yang dipanen dalam keadaan masih
kuncup menghasilkan kadar piretrin yang lebih tinggi
dibandingkan dengan bunga yang sudah mekar.
BEBERAPA BAGIAN YANG DIPANEN
MENURUT DHALIMI(1990) ANTARA LAIN :
f. Kayu
Pemanenan kayu dilakukan setelah pada kayu terbentuk
senyawa metabolit sekunder secara maksimal. Umur panen
tanaman berbeda-beda tergantung jenis tanaman dan ke-
cepatan pembentukan metabolit sekundernya. Tanaman secang
baru dapat dipanen setelah berumur 4 sampai 5 tahun, karena
apabila dipanen terlalu muda kandungan zat aktifnya seperti
tanin dan sappan masih relatif sedikit.
PENANGANAN PASCA PANEN:
GOOD HANDLING PRACTICES (GHP)
a. Pengumpulan
Lokasi pengumpulan dan penampungan bahan harus berdekatan dengan
lokasi pemanenan. Produk segar harus dihindari dari kontak langsung
dengan sinar matahari. Perlakuan dan wadah yang digunakan harus
disesuaian dengan sifat khusus produk
c. Pencucian
Gunakan air yang memenuhi standar baku air
Produk berupa rimpang, umbi dan buah yang memerlukan penyikatan
waktu pencucian maka sikat yang digunakan harus lembut agar kulit
produk tidak terkelupas
Pengeringan bisa dilakukan dengan spiner atau semprotan
d. G ra din g
S ela m a gra din g ha r us t er hin da r da ri s in a r m at a ha r i l an g su n g
e . Pe n ge m as a n
B ah a n k e m a s a n ha r u s dis e s u ai ka n de n a n sif at kh u s u s pro du k , s e pe r ti
k a rdu s/box , peti, k er a nj a ng ba m bu, k o ta k k a yu , j a rin g/ ne t, ka nto n g pl as tik ,
k er an j an g pl as tik dll .
f. Pe m e r am an
G un a k an e t ilen den ga n s u h u 18 – 28 oC . K om odi ti ya n g be rbe da h ar u s di pe ra m
pa da wa dah ya ng ber be da pu la
g. Pe n yim pa na n
Pe ny im pa n an h a ru s m e m pe rh a tik a n si fa t produ k ya n g be rk a ita n de n ga n da ya
s im pa n . P en yim pa n a n bis a di la ku k an de n ga n pe n ge n da lia n s u h u s e s u a i de n ga n
k ebut u ha n pr oduk .
h . Tra n s po rta s i
Pe rh a tik a n la m a wa k tu pe n gan g ku ta n , wa da h ya n g di gun a k an , c a ra
pen u m pu ka n da n ta ta l eta k ba ha n .
Pe rh a tik a n k elem ba ba n se la m a tr a ns po rt a si, te r u ta m a bila pe rj al an a n bu tu h
wa ktu le bih da ri 2, 5 ja m . Hi nda ri ko n ta k la n gsu ng de n ga n s in a r m at ah a r i.
Hi nda ri be n tu ra n da n ge se ka n s e l am a pe n ga n gk ut an