Anda di halaman 1dari 7

POLA TANAM

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN


SISTEM MULTIPLE CROPPING

Nama : Farhan Hasbullah


No BP :1710213002
Kelas : Agro A

AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
KEUNTUNGAN SOSIAL & EKONOMI DARI BERBAGAI SISTEM TANAM:

1. Ketergantungan hanya pada satu tanaman dapat dihindari (menghindar)

Dengan sistem polikultur, apabila terjadi kegagalan panen pada satu jenis tanaman, maka
kerugian dapat berkurang apabila tanaman yang lain tidak gagal panen.

2. Mengurangi kebutuhan untuk mengimpor energi.

Sistem tanam yang membudidayakan tanaman yang dapat diolah menjadi energi
terbarukan sehingga dapat mengurangi kebutuhan impor energi

3. Disukai satwa liar

Dalam sistem polikultur, terdapat makanan dan lingkungan yang disukai oleh satwa liar
sehingga dapat menjaga keselestarian maupun kelangsungan hidupnya

4. Pengurangan pengeluaran untuk pupuk.

Beberapa tanaman yang telah panen, terdapat beberapa bagian tanaman yang dapat
dimanfaatkan dengan dijadikan sebagai bahan pembuatan pupuk organik.

5. Ada fleksibilitas yang lebih besar dari distribusi tenaga kerja.

Pada sistem polikultur, terdapat penggunaan teknologi yang mana dapat fleksibilitas yang
lebih besar dibandingkan mendistribusikan tenaga kerja

6. Mungkin untuk memulihkan investasi dalam waktu yang lebih singkat.

Dengan sistem polikultur, dapat menekan pengeluaran dan meningkatkan pemasukan


sehingga dapat memaksimalkan keuntungan sehingga modal awal dapat dipulihkan secara
singkat

7. Ketersediaan panen dalam jangka waktu yang lebih lama.

Produktifitas tanaman meningkat dapat membuat ketersediaan hasil panen dalam jangka
waktu yang lama

8. Bisa menempatkan lebih banyak tenaga kerja.

Dengan tidak hanya menanam satu jenis tanaman saja, maka tenaga kerja dapat
ditampung lebih banyak karena kemampuan tenaga kerja juga berbeda-beda sesuai perlakuan
yang dibutuhkan dalam budidaya masing-masing tanaman. Semakin banyak macam tanaman
yang ditanam, maka semakin banyak pula tenaga kerja yang difungsikan, sehingga terjadi
pemerataan pekerjaan dan mampu mengurangi tingkat pengangguran.
9. Petani dengan sumber daya ekonomi yang kecil dapat menghasilkan berbagai macam
produk yang bermanfaat.

Petani dapat mengolah sendiri hasil panen mereka menjadi berbagai jenis produk karena
tanaman yang berbeda-beda menciptakan peluang untuk menghasilkan produk yang dapat
meningkatkan pendapatan petani itu sendiri.

10. Mengizinkan perubahan bertahap dalam praktik pertanian yang lebih merusak ke
teknologi yang lebih tepat (tepat).

Seiring berkembangnya zaman, maka teknologi yang dibutuhkan dalam budidaya sistem
polikultur juga akan berkembang.

11. Mendorong pengembalian energi ke tanah.

Sistem tanam yang memperhatikan faktor alam dapat menyesuaikan untuk tidak
berlebihan dalam penggunaan air sehingga tidak terlalu mencemari dan mengembalikan air tanah

12. Tabungan untuk masa depan.

Beberapa komponen tanaman dalam polikultur yang telah digunakan, dapat dijadikan
sebagai sebuah hasil yang diperlukan untuk kegiatan budidaya selanjutnya sehingga mengurangi
pengeluaran.

13) Mempromosikan aktivitas interdisipliner.

Dengan sistem budidaya yang berbeda antar masing-masing tanaman, maka disiplin ilmu
yang diterapkan juga akan beragam

KEKURANGAN SISTEM POLIKULTUR


1. Persaingan antar tanaman untuk mendapatkan cahaya.

Masing-masing tanaman akan saling bersaing untuk mendapatkan cahaya sehingga


pertumbuhan mereka akan saling menutupi satu sama lain.

2. Persaingan antar tanaman untuk mendapatkan nutrisi tanah.

Persaingan unsur antar tanaman dikarenakan masing-masing tanaman sama-sama


membutuhkan unsur hara yang ada di tanah untuk pertumbuhan. Persaingan unsur hara antar
tanaman ini menyebabkan salah satu tanaman tidak tumbuh dengan optimal karena unsur hara
yang dibutuhkan telah berkurang. Akibat lainnya adalah unsur hara yang terdapat di dalam tanah
cepat berkurang dan jika dilakukan sistem polikultur secara terus menerus maka lama kelamaan
unsur hara di tanah akan habis.

3. Persaingan antar tanaman untuk mendapatkan air.

Masing-masing tanaman akan saling bersaing untuk mendapatkan air dari dalam tanah
sehingga pertumbuhan akar akan semakin lebat dan mengakibatkan salah satu atau kedua
tanaman pertumbuhannya terhambat.

4. Kemungkinan pengaruh alelopati.

Senyawa alelopati yang dikeluarkan beberapa tanaman dari sistem polikultur dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman lainnya dalam setiap satu sistem tanam tersebut

5. Pemanenan salah satu komponen tanaman dapat menyebabkan kerusakan pada


komponen lainnya.

Apabila salah satu tanaman terlebih dahulu panen daripada tanaman yang lain, maka
kegiatan panen dapat mengganggu tanaman lain dan juga dapat merusak tanaman yang masih
belum masa panen.

6. Kesulitan menghadapi periode sulit.

Apabila suatu lahan yang menerapkan sistem polikultur terserang hama, terdapat hama
tertentu yang menyukai semua jenis tanaman, maka hama tersebut akan menyerang seluruh
tanaman yang ada.

7. Sulit untuk mengatur sistem tanam polikulrut

Mekanisasi tidak dapat dilakukan pada semua sistem polikultur, dikarenakan pada sistem
polikultur terdapat pengelolaan yang berbeda dengan yang lainnya (konvensional)

8. Meningkatnya evapotranspirasi air


Pada sistem polikultur penggunaan airnya tergolong tinggi sehingga meningkatnya
evapotranspirasi air

9. Penggunaan nutrisi yang berlebihan.

Nutrisi yang diekstrak oleh tanaman pada sistem polikultur diperoleh dari tanah sehingga
kandungan hara di dalam tanah cenderung lebih cepat berkurang.

10. Daun, cabang, buah, atau tetesan air yang jatuh dari bagian yang lebih tinggi dapat
merusak bagian yang lebih pendek.

Tanaman kategori tinggi secara morfologi dapat merusak tanaman kategori rendah yang
diakibatkan oleh komponen yang lepas dari tanaman kategori tinggi

11. Kelembaban relatif yang lebih tinggi di udara dapat mendukung penyakit.

Beberapa tanaman dapat menyebabkan kelembapan yang tinggi sehingga memberikan


dampat negative terhadap lingkungan sekitarnya

12. Mungkin mendukung perkembangbiakan hewan berbahaya.

Hewan liar yang berbahaya beberapa menyukai tanaman yang dibudidayakan sehingga
tanaman yang dibudidayakan dalam kapasitas yang banyak dapat mengundang hewan yang
bahaya

KERUGIAN SOSIAL & EKONOMI DARI POLIKULTUR


1. Sistemnya lebih kompleks dan sedikit dipahami

Dalam sistem polikultur, terdapat berbagai faktor yang perlu diperhatikan agar proses
pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan sejalan dengan hasil yang diharapkan. Dewasa ini
terdapat berbagai permasalahan dalam menentukan pola tanam yang akan diberikan terhadap
sistem tanam seperti ; kelayakan tanah, cuaca dan iklim, kebutuhan tanaman, dll. Oleh karena
itu, diperlukannya sistem tanam yang dapat meningkatkan produktifitas tanaman serta dapat
menutupi kekurangan pada berbagai permasalahan tersebut

2. Dalam beberapa kasus, hasil panen lebih rendah

Hasil panen yang rendah dapat disebabkan oleh berbagai hal. Umumnya hasil panen yang
rendah diakibatkan oleh faktor internal maupun eksternal pada tanaman diantaranya ; faktor
internal berupa dari genetic tanaman sedangkan eksternal nya seperti pola penanaman, cuaca dan
iklim, komposisi lingkungan yang organic maupun anorganik

3. Dalam banyak sistem ekonomi aktual, tidak dianggap efisien secara ekonomi.

Sistem ekonomi aktual digunakan pada sistem polikultur yang menerapkan teknologi
konvensional dalam proses pengelolaannya, sehingga dianggap tidak efisien secara ekonomi
dikarenakan butuh SDE yang besar secara berkala

4. Biasanya kebutuhan yang lebih besar akan tenaga kerja tangan.

Sistem tanam yang menguntungkan berdasarkan keadaan nya, biasanya menggunakan


tenaga kerja manual (manusia) untuk pengaplikasiannya. Hal tersebut dikarenakan berdasarkan
struktur socsal dan ekonomi masyarakat Indonesia belum sepenuhnya dapat menggunakan
teknologi pertanian dan sistem tanam yang digunakan merupakan temuan yang hanya bisa
dilakukan oleh masyarakat Indonesia yakninya secara konvensional (bagi negara berkembang)

5. Tidak menawarkan stimulus yang cukup untuk petani berpenghasilan rendah.

Dalam sistem polikultur, penggunaan teknologi dapat meningkatkan produktifitas


tanaman. Hal ini tidak dapat dilakukan oleh petani berpenghasilan rendah dikarenakan keadaan
perekonomiannya.

6. Untuk produsen dengan sumber daya ekonomi terbatas, mungkin diperlukan waktu
lebih lama untuk memulihkan investasi awal.

Dalam sistem tanam dengan menggunakan SDE yang besar, membuat beberapa produsen
lebih berpikir ulang dikarenakan memerlukan dana yang besar. Sehingga untuk pengembalian
modal awal nya akan berlangsung lama

7. Penentangan dari sistem sosial ekonomi dan politik yang lazim.


Dewasa ini, penggunaan lahan pertanian digeserkan oleh sistem sosial ekonomi dan
politik yang mengikuti perkembangan zaman. Hal ini mengakibatkan berkurangnya lahan yang
digunakan untuk pertanian, sehingga terdapat perdebatan secara politik maupun ekonomi untuk
penggunaan lahan yang terbatas. Sengketa lahan yang terjadi disebabkan oleh desakan
masyarakat maupun kelompok untuk menggunakan lahan yang tersisa yang tidak dibarengi
dengan penjagaan lahan alam

8. Ada kekurangan tenaga terlatih.

Sekarang ini, masyarakat lebih mengutamakan bekerja di perkantoran yang mana


mengikuti zaman. Oleh karena itu kurangnya tenaga terlatih disebabkan oleh kaum muda yang
lebih mengutamakan pekerjaan kantor dibandingkan dengan pertanian. Apalagi sistem polikultur
membutuhkan tenaga kerja yang terlatih karena berbeda dengan sistem pola tanam konvensional

9. Kurangnya pengetahuan atau pemahaman secara umum.

Secara turun temurun ilmu pertanian umum dari nenek moyang hanya diwariskan kepada
kaum muda yang gigih untuk Bertani. Hal ini menyebabkan golongan kaum tua tidak dapat
meneruskan penggunaan lahan yang telah dikelola nya bertahun tahun

Anda mungkin juga menyukai