Salinitas
Disusun Oleh:
Salinitas adalah satu dari berbagai masalah pertanian yang cukup serius. Bisa
mengakibatkan berkurangnya hasil dan produktivitas pertanian. Salinitas didefinisikan
sebagai adanya garam terlarut dalam konsentrasi yang berlebihan dalam larutan tanah. Salah
satu strategi untuk menghadapi tanah salin adalah memilih kultivar tanaman pertanian yang
toleran terhadap kadar garam yang tinggi (Yuniati, 2014). Salinitas memberikan suatu efek
bagi dunia pertanian secara signifikan yaitu dapat mengurangi produktivitas dari tanaman
pertanian (Tuteja.2015).
Tanaman padi merupakan tanaman yang tidak tahan terhadap cekaman garam. Cekaman
garam merupakan masalah utama pada pertanian padi di daerah pesisir yang dipengaruhi oleh
pasang surut air laut. Tanaman padi yang terkena cekaman garam menjadi kerdil, jumlah
anakan berkurang, dan klorosis pada daunnya. Kondisi seperti ini, apabila dibiarkan terus-
menerus akan menyebabkan kematian pada tanaman.
Posisi didekat pantai yang demikian menyebabkan tanah rentan terhadap perembesan air
laut dan tanaman yang ditanam termasuk padi rentan terkena cekaman garam. Konsentrasi
garam yang tinggi di tanah akan menghambat pembentukkan dan pertumbuhan akar tanaman
padi, sehingga jumlah akar menjadi lebih sedikit dan panjang akar berkurang. Berkurangnya
panjang akar pada konsentrasi garam yang tinggi diakibatkan oleh ketidakseimbangan unsur
hara di dalam tanah dan tanaman serta mengganggu homoesotasis NaCl di dalam akar.
Dari permasalahan salinitas, maka perlu jelih dalam memilih tanaman pangan. Sesuai
pendapat dari Puslittanah. Banyak juga tanaman pertanian yang mampu toleran pada lahan
yang memiliki salinitastanah yang rendah sampai sangat rendah sehingga produktivitas lahan
dapat ditingkatkan. Tentunya perlu ada penyesuaian saat menggunakan atau mengelola lahan
supaya lebih optimal dan terpadu.
Penggunaan varietas padi toleran merupakan cara paling efektif untuk memanfaatkan
potensi lahan salin dalam program peningkatan produksi padi nasional. Dengan berubahnya
iklim global, pada saat ini daerah-daerah sentra produksi padi dipesisir pantai terancam
cekaman salinitas mengingat sedikitnya pasokan air irigasi pada saat musim kemarau atau
akhir musim hujan.
Mengingat potensi kontribusi lahan salin terhadap peningkatan produksi padi nasional
serta beragamnya lahan salin yang ada, perlu tersedia banyak varietas yang memiliki sifat
toleran terhadap lahan salin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Indonesia memiliki sekitar 13,2 juta lahan yang berpotensi menjadi lahan salin dan
banyak terjadi di wilayah Sumatra, terutama daerah Sumatra Selatan, Jambi, Riau, serta
daerah lain. Keadaan salin dapat terjadi akibat rendahnya curah hujan dalam melarutkan dan
mencuci garam, cepatnya evaporasi air tanah sehingga terkumpulnya garam-garam dalam
tanah, serta adanya intrusi air laut dan rob (Ali et al. 2014; Rusd 2011).
Adanya perubahan iklim, seperti el nino, menyebabkan kemarau lebih lama dan
perubahan pada garis pantai yang menyebabkan intrusi air laut masuk lebih dalam ke daratan.
Hal ini sudah terjadi di pantai utara (pantura) dari bagian barat hingga timur Jawa. Keadaan
ini menyebabkan terjadinya penurunan hasil padi di wilayah tersebut akibat salinitas (BPTP
Jateng 2015). Usaha peningkatan produksi pangan antara lain dapat ditempuh melalui
pemanfaatan lahan salin yang cukup luas seperti daerah pasang surut, namun untuk itu
dibutuhkan tanaman pangan seperti padi dan palawija yang adaptif kondisi salin. Upaya
peningkatan produksi padi pada lahan salin masih terkendala dengan terbatasnya jumlah
varietas yang cocok untuk dikembangkan di daerah tersebut, sedangkan plasma nutfah padi
yang dapat digunakan sebagai donor gen toleran salinitas dalam kegiatan pemuliaan masih
sedikit. Selama ini, perbaikan varietas yang ada lebih banyak diarahkan pada lahan sawah
dataran rendah yang subur dan lahan kering (padi gogo), sedangkan program pemuliaan untuk
lahan marginal seperti lahan salin masih prioritas kedua. Namun demikian, untuk menjaga
kondisi musim yang saat ini mulai sulit diprediksi dapat terjadi musim kemarau yang panjang,
sehingga akan mempengaruhi wilayah pertanaman padi di dekat pantai akibat terjadi salinitas.
Untuk antisipasinya diperlukan tanaman padi yang toleran salinitas. Pemilihan metode
untuk seleksi padi terhadap salinitas sudah banyak dipelajari. Salah satu metode uji yang baik
dalam seleksi adalah dengan menggunakan larutan garam 4.000 ppm NaCl (0,4%) pada media
tanah (Sulaiman 2010), serta uji melalui metode larutan hara dengan 4.000 ppm NaCl cukup
baik untuk pengujian seleksi awal toleransi padi terhadap salinitas
Perubahan iklim global ditengarai menyebabkan naiknya permukaan air laut, sehingga
berakibat terhadap meluasnya daerah pesisir sentra produksi padi yang terimbas intrusi dan
atau limpasan air laut. Hal tersebut dapat ditunjukkan oleh kondisi daratan pantai utara Jawa
(Pantura) semakin luas terintrusi air laut. Di beberapa daerah di Jawa Barat, air payau dan air
asin masing-masing telah menyusup kedaratan sekitar 8 km, dan 6 km.
Dampak intrusi air laut atau masuknya air asin ke daratan akan lebih terasa pada saat
kemarau. Tanaman padi mulai mengering dan berdampak gagal panen. Penelitian
menunjukkan bahwa pada musim kemarau, di wilayah pesisir salinitas tanah berkisar antara 2
dS/m hingga 18 dS/m, sedangkan batas toleransi tanaman padi pada saat tanam terhadap
kegaraman adalah sekitar 4 dS/m.
Apabila intrusi air laut yang menembus daratan tersebut masuk di lahan pesawahan,
maka salinitas tanah akan meningkat melebihi batas kritis bagi tanaman padi. Padi merupakan
tanaman yang sensitif terhadap salinitas. Walaupun demikian, tanaman tersebut merupakan
satu-satunya tanaman sereal yang direkomendasikan untuk ditanam di lahan salin. Hal itu
terkait dengan kemampuan tanaman padi tumbuh baik pada lahan yang tergenang, dan
mampu membantu mencuci garam yang ada pada permukaan tanah ke lapisan tanah di
bawahnya, sehingga lahan menjadi cocok untuk pertumbuhan pertanaman berikutnya.
Salinitas mempengaruhi semua fase pertumbuhan tanaman, mulai dari perkecambahan sampai
dengan pemasakan biji. Pengaruhnya dapat bervariasi bergantung pada fase pertumbuhan
tanaman.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
Untuk mengatasi permasalahan salinitas tersebut, yang dimulai dari pengamatan dan
pengukuran salinitas, penerapan strategi penurunan salinitas tanah dengan sistem pengairan
dan pengolahan lahan yang tepat serta pemilihan jenis-jenis adaptif terhadap salinitas.
Penggunaan jenis-jenis adaptif terhadap salinitas penting dilakukan karena jenis tersebut
memiliki mekanisme toleransi terhadap salinitas baik secara morfologi maupun fisiologis
yang mampu mempertahankan hidupnya terhadap cekaman salinitas. Penelitian genetika
mungkin diperlukan untuk mendapatkan varietas-varietas yang tahan terhadap salinitas untuk
meningkatkan produksi khususnya pada jenis-jenis tanaman pangan (pertanian)
DAFTAR PUSTAKA
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jateng (2015) Lokakarya strategi pengelolaan lahan
salin mendukung peningkatan produksi padi di Jawa Tengah. [Online] Tersedia pada:
http://jateng.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/component/k2/item/ 145-lokakarya-
strategi-pengelolaan-lahan-salinmendukung- peningkatan-produksi-padi-di-jawatengah
Harjadi , S.S. dan S. Yahya. 2018. Fisiologi Stres Tanaman. PAU IPB, Bogor Larcher, W.
2015. Physiological Plant Ecology. Chapsiology and Stress Physiology of Functional
groups. Institute Fur Allgemeine Botanic. Austria
Horie, T., Karahara, I. & Katsuhara, M. 2012. Salinity tolerance mechanisms in glycophytes:
An overview with the central focus on rice plants. Rice, 5, 1−18.
Hutajulu, F.H dan Rosmayati dan Ilyas, Syafruddin. 2013. Pengujian Respons Pertumbuhan
Beberapa Varietas Padi Sawah (Oryza Sativa L.) Akibat Cekaman Salinitas. Program
Studi Agroekoteknologi, Fakultas Peranian USU, Medan
Kanawapee, N., Sanitchon, J., Srihaban, P. & Theerakulpisut, P. (2011) Genetic diversity
analysis of rice cultivars (Oryza sativa L.) differing in salinity tolerance based on
RAPD and SSR markers. Electronic Journal of Biotechnology, 14 (6), 1–17.
Maroeto dan Sasongko, P.E. 2004. Alternatif Pemilihan Tanaman Pangan Pada Lahan
Pesisir Dengan Pendekatan Evaluasi Tingkat Kesesuaian Lahan Di Daerah Kabupaten
Sidoarjo. Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Pertanian Vol. 4 No. 1
Rusd, A.M.I. (2011) Pengujian toleransi padi (Oryza sativa L.) terhadap salinitas pada fase
perkecambahan. Sripsi S1. Institut Pertanian Bogor.
Situmorang, A., A.Zannati., D. Widyajayantie., dan S. Nugroho. 2010. Seleksi Genotipe Padi
Mutan Insersi Toleran Cekaman Salinitas Berdasarkan Karakter Pertumbuhan dan
Biokimia, Agron. Indonesia. 38(1): 8-14.
Suriadikarta dan D. Ardi., 2005. Pengelolaan Lahan Sulfat Masam untuk Usaha Pertanian.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat
Ubudiyah dan Nurhidayati. 2013. Respon Kalus beberapa Varietas Padi (Oryza sativa L.)
pada Kondisi Cekaman Salinitas (NaCl) secara In Vitro. Sains dan Seni POMITS, 2
(2): 1-6