Anda di halaman 1dari 16

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mentimun atau timun (Cucumis sativus L.) ialah salah satu jenis sayuran dari

famili Cucurbitales yang sudah populer di seluruh dunia. Menurut sejarahnya

tanaman mentimun berasal dari benua Asia. Beberapa sumber literatur menyebutkan

daerah asal tanaman mentimun adalah Asia Utara, tetapi sebagian lagi menduga

berasal dari Asia Selatan. Para ahli tanaman memastikan daerah asal tanaman

mentimun adalah India, tepatnya di lereng gunung Himalaya (Ashari, 2001).

Mentimun adalah sayuran buah yang banyak dikonsumsi masyarakat

Indonesia dalam bentuk segar. Nilai gizi mentimun cukup baik karena sayuran buah

ini merupakan sumber vitamin dan mineral. Kandungan nutrisi per 100 g mentimun

terdiri dari 15 g kalori, 0,8 g protein, 0,1 g pati, 3 g karbohidrat,30 mg fosfor, 0,5 mg

besi, 0,02 mg thianine, 0,01 mg riboflavin, natrium 5,00 mg, niacin 0,10 mg, abu

0,40 gr, 14 mg asam, 0,45 mg IU vitamin A, 0,3 mg IU vitamin dan 0,2 mg IU

vitamin (Sumpena, 2001).

Meningkatnya permintaan mentimun merupakan salah satu peluang bisnis

bagi petani. Salah satu upaya untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat

dilakukan usaha-usaha perbaikan dalam teknik budidaya. Pemupukan ialah salah satu

cara untuk meningkatkan hasil panen. Berdasarkan kegunaanya ada dua macam

pupuk yang yaitu, pupuk anorganik dan pupuk organik. Kedua pupuk ini memiliki

kelebihan dan kelemahan tersendiri (Andrie, 2015).

Adapun pupuk organik ialah salah satunya pupuk kotoran sapi ialah pupuk

yang berupa padat dan cair yang dihasilkan oleh ternaksapi. Pupuk kotoran sapi
2

sifatnya lebih baik dari pada pupuk alam lainnya maupun pupuk buatan, karena

merupakan humus yang mengandung senyawa-senyawa organik. Selain itu

merupakan sumber unsur hara makro yang penting bagi pertumbuhan dan

perkembangan tanaman dan banyak mengandung mikroorganisme yang dapat

menghancurkan sampah-sampah yang ada dalam tanah, hingga berubah menjadi

humus(Syarief,2003).

Media organik yaitu media tanaman untuk tempat pertumbuhan banyak

terkandung bahan organik sebagai unsur hara tanaman. Bahan organik yang

merupakan sumber unsur hara tanaman penting dan sangat berpengaruh terhadap

sifat tanah. Menahan dari pencucian serta memperbaiki tata air dan udara dalam

tanah.Bahan organik merupakan perombakan menjadi senyawa yang sederhana

(Bambang,2006).

Bahan organik yang terkandung dalam media diperoleh dari pupuk kandang,

kompos, arang sekam, serasah dan pupuk hijau. Penggunaan media organik jika

dibandingkan dengan konvensional kelebihannya yaitu tidak menggunakan pupuk

kimia selama penanaman penyediaan unsur hara dalam tanah, mengingat pupuk tidak

merusak struktur tanah akibat residu tanah berasal dari bahan kimia yang terkandung

didalam pupuk(Wijayani,2003).

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk mengetahui manfaat

pemberian pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan timun (Cucumis sativa L).

Kegunaan Penulisan
3

Adapun kegunaan penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk dapat memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Dasar Hortikultura

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.


4

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom:Plantae; Divisio:

Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae; Ordo :

Cucurbitales; Famili : Cucurbitales; Genus : Cucumis; Spesies : Cucumis sativus L..

Mentimun merupakan tanaman semusim (annual) yang bersifat menjalar atau

memanjat. Tanaman mentimun berakar tunggang, berdaun tunggal, bunganya

merupakan bunga sempurna, dan memiliki biji yang diselaputi oleh lendir

(Cahyono, 2003).

Tanaman mentimun terdiri dari akar, batang, daun,

bunga,buahdanbiji.Tanaman mentimun berakar tunggang dan berakar serabut. Akar

tunggangnya tumbuh lurus ke dalam sampai kedalaman sekitar 20 cm, sedangkan

akar serabut tumbuh menyebar secara horizontal dan dangkal. Oleh karena itu,

tanamanmentimun termasuk peka terhadap kekurangan dan kelebihan air. Perakaran

mentimun dapat tumbuh dan berkembang biak pada tanah yang gembur (struktur

tanah remah), tanah mudah menyerap air, dan subur (Manalu,2013).

Batang mentimun berupa batang lunak dan berair, berbentuk pipih,berambut

halus, berbuku-buku, dan bewarna hijau segar. Panjang batang mentimun dapat

mencapai 0,5-1,5m, bercabang dan bersulur yang tumbuh disisi tangkai daun. Ruas

batang memiliki ukuran panjang berkisar antara 7-10 cm dan diameter berkisar antara

10-50 mm. Fungsi batang selain tempat tumbuh daun dan organ-organ lainnya,

adalah untuk jalan pengangkut zat hara dari akar ke daun dan sebagai jalan
5

menyalurkan zat-zat hasil asimilasi keseluruh bagian tanaman

(Rukmana, 2000).

Daun mentimun terdiri dari tangkai daun, helaian daun, dan tulang-tulang

daun. Tangkai daun memiliki ukuran panjang, yakni sekitar 24 cm. Sedangkan

helaian daun mempunyai ukuran cukup lebar ± 20 cm, panjang juga sekitar ± 20

cm.Daun tanaman merupakan bagian dari organ tubuh yang berfungsi sebagai tempat

asimilasi untuk pembentukan karbohidrat, protein (ribosom), lemak dan lain-lain.

Daun mentimun lebar berlekuk menjari dan dangkal, bewarna hijau muda sampai

hijau tua, daunnya beraroma kurang sedap dan langu, bulunya tidak begitu tajam

(Tafajani, 2011).

Bunga tanaman mentimun bewarna kuning dan berbentuk terompet

(Tafajani,2011). Bunga memiliki ukuran panjang 2-3 cm.Bunga terdiri daritangkai

bunga, kelopak, mahkota, benang sari dan putik.Kelopak bunga berjumlah 5 buah,

bewarna hijau, berbentuk ramping. Kelopak terletak dibagian bawah pangkal bunga.

Mahkota bunga berjumlah 5-6buah, bewarna kuningterang dan berbentuk bulat.

Bunga yang telah mekar, berdiameter antara 30-35mm. Tanaman ini berumah satu

artinya, bunga jantan dan bunga betina terpisah,tetapi masih dalam satu pohon.

Bunga betina mempunyai bakal buah berbentuk lonjong yang membengkak,

sedangkan bunga jantan tidak. Letak bakal buah tersebut dibawah mahkota bunga

(Sunarjono, 2003).

Buah mentimun letaknya menggantung dari ketiak antara daun dan

batang.Bentuk dan ukurannya bermacam -macam, tetapi umumnya bulat panjang

ataubulat pendek. Kulit buah mentimun ada yang berbintil-bintil, ada pula yang
6

halus.Warna kulit buah antara hijau keputih-putihan, hijau muda, dan hijau gelap.

Biji mentimun bentuknya pipih, kulitnya bewarna putih kekuning-kuningan

sampaicoklat. Biji ini dapat digunakan sebagai alat perbanyakan tanaman

(Rukmana, 2000).

Syarat Tumbuh

Iklim

Tanaman mentimun mempunyai daya adaptasi cukup luas terhadap

lingkungan tumbuhnya. Di Indonesia mentimun dapat di tanam di dataran rendah dan

dataran tinggi yaitu sampai ketinggian ± 100 m di atas permukaan laut (Sumpena,

2001).Tanaman mentimun tumbuh dan berproduksi tinggi pada suhu udara berkisar

antara 20-32oC, dengan suhu optimal 27oC. Di daerah tropik seperti di Indonesia 8

keadaan suhu udara ditentukan oleh ketinggian suatu tempat dari permukaan laut.

Cahaya juga merupakan faktor penting dalam pertumbuhan tanaman mentimun,

karena penyerapan unsur hara akan berlangsung optimal jika pencahayaan

berlangsung antara 8-12 jam hari-1(Cahyono, 2003).

Kelembaban relatif udara (rh) yang dikehendaki oleh tanaman mentimun

untuk pertumbuhannya antara 50-85%, sedangkan curah hujan optimal yang

diinginkan 200-400 mm bulan-1. Curah hujan yang terlalu tinggi tidak baik untuk

pertumbuhan tanaman mentimun, terlebih pada saat mulai berbunga karena curah

hujan yang tinggi akan banyak menggugurkan bunga (Sumpena, 2001).

Cahaya merupakan faktor yang penting dalam pertumbuhan tanaman

mentimun. Penyerapan unsur hara akan berlangsung dengan optimal jika

pencahayaan berlangsung antara 8-12 jam/hari. Kelembaban relatif udara (RH)yang


7

baik untuk pertumbuhan tanaman mentimun antara 50-85%, sementara curah hujan

optimal yang diinginkan tanaman ini antara 800–1.000 mm/tahun.Tanaman ini tidak

menyukai curah hujan yang terlalu tinggi, terlebih pada saat mulai berbunga karena

curah hujan yang tinggi banyak menggugurkan bunga (Manalu, 2013).

Tanah

Hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk lahan pertanian sesuai

ditanami mentimun, untuk mendapatkan produksi yang tinggi dan kualitas baik

tanaman mentimun membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak mengandung

humus, tidak tergenang, dan pH-nya berkisar antara 6–7, namun masih toleran pada

pH tanah 5,5-7,5. Pada pH tanah kurang dari 5,5 akan terjadi gangguan penyerapan

zat hara oleh akar sehingga pertumbuhan tanaman akanterganggu,oleh karena itu

perlu pemberian kapur untuk meningkatkan pH tanah (Rukmana, 2000).

Tanaman mentimun dapat tumbuh baik di ketinggian 0-1000 m diatas

permukaan laut, diketinggian lebih dari 1.000 meter dpl tanaman mentimun harus

menggunakan mulsa plastik perak hitam karena diketinggian tersebut suhu tanah

kurang dari 18°C dan suhu udara kurang dari 25°C (Sumpena, 2001).

Pada dasarnya mentimun dapat tumbuh dan beradaptasidi hampir semua

jenis tanah. Tanah mineral yang bertekstur ringan sampai pada tanah yang bertekstur

liat berat dan juga pada tanah organik seperti lahan gambut. Kemasaman tanah yang

optimal adalah antara 5,5-6,5. Tanah yang banyak mengandung air, terutama pada

frekuensi berbunga merupakan jenis tanah yang baik untuk penanaman mentimun

diantaranya aluvial, latosol dan andosol (Sumpena, 2001).


8

PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN


TIMUN (Cucumis sativa L.)

Pupuk Kandang Sapi

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran-kotoran hewan yang

tercampur dengan sisa makanan dan urine yang didalamnya mengandung unsur hara

N, P, dan K yang dapat digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah. Pemberian

pukan akan memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas menahan air, dan

meningkatkan kehidupan biologi tanah. Pemilihan jenis pukan yang akan dijadikan

bahan organik dapat ditentukan oleh kandungan unsur haranya (Winarso, 2005).

Pemakaian pupuk kandang sapi dapat meningkatkan permeabilitas dan

kandungan bahan organik dalam tanah, dan dapat mengecilkan nilai erodobilitas

tanah yang pada akhirnya meningkatkan ketahanan tanah terhadap erosi. Pupuk

kandang ayam dapat memberikan kontribusi hara yang mampu mencukupi

pertumbuhan bibit tanaman, karena pupuk kandang ayam mengandung hara yang

lebih tinggi dari pupuk kandang lainnya (Santoso et al., 2004).

Pupuk kandang sapi memiliki efek terhadap kesuburan tanah gambut yang

cukup baik karena mengandung unsur hara yang lengkap (makro dan mikro) serta

mikroorganisme yang ada di dalamnya mampu menguraikan gambut menjadi lebih

matang sehingga beberapa unsur hara dalam gambut seperti P mudah tersedia bagi

tanaman. Dengan demikian, pupuk kandang akan memperbaiki kondisi fisik dan

kesuburan gambut (Najiyati et al.,2005)

Kandungan Yang Terdapat Pada Pupuk Kandang Sapi


9

Di antara jenis pukan, pukan sapilah yang mempunyai kadar serat yang tinggi

seperti selulosa, hal ini terbukti dari hasil pengukuran parameter C/N rasio yang

cukup tinggi >40. Tingginya kadar C dalam pukan sapi menghambat penggunaan

langsung ke lahan pertanian karena akan menekan pertumbuhan tanaman utama.

Penekanan pertumbuhan terjadi karena mikroba dekomposer akan menggunakan N

yang tersedia untuk mendekomposisi bahan organik tersebut sehingga tanaman

utama akan kekurangan N. Untuk memaksimalkan penggunaan pukan sapi harus

dilakukan pengomposan agar menjadi kompos pukan sapi dengan rasio C/N di

bawah 20 (Hartatik, 2011).

Selain masalah rasio C/N, pemanfaatan pukan sapi secara langsung juga

berkaitan dengan kadar air yang tinggi. Petani umumnya menyebutnya sebagai

pupuk dingin. Bila pukan dengan kadar air yang tinggi diaplikasikan secara langsung

akan memerlukan tenaga yang lebih banyak serta proses pelepasan amoniak masih

berlangsung (Hartatik, 2011).

Kandungan unsur hara dalam pupuk kandang sapi sangat bervariasi

tergantung pada jenis pakan sapi dan cara penyimpanan pupuk kandang tersebut.

Pada umumnya pupuk kandang sapi mengandung nitrogen (N) 0,40%, fosfor (P2-

O5) 0,20%, kalium (K2O) 0,10%. Sedangkan kandungan undur hara dalam pupuk

kandang kambing mengandung Nitrogen (N) 0,60%, fosfor (P2O5) 0,30%, kalium

(K2O) 0,17% (Sutapraja, 2008).

Cara Aplikasi Pupuk Kandang Sapi

Pupuk dasar berupa pupuk kotoran sapi bentuk serbuk sebanyak 100% dari

dosis pada perlakuan dan pupuk kotoran sapi bentuk granular sebesar 30% dari
10

keseluruhan dosis pada perlakuan. Kedua pupuk tersebut diberikan dengan cara

memasukkannya ke dalam lubang yang telah dibuat dengan kedalaman 10 cm

dengan jumlah 12 lubang per bedengan, setelah itu tanah dibalik agar pupuk tidak

terkikis (Setiawan, 2010).

Sebelum penanaman, terlebih dahulu diberi pupuk dasar berupa pupuk

kandang sapi, pupuk urea. Pupuk kandang sapi diberikan 2 minggu sebelum tanam

sesuai dengan dosis perlakuan. Pupuk Urea,diberikan sebelum 3 hari tanam dengan

dosis antara lain adalah : Urea 150 kg/.Cara aplikasinya dengan menaburkan pupuk

tersebut secara merata di atas plot percobaan dan sesuai dosis perlakuan

(Darmawati, 2013).

Pemberian pupuk kandang dengan cara di tabur di maksudkan untuk

mempermudah kerja, menghemat tanaga kerja sekaligus dilakukan dengan

pengolahan tanah dan juga berfungsi untuk mengaktifkan daya kerja pupuk,

pemberian pupuk dengan cara di tabur dapat di bagi 3 yaitu di berikan pada saat

mengelolah tanah, setelah bedeng tanaman bentuk dan di kandang-kandang ada juga

orang yang menaburkan di antara tanaman yang sudah tumbuh (Desiana, 2013).

Manfaat Pupuk Kandang Sapi

Manfaat penggunaan pupuk kandang sapi terhadap tanah dapat menambah

kesuburan tanah,memperbaiki struktur tanah menjadi lebih remah dan gembur,

memperbaiki sifat kimiawi tanah sehingga unsur hara yang tersedia dalam tanah

lebih mudah diserap oleh tanaman, memperbaiki tata air dan udara di dalam tanah

sehingga suhu tanah akan lebih stabil, mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat
11

hara sehingga tidak mudah larut oleh air hujan atau air pengairan dan memperbaiki

kehidupan jasat renik yang hidup di dalam tanah (Susetya, 2011).

Kotoran sapi yang disiram dari kandang idealnya ditampung terlebih dahulu

dalam sebuah bak penampungan. Apabila bak tersebut dibuat tertutup, maka gas

methan (biogas) yang dihasilkannya masih bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar.

Namun dibanding dengan nilai investasinya, nilai ekonomis dari gas tersebut relatif

tidak sebanding. Hingga bak penampungan tersebut bisa dibangun secara terbuka

(Sutedjo. 2010).

Pupuk kandang sangat bermanfaat dalam meningkatkan kesuburan tanah dan

meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk kandang akan

mengembalikan bahan organik ke dalam tanah sehingga terjadi peningkatan produksi

tanaman. Namun penggunaan pupuk organik ini lambat laun sudah mulai terlupakan

oleh para petani. Petani lebih suka dengan penggunaan pupuk buatan dengan bahan

yang berasal dari kimia (Syekfani,2000).

Kelebihan Dan Kekurangan Pupuk Kandang Sapi

Salah satu alternatif untuk meningkatkan kesuburan pada tanah adalah

melalui penggunaan pupuk organik yaitu pupuk kandang kotoran sapi. Beberapa

kelebihan pupuk kandang kotoran sapi adalah untuk memperbaiki struktur tanah dan

berperan juga sebagai pengurai bahan organik oleh mikro organisme tanah

(Parnata, 2010).

Di antara jenis pupuk kandang, kotoran sapilah yang mempunyai kadar serat

yang tinggi seperti selulosa, hal ini terbukti dari hasil pengukuran parameter C/N

rasio yang cukup tinggi >40. Disamping itu pupuk ini juga mengandung unsur hara
12

makro seperti 0,5 N, 0,25 P2O5, 0,5 % K2O dengan kadar air 0,5%, dan juga

mengandung unsur mikro esensial lainnya (Parnata, 2010).

Kelemahan dari pupuk kandang yaitu hara dalam pukan ini tidak mudah

tersedia bagi tanaman. Ketersediaan hara sangat dipengaruhi oleh tingkat

dekomposisi/ mineralisasi dari bahan-bahan tersebut. Rendahnya ketersediaan hara

dari pukan antara lain disebabkan karena bentuk N, P serta unsur lain terdapat dalam

bentuk senyawa kompleks organo protein atau senyawa asam humat atau lingkungan

yang sulit terdekomposisi (Yuliarti, 2009).


13

KESIMPULAN

1. Pupuk kandang Sapi adalah pupuk yang berasal dari kotoran-kotoran sapi yang

tercampur dengan sisa makanan dan urine yang didalamnya mengandung unsur

hara N, P, dan K yang dapat digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah.

2. Data statistik hortikultura kementrian pertanian indonesia dari tahun 2010-2015

semakin menurun,pada tahun 2010 hasil mentimun 547,141 t h-1, sedangkan

pada akhir tahun2015 menurun besar sampai 477,976 t h-1.

3. Pukan sapi mempunyai kadar serat yang tinggi seperti selulosa, pada umumnya

pupuk kandang sapi mengandung nitrogen (N) 0,40%, fosfor (P2-O5) 0,20%,

kalium (K2O) 0,10%.

4. Aplikasi pupuk kandang dapat dilakukan dengan memasukkan pukan kedalam

media tanam dan juga dapat dilakukan dengan menaburkan pukan ke permukaan

tanah.

5. Beberapa kelebihan pupuk kandang kotoran sapi adalah untuk memperbaiki

struktur tanah dan berperan juga sebagai pengurai bahan organik oleh mikro

organisme tanah,sementara Kelemahan dari pupuk kandang yaitu hara dalam

pukan ini tidak mudah tersedia bagi tanaman.


14

DAFTAR PUSTAKA

Andrie, K.L., M. Napitupulu dan N. Jannah. 2015. Respon tanaman mentimun


(Cucumis sativus L.) terhadap jenis POC dan konsentrasi yang berbeda.
Jurnal Agrifor, 14(1): 15-26.

Ashari, S. 2001. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia Press. Jakarta.


481 hal.

Bambang, P. 2006. Respon pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun (Cucumis


sativus L.) terhadap urine sapi yang telah mengalami perbedaan lama
fermentasi. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan

Cahyono, E.I. 2003. Pupuk Organik. Penebar Swadaya. Jakarta. 72 hal.

Darmawati, M.E. 2013. Pengaruh beberapa jenis pupuk kandang terhadap kualitas
bokashi. Jurnal Ilmu Hewani Tropika, 1(2): 41-46.

Desiana, C.I., S. Banuwa., R. Evizal dan S. Yusnaimi. 2013. Pengaruh pupuk organik
cair urine sapi dan limbah tahu terhadap pertumbuhan bibit kakao
(Theobroma cacao L.). Jurnal Agrotek Tropika, 1(1): 113-119.

Hartatik,M. 2011. Pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun (Cucumis sativus L.)
pada beberapa jenis abu. Jurnal Agronomi, 3(1): 13-16.

Idris. 2004. Respon tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) akibat pemangkasan
dan pemberian pupuk ZA. Jurnal Penelitian Bidang Ilmu Pertanian, 2(1):
17-24.

Kementrian Pertanian Indonesia. 2015. Statistik Tanaman Sayuran dan Buah-Buahan


Semusim. http://www.bps.go.id. Diakses 25 Januari 2015.

Lingga, P. dan Marsono. 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.


Jakarta. 150 hal.

Manalu, B. 2013. Sukses Bertanam Mentimun. ARC Media. Jakarta. 80 hal.

Najiyati, R. dan Y. Arifin. 2005. Pertumbuhan dan hasil mentimun akibat pemberian
pupuk kandang ayam dan Gandasil B. Jurnal Jerami, 3(2): 6370.

Parnata, A.S. 2010. Meningkatkan Hasil Panen dengan Pupuk Organik. PT Agro
Media Pustaka. Jakarta. 146 hal.
15

Purnomo, R., M. Santoso dan S. Heddy. 2013. Pengaruh berbagai macam pupuk
organik dan anorganik terhadap pertumbuhan dan hasil mentimun (Cucumis
sativus L.). Jurnal Produksi Tanaman, 1(3): 93-100.

Rukmana, R. 2000. Budidaya Mentimun. PT. Kanisius. Yogyakarta. 66 hal.

Santoso, E. 2004. Apotek Hidup dari Sayuran dan Tanaman Pangan. Yrama Widya.
Bandung. 118 hal.

Setiawan, B.S. 2010. Membuat Pupuk Kandang Secara Cepat. Penebar Swadaya.
Jakarta. 60 hal.

Sumpena, U. 2001. Budi Daya Mentimun. Penebar Swadaya. Jakarta. 25 hal.

Sunarjono, H. 2003. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta. 184 hal.

Susetya, D. 2011. Panduan Lengkap Membuat Pupuk Organik. Pustaka Baru Perss.
Yogyakarta. 193 hal.

Sutapraja, H. 2008. Pengaruh pemangkasan pucuk terhadap hasil dan kualitas benih
lima kultivar mentimun. Jurnal Hortikultura, 18(1): 16-20.

Sutedjo. M.M. 2010. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta. 177 hal.

Syarief M. 2003. Aplikasi kompos kotoran ayam untuk meningkatkan hasil tanaman
mentimun (Cucumis sativus L.). Jurnal Agroteknos, 4(2): 120-127.

Syekfani L. 2010. Pengaruh pemangkasan dan pemberian pupuk organik terhadap


produksi tanaman mentimun (Cucumis sativus L.). Jurnal Agronomi, 1(2):
107-114.

Tafajani, D.S. 2011. Panduan Komplit Bertanam Sayur dan Buah-buahan. Cahaya
Atma. Yogyakarta. 110 hal.

Wijayani, B. 2003. Petunjuk Pemupukkan. AgroMedia Pustaka. Jakarta. 100 hal.

Winarso, K., M.. 2005. Pengaruh jumlah tanaman per polibeg dan pemangkasan
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun Kyuri (Cucumis sativus
L.). Jurnal Produksi Tanaman, 3(2): 113-119.

Yuliarti, N. 2009. 1001 Cara Menghasilkan Pupuk Organik. Lily Publisher.


Yogyakarta. 70 hal.
16

Anda mungkin juga menyukai