PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mentimun atau timun (Cucumis sativus L.) ialah salah satu jenis sayuran dari
tanaman mentimun berasal dari benua Asia. Beberapa sumber literatur menyebutkan
daerah asal tanaman mentimun adalah Asia Utara, tetapi sebagian lagi menduga
berasal dari Asia Selatan. Para ahli tanaman memastikan daerah asal tanaman
Indonesia dalam bentuk segar. Nilai gizi mentimun cukup baik karena sayuran buah
ini merupakan sumber vitamin dan mineral. Kandungan nutrisi per 100 g mentimun
terdiri dari 15 g kalori, 0,8 g protein, 0,1 g pati, 3 g karbohidrat,30 mg fosfor, 0,5 mg
besi, 0,02 mg thianine, 0,01 mg riboflavin, natrium 5,00 mg, niacin 0,10 mg, abu
bagi petani. Salah satu upaya untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat
dilakukan usaha-usaha perbaikan dalam teknik budidaya. Pemupukan ialah salah satu
cara untuk meningkatkan hasil panen. Berdasarkan kegunaanya ada dua macam
pupuk yang yaitu, pupuk anorganik dan pupuk organik. Kedua pupuk ini memiliki
Adapun pupuk organik ialah salah satunya pupuk kotoran sapi ialah pupuk
yang berupa padat dan cair yang dihasilkan oleh ternaksapi. Pupuk kotoran sapi
2
sifatnya lebih baik dari pada pupuk alam lainnya maupun pupuk buatan, karena
merupakan sumber unsur hara makro yang penting bagi pertumbuhan dan
humus(Syarief,2003).
terkandung bahan organik sebagai unsur hara tanaman. Bahan organik yang
merupakan sumber unsur hara tanaman penting dan sangat berpengaruh terhadap
sifat tanah. Menahan dari pencucian serta memperbaiki tata air dan udara dalam
(Bambang,2006).
Bahan organik yang terkandung dalam media diperoleh dari pupuk kandang,
kompos, arang sekam, serasah dan pupuk hijau. Penggunaan media organik jika
kimia selama penanaman penyediaan unsur hara dalam tanah, mengingat pupuk tidak
merusak struktur tanah akibat residu tanah berasal dari bahan kimia yang terkandung
didalam pupuk(Wijayani,2003).
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk mengetahui manfaat
pemberian pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan timun (Cucumis sativa L).
Kegunaan Penulisan
3
Adapun kegunaan penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
merupakan bunga sempurna, dan memiliki biji yang diselaputi oleh lendir
(Cahyono, 2003).
akar serabut tumbuh menyebar secara horizontal dan dangkal. Oleh karena itu,
mentimun dapat tumbuh dan berkembang biak pada tanah yang gembur (struktur
halus, berbuku-buku, dan bewarna hijau segar. Panjang batang mentimun dapat
mencapai 0,5-1,5m, bercabang dan bersulur yang tumbuh disisi tangkai daun. Ruas
batang memiliki ukuran panjang berkisar antara 7-10 cm dan diameter berkisar antara
10-50 mm. Fungsi batang selain tempat tumbuh daun dan organ-organ lainnya,
adalah untuk jalan pengangkut zat hara dari akar ke daun dan sebagai jalan
5
(Rukmana, 2000).
Daun mentimun terdiri dari tangkai daun, helaian daun, dan tulang-tulang
daun. Tangkai daun memiliki ukuran panjang, yakni sekitar 24 cm. Sedangkan
helaian daun mempunyai ukuran cukup lebar ± 20 cm, panjang juga sekitar ± 20
cm.Daun tanaman merupakan bagian dari organ tubuh yang berfungsi sebagai tempat
Daun mentimun lebar berlekuk menjari dan dangkal, bewarna hijau muda sampai
hijau tua, daunnya beraroma kurang sedap dan langu, bulunya tidak begitu tajam
(Tafajani, 2011).
bunga, kelopak, mahkota, benang sari dan putik.Kelopak bunga berjumlah 5 buah,
bewarna hijau, berbentuk ramping. Kelopak terletak dibagian bawah pangkal bunga.
Bunga yang telah mekar, berdiameter antara 30-35mm. Tanaman ini berumah satu
artinya, bunga jantan dan bunga betina terpisah,tetapi masih dalam satu pohon.
sedangkan bunga jantan tidak. Letak bakal buah tersebut dibawah mahkota bunga
(Sunarjono, 2003).
ataubulat pendek. Kulit buah mentimun ada yang berbintil-bintil, ada pula yang
6
halus.Warna kulit buah antara hijau keputih-putihan, hijau muda, dan hijau gelap.
(Rukmana, 2000).
Syarat Tumbuh
Iklim
dataran tinggi yaitu sampai ketinggian ± 100 m di atas permukaan laut (Sumpena,
2001).Tanaman mentimun tumbuh dan berproduksi tinggi pada suhu udara berkisar
antara 20-32oC, dengan suhu optimal 27oC. Di daerah tropik seperti di Indonesia 8
keadaan suhu udara ditentukan oleh ketinggian suatu tempat dari permukaan laut.
diinginkan 200-400 mm bulan-1. Curah hujan yang terlalu tinggi tidak baik untuk
pertumbuhan tanaman mentimun, terlebih pada saat mulai berbunga karena curah
baik untuk pertumbuhan tanaman mentimun antara 50-85%, sementara curah hujan
optimal yang diinginkan tanaman ini antara 800–1.000 mm/tahun.Tanaman ini tidak
menyukai curah hujan yang terlalu tinggi, terlebih pada saat mulai berbunga karena
Tanah
Hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk lahan pertanian sesuai
ditanami mentimun, untuk mendapatkan produksi yang tinggi dan kualitas baik
humus, tidak tergenang, dan pH-nya berkisar antara 6–7, namun masih toleran pada
pH tanah 5,5-7,5. Pada pH tanah kurang dari 5,5 akan terjadi gangguan penyerapan
zat hara oleh akar sehingga pertumbuhan tanaman akanterganggu,oleh karena itu
permukaan laut, diketinggian lebih dari 1.000 meter dpl tanaman mentimun harus
menggunakan mulsa plastik perak hitam karena diketinggian tersebut suhu tanah
kurang dari 18°C dan suhu udara kurang dari 25°C (Sumpena, 2001).
jenis tanah. Tanah mineral yang bertekstur ringan sampai pada tanah yang bertekstur
liat berat dan juga pada tanah organik seperti lahan gambut. Kemasaman tanah yang
optimal adalah antara 5,5-6,5. Tanah yang banyak mengandung air, terutama pada
frekuensi berbunga merupakan jenis tanah yang baik untuk penanaman mentimun
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran-kotoran hewan yang
tercampur dengan sisa makanan dan urine yang didalamnya mengandung unsur hara
pukan akan memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas menahan air, dan
meningkatkan kehidupan biologi tanah. Pemilihan jenis pukan yang akan dijadikan
bahan organik dapat ditentukan oleh kandungan unsur haranya (Winarso, 2005).
kandungan bahan organik dalam tanah, dan dapat mengecilkan nilai erodobilitas
tanah yang pada akhirnya meningkatkan ketahanan tanah terhadap erosi. Pupuk
pertumbuhan bibit tanaman, karena pupuk kandang ayam mengandung hara yang
Pupuk kandang sapi memiliki efek terhadap kesuburan tanah gambut yang
cukup baik karena mengandung unsur hara yang lengkap (makro dan mikro) serta
matang sehingga beberapa unsur hara dalam gambut seperti P mudah tersedia bagi
tanaman. Dengan demikian, pupuk kandang akan memperbaiki kondisi fisik dan
Di antara jenis pukan, pukan sapilah yang mempunyai kadar serat yang tinggi
seperti selulosa, hal ini terbukti dari hasil pengukuran parameter C/N rasio yang
cukup tinggi >40. Tingginya kadar C dalam pukan sapi menghambat penggunaan
dilakukan pengomposan agar menjadi kompos pukan sapi dengan rasio C/N di
Selain masalah rasio C/N, pemanfaatan pukan sapi secara langsung juga
berkaitan dengan kadar air yang tinggi. Petani umumnya menyebutnya sebagai
pupuk dingin. Bila pukan dengan kadar air yang tinggi diaplikasikan secara langsung
akan memerlukan tenaga yang lebih banyak serta proses pelepasan amoniak masih
tergantung pada jenis pakan sapi dan cara penyimpanan pupuk kandang tersebut.
Pada umumnya pupuk kandang sapi mengandung nitrogen (N) 0,40%, fosfor (P2-
O5) 0,20%, kalium (K2O) 0,10%. Sedangkan kandungan undur hara dalam pupuk
kandang kambing mengandung Nitrogen (N) 0,60%, fosfor (P2O5) 0,30%, kalium
Pupuk dasar berupa pupuk kotoran sapi bentuk serbuk sebanyak 100% dari
dosis pada perlakuan dan pupuk kotoran sapi bentuk granular sebesar 30% dari
10
keseluruhan dosis pada perlakuan. Kedua pupuk tersebut diberikan dengan cara
dengan jumlah 12 lubang per bedengan, setelah itu tanah dibalik agar pupuk tidak
kandang sapi, pupuk urea. Pupuk kandang sapi diberikan 2 minggu sebelum tanam
sesuai dengan dosis perlakuan. Pupuk Urea,diberikan sebelum 3 hari tanam dengan
dosis antara lain adalah : Urea 150 kg/.Cara aplikasinya dengan menaburkan pupuk
tersebut secara merata di atas plot percobaan dan sesuai dosis perlakuan
(Darmawati, 2013).
pengolahan tanah dan juga berfungsi untuk mengaktifkan daya kerja pupuk,
pemberian pupuk dengan cara di tabur dapat di bagi 3 yaitu di berikan pada saat
mengelolah tanah, setelah bedeng tanaman bentuk dan di kandang-kandang ada juga
orang yang menaburkan di antara tanaman yang sudah tumbuh (Desiana, 2013).
memperbaiki sifat kimiawi tanah sehingga unsur hara yang tersedia dalam tanah
lebih mudah diserap oleh tanaman, memperbaiki tata air dan udara di dalam tanah
sehingga suhu tanah akan lebih stabil, mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat
11
hara sehingga tidak mudah larut oleh air hujan atau air pengairan dan memperbaiki
Kotoran sapi yang disiram dari kandang idealnya ditampung terlebih dahulu
dalam sebuah bak penampungan. Apabila bak tersebut dibuat tertutup, maka gas
methan (biogas) yang dihasilkannya masih bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar.
Namun dibanding dengan nilai investasinya, nilai ekonomis dari gas tersebut relatif
tidak sebanding. Hingga bak penampungan tersebut bisa dibangun secara terbuka
(Sutedjo. 2010).
tanaman. Namun penggunaan pupuk organik ini lambat laun sudah mulai terlupakan
oleh para petani. Petani lebih suka dengan penggunaan pupuk buatan dengan bahan
melalui penggunaan pupuk organik yaitu pupuk kandang kotoran sapi. Beberapa
kelebihan pupuk kandang kotoran sapi adalah untuk memperbaiki struktur tanah dan
berperan juga sebagai pengurai bahan organik oleh mikro organisme tanah
(Parnata, 2010).
Di antara jenis pupuk kandang, kotoran sapilah yang mempunyai kadar serat
yang tinggi seperti selulosa, hal ini terbukti dari hasil pengukuran parameter C/N
rasio yang cukup tinggi >40. Disamping itu pupuk ini juga mengandung unsur hara
12
makro seperti 0,5 N, 0,25 P2O5, 0,5 % K2O dengan kadar air 0,5%, dan juga
Kelemahan dari pupuk kandang yaitu hara dalam pukan ini tidak mudah
dari pukan antara lain disebabkan karena bentuk N, P serta unsur lain terdapat dalam
bentuk senyawa kompleks organo protein atau senyawa asam humat atau lingkungan
KESIMPULAN
1. Pupuk kandang Sapi adalah pupuk yang berasal dari kotoran-kotoran sapi yang
tercampur dengan sisa makanan dan urine yang didalamnya mengandung unsur
3. Pukan sapi mempunyai kadar serat yang tinggi seperti selulosa, pada umumnya
pupuk kandang sapi mengandung nitrogen (N) 0,40%, fosfor (P2-O5) 0,20%,
media tanam dan juga dapat dilakukan dengan menaburkan pukan ke permukaan
tanah.
struktur tanah dan berperan juga sebagai pengurai bahan organik oleh mikro
DAFTAR PUSTAKA
Darmawati, M.E. 2013. Pengaruh beberapa jenis pupuk kandang terhadap kualitas
bokashi. Jurnal Ilmu Hewani Tropika, 1(2): 41-46.
Desiana, C.I., S. Banuwa., R. Evizal dan S. Yusnaimi. 2013. Pengaruh pupuk organik
cair urine sapi dan limbah tahu terhadap pertumbuhan bibit kakao
(Theobroma cacao L.). Jurnal Agrotek Tropika, 1(1): 113-119.
Hartatik,M. 2011. Pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun (Cucumis sativus L.)
pada beberapa jenis abu. Jurnal Agronomi, 3(1): 13-16.
Idris. 2004. Respon tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) akibat pemangkasan
dan pemberian pupuk ZA. Jurnal Penelitian Bidang Ilmu Pertanian, 2(1):
17-24.
Najiyati, R. dan Y. Arifin. 2005. Pertumbuhan dan hasil mentimun akibat pemberian
pupuk kandang ayam dan Gandasil B. Jurnal Jerami, 3(2): 6370.
Parnata, A.S. 2010. Meningkatkan Hasil Panen dengan Pupuk Organik. PT Agro
Media Pustaka. Jakarta. 146 hal.
15
Purnomo, R., M. Santoso dan S. Heddy. 2013. Pengaruh berbagai macam pupuk
organik dan anorganik terhadap pertumbuhan dan hasil mentimun (Cucumis
sativus L.). Jurnal Produksi Tanaman, 1(3): 93-100.
Santoso, E. 2004. Apotek Hidup dari Sayuran dan Tanaman Pangan. Yrama Widya.
Bandung. 118 hal.
Setiawan, B.S. 2010. Membuat Pupuk Kandang Secara Cepat. Penebar Swadaya.
Jakarta. 60 hal.
Sunarjono, H. 2003. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta. 184 hal.
Susetya, D. 2011. Panduan Lengkap Membuat Pupuk Organik. Pustaka Baru Perss.
Yogyakarta. 193 hal.
Sutapraja, H. 2008. Pengaruh pemangkasan pucuk terhadap hasil dan kualitas benih
lima kultivar mentimun. Jurnal Hortikultura, 18(1): 16-20.
Sutedjo. M.M. 2010. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta. 177 hal.
Syarief M. 2003. Aplikasi kompos kotoran ayam untuk meningkatkan hasil tanaman
mentimun (Cucumis sativus L.). Jurnal Agroteknos, 4(2): 120-127.
Tafajani, D.S. 2011. Panduan Komplit Bertanam Sayur dan Buah-buahan. Cahaya
Atma. Yogyakarta. 110 hal.
Winarso, K., M.. 2005. Pengaruh jumlah tanaman per polibeg dan pemangkasan
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun Kyuri (Cucumis sativus
L.). Jurnal Produksi Tanaman, 3(2): 113-119.