Anda di halaman 1dari 33

“LAPORAN PENGAMATAN GEJALA SERANGAN

HAMA & PEMBUATAN KOLEKSI SERANGGA”

DISUSUN OLEH:

1. REZA KHARISMA (22420002)


2. M. FAISAL FANFANI (22420004)
3. CITRA ZAHRA (22420007)
4. RIZKY PUTRA PRATAMA (22420013)
5. R.A AUREL ADELLIA (22420014)

FAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

UNIVERSITAS IBA PALEMBANG

TA 2023/2024
KATA PENGANTAR

Dalam dunia pertanian dan lingkungan alam, pengamatan gejala hama serta
koleksi serangga merupakan aspek penting yang memberikan wawasan mendalam
terhadap ekosistem yang kompleks. Melalui pengamatan ini, kita dapat memahami
secara lebih baik bagaimana interaksi antara serangga dengan lingkungan sekitarnya,
serta dampaknya terhadap pertanian dan ekosistem secara keseluruhan.
Laporan ini membahas tentang pentingnya pengamatan terhadap gejala hama
dan koleksi serangga dalam konteks memahami dinamika ekosistem. Dari upaya
pengamatan yang cermat, kita dapat mengidentifikasi gejala kerusakan yang
disebabkan oleh hama, mengevaluasi tingkat kerentanan tanaman terhadap serangan
hama, serta menemukan cara-cara inovatif untuk mengendalikan populasi hama
dengan lebih efektif.
Selain itu, laporan ini juga mengeksplorasi signifikansi koleksi serangga dalam
memperkaya pengetahuan tentang biodiversitas. Koleksi serangga merupakan sumber
data yang tak ternilai, memberikan informasi mengenai keragaman hayati dan interaksi
antar spesies. Dengan demikian, pengumpulan dan dokumentasi serangga menjadi
langkah penting dalam menjaga keanekaragaman hayati serta memahami ekologi dari
berbagai spesies serangga.
Kami berharap bahwa laporan ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat
bagi pembaca dalam memahami pentingnya pengamatan terhadap gejala hama pada
tanaman dan koleksi serangga. Terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan laporan ini.

Palembang, 12 Desember 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I : PENDAHULUAN...........................................................................................5

A. Latar Belakang.................................................................................................5
B. Rumusan Masalah ...........................................................................................6
C. Tujuan............................................................................................................. .6

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................8

BAB III : PELAKSANAAN PRAKTIKUM............................................................12

A. Pengamatan Gejala Serangan Hama............................................................12


a) Tempat & Waktu .................................................................................12
b) Alat ......................................................................................................12
c) Bahan ..................................................................................................13
d) Cara Kerja ...........................................................................................14
B. Koleksi Serangga............................................................................................14
a) Tempat & Waktu..................................................................................14
b) Alat ......................................................................................................14
c) Bahan ..................................................................................................16
d) Cara Kerja............................................................................................18

BAB IV : HASIL & PEMBAHASAN.......................................................................19

A. Gejala Serangan Hama..................................................................................19


B. Koleksi Serangga............................................................................................21

BAB V : KESIMPULAN & SARAN.........................................................................27

A. Kesimpulan.....................................................................................................27
B. Saran ..............................................................................................................28

3
LAMPIRAN ...............................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................33

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam
kegiatan sehari-hari manusia. Walaupun istilah "hama" dapat digunakan untuk semua
organisme, tetapi istilah ini paling sering dipakai hanya kepada hewan. Organisme
yang bersifat invasif juga merupakan hama.

Suatu hewan juga dapat disebut hama jika menyebabkan kerusakan pada ekosistem
alami atau menjadi agen penyebaran penyakit dalam habitat manusia. Contohnya
adalah organisme yang menjadi vektor penyakit bagi manusia, seperti tikus dan lalat
yang membawa berbagai wabah, atau nyamuk yang menjadi vektor malaria.

Dalam pertanian, hama adalah organisme pengganggu tanaman yang menimbulkan


kerusakan secara fisik, dan ke dalamnya praktis adalah semua hewan yang
menyebabkan kerugian dalam pertanian. Istilah "suci hama" juga digunakan sebagai
padanan kata "steril" dalam pengertian bebas dari penyebab kontaminasi.

Tanaman merupakan salah satu komponen penting dalam ekosistem yang


membutuhkan perlindungan dari serangan hama. Gejala yang muncul pada tanaman
dapat menjadi indikator adanya serangan hama atau penyakit tertentu yang
mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan tanaman. Pengamatan terhadap koleksi
serangga juga menjadi penting dalam memahami interaksi serangga dengan tanaman
serta potensi serangga sebagai hama pada tanaman.

Pengamatan gejala hama pada tanaman dan koleksi serangga di lapangan menjadi
kegiatan yang esensial dalam mengidentifikasi, memahami, dan mengendalikan
potensi kerusakan yang diakibatkan oleh serangga atau organisme lain pada tanaman.
Dalam lingkungan pertanian, hama dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang
signifikan, sedangkan dalam ekosistem alami, serangga juga dapat mempengaruhi

5
keseimbangan ekosistem apabila terjadi lonjakan yang tak dikendalikan oleh musuh
alami yang diakibatkan ketidakseimbangan alam.

B. Rumusan Masalah

Dalam laporan ini, dapat dirumuskan beberapa asspek diantaranya :

1. Apa saja gejala yang muncul pada tanaman yang dapat menjadi indikator
adanya serangan hama atau penyakit tertentu?
2. Bagaimana cara mengidentifikasi jenis hama atau penyakit berdasarkan gejala
yang teramati pada tanaman?
3. Bagaimana pengamatan koleksi serangga dapat membantu dalam pemahaman
interaksi serangga dengan tanaman dan lingkungan sekitarnya?
4. Apa saja peran serangga dalam ekosistem dan bagaimana pengamatan koleksi
serangga dapat memperkaya pemahaman akan peran mereka?
5. Bagaimana hasil pengamatan gejala hama pada tanaman dan koleksi serangga
dapat digunakan untuk merencanakan strategi pengendalian yang efektif
terhadap serangan hama pada tanaman?

C. Tujuan

1. Identifikasi Hama dan Penyakit Tanaman: Memetakan gejala yang muncul


pada tanaman untuk mengidentifikasi jenis hama atau penyakit yang menjadi
penyebabnya.
2. Analisis Tingkat Serangan: Menentukan tingkat serangan hama atau penyakit
pada tanaman untuk mengevaluasi dampaknya terhadap pertumbuhan dan
produktivitas tanaman.
3. Pemahaman Interaksi Serangga dengan Tanaman: Mengamati koleksi serangga
untuk memahami interaksi mereka dengan tanaman, termasuk perilaku makan,
pola pergerakan, dan dampaknya terhadap kesehatan tanaman.

6
4. Perencanaan Pengendalian Hama yang Efektif: Menggunakan informasi dari
pengamatan gejala hama pada tanaman untuk merencanakan strategi
pengendalian yang tepat dan efektif untuk melindungi tanaman dari kerusakan
lebih lanjut.
5. Membantu Keputusan Pertanian: Memberikan informasi yang diperlukan
kepada petani atau pengelola tanaman untuk mengambil keputusan yang tepat
terkait manajemen hama dan perlindungan tanaman.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Hama dalam bahasa jawa sering disebut "omo'\ dalam bahasa lnggris disebut,
''pest'. Hubungannya dengan pengendalian, -racun hama disebut sebagai pestisida; sida
berarti racun. Dalam arti luas hama adalah organisme pengganggu tanaman, yang
meliputi binatang perusak, penyakit dan gulma. Mikro organisme patogen merupak:an
penyebab penyakit tanaman. Jika patogen tersebut adalah bakteri, racunnya adalah
bakterisida. Kalau jamur, racunnya adalah pungisida. Gulma atau herba adalah
tumbuhan pengganggu, dalam bahasa Inggrisnya disebut "weetf'. Racun gulma disebut
herbisida.

Dalam arti sempit, hama adalah binatang perusak yang mengganggu


kepentingan manusia. Da!am pengertian ini, walaupun binatang perusak itu berada
pada ekosistem tanaman, sejauh populasinya rendah dan tidak mengganggu
kepentingan manusia, maka tidak dianggap sebagai harna, hama dengan populasi yang
rendah dan tidak merugikan dipandang sebagai organisme yang melakukan fungsi
biologisnya dalarn rantai makanan di alam dan berperan menjaga keseirnbangan
ekosistem karena merupakan mangsa atau inang musuh alami hama. Ini berarti bahwa
manusia harus mampu hidup berdarnpingan dengan binatang perusak tersebut.
Tanaman saja mempunyai daya toleransi terhadai tingkat serangan tertentu dari
binatang perusak, apalagi manusia, harus juga toleran. Untuk mempelajari lebih jauh,
apa itu hama, berikut ini ada beberapa macarn golongan hama. Beberapa istilah sering
digunakan untuk menyebut hama, tergantung dari sudut pandang yang berbeda. Berikut
ini penggolongan hama berdasarkan berbagai macam aspek.

Penggolongan hama ditinjau dari aspek ekonomi maksudnya adalah setatus


hama tersebut maupun menyebabkan tingkat kerugian tertentu, atau dengan kata lain
kisaran bahaya yang diakibatkannya.

8
Berdasarkan penggolongan dalam aspek ekonomi, hama dibedakan
menjadi :

1) Hama utama atau hama kunci : Hama utama (major pest) atau hama
kunci (key pest) mempakan species hama yang selalu menyerang
tanaman deiigan intensitas serangan yang berat di suatu daerah - sering
kali dalam daerah yang luas - dalam kurun waktu yang lama sehingga
memerlukan usaha pengendalian. Jika hama ini tidak dikendalikan,
aka,n menyebabkan kerugian ekonomi bagi petani.
2) Hama musiman atau hama minor : Hama kadang kala (occasional
pest) atau hc1ma minor (minor pest), merupakan species hama yang
relatif kurang penting, karena perusakan yang diakibatkannya masih
dapat ditoleransi oleh tanaman. Kadang-kadang populasi hama ini
meningkat hingga di atas ambang toleransi, mungkin disebabkan karena
proses pengendalian alami terganggu keadaan iklim yang mendukung
perkembangan hama, atau adanya kesalahan manusia dalam
pengelolaan ekosistem tanaman. Kelompok hama ini responsif terhadap
perlak:uan pengendalian yang ditunjukkan kepada hama utama, maka
perlu diwaspadai agar statusnya tidak berupa menjadi hama utama.
3) Hama Potensial : Hama potensial (potential pest) merupakan species
hama yang dalam kondisi normal dari ekosistem pertanian, tidak pemah
menyebabkan kerugian berarti. Rama ini kebanyakan adalah
organisme-organisme herbivora yang saling berkompetisi dalam
mendapatkan inang. Golongan hama ini disebut hama potensial karena
kedudukannya dalam rantai makanan, mereka mempunyai potensi
untuk berubah menjadi hama yang membahayakan ketika terjadi
perubahan kondisi ekosistern pertanian yang mendukung
perkembangannya akibat kesalahan pengelolaan oleh manusia atau
perubahan iklim.

9
4) Hama Migran : Hama migran (migratory pest) adalah species hama
yang mempunyai sjfat - suka migrasi. Hama ini tidak berasal dari
ekosistem pertanian setempat, tetapi datang dari luar karena sifatnya
migran. Hama ini kalau datang di suatu tempat dapat rn_enimbulkan
kerugian yang berarti, namun ha_nya dalam jangka waktu yang pendek
karena mereka lalu pindah lagi ke daerah lain. Contoh hama migran
adalah tikus sawah (Rattus argentiventer), belalang kembara (Locusta
migratoria manilemis), ulat grayak (Spodoptera litura), burung pipit.

Berdasarkan penggolongan dalam aspek proses produksi, hama


dibedakan menjadi :

1) Hama Prapanen : Hama prapanen adalah species hama yang


menyerang tanaman sejak peride bibit sampai panen, di !ahan pertanian.
2) Hama Pascapanen : Hama pascapanen adalah species hama yang
menyerang produk pertanian sejak panen, pengolahan, sampai
penyimpanan di gudang.

Berdasarkan penggolongan dalam aspek cara penyerangan, hama


dibedakan menjadi :

1) Hama Penggerah : Hama penggerak (borer) merupakan spesies


seranga - hama yang menyerang tanaman dengan cara melubangi atau
mengebor dan hama tersebut masuk kedalam bagian tanaman yang
diserang yakni ubi, batang, buah, dan pucuk. Contohnya penggerak ubi
jalar (cylas formicarius), penggerak batang padi (chilo
incertulas),penggerak buah kopi (Hypothenemus hampei),penggerak
pucuk tebu.
2) Hama Penggorok daun : Hama pengorok daun (leaf miner) merupakan
spesies serangga-hama yang menyerang tanaman dengan cara
melubangi hama tersebut masuk kedalam bagian tanaman yang diserang
takni daun. Contoh pengorok daun jeruk, pengorok daun kelapa.

10
3) Hama Pencucuk penghisap : Golongan hama ini merupakan cpecies
serangga hama yang menyerang - - tanaman cengan cara menusukkan
a!at mulut berupa style dan menghisap · cairan tanaman (plant sap).
Contoh hama walang sangit (Leptocorixa acutal)menyerang padi masak
susu.
4) Hama Penghisap : Golongan hama ini merupakan species serangga
hama yang menyerang tanaman dengan cara menusukkan alat mulut
berupa belalai menghisap cairan tanaman (plant sap). Contoh hama kutu
j eruk yang sering menyerang di Kalimantan barat.
5) Hama Pemakan : Hama ini rnerupakan species hama yang menyerang
tanaman dengan cara memakan bagian tanaman, yang d iserang
misalnya daun. Contoh :belalang, ulat daun.

Berdasarkan penggolongan dalam aspek kisaran inang, hama dibedakan


menjadi :

1) Hama polifah : Golcngan hama ini merupakan species hama yang


mcmiliki banyak jenis tanaman inang.
2) Hama oligofah : Golongan hama ini merupakan species hama yang
memiliki beberapa jenis tanaman inang.
3) Hama monofah : Golongan hama mt merupakan s pecies hama yang
memiliki satu jenis tanaman inang.

11
BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Pengamatan Gejala Serangan Hama

a) Tempat & Waktu

1.Tempat : Laboratorium biologi fakultas pertanian UIBA


2.Waktu : Selasa, 28 November 2023, Pukul 13.30 WIB

b) Alat

NO GAMBAR KETERANGAN

1 Alat tulis

2 Kamera handphone

3 Kaca pembesar

12
c) Bahan

NO GAMBAR KETERANGAN

1 Tanaman Jagung

2 Tanaman Kopi

3 Tanaman Cabai

4 Tanaman Mengkudu

5 Tanaman Alpukat

13
d) Cara Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan di meja praktikum


2. Kumpulkan tanaman yang terkena gejala hama
3. Setiap mahasiswa membuat suatu kegiatan praktikum dengan jenis tanaman
dan hamanya
4. Lakukan pengamata dengan terinci,ambil gambar dengan menggunakan
kamera dan tulis atau beri keterangan dengan jelas data-data pendukung
5. Buat laporan secara rinci pada lembar kertas kerja dan serahkan kepada
pembimbing praktikum untuk di evaluasi.

B. Koleksi Serangga

a) Tempat & Waktu

1. Tempat : Laboratorium biologi fakultas pertanian UIBA


2. Waktu : Selasa, 28 November 2023, Pukul 13.30 WIB

b) Alat

NO GAMBAR KETERANGAN

1 Jaring pengangkap serangga

14
2 Suntikan

3 Gunting

4 Jarum pentul

5 Kotak serangga

6 Kamera

15
7 Alat tulis

8 Penggaris

c ) Bahan

NO GAMBAR KETERANGAN

1 Alkohol

16
2 Sterofoam/Busa

3 Serangga yang telah diawetkan

4 Kapur barus

5 Kertas HVS

17
d ) Cara Kerja

1. Cari serangga dilingkungan sekitar dengan menggunakan jaring perangkap serangga.

2. Setelah dikumpulkan,suntik serangga dengan menggunakan alkhol agar serangga


tetap awet.

3. Siapkan alat dan bahan untuk meletakkan serangga kedalam kotak.

4. Selanjutkan gunting kertas hvs sesuai ukuran yang ditentukan,lalu tulis keterangan
dikertas yang sudah digunting.

5. Kemudian tusuk satu persatu menggunakan jarum pentul diatas sterofoam sesuai
dengan keterangan.

6. Letakkan kapur barus disudut kotak agar tidak dikerumuni semut.

7. Ambil gambar untuk dokumentasi kebutuhan laporan dan tutup rapat kotak serangga

18
BAB IV

HASIL & PEMBAHASAN

A. Gejala Serangan Hama

NO GAMBAR KETERANGAN
• Ulat gerayak pada tanaman
jagung
• Pencegahannya: Pengolahan tanah
yang baik
1 • Pemberantasan : Penyemprotan
insektisida jika keruskan daun
telah mencapai 5%
• Embun jelaga pada tanaman kopi
• Pencegahannya : Pengaturan jarak
tanam, poltikultur, monitoring
• Pemberantasan : Pemangkasan
2
daun yang terkena embun jelaga
dan menggunakan fungisida
• Kutu putih pada tanaman cabai
• Pencegahan : Menyebarkan bibit
parasite kutu putih.
• Pembrantasan : Menggunakan
3 bawang putih yang diekstrak dan
disemrotkan pada bagian yang
menunjukkan gejala.

19
• Serangga sisik pada tanaman
mengkudu
• Pencegahan: Perhatikan tanaman
secara rutin untuk mendeteksi
adanya serangga sisik.
4 • Pembrantasan : Fasilitasi predator
alami seperti kepik, yang dapat
membantu mengendalikan
populasi serangga sisik
• Larva kupu kupu pada tanaman
alpukat.
• Pencegahan : Pastikan
kelembapan tanah yang cukup,
karena ulat kupu kupu biasanya
5
lebih aktif pada kondisi kering.
• Pembrantasan : Gunakan
insektisida kimia untuk
mengendalikan ulat kupu kupu.

20
B. Koleksi Serangga

NO GAMBAR KETERANGAN
• Ordo Lepidoptera (kupu
kupu)
• Famili : Papilionidae
• Spesies : Monarch (danaus
plexippus)
• Hama di tanaman : Jeruk,
mangga, dan sebagai
penyerbuk Ketika telah
menjadi imago
• Pencegahan : Dengan
1 praktik rotasi tanaman
untuk mengurangi risiko
serangan hama yang
persisten pada satu lokasi
• Pembrantasan :
Penggunaan minyak neem
untuk mengendalikan ulat
dan larva kupu kupu &
insektisida seperti curacron
pada tanaman dengan
aplikasi semprot
• Ordo Orthoptera (belalang)
• Famili : Acrididae
2
• Spesies : Locusta
migratoria

21
• Hama di tanaman : Jagung,
padi, dan tanaman
palawija.
• Pencegahan : Periksa
tanaman secara teratur
untuk mendeteksi adanya
tanda tanda infestasi
belalang.
• Pembrantasan :
Penggunaan feromon
untuk mengurangi
kemampuan mereka untuk
menemukan pasangan dan
berproduksi
• Ordo Hymenoptera
(penyengat)
• Famili : Vespidae
• Spesies : Pepsis sp
• Penyerbuk di tanaman :
Bunga
• Pencegahan : Hindari bau
3 yang kuat yang dapat
memprovokasi tawon,
hindari tanaman dan bahan
tersebut di dekat area
tanaman yang di lindungi.
• Pembrantasan :
Menggunakan acephate
dapat di gunakan sebagai

22
insektisida sistematik
untuk mengendalikan
tawon
• Ordo Coleoptera
(kumbang)
• Famili : Coccinellidae
• Spesies : Archostemata
• Hama di tanaman : Kelapa
& sawit
• Pencegahan : Penggunaan
4
tanaman penghalang di
tanaman tertentu dapat
mengusir kumbang.
• Pembrantasan :
Penggunaan pestisida
insektisida, yaitu carbaryl
insektisida karbamat
• Ordo Diptera (lalat buah)
• Famili: Calliphoridae
• Spesies: Tephritidae
• Hama di tanaman :
Sayuran
• Pencegahan : Penggunaan
5
perangkap lalat
• Pembrantasan :
Penggunaan pentolan,
pentolan adalah insektisida
yang efektif terhadap jenis
serangga termasuk lalat.

23
Bisa juga menggunakan
petrogenol.
• Ordo Hemiptera (kepik)
• Famili : Pantatomoidea
• Spesies : Leptocorixa
acuta (walang sangit).
• Hama ditanaman : Padi,
buah dan lain-lain.
• Pencegahan : Pemantauan
rutin gejala serangan
hemiptera.
6
• Pembrantasan :
penggunaan karbofuran,
insektisida sisematik
dengan memperhatikan
dosis dan panduan
penggunaaanya.
• Ordo Odonata (capung)
• Famili : Libellulidae
• Spesies : Brachydiplax
chalybae
• Predator bagi serangga
kecil lainnya dan Ketika
7
menjadi larva menjadi
predator bagi jentik
nyamuk.
• Pencegahan :
Pertimbangkan
penggunaan penghalang

24
fisik yang dapat
menghalangi capung
• Pembrantasan : -
• Ordo Isoptera
(rayap/laron)
• Famili : Termitidae
• Spesies : Coptotermes sp
• Hama di tanaman : Kelapa
8 sawit
• Pencegahan : Memilih
pestisida yang tepat.
• Pembrantasan : Dengan
menggunakan bahan aktif
seperti imidacloprid atau
fipronil.
• Ordo Homoptera (kutu)
• Famili : Pseudoccoccidae
• Spesies : Nephotettix
apicalis
• Hama di tanaman : Padi
• Pencegahan :
9 Menyemprotkan
insektisida berbahan aktif
karbofuran (insektisida
kontak) atau imadikoplorid
(insektisida sistemik)
dengan interval 1-2 hari
sekali.

25
Pembrantasan : Plenum
adalah insektisida paling
efektif untuk membasmi
wereng coklat.
• Ordo tysanoptera (thrips)
• Famili: Thripidae
• Spesies:
• Hama di tanaman :
Beringin
• Pencegahan:
10 Penyemrprotan bahan aktif
dengan bau yang
menyengat sehingga tidak
disukai.
Pembrantasan :
Menggunakan aplikasi
penyemprotan insektisida.

26
BAB V

KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan terhadap gejala serangga pada tanaman dan koleksi serangga,
beberapa kesimpulan dapat ditarik:

❖ Dampak Serangga pada Tanaman: Serangga dapat memiliki dampak yang


signifikan pada tanaman. Serangga pemakan tanaman seperti ulat, kutu daun,
dan belalang dapat merusak daun, batang, atau bahkan akar tanaman. Hal ini
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, mengurangi hasil panen, dan bahkan
mengancam kelangsungan hidup tanaman tersebut. Hal ini dapat merugikan
hasil panen baik secara kuantitas maupun kualitas sehingga merugikan secara
nilai ekonomi apabila tidak ditanggulangi.
❖ Pola Serangan: Pengamatan terhadap gejala hama dapat membantu dalam
memahami pola serangan pada tanaman. Identifikasi serangga yang sama
dalam koleksi dan pada tanaman dapat membantu mengidentifikasi serangan
yang mungkin terjadi, serta mengambil langkah-langkah pencegahan atau
pengendalian yang sesuai.
❖ Keseimbangan Ekosistem: Kehadiran serangga dalam koleksi atau di sekitar
tanaman dapat mencerminkan keseimbangan ekosistem. Beberapa serangga
mungkin menjadi predator alami bagi serangga lain yang merusak tanaman.
Melalui pemahaman ini, upaya pelestarian serangga yang bermanfaat dapat
dilakukan untuk menjaga keseimbangan alami dalam lingkungan.
❖ Perlindungan Tanaman: Pengamatan terhadap serangga pada tanaman dapat
menjadi indikator awal terjadinya serangan hama. Ini memungkinkan untuk
mengambil tindakan pencegahan, seperti penggunaan pestisida organik atau
teknik pemeliharaan tanaman yang lebih baik, untuk melindungi tanaman dari
kerusakan yang lebih lanjut.

27
❖ Konservasi Serangga: Koleksi serangga juga merupakan sumber informasi
berharga tentang keanekaragaman hayati serangga. Dengan memahami
serangga yang ada dalam koleksi, dapat dipromosikan kesadaran akan
pentingnya konservasi serangga untuk menjaga keragaman hayati dan
ekosistem yang seimbang.

Kesimpulannya, pengamatan terhadap serangga pada tanaman dan koleksi serangga


dapat memberikan wawasan yang berharga tentang interaksi serangga dengan tanaman
serta pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem untuk mendukung pertumbuhan
tanaman yang sehat dan keberlangsungan lingkungan.

B. Saran

1 Detail Pengamatan untuk detail semua gejala yang teramati pada tanaman yang
terkena serangan hama dan serangga dalam koleksi dapat ditingkatkan. Catat
jenis serangga, lokasi serangan (daun, batang, akar, dll.), tingkat keparahan,
serta efeknya pada tanaman.
2 Lingkup analisis harus lebih jelas pada tanaman secara khusus, tidak hanya
secara umum.

28
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Lingkungan penangkapan serangga.

Tanaman bunga yang dihinggapi serangga.

29
Proses perentangan setelah serangga disuntik alkohol.

Perentangan sayap ordo Odonata/Capung

30
Ordo Homoptera

Beberapa serangga yang telah diawetkan dan dipacking.

31
Koleksi serangga yang telah diberikan indeks pada kotak serangga.

32
DAFTAR PUSTAKA

https://repositori.uma.ac.id/jspui/bitstream/123456789/14438/1/Buku%20Ajar
%20%20Retna%20Astuti%20Kuswardani%20%20Hama%20Tanaman%20Pertanian.
pdf

33

Anda mungkin juga menyukai