Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL PENYULUHAN

“PENERAPAN TANAMAN REFUGIA SEBAGAI ALTERNATIF


PENGENDALIAN ALAMI ORGANISME PENGGANGGU
TANAMAN (OPT)”
Di Dusun Mondoluko, Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah,
Kabupaten Banyuwangi

Di susun oleh :
1. M. Riza Azizi 361741311013
2. Dewi Maharani 361741311023
3. Locita Hunandika 361741311026
4. Anisatun Nadhiroh 361741311029
Kelompok : 2
Kelas : 2A

Dosen Pengampu :
Danang Sudarso W.P.J.Widakdo, S.P., M.M.
Teknisi :
Moch. Shandy Sasmito, S.ST

PROGRAM STUDI D-IV AGRIBISNIS

POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI

2019
Acara Penyuluhan : 1. Mengendalikan hama terhadap tanaman padi
2. Penanaman tanaman refugia.
Tempat : Dusun Monduluko, Desa Tamansuruh,
Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi
Dosen Pembimbing/NIK : Danang Sudarso WPJW, S.P., M.M. /
2013.36.111
Ketua Kelompok/NIM : Anisatun Nadhiroh / 361741311029

Banyuwangi, 2 April 2019

Menyetujui

Dosen Koordinator Mata Kuliah Ketua Pelaksana


Penyuluhan

.
Danang Sudarso WPJW, S.P., M.M Anisatun Nadhiroh
NIK. 2013.36.111 NIM. 361741311029

Koordinator Progam Studi

Danang Sudarso WPJW, S.P., M.M.


NIK. 2013.36.111
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyuluhan pertanian sebagai suatu upaya pemberdayaan, memerlukan
perencanaan yang tepat dan dilakukan scara partisipatif dalam mewujudkan
kemampuan petani serta mengembangkannya. Penyelenggaraan penyuluhan harus
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan petani, dimana hal tersebut akan
mendorong proses belajar bergulir secara alamiah karena pemberdayaan itu
tumbuh karena dari inisiatif petani itu sendiri. Hal ini sejalan dengan visi
penyuluhan pertanian, yaitu menjadikan penyuluhan sebagai sistem
pemberdayaan petani dan pelaku usaha pertanian yang tangguh untuk
meningkatkan daya saing dan kesejahteraan mereka.
Agar kegiatan penyuluhan dapat berhasil sesuai harapan, maka penyuluh
harus menguasai metode dan teknik penyuluhan pertanian. Metode, teknik dan
materi materi penyuluhan yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan sasaran
setidaknya memberikan kepastian diterimanya materi penyuluhan oleh sasaran.
Jika materi penyuluh yang disampaikan oleh penyuluh disenangi dan diminati
sasaran maka keberhasilan penyuluh sudah diambang pintu.
Kegiatan praktik penyuluhan yang dilakukan ini ditujukan untuk
meningkatkan kemamuan mahasisiwa untuk mengetahui kondisi dan
permasalahan rill yang dihadapi oleh petani. Adapun kegiatan praktik penyuluhan
pertaian tersebut akan dilaksanakan di Kelompok Tani Sansibar Dusun
Mondoluko, Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi.
Berdasarkan identifikasi potensi wilayah yang dilakukan melalui
wawancara dengan anggota Kelompok Tani Sansibar serta pengamatan langsung
di lapangan, telah diketahui bahwa permasalahan yang dihadapi oleh petani di
Kelompok Tani Sansibar yang ada di Dusun Mondoluko secara umum adalah
tentang hama yang menyerang padi maupun cabai seperti hama wereng dan lalat
buah. Untuk itu materi yang akan disampaikan pada kegiatan praktik penyuluhan
pertanian di Kelompok Tani Sansibar adalah dengan cara teknik pengendalian
OPT yang berbasis lingkungan yang diharapkan tetap menjaga kelestarian
agroekosistem di lapangan, dengan menganut kepada prinsip Pengendalian Hama
Terpadu (PHT).
PHT menitik beratkan pemanfaatan berbagai teknik pengendalian yang
dikombinasikan dalam satu kesatuan program, sehingga dicapai keuntungan
ekonomi yang maksimal, dan memberikan dampak yang aman bagi pekerja,
konsumen dan lingkungan hidup. Secara prinsip, berbagai cara pengendalian
diterapkan harus secara teknis efektif dan dapat diterapkan, secara ekonomi
menguntungkan, secara ekologi aman dan secara sosial budaya dapat
diterima(Prabaningrum 2015).
Pengendalian hama dengan cara bercocok tanam seperti pemanfaatan
tanaman pinggir atau ada yang menyebutnya dengan tanaman perangkap, dapat
mendorong stabilitas ekosistem sehingga populasi hama dapat ditekan dan berada
dalam kesetimbangannya. Jenis tanaman pinggir yang dipilih harus mempunyai
fungsi ganda yaitu, disamping sebagai penghalang masuknya hamake pertanaman
pokok, juga sebagai tanaman refugia yang berfungsi untuk berlindung sementara
dan penyedia tepung sari untuk makanan alternatif predator, jika mangsa utama
populasinya rendah atau tidak ada di pertanaman pokok. Teknik bercocok tanam
seperti penanaman tanaman pinggir dapat mendorong konservasi musuh alami
seperti predator (Mahmud T. 2006).
Di Dusun Mondoluko, Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah, Kabupaten
Banyuwangi, mayoritas petaninya menanam padi, namun beberapa petani masih
ada yang menanam tanaman lainnya seperti cabai, ubi jalar, dan lain-lain. Adapun
permasalahan yang dikeluhkan petani disana adalah perubahan cuaca yang
menyebabkan produktivitas padi menurun, penggerek batang, dan beberapa hama
yang sering menyerang padi seperti tikus, hama wereng dengan berbagaimacam
warna. Hal ini membuat kami berinisiatif untuk membantu petani untuk
mengendalikan hama tersebut dengan cara yang alami yaitu menggunakan
tanaman refugia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagimana pelaksanaaan peyuluhan tentang penanganan hama dengan
menggunakan tanaman refugia ?
2. Bagaimana respon petani terhadap pelaksanaan penyuluhan pertanian
tentang penanganan hama dengan menggunakan tanaman refugia?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pelaksanaan penyuluhan pertanian tentang penanganan hama
menggunakan tanaman refugia.
2. Mengetahui respon petani terhadap pelaksanaan penyuluhan pertanian
tentang penanganan hama dengan menggunakan tanaman refugia.
GAMBARAN UMUM

2.1 Studi Teoritis


Menurut para ahli definisi refugia adalah pertanaman beberapa jenis
tumbuhan yang dapat menyediakan tempat perlindungan, sumber pakan atau
sumberdaya yang lain bagi musuh alami seperti predator dan parasitoid
((Nentwig, 1998; Wratten et al., 1998) dalam Allifah et.al2013 dan Pertiwi
2014)).
Letourneaua et al., (2003) dalam Allifah et.al2013 dan Pertiwi (2014),
mengemukakan bahwa alternatif habitat dan agroekosistem dapat dilakukan
dengan pengelolaan gulma. Hal ini akan berdampak pada dinamika serangga dan
meningkatnya peluang lingkungan musuh alami dalam pengendalian hama
biologis.
Refugia berfungsi sebagai mikrohabitat yang diharapkan mampu
memberikan kontribusi dalam usaha konservasi musuh alami. Dengan kata lain
bahwa refugia adalah tumbuhan (baik tanaman maupun gulma) yang tumbuh
disekitar tanaman yang dibudidayakan, yang berpotensi sebagai mikrohabitat bagi
musuh alami (baik predator maupun parasitoid), agar pelestarian musuh alami
tercipta dengan baik. Bagi musuh alami, tanaman refugia ini memiliki banyak
manfaat diantaranya adalah sebagai sumber nektar bagi musuh alami sebelum
adanya populasi hama di pertanaman.Suatu konsep pemecahan masalah yang
dapat diterapkan dalam pengendalian hama adalah dengan cara menanam tanaman
yang digunakan sebagai refugia sehingga konservasi predator dapat terus terjaga
(Pertiwi 2014).

2.2 Studi Empiris


Beberapa penelitian menyebutkan jenis tanaman hias yang berpotensi
sebagai refugia antara lain bunga matahari (Helianthus annuus), bunga kertas
zinnia (Zinnia peruviana), (Zinnia acerosa), (Zinnia bicolor), (Zinnia
grandiflora), (Zinnia elegans), kenikir (Cosmos caudatus) dll. [Allifah et.al2013]
dan [Tanpa nama 2016].
Berdasarkan penelitian Pujiastuti et al. (2015), penggunaan tanaman
refugia berupa tanaman kacang panjang dan jagung pada plot tanaman padi
pasang surut menunjukkan kelimpahan jumlah serangga herbivora yang di dapat
pada subplot dengan tanaman refugia lebih rendah dibandingkan dengan tanaman
padi yang tanpa refugia, baik pada vase vegetatif dan generatif. Jumlah hama di
lahan padi konvensional lebih tinggi dibandingkan jumlah predator di lahan
tersebut. Sedangkan jumlah hama di lahan organik lebih rendah dari predatornya.
Tingginya jumlah predator pada lahan organik ini dikarenakan lahan organic
memiliki keragaman tumbuhan berbunga yang lebih tinggi dibandingkan
keragaman tumbuhan berbunga lahan konvensional.Predator mendatangi
tumbuhan berbunga untuk berlindung maupun mendapatkan makanan (Wahyuni
et. al 2013).
Referensi :
PENGENDALIAN OPT DENGAN TANAMAN REFUGIA DI LAHAN SAWAH
Oleh Aulia Rahmi Dawati
Penyuluh Pertanian WKPP Murung Ilung Kec. Paringin Kab. Balangan Disajikan
pada Pelatihan Dasar Penyuluh Ahli Angkatan V di BBPP Binuang Tahun 2018

2.3 Gambaran Umum Kegiatan


Dalam penyuluhan ini, kelompok kami memberikan sosialisasi tentang
manfaat tanaman refugia untuk pengendalian hama pada tanaman padi, dan
smengajak masyarakat untuk menanam benih tanaman refugia, yang ditanam
dalam polybag yang nantinya akan ditanam pada lahan pertanian. Dengan cara ini
diharapkan masyarakat mampu memahami dan menerapkan program yang kami
sosialisasikan.
Tanaman refugia sendiri mempunyai pengaruh terhadap potensi
menyokong mekanisme sistem yang meliputi perbaikan ketersediaan makanan
alternatif seperti nektar, serbuk sari, dan embun padi, menyediakan tempat
berlindung atau iklim mikro yang digunakan predator untuk bertahan melalui
pergantian musim atau berlindung dari faktor-faktor ekstremitas lingkungan atau
pestisida; dan menyediakan habitat untuk inang atau masa alternatif (Landis et al.,
2000)
METODOLOGI

3.1 Metode Pelaksanaan


1. Alat dan Bahan
a. Banner
b. ATK
c. Viewer
d. Laptop
e. Bibit Refugia
f. Kamera
g. Cangkul
h. Kuisioner

2. Tempat dan Jadwal Penyuluhan


Hari/Tanggal : Minggu, 21 April 2019
Pukul : 15.00 WIB – selesai
Tempat : Dusun Mondoluko, Desa Tamansuruh, Kecamatan
Glagah, Rumah ketua Kelompok Tani

3. Prosedur Kerja
a. Awal mula merundingkan tempat dan melakukan survei tempat
penyuluhan.
b. Mewawancarai permasalahan yang terjadi dan mencari permasalahan
serta bukti-bukti di petani.
c. Selanjutnya berunding untuk memutuskan tempat dan tanggal untuk
hari H penyuluhan dengan pihak-pihak terkait.
d. Mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk penyuluhan
kepada para petani (banner, viewer, laptop, kamera, bunga refugia,
cangkul, dan kuisioner).
e. Melakukan proses penyuluhan pada tanggal 21April 2019, dimulai
pukul 15:00 WIB – selesai.
f. Selanjutnya membantu para petani untuk mengisi kuisioner.
g. Setelah melakukan penyuluhan dan pengisian kuisioner diadakan sesi
foto bersama dengan para petani yang hadir dalam proses penyuluhan.

4. Target Pencapaian
(Terlampir)

5. Flowchart / Susunan Kegiatan


(Terlampir)

6. Tahapan Kegiatan
(Terlampir)

3.2 Metode Penyuluhan


Kelompok kami menggunakan metode penyuluhan secara langsung dengan
bertatap muka atau diskusi dengan para petani, karena dengan metode ini akan
lebih mendekatkan kami para kelompok penyuluh dengan para peserta
penyuluhan jadi rasa kekeluargaan menjadi terasa.

1. Susunan Acara Kegiatan


(Terlampir)

2. Pelaksanaan Kegiatan
(Terlampir)

OBJEK SASARAN KEGIATAN

4.1 Struktur Kelompok Tani


(Terlampir)
4.2 Peserta
Sejumlah 10-15 peserta yang terdiri dari anggota kelompok tani
SANSIBAR.

4.3 Rencana Anggaran Biaya


Bibit Refugia Rp. 50.000,-
Banner Rp. 120.000,-
Konsumsi Rp. 100.000,-
Percetakan Rp. 30.000,-
Jumlah Rp.300.000,-

Target Pencapaian

No Deskripsi Keterangan Target Pencapaian


.
1 Mempelajari materi Mempelajari materi- Mengerti tentang
tentang penyuluhan materi tentang materi penyuluhan.
penyuluhan agar tidak
salah ketika terjun
langsung ke lapangan.
2 Pembentukan Tahap awal dari proses Terbentuknya
kelompok ini adalah pembentukan kelompok kerja
kelompok. Anggota dari yang bekerja sesuai
kelompok penyuluhan tugasnya masing-
ini adalah 4 orang. 1 masing.
orang sebagai ketua, 1
orang sebagai sekretaris,
1 orang sebagai
bendahara, dan 1 orang
sebagai humas dan
perlengkapan.
3 Menemui salah satu Tahap kedua yaitu Mendapatkan target
petani menemui petani yang yaitu para petani
bernama Bapak Surur. baik bapak-bapak
Kami menemui untuk ataupun ibu-ibu.
membantu mencari
kelompok tani dan
mendampingi dalam
melakukan penyuluhan.
Namun kami tertarik
untuk melakukan
penyuluhan tentang
sosialisasi tanaman
refugia dan
penanamannya.
4 Observasi Tempat :
Dusun Mondoluko, Desa Berkunjung di
Tamansuruh, Kecamatan rumah Ketua
Glagah, Kabupaten Kelompok Tani.
banyuwangi.

Permasalahan : Mengetahui
Mengenai hama wereng permasalahan yang
seperti hama tikus yang sedang dihadapi dan
susah pengendaliannya. memikirkan solusi
yang tepat untuk
permasalahan
tersebut dengan
menggunakan
tanaman refugia.
5 Pembuatan Program Melakukan diskusi Mendapatkan
dengan kelompok dan referensi dari jurnal.
mencari referensi dari Tanaman refugia
jurnal maupun buku selain pengendalian
untuk mendapatkan hama juga bisa
solusi dari permasalahan dibuat penghias
petani di desa tersebut. sawah. Sehingga
membuat estetika
tersendiri.
6 Penyusunan materi Mendiskusikan Membuat materi
MULAI
materi(sosialisasi yang menarik dan
tanaman refugia) yang mudah dipahami
akan disampaikan dan serta menemukan
pemilihan
Pembentukan metode
Kelompok dan Struktur metode
penyampaiaan. penyampaian yang
paling efektif dan
efisien.
7 Penyampaian materi Menyampaikan tanaman Peserta mampu
refugiaObservasi
dalam menerima materi
pengendalian hama yang dan siap dalam
terdapat dalam materi. pengaplikasiaannya
8 Penerapan materi Mulai menerapkan Respon baik
tanaman refugia untuk terhadap tanaman
Konsultasi Dosen
pengendalian organisme refugia sebagai
pengganggu tanaman. alernatifnya untuk
pengendalian hama.
9 Evaluasi hasil Mengevaluasi penerapan Menemukan solusi
kegiatan,
Perencanaan mulaipenyuluhan
Konsep dari yang tepat untuk
faktor penghambat pemecahan masalah.
sampai solusi.Materi
Penyusunan

Pembuatan Proposal

Presentasi Konsep

Flowchart / Susunan Kegiatan


Pelaksanaan dan Dokumentasi

Presentasi hasil

evaluasi

selesai
Tahapan Kegiatan

Tanggal, 20 Februari 2019 : Penentuan daerah penyuluhan


Tanggal, 27 Februari 2019 : Melakukan survey lokasi yang akan diadakan
penyuluhan.
Tanggal, 8 Maret 2019 : Melakukan analisis masalah di salah satu
anggota kelompok tani.
Tanggal, 13 Maret 2019 : Mengkonfirmasikan tema penyuluhan yang
akan kami sampaikan ke ketua kelompok
tani.
Tanggal, 14&26 Maret 2019 : Melaksanakan konsultasi program yang akan
dilaksanakan kepada dosen dan teknisi mata
kuliah penyuluhan.
Tanggal, 28 Maret 2019 : Penyampaian program secara verbal kepada
pengurus Sansibar di Desa Mondoluko
Kecamatan Rogojampi Kabupaten
Banyuwangi.
Tanggal, 31 Maret 2019 : Melakukan konfirmasi kepada ketua
kelompok tani.
Tanggal, 14 April 2019 : Menyiapkan tempat penyuluhan yang akan
dilaksanakan.
Tanggal, 21 April 2019 : Melaksankan Penyuluhan kepada petani di
Desa Mondoluko, Kecamatan Glagah
Kabupaten Banyuwangi.
Tanggal, 28 April 2019 : Demo Plot
Tanggal, 29 April 2019 : Evaluasi kegiatan penyuluhan yang telah
berlangsung.

KELOMPOK KERJA

SUSUNAN PANITIA
PENYULUHAN PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI

Penanggung Jawab : Son Kuswadi, Dr. Eng.


Pengarah : Wakil Direktur I Bidang Akademik
Wakil Direktur II Bidang Umum dan Keuangan
Pembina : Wakil Direktur III Bidang Kemahasiswaan
Pembimbing : Danang Sudarso WPJW, S.P., M.M
Pendamping : Achmad Surur, Spd.I
Ketua Acara : Anisatun Nadhiroh
Sekretaris : Locita Hunandika

Bendahara : Dewi Maharani

Humas dan : M. Riza Azizi


Perlengkapan

Susunan Acara Kegiatan / Pelaksanaan Kegiatan


No Tanggal Waktu Acara Pelaksana
.
1. 2019 15.00 – Selesai Kunjungan Kelompok
pertama Penyuluhan
2. Minggu, 14 09.00 – Selesai Persiapan Program Kelompok
April 2019 Penyuluhan dan Penyuluhan
materi yang akan
disampaikan
3. Sabtu, 21 April 08.00 – 12.00 Persiapan
2019
15.00 - 15.15 Pembukaan
15.15 - 15.25 Sambutan Ketua Bapak Rayis
Kelompok
Sansibar
15.25 - 15.35 Sambutan Ketua Anisatun
Kelompok Nadhiroh
Penyuluhan
15.35 - 15.55 Pemaparan Materi 1. Anisatun
Nadhiroh
2. Locita
Hunandika
3. Dewi
Maharani
4. M. Riza
Azizi
15.55 - 16.40 Diskusi Seluruh
Audien
4. Minggu, 28 08.00 – 09.00 Demo Plot Audien
April 2019
09.00 – Selesai Realisasi Seluruh
Penanaman Audien
Refugia
5. Senin 29 April 15.00 – Selesai Evaluasi Hasil Kelompok
2019 Penyuluh
Struktur Kelompok Tani

SANSIBAR

Pelindung

(Balai Penyuluhan Pertanian)

Ketua Kelompok

(Rayis)

Wakil Ketua Kelompok

(Osaini)

Sekretaris Bendahara

(Harsono) (Suwito)
Anggota Kelompok

Anda mungkin juga menyukai