Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PROGRAM KESEHATAN

PENYULUHAN TENTANG “ CERMAT DALAM

MENGGUNAKAN OBAT ANTIBIOTIK”

PUSKESMAS SEKARAN 2024

DI SUSUN OLEH :
Nurul Hasanah (20102300326)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMAS

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG 2024
LEMBAR PENGESAHAN

1 Judul : Promosi
. Rencana Kesehatan
Kegiatan
Bidang : Pemberian
Ilmu informasi
tentang cermat
dalam
menggunakan
obat antibiotik,
agar masyarakat
lebih patuh
dalam
mengkonsumsin
ya.
Pelaksana
an
2 Mahasisw : Nurul Hasanah
. a (20102300326)
pelaksana
3 Dosen
. pembimbi
ng
Nama : Apt.Hanung
lengkap puspita
adityas.,M.Si
Jenis : Perempuan
Kelamin
Pangkat : Dosen
atau Pembimbing
golongan Akademik
4 Dosen
. Lapangan
Nama : apt. Nisrina
lengkap Hanin N, S.
Farm
Jenis : Perempuan
kelamin
Pangkat : Preseptor
atau
golongan
5 Waktu
. pelaksana
an
Tempat : Posyandu
Taman kranjen
PKM Sekaran
Hari, : Senin, 20
tanggal Februari 2024
Waktu : 10.00- selesai

Jumlah : 10 orang
peserta

Disetujui Oleh:

Ketua Prodi Farmasi Dosen Pembimbing Preseptor

Dr. apt. Nanik Widyanigrum, M. Apt.Hanung puspita apt. Nisrina Hanin N, S. Farm
Sc adityas.,M.Si
DAFTAR ISI

1 Judul Kegiatan ...................................................................................................................................... 5

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 5

1.2 Sasaran dan Lokasi ....................................................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................................................... 5

1.4 Tinjauan Pustaka ........................................................................................................................... 6

1.5 Pelaksanaan Promosi Kesehatan ................................................................................................... 7

1.6 Hasil Pelaksanaan Promosi Kesehatan ......................................................................................... 8

1.7 Kesimpulan ................................................................................................................................... 8

1.8 Dokumentasi Kegiatan .................................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 9


1 Judul Kegiatan
Penyuluhan Tentang: "CERMAT DALAM MENGGUNAKAN OBAT ANTIBIOTIK"

1.1 Latar Belakang


Antibiotik merupakan terapi pilihan utama untuk pengobatan penyakit infeksi. Antibiotik
termasuk dalam kategori obat keras,sehingga penggunaannya harus tepat dan tidak boleh dijual
bebas, melainkan harus dengan resep dokter. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang.
Tingkat penggunaan antibiotik di Indonesia Antibiotik untuk terapi penyakit infeksi sekitar 40-
62%, dimana penggunaannya tergolong tinggi. Penggunaan antibiotik secara tidak rasional dapat
meningkatkan potensi efek samping obat, biaya pengobatan, resistensi antibiotik, serta
memperlama tercapainya perbaikan klinis pasien. Pada penelitian kualitas penggunaan antibiotik
di berbagai bagian rumah sakit ditemukan 30% sampai dengan 80% tidak didasarkan pada
indikasi.
Dimana antibiotik harus segera diberikan setelah diagnosis penyakit ditegakkan oleh dokter.
Inisiasi terapi antibiotik umumnya bersifat empiris dikarenakan patogen penyebab penyakit pada
saat awal diagnosis jarang diketahui. Antibiotik yang diberikan harus diperhatikan rasionalitasnya,
meliputi tepat pemilihan obat, tepat indikasi, tepat dosis obat, tepat biaya obat (harga obat
terjangkau), tepat cara pemberian obat, tepat lama pemberian obat, dan tepat cara penyimpanan
obat agar pasien mendapatkan pengobatan yang sesuai dengan kebutuhannya dan dalam durasi
yang cukup.
Resistensi dapat memperburuk kondisi klinis dan menambah biaya kesehatan. Resistensi juga
meningkatkan jumlah pasien di rumah sakit dan potensi pandemik mikroba yang resisten.
Penyebaran kuman yang resisten terhadap antimikroba saat ini sudah menjadi ancaman dunia.
Antibiotik dengan penggunaan yang tidak tepat selain dapat membuat bakteri menjadi resisten,
juga dapat membunuh bakteri baik yang berfungsi melindungi tubuh kita dari serangan penyakit
sehingga dapat menimbulkan infeksi yang lebih berat.
Intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan berbagai permasalahan dan
merupakan ancaman global bagi kesehatan terutama resistensi bakteri terhadap antibiotik. Selain
berdampak pada morbiditas dan mortalitas, juga memberi dampak negatif terhadap ekonomi dan
sosial yang sangat tinggi. Pada awalnya resistensi terjadi di tingkat rumah sakit, tetapi lambat
laun juga berkembang di lingkungan masyarakat.

1.2 Sasaran dan Lokasi


Sasaran pada kegiatan ini adalah pasien yang berada di Puskesmas Sekaran. Promosi kesehatan /
promkes dilakukan di Posyandu Taman kranjen, Kelurahan Sekaran, Kecamatan Gunung Pati,
kota Semarang, jawa tengah.

1.3 Tujuan Penulisan


a. Memberitahukan kepada masyarakat pentingnya patuh dalam penggunaan antibiotik.
b. Memberikan edukasi dalam bentuk promosi kesehatan Bersama mahasiswa PSPA.
Universitas Islam Sultan Agung Semarang dalam rangka ikut serta meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
1.4 Tinjauan Pustaka
i. Antibiotik
i.i. Pengertian Antibiotik
Obat dibagi menjadi beberapa golongan, salah satu golongan obat yang sering
digunakan oleh masyarakat ialah obat golonganantibiotik.Antibiotik atau antibiotika adalah
golongan senyawa sinstetis atau alami yang mampu dalam menghentikan atau menekan
proses biokimia terhadap suatu organisme, khususnya pada proses infeksi bakteri. Antibiotik
tidak diberikan pada penyakit non-infeksi dan penyakit infeksi yang dapat sembuh sendiri
(self-limited) seperti infeksi virus.
i.ii. Penggolongan Antibiotik
Penggolongan antibiotik berdasarkan spektrum atau kisaran terjadinya:
 Antibiotik spektrum sempit: antibiotik yang hanya bisa menghambat satu jenis
golongan bakteri. Contoh: penisilin dan neomisin
 Antibiotik spektrum luas: antibiotik yang bisa menghambat semua jenis golongan
bakteri. Contoh: ampicilin dan kloramfenicol
i.iii. Aturan Pakai Antibiotik
Penggunaan antibiotik oleh pasien harus memperhatikan waktu, frekuensi dan lama
pemberian sesuai rejimen terapi dan memperhatikan kondisi pasien. Pada proses penggunaan
antibiotik, Apoteker dapat berperan pada penghentian otomatis pemberian antibiotik
(automatic stop order) dan penggantian antibiotik intravena dengan antibiotik oral
(sequential/switch iv therapy to oral). Penghentian otomatis pemberian antibiotik dilakukan
bila penggunaan sudah sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Selanjutnya, Apoteker
perlu melakukan konfirmasi dengan dokter yang merawat pasien untuk rencana terapi
berikutnya.

Aturan pakai pada antibiotik memiliki rentang waktu pemberian sehari 2x (tiap 12 jam sekali)
atau pemberian sehari 3x (tiap 8 jam sekali).
i.iv. Efek Samping Antibiotik
Salah satu Efek samping antibiotik yaitu pada amoxicillin antara lain dapat
menyebabkan reaksi alergi, seperti rasa gatal, peradangan, atau ruam, yang menyebabkan
adanya pembengkakan. Pembengkakan dapat terjadi dileher, hidung, tenggorokan, atau mulut,
sehingga dapat mengganggu kemampuan anda dalam bernafas. Pada reaksi alergi yang sangat
kronis, berakibat terjadinya penurunan tekanan darah yang sangat drastis. Reaksi alergi pada
perempuan dapat menyebabkan gatal gatal vagina. Efek samping terbesar terjadi pada organ
hati dan ginjal. Bahaya amoxicillin akan sangat tampak, ketika obat dikonsumsi dengan dosis
tinggi oleh pasien yang menderita penyakit seperti pielonefritis, dan hepatitis. Sehingga dapat
berakibat pada kerusakan hati, dengan gejala seperti penyakit kuning, demam, dan perubahan
warna feses serta urin yang lebih gelap.
i.v. Cara Penyimpanan Antibiotik
Pada umumnya antibiotik disimpan pada suhu ruangan 25° C, kecuali sediaan sirup
kering yang telah dilarutkan dengan air dan sediaan antibiotik yang mengandung asam
clavulanat, harus disimpan dalam kulkas.
ii. Resistensi Antibiotik
ii.i. Pengertian Resistensi Antibiotik
Salah satu permasalahan dalam penggunaan antibiotik adalah resistensi antibiotik.
Resistensi ialah suatu kondisi bakteri berubah dalam menanggapi antibiotik yang digunakan
pada tubuh. Dimana, antibiotik sudah tidak dapat mengganggu aktivitas bakteri didalam
tubuh manusia ataupun hewan
ii.ii. Penyebab Resistensi Antibiotik
ketidakpatuhan pasien terhadap penggunaan antibiotik. Menurut Pratiwi (2016) ketidakpatuhan
pasien dalam penggunaan antibiotik menjadi penyebab gagalnya terapi obat antibiotik. Antibiotik
harus digunakan sampai habis untuk memastikan bahwa bakteri yang menjadi penyebab penyakit
benar-benar mati secara keseluruhan. Selain itu tujuan penggunaan sampai habis adalah untuk
mencegah terjadinya resistensi bakteri.
Ketidakfahaman pasien dalam penggunaan antibiotik yang akan mengakibatkan terjadinya
penyalahgunaan. Pada penelitian Dewi (2018) menjelaskan munculnya penyalahgunaan antibiotik
dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan pasien mengenai antibiotik. Adanya anggapan
di masyarakat bahwa antibiotik merupakan obat dari segala penyakit adalah pengetahuan yang
salah dalam penggunaan antibiotik yang menjadi risiko terjadinya resistensi. Kategori
pengetahuan masyarakat pada pernyataan tersebut termasuk cukup.
ii.iii. Cara Pencegahan Resistensi Antibiotik
Penggunaan antibakteri yang luas dan tidak rasional dapat menyebabkan resistensi
antibiotik.Maka dari itu perlu dilakukan langkah-langkah untuk mencegah terjadinya resistensi
diantaranya yaitu dengan menggunakan metode edukasi langsung atau penyuluhan. Kegiatan
penyuluhan tentang penggunaan antibiotik yang bijak serta rasional ternyata mampu
meningkatkan pengetahuan khususnya masyarakat. Kegiatan edukasi dilakukan untuk
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran kepada masyarakat untuk pengendalian penggunaan
antibiotik secara bijak. Oleh karena itu kegiatan edukasi melalui penyuluhan kesehatan perlu
dilaksanakan dalam upaya pencegahan resistensi antibiotik.

1.5 Pelaksanaan Promosi Kesehatan


 Jumlah peserta
Peserta promkes dihindari oleh pasien di Puskesmas Sekaran. Pada kegiatan ini terdapat 10
peserta yang hadir.
 Sasaran peserta
Sasaran dalam kegiatan ini adalah peserta ibu-ibu posyandu Taman sukorejo
 Tempat Kegiatan
Di laksanakan di tempat POSBINDU taman krajen Puskesmas Sekaran, Kelurahan Sekaran,
Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang.
 Jenis Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan yang dilakukan oleh mahasiswa PKPA Universitas
Islam Sultan Agung Semarang di Puskesmas Sekaran diselenggarakan pada hari Sabtu, 17
Februari 2024 pukul 10.00-selesai dihadiri kurang lebih 10 orang, kegiatan promosi
kesehatan ini diawali dengan pemberian informasi terkait "Cermat Dalam Menggunakan
Obat Antibiotik", pembahasan ini bertujuan agar masyarakat lebih bijak lagi dalam
penggunaan antibiotik.

1.6 Hasil Pelaksanaan Promosi Kesehatan


Target pencapaian yang diharapkan oleh mahaisswa PKPA Universitas Islam Sultan Agung
dalam melaksanakan promosi kesehatan pada pasien.
1. Memberi edukasi terhadap pasien agar lebih patuh dan bijak lagi dalam menggunakan
antibiotik
2. Masyarakat dapat mengerti tentang resistensi antibiotik.

1.7 Kesimpulan
Berdasarkan pelaksanaan Promosi Kesehatan yang dilakukan mahasiswa PKPA Universitas
Islam Sultan Agung pada hari Sabtu, 17 Februari 2024, pukul 10.00- selesai dengan dihadiri 10
peserta POSBINDU. Peserta sangat antusias mengikuti kegiatan penyuluhan antibiotik dan
peserta bisa memahami tentang informasi antibiotik serta tentang resistensi antibiotik, dimana
dibuktikan dengan adanya pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan peserta selama sesi diskusi.
Pelaksanaan Promosi Kesehatan berjalan dengan baik.

1.8 Dokumentasi Kegiatan


DAFTAR PUSTAKA
Fini. (2013). Sindrom Geriatri (Imobilitas, Instabilitas, Gangguan Intelektual,. Medula, 117-125.

Fauziah. (2020). POLIFARMASI PADA PASIEN GERIATRI. Jurnal Human Care, 804-812.

Handayani. (2018). studi ketidak sesuain pengobatan pada pasien geriatri. jurnal ilmiah farmasi,
87-83.

Harahap. (2015). Polifarmasi dan Interaksi Obat Pasien Usia Lanjut Rawat Jalan dengan. Jurnal
Farmasi Klinik Indonesia, Vol. 4 No. 4, hlm 235–241.

Mangoni. (2013). Age-related changes in pharmacokinetics and pharmacodynamics. British


Journal of Clinical Pharmacology.

Anda mungkin juga menyukai