Anda di halaman 1dari 38

PETUNJUK PRAKTIKUM

TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN SOLID


(DEA61031)
TAHUN AJARAN 2019-2020

Disusun oleh:
Ferri Widodo, M. Biomed., Apt.
Oktavia Eka Puspita, M. Sc., Apt.
Oktavia Rahayu Adianingsih, M.Biomed.
Nurus Sobah, M.Farm.Klin., Apt.

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2019
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

KATA PENGANTAR

Buku petunjuk praktikum ini disusun untuk memandu mahasiswa dalam


melakukan praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Solid. Materi praktikum yang
tercakup dalam buku petunjuk praktikum ini diharapkan dapat memberikan
kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam menyusun preformulasi bentuk
sediaan tablet, membuat formula sediaan tablet, memilih metode pembuatan
yang sesuai, proses pencetakan tablet, kontrol kualitas sediaan tablet, dan
melakukan evaluasi terhadap hasil kontrol kualitas tersebut sesuai dengan
persyaratan yang terdapat pada monografi yang terbaru.

Malang, Agustus 2019

Tim Penyusun

Halaman 7

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

TATA TERTIB PRAKTIKUM

1) Mahasiswa masuk ke ruangan laboratorium secara tertib, sudah


menggunakan jas lab, tas dimasukan ke dalam loker dan menempati meja
praktikum sesuai dengan kelompoknya. Toleransi keterlambatan adalah 5
menit, jika melebihi waktu tersebut maka tidak diperkenankan mengikuti
praktikum.
2) Mahasiswa yang terlambat datang pada saat pre-test telah dimulai maka
tidak diperkenankan mengikuti pre-test.
3) Mahasiswa harus mengenakan jas praktikum yang sesuai dengan benar
dan menggunakan sepatu. Bagi yang tidak mengenakan maka tidak
diperkenankan mengikuti praktikum.
4) Tidak diperbolehkan membawa dan menggunakan handphone tanpa seizin
dosen pembimbing.
5) Tidak diperbolehkan merokok di seluruh area laboratorium dan di ruangan
instrumen.
6) Tidak diperbolehkan makan selama bekerja di laboratorium.
7) Timbangan, spektrofotometer dan instrumen lainnya harus digunakan
secara hati-hati dengan pengawasan Pranata Laboratorium Pendidikan
(PLP)/dosen pembimbing/asisten dan dijaga supaya tetap bersih.
8) Jika menggunakan bahan beracun atau bahan kimia yang menguap maka
gunakan lemari uap (fumehood).
9) Selama praktikum mahasiswa menjaga ketertiban dan kebersihan. Tidak
diperbolehkan membuat ribut atau berkelakar di dalam laboratorium atau
saat bekerja. Jika ada mahasiswa yang demikian, maka akan
mempengaruhi penilaian aktivitas praktikumnya.
10) Mahasiswa mengajukan permintaan alat kepada PLP satu hari sebelum hari
praktikum (paling lambat pukul 12.00 WIB).
11) Selesai praktikum mahasiswa membersihkan instrumen yang telah
digunakan dan menulis pada logbook penggunaan instrumen.
12) Tidak diijinkan untuk memindahkan lokasi instrumen tanpa persetujuan
dosen atau PLP.
13) Mahasiswa wajib mengembalikan seluruh alat yang dipinjam setiap selesai
Halaman 7

pelaksanaan praktikum. Jika mahasiswa merusakkan atau memecahkan


peralatan, maka mahasiswa menggantinya dengan spesifikasi alat yang

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

sama.
14) Mahasiswa tidak diperbolehkan meninggalkan praktikum tanpa seizin
dosen pembimbing praktikum.
15) Mahasiswa wajib mentaati peraturan lain yang berlaku di Laboratorium.
16) Untuk menunjang kelancaran saat praktikum, mahasiswa wajib membawa
handscoen, masker, nerscap, pipet tetes dan kalkulator.

17) Semua dokumentasi pada saat praktikum wajib ditulis menggunakan


bolpoin berwarna biru. Jika ada perbaikan, maka tulisan tersebut dicoret,
diberi paraf dan dilakukan pembetulan.

Halaman 7

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

JADWAL PRAKTIKUM

Minggu Tanggal Granulasi Basah Granulasi Kering Kempa Langsung


ke-
1 21-8-2019 Pembekalan
2 28-8-2019 Penelusuran Pustaka (PP) Evaluasi Sediaan Tablet & Diskusi
1 (TG) 2 (OE) 3 (NS) 4 (OR) 5 (FW) 6 (FW)
3 4-9-2019 I - PP Formulasi
1 (TG) 2 (OE) 3 (NS) 4 (OR) 5 (FW) 6 (FW)
4 11-9-2019 II - Pembuatan Sediaan dan IPC
1 (TG) 2 (OE) 3 (NS) 4 (OR) 5 (FW) 6 (FW)
5 18-9-2019 III - Pembuatan dan Evaluasi Sediaan
1 (TG) 2 (OE) 3 (NS) 4 (OR) 5 (FW) 6 (FW)
6 25-9-2019 I - PP Formulasi
5 (NS) 6 (OR) 1(FW) 2 (TG) 3 (OE) 4 (OE)
7 2-10-2019 II - Pembuatan Sediaan dan IPC
5 (NS) 6 (OR) 1(FW) 2 (TG) 3 (OE) 4 (OE)
OSPE 1
8 23-9-2019 III - Pembuatan dan Evaluasi Sediaan
5 (NS) 6 (OR) 1(FW) 2 (TG) 3 (OE) 4 (OE)
9 30-9-2019 I - PP Formulasi
3 (FW) 4 (TG) 5 (OE) 6 (OE) 1 (NS) 2 (OR)
10 6-10-2019 II - Pembuatan Sediaan dan IPC
3 (FW) 4 (TG) 5 (OE) 6 (OE) 1 (NS) 2 (OR)
11 13-10- III - Pembuatan dan Evaluasi Sediaan
3 (FW) 4 (TG) 5 (OE) 6 (OE) 1 (NS) 2 (OR)
2019
12 20-10- Uji QC-Disolusi Uji QC-Non Disolusi
1 (FW) 2 (FW) 3 (OR) 4 (NS) 5 (TG) 6 (OE)
2019
13 27-10- Uji QC-Disolusi Uji QC-Non Disolusi
4 (OE) 5 (OE) 6 (NS) 1 (OR) 2 (FW) 3 (TG)
2019
14 4-11-2019 OSPE 2
Dosen:
FW: Ferri Widodo, M. Biomed., Apt. OE: Oktavia Eka Puspita, M. Sc., Apt.
OR: Oktavia Rahayu Adianingsih, M.Biomed. NS: Nurus Sobah, M.Farm.Klin., Apt.
TG: Tamara Gusti, M.Farm., Apt.

Catatan:
Dalam 1 kelas dibagi menjadi 6 kelompok (Lampiran 1)
Jurnal dan lembar kerja ditulis tangan setiap mahasiswa
Laporan diketik per kelompok
Halaman 7

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

TEKNIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM


TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN SOLID

Jadwal Praktikum
Sesi praktikum akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang ditentukan selama
semester ganjil tahun ajaran 2019-2020.

Kehadiran
Setiap sesi praktikum mahasiswa harus menandatangani daftar kehadiran.
Setiap percobaan akan dinilai maksimal 100 untuk setiap mahasiswa, dan nilai 0
bagi yang tidak hadir. Ketidakhadiran harus memberikan keterangan yang jelas
kepada PJMK dan dosen pembimbing kelompok, dan bagi yang sakit harus
memberikan surat keterangan sakit pada saat sesi praktikum berikutnya.

Persiapan Sebelum Praktikum dan Penelusuran Pustaka


Sebelum pelaksanaan praktikum setiap mahasiswa menyiapkan pustaka yang
dibutuhkan, baik berupa textbook, maupun electronic book. Pengajuan
peminjaman alat kebutuhan praktikum diajukan pada PLP paling lambat 1 hari
sebelum praktikum dimulai sampai dengan pukul 12.00.

Saat Penelusuran pustaka


Mahasiswa membawa pustaka yang diperlukan melakukan pembuatan jurnal
evaluasi sediaan (Lampiran 2) dan jurnal praktikum formulasi (Lampiran 3)
(tulis tangan). Zat aktif yang akan dibuat untuk masing-masing kelompok akan
diumumkan pada saat hari H penelusuran pustaka. Mahasiswa mahasiswa
mengusulkan formula berdasarkan daftar bahan yang tersedia di laboratorium.
Jurnal dikumpulkan setelah akhir sesi praktikum kepada dosen pembimbing atau
asisten.

Saat Praktikum
Sebelum melaksanakan praktikum, mahasiswa berdiskusi dengan dosen terkait
penentuan formula yang akan dikerjakan pada saat praktikum. Mahasiswa harus
Halaman 7

sudah memahami prinsip dan prosedur yang akan dilakukan selama praktikum
sehingga saat diskusi mahasiswa sudah siap. Luaran setelah diskusi adalah
mendapatkan formula final yang akan dikerjakan per kelompok dan pembagian

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

tugas (person in charge). Formula final ditulis pada lembar kerja praktikum
setelah diskusi dilakukan, akan tetapi tabel prosedur pengujian mutu dapat
dikerjakan pada saat di rumah/sebelum praktikum (Lampiran 4). Setiap
mahasiswa melakukan prosedur kerja sesuai yang direncanakan dalam jurnal
yang sudah disetujui dosen pembimbing. Mahasiswa menuliskan data hasil
pengamatan praktikum pada lembar kerja, kemudian meminta tanda
persetujuan dari dosen/asisten pengawasnya untuk setiap prosedur yang
dikerjakan.

Setelah Praktikum
Lembar kerja dikumpulkan pada akhir sesi praktikum kepada dosen pembimbing
atau asisten. Setelah pelaksanaan praktikum, setiap mahasiswa diwajibkan
menulis laporan (Lampiran 5). Setiap mahasiswa mengumpulkan jurnal
praktikum yang telah disetujui dan laporan praktikum dalam bentuk hardcopy
dan softcopy (diketik dan diunggah pada google classroom). Laporan hasil
praktikum dibuat oleh setiap kelompok dan dikumpulkan satu minggu setelah
praktikum.

Halaman 7

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

MATERI PENGANTAR

Tablet kempa merupakan bentuk sediaan obat yang paling banyak


digunakan karena kemudahan penggunaan, pendistribusidan, dan lebih murah
dibandingkan bentuk sediaan yang lain. Hal penting lainnya yang dimiliki oleh
tablet adalah akurasi tablet dalam menghantarkan dosis obat sangat baik, yang
artinya setiap tablet yang dihasilkan setiap kali produksi memiliki konsistensi
jumlah dosis yang baik sehingga akan mampu menghasilkan efikasi yang
konstan pula setiap kali pemakaian. Konsistensi dosis pada setiap tablet ini
sangat penting, dimana hal ini sagat dipengaruhi oleh proses pembuatan dan
bahan-bahan yang digunakan. Proses pembuatan dimulai dari tahap studi
preformulasi yaitu pengkajian sifat fisika dan kimia bahan aktif (obat) dan bahan
tambahan (eksipien) yang digunakan. Pengkajian sifat-sifat tersebut akan
menentukan metode pembuatan tablet yang sesuai serta peralatan apa
digunakan untuk metode yang dipiih tersebut. Dalam tahap penentuan bahan-
bahan dan metode pembuatan tersebut perlu ditetapkan pula spesifikasi tablet
yang akan dihasilkan. Spesifikasi tablet tersebut akan menjadi pedoman untuk
mengevaluasi apakah tablet yang dihasilkan sudah memenuhi persyaratan atau
belum. Spesifikasi meliputi berbagai dimensi, mulai dari penampilan fisik,
keseragaman kandungan hingga gambaran kemampuan tablet dalam
melepaskan zat aktifnya ketika dikonsumsi oleh pasien. Dengan demikian, pada
praktikum ini akan dilakukan proses preformulasi untuk mengkaji sifat fisika dan
kimia bahan-bahan yang akan digunakan, menentukan prosedur pada metode
pembuatan tablet yang akan digunakan, serta menentukan spesifikasi tablet dan
prosedur pengujiannya serta evaluasi dari data yang dihasilkan tersebut.

Alasan mengapa obat (Active Pharmaceutical Ingredient, API) harus


diformulasikan dengan bahan-bahan tambahan adalah karena sebagian besar
obat tidak dapat langsung dikempa menjadi tablet karena lemahnya daya
pengikatan antar serbuk bahan obat untuk membentuk massa yang kompak.
Tidak hanya sekedar menambahkan bahan tambahan, seringkali juga diperlukan
perlakuan atau metode pembuatan tertentu untuk membuat campuran serbuk
obat dan bahan tambahan tersebut agar mudah dibentuk tablet yang memenuhi
Halaman 7

syarat.
Bentuk sediaan tablet setidaknya harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

1) Fisik tablet harus tidak mudah pecah dan tidak terabrasi selama proses
produksi, pengemasan, pendistribusian, dan penggunaan. Sifat ini dapat
diukur dengan melakukan pengujian kekerasan dan kerapuhan tablet.
2) Tablet harus seragam bobot dan kandungan zat aktifnya. Sifat ini dapat
diukur dengan melakukan pengujian variasi bobot dan keseragaman
kandungan obat.
3) Kandungan obat dalam tablet harus bioavailable. Sifat ini dapat diukur
dengan melakukan pengujian waktu hancur dan disolusi. Akan tetapi,
bioavailabilitas obat dari tablet maupun bentuk sediaan yang lain merupakan
hal yang kompleks dan hasil dari dua macam pengujian tersebut tidak
menunjukkan indeks bioavalibilitas obat. Untuk itu perlu dilakukan pengujian
melalui sampel kadar obat dalam darah.
4) Penampilan tablet harus baik dan memiliki karakteristik bentuk, warna, dan
penandaan lain jika perlu untuk identifikasi produk.
5) Tablet harus stabil, yaitu mampu mempertahankan karakteristik sesuai
spesifikasi dan efikasi.

Untuk membuat tablet ada tiga metode yang dapat digunakan yaitu,
metode granulasi basah (wet granulation), metode granulasi kering (disebut juga
“slugging”) (dry granulation) dan kempa langsung (direct compression).
Granulasi adalah proses peningkatan ukuran dengan cara partikel kecil dibuat
menjadi agregat (membentuk granul yang lebih besar). Seperti yang telah
disebutkan pada paragraf di atas, sebagian besar serbuk obat tidak dapat
dikempa secara langsung untuk membentuk tablet, maka dengan adanya
perlakuan granulasi akan meningkatkan daya pengikatan antar partikel yang
sudah membentuk granul sehigga membentuk massa tablet yang kompak
setelah dikempa (Gambar 1).
Halaman 7

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

Gambar 1. Powder to tablet

Lemahnya daya pengikatan antar serbuk bahan obat untuk membentuk


massa yang kompak pada tablet bukan satu-satunya alasan dilakukannya
formulasi, melainkan ada alasan-alasan lain diantaranya adalah untuk
memperbaiki waktu hancur dan disolusi tablet. Formulasi adalah proses
mengkombinasikan berbagai macam bahan tambahan (eksipien) dengan obat
(zat aktif) untuk menghasilkan bentuk sediaan akhir yang siap untuk digunakan
pasien. Eksipien yang ditambahkan pada proses pembuatan tablet dikategorikan
berdasarkan fungsinya yaitu, pengisi (filler), pengikat (binder), penghancur
(disintegrant), glidant, lubrikan, dan terkadang dapat ditambahkan pewarna, dan
perasa. Berbagai jenis eksipien yang ditambahkan ini akan memberikan
keuntungan untuk memperoleh tablet yang memenuhi persyaratan yang
ditetapkan. Semua campuran bahan ini kemudian diproses menggunakan
metode tertentu, seperti yang telah disebutkan di atas, sebelum proses
pengempaan menjadi bentuk tablet.

Metode Granulasi Basah


Granulasi basah adalah proses dimana cairan ditambahkan pada serbuk
obat atau campuran serbuk obat dan eksipien dalam bejana yang dilengkapi
dengan pengaduk dan akan menghasilkan gumpalan atau granul. Metode
granulasi basah ini sebagai perlakuan pada campuran massa serbuk obat dan
eksipien sebelum dilakukan pencetakan. Prosedur metode granulasi basah
Halaman 7

seperti tampak pada gambar berikut ini (Gambar 2).

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

Gambar 2. Prosedur metode granulasi basah

Tahap persiapan sebelum proses pencampuran biasanya dilakukan


pengecilan ukuran partikel dengan cara penggilingan. Berikutnya adalah
dilakukan pencampuran serbuk menggunakan planetary mixer atau twin-shell
blender. Setelah pencampuran homogen berikutnya adalah penambahan cairan
pengikat (liquid binder) agar terbentuk massa campuran basah sehingga
memungkinkan untuk terjadi penggumpalan atau granul. Agar ukuran granul
terkontrol maka massa basah tersebut diayak menggunakan nomor mesh
tertentu. Yang perlu diperhatikan pada saat penambahan massa basah adalah
jumlah larutan yang ditambahkan harus cukup, tidak boleh kurang dan
berlebihan serta alat yang digunakan untuk mengaduk massa basah tersebut
harus memiliki kekuatan pengadukan yang kuat supaya homogen. Alat pengaduk
yang digunakan misalnya sigma blade mixer atau planetary mixer. Granul basah
yang dihasilkan setelah mengayak massa basah kemudian dilakukan
pengeringan dalam oven atau fluid bed dryer. Granul kering kemudian diayak
lagi menggunakan nomor mesh yang lebih kecil daripada nomor mesh yang
digunakan untuk membentuk granul basah. Granul kering ini kemudian
dipindahkan ke dalam twin shell atau alat pencampur lain yang sesuai kemudian
ditambahkan lubrikan, disintegran, dan glidan lalu dicampur hingga homogen.
Setelah proses granulasi selesai maka granul siap untuk di kempa (compress)
menjadi tablet.
Halaman 7

Keuntungan menggunakan metode granulasi basah adalah kohesivitas


dan kompresibilitas serbuk meningkat karena adanya penambahan bahan

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

pengikat sehingga partikel akan bergerombol membentuk granul dengan ukuran


tertentu. Obat yang memiliki dosis tinggi dan sifat alir atau kompresibilitas
rendah harus digranulasi menggunakan metode granulasi basah agar diperoleh
sifat alir dan kohesivitas yang mencukupi untuk dapat dikempa menjadi tablet.
Serbuk obat yang sangat ringan sangat mudah menimbulkan debu, maka
dengan menggunakan metode granulasi basah akan dapat menurunkan
kontaminasi ruangan oleh debu serbuk selama proses produksi. Metode
granulasi basah juga dapat mencegah terjadinya segregasi campuran serbuk
sehingga dapat mempertahankan homogentas campuran massa yang akan
dicetak. Dengan demikian, keseragaman kadungan zat aktif pada tablet yang
dihasilkan akan baik.

Pada proses granulasi basah yang paling penting adalah derajat


pemasahan massa serbuk dan penentuan titik akhir granulasi (end point
granulation). Hal ini dikarenakan pembasahan dilakukan dengan menambahkan
larutan bahan pengikat, yang berarti proses pembasahan yang berlebihan (over
wetting) akan memperburuk sifat pelepasan obat dari tablet meskipun akan
memberikan sifat kompresibilitas yang baik.

Metode Kempa Langsung


Metode berikutnya adalah kempa langsung (direct compression method).
Prosedur metode ini jauh lebih sederhana daripada metode granulasi basah
(Gambar 3) sehingga lebih ekonomis dan efisien dalam proses produksinya. Pada
metode ini prosesnya diawali dengan pengecilan ukuran partikel, dapat
dilakukan dengan penggilingan. Kemudian pencampuran hingga homogen lalu
langsung dilakukan pengempaan.
Halaman 7

Gambar 3. Prosedur metode kempa langsung

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

Meskipun metode ini sederhana akan tetapi seperti yang kita ketahui tidak
semua bahan obat dan eksipien dapat langsung dikempa menjadi tablet
didahului perlakuan tertentu (red.: granulasi). Hanya bahan yang memiliki sifat
alir dan kompresibilitas yang baik yang dapat dibuat tablet menggunakan
metode kempa langsung. Hal ini dikarenakan pada prosesnya tidak ada tahap
penambahan bahan pengikat yang dapat memperbaiki sifat-sifat tersebut.
Dengan demikian pemilihan bahan-bahan harus tepat agar tablet dapat
terbentuk sesuai persyaratan yang ditetapkan. Pada metode kempa langsung,
karakteristik setiap bahan dan bagaimana pencampuran dilakukan akan sangat
mempengaruhi proses pengempaan untuk membentuk tablet dan tablet yang
akan dihasilkan. Metode kempa langsung memberikan keuntungan untuk zat
aktif yang tidak stabil terhadap kelembapan dan pemanasan.

Pemilihan eksipien untuk metode kempa langsung adalah hal penting.


Eksipien, terutama yang berfungsi sebagai pengisi, yang baik untuk metode ini
adalah yang bersifat filler- binder, dimana bahan ini akan berfungsi sebagai
pengisi sekaligus memiliki sifat pengikat (kohesifitas) yang baik. Dengan
demikian akan menurunkan risiko kegagalan saat proses kompresi mengingat
pada metode kempa langsung, risiko yang mungkin adalah kompresibilitas gagal
sehingga tablet tidak terbentuk. Disamping itu, bahan filler-binder ini pun harus
tetap memiliki sifat alir yang baik. Akan tetapi, biasanya bahan yang bersifat
demikian harganya mahal sehingga seringkali produsen obat lebih memilih
metode granulasi basah daripada mengguanakn bahan ini untuk metode kempa
langsung.

Selain risiko kegagalan kompresi untuk membentuk tablet, pada metode


kempa langsung juga sangat mungkin adalah masalah keseragaman kandungan
zat aktif. Hal ini dikarenakan tidak adanya pembentukan granul yang
menyatukan antar partikel secara homogen. Massa campur pada metode kempa
langsung ini berisiko untuk terjadi segregasi ketika proses pengadukan
dihentikan. Rendahnya kelembapan pada massa campur mengakibatkan
timbulnya listrik statis pada serbuk sehingga pencampuran tidak homogen.
Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan jenis antar bahan juga memungkinkan
Halaman 7

massa campur menjadi tidak homogen.

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

Evaluasi Serbuk dan Granul


Campuran serbuk obat dan eksipien yang sudah selesai digranulasi pada
metode granulasi basah maupun campuran pada metode kempa langsung
disebut sebagai campuran yang sudah siap untuk dikempa. Massa ini perlu
dievaluasi sifat-sifatnya karena kualitas serbuk atau granul akan sangat
berpengaruh terhadap proses pengempaan dan produk tablet yang akan
dihasilkan. Karakteristik serbuk yang perlu dievaluasi meliputi kerapatan
(density) dan sifat alir (flowability). Ukuran pertikel, distribusi ukuran, bentuk,
dan tekstur merupakan sifat-sifat fisik serbuk atau granul yang akan sangat
berpengaruh terhadap kedua sifat tersebut, yang berarti juga mempengaruhi
proses dan kualitas tablet yang dihasilkan. Oleh karena itu parameter-parameter
tersebut harus dipertimbangkan. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa
campuran serbuk atau granul sebelum dikempa perlu dievaluasi karakterisasinya
kegiatan ini disebut sebagai in-process control. Untuk mengevaluasi karakteristik
kerapatan serbuk dapat dilakukan dengan mengukur true density, bulk density,
dan tapped density, sedangkan untuk sifat alir dapat dilakukan dengan
mengukur sudut diam (angle of repose), kecepatan alir, indeks kompresibilitas,
dan rasio Hausner. Berikut ini adalah parameter serbuk atau granul yang perlu
dilakukan pengukuran dan evaluasi, khususnya yang akan diaplikasikan pada
praktikum ini.

Evaluasi terhadap sifat alir serbuk atau granul dilakukan untuk


memastikan bahwa bahan tersebut memiliki sifat alir yang cukup sehingga
mampu melewati peralatan pengempaan tablet secara tepat. Jika tidak memiliki
sifat alir yang baik akan terjadi dimana serbuk atau granul tidak dapat mengisi
ruangan pengempaan karena tersendat pada alat sehingga tablet yang
dihasilkan tidak memenuhi keseragaman bobot, yang artinya juga akan
mempengaruhi efektifitas obat.

Mengukur sudut diam dan kecepatan alir. Mengukur sudut diam


merupakan teknik yang sederhana untuk mengukur sifat alir. Sudut diam dapat
ditentukan dengan menggunakan peralatan sederhana (Gambar 4), yaitu
menuangkan sampel melalui corong kemudian mengukur sudut yang terbentuk
(α). Jadi, sudut diam adalah sudut yang terbentuk oleh serbuk pada permukaan
Halaman 7

horizontal. Biasanya sudut diam yang dibentuk oleh serbuk farmasetik berkisar

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

antara 200 – 400, dan secara umum serbuk semakin rendah sudut diam maka
serbuk akan semakin baik sifat alirnya (free flowing).

Gambar 4. Metode pengukuran sudut diam

Akan tetapi, meskipun metode ini sederhana tapi kelemahannya adalah


hasilnya sangat dipengaruhi oleh kondisi percobaan sehingga berisiko hasilnya
tidak meggambarkan yang sebenarnya. Untuk itu perlu dilakukan pengukuran
menggunakan metode lain yaitu dengan mengukur kecepatan alir serbuk melalui
suatu diameter. Kecepatan alir serbuk melalui sautu diameter dinyatakan dalam
massa sampel per waktu.

Pada praktikum ini, evaluasi sifat alir granul ditetapkan menggunakan alat
yang disebut Flodex, yaitu teknologi yang dikembangkan oleh Dr. Alberto Gioia.
Metode Flodex ini merupakan metode sederhana untuk menentukan sifat alir
serbuk atau granul yang mencakup sejumlah parameter yang mempengaruhi
sifat alir serbuk atau granul, yaitu ukuran dan bentuk partikel, “fines” (derajat
halus serbuk), actual and bulk density, porosity, settling, dan electrostatic
charge. Penentuan sifat alir menggunakan alat Flodex ini didasarkan pada
kemampuan serbuk untuk jatuh secara bebas melalui lubang berdiameter
tertentu. Dengan demikian, indeks sifat alir (flowability index) dinyatakan
sebagai diameter (millimeter) terkecil yang dapat dilalui serbuk secara bebas
pada pengulangan tiga kali secara berurutan.

Hubungan antara diameter dan sifat alir serbuk adalah sebagai berikut:
menggunakan K sebagai koefisien friksi internal (dynes per square centimeter,
atau poise), r sebagai radius (cm) terkecil yang dapat dilalui serbuk secara
Halaman 7

bebas, d sebagai non-tapped bulk density serbuk (grams per milliliter), dan 490
diperoleh dari ½ dari gaya grafitasi:

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

Dapat dikatakan bahwa serbuk yang memiliki viskositas K dan non-tapped bulk
density (d) memiliki sifat alir yang bagus (free flowing) jika:

Sebagai contoh, jika serbuk memiliki kerapatan 0.5 g/ml dapat mengalir
melalui diameter yang tidak lebih kecil 24 mm (r = 1.2 cm) memiliki viskositas
(K) ≤ 294 poise = 29,400 cp.

Sifat alir serbuk yang digunakan dalam formulasi tablet merupakan


pertimbangan penting untuk proses produksinya. Sifat alir didefinisikan sebagai
kemampuan serbuk untuk mengalir secara bebas hanya dikarenakan oleh gaya
grafitasi. Dalam proses pembuatan tablet menggunakan serbuk atau granul yang
memiliki sifat alir yang baik akan memperoleh keuntungan, antara lain pengisian
ruang cetak tablet akan akurat dengan demikian akan menghasilkan variasi
bobot yang lebih kecil, reprodusibilitas pengisian ruang cetak baik sehingga
menghasilkan tablet yang memiliki kekerasan, friabilitas, laju disolusi yang
konsisten. Dan juga, kecepatan produksi (pencetakan tablet) konsisten.

Identifikasi sifat alir serbuk selain menggunakan teknologi Flodex adalah


didasarkan pada friksi antar-partikel, yang dapat diukur menggunakan metode
sudut diam dan kecepatan alir. Metode ini kurang dapat mempresentasikan
perilaku serbuk ketika dalam mesin pencetak tablet karena metode tersebut
hanya mencerminkan satu macam permasalahan serbuk yaitu, friksi antar
partikel (Gioia, 1980). Dengan demikian, permasalahan lain seperti bentuk dan
ukuran serbuk.

Faktor-faktor yang menentukan sifat alir serbuk adalah ukuran partikel,


derajat halus serbuk, bentuk partikel, actual density, bulk density, porosity,
electrostatic charge, humidity, settling effects, dan cohesion forces. Faktor-faktor
tersebut memiliki pengaruh yang saling tergantung (interdependent). Misalnya,
adanya penggabungan antar partikel (flocculation) disebabkan oleh adanya
muatan elektrostatik, dan gaya tersebut bisa dipengaruhi oleh kelembapan dan
struktur internal partikel.
Halaman 7

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

Gambar 5. Flodex Tester

Pengempaan Tablet
Kualitas pengempaan tablet ditentukan oleh karakteristik bahan seperti
yang sudah dibahas di atas dan kondisi pengempaan itu sendiri. Ada banyak tipe
mesin pengempa yang membedakan adalah dari segi produktivitasnya tapi
memiliki prinsip kerja yang sama. Secara umum, serbuk atau granul harus
masuk dalam jumlah yang sesuai ke dalam ruang pengempaan (die) kemudian
diberikan tekanan oleh karena adanya gerakan punch atas dan punch bawah
(Gambar 6).

Halaman 7

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

Gambar 6. Proses pengempaan tablet


Berdasarkan produktivitasnya, mesin pengempa tablet ada tipe single
punch dan rotary tablet machines. Tipe singel punch memiliki produktivitas yang
lebih rendah dibandingkan rotary machine, maksudnya adalah kecepatan single
punch menghasilkan tablet lebih rendah dibandingkan rotary machine. Single
punch hanya memiliki satu set punch dan die sedangkan rotary machine
memiliki multiple punch dan die. Jadi untuk rotary machine produktivitasnya
dapat menghasilkan 1.150 per menit, sedangkan single punch jauh lebih sedikit.
Oleh karena itulah, terutama untuk mesin yang berkecepatan tinggi dalam
mengempa tablet, karakteristik serbuk atau granul harus baik. Selain dari segi
sifat-sifat serbuk atau granul, pengaturan mesin juga harus sesuai yaitu
kekuatan penekanan oleh punch, volume die, dan kecepatan putar alat. Jika ini
tidak diatur maka akan menghasilkan tablet yang tidak sesuai spesifikasi
meskipun serbuk atau granul yang dikempa memiliki karakteristik yang sudah
sesuai.

Referensi
Farmakope Indonesia Edisi V, 2014.

United State Pharmacopoeia 39, NF34.


Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery System, Loyd V Allen, dkk.
Lipincott Williams & Wilkins.

Halaman 7

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

MODUL 1
GRANULASI BASAH

Materi Praktikum
1) Studi preformulasi, desain, dan formulasi
2) Pencampuran
3) Pembuatan granul
4) Pengujian dan evaluasi granul
5) Pengempaan tablet
6) Pengujian dan evaluasi hasil pencetakan tablet

Tujuan Praktikum
1) Mampu mencari sumber pustaka yang tepat dan memperoleh informasi yang
dibutuhkan untuk proses preformulasi
2) Mampu membandingkan dan memilih eksipien yang sesuai
3) Mampu menyusun formula untuk metode pembuatan yang dipilih
4) Mampu melakukan perhitungan komponen formula
5) Mampu menyusun prosedur pembuatan granul sesuai metode pembuatan yang
dipilih
6) Mampu mengidentifikasi dan merencanakan evaluasi yang perlu dilakukan saat
in process control (IPC) dan quality control (QC) produk jadi
7) Mampu menetapkan penentuan titik akhir granulasi basah
8) Mampu melakukan pengujian dan mengevaluasi hasil evaluasi granul
9) Mampu mengidentifikasi dan menetapkan parameter untuk pengaturan alat
pengempa tablet
10)Mampu melakukan pengujian dan menganalisis hasil evaluasi spesifikasi tablet
(penampilan tablet, keseragaman bobot, diameter/ketebalan tablet, kerapuhan,
waktu hancur)

Alat
1) Mesin pencetak tablet
2) Disintegration tester
3) Friability tester
4) Timbangan analitik
Halaman 7

5) Mortar + stamper
6) Alat-alat gelas
7) Timbangan analitik

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

Prosedur Percobaan
A. Studi Preformulasi, Desain, dan Formulasi
1) Lakukan studi preformulasi untuk pembuatan tablet.
2) Susun formula tablet.
3) Rencanakan perhitungan bahan yang diperlukan.
4) Susun proses pembuatan untuk tablet tersebut.
5) Susun prosedur untuk pengujian massa cetak yang dihasilkan.
6) Tuliskan peralatan yang dibutuhkan untuk proses pembuatan dan pengujian
produk.
7) Tentukan spesifikasi untuk tablet tersebut.
8) Susun prosedur pengujian tablet jadi berdasarkan spesifikasi tablet yang sudah
ditentukan.

B. Pencampuran, Pembuatan Granul, dan Evaluasi Granul


1) Berdasarkan dokumen preformulasi yang telah disusun lakukan pencampuran
dan pembuatan granul.
2) Lakukan pengujian granul yang dihasilkan sesuai prosedur yang direncanakan
dalam dokumen formulasi. Kemudian lakukan evaluasi terhadap data yang
dihasilkan.

C. Pengempaan Tablet
1) Cetak granul yang diperoleh menggunakan mesin pengempa tablet.
2) Lakukan pengaturan parameter operasional mesin yang sesuai untuk
pengempaan tablet dari granul yang anda peroleh.
3) Catat parameter operasional tersebut.

D. Evaluasi Tablet
1) Setelah tablet dikempa, lakukan pengujian (evaluasi sediaan akhir) terhadap
spesifikasi tablet yang dihasilkan.
2) Kemudian lakukan evaluasi dan analisis berdasarkan data yang diperoleh.
Halaman 7

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

MODUL 2
GRANULASI KERING

Materi Praktikum
1) Studi preformulasi, desain, dan formulasi
2) Pencampuran
3) Pengempaan tablet
4) Pengujian dan evaluasi hasil pencetakan tablet

Tujuan Praktikum
1) Mampu mencari sumber pustaka yang tepat dan memperoleh informasi yang
dibutuhkan untuk proses preformulasi
2) Mampu membandingkan dan memilih eksipien yang sesuai
3) Mampu menyusun formula untuk metode pembuatan yang dipilih
4) Mampu melakukan perhitungan komponen formula
5) Mampu mengidentifikasi dan menetapkan parameter untuk pengaturan alat
pengempa tablet
6) Mampu melakukan pengujian dan menganalisis hasil evaluasi spesifikasi tablet
(penampilan tablet, keseragaman bobot, diameter/ketebalan tablet, kerapuhan,
waktu hancur).

Alat
1) Mesin pencetak tablet
2) Disintegration tester
3) Friability tester
4) Timbangan analitik
5) Mortar + stamper
6) Alat-alat gelas
7) Timbangan analitik

Prosedur Percobaan
A. Studi Preformulasi, Desain, dan Formulasi
1. Lakukan studi preformulasi untuk pembuatan tablet.
Halaman 7

2. Susun formula tablet.


3. Rencanakan perhitungan bahan yang diperlukan.
4. Susun proses pembuatan untuk tablet tersebut.

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

5. Susun prosedur untuk pengujian massa cetak yang dihasilkan.


6. Tuliskan peralatan yang dibutuhkan untuk proses pembuatan dan pengujian
produk.
7. Tentukan spesifikasi untuk tablet tersebut.
8. Susun prosedur pengujian tablet jadi berdasarkan spesifikasi tablet yang
sudah ditentukan.

B. Pencampuran dan In Process Control


1. Berdasarkan dokumen preformulasi yang telah disusun lakukan pencampuran
dan buatlah slug.
2. Slug yang terbentuk dibuat menjadi granul dengan penggerusan.
3. Tambahkan sisa fase luar kedalam granul.
4. Lakukan pengujian serbuk yang dihasilkan sesuai prosedur yang direncanakan
dalam dokumen formulasi. Kemudian lakukan evaluasi terhadap data yang
dihasilkan.

C. Pengempaan Tablet
1. Cetak campuran yang diperoleh menggunakan mesin pengempa tablet.
2. Lakukan pengaturan parameter operasional mesin yang sesuai untuk
pengempaan tablet yang anda peroleh.
3. Catat parameter operasional tersebut.

D. Evaluasi Tablet
1. Setelah tablet dikempa, lakukan pengujian terhadap spesifikasi tablet yang
dihasilkan.
2. Kemudian lakukan evaluasi dan analisis berdasarkan data yang diperoleh.

Halaman 7

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

MODUL 3
KEMPA LANGSUNG

Materi Praktikum
1) Studi preformulasi, desain, dan formulasi
2) Pencampuran
3) Pengempaan tablet
4) Pengujian dan evaluasi hasil pencetakan tablet

Tujuan Praktikum
1) Mampu mencari sumber pustaka yang tepat dan memperoleh informasi yang
dibutuhkan untuk proses preformulasi
2) Mampu membandingkan dan memilih eksipien yang sesuai
3) Mampu menyusun formula untuk metode pembuatan yang dipilih
4) Mampu melakukan perhitungan komponen formula
5) Mampu mengidentifikasi dan menetapkan parameter untuk pengaturan alat
pengempa tablet
6) Mampu melakukan pengujian dan menganalisis hasil evaluasi spesifikasi tablet
(penampilan tablet, keseragaman bobot, diameter/ketebalan tablet, kerapuhan,
waktu hancur).

Alat
1) Mesin pencetak tablet
2) Disintegration tester
3) Friability tester
4) Timbangan analitik
5) Mortar + stamper
6) Alat-alat gelas
7) Timbangan analitik

Prosedur Percobaan
A. Studi preformulasi, desain, dan formulasi
1. Lakukan studi preformulasi untuk pembuatan tablet.
Halaman 7

2. Susun formula tablet.


3. Rencanakan perhitungan bahan yang diperlukan.
4. Susun proses pembuatan untuk tablet tersebut.

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

5. Susun prosedur untuk pengujian massa cetak yang dihasilkan.


6. Tuliskan peralatan yang dibutuhkan untuk proses pembuatan dan pengujian
produk.
7. Tentukan spesifikasi untuk tablet tersebut.
8. Susun prosedur pengujian tablet jadi berdasarkan spesifikasi tablet yang sudah
ditentukan.

B. Pencampuran dan In Process Control


1. Berdasarkan dokumen preformulasi yang telah disusun lakukan pencampuran.
2. Lakukan pengujian serbuk yang dihasilkan sesuai prosedur yang direncanakan
dalam dokumen formulasi. Kemudian lakukan evaluasi terhadap data yang
dihasilkan.

C. Pengempaan Tablet
1. Cetak campuran yang diperoleh menggunakan mesin pengempa tablet.
2. Lakukan pengeturan parameter operasional mesin yang sesuai untuk
pengempaan tablet yang Anda peroleh.
3. Catat parameter operasional tersebut.

D. Evaluasi Tablet
1. Setelah tablet dikempa, lakukan pengujian terhadap spesifikasi tablet yang
dihasilkan.
2. Kemudian lakukan evaluasi dan analisis berdasarkan data yang diperoleh.

Halaman 7

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

MODUL 4
UJI DISOLUSI

Materi Praktikum
1) Studi uji disolusi tablet
2) Penetapan prosedur dan persyaratan uji disolusi
3) Operasional alat uji disolusi
4) Penentuan kadar zat aktif hasil uji disolusi

Tujuan Praktikum
1) Mampu mencari sumber pustaka yang tepat dan memperoleh informasi yang
dibutuhkan untuk pengujian disolusi
2) Mampu menetapkan kebutuhan dan persyaratan uji disolusi
3) Mampu melakukan setting alat uji disolusi dengan benar
4) Mampu menetapkan jumlah kadar zat aktif hasil uji disolusi.

Alat
1) Dissolution tester
2) Timbangan analitik
3) Spektrofotometer

Prosedur Percobaan
Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam kompendial.

Halaman 7

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

LAMPIRAN 1

DAFTAR KELOMPOK PRAKTIKUM TFS SOLID


KELAS A

NO Kelompo
. NIM NAMA k
1750705001110
1 03 NIDA` ARIFATUL INSANI
1750705001110
2 05 CYNTHIA ANGGUN LESTARI
1750705001110
1A
3 07 SEKAR HALIFULLAH
1750705001110
4 09 MUHAMMAD IHZA ISWAHYUDI
1750705001110
5 13 RACHA ATTHAYA TJAHYA
1750705001110
6 15 MEGA DAMAYANTI
1750705001110
7 17 DITA PRADINAWATI
1750705001110 2A
8 19 OKTAVIANI LESTYANING RATRI
1750705001110
9 21 RUPTI SEKAR ASRI
1750705001110
10 23 RIMA NURAINI
1750705001110
11 25 JAUHAROH NABILAH
1750705001110
12 27 AZATIL ISMAH FIRDAUS
1750705001110
13 29 ASTILIA MILDHA YUNIAR 3A
1750705001110
14 33 HERDIN ERLIANA
1750705011110
15 01 VIRA TRIYANISHA
1750705011110
16 03 RIANA NUR ELISTIN
1750705011110 4A
17 05 SITI JANNATUL HUSNAH
1750705011110
18 07 NATALIE DHERA DWI KRISDENTI
1750705011110
Halaman 7

19 09 LISA TRI DAMAYANTI


20 1750705011110 MAULIDYAH INDRIAWATI
11

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

1750705011110
21 13 SOFIA SALSABILA
1750705011110
22 15 ELFANIA SEPTIA SALSABILLAH
1750705011110
23 17 SIENDYARTA PRASETYA TJAHYONO
1750705011110
24 23 LAILITA FAHRIN NISA 5A
1750705011110
25 27 JIHAN FAHIRA
1750705071110
26 01 NADILA RAHMA YULIANI
1750705071110
27 03 HENDIKE YUNIAR PURNAMASARI
1750705071110
28 09 NI PUTU SIMA NOVIANTIKA
1750705071110
29 11 ISTIQOMAH FIDDINI
1750705071110 6A
30 13 RACHMAD RIZKY DHARMAWAN
1750705071110
31 15 VIENA CYNTHIA ALVIONITA
1750705071110
32 17 DYAH MAGESTI HATIKASARI

Halaman 7

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

DAFTAR KELOMPOK PRAKTIKUM TFS SOLID KELAS B

NO KELOMP
. NIM NAMA OK
1750705001110
1 02 JEFFERSON AZARYA PIETER GALLA
1750705001110
2 04 ADELIA AYU PRITYANI
1750705001110
3 06 FADILAH MAULANA IRHAM ASHARI
1750705001110
1B
4 08 DIANNIRA BALQIS WINARDI
1750705001110
5 10 FIDELA FEBRI ARISANTI
1750705001110
6 12 SHINDY ARIESTA DEWIADJIE
1750705001110
7 14 QONITAH
1750705001110
8 18 ERNILA DEWI ANGGRAENI
1750705001110
9 20 ISTI`AINA MURSYADA
1750705001110
10 22 HILMI EKA PRASETYO
1750705001110 2B
11 24 FIINA PRASETYA LISHSHOFIATI
1750705001110
12 26 APRILIA KHARISMAWATI
1750705001110
13 28 ABIGAIL ANDREA WIBYANTRI
1750705001110
14 30 INTAN LESTARI
1750705001110
15 31 MELA AZKIYAH
1750705001110
16 32 RAISSA AZZARIA GADIS JELITA
1750705001110
17 34 NUR SAYID RAHMAT TIO 3B
1750705001110
18 35 PHILIA ARETHA
1750705001110
19 36 KEVIN NAUVAL KARIM
1750705011110
20 02 NONIK NURIYAH HERMAN
Halaman 7

1750705011110 MAULA MICHELIA CHAMPAKA 4B


21 06 PUTRI
22 1750705011110 ERA WILOKA

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

08
1750705011110
23 10 WELIYATUL AULI SASMITA
1750705011110
24 12 HAFIDA FIYAN INSANI
1750705011110
25 14 KEVIN DIAGONSA ANANDHY
1750705011110
26 16 ANDREA KRISTIA VIANY
1750705011110
27 18 HANIF SYAFA`ATUR RAHMAN
1750705011110
28 20 GITA KURNIA ARDIANI
1750705011110
29 21 CINDY AULIA KUSCAHYANTI
1750705011110
30 22 TUNTUN PARWATI
1750705011110 5B
31 25 LIVIA MABELLA
1750705071110
32 02 TIARA RAHMA AMELINDA
1750705071110
33 04 MUTIA KHAIRUNNISA SYA`BANI
1750705071110
34 05 ALIFIA NOVITA RAHMAH
1750705071110
35 07 SONYA YUNITA
1750705071110
36 08 MEGA UTAMI
1750705071110
37 10 FIRDA KHOIRUNNISA
1750705071110 6B
38 12 VEREN KURNIA PUTRI
1750705071110
39 14 SHIFA NIDA`UL KHOFIYYA
1750705071110
40 16 NABILA RIFDATI FAWWAZIA
1750705201110
41 01 DEWI FORTUNA
LAMPIRAN 2

FORMAT JURNAL EVALUASI SEDIAAN

BAB I. PROSEDUR IN PROCESS CONTROL


Halaman 7

1.1 <Nama Uji>


a. Tujuan :
b. Prosedur :

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

c. Kriteria penerimaan :
d. Literatur : <sertakan nomor halaman>
1.2 dst

BAB II. PENGUJIAN MUTU SEDIAAN


2.1 <Nama Uji>
a. Tujuan :
b. Prosedur :
c. Kriteria penerimaan :
d. Literatur : <sertakan nomor halaman>
2.2 dst

Halaman 7

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

LAMPIRAN 3

FORMAT JURNAL PRAKTIKUM

BAB I. SENYAWA AKTIF DAN SEDIAAN


1.1 Senyawa Aktif
Nama senyawa :
Berat molekul :
Sinonim :
Struktur molekul :
Rumus molekul :
Pemerian :
Karakteristik Fisika
1) Data kelarutan
2) Titik leleh
3) Keasaman/Kebasaan
4) Kadar lembab dan higroskopisitas
5) Konstanta disosiasi
6) Bentuk kristal
7) Bentuk aktif
8) Sifat alir
9) Kompresibilitas
Stabilitas <Stabilitas terhadap pH, cahaya, kelembaban, suhu>
Kompatibilitas
Penyimpanan

1.2 Penandaan pada Wadah, Leaflet atau Brosur


<golongan obat (bebas/bebas terbatas/keras.psikotropika/narkotika)
dan gambar logo>

1.3 Nomor Registrasi dan Nomor Batch


Nomor Registrasi : <disertai keterangan dari setiap huruf/angka>
Nomor Batch : <disertai keterangan dari setiap huruf/angka>

BAB II. BENTUK SEDIAAN DAN FORMULASI


2.1 Formulasi
2.1.1 Formula Umum Bentuk Sediaan
<formula umum, contoh:
R/ Zat aktif
Jenis eksipien 1
Jenis eksipien 2>
2.1.2 Formula Utama dan Formula Alternatif
<contoh:
R/ Nama zat aktif
Nama eksipien 1
Halaman 7

Nama eksipien 2>

2.2 Spesifikasi Produk

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

No Parameter Spesifikas Literatur


. i
<IPC dan evaluasi akhir sediaan> <serta
nomor
halaman
>

2.3 Rasionalisasi Formula dan Metode Pembuatan


<alasan pemilihan eksipien mengacu pada formula yang diusulkan
dan alasan pemilihan metode pembuatan tablet berdasarkan data
monografi zat aktif dan eksipien yang digunakan>

2.4 Monografi Eksipien


<Pemerian, nama kimia, sinonim, struktur kimia, BM, rumus
molekul, kelarutan, pH, titik didih, titik leleh, fungsi, konsentrasi
yang dibutuhkan stabilitas, inkompatibilitas, wadah dan
penyimpanan>

2.5 Pemilihan Kemasan dan Rasionalisasinya


<kemasan yang dipilih beserta alasan pemilihan>

BAB III. METODE PEMBUATAN SEDIAAN


3.1 Prosedur Pembuatan dan In Process Control
<diagram alir prosedur pembuatan sediaan beserta IPC yang
dilakukan>

3.2 Rasionalisasi Prosedur Pembuatan dan Prosedur In Process


Control
3.2.1 Rasionalisasi Prosedur Pembuatan
<analisa prosedur pembuatan>
3.2.2 Prosedur In Process Control
<tujuan, prosedur, kriteria penerimaan, literatur>

3.3 Perhitungan dan Penimbangan


3.3.1 Perhitungan jumlah tablet yang dibutuhkan untuk evaluasi
sediaan
<hitung jumlah tablet yang diperlukan untuk masing-masing jenis
evaluasi sediaan dan hitung jumlah totalnya>

3.3.2 Perhitungan bahan


<hitung jumlah bahan yang dibutuhkan untuk per unit
sediaan dan per batch>

3.3.3 Penimbangan bahan


Bahan Per unit sediaan Per batch
Halaman 7

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

BAB IV. PENGUJIAN MUTU SEDIAAN TABLET


4.1 <Nama Uji>
a. Tujuan :
b. Prosedur :
c. Interpretasi hasil :
d. Literatur : <sertakan nomor halaman>
4.2 dst

BAB V. BROSUR DAN KEMASAN  tidak dikerjakan saat penelusuran


pustaka, akan tetapi dikumpulkan bersama laporan praktikum
5.1 Brosur
5.2 Label kemasan primer
5.3 Label kemasan sekunder

DAFTAR PUSTAKA

Halaman 7

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

LAMPIRAN 4

FORMAT LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

Nama sediaan : <nama sediaan beserta kekuatannya>


Metode : <granulasi basah/granulasi kering/kempa langsung>

FORMULA BERDASARKAN PENELUSURAN PUSTAKA


FORMULA UTAMA FORMULA ALTERNATIF ACC DOSEN

FORMULA BARU SETELAH DISKUSI


FORMULA UTAMA FORMULA ALTERNATIF ACC DOSEN

DAFTAR PERUBAHAN DAN ALASAN


PERUBAHAN
1.
2.
3.

PENIMBANGAN
ACC
NO NAMA BOBOT BOBOT
PIC DOSE
. BAHAN TEORITIS PENIMBANGAN
N
Halaman 7

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

PROSEDUR PEMBUATAN
NO TAHAPAN HASIL PENYELESAIAN PIC ACC
. PEMBUATAN PENGAMATA PERMASALAHAN DOSE
N N
<diisi setelah
diskusi>

HASIL PENGUJIAN MUTU SEDIAAN


NO PROSEDUR SPESIFIKASI HASIL YANG PIC ACC
. PENGUJIAN YANG DIDAPATKAN DOSE
MUTU DITETAPKAN N
In Process Control (IPC)
<diisi sebelum <diisi setelah <diisi setelah
praktikum> diskusi> diskusi>
Kesimpulan:
<Memenuhi
spesifikasi
(MS)/
Tidak
memenuhi
spesifikasi
(TMS)>
<Jika produk
TMS,
Identifikasi
faktor
penyebabnya
dan usulan
penyelesaian
masalah >

Evaluasi Sediaan

KESIMPULAN ALASAN PENYEBAB PRODUK ACC


REJECT DOSEN
Produk diterima
Halaman 7

(approved)

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

Produk ditolak
(rejected)

Halaman 7

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

LAMPIRAN 5

FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM


<nama sediaan>

I. USULAN FORMULA YANG DIBUAT


<formula utama yang diusulkan pada saat praktikum>

II. FORMULA ALTERNATIF


<formula alternatif jika terjadi perubahan pada formula utama>

III. ALAT DAN BAHAN


<semua alat dan bahan yang digunakan saat praktikum>

IV. PENIMBANGAN
NO NAMA BOBOT BOBOT
PIC
. BAHAN TEORITIS PENIMBANGAN

V. PROSEDUR KERJA
NO TAHAPAN PEMBUATAN HASIL PENGAMATAN PIC
.

<sertakan diagram alir>

VI. EVALUASI SEDIAAN


PROSEDUR
NO SPESIFIK INTERPRET
PENGUJIAN HASIL PIC
. ASI ASI HASIL
MUTU
In Process Control (IPC)

Evaluasi Sediaan

<prosedur sesuai dengan yang dilakukan pada saat praktikum,


beserta nama mahasiswa yang bertanggungjawab terhadap hasil
Halaman 7

pemeriksaan tersebut>

VII. PEMBAHASAN

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA
PRAKTIKUM TFS SOLID TA 2019/2020

<analisa prosedur dan hasil, uraikan faktor-faktor penyebab jika


didapatkan produk yang tidak memenuhi spesifikasi (TMS)>

VIII. KESIMPULAN
<kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum yang dilakukan,
terkait formula, metode, dan hasil>

IX. DAFTAR PUSTAKA


<daftar pustaka yang digunakan pada pembuatan laporan>

Halaman 7

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI – FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


BRAWIJAYA

Anda mungkin juga menyukai