Anda di halaman 1dari 10

REVIEW JURNAL

Laela Tiki Budianto

19/FAM/145

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

STIKES IBNU SINA AJIBARANG

2021
Judul Pelaksanaan Kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) di Rumah
Sakit Bhayangkara Tingkat II Semarang
Jurnal JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT
Volume & Volume 4, Nomor 5
Halaman
Tahun Terbit 2016
Penulis Agnes Nova Astrida Purba, Syamsulhuda BM, Zahroh Shaluhiyah
Reviewer Laela Tiki Budianto
Tanggal Review 11 Januari 2021
Tujuan Penelitian Mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan PKRS di Rumah Sakit
Bhayangkara Tingkat II Semarang
Subjek Penelitian Petugas yang menjabat sebagai petugas di unit PKRS. Informan utama
dalam penelitian ini adalah seorang koordinator unit PKRS, dan dua orang
anggota unit PKRS. Informan lain dalam penelitian yang digunakan untuk
triangulasi adalah seorang dokter yang menjabat sebagai direktur rumah
sakit, seorang pasien di instalasi rawat inap, seorang pasien di instalasi
rawat jalan, seorang keluarga pasien di instalasi rawat inap dan seorang
keluarga pasien di instalasi rawat jalan di Rumah Sakit Bhayangkara
Tingkat II Semarang
Metode Penelitian Metode penelitian deskriptif
Hasil Penelitian a. Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Semarang sudah memiliki
kebijakan tentang PKRS sesuai dengan substandar tentang PKRS
yang berisi bahwa rumah sakit diharapkan memiliki kebijakan
tertulis tentang PKRS.
b. Bagian PKRS sudah membuat rencana strategis yang disusun dan
akan dievaluasi di akhir tahun, hal tersebut juga sudah sesuai
dengan substandar PKRS yang berisi bahwa rumah sakit memiliki
perencanaan PKRS secara berkala dan melaksanakan pemantauan
dan pengevaluasian pelaksanaan PKRS. Namun kegiatan yang
direncanakan tidak sesuai dengan standar dan petunjuk
pelaksanaan PKRS yang telah disusun oleh Kemenkes.
c. Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Semarang sudah membentuk
unit kerja dan memiliki tenaga pengelola PKRS sesuai substandar
PKRS.Unit kerja dan tenaga pengelola yang dimiliki digabung
dengan bagian Humsar.
d. Bagian PKRS memiliki anggaran untuk setiap kegiatan yang
direncanakan yang akan diajukan kepada pihak rumah sakit, dan
akan dipertanggungjawabkan di evaluasi akhir tahun. Adapun
sumber anggaran adalah dari Badan Layanan Umum (BLU) yang
digunakan untuk kegiatan PKRS yang direncanakan secara
tertulis.
e. Kemenkes telah menyusun teknis pelaksanaan PKRS, tetapi
petugas bagian PKRS tidak mengetahui adanya petunjuk teknis
pelaksanaan PKRS yang telah disusun oleh Kemenkes, pedoman
yang digunakan PKRS dalam menyusun kegiatan adalah laporan
kegiatan pada tahun sebelumnya karena pihak rumah sakit belum
mensosialisasikan petunjuk teknis pelaksanaan PKRS hal tersebut
terjadi karena bagian PKRS masih dalam tahap pengembangan,
sehingga kegiatan yang direncanakan difokuskan berdasarkan
kegiatan tahun sebelumnya.
f. Pihak rumah sakit sudah menyediakan fasilitas yang cukup
memadai ditambah dengan adanya pembangunan dan renovasi
gedung sesuai substandar PKRS yang menytakan bahwa rumah
sakit memiliki sarana/peralatan untuk kegiatan PKRS, tetapi yang
digunakan oleh bagian PKRS adalah ruangan koordinasi karena
kegiatan yang membutuhkan fasilitas rumah sakit hanya kegiatan
kerjasama tersebut.
g. Strategi yang digunakan dalam kegiatan PKRS adalah dengan
kemitraan yaitu dengan mengadakan kerjasama dengan sektor lain,
dan strategi bina suasana yaitu dengan pengadaan poster dan
leaflet di bangsal-bangsal tertentu dan menindaklanjuti keluhan-
keluhan pasien dan keluarga pasien terkait pelayanan di Rumah
Sakit Bhayangkara Tingkat II secara umum.
h. Materi yang diberikan lewat poster tergantung materi dari
Kemenkes atau Dinkes dan materi yang akan diberikan lewat
leaflet tergantung permintaan bangsal yang bersangkutan.
i. Media promosi kesehatan hanya digunakan sebagai bina suasana
yaitu berupa poster atau banner dan leaflet.
j. Tempat pelaksanaan kegiatan PKRS tergantung hasil koordinasi
dengan sektor lain yang diajak bekerjasama, dan untuk kegiatan
menindaklanjuti keluhan-keluhan klien dilakukan koordinasi di
ruang PKRS dan Humsar.
k. Waktu pelaksanaan kegiatan sesuai dengan hasil koordinasi
bersama sektor yang diajak bekerjasama, karena kegiatan yang
direncanakan adalah kegiatan kemitraan, dan untuk kegiatan
menindaklanjuti keluhan pasien dan keluarga pasien sesuai dengan
hasil koordinasi bagian PKRS dan Humsar.
l. Sasaran kegiatan PKRS di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II
adalah pasien dan keluarga pasien.
Kesimpulan 1. Unsur Masukan (Input)
a. Kebijakan PKRS adalah tentang penggabungan bagian PKRS dan
Humsar.
b. Sumberdaya manusia di bagian PKRS terbatas, sehingga kegiatan
yang direncanakan sama dengan kegiatan Humsar.
c. Bagian PKRS tidak menggunakan prosedur pelaksanaan kegiatan
PKRS yang telah disusun oleh Kemenkes karena pihak rumah sakit
belum mensosialisasikan standar dan petunjuk pelaksanaan PKRS
tersebut.
d. Rumah sakit sudah menyediakan fasilitas yang dapat digunakan
untuk kegiatan PKRS, tetapi bagian PKRS hanya menggunakan
fasilitas berupa ruangan untuk berkoordinasi.
e. Rumah sakit sudah menyediakan sumberdaya berupa dana untuk
setiap kegiatan PKRS yang direncanakan.
2. Proses Pelaksanaan Kegiatan PKRS
a. Strategi yang digunakan hanya kemitraan dan binasuasana
b. Materi yang digunakan pada kegiatan sesuai dengan materi yang
diberikan Kemenkes dan Dinkes, dan sesuai dengan permintaan
instalasi.
c. Media yang digunakan adalah poster, leaflet dan banner
d. Waktu pelaksanaan kegatan PKRS tergantung hasil koordinasi
dengan sektor lain
e. Tempat yang digunakan untuk pelaksanaan PKRS sesuai dengan
hasil koordinasi, dan sesuai dengan materi poster yang telah dibuat
oleh Kemenkes dan Dinkes
3. Hasil Pelaksanaan Kegiatan PKRS
a. Sasaran yang terlibat dalam kegiatan PKRS adalah pasien dan
keluarga pasien
b. Tidak terdapat peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga pasien
melalui kegiatan PKRS yang dilaksanakan.

Judul Gambaran Pelaksanaan Promosi Kesehatan pada Instalasi Rawat Jalan


Ditinjau dari Pendekatan PRECEDE - PROCEED Fase Lima dan Enam
(Studi Kualitatif di Rumah Sakit Paru Jember) (Describing of Health
Promotion Implementations on Outpatient Installation in Term of
PRECEDE-PROCEED Fifth and Sixth Phase Approach (Qualitatif Study
in Jember Lung Hospital))
Jurnal Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa
Volume &
Halaman
Tahun Terbit 2016
Penulis Anis Sofi Hidayati, Erdi Istiaji, Christyana Sandra
Reviewer Laela Tiki Budianto
Tanggal Review 11 Januari 2021
Tujuan Penelitian Mendeskripsikan bagaimana perencanaan dan pelaksanaan promosi
kesehatan di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Paru Jember.
Subjek Penelitian Pelaksana Instalasi PKRS di Rumah Sakit Paru jember, Dokter yang
bertugas di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Paru jember, dan Perawat
yang bertugas di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Paru Jember, pasien
rawat jalan di Rumah Sakit Paru Jember.
Metode Penelitian penelitian kualitatif dengan metode studi kasus
Hasil Penelitian a. Diagnosis Masalah Administrasi dan Kebijakan Promosi
Kesehatan di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Paru Jember
: Tenaga khusus promosi kesehatan di Rumah Sakit Paru Jember
secara struktural terdiri dari satu koordinator instalasi PKRS, 1
pelaksana penyuluhan bidang PKRS, dan 1 pelaksana media
bidang PKRS. Sedangkan untuk tim penyuluh terdiri dari 1
koordinator pelaksana, 7 pelaksana penyuluh kesehatan yang
terdiri dari 1 Sarjana Sains Terapan dan 6 Sarjana Kesehatan
Masyarakat, 1 pelaksana penyuluh bidang kerohanian, dan 1
petugas penyuluh bidang media yang tercantum dalam Keputusan
Kepala Rumah Sakit paru Jember Nomor 188/4051/101.17/2015
tentang Penetapan Tim Penyuluh Kesehatan RS Paru Jember.
b. Pemberdayaan : PKRS di Rumah Sakit Paru Jember telah
mengkoordinasikan perencanaan yang terjadwal untuk penyuluhan
kelompok di lingkungan rawat jalan. Untuk lokasinya
menyesuaikan mencari lokasi yang sekiranya banyak pengunjung
dengan target minimal 20 orang. Selain itu, perencanaan
pemberdayaan di luar rumah sakit juga direncanakan seperti
pemeriksaan TB ke rumah pasien dimana perencanaannya dikelola
oleh petugas PKRS. Target dari kegiatan ini tiap bulannya 60
hingga 80 orang yang didapatkan dari hasil screening yang
bekerjasama dengan tim pengelola kasus TB.
c. Pengembangan Kemitraan : diketahui bahwa setiap mitra kerja
ke mempunyai perannya masing-masing terutama dalam
surveilans TB yang direncanakan oleh bagian PKRS di Rumah
Sakit Paru Jember. Pegawai harian lepas atau yang biasa disebut
PEKA (Pengelola Kasus TB) berperan sebagai petugas di
lapangan yang melakukan screening pada masyarakat untuk
mencari suspek TB.
d. Upaya Advokasi : diketahui bahwa dalam hal ini beberapa
advokasi, tim promkes berperan sebagai pelaksana teknis dalam
mendatangi sasaran secara langsung dan intensif tentunya atas ijin
Direktur Rumah Sakit Paru Jember. Ketika akan merencanakan
kegiatan dan membutuhkan mitra kerja seperti pemerintah
kabupaten maka advokasi dilakukan yaitu dari dari bawah keatas.
Advokasi ini dimulai dengan membuat kesepakatan dulu dengan
mitra kerja yang sesuai, Camat, Kepala Puskesmas, dan tokoh
masyarakat kemudian maju bersama ke P1 atau Bupati.
e. Pembinaan Suasana : Perencanaan pembinaan suasana di
lingkungan rawat jalan Rumah Sakit paru Jember yaitu di depan
poli non infeksius dan poli infeksius. Selain itu juga ada
pemasangan poster dan baliho di lingkungan Rumah Sakit dan
pemutaran video pada televisi di Rumah Sakit Paru Jember,
penyuluhan siaran radio suara paru dan siaran promosi kesehatan
melalui radio RRI. Media cetak seperti majalah direncanakan
terbit setiap 4 bulan sekali atau 3 kali dalam setahun. Sedangkan
pembuatan leaflet yaitu 8 jenis leaflet per tahun dimana per jenis
itu dicetak sebanyak 1000 lembar. Pembuatan media ini juga
menggunakan materi yang sebagian merupakan ide dan desain dari
tim promkes kemudian dimintakan persetujuan kepada PPOK.
f. Pengembangan SDM : Pelatihan yang didapatkan oleh tim
promosi kesehatan ini yaitu pelatihan menejemen terpadu
pengendalian TB resisten obat. Pelatihan ini terkait Rumah Sakit
Paru Jember ini lebih banyak fokus pada pengendalian TB. Namun
hingga saat ini baik koordinator PKRS maupun pelaksana PKRS
belum mendapatkan pelatihan terkait PKRS.
g. Pengembangan IPTEK : ologi) Penggunaan IPTEK di Rumah
Sakit Paru Jember untuk mempermudah tim promosi kesehatan
dalam melakukan surveilans kesehatan terutama terkait TB di
masyarakat yang menjadi sasaran promosi kesehatan rumah sakit.
data hasil dari laporan tenaga lepas atau PEKA kemudian direkap
tiap bulannya dan dimasukkan pada form di microsoft excel.
h. Pengembangan Media dan Sarana : Beberapa media juga
membutuhkan sarana untuk membantu menyampaikan pesan dari
media tersebut seperti sarana televisi untuk menayangkan video
promosi kesehatan serta laptop dan LCD untuk menayangkan
powerpoint maupun video promosi kesehatan ketika penyuluhan
kelompok.
i. Pengembangan Infrastruktur : diketahui bahwa infrastruktur
tersebut seperti tempat display media promosi kesehatan yang
dulunya menggunakan rotan sekarang sudah menggunakan acrilic.
Selain itu untuk kamera dokumentasi yang awalnya di tahun 2014
menggunakan kamera Sony Nex sekarang menggunakan Canon
70D dan action cam. Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi
diketahui bahwa Rumah Sakit Paru Jember belum memiliki
instrumen kajian kebutuhan informasi dari pasien, keluarga pasien,
pengunjung rumah sakit, dan masyarakat sekitar rumah sakit.
j. Pelaksanaan Pemberdayaan di Instalasi Rawat Jalan Rumah
Sakit Paru Jember : Pemberdayaan yang dilakukan tim promosi
kesehatan Rumah Sakit Paru Jember antara lain penyuluhan
individu atau biasanya disebut KIE (Komunikasi, Informasi, dan
Edukasi), penyuluhan kelompok, serta kunjungan ke rumah pasien
sekaligus pemeriksaan menggunakan mobil unit. Berdasarkan
hasil observasi pada hari Jumat tanggal 17 Juni 2016 diketahui
bahwa dokter di poli paru B memberikan penyuluhan secara
berkelompok pada 5 pasien. Penyuluhan kelompok dilakukan di
depan poli rawat jalan dengan target sasaran minimal 20 orang dan
target pelaksanaan 2 kali dalam sebulan. elaksanaan penyuluhan
kelompok ditujukan untuk keluarga pasien dimana pelaksana
penyuluh bertanggung jawab dalam persiapan dan pelaksanaan
penyuluhan hingga selesai, tim PKRS yang lain bertugas
menngkondisikan keluarga pasien, sedangkan petugas penyuluh
yang menyampaikan materi.
k. Pelaksanaan Bina Suasana / Dukungan Sosial di Instalasi
Rawat Jalan Rumah Sakit Paru Jember : Berdasarkan hasil
observasi diketahui bahwa perilaku sehat di lingkungan ini
didukung dengan disediakannya masker terhadap setiap pasien
yang datang untuk berobat di poli rawat jalan, dipasang poster-
poster dan disediakan selebaran (leaflet) , atau dipasang televisi
dan VCD/DVD player yang dirancang untuk secara terus menerus
menayangkan informasi tentang penyakit sesuai dengan poliklinik
yang bersangkutan, dengan mendapatkan informasi yang benar
mengenai penyakit yang diderita pasien yang diantarnya.
l. Hambatan Promosi Kesehatan di Instalasi Rawat Jalan
Rumah Sakit Paru Jember : adanya pembangunan gedung
Rumah Sakit yang menyebabkan diputusnya aliran listrik di area
instalasi rawat jalan. Keadaan ini menyebabkan tidak
diputarkannya video promosi kesehatan pada televisi yang sudah
disediakan. Terkadang petugas mengalami kesulitan karena harus
menyampaikan informasi secara berulang-ulang jika pasien tidak
paham. Selain itu ada juga pasien yang sudah memahami
informasi yang didapat namun tidak merubah perilaku karena
sudah menjadi kebiasaan berperilaku tidak sehat dan beresiko.
Kesimpulan Promosi kesehatan di instalasi rawat jalan Rumah Sakit paru didukung
oleh adanya kebijakan, sumber daya, dan sarana prasarana, dan
anggaran dana. Hambatan dari pelaksanaan promosi kesehatan ini
yaitu kurangnya manajemen waktu dan SDM, kurangnya dukungan
lingkungan eksternal, dan sulitnya mengubah perilaku pasien maupun
keluarga pasien.

Anda mungkin juga menyukai