Oleh:
Kelompok I
Kelas : VI A
Pimpinan
Supervisor
Administrasi
Kepala
Sales
Gudang
Tim Tim
Promosi Gudang
Comanditer Direktur
Administrasi
Marketing
Supervisor
Tenaga
Lapangan
Direktur
Pekerja
Tetap
f) Tata kelola atau manajemen usaha
Perusahaan CV. Lentera Karya tidak memiliki tata kelola dan
manajemen usaha yang dipatuhi oleh seluruh pekerjanya, sebab
perusahaan ini masih berada pada tahap perkembangan. Direktur dari
perusahaan ini adalah Bapak Putu Suksama Yasa dengan dibantu oleh 3
(tiga) orang pekerja tetapnya yang bekerja sebagai pekerja di lapangan.
Beliau merangkap sebagai bagian administrasi sehingga beliaulah yang
secara langsung melakukan pencatatan terkait bahan baku yang masuk
ke perusahaan dan bahan baku yang dikeluarkan untuk proyek. Selain
itu, beliau juga melakukan pencatatan keuangan secara pribadi terkait
pemasukan dan pengeluaran dari perusahaan tersebut. Beliau
melakukan pekerjaan administrasi tersebut di rumah pribadinya dengan
luasnya 125 m2. Perusahaan ini juga memiliki gudang bahan baku yang
letaknya cukup jauh dari rumah pribadi beliau dengan luas ruangan
sebesar 100 m2. Dalam menjalankan usaha ini, beliau dibantu oleh
banyak tenaga kontrak di dalam setiap proyeknya dengan kualifikasi
pendidikan minimal sudah menempuh pendidikan tingkat SMK jurusan
bangunan. Tenaga kontrak ini dibayar oleh perusahaan per bulannya
sesuai standar Upah Minimum Kabupaten (UMK) Buleleng yang
sedang berlaku. Jumlah tenaga kontrak yang dibutuhkan sangat
bervariasi tergantung besar proyek yang sedang dijalankan oleh
perusahaan ini.
Komoditas utama dari perusahaan ini yaitu konstruksi bangunan.
Biasanya, jumlah pemasok bahan baku dari perusahaan ini tidak pasti
jumlahnya sebab jumlah tersebut sangat bergantung pada besarnya
proyek yang sedang dijalankan. Secara umum, pemasok bahan baku
yang sering didapat oleh perusahaan ini berasal dari daerah Banyuning.
Setiap kali menjalankan proyek, perusahaan ini selalu menerapkan
teknik kontrol baik teknik kontrol kualitas bahan baku maupun teknik
kontrol produk akhirnya.
Secara umum, teknik kontrol kualitas bahan baku dari sebuah
proyek dapat dilihat dari kesepakatan awal dengan pihak klien.
Sementara, sepanjang proyek pembangunan tersebut dijalankan,
perusahaan ini selalu menempatkan pekerja tetapnya untuk mengawasi
kemajuan di lapangan dan mengawasi pekerjaan dari tenaga kontrak.
Setelah sebuah pembangunan selesai dikerjakan, perusahaan ini
kembali melakukan teknik kontrol atas hasil akhir atau atas bangunan
yang sudah dibangun. Mereka menerapkan sebuah sistem quality
control dan menempatkan salah satu konsultan pengawas untuk
mengawasi bangunan tersebut selama beberapa waktu ke depan setelah
bangunan tersebut selesai dibangun. Hingga saat ini, berdasarkan
pencatatan yang dilakukan oleh Bapak Putu Suksama Yasa, rata-rata
omzet per bulan yang diterima oleh perusahaan ini sebesar
Rp10.000.000,-. Proyek terbesar saat ini yang pernah diterima oleh
perusahaan ini hingga saat ini yaitu pembangunan trotoar di daerah
Lovina dan pembangunan jalan di daerah Ulun Danu, Danau Buyan.
Proyek pembangunan trotoar di Lovina merupakan proyek yang
langsung diberikan dari Pemerintah Kabupaten Buleleng.
Perusahaan ini belum secara aktif melakukan media promosi.
Usaha promosi yang sampai saat ini sudah dilakukan hanya kepada
Pemerintah Kabupaten Buleleng, sehingga banyak proyek yang
dilakukan oleh perusahaan ini atas perintah secara langsung dari
Pemerintah Kabupaten Buleleng. Namun, perusahaan ini juga
menerima proyek pembangunan rumah dari kalangan masyarakat
Buleleng. Rata-rata harga jual rumah yang dibangun berkisar dari
Rp100.000.000,- hingga Rp500.000.000,-.
g) Keterkaitan kemajuan usaha dengan bentuk usaha
Bentuk usaha CV. Lentera Karya yaitu persekutuan komanditer
(CV). Secara umum, tidak ada keterkaitan kemajuan usaha dengan
bentuk usaha ini yaitu persekutuan komanditer, karena memang sejak
awal didirikan perusahaan ini sudah berbentuk CV. Namun, apabila
dikaitkan dengan jenis usaha yang digeluti oleh perusahaan ini yaitu
konstruksi bangunan, maka sangat berkaitan dengan kemajuan usaha.
Dengan adanya kebutuhan pasar akan kebutuhan papan yang semakin
meningkat, maka dapat dipastikan permintaan yang datang dari pasar
untuk pembangunan properti juga akan semakin meningkat. Perusahaan
ini sedang merencanakan adanya perluasan cakupan proyek, sebab
sampai saat ini perusahaan ini hanya menerima proyek di dalam Kota
Singaraja.
Dokumentasi Usaha CV. Lentera Karya:
Direktur
Kepala
Gudang
Tenaga
Kontrak
Pimpinan
Direktur
Komisaris
Utama
Pemilik
Usaha
Pegawai
Tidak Tetap
f) Tata kelola atau manajemen usaha
Perusahaan Jangan Ulam Catering tidak memiliki tata kelola dan
manajemen usaha sebab perusahaan ini merupakan perusahaan
perseorangan. Ibu Luh Putu Wiwik Agustini, S. E. selaku pemilik usaha
ini mengerjakan komoditas utamanya sendiri. Komoditas utama yang
ditawarkan dari usaha ini yaitu pembuatan nasi kotak dan makanan
prasmanan. Beliau terkadang merekrut beberapa pegawai tidak tetap,
tergantung dari besarnya jumlah pemesanan dari pemesan. Apabila
terdapat pesanan nasi kotak dengan jumlah kurang dari 100 kotak, maka
beliau merekrut 1 (satu) orang pegawai tidak tetap untuk satu kali
pesanan. Apabila terdapat pesanan nasi kotak dengan jumlah di antara
100 – 400 kotak, maka beliau merekrut 3 (tiga) orang pengawai tidak
tetap untuk satu kali pesanan. Apabila nasi kotak tersebut dipesan lebih
dari 400 kotak dalam satu kegiatan, biasanya beliau merekrut lebih dari
3 (tiga) orang dan paling banyak merekrut 6 (enam) orang dalam satu
kali pesanan. Apabila terdapat pesanan prasmanan, beliau merekrut
pegawai tidak tetap tergantung jumlah menu yang diminta oleh
pemesan. Biasanya beliau merekrut 4 (empat) orang dalam satu kali
pesanan. Pegawai-pegawai tidak tetap ini tidak diperkerjakan sebagai
koki namun sebagai penata makanan dan dibayar Rp10.000,- per
jamnya. Bahan-bahan mentah sepenuhnya diolah oleh beliau sehingga
pegawai tidak tetap tersebut tidak mengetahui resep makanan dari nasi
kotak dan prasmanan yang disajikan.
Bahan-bahan mentah yang digunakan untuk membuat nasi kotak
dan prasmanan sepenuhnya dicari oleh Ibu Luh Putu Wiwik Agustini,
S. E. tanpa adanya kerjasama resmi. Beliau berinvestasi dalam usaha ini
berupa alat-alat masak yang biasa digunakan untuk membuat makanan
yang harganya senilai Rp15.000.000,-. Ruangan yang digunakan untuk
pengolahan makanan terdapat di rumah pribadi beliau yang seluas 1 are.
Nasi kotak yang dijual oleh beliau pada umumnya seharga Rp20.000,-
per kotak, namun bisa berubah sewaktu-waktu apabila bahan mentah di
pasar tiba-tiba harganya menjulang tinggi. Apabila bahan mentahnya
harganya menjulang, maka harga nasi kotak yang dijual pun harus
dinaikkan harganya. Sampai saat ini, beliau melakukan promosi
usahanya dengan memberikan sampel makanannya kepada pemerintah,
sehingga saat ini beliau banyak menerima pesanan makanan dari
pemerintah. Pesanan makanan tersebut sering diterima beliau dari Dinas
Keuangan (Dinkeu), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda), Dinas Sosial (Dinsos), Dinas Perikanan, Dinas Peternakan,
dan Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng.
Beliau mengatakan bahwa banyak sekali kendala yang dialami
beliau ketika menjalani usaha catering ini. Salah satu kendala yang
dialami beliau antara lain kendala ketenagakerjaan. Apabila beliau
memperkerjakan pegawai orang Bali, maka pegawai tersebut tidak bisa
dipanggil untuk bekerja pada hari raya keagamaan. Padahal menurut
cerita beliau, pada saat hari rayalah pesanan nasi kotak pada umumnya
lebih banyak diterima oleh beliau daripada pada hari-hari biasa. Selain
itu, apabila bahan mentah di pasar menjulang tinggi, maka beliau
dengan terpaksa harus menaikkan harga nasi kotaknya sehingga
mengakibatkan banyak konsumen yang tidak puas akan harga nasi
kotak tersebut.
g) Keterkaitan kemajuan usaha dengan bentuk usaha
Bentuk usaha Jangan Ulam Catering yaitu usaha perseorangan.
Sampai saat ini tidak ada keterkaitan kemajuan usaha yang berarti
dengan bentuk usaha Jangan Ulam Catering saat ini yaitu usaha
perseorangan.
Dokumentasi Usaha Jangan Ulam Catering: