Disusun Oleh:
Kelompok 4/P2
Dosen:
Rima Pratiwi Batubara, S.Hut, M.Si
Asisten Dosen:
Alvionita Ritawati, A.Md
Ansyari Musoman, S.Hut
Halaman
DAFTAR TABEL ii
DAFTAR GAMBAR iii
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1
II. TINJAUAN PUSTAKA 2
A. Identifikasi 2
B. Aspek Budaya 2
C. Elemen Budaya 2
D. Masyarakat Perkotaan 3
III. METODELOGI PRAKTIKUM 5
A. Waktu dan Tempat 5
B. Alat dan Bahan 5
C. Tahapan Kerja 5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 6
A. Hasil 6
B. Pembahasan 7
1. Aspek Budaya 7
a. Ide atau Gagasan (Rasya Nurul K / J3B218137) 8
b. Aktivitas Manusia (Rasya Nurul K / J3B218137) 9
c. Benda-benda Hasil Karya Manusia (Rasya Nurul K /
J3B218137) 10
2. Elemen Budaya 12
a. Bahasa (Raden Kemala Patraksa / J3B218134) 12
b. Religi (Raden Kemala Patraksa / J3B218134) 13
c. Pengetahuan (Raden Kemala Patraksa / J3B218134) 14
d. Perlengkapan Hidup dan Teknologi (Rizka Widiawati Putri /
J3B218136) 15
e. Kekerabatan dan Organisasi Sosial (Rizka Widiawati Putri /
J3B218136) 18
f. Mata Pencaharian (Afif Ma’mun Falah / J3B117029) 20
g. Kesenian (Afif Ma’mun Falah / J3B117029) 23
V. SIMPULAN 26
VI. DAFTAR PUSTAKA 27
i
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Alat dan Bahan 5
2. Aspek dan Elemen Budaya di Kota Kendari 6
ii
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Pernikahan Tradisi masyarakat Kendari 9
2. Pembuatan Kerajinan Perak Kendari 11
3. Hasil Kerajinan Perak Kendari 11
4. Hasil Kerajinan Kayu Gembol 12
5. Masjid Al-Alam sebagai ikon Kota Kendari Error! Bookmark not defined.
6. Surat Kabar Kendari Pos 16
7. Angkutan umum Kota Kendari 17
8. Organisasi solidaritas perempuan Kendari 18
iii
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam hidupnya, manusia tak pernah lepas dari kebudayaan dan adat
istiadat. Budaya juga berfungsi sebagai identitas dan ciri khas. Indonesia dikenal
dengan keragamannya. Penduduknya menunjukkan keragaman budaya sehingga
indonesia dijuluki sebagai negara multibudaya. Budaya adalah suatu cara hidup
yang terdapat pada sekelompok manusia, yang berkembang dan diwariskan secara
turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Sedangan kebudayaan adalah
hasil atau produk dari cipta, rasa dan karsa.
Budaya terbentuk dari berbagai unsur yang rumit, menurut lyde Kluckhohn
membagi unsur-unsur kebudayaan menjadi tujuh, yaitu bahasa yang meliputi
bahasa lisan dan tertulis yang berfungsi untuk interaksi dan pergaulan. Sistem
pengetahuan meliputi pengetahuan tentang berbagai macam hal. Sistem peralatan
dan perlengkapan hidup manusia termasuk teknologi. Sistem mata pencaharian
atau ekonomi meliputi cara-cara manusia untuk bertahan hidup. Sistem religi
meliputi afiliasi keagamaan atau aliran kepercayaan yang dianut. Aktivitas
mengikuti upacara religi atau tradisi lainnya juga merupakan unsur budaya ini.
Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial meliputi sistem kekerabatan,
keluarga, komunitas, sampai negara. Kebudayaan berada pada suatu pedesaan
atau perkotaan.
Perkotaan merupakan pusat peradaban manusia yang berkembang secara
dinamis dan tumbuh sebagai konsentrasi penduduk, prasarana dan sarana,
kegiatan sosial dan ekonomi, serta inovasi. Secara alami perkotaan tumbuh
dengan kecepatan yang jauh meninggalkan wilayah sekitarnya. Perkembangan
kawasan perkotaan juga dapat memberikan perubahan pada kebudayaan
masyarakat sekitar. Salah satu kota di provinsi Sulawesi Tenggara adalah Kota
Kendari. Kendari merupakan ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara. Kendari yang
merupakan sebuah kota maju masih melestarikan budayanya seiring dengan
perkembangan teknologi yang semakin canggih. Namun, terdapat juga budaya
yang sudah hilang, untuk itu pentingnya mengetahui suatu budaya dalam
masyarakat perkotaan dengan melalui mengetahui aspek dan juga elemen
masyarakat perkotaan di Kota Kendari.
B. Tujuan
A. Identifikasi
Identifikasi berasal dari Bahasa Inggris, yaitu identify sebagai kata kerja dan
identification sebagai kata benda. Identifikasi adalah proses pengenalan,
menempatkan obyek atau individu dalam suatu kelas sesuai dengan karakteristik
tertentu. (Menurut J.P. Chaplin, 2008). Menurut Poerwadarminto (1976: 369),
identifikasi adalah penentuan atau penetapan identitas seseorang atau benda.
Menurut ahli psikoanalisis identifikasi adalah suatu proses yang dilakukan
seseorang, secara tidak sadar, seluruhnya atau sebagian, atas dasar ikatan
emosional dengan tokoh tertentu, sehingga ia berperilaku atau membayangkan
dirinya seakan-akan ia adalah tokoh tersebut.
B. Aspek Budaya
Aspek kebudayaan sebagai sistem ide bersifat sangat abstrak, tidak bisa
diraba atau difoto dan terdapat dalam alam pikiran individu penganut kebudayaan
tersebut. Wujud kebudayaan sebagai sistem ide hanya bisa dirasakan dalam
kehidupan sehari-hari yang mewujud dalam bentuk norma, adat istiadat, agama
dan hukum atau undang - undang. Aspek kebudayaan sebagai sistem aktivitas
merupakan sebuah aktvitas atau kegiatan sosial yang berpola dari individu dalam
suatu masyarakat. Sistem ini terdiri atas aktivitas manusia yang saling berinteraksi
dan berhubungan secara kontinu dengan sesamanya. Aspek kebudayaan ini
bersifat konkret, bisa difoto, dan bisa dilihat.
Aspek kebudayaan sebagai sistem artefak adalah aspek kebudayaan yang
paling konkret, bisa dilihat, dan diraba secara langsung oleh panca indra. Aspek
kebudayaan ini adalah berupa kebudayaan fisik yang merupakan hasil - hasil
kebbudayaan manusia berupa tatanan sistem ide atau pemikiran ataupun aktivitas
manusia yang berpola.
C. Elemen Budaya
Elemen yang terdapat dalam sebuah kebudayaan sangat penting untuk
memahami beberapa elemen dalam kebudayaan manusia. Kluckhon dalam
bukunya yang berjudul Universal Categories of Culture membagi kebudayaan
yang ditemukan pada semua bangsa didunia dari sistem kebudayaan yang
sederhana seperti masyarakat pedesaan hingga sistem kebudayaan yang kompleks
seperti masyarakat perkotaan. Kluckhon membagi sistem kebudayaan menjadi
tujuh elemen kebudayaan universal atau disebut dengan kultural universal.
Menurut Koentjaraningrat,istilah universal menunjukkan bahwa unsur-unsur
kebudayaan bersifat universal dan dapat ditemukan didalam kebudayaan semua
bangsa yang tersebar diberbagai penjuru dunia. Ketujuh unsur kebudayaan
3
D. Masyarakat Perkotaan
Masyarakat kota adalah sekumpulan orang yang hidup dan bersosialisasi
didaerah yang mungkin bisa dikatakan lebih maju dan lebih modern dan mudah
untuk suatu hal yang dicita-citakan. Karena masyarakat kota memiliki gengsi yang
tinggi sehingga sulit menemukan rasa solideritas yang tinggi maka dari itu
masyarakat kota lebih cederung individualis. Menurut Talcott Persons mengenai
4
beberapa tipe masyarakat kota yang dibagi pada empat macam diantaranya: Netral
efektif, Orietasi diri, Universalisme dan, Heterogenitas. Netral Efektif adalah
masyarakat kota yang lebih mementingkat rasionalitas dan sifat rasional ini erat
hubungannya dengan konsep Gesell schaft atau Association. Mereka tidak mau
mencampur adukan hal-hal yang bersifat emosional atau yang menyangkut
perasaan pada umumnya dengan hal-hal yang bersifat rasional, itulah sebabnya
tipe masyarakat itu disebut netral dalam perasaannya. Orientasi diri adalah
masyarakat dengan kekuatannya sendiri dan harus dapat memepertahan kan
dirinya sendiri, pada umumnnya didalam kota tetangga bukanlah orang yang
mempunyai hubungan kekeluargaan dengan kita oleh karena itu setiap orang
dikota terbiasa hidup tanpa menggantungkan diri pada orang lain, mereka
cenderung untuk individualistik. Universalisme adalah berhubungan dengan
semua hal yang berlaku umum oleh karena itu pemikiran rasional merupakan
dasar yang sangat penting untuk universalisme. Heterogenitas adalah masyarajat
kota yang lebih memikirkan sifat heterogen artinya terdiri dari lebih banyak
komponen dalam susunan produksinya. Heterogenitasmasyarakat kota yang harus
mempertahan kan diri sendiri dikarenakan tetangga yang biasanya menjadi
kerabat dekat dengan kita dikota bukanlah sebagai salah satu yang bisa diandalkan
sebagai seseorang yang bisa membantu dikala susah, mereka cenderung bersfat
sendiri-sendiri untuk bertahan hidup (individualistik).
5
Ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum studi
literatur Identifikasi Aspek dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan di
Kota Kendari untuk mempermudah pengolahan data. Alat dan bahan yang
digunakan pada saat praktikum tersebut adalah sebagai berikut:
C. Tahapan Kerja
A. Hasil
Berdasarkan hasil identifikasi yang telah didapat dari studi literatur, terdapat
banyak aspek dan elemen budaya yang berada di Kota Kendari. Hasil aspek dan
elemen budaya tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2. Lanjutan
d) Perlengkapan Hidup ✓ Kota Kendari memiliki rumah
dan Teknologi adat yang sering disebut
“Laika”.
e) Kekerabatan dan ✓ Kota Kendari memiliki
Organisasi Sosial organisasi khusus wanita yaitu
Organisasi Solidaritas
Perempuan Kendari yang masih
aktif hingga sekarang. Terdapat
organisasi lain yang bergerak di
bidang keagamaan yaitu
Kesatuan Mahasiswa Hindu
Dharma Indonesia (KMHDI)
Kendari yang aktif dalam
kegiatan sosial serta Organisasi
Beach Friends Forever (BFF)
yang bergerak dalam bidang
pelestarian laut dan sekitarnya.
f) Mata Pencaharian ✓ Mata Pencaharian masyarakat
perkotaan Kendari didominasi
oleh Nelayan dan Petani, karena
Kota Kendari dijadikan sebagai
pusat pelabuhan dan memiliki
sumberdaya pertanian yang
tinggi.
g) Kesenian ✓ Terdapat beberapa kesenian tari
dari Kota Kendari, yaitu seperti
Tari Lulo, Tari Mondotambe,
dan Tari Moana. Kesenian
musiknya biasanya memakai
alat dari bambu dan gong.
B. Pembahasan
1. Aspek Budaya
Aspek budaya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu ide atau gagasan, aktivitas
manusia, dan benda-benda hasil karya manusia. Ketiga aspek kebudayaan tersebut
dapat dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu jenis material dan immaterial. Ketiga
aspek budaya tersebut akan dibahas sebagai berikut:
8
kain putih yang disebut “Lowani”. Jenazah akan disimpan semalam lalu
dimasukkan ke dalam tempat semacam peti mati yang disebut “soronga” yang
dibuat dari sebatang pohon. Setelah itu jenazah dalam soronga akan dibawa ke
gua batu atau disimpan dalam rumah-rumah yang telah dibuat khusus untuk
menyimpan jenazah tersebut, dan biasanya lokasinya adalah di tengah hutan.
Ide atau gagasan lainnya adalah tentang konsep pengembangan pariwisata
Kota Kendari. Kota Kendari umumnya menjadi tujuan destinasi para masyarakat
Sulawesi Tenggara untuk berbisnis, berekreasi, liburan, maupun kunjungan
kerabat atau keluarga. Walaupun kota ini tidak memiliki objek wisata dan daya
tarik unggulan yang dikenal secara spesifik, tetapi pemerintah setempat memiliki
gagasan untuk memfokuskan pengembangan pariwisata Kota Kendari di penataan
dan citra kota sebagai kota yang sejuk, asri, dan hijau yang menggunakan
berbagai macan vegetasi dan hiasan bunga sebagai pelengkapnya. Pemerintah
daerah juga merencanakan akan menggelar budaya lokal, mendorong
pertumbuhan industry MICE, promosi dan lainnya untuk meningkatkan angka di
sektor pariwisata Kota Kendari.
Pakaian yang harus dipakai saat acara perkawinan adalah “Kalosara”, yaitu
benda yang terbuat dari tiga utas rotan yang masing-masing sama besarnya dipilin
melingkar dalam satu simpul yang beralaskan kain putih dan anyaman. Bagi orang
Suku Tolaki, Kalosara dianggap sebagai sesuatu yang sangat penting dalam
kehidupan. Hal ini telah menjadi kesepakatan bersama sejak nenek moyang untuk
dipatuhi dan dihargai.
Adapun 4 adat pokok yang wajib dilakukan dalam perkawinan, yaitu yang
pertama adalah “Pu’uno Kasu” yang artinya isi pokok adat terdiri dari seekor
kerbau, sebuah gong, emas perhiasan wanita dan satu pis kain kaci. Pokok wajib
kedua adalah “Tawano Kasu” yang artinya daunnya 40 buah sarung adat. Ketiga
adalah “Ihino Popolo” artinya seperangkat alat sholat sebagai mas kawin, serta
biaya pesta dan keempat adalah “Sara Peana” yang artinya benda-benda adat
pakaian wanita sebagai bentuk penghargaan orang tua atas pengasuhnya.
tentara untuk memanfaatkan kayu yang ada sebagai hasil kerajinan. Sampai saat
ini kerajinan tersebut masih diproduksi oleh masyarakat Kendari.
oleh orang dewasa atau para tetua adat, melainkan seluruh kalangan usia
menggunakan dan mempelajari bahasa Tolaki. Hal tersebut bertujuan untuk
melestarikan kebudayaan khas Tolaki supaya tidak punah. Penggunaan bahasa
Tolaki disesuaikan dengan lawan bicara. Lawan bicara yang berusia lebih tua
akan menggunakan tingkatan bahasa yang lebih tinggi atau lebih halus, sedangkan
lawan bicara yang berusia lebih muda atau sederajat akan menggunakan tingkatan
bahasa yang lebih rendah. Dalam perkembangannya, bahasa Tolaki juga mendapat
pengaruh dari bahasa Indonesia sehingga terdapat beberapa kosakata yang
terdengar seperti bahasa Indonesia. Contohnya ketika menyebut kata “sandal”
akan menjadi “sandale” atau penyebutan kata “pisau” menjadi “piso”. Seiring
berjalannya waktu, bahasa Tolaki mulai banyak yang tercampur dalam bahasa
Indonesia dalam percakapan sehari-hari. Kosakata tersebut sering terucapkan
ketika sedang berbicara dalam bahasa Indonesia ataupun sebaliknya. Hal tersebut
diakibatkan oleh banyaknya pendatang dari luar Pulau Sulawesi yang tidak bisa
menggunakan bahasa Tolaki sehingga masyarakat mengimbanginya dengan
berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia.
daerah yang lain. Sehubungan dengan itu, maka pemerintah dewasa ini
mengupayakan berbagai jenis usaha pelayaran. Jenis jenis usaha pelayaran yang
sedang beroperasi dewasa ini terdiri dari Pelayaran Samudera, Nusantara, Lokal,
Rakyat dan Penyeberangan. Di samping jenis pelayaran di atas diupayakan pula
jenis pelayaran lain yang disebut Pelayaran Khusus.
slogan, yaitu: “ Satyam Eva Jayate ” artinya Hanya Kebenaran yang Selalu
Menang. Dengan mengucapkan slogan ini, maka lawan bicara atau anggota yang
lain akan membalas dengan mengucapka "Jaya...!". Slogan ini dikutip dari Kitab
Mundaka Upanisad III.1.6.
juga menegaskan bahwa tindakan teror yang terjadi selama ini tidak ada kaitanya
dengan salah satu agama di Indonesia.
Kekerabatan adalah hubungan kekeluargaan seseorang dengan orang lain
yang mempunyai hubungan darah atau keturunan yang sama dalam satu keluarga.
Sistem kekerabatan yang dianut oleh masyarakat suku tolaki yang mendiami Kota
Kendari adalah bilateral yakni hubungan kekerabatan melalui garis pria maupun
wanita. Sistem kekerabatan suku tolaki mengakui, kedudukan kerabat baik dari
pihak ayah maupun dari pihak ibu adalah sama. Dalam keluarga, seorang ayah
atau suami berkedudukan sebagai kepala keluarga, hal itu memungkinkan arena
pengaruh agama, bahwa suami adalah imam di dalam keluarganya. Walaupun
pada suku tolaki sistem kekerabatan yang berlaku adalah bilateral, tetapi dalam
kehidupan sehari-hari cenderung patrilineal, terutama hal-hal yang berkaitan
dengan adat perkawinan, adat upacara kematian, pendidikan, pembagian harta
warisan dan penyelesaian pertengkaran keluaraga yang banyak berperan adalah
kerabat dari garis ayah. Meskipun dalam beberapa kasus ditentukan kerabat dari
garis keturunan itu, terutama yang memiliki status sosial ekonomi lebik baik atau
secara khusus diminta oleh keluarga untuk membantu. Tingkah laku seseorang
pada suku tolaki menjadi tanggung jawab kerabatnya. Oleh karena itu, baik
buruknya seseorang akan berpengaruh terhadap kerabat, khususnya menyangkut
kerabat dari ayah. Oleh karena itu kewajiban kerabat terhadap individu sangat
besar. Salah satu upaya yang dilakukan untuk membuat masyarakat tetap rukun
ialah membuat media seperti yang dilakukan oleh suku tolaki yang disebut
medulu. Media seperti ini penting dalam menciptkan kehidupan harmonis internal
dan antar suku di Kendari. Pembahasan seperti ini diperlukan karena dalam
beberapa tahun terakhir ini, sangat sering terjadi keributan yang bernuansa SARA
(Suku,Agama dan Antar Ras) di Kendari. Kenyataannya suku-suku yang ada di
Sulawesi Tenggara memiliki konsep untuk hidup bersama dalam suasana yang
rukun dan damai.
ini dikelola oleh pemerintah daerah dan merupakan salah satu sumber PAD Kota
Kendari, sedangkan beberapa obyek wisata lainnya belum memberikan kontribusi
sebagai sumber PAD.
Sektor Perikanan dan Kelautan Potensi Perikanan di Kota Kendari hingga
saat ini masih merupakan potensi yang besar. Terdapat empat jenis pengelolaan
yaitu budidaya air tawar, tambak, kolam, dan penangkapan ikan laut (perairan).
Keempat jenis pengelolaan tersebut sebagian telah dilakukan secara modern
dengan tingkat kualitas yang baik dan bernilai ekspor. Kota Kendari memiliki
potensi sector kelautan dengan luasan wilayah sekitar 177,64 km² dengan
bentangan garis pantai kurang lebih 85.8 km, serta terdapat Pulau Bungkutoko
yang berhadapan langsung dan relatif dekat dengan Laut Banda sehingga memberi
cukup peluang dan harapan yang sangat strategis untuk pengembangan sektor
kelautan dan perikanan. Kota Kendari selain mempunyai potensi perikanan
tangkap, juga memiliki potensi perikanan budidaya, diantaranya usaha budidaya
tambak seluas 239 ha dan yang terolah sekitar 164 ha (tersebar di sepanjang
pesisir Kecamatan Kendari 2 ha, Mandonga 2 ha, Poasia 96 ha, Abeli 16 ha dan
Kambu 45 ha). Usaha budidaya kolam air tawar sekitar 500 ha (tersebar di
Kecamatan Puwatu 205 ha, Baruga 145 ha, Poasia dan Abeli 72,5 ha), namun
yang terolah baru sekitar 59,45 ha atau sekitar 11,89%. Disamping itu potensi
usaha budidaya laut diperkirakan sekitar 370 ha terdapat disepanjang pantai
Kelurahan Tondonggeu, Sambuli, Nambo, pantai bagian selatan Bungkutoko,
sekitar perairan Mata dan Purirano.
2.741 ekor yang terdiri dari 2724 ekor ternak sapi dan 17 ekor ternak kerbau.
Adapun populasi ternak kecil di Kota Kendari sebanyak 3461 ekor yang terdiri
dari 3363 ekor ternak kambing dan 98 ekor ternak babi.
Sektor Industri Rencana pengembangan kawasan industri di Kota Kendari
diarahkan untuk pengembangan industri pada kawasan potensial. Pembangunan
industri ditujukan untuk memperluas kesempatan kerja, meratakan kesempatan
usaha, meningkatkan ekspor dalam menunjang pembangunan daerah dengan
memanfaatkan sumber alam dan energi serta sumber daya manusia. Dari hasil
Survei Industri Besar dan Sedang tahun 2016 menunjukkan bahwa terdapat 23
buah perusahaan dan telah menyerap tenaga kerja sebanyak 1.533 orang.
Saat ini industri yang memiliki potensi terdiri dari industri perikanan yang
berada dalam naungan Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS), Industri Kerajinan
Kayu dan Rotan yang produksinya telah dipasarkan baik untuk lokal maupun
ekspor. Saat ini yang memiliki nilai ekspor baru kerajinan gembol, sedangkan
untuk mebel kayu dan rotan baru memenuhi permintaan lokal dan antar pulau.
Tari lulo merupakan tari pergaulan khas Sulawesi Tenggara yang juga
populer di Kota Kendari. Tarian ini biasanya dilakukan oleh kawula muda sebagai
ajang perkenalan. Kini Tari Lulo juga kerap disuguhkan saat ada tamu
kehormatan sebagai tanda persahabatan antara warga Kota Kendari dengan
pendatang. Gerakan Tari Lulo tidaklah serumit tarian tradisional lain. Para
penarinya saling berpegang tangan satu sama lain membentuk lingkaran yang
saling menyambung. Dalam sebuah acara besar yang dihadiri pengunjung dari
luar Kota Kendari,para penari lulo selalu menganjak tamu dengan ramah untuk
ikut menari. Setiap tamu yang tidak bisa menari akan diajarkan cara melangkah
atau menari ala Tari Lulo oleh penari yang mengajaknya hinga terbiasa. Tari Lulo
ini pun kerap ditampilkan pada Festek. Bahkan pada perayaan tersebut,tari ini
pernah ditampilkan secara kolosal dengan mengikutsertakan warga kota dan
wisatawan yang datang.
Tari Mekindohosi dalam daerah suku tolaki yaitu sekelompok tani yang
bekerja bersama-sama secara gotong royong dari satu lahan ke lahan lain hingga
tuntas,siap ditanami seluruh lahan dalam satu kelompok tani
Tari Moana. Moana,dalam bahasa Tolaki artinya menganyam. Menganyam adalah
salah satu kerajinan tangan yang sejak jaman dahulu,dan sampai sekarang masih
tetap dilestarikan dan tetap dipertahankan keasliannya. Bahan baku anyaman ini
terbuat dari pohon agel yang tumbuh liar di rawa-rawa,batangnya berduri daunnya
berbentuk kipas. Agar lebih terkesan bagi pecinta seni khususnya seni tari
menggarap salah satu tari yang menggambarkan gerakan menganyam,yanf
digerakkan oleh 8 orang penari putri dengan lemah gemulai menggerakan tari
menganyam mulai dari pengolahan bahan bakunya sampai jadi anyaman dan
sebagai alat properti dalam tari ini.
Musik bamboo. Orang Tolaki membuat alat musik dengan memanfaatkan
bahan-bahan dari alam,seperti bambu. Alat musik bambu merupakan alat musik
dengan tiga kelompok suara,yaitu melody,rhytm,dan bass. Melody biasanya
dimainkan dengan seruling,bass dengan alat tiup bambu yang berukuran agak
besar (sama dengan fungsi trombone dalam musik orchestra),dan rythm
25
dimainkan dengan alat tiup yang berukuran agak kecil. Perkusinya adalah berupa
gendang dari kulit kambing atau rusa. Bambu yang di tiup,disebut ndua-ndua.
pada jaman dahulu kala ndua-ndua ini di gunakan untuk alat komunikasi untuk
memanggil seseorang yang berada di kejauhan atau berada di seberang sungai
atau seberang gunung. Sedangkan seruling yang di tiup yang suku Tolaki
namakan wuwuhi,pada jaman dahulu kala wuwuhi digunakan pada saat melepas
lelah manakala sedang menunggu atau menjaga padi di ladang atau di sawah dan
juga pada saat mengembala kerbau kinuku. Kemudian pada saat dipadukan antara
ndua-ndua dan wuwuhi dilengkapi dengan dimba-dimba atau gendang kemudian
dibentuk sedemikian rupa sehingga terbentuk nada-nada yang beraturan kemudian
di aransemen sehingga mendapat keharmonisan.
Lagu daerah Sulawesi Tenggara jumlahnya sangat banyak. Ada yang
digunakan untuk mengiringi upacara adat atau mengiringi jenis kesenian. Salah
satu lagu daerah tersebut adalah peia tawa-tawa. Masyarakat Kendari juga
terkenal sebagai pengrajin perak yang handal. Mereka memiliki teknik tersendiri
dalam membuat kerajinan dari perak. Selain itu,masyarakat Kendari juga
membuat kerajinan dari kayu,yang dikenal dengan nama kerajinan Gembol.
Kerajinan ini menggunakan bahan dasar dari berbagai jenis kayu,seperti katu jati
dan kayu cendana.
26
V. SIMPULAN