Anda di halaman 1dari 31

Laporan Praktikum 1 Kamis, 29 Agustus 2019

Mata Kuliah: Wisata Budaya dan Spiritual

IDENTIFIKASI ASPEK DAN ELEMEN BUDAYA PADA


MASYARAKAT PERKOTAAN
(Studi Literatur: Kota Kendari)

Disusun Oleh:
Kelompok 4/P2

Afif Ma’mun Falah (J3B117029)


Raden Kemala Patraksa (J3B218134)
Rizka Widiawati Putri (J3B218136)
Rasya Nurul Khamila (J3B218137)

Dosen:
Rima Pratiwi Batubara, S.Hut, M.Si
Asisten Dosen:
Alvionita Ritawati, A.Md
Ansyari Musoman, S.Hut

PROGRAM STUDI EKOWISATA


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ii
DAFTAR GAMBAR iii
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1
II. TINJAUAN PUSTAKA 2
A. Identifikasi 2
B. Aspek Budaya 2
C. Elemen Budaya 2
D. Masyarakat Perkotaan 3
III. METODELOGI PRAKTIKUM 5
A. Waktu dan Tempat 5
B. Alat dan Bahan 5
C. Tahapan Kerja 5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 6
A. Hasil 6
B. Pembahasan 7
1. Aspek Budaya 7
a. Ide atau Gagasan (Rasya Nurul K / J3B218137) 8
b. Aktivitas Manusia (Rasya Nurul K / J3B218137) 9
c. Benda-benda Hasil Karya Manusia (Rasya Nurul K /
J3B218137) 10
2. Elemen Budaya 12
a. Bahasa (Raden Kemala Patraksa / J3B218134) 12
b. Religi (Raden Kemala Patraksa / J3B218134) 13
c. Pengetahuan (Raden Kemala Patraksa / J3B218134) 14
d. Perlengkapan Hidup dan Teknologi (Rizka Widiawati Putri /
J3B218136) 15
e. Kekerabatan dan Organisasi Sosial (Rizka Widiawati Putri /
J3B218136) 18
f. Mata Pencaharian (Afif Ma’mun Falah / J3B117029) 20
g. Kesenian (Afif Ma’mun Falah / J3B117029) 23
V. SIMPULAN 26
VI. DAFTAR PUSTAKA 27

i
DAFTAR TABEL

No. Halaman
1. Alat dan Bahan 5
2. Aspek dan Elemen Budaya di Kota Kendari 6

ii
DAFTAR GAMBAR

No. Halaman
1. Pernikahan Tradisi masyarakat Kendari 9
2. Pembuatan Kerajinan Perak Kendari 11
3. Hasil Kerajinan Perak Kendari 11
4. Hasil Kerajinan Kayu Gembol 12
5. Masjid Al-Alam sebagai ikon Kota Kendari Error! Bookmark not defined.
6. Surat Kabar Kendari Pos 16
7. Angkutan umum Kota Kendari 17
8. Organisasi solidaritas perempuan Kendari 18

iii
1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam hidupnya, manusia tak pernah lepas dari kebudayaan dan adat
istiadat. Budaya juga berfungsi sebagai identitas dan ciri khas. Indonesia dikenal
dengan keragamannya. Penduduknya menunjukkan keragaman budaya sehingga
indonesia dijuluki sebagai negara multibudaya. Budaya adalah suatu cara hidup
yang terdapat pada sekelompok manusia, yang berkembang dan diwariskan secara
turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Sedangan kebudayaan adalah
hasil atau produk dari cipta, rasa dan karsa.
Budaya terbentuk dari berbagai unsur yang rumit, menurut lyde Kluckhohn
membagi unsur-unsur kebudayaan menjadi tujuh, yaitu bahasa yang meliputi
bahasa lisan dan tertulis yang berfungsi untuk interaksi dan pergaulan. Sistem
pengetahuan meliputi pengetahuan tentang berbagai macam hal. Sistem peralatan
dan perlengkapan hidup manusia termasuk teknologi. Sistem mata pencaharian
atau ekonomi meliputi cara-cara manusia untuk bertahan hidup. Sistem religi
meliputi afiliasi keagamaan atau aliran kepercayaan yang dianut. Aktivitas
mengikuti upacara religi atau tradisi lainnya juga merupakan unsur budaya ini.
Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial meliputi sistem kekerabatan,
keluarga, komunitas, sampai negara. Kebudayaan berada pada suatu pedesaan
atau perkotaan.
Perkotaan merupakan pusat peradaban manusia yang berkembang secara
dinamis dan tumbuh sebagai konsentrasi penduduk, prasarana dan sarana,
kegiatan sosial dan ekonomi, serta inovasi. Secara alami perkotaan tumbuh
dengan kecepatan yang jauh meninggalkan wilayah sekitarnya. Perkembangan
kawasan perkotaan juga dapat memberikan perubahan pada kebudayaan
masyarakat sekitar. Salah satu kota di provinsi Sulawesi Tenggara adalah Kota
Kendari. Kendari merupakan ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara. Kendari yang
merupakan sebuah kota maju masih melestarikan budayanya seiring dengan
perkembangan teknologi yang semakin canggih. Namun, terdapat juga budaya
yang sudah hilang, untuk itu pentingnya mengetahui suatu budaya dalam
masyarakat perkotaan dengan melalui mengetahui aspek dan juga elemen
masyarakat perkotaan di Kota Kendari.

B. Tujuan

Identifikasi Aspek dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan di Kota


Kendari memiliki suatu tujuan. Tujuan kegiatan praktikum studi literatur tersebut
adalah untuk mengenali, mengetahui dan memahami serta mampu
mengidentifikasi aspek dan elemen budaya pada masyarakat perkotaan di Kota
Kendari, Sulawesi Tenggara.
2

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Identifikasi
Identifikasi berasal dari Bahasa Inggris, yaitu identify sebagai kata kerja dan
identification sebagai kata benda. Identifikasi adalah proses pengenalan,
menempatkan obyek atau individu dalam suatu kelas sesuai dengan karakteristik
tertentu. (Menurut J.P. Chaplin, 2008). Menurut Poerwadarminto (1976: 369),
identifikasi adalah penentuan atau penetapan identitas seseorang atau benda.
Menurut ahli psikoanalisis identifikasi adalah suatu proses yang dilakukan
seseorang, secara tidak sadar, seluruhnya atau sebagian, atas dasar ikatan
emosional dengan tokoh tertentu, sehingga ia berperilaku atau membayangkan
dirinya seakan-akan ia adalah tokoh tersebut.

B. Aspek Budaya
Aspek kebudayaan sebagai sistem ide bersifat sangat abstrak, tidak bisa
diraba atau difoto dan terdapat dalam alam pikiran individu penganut kebudayaan
tersebut. Wujud kebudayaan sebagai sistem ide hanya bisa dirasakan dalam
kehidupan sehari-hari yang mewujud dalam bentuk norma, adat istiadat, agama
dan hukum atau undang - undang. Aspek kebudayaan sebagai sistem aktivitas
merupakan sebuah aktvitas atau kegiatan sosial yang berpola dari individu dalam
suatu masyarakat. Sistem ini terdiri atas aktivitas manusia yang saling berinteraksi
dan berhubungan secara kontinu dengan sesamanya. Aspek kebudayaan ini
bersifat konkret, bisa difoto, dan bisa dilihat.
Aspek kebudayaan sebagai sistem artefak adalah aspek kebudayaan yang
paling konkret, bisa dilihat, dan diraba secara langsung oleh panca indra. Aspek
kebudayaan ini adalah berupa kebudayaan fisik yang merupakan hasil - hasil
kebbudayaan manusia berupa tatanan sistem ide atau pemikiran ataupun aktivitas
manusia yang berpola.
C. Elemen Budaya
Elemen yang terdapat dalam sebuah kebudayaan sangat penting untuk
memahami beberapa elemen dalam kebudayaan manusia. Kluckhon dalam
bukunya yang berjudul Universal Categories of Culture membagi kebudayaan
yang ditemukan pada semua bangsa didunia dari sistem kebudayaan yang
sederhana seperti masyarakat pedesaan hingga sistem kebudayaan yang kompleks
seperti masyarakat perkotaan. Kluckhon membagi sistem kebudayaan menjadi
tujuh elemen kebudayaan universal atau disebut dengan kultural universal.
Menurut Koentjaraningrat,istilah universal menunjukkan bahwa unsur-unsur
kebudayaan bersifat universal dan dapat ditemukan didalam kebudayaan semua
bangsa yang tersebar diberbagai penjuru dunia. Ketujuh unsur kebudayaan
3

tersebut adalah bahasa, sistem pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem


peralatan hidup dan teknologi, sistem ekonomi dan mata pencaharian hidup,sistem
religi,serta kesenian. Dalam memahami sebuah kebudayaan maka setiap unsur
kebudayaan tersebut harus dibagi menjadi tiga kategori wujud kebudayaan,yaitu
sistem ide,aktivitas,dan benda. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk
memenuhi kebutuhan sosialnya untuk berinteraksi atau berhubungan dengan
sesamanya. Dalam ilmu antropologi, studi mengenai bahasa disebut dengan istilah
antropologi linguistik. Menurut Keesing, kemampuan manusia dalam membangun
tradisi budaya, menciptakan pemahaman tentang fenomena sosial yang diungkap
kan secara simbolik, dan mewariskannya kepada generasi penerusnya sangat
bergantung pada bahasa. Dengan demikian, bahasa menduduki porsi yang penting
dalam analisa kebudayaan manusia.
Koentjaraningrat menyatakan bahwa unsur bahasa atau sistem
perlambangan manusia secara lisan maupun tertulus untuk berkomunikasi adalah
deskripsi tentang ciri-ciri terpenting dari bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa
yang bersangkutan beserta variasi-variasi dari bahasa itu. Ciri-ciri menonjol dari
bahasa suku bangsa tersebut dapat diuraikan dengan cara membandingkannya
dalam klasifikasi bahasa, bahasa sedunia pada rumpun, sub rumpun, keluarga dan
sub keluarga. Menurut Koentjaraningrat menentukan batas daerah penyebaran
suatu bahasa tidak mudah karena daerah perbatasan tempat tinggal individu
merupakan tempat yang sangat intensif dalam berinteraksi sehingga proses saling
memngaruhi perkembangan bahasa sering terjadi.
Sistem pengetahuan dalam kultural universal berakitan dengan sistem
peralatan hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan
berwujud di dalam ide manusia. Sistem pengetahuan sangat luas batasannya
karena mencakup pengetahuan manusia tentang berbagai unsur yang digunakan
dalam kehidupannya. Namun, yang menjadi kajian dalam atropologi adalah
bagaimana pengetahuan manusia digunakan untuk mempertahankan hidupnya.
Koentjaraningrat menyatakan bahwa sistem pengetahuan pada awalnya
belum menjadi pokok perhatian dalam penelitian para antropolog karena mereka
berasumsi bahwa masyarakat atau kebudayaan diluar bangsa Eropa tidak mungkin
memiliki sitem pengetahuan yang lebih maju. Namun, asumsi tersebut itu mulai
bergeser secara lambat laun karena kesadaran bahwa tidak ada suatu masyarakat
pun yang bisa hidup apabila tidak memiliki penegatahuan tentang alam
sekelilingnya dan sidat - sifat dari peralatan hidup yang digunakannya.

D. Masyarakat Perkotaan
Masyarakat kota adalah sekumpulan orang yang hidup dan bersosialisasi
didaerah yang mungkin bisa dikatakan lebih maju dan lebih modern dan mudah
untuk suatu hal yang dicita-citakan. Karena masyarakat kota memiliki gengsi yang
tinggi sehingga sulit menemukan rasa solideritas yang tinggi maka dari itu
masyarakat kota lebih cederung individualis. Menurut Talcott Persons mengenai
4

beberapa tipe masyarakat kota yang dibagi pada empat macam diantaranya: Netral
efektif, Orietasi diri, Universalisme dan, Heterogenitas. Netral Efektif adalah
masyarakat kota yang lebih mementingkat rasionalitas dan sifat rasional ini erat
hubungannya dengan konsep Gesell schaft atau Association. Mereka tidak mau
mencampur adukan hal-hal yang bersifat emosional atau yang menyangkut
perasaan pada umumnya dengan hal-hal yang bersifat rasional, itulah sebabnya
tipe masyarakat itu disebut netral dalam perasaannya. Orientasi diri adalah
masyarakat dengan kekuatannya sendiri dan harus dapat memepertahan kan
dirinya sendiri, pada umumnnya didalam kota tetangga bukanlah orang yang
mempunyai hubungan kekeluargaan dengan kita oleh karena itu setiap orang
dikota terbiasa hidup tanpa menggantungkan diri pada orang lain, mereka
cenderung untuk individualistik. Universalisme adalah berhubungan dengan
semua hal yang berlaku umum oleh karena itu pemikiran rasional merupakan
dasar yang sangat penting untuk universalisme. Heterogenitas adalah masyarajat
kota yang lebih memikirkan sifat heterogen artinya terdiri dari lebih banyak
komponen dalam susunan produksinya. Heterogenitasmasyarakat kota yang harus
mempertahan kan diri sendiri dikarenakan tetangga yang biasanya menjadi
kerabat dekat dengan kita dikota bukanlah sebagai salah satu yang bisa diandalkan
sebagai seseorang yang bisa membantu dikala susah, mereka cenderung bersfat
sendiri-sendiri untuk bertahan hidup (individualistik).
5

III. METODELOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Identifikasi Aspek dan Elemen Budaya Pada Masyarakat


Perkotaan ini diberikan pada hari Kamis, 22 Agustus 2019 pada pukul 09.00 –
11.00 WIB. Lokasi praktikum studi literatur mengenai Identifikasi Aspek dan
Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan ini yaitu di Kota Kendari, Sulawesi
Tenggara, Indonesia.

B. Alat dan Bahan

Ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum studi
literatur Identifikasi Aspek dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan di
Kota Kendari untuk mempermudah pengolahan data. Alat dan bahan yang
digunakan pada saat praktikum tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Alat dan Bahan


No. Alat dan Bahan Fungsi
1. Alat tulis Digunakan untuk menulis catatan
2. Internet Digunakan untuk mencari data
3. Jurnal atau Artikel Digunakan untuk mengambil data
4. Laptop Digunakan untuk membuat laporan dan power point.

C. Tahapan Kerja

Tahapan pengerjaan untuk praktikum studi literatur tentang Identifikasi


Aspek dan Elemen Budaya Pada Masyarakat Perkotaan di Kota Kendari adalah
sebagai berikut:
1. Menentukan lokasi yang akan menjadi tempat studi literatur
2. Melakukan studi literatur terkait dengan lokasi yang sudah ditentukan
3. Mengidentifikasi aspek dan elemen budaya yang terjadi pada studi literatur
4. Menginventarisasi setiap aspek dan elemen budaya pada masyarakat
perkotaan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara
5. Merekap data yang telah diperoleh
6. Membuat laporan praktikum sesuai format yang sudah ditentukan
7. Membuat power point sesuai data yang didapat.
6

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Berdasarkan hasil identifikasi yang telah didapat dari studi literatur, terdapat
banyak aspek dan elemen budaya yang berada di Kota Kendari. Hasil aspek dan
elemen budaya tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2. Aspek dan Elemen Budaya di Kota Kendari


Aspek dan Elemen Jenis Kebudayaan
No. Deskripsi
Budaya Material Immaterial
1. Aspek Budaya
a) Ide / Gagasan ✓ Ide atau gagasan yang berkaitan
dengan budaya di Kendari dapat
berupa norma, adat istiadat,
aturan, dan slogan. Norma yang
berlaku pada masyarakat
Kendari adalah norma sopan
santun. Adat istiadat masyarakat
Kendari adalah seperti upacara
potong tani, lahiran, dan upacara
kematian.
b) Aktivitas Manusia ✓ Tradisi acara perkawinan
masyarakat Kendari yang dapat
dibagi menjadi empat kategori.
c) Benda-benda Hasil ✓ Masyarakat Kendari terkenal
Karya Manusia sebagai pengrajin perak yang
handal. Kerajinan dari perak ini
memiliki ciri khas tersendiri
dalam proses pembuatannya.
Kerajinan dari kayu yang
dikenal dengan nama Kerajinan
Gembol.
2. Elemen Budaya
a) Bahasa ✓ Bahasa yang digunakan oleh
masyarakat perkotaan Kendari
adalah Bahasa Tolaki. Bahasa
ini sering digunakan menjadi
bahasa sehari-hari karena
mayoritas suku masyarakat Kota
Kendari adalah Suku Tolaki.
b) Religi ✓ Masyarakat perkotaan Kendari
didominasi oleh agama Islam.
Selain agama Islam, Kristen
Katolik, Protestan, Hindu dan
Budha juga menjadi agama yang
dipeluk oleh masyarakat
Kendari.
c) Pengetahuan ✓ Sistem pengetahuan masyarakat
perkotaan Kendari diperoleh
dari sekolah, universitas, dan
lembaga pendidikan formal dan
informal lainnya.
7

Tabel 2. Lanjutan
d) Perlengkapan Hidup ✓ Kota Kendari memiliki rumah
dan Teknologi adat yang sering disebut
“Laika”.
e) Kekerabatan dan ✓ Kota Kendari memiliki
Organisasi Sosial organisasi khusus wanita yaitu
Organisasi Solidaritas
Perempuan Kendari yang masih
aktif hingga sekarang. Terdapat
organisasi lain yang bergerak di
bidang keagamaan yaitu
Kesatuan Mahasiswa Hindu
Dharma Indonesia (KMHDI)
Kendari yang aktif dalam
kegiatan sosial serta Organisasi
Beach Friends Forever (BFF)
yang bergerak dalam bidang
pelestarian laut dan sekitarnya.
f) Mata Pencaharian ✓ Mata Pencaharian masyarakat
perkotaan Kendari didominasi
oleh Nelayan dan Petani, karena
Kota Kendari dijadikan sebagai
pusat pelabuhan dan memiliki
sumberdaya pertanian yang
tinggi.
g) Kesenian ✓ Terdapat beberapa kesenian tari
dari Kota Kendari, yaitu seperti
Tari Lulo, Tari Mondotambe,
dan Tari Moana. Kesenian
musiknya biasanya memakai
alat dari bambu dan gong.

B. Pembahasan

Kota Kendari merupakan ibukota dari Provinsi Sulawesi Tenggara. Pada


awalnya, Kota Kendari hanyalah sebuah kabupaten saja, namun karena kota ini
menjadi kota perdagangan maka ibukota yang tadinya adalah Kota Bau-Bau
akhirnya dipindahkan ke Kota Kendari. Kota ini kemudian semakin berkembang
menjadi pusat kota perdagangan dan kota pelabuhan di Sulawesi Tenggara. Aspek
dan elemen budaya pada masyarakat perkotaan di Kendari pun akan dibahas di
bawah ini:

1. Aspek Budaya
Aspek budaya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu ide atau gagasan, aktivitas
manusia, dan benda-benda hasil karya manusia. Ketiga aspek kebudayaan tersebut
dapat dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu jenis material dan immaterial. Ketiga
aspek budaya tersebut akan dibahas sebagai berikut:
8

a. Ide atau Gagasan (Rasya Nurul K / J3B218137)


Ide atau gagasan pada aspek budaya tidak dapat disentuh karena berupa
pikiran dan masih bersifat abstrak. Ide atau gagasan ini dapat dirasakan dalam
kehidupan sehari-hari dalam bentuk norma, aturan, adat istiadat, slogan, maupun
dalam perundang-undangan. Ide atau gagasan di Kota Kendari dapat dilihat dari
norma atau sikap dan perilaku masyarakat yang sudah melekat dalam individu
masing-masing. Masyarakat Kendari harus menaati norma-norma yang berlaku
pada lingkungan sekitar agar merasa nyaman dan tidak terjadi perselisihan antar
individu maupun antar warga. Masyarakat Kendari juga menjunjung tinggi
Budaya Merou, yaitu tentang paham sopan santun dan tata pergaulan. Budaya ini
merupakan budaya untuk selalu bersikap dan berperilaku dengan sopan santun
dan saling menghormati. Hal ini sesuai dengan filosofi kehidupan masyarakat
Suku Tolaki, yaitu “Inae Merou, Nggoieto Ano Dadio Toono Merou Ihanuno”
yang artinya barang siapa yang bersikap sopan kepada orang lain, maka akan
banyak sopan kepadanya. Ada juga filosofi lainnya yang selalu dipegang teguh
oleh masyarakat Kendari, yaitu “Inae Ko Sara Nggoie Pinesara, Mano Inae Lia
Sara Nggoie Pinekasara” yang artinya barang siapa yang patuh pada hukum adat,
maka ia pasti dilindungi dan dibela oleh hukum, namun barang siapa yang tidak
patuh, maka akan dikenakan sanksi atau hukuman.
Ide atau gagasan lainnya adalah dalam bentuk adat dan istiadat. Adat dan
istiadat adalah kebiasaan yang secara turun-temurun dilakukan dari jaman nenek
moyang. Adat dan istiadat yang sering dilakukan oleh masyarakat Kendari adalah
upacara “Monahu Khau”, yakni upacara setelah potong padi. Upacara ini
dilaksanakan di lapangan terbuka, selama tiga malam berturut-turut dan dipimpin
seorang dukun yang disebut Mbusehe. Sebagai alat penerangannya adalah sinar
bulan tersebut dan tidak boleh menggunakan lampu. Kemudian para peserta yang
biasanya terdiri dari rakyat petani pada umumnya, menari bergandengan tangan
mengelilingi nilavaka, yakni bangunan darurat tempat menaruh gendang dan alat
musik lainnya. Malam ketiga atau penutupan, pagi-pagi hari diadakan upacara
korban atau musehe yang dilakukan oleh dukun.
Adat dan istiadat lainnya yang dilakukan oleh masyarakat Kendari adalah
upacara yang berhubungan dengan lingkaran kehidupan. Upacara tersebut antara
lain adalah Meosambaki, yaitu selamatan bagi anak pertama yang berusia 7 hari.
Upacara lainnya adalah Mekui, yakni pemotongan rambut pada waktu bayi
berumur 7 tahun, biasanya satu sampai empat malam anak ini dikurung, dan pada
upacara ini anak tersebut disunat atau Manggilo. Kemudian upacara Mee Eni bila
anak berusia 15 tahun hingga masa peralihan dari kanak-kanak hingga dewasa.
Dalam pengurusan jenazah, Suku Tolaki di Kota Kendari memiliki tradisi
turun-temurun yang harus dilakukan. Bila seorang raja atau bangsawan
meninggal, sebuah gong akan dipukul secara terus menerus sebagai pertanda yang
sering disebut dengan “Batubangewea”. Kemudian menyembelih seekor kerbau
yang disebut mbenao. Mereka yang berduka biasanya mengikat kepala dengan
9

kain putih yang disebut “Lowani”. Jenazah akan disimpan semalam lalu
dimasukkan ke dalam tempat semacam peti mati yang disebut “soronga” yang
dibuat dari sebatang pohon. Setelah itu jenazah dalam soronga akan dibawa ke
gua batu atau disimpan dalam rumah-rumah yang telah dibuat khusus untuk
menyimpan jenazah tersebut, dan biasanya lokasinya adalah di tengah hutan.
Ide atau gagasan lainnya adalah tentang konsep pengembangan pariwisata
Kota Kendari. Kota Kendari umumnya menjadi tujuan destinasi para masyarakat
Sulawesi Tenggara untuk berbisnis, berekreasi, liburan, maupun kunjungan
kerabat atau keluarga. Walaupun kota ini tidak memiliki objek wisata dan daya
tarik unggulan yang dikenal secara spesifik, tetapi pemerintah setempat memiliki
gagasan untuk memfokuskan pengembangan pariwisata Kota Kendari di penataan
dan citra kota sebagai kota yang sejuk, asri, dan hijau yang menggunakan
berbagai macan vegetasi dan hiasan bunga sebagai pelengkapnya. Pemerintah
daerah juga merencanakan akan menggelar budaya lokal, mendorong
pertumbuhan industry MICE, promosi dan lainnya untuk meningkatkan angka di
sektor pariwisata Kota Kendari.

b. Aktivitas Manusia (Rasya Nurul K / J3B218137)


Aspek budaya selanjutnya adalah aktivitas manusia. Aktivitas manusia ini
dapat berupa suatu kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Kendari. Aktivitas
manusia yang ada di Kota Kendari adalah seperti acara perkawinan khas Kendari.
Tradisi perkawinan masyarakat Kendari adalah cara pembayaran pelamar pria
kepada keluarga perempuan yang ingin dinikahi. Nilai mahar pernikahan
tergantung pada tingkatan sosial dari pelamar pria. Sebelum perkawinan dimulai,
pelamar pria harus melayani dan menjalani masa percobaan dengan calon
mertuanya.
Tradisi acara perkawinan masyarakat Kendari dapat dibagi menjadi empat
kategori, yaitu masasapu (bentuk perkawinan dengan peminangan), ropolosu atau
humbuni (perkawinan lari bersama), pinola suako atau popalaisaka (kawin lari
dipaksa pihak laki-laki), dan moruntandole atau uncura (perkawinan yang didesak
pihak laki-laki meskipun gadis sudah dipertunangkan kepada laki-laki lain).

Gambar 1. Pernikahan Tradisi masyarakat Kendari


(Sumber: tempo.co)
10

Pakaian yang harus dipakai saat acara perkawinan adalah “Kalosara”, yaitu
benda yang terbuat dari tiga utas rotan yang masing-masing sama besarnya dipilin
melingkar dalam satu simpul yang beralaskan kain putih dan anyaman. Bagi orang
Suku Tolaki, Kalosara dianggap sebagai sesuatu yang sangat penting dalam
kehidupan. Hal ini telah menjadi kesepakatan bersama sejak nenek moyang untuk
dipatuhi dan dihargai.
Adapun 4 adat pokok yang wajib dilakukan dalam perkawinan, yaitu yang
pertama adalah “Pu’uno Kasu” yang artinya isi pokok adat terdiri dari seekor
kerbau, sebuah gong, emas perhiasan wanita dan satu pis kain kaci. Pokok wajib
kedua adalah “Tawano Kasu” yang artinya daunnya 40 buah sarung adat. Ketiga
adalah “Ihino Popolo” artinya seperangkat alat sholat sebagai mas kawin, serta
biaya pesta dan keempat adalah “Sara Peana” yang artinya benda-benda adat
pakaian wanita sebagai bentuk penghargaan orang tua atas pengasuhnya.

Gambar 2. Pakaian untuk Pasangan Menikah


(Sumber: gocelebes.com)
c. Benda-benda Hasil Karya Manusia (Rasya Nurul K / J3B218137)
Masyarakat Kota Kendari dapat memproduksi sebuah barang yang memiliki
nilai estetika yang tinggi dari kreatifitas dan kemampuan yang dimiliki. Hasil
karya masyarakat dari kota tersebut adalah kerajinan perak dan kerajinan kayu
yang disebut “Gembol”. Hasil dari kerajinan perak Kota Kendari sudah terkenal
sampai ke dunia internasional karena memiliki nilai estetika, keunikan, dan
kerumitan yang tinggi serta kualitas yang sangat bermutu dibandingkan dengan
kerajinan perak dari kota lain. Hal ini dikarenakan masyarakat Kendari memiliki
teknik tersendiri dalam membuat kerajinan perak tersebut. Teknik yang digunakan
oleh masyarakat Kendari adalah “Filigree”, yaitu dengan melebur perak menjadi
batangan kecil yang sudah ditempa dan dipress, kemudian ditarik dengan alat
khusus untuk menjadi kawat dan benang halus. Kawat digunakan sebagai rangka
dan benang halus digunakan sebagai pengisi dan pembentuk motif.
11

Gambar 3. Pembuatan Kerajinan Perak Kendari


(Sumber: gocelebes.com)
Hasil kerajinan yang dibuat rata-rata adalah perhiasan wanita yang
digunakan untuk mendatangi acara-acara adat tertentu. Pusat Kerajinan Perak di
Kota Kendari sering dikenal dengan sebutan “Kendari Werk” yang sudah
berkembang sejak jaman penjajahan Belanda. Kendari Werk pertama kali
dipelopori oleh seorang keturunan Tionghoa bernama Djie A Woi. Pada tahun
1920, beliau terinspirasi untuk membuat perhiasan perak dengan pola yang rumit
namun indah seperti model jaring laba-laba. Hasil terbesar dari pusat kerajinan di
Kota Kendari ini adalah kereta kencana pesanan Ratu Inggris dan sebuah talam
kue pesanan Ratu Belanda.

Gambar 4. Hasil Kerajinan Perak Kendari


(Sumber: gocelebes.com)
Masyarakat Kendari juga handal dalam membuat kerajinan kayu yang
bernama “Gembol”. Asal usul nama tersebut adalah karena bahan dasarnya
diambil dari akar kayu yang menyerupai tumor. Kerajinan ini menggunakan bahan
dasar dari berbagai jenis akar kayu, tetapi yang paling sering digunakan adalah
kayu cendana dan kayu jati. Hal ini dikarenakan jenis kedua kayu tersebut
memiliki kualitas yang tinggi sehingga hasil kerajinan pun bagus, tahan lama, dan
memiliki daya tarik tersendiri untuk para pembeli. Awalnya, kerajinan ini adalah
warisan dari tantara Jepang ketika menguasai Provinsi Sulawesi Tenggara. Para
tantara tersebut melihat bahwa wilayah provinsi ini memiliki banyak cadangan
kayu dengan jenis yang bervariasi. Hal ini memberikan inspirasi kepada para
12

tentara untuk memanfaatkan kayu yang ada sebagai hasil kerajinan. Sampai saat
ini kerajinan tersebut masih diproduksi oleh masyarakat Kendari.

Gambar 5. Hasil Ukiran dari Kerajinan Kayu Gembol


(Sumber: idntimes.com)
Para pengrajin memilih bahan dari akar kayu yang sudah terbentuk alami
untuk menentukan tekstur. Tekstur alami tersebut kemudian disempurnakan
dengan cara dipoles dan diberi warna agar menghasilkan karya yang
menakjubkan. Hasil karya kerajinan kayu “Gembol” ini dapat berupa jam dinding,
meja, kursi, asbak, dan ukiran bentuk hewan. Harga untuk kerajinan kayu gambol
ini bermacam-macam, tergantung tingkat kerumitan dan keunikan karya yang
dibuat. Rata-rata harganya adalah lima ratus ribu rupiah, tetapi dapat juga
mencapai satu juta rupiah untuk kerajinan yang berkualitas tinggi.

Gambar 6. Hasil Kerajinan Kayu Gembol


(Sumber: idntimes.com)
2. Elemen Budaya

a. Bahasa (Raden Kemala Patraksa / J3B218134)


Masyarakat perkotaan di Kota Kendari masih menggunakan bahasa daerah
untuk berkomunikasi dalam kesehariannya. Bahasa daerah tersebut adalah Bahasa
Tolaki. Bahasa Tolaki dijadikan bahasa keseharian karena mayoritas masyarakat
perkotaan di Kota Kendari bersuku Tolaki. Bahasa Tolaki tidak hanya digunakan
13

oleh orang dewasa atau para tetua adat, melainkan seluruh kalangan usia
menggunakan dan mempelajari bahasa Tolaki. Hal tersebut bertujuan untuk
melestarikan kebudayaan khas Tolaki supaya tidak punah. Penggunaan bahasa
Tolaki disesuaikan dengan lawan bicara. Lawan bicara yang berusia lebih tua
akan menggunakan tingkatan bahasa yang lebih tinggi atau lebih halus, sedangkan
lawan bicara yang berusia lebih muda atau sederajat akan menggunakan tingkatan
bahasa yang lebih rendah. Dalam perkembangannya, bahasa Tolaki juga mendapat
pengaruh dari bahasa Indonesia sehingga terdapat beberapa kosakata yang
terdengar seperti bahasa Indonesia. Contohnya ketika menyebut kata “sandal”
akan menjadi “sandale” atau penyebutan kata “pisau” menjadi “piso”. Seiring
berjalannya waktu, bahasa Tolaki mulai banyak yang tercampur dalam bahasa
Indonesia dalam percakapan sehari-hari. Kosakata tersebut sering terucapkan
ketika sedang berbicara dalam bahasa Indonesia ataupun sebaliknya. Hal tersebut
diakibatkan oleh banyaknya pendatang dari luar Pulau Sulawesi yang tidak bisa
menggunakan bahasa Tolaki sehingga masyarakat mengimbanginya dengan
berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia.

b. Religi (Raden Kemala Patraksa / J3B218134)


Masyarakat perkotaan di Kota Kendari menganut berbagai agama yang sah
menurut Undang-Undang. Agama-agama tersebut yaitu Islam, Kristen Protestan,
Katolik, Buddha, dan Hindu. Agama dengan pemeluk terbanyak di Kota Kendari
adalah agama Islam. Hal tersebut dibuktikan oleh banyaknya jumlah peribadatan
bagi masyarakat yang beragama Islam yaitu sebanyak 225 buah masjid yang
tersebar di seluruh penjuru kota. Satu dari 225 buah masjid dijadikan ikon Kota
Kendari. Ikon tersebut adalah Masjid Terapung Al-Alam yang terletak di Teluk
Kendari. Masjid tersebut dijadikan sebagai pusat wisata religi oleh pemerintah
setempat karena melihat banyaknya masyarakat lokal maupun pendatang yang
memeluk agama Islam. Selain agama Islam, terdapat beberapa agama lain yang
berada di Kota Kendari. Walaupun jumlahnya lebih sedikit daripada pemeluk
Islam, masyarakat yang memeluk agama lain tidak merasa dijadikan kaum
minoritas di Kendari. Keagamaan yang beragam di Kendari tetap dihargai oleh
semua masyarakat. Beberapa agama membuat organisasi atau komunitasnya
sendiri yang tetap diakui oleh masyarakat sekitar. Pemerintah memberi bentuk
penghargaan pada pemeluk agama lain selain agama Islam berupa tempat ibadah
yang terdiri dari Gereja Katolik, Gereja Protestan, dan Pura atau Vihara.
Walaupun jumlah tempat ibadah agama lain selain Islam lebih sedikit, masyarakat
tetap dapat memanfaatkan tempat ibadah tersebut dengan baik dan toleransi antar
agama di Kendari pun cukup tinggi.
14

Gambar 7. Masjid Al-Alam sebagai ikon Kota Kendari


(Sumber: portalberitakonten.com)
c. Pengetahuan (Raden Kemala Patraksa / J3B218134)
Sistem pengetahuan yang didapatkan di Kota Kendari sama dengan sistem
pengetahuan di kota-kota lain yang berada di Indonesia. Sistem pengetahuan
tersebut didapatkan di sekolah, universitas, dan lembaga pendidikan formal serta
informal. Pemerintah setempat mewajibkan masyarakat Kota Kendari untuk
menempuh ilmu dan memaksimalkan supaya tidak ada masyarakat yang putus
sekolah. Bantuan dana untuk pendidikan dimaksimalkan penggunaannya oleh
pemerintah di Kota Kendari demi menunjang masa depan masyarakat yang kaya
akan pengetahuan. Walau tidak dapat dipungkiri jika Kota Kendari masih
memiliki keterbatasan dalam sarana penunjang pendidikan, contohnya
keterbatasan ruang kelas pada tingkat sekolah dasar. Hal tersebut dapat
menghambat tersampaikannya ilmu pengetahuan. Kurang terpenuhinya sarana
pendidikan, tidak membuat Kota Kendari menjadi kota yang mengalami
keterbelakangan. Terdapat salah satu universitas negeri di Kota Kendari yang
banyak diminati oleh masyarakat khususnya masyarakat di Provinsi Sulawesi
Barat yaitu Universitas Haluoleo, bahkan untuk menempuh pendidikan di
universitas tersebut terjadi persaingan yang sangat ketat. Ketatnya persaingan dan
tingginya keingina masyarakat untuk mendapat pengetahuan membuktikan bahwa
Kota Kendari tetap menjunjung sistem pendidikan yang bagus untuk seluruh
masyarakat.

Gambar 8. Gedung Universitas Haluoleo


(Sumber: Wikipedia.com)
15

d. Perlengkapan Hidup dan Teknologi (Rizka Widiawati Putri /


J3B218136)
Perlengkapan hidup dan teknologi masyarakat Kota Kendari termasuk
kedalam perlengkapan hidup dan teknologi yang cukup maju. Ketersediaan
televisi, radio, surat kabar, alat transportasi, akses internet dapat dengan mudah
digunakan oleh masyarakat Kota Kendari. Staisun TV lokal yang berada di Kota
Kendari diantaranya adalah Kompas TV Kendari. Kompas TV Kendari yang
sebelumnya bernama Kendari TV adalah stasiun televisi lokal pertama yang
berada di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Pemilik saat ini adalah Kompas
Gramedia, sebelumnya dimiliki Yayasan Cinta Alam. Peresmian stasiun ini
dilakukan oleh Gubernur Sulawesi Tenggara pada tanggal 17 April 2003. Kendari
TV dapat disaksikan di saluran 32 UHF dengan frekuensi antena PF 121.30 Mhz
dengan jangkauan wilayah Kota Kendari dan sekitarnya. Hingga kini Kendari TV
melangsungkan penyiaran selama 14 jam perhari dengan total waktu siar 98 jam
per minggu. Program acara Kendari TV dimulai pukul 6 pagi hingga 12 malam.
dengan kekuatan pemancar 2000 Watt yang dipancarkan dari pusat Kota Kendari.
Program lokal Kompas TV Kendari meliputi Kompas Sultra Pagi (Senin-Jumat
jam 05.30-06.00 WITA), Kompas Sultra Petang (Senin-Jumat jam 17.00-17.30
WITA), Kompas Sultra Sepekan (Sabtu dan Minggu jam 05.30-06.00 WITA), I
Love Kendari (Senin-Jumat jam 16.00-16.30 WITA) dan Kompas Sultra
Seremonia (Advertising). Selain itu, terdapat iNewsTV Kendari yang merupakan
Televisi lokal yang bersiaran di wilayah Kendari dan sekitarnya. iNewsTV
Kendari merupakan bagian dari jaringan Media Terbesar di Indonesia dan Asia
Tenggara Yakni MNC MEDIA. Saksikan iNewsTV Kendari di layar kaca di
saluran 44 UHF. Stasiun TV lokal terakhir adalah PT. Semesta Sulawesi
Televisi atau Sindo TV Kendari merupakan stasiun televisi lokal yang sejak 2012
berdiri di kota Kendari. Sindo TV Kendari lahir sebagai jawaban atas kebutuhan
akan konten lokal masyarakat Kendari dan umumnya di Provinsi Sulawesi
Tenggara. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Sindo TV Kendari
menyiarkan program-program terbaik yang sarat dengan kebudayaan Sulawesi
Tenggara untuk memanjakan pemirsa setianya. SindoTV Kendari
menghadirkan program berita, hiburan dan musik.
Surat kabar lokal juga terdapat di Kota Kendari, surat kabar tersebut
bernama Kendari Pos. Kendari Pos adalah sebuah surat kabar harian yang terbit di
Sulawesi Tenggara, Indonesia. Surat kabar ini termasuk dalam grup Jawa Pos.
Kantor pusatnya terletak di kota Kendari. Koran ini pertama kali terbit tahun
1995. Didirikan oleh P.P. Bittikaka Kendari Pos (PT. Media Kita Sejahtera)
pertama kali berdiri tanggal 6 Juni 1970 dengan nama Media Karya. Kendari Pos
merupakan harian nasional pertama di Sulawesi Tenggara (Sultra) yang awalnya
terbit sekali seminggu dengan nama Media Karya, kemudian berubah menjadi
Media Kita dan terakhir 9 September 1999 berubah lagi menjadi Kendari Pos
yang terbit perdana secara harian setelah bergabung dengan Jawa Pos Media
16

Group pada tanggal 4 September 1995. Berita-berita Nusantara (Nasional) dan


Internasional Kendari Pos disuplai oleh jaringan JPNN (Jawa Pos News Network).

Gambar 9. Surat Kabar Kendari Pos


(Sumber: iisuu.com)
Saluran radio lokal kendari bernama Radio Suara Kendari. Radio Suara
Kendari adalah sebuah stasiun radio yang berbasis di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Radio ini mengudara mulai pukul 7 pagi hingga 2 dini hari, dengan menyajikan
program informasi, pendidikan, motivasi, dan hiburan. Konten musiknya terdiri
dari musik Indonesia serta mancanegara. Slogan dari radio ini adalah “Your
Family Superstation”. Program Utama Take n Give, Music Box, Dreamland, All
Day Music Radio Suara Chart. Selain Radio Suara Kendari, terdapat juga saluran
radio Bintang Fm 94,9 Fm, Swara Alam 99.1 FM, M Radio 105.8 FM dan Gema
Kendari 92.4 FM sebagai saluran radio lokal Kota Kendari.
Masyarakat di Kota Kendari sudah dapat menikmati akses internet
berkecepatan tinggi. Kecepatan jaringan hingga 20 megabit per second, namun
untuk penyalurannya ke perpelanggan yakni 10 megabit per second dan itu
tergolong kecepatan yang sangat tinggi di daerah perkotaan. Jaringan pita lebar
kecepatanya adalah 10×10 giga. Layanan internet provider seperti XL axiata juga
telah menyediakan jaringan 4G di Kota Kendari.
Rumah atau tempat berlindung adalah termasuk ke dalam perlengkapan
hidup manusia juga. Kini seiring dengan berkembangnya zaman, di Kota Kendari
sudah di bangun rumah – rumah modern sudah tidak terdapat lagi rumah adat
diperkotaan. Bahkan Sebanyak 4 duplikasi rumah adat di tengah kawasan Pusat
Promosi dan Informasi Daerah (P2ID) Sulawesi Tenggara (Sultra) di kota Kendari
sudah lebih 10 tahun dibiarkan rusak tak terurus..
17

Pakaian merupakan perlengkapan hidup manusia. Sejak dahulu masyarakat


Tolaki telah membuat bahan pakaian yang disebut “Kinawo” artinya bahan
pakaian yang terbuat dari kulit kayu. Apabila ditelusuri proses terciptanya bentuk
(model) pakaian adat masyarakat Tolaki, dapat disimpulkan bahwa baju Kinawo
itulah yang menjadi dasar yang dipakai dalam menciptakan bentuk baju (model)
untuk kurun waktu selanjutnya terutama pada model baju wanita hingga saat ini.
Melalui tahapan perkembangan zaman, mulai lah dikenal tekstil sebagai bahan
yang digunakan untuk bahan pakaian. Generasi terdahulu telah menciptakan
pakaian dan kelengkapannya sesuai dengan kebutuhan zamannya, fungsi, tujuan,
kegunaannya dan kelompok usia pemakaiannya, bahkan status sosial dari
pakaiaannya. Demikian pula halnya dengan Accsoseries dan sanggul telah
mengalami perubahan melalui proses waktu yang panjang sesuai tahapan
perkembangan jaman. Juga perawatan rambut dan kulit / kecantikan serta tata rias
dan wajah, sejak dahulu telah dikenal dan dilaksanakan meskipun pada awal usia
masih dengan cara yang serba sederhana. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa proses terciptanya pakaian adat Tolaki / Accsesoris / sanggul, telah melalui
tahapan-tahapan perkembangan, sebagai hasil daya nalar, karsa atau rasa dari hasil
daya budi dari generasi terdahulu yang diwariskan hingga saat ini.

Gambar 10. Angkutan umum Kota Kendari


(Sumber: liputan6.com)
Alat transportasi menjadi keperluan hidup masyarakat kendari. Sarana
angkutan darat seperti kendaraan bermotor, memegang peranan yang sangat
penting di Kota Kendari. Pentingnya sarana angkutan darat ini karena disamping
dapat dipergunakan oleh masyarakat sebagai angkutan penumpang, juga dapat
dipergunakan sebagai angkutan barang barang produksi hasil pertanian, kehutanan
dan hasil hasil lainnya. Jenis dari angkutam darat di Kota Kendari pun beragam
seperti angkot, sedan non taksi dan truck. Disamping sarana angkutan darat,
sarana angkutan laut juga diperlukan di Kota Kendari, dan memegang peranan
yang sangat penting. Pentingnya sarana angkutan laut di Kota Kendari, karena
sebagian daerah ini merupakan daerah pantai dan memiliki satu pelabuhan yang
potensial, sebagai sarana dan prasarana transportasi dari daerah yang satu ke
18

daerah yang lain. Sehubungan dengan itu, maka pemerintah dewasa ini
mengupayakan berbagai jenis usaha pelayaran. Jenis jenis usaha pelayaran yang
sedang beroperasi dewasa ini terdiri dari Pelayaran Samudera, Nusantara, Lokal,
Rakyat dan Penyeberangan. Di samping jenis pelayaran di atas diupayakan pula
jenis pelayaran lain yang disebut Pelayaran Khusus.

e. Kekerabatan dan Organisasi Sosial (Rizka Widiawati Putri /


J3B218136)
Kota Kendari memiliki beberapa organisasi – organisasi yang dibentuk oleh
penduduknya untuk tujuan tertentu sehingga saling berinteraksi satu sama lain.
Organisasi yang pertama adalah Organisasi Solidaritas Perempuan Kendari
tujuannya yaitu untuk menyamakan persepsi secara nasional dalam membela hak-
hak perempuan, serta meningkatkan semangat dan solidaritas antar perempuan.
Organisasi Solidaritas Perempuan merupakan organisasi yang terbentuk sejak
1990. Organisasi ini secara konsisten terus melakukan perjuangan dan pembelaan
terhadap hak perempuan baik ditingkat lokal, nasional, regional hingga
internasional.

Gambar 11. Organisasi solidaritas perempuan Kendari


(Sumber: solidaritasperempuankendari.wordpress.com)
Organisasi yang kedua adalah Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma
Indonesia Kendari atau yang disingkat dengan KMHDI Kendari adalah sebuah
organisasi mahasiswa Hindu di Kendari. KMHDI merupakan satu-satunya
organisasi kemahasiswaan yang bernafaskan Hindu dan berskala Nasional yang
berdiri pada 3 September 1993. KMHDI didirikan untuk mewadahi mahasiswa
Indonesia yang beragama Hindu dalam melaksanakan dharmanya bagi agama dan
negara. Konsep jati diri disusun sebagai penunjuk arah dalam mewujudkan cita-
cita tersebut. Standar kualitas yang harus diwujudkan dari pendidikan yang
dilaksanakan oleh KMHDI adalah sebagaimana yang tercantum dalam Konsep
Jati Diri Anggota KMHDI, yaitu memiliki kualitas religius, humanis, nasionalis
dan progresif. Sebagai kata penyemangat dan persatuan, KMHDI memiliki
19

slogan, yaitu: “ Satyam Eva Jayate ” artinya Hanya Kebenaran yang Selalu
Menang. Dengan mengucapkan slogan ini, maka lawan bicara atau anggota yang
lain akan membalas dengan mengucapka "Jaya...!". Slogan ini dikutip dari Kitab
Mundaka Upanisad III.1.6.

Gambar 12. Komunitas KMHDI


(Sumber: komunitashindukendari.com)
Organisasi yang ketiga adalah Beach Friends Forever (BFF) merupakan
komunitas yang fokus pada kebersihan teluk atau pantai yang berada di sekitaran
Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Meski baru terbentuk Maret 2018 dengan
sepuluh anggota, aksi mereka telah diperlihatkan melalui pembersihan enam kali
di sejumlah lokasi. Guna mendeteksi lokasi banyaknya sampah di teluk atau
pantai, mereka mengandalkan info di sosial media dan informasi dari masyarakat.
Kemudian, merencanakan aksi pembersihan. BFF berharap, warga Kendari
memiliki kesadaran untuk tidak menjadikan teluk/pantai sebagai lokasi
pembuangan sampah. Upaya mereka meminimalisir perilaku kurang ramah
lingkungan itu dengan mengagendakan sosialisasi ke sekolah-sekolah di sekitaran
pesisir Teluk Kendari.

Gambar 13. Komunitas Beach Friend Forever


(Sumber: tribunnews.kendari.com)
Organisasi yang keempat adalah organisasi lintas agama yang tergabung
dalam Kelompok Cipayung Plus Kota Kendari. Organisasi ini berfokus untuk
melakukan aksi mengecam tindakan terorisme dan faham radikalisme di
Indonesia, khususnya Sulawesi Tenggara (Sultra). Organisasi lintas agama ini
20

juga menegaskan bahwa tindakan teror yang terjadi selama ini tidak ada kaitanya
dengan salah satu agama di Indonesia.
Kekerabatan adalah hubungan kekeluargaan seseorang dengan orang lain
yang mempunyai hubungan darah atau keturunan yang sama dalam satu keluarga.
Sistem kekerabatan yang dianut oleh masyarakat suku tolaki yang mendiami Kota
Kendari adalah bilateral yakni hubungan kekerabatan melalui garis pria maupun
wanita. Sistem kekerabatan suku tolaki mengakui, kedudukan kerabat baik dari
pihak ayah maupun dari pihak ibu adalah sama. Dalam keluarga, seorang ayah
atau suami berkedudukan sebagai kepala keluarga, hal itu memungkinkan arena
pengaruh agama, bahwa suami adalah imam di dalam keluarganya. Walaupun
pada suku tolaki sistem kekerabatan yang berlaku adalah bilateral, tetapi dalam
kehidupan sehari-hari cenderung patrilineal, terutama hal-hal yang berkaitan
dengan adat perkawinan, adat upacara kematian, pendidikan, pembagian harta
warisan dan penyelesaian pertengkaran keluaraga yang banyak berperan adalah
kerabat dari garis ayah. Meskipun dalam beberapa kasus ditentukan kerabat dari
garis keturunan itu, terutama yang memiliki status sosial ekonomi lebik baik atau
secara khusus diminta oleh keluarga untuk membantu. Tingkah laku seseorang
pada suku tolaki menjadi tanggung jawab kerabatnya. Oleh karena itu, baik
buruknya seseorang akan berpengaruh terhadap kerabat, khususnya menyangkut
kerabat dari ayah. Oleh karena itu kewajiban kerabat terhadap individu sangat
besar. Salah satu upaya yang dilakukan untuk membuat masyarakat tetap rukun
ialah membuat media seperti yang dilakukan oleh suku tolaki yang disebut
medulu. Media seperti ini penting dalam menciptkan kehidupan harmonis internal
dan antar suku di Kendari. Pembahasan seperti ini diperlukan karena dalam
beberapa tahun terakhir ini, sangat sering terjadi keributan yang bernuansa SARA
(Suku,Agama dan Antar Ras) di Kendari. Kenyataannya suku-suku yang ada di
Sulawesi Tenggara memiliki konsep untuk hidup bersama dalam suasana yang
rukun dan damai.

f. Mata Pencaharian (Afif Ma’mun Falah / J3B117029)


Sektor Pertanian Potensi ekonomi di bidang pertanian khususnya tanaman
pangan di Kota Kendari cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun
baik dalam kualitas maupun dalam jumlah produksi. Tanaman padi sawah selain
dikembangkan di Kota Kendari juga mendapatkan pasokan dari berbagai daerah
sekitar seperti dari Kabupaten Konawe, Konawe Selatan dan bahkan dari luar
Provinsi Sulawesi Tenggara. Dari potensi lahan 1.379 Ha untuk padi sawah masih
ada peluang sebesar 967 Ha yang tersebar di Kecamatan Mandonga, Baruga,
Poasia, Kambu, dan Abeli.
21

Gambar 14. Pertanian di Kendari


(Sumber: liputannews.kendari.com)
Sektor Perkebunan Jenis tanaman perkebunan rakyat yang diusahakan di
Kota Kendari terdiri dari tiga belas jenis, namun yang diusahakan dan
dikembangkan baru terbatas pada lima jenis tanaman yaitu kelapa, kopi, lada, dan
kakao. Berdasarkan data statistik pada tahun 2016, lima jenis tanaman
perkebunan rakyat di atas merupakan empat terbesar hasil produksinya antara lain,
kakao sebanyak 304,00 ton, kelapa sebesar 301,00 ton dan lada sebesar 98.00 ton.
Sektor Perdagangan Potensi perdagangan di Kota Kendari berupa kegiatan
perdagangan antar pulau di Kota Kendari memperdagangkan barang-barang yang
berasal dari hasil bumi dan laut. Hasil bumi meliputi barang-barang hasil tanaman
pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan hasil hutan sedangkan hasil laut
meliputi ikan dan hasil-hasil lainnya. Nilai impor pada pelabuhan muat Kendari
pada tahun 2015 sebesar 4.068.936 U$$. Ekspor terbesar terjadi pada 2015
dengani nilai mencapai 412.820.899 U$$.
Sektor Pariwisata Sektor pariwisata merupakan sektor andalan yang perlu
dikembangkan karena Kota Kendari memiliki potensi alam yang cukup indah
yang didukung dengan keberadaan Teluk Kendari yang merupakan ikon Kota
Kendari dapat dijadikan kegiatan wisata air, olahraga air serta adanya rencana
pembangunan Masjid Al Alam ditengah Teluk Kendari merupakan suatu potensi
unggulan daerah yang perlu terus dikembangkan. Pariwisata Kota Kendari
meliputi wisata teluk, budaya, pantai, dan wisata agro. Potensi pariwisata ini
diharapkan mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Potensi
pariwisata di Kota Kendari sebenarnya cukup besar jika dilihat dari data potensi
pariwisata yang ada pada tahun 2016. Hanya saja saat ini belum semua potensi
tersebut belum dioptimalkan. Ada beberapa obyek wisata yang masih belum
dikelola dengan baik. Tahura Murhum misalnya, objek wisata ini berpeluang
untuk dijadikan sebagai obyek wisata alam dan pendidikan. Hanya saat ini upaya
untuk menata dan menyediakan sarana infrastruktur untuk mendukung obyek
wisata tersebut belum dilakukan mengingat lokasi ini merupakan tangungjawab
Pemerintah Provinsi, sehingga diperlukan koordinasi lebih lanjut dalam
pengembangannya. Demikian pula dengan beberapa obyek wisata lainnya yang
ada. Pantai Nambo dan tracking mangrove adalah obyek wisata pantai yang saat
22

ini dikelola oleh pemerintah daerah dan merupakan salah satu sumber PAD Kota
Kendari, sedangkan beberapa obyek wisata lainnya belum memberikan kontribusi
sebagai sumber PAD.
Sektor Perikanan dan Kelautan Potensi Perikanan di Kota Kendari hingga
saat ini masih merupakan potensi yang besar. Terdapat empat jenis pengelolaan
yaitu budidaya air tawar, tambak, kolam, dan penangkapan ikan laut (perairan).
Keempat jenis pengelolaan tersebut sebagian telah dilakukan secara modern
dengan tingkat kualitas yang baik dan bernilai ekspor. Kota Kendari memiliki
potensi sector kelautan dengan luasan wilayah sekitar 177,64 km² dengan
bentangan garis pantai kurang lebih 85.8 km, serta terdapat Pulau Bungkutoko
yang berhadapan langsung dan relatif dekat dengan Laut Banda sehingga memberi
cukup peluang dan harapan yang sangat strategis untuk pengembangan sektor
kelautan dan perikanan. Kota Kendari selain mempunyai potensi perikanan
tangkap, juga memiliki potensi perikanan budidaya, diantaranya usaha budidaya
tambak seluas 239 ha dan yang terolah sekitar 164 ha (tersebar di sepanjang
pesisir Kecamatan Kendari 2 ha, Mandonga 2 ha, Poasia 96 ha, Abeli 16 ha dan
Kambu 45 ha). Usaha budidaya kolam air tawar sekitar 500 ha (tersebar di
Kecamatan Puwatu 205 ha, Baruga 145 ha, Poasia dan Abeli 72,5 ha), namun
yang terolah baru sekitar 59,45 ha atau sekitar 11,89%. Disamping itu potensi
usaha budidaya laut diperkirakan sekitar 370 ha terdapat disepanjang pantai
Kelurahan Tondonggeu, Sambuli, Nambo, pantai bagian selatan Bungkutoko,
sekitar perairan Mata dan Purirano.

Gambar 15.Sektor Perikanan di Kendari


(Sumber: tribunnews.kendari.com)
Sektor Peternakan Pada sektor peternakan di Kota Kendari masih sering
mengalami masalah yakni sulitnya memenuhi permintaan hewan potong. Hal ini
disebabkan karena pengelolaan peternakan masih sangat tradisional hinngga
permintaan pasar kadang-kadang tidak dapat dipenuhi. Populasi ternak yang
dikembangkan di Kota Kendari terdiri dari ternak besar, ternak kecil, dan ternak
unggas. Untuk ternak besar meliputi sapi dan kerbau, sedangkan ternak kecil
adalah kambing, domba, dan babi. Ternak unggas meliputi ayam kampung, ayam
ras, dan Itik Manila. Populasi ternak besar di Kota Kendari tahun 2016 adalah
23

2.741 ekor yang terdiri dari 2724 ekor ternak sapi dan 17 ekor ternak kerbau.
Adapun populasi ternak kecil di Kota Kendari sebanyak 3461 ekor yang terdiri
dari 3363 ekor ternak kambing dan 98 ekor ternak babi.
Sektor Industri Rencana pengembangan kawasan industri di Kota Kendari
diarahkan untuk pengembangan industri pada kawasan potensial. Pembangunan
industri ditujukan untuk memperluas kesempatan kerja, meratakan kesempatan
usaha, meningkatkan ekspor dalam menunjang pembangunan daerah dengan
memanfaatkan sumber alam dan energi serta sumber daya manusia. Dari hasil
Survei Industri Besar dan Sedang tahun 2016 menunjukkan bahwa terdapat 23
buah perusahaan dan telah menyerap tenaga kerja sebanyak 1.533 orang.
Saat ini industri yang memiliki potensi terdiri dari industri perikanan yang
berada dalam naungan Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS), Industri Kerajinan
Kayu dan Rotan yang produksinya telah dipasarkan baik untuk lokal maupun
ekspor. Saat ini yang memiliki nilai ekspor baru kerajinan gembol, sedangkan
untuk mebel kayu dan rotan baru memenuhi permintaan lokal dan antar pulau.

g. Kesenian (Afif Ma’mun Falah / J3B117029)


Kota Kendari pun tak kalah dengan daerah lain. Kalau Aceh identik dengan
Tari Seudati, Jakarta tersohor dengan Tari Topeng Betawi, maka Kota Kendari
pun memiliki beberapa tarian tradisional yang khas dan pantas dibanggakan,
seperti Tari Monotambe dan Lulo.
Tari Monotambe atau tari penjemputan misalnya merupakan tarian khas
Suku Tolaki yang kerap ditampilkan saat ada event berskala besar untuk
menjemput tamu besar. Misalnya saat pembukaan Festival Tekuk Kendari
(Festek) yang kerap dihadiri beberapa tamu penting dari Jakarta dan daerahlain.
Sebagai catatan Suku Tolaki merupakan penduduk asli Kota Kendari sebagaimana
Suku Betawi di Kota Jakarta. Tarian ini dilakoni oleh 12 penari perempuan muda
dan 2 penari lelaki sebagai pengawal. Para penari perempuanyya mengenakan
busana motif Tabere atau hiasan, sarung tenun Tolaki, dan aksesoris seperti
Ngaluh atau ikat kepala, dan kalung. Dalam tarian berdurasi sekitar 5 sampai 10
menit ini, beberapa penari perempuan membawa Bosara atau bokor dari rotan,
sedangkan dua penari lelakinya memegang senjata tradisional.
24

Gambar 16. Baju Tarian Monotambe


(Sumber: gocelebes.com)

Tari lulo merupakan tari pergaulan khas Sulawesi Tenggara yang juga
populer di Kota Kendari. Tarian ini biasanya dilakukan oleh kawula muda sebagai
ajang perkenalan. Kini Tari Lulo juga kerap disuguhkan saat ada tamu
kehormatan sebagai tanda persahabatan antara warga Kota Kendari dengan
pendatang. Gerakan Tari Lulo tidaklah serumit tarian tradisional lain. Para
penarinya saling berpegang tangan satu sama lain membentuk lingkaran yang
saling menyambung. Dalam sebuah acara besar yang dihadiri pengunjung dari
luar Kota Kendari,para penari lulo selalu menganjak tamu dengan ramah untuk
ikut menari. Setiap tamu yang tidak bisa menari akan diajarkan cara melangkah
atau menari ala Tari Lulo oleh penari yang mengajaknya hinga terbiasa. Tari Lulo
ini pun kerap ditampilkan pada Festek. Bahkan pada perayaan tersebut,tari ini
pernah ditampilkan secara kolosal dengan mengikutsertakan warga kota dan
wisatawan yang datang.
Tari Mekindohosi dalam daerah suku tolaki yaitu sekelompok tani yang
bekerja bersama-sama secara gotong royong dari satu lahan ke lahan lain hingga
tuntas,siap ditanami seluruh lahan dalam satu kelompok tani
Tari Moana. Moana,dalam bahasa Tolaki artinya menganyam. Menganyam adalah
salah satu kerajinan tangan yang sejak jaman dahulu,dan sampai sekarang masih
tetap dilestarikan dan tetap dipertahankan keasliannya. Bahan baku anyaman ini
terbuat dari pohon agel yang tumbuh liar di rawa-rawa,batangnya berduri daunnya
berbentuk kipas. Agar lebih terkesan bagi pecinta seni khususnya seni tari
menggarap salah satu tari yang menggambarkan gerakan menganyam,yanf
digerakkan oleh 8 orang penari putri dengan lemah gemulai menggerakan tari
menganyam mulai dari pengolahan bahan bakunya sampai jadi anyaman dan
sebagai alat properti dalam tari ini.
Musik bamboo. Orang Tolaki membuat alat musik dengan memanfaatkan
bahan-bahan dari alam,seperti bambu. Alat musik bambu merupakan alat musik
dengan tiga kelompok suara,yaitu melody,rhytm,dan bass. Melody biasanya
dimainkan dengan seruling,bass dengan alat tiup bambu yang berukuran agak
besar (sama dengan fungsi trombone dalam musik orchestra),dan rythm
25

dimainkan dengan alat tiup yang berukuran agak kecil. Perkusinya adalah berupa
gendang dari kulit kambing atau rusa. Bambu yang di tiup,disebut ndua-ndua.
pada jaman dahulu kala ndua-ndua ini di gunakan untuk alat komunikasi untuk
memanggil seseorang yang berada di kejauhan atau berada di seberang sungai
atau seberang gunung. Sedangkan seruling yang di tiup yang suku Tolaki
namakan wuwuhi,pada jaman dahulu kala wuwuhi digunakan pada saat melepas
lelah manakala sedang menunggu atau menjaga padi di ladang atau di sawah dan
juga pada saat mengembala kerbau kinuku. Kemudian pada saat dipadukan antara
ndua-ndua dan wuwuhi dilengkapi dengan dimba-dimba atau gendang kemudian
dibentuk sedemikian rupa sehingga terbentuk nada-nada yang beraturan kemudian
di aransemen sehingga mendapat keharmonisan.
Lagu daerah Sulawesi Tenggara jumlahnya sangat banyak. Ada yang
digunakan untuk mengiringi upacara adat atau mengiringi jenis kesenian. Salah
satu lagu daerah tersebut adalah peia tawa-tawa. Masyarakat Kendari juga
terkenal sebagai pengrajin perak yang handal. Mereka memiliki teknik tersendiri
dalam membuat kerajinan dari perak. Selain itu,masyarakat Kendari juga
membuat kerajinan dari kayu,yang dikenal dengan nama kerajinan Gembol.
Kerajinan ini menggunakan bahan dasar dari berbagai jenis kayu,seperti katu jati
dan kayu cendana.
26

V. SIMPULAN

Praktikum Identifikasi Aspek dan Elemen Budaya Pada Masyarakat


Perkotaan di Kota Kendari memiliki sebuah simpulan. Simpulan yang dapat
diambil adalah aspek dan elemen budaya di Kota Kendari beragam karena
disesuaikan dengan keadaan kota tersebut. Aspek dan elemen tersebut berupa
letak geografis dan adat istiadat yang turun-temurun. Adat istiadat yang masih
dilakukan oleh masyarakat Kendari adalah seperti upacara potong padi, lahiran
anak, dan upacara kematian bagi bangsawan. Aktivitas manusia di Kota Kendari
dapat berupa tradisi perkawinan. Hasil karya manusia di kota ini adalah kerajinan
perak dan kerajinan kayu yang sudah terkenal sampai mancanegara. Sistem
bahasa yang dipakai oleh masyarakat Kendari adalah bahasa Tolaki, karena
masyarakat didominasi dengan Suku Tolaki. Sistem religi di Kota Kendari
didominasi oleh agama islam dan terdapat masjid dan tugu yang menjadi tempat
ikonik bagi wilayah Kendari sendiri. Pendidikan di Kendari terdiri dari sekolah
dasar sampai universitas negeri. Instansi pemerintah dan swasta juga menjadi
sistem pendidikan di Kota Kendari. Sistem perlengkapan hidup dan teknologi
yang berada di kota tersebut contohnya adalah koran lokal, transportasi angkutan
umum yang sering digunakan masyarakat, dan rumah adat yang masih ditinggali
oleh masyarakat. Sistem mata pencaharian di Kota Kendari didominasi oleh
pekerjaan nelayan dan petani, hal ini dikarenakan Kendari adalah pusat
perdagangan dan pelabuhan terbesar di Sulawesi Tenggara. Sistem kesenian yang
ada meliputi berbagai macam tari khas Kendari dan juga Sulawesi Tenggara, alat
musik dan lagu daerah yang masih sering dinyanyikan oleh anak-anak agar tidak
melupakan lagu daerah tersebut.
27

VI. DAFTAR PUSTAKA

Ahmad J. 2015. Kebudayaan Kota Kendari. Website [Internet]. (Diakses 2019


Agustus 27). Tersedia pada: https://www.gocelebes.com/seputar-kota-
kendari/
Alief M. 2016. Pusat Kerajinan Perak Kendari. [Internet]. (Diakses 2019 Agustus
26). Tersedia pada: https://www.triptrus.com/destination/1712/pusat-
kerajinan-perak-kendari
Chairul M. 2014. Kota Kendari Ibukota Sulawesi Tenggara. [Internet]. (Diakses
2019 Agustus 27). Tersedia pada:
https://www.academia.edu/Gambaran_Umum_Kota_Kendari
Jaenul A. 2015. Kendari Werk Sultra. [Internet]. (Diakses 2019 Agustus 28).
Tersedia pada:
https://amp/kompas.com/travel/Kendari.Werk.Perak.Sulawesi.Melegenda
Handayani I. 2016. Kerajinan Kendari Suku Tolaki. [Internet]. (Diakses 2019
Agustus 26). Tersedia pada: https://www.jejakpiknik.com/souvenir-khas-
kendari/
Mukhlis G. 2018. Rumah Adat Sulawesi Tenggara. Blogspot [Internet]. (Diakses
2019 Agustus 28). Tersedia pada:
http://isranlabahi.blogspot.com/2018/rumah-adat-suku-tolaki
Nanda O. 2016. Komunitas Sultra. [Internet]. (Diakses 2019 Agustus 26).
Tersedia pada: https://sultrakini.com/kenalan-dengan-bff-di-kendari
Prawiranegara S. 2014. Sejarah Kota Kendari. Blogspot [Internet]. (Diakses 2019
Agustus 27). Tersedia pada:
http://kendaricare.blogspot.com/2014/08/sejarah-kota-kendari/
Sitanggang N. 2016. Berbagai Jenis Tarian Khas Kendari. Wordpress [Internet].
(Diakses 2019 Agustus 27). Tersedia pada:
https://budayasultra03.wordpress.com/2016/07/11/3-jenis-tarian-khas-
kendari-sulawesi-tenggara/
Syaifuddin H. 2011. Kerajinan Perak Kendari Hampir Punah. [Internet]. (Diakses
2019 Agustus 28). Tersedia pada:
https://amp.kompas.com/edukasi/read/2011/kerajinan.perak.kendari.hampi
r.punah

Anda mungkin juga menyukai