Disusun oleh:
Kelompok 4
Allya Ayu Dwityas (J3B818111)
Muhamad Rizal Mardiansyah (J3B818110)
Muhammad Bagja Suyudi (J3B818109)
Dosen:
Bedi Mulyana, S.Hut, M.Par, MMCAP
Rima Pratiwi Batubara, S.Hut, M.Si
Asisten Dosen:
Ansyari Musoman, S.Hut
Alvionita Ritawati, S.Hut
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ii
DAFTAR GAMBAR ii
DAFTAR LAMPIRAN ii
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
II. TINJAUAN PUSTAKA 3
A. Identifikasi 3
B. Budaya 3
C. Aspek Budaya 3
D. Elemen Budaya 4
E. Masyarakat Pedesaan 5
III. METODE PRAKTIKUM 7
A. Waktu dan Tempat 7
B. Alat dan Bahan 7
C. Tahapan Kerja 7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 8
A. Aspek Budaya 9
1. Ide atau Gagasan (Allya Ayu Dwityas J3B818111) 9
2. Kegiatan (Allya Ayu Dwityas J3B818111) 10
3. Benda Hasil Karya (Allya Ayu Dwityas J3B818111) 11
B. Elemen Budaya 12
1. Bahasa (Muhamad Rizal M J3B818110) 12
2. Sistem Pengetahuan (Muhamad Rizal M J3B818110) 12
3. Sistem Religi (Muhamad Rizal M J3B818110) 13
4. Sistem Organisasi (Muhamad Rizal M J3B818110) 14
5. Sistem Perlengkapan Hidup Dan Teknologi (Muhammad Bagja S
J3B818109) 15
6. Sistem Matapencaharian (Muhammad Bagja S J3B818109) 16
7. Kesenian (Muhammad Bagja S J3B818109) 17
V. KESIMPULAN 18
DAFTAR PUSTAKA 19
i
ii
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Alat dan Bahan 7
2. Aspek dan Elemen Budaya Masyarakat Pedesaan Kabupaten Karimun 8
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Tarian Semarak Berzapin. 11
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Prosesi Tepuk Tepung Tawar 20
2. Masjid Agung Kabupaten Karimun 20
3. kampung Toga Asam 20
4. Vihara Buddha Dieppa 20
ii
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta dan rasa, kebudayaan
dimiliki oleh setiap bangsa, oleh karena itu kebudayaan dari setiap bangsa saling
berbeda beda. Meskipun terkadang ada kesamaan seperti halnya rumpun dan ras.
di Indonesia antara kebudayaan dan budaya dibedakan berdasarkan pengertiannya.
Budaya ialah sesuatu hal yang semionik, tidak kentara atau bersifat laten artinya
keseluruhan hal yang alamiah. Sedangkan kebudayaan ialah seluruh cara hidup
manusia untuk mempertahankan hidupnya. Artinya, keseluruhan hal yang bukan
alamiah yaitu hasil ciptaan manusia. Kebudayaan juga dapat dijelaskan adalah
sebuah jaringan makna yang dianyam manusia tersebut dalam hidup, dan mereka
bergantung pada jaringan-jaringan makna tersebut.
Setiap daerah di Indonesia tentunya memiliki budaya pedesaan yang
berbeda-beda. Budaya pedesaan adalah pola hidup yang menyeluruh dari setiap
individu pedesaan yang masih tradisional. Masyarakat pedesaan di Indonesia
bersifat homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat, dan
sebagainya. Selain itu, kehidupan masyarakat pedesaan di Indonesia identik
dengan dengan istilah gotong-royong yang merupakan kerja sama untuk mencapai
kepentingan-kepentingan bersama.
Salah satu Kabupaten di Indonesia yang memiliki kebudayaan yang
berbeda dari daerah lainnya adalah Kabupaten Karimun. Kabupaten
Karimun adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia.
Kabupaten Karimun berbatasan langsung dengan kota yang memiliki masyarakat
perkotaan yang lebih modern yaitu Kota Batam di sebelah timur. Kabupaten
Karimun terletak di antara 0˚ 35’ Lintang Utara sampai dengan 1˚ 10’ Lintang
Utara dan 103˚ 30’ Bujur Timur sampai dengan 104˚ Bujur Timur. Wilayah
Kabupaten Karimun terdiri atas daratan dan perairan, yang secara keseluruhan
kurang lebih seluas 7.984 Km2 yang terdiri dari dataran seluas 1.524 Km2 dan
perairan seluas 6.460 Km2. Kabupaten Karimun merupakan sebuah kabupaten
kepulauan yang terdiri dari pulau besar dan kecil. Kabupaten Karimun saat ini
terdiri dari 249 buah pulau, dimana semua pulau sudah bernama dan hanya
sebanyak 54 pulau yang sudah berpenghuni. Dua pulau terbesar di wilayah ini
yaitu Pulau Karimun dan Pulau Kundur menjadi sentra berbagai kegiatan ekonomi
masyarakat dan juga pemukiman penduduk.
Mayarakat Kabupaten Karimun terbagi ke dalam sekitar 19 etnis yang
tersebar di sembilan Kecamatan diantaranya suku Melayu, Jawa, Tionghoa,
Flores, Batak, Minang, Cina, dan Bugis. Mereka hidup berdampingan dan saling
mempertahankan harmoni, kehidupan multi ras hingga kini. Namun, Budaya
Melayu merupakan ciri dan identitas paling dominan dalam keragaman budaya
dan berbagai kegiatan sosial. Suku melayu adalah orang-orang asli Pribumi, hal
2
ini dapat dilihat dari bentuk-bentuk rumah beraksitektur gaya melayu rumah-
rumah pribumi didesa-desa dan kantor-kantor pemerintahan tetap
mempertahankan corak melayu.
B. Tujuan
Praktikum Identifikasi Aspek dan Elemen Budaya pada Masyarakat
Pedesaan di Kabupaten Karimun memiliki tujuan. Tujuan dilaksanakannya
praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi aspek budaya masyarakat pedesaan yang meliputi ide
atau gagasan, kegiatan, dan benda-benda hasil karya di Kabupaten
Karimun.
2. Mengidentifikasi elemen budaya masyarakat pedesaan yang meliputi
bahasa, sistem pengetahuan, sistem religi, sistem perlengkapan hidup dan
teknologi, sistem matapencaharian, serta sistem organisasi di Kabupaten
Karimun.
3
A. Identifikasi
Identifikasi menurut Hawadi (2002:107) adalah suatu prosedur yang
dipilih dan yang cocok dengan ciri-ciri yang akan dicari dan selaras dengan
program yang mau dikembangkan. Hansen dan Linden (2002:107) menyatakan
bahwa dalam identifikasi, maka proses identifikasi yang dipilih haruslah
berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Prosedur identifikasi haruslah berdasarkan
hal-hal dan tujuan program yang bisa dipertahankan. Prinsip identifikasi meliputi
hal-hal sebagai berikut:
1. Metode identifikasi haruslah dipilih konsisten dengan defenisi.
2. Prosedur identifikasi haruslah bervariasi
3. Prosedur untuk identifikasi harus baku dan konsisten.
4. Jika ada keterbatasan dalam lingkungan, maka kita harus
mempertimbangkan apa yang dapat dilakukan dalam lingkungan tertentu
(Hawadi2002: 108).
Menurut Hawadi (2002:110) proses identifikasi ada dua, yakni pertama,
tahap penjaringan dan tahap identifikasi serta studi kasus. Pada tahap penjaringan
digunakan metode yang majemuk seperti melakukan tes. Pada tahap kedua, yang
juga disebut dengan tahap identifikasi melibatkan pengetesan individu. Dalam hal
ini tahapan terhadap proses identifikasi adalah pertama tahap penjaringan, dan
kedua tahap seleksi untuk identifikasi akhir.
B. Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) di artikan sebagai
halhal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan adalah
keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar
(Koentjaraningrat, 2002). Taylor dalam Sulaeman (2010: 35) menyatakan bahwa
kebudayaan merupakan suatu kesatuan atau jalinan kompleks, yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan pembawaan
lainnya yang diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan
adalah suatu corak hidup dari suatu lingkungan masyarakat yang tumbuh dan
berkembang berdasarkan spiritualitas dan tata nilai yang disepakati oleh suatu
lingkungan masyarakat, dan oleh karenanya menjadi eksistensial bagi lingkungan
masyarakat tersebut (Wibowo, 2007).
C. Aspek Budaya
Menurut J. J. Hoenigman (Musnawati, 2012), wujud kebudayaan
dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
4
C. Tahapan Kerja
Praktikum Identifikasi Aspek dan Elemen Budaya pada Masyarakat
Pedesaan di Kabupaten Karimun diselesaikan menggunakan beberapa tahapan
kerja praktikum. Tahapan kerja praktikum disusun guna mempermudah pengamat
dan penyelesaian laporan praktikum. Tahapan kerja praktikum kali ini adalah
sebagai berikut.
1. Membagi lokasi yang akan menjadi sasaran kajian per kelompok
praktikum yaitu Kabupaten Karimun.
2. Melakukan studi literatur terkait dengan aspek dan elemen budaya pada
masyarakat pedesaan Kabupaten Karimun.
3. Mengidentifikasi aspek dan elemen budaya masyarakat pedesaan
Kabupaten Karimun.
4. Menginventarisasikan beberapa aspek dan elemen budaya pada lokasi
tersebut seperti pada tabel 2.
5. Mendiskusikan materi pada tulisan secara kelompok dan
mendeskripsikannya.
6. Membuat laporan hasil praktik.
8
A. Aspek Budaya
1. Ide atau Gagasan (Allya Ayu Dwityas J3B818111)
Inovasi yang dibuat pemerintah kabupaten karimun yaitu membuat bursa
inovasi yang memanfaatkan sumberdaya dan infrastruktur yang ada. Kegiatannya
10
melafazhkan shalawat nabi SAW satu kali, kemudian mengambil perenjis lalu di
renjiskan kedahi/ kening, bahu kanan dan kiri, lalu di belakan telapak tangan
kanan dan kiri, urutan merenjis digambarkan dalam bentuk lam alim
(bermakna Allah Berkehendak) diteruskan dengan menggolekan sebutir telur di
wajah dan meletakan sebentar di bibir pengantin, mengambil sejemput inai lalu
dioleskan ditelapak tangan kanan dan kiri yang telah di alas dengan Bantal Susu
Ari, Bertepuk Tepung Tawar selesai di teruskan dengan mebaca doa selamat
sebagai penutup.
Kabupaten Karimun memiliki kampung tanaman obat keluarga yang
terletak di Kampung Harapan RT 001 RW 001 Kelurahan Harjosari, Kecamatan
Tebing, Kabupaten Karimun dengan nama “Kampung TOGA Asuhan Mandiri
Kunyit Asam (Toga Asman)” Kampung Toga Asman dikelola oleh masyarakat
setempat bersama para kader PKK dan Posyandu, di bawah binaan Puskesmas
Tebing dan Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun. Kampung ini memiliki ratusan
jenis tanaman obat diantaranya bahkan ada yang merupakan tanaman langka,
seperti bawang dayak yang memiliki berbagai macam khasiat. Kampung toga ini
juga sudah bisa membuat produk seperti cemilan kering atau keripik daun
kemangi, daun seledri, kunyit kering dan jamu yang semua bahannya diambil dari
tanaman yang ditanam di perkampungan tersebut. Kampung toga ini mendapatkan
prestasi yang sangat baik, yaitu sebagai juara 1 kampung toga terbaik di
Indonesia pada tahun 2017.
3. Sistem Religi (Muhamad Rizal M J3B818110)
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Karimun padda tahun
2016, Kabupaten Karimun di dominasi oleh penduduk yang beragama islam.
Penganut agama islam di Kabupaten Karimun memiliki presentase 83,36% dari
237.720 jiwa pada tahun 2016. Selain agama islam masayarakat Kabupaten
Karimun terdiri dari masyarakat yang menganut agama budha sebanyak 11,17%,
kristen protestan 3,90% , kristen katolik 1,18%, konghucu 0,37%, dan hindu
0,02%. Masyarakat Kabupaten Karimun terdiri dari berbagai agama yang berbeda,
namun Kerukunan hidup antar umat beragama di Karimun masih sangat baik.
Masyarakat Kabupaten Karimun juga masih mempercayai berbagai mitos
seperti kemponan, bomoh, dan santau. Mitos ini merupakan cerminan dari
pemikiran masyarakat Kabupaten Karimun, dimana pemikiran dan pengetahuan
masyarakat mengenai mitos terus diceritakan dalam keseharian mereka.
Kemponan adalah akibat yang diterima bagi mereka yang menolak
makanan yang ditawarkan oleh orang lain. Akibat itu bisa bermacam-macam
misalkan seperti kecelakan motor, terjatuh atau beberapa masalah lain dalam
hidupnya yang efeknya langsung terasa ketika kita menolak makanan yang
ditawarkan, bisa juga ketika saat perjalanan pulang kerumah dari tempat
orang yang menawarkan kue atau makanan yang kita tolak lalu mengalami
14
kecelakaan. Munculnya mitos ini sudah ada sejak nenek moyang mereka, namun
belum diketahui kapan tepatnya mitos tersebut muncul.
Bomoh adalah istilah dukun dalam bahasa Melayu. Bomoh merujuk
kepada ahli penyembuhan tradisional dalam masyarakat Melayu dahulu kala.
Bomoh atau dukun dianggap memiliki kekuatan gaib, yang dapat digunakan untuk
tujuan baik maupun buruk, mencelakakan lawan, atau menghalau serangan lawan,
serta menyembuhkan penyakit yang berasal dari perbuatan manusia maupun
karena tersampuk atau “kemasukan” atau diganggu ruh, hantu, dan sebagainya.
Dengan kekuatan gaibnya, seorang bomoh dianggap mampu mengatasi
gejalagejala alam yang merugikan manusia, seperti menenangkan ombak dan
badai.
Penggunaan santau yaitu mengirimkan penyakit pada orang lain bahkan
mengakibatkan meninggal dunia. Santau memiliki fungsi sebagai ramuan yang
menyebabkan orang lain menderita sakit bahkan meninggal dunia. Hingga saat ini
tetap bertahan digunakan oleh sebagian masyarakat Kabupaten karimun.
Penggunaan Santau ini diyakini terjadi di dalam keseharian masyarakat.
4. Sistem Organisasi (Muhamad Rizal M J3B818110)
Pada masa kerajaan, masyarakat di Kabupaten Karimun ini pada dasarnya
terdiri dari dua golongan, yaitu golongan asli dan golongan penguasa. Sebelum
adanya kerajaan Siak Sri Inderapura, kepala-kepala suku yang menguasai hutan
tanah, “territorial” bernaung dibawah kerajaan Johor.
Setelah Raja Kecil yang dapat meduduki takhta Kerajaan Johor, terpaksa
meninggalkan Johor dan terakhir membuka kerajaan baru di sungai Siak, maka
kerajaannya dinamakan “Kerajaan Siak Sri Inderapura”. Dengan keadaan yang
baru ini, terjadilah pembagian golongan dalam masyarakat. Jika pada mulanya
yang ada hanya kepala suku sebagai puncak dan anggota sukunya sebagai
dasarnya, maka dengan adanya Sultan beserta keturunannya, terjadilah tingkatan
sosial baru sebagai berikut:
1. Raja atau Ratu dan Permaisuri yang merupakan tingkat teratas.
2. Keturunan Raja yang disebut anak Raja-raja, merupakan lapisan kedua,
3. Orang baik-baik yang terdiri dari Datuk Empat Suku dan Kepala-kepala
suku lainnya beserta keturunannya merupakan lapisan ketiga,
4. Orang kebanyakan atau rakyat umum, merupakan tingkatan terbawah.
Adanya tingkatan sosial tersebut membawa konsekuensi pula dibidang
adat istiadat dan tata cara pergaulan masyarakat. Makin tinggi golongannya
semakin banyak hak-haknya. Keistimewaan dalam tata pakaian, tempat duduk
dalam upaca-upacara menunjukan adanya perbedaan itu.
Kemudian, pada zaman sekarag ini perubahan ketata negaraan membawa
perubahan pula dalam stratifikasi sosial ini. Saat ini ketentuan-ketentuan adat ini
sudah tidak mengikat lagi dan pada umumnya sudah disesuaikan dengan
demokrasi sekarang, sehingga perbedaan golongan tingkat ini sudah tidak terlihat
15
lagi dalam pergaulan. Pada waktu ini lebih diutamakan kepribadian, kedudukan
dan keadaan materiel seseorang menurut ukuran sekarang.
5. Sistem Perlengkapan Hidup Dan Teknologi (Muhammad Bagja S
J3B818109)
Teknologi pada hakekatnya adalah cara mengerjakan suatu hal (Masher,
1970:127), yaitu cara yang dipakai manusia untuk beberapa kegiatan dalam
kehidupannya. Teknologi terutama terlihat dalam pendayagunaan potensi
sumberdaya yang ada di sekitar manusia. Oleh karena itu, teknologi merupakan
satu diantara sekian banyak hasil budaya manusia dan merupakan cermin daya
kreatif dalam memanfaatkan lingkungannya untuk mencapai kesejahteraan hidup.
Pengertian tersebut berdasarkan pada pemahaman bahwa teknologi terlihat
sebagai penerapan gagasan atau pengetahuan, pengertian dan keyakinan seseorang
kedalam daya guna sumber daya alam yang dikenalnya, yang umumnya berada
disekitarnya dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup atau memecahkan
masalah.
Keragaman mata pencaharian masyarakat Melayu dibagian daratan
Sumatera (Riau Daratan) dapat dijadikan dasar untuk menelusuri keragaman
teknologi yang ada dalam masyarakat. Setiap jenis mata pencaharian biasanya
mempunyai beberapa cara dan alat. Alat dan cara penggunannya akan
menampakkan teknologinya. Peralatan dan cara penggunaannya dipengaruhi oleh
lingkungan dan sumberdaya yang akan di olah, sehingga lahir berbagai teknologi.
Walaupun teknologi itu menghasilkan hal yang sama atau mempunyai fungsi yang
sama, tapi teknologi tetap berbeda. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa
masyarakat Melayu mampu secara aktif menghasilkan berbagai teknologi dan
sekaligus mengembangkannya sesuai dengan fungsi dan pengaruh lingkungan
tempat digunakannya teknologi tersebut. Masyarakat Melayu tidak canggung
dengan perubahan teknologi, asal teknologi tersebut lebih menguntungkan dan
mudah diterapkan , seperti teknologi dalam pertanian.
Banyak alat-alat perburuan yang terdapat didaerah Riau. Diantara alat-alat
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Kojow: sejenis tombak dengan gagang panjang dan lentur
2. Tombak: tombak panjang dan tombak pendek
3. Jerat: terbuat dari tali atau rotan dan digunakan dengan bermacam-macam
cara disesuaikan dengan jenis binatang yang akan ditangkap. Jenis
binatang yang akan dijerat diantaranya kijang, pelanduk, kancil, burung
ayam hutan, dan binatang-binatang lainnya.
4. Jaring rusa: rusa juga dapat ditangkap dengan sejenis jerat yang disebut
jarring rusa.
5. Sumpitan: terbuat dari bambu keras, panjangnya lebih kurang satu depa.
16
saat orang-orang berwisata ke karimun kabupaten batam ini. Salah satu jenis ikan
yang sering digunakan adalah ikan tenggiri. Cemilan ini pun sering disantap saat
piknik maupun saat kumpul keluarga. Mata pencaharian penduduk Karimun
memang banyak yang berkaitan dengan kekayaan bahari, mulai dari nelayan,
pedagang hasil laut, hingga pengolah makanan bahari. Kerupuk-kerupuk ini
merupakan wujud kreatif warga setempat mengolah kekayaan alam menjadi
makanan bernilai jual. Ini juga merupakan cara menikmati ikan dan udang dengan
cara yang berbeda, serta bisa tahan lama. Kerupuk dari bahan berupa adonan
tepung, bumbu-bumbu, dan ikan atau udang ini diproduksi oleh industri-industri
rumah tangga yang sudah memperoleh izin Pangan Industri Rumah Tangga (P-
IRT) dari Dinas Kesehatan Karimun. Banyak pula yang sudah mendapatkan
sertifikat halal dari LPPOM MUI. Cemilan ini dipasarkan dalam berbagai ukuran
kemasan yang praktis dibawa dan etis diberikan sebagai buah tangan.
Bagi orang Melayu yang tinggal di desa, mayoritasnya menjalankan
aktivitas pertanian dan menangkap ikan. Aktivitas pertanian termasuk
mengusahakan tanaman padi, karet, kelapa sawit, kelapa, dan tanaman campuran
(mixed farming). Orang Melayu yang tinggal di kota kebanyakannya bekerja
dalam sektor dinas, sebagai pekerja di sektor perindustrian, perdagangan,
pengangkutan, dan lain-lain. Penguasaan ekonomi di kalangan orang Melayu
perkotaan relatif masih rendah dibandingkan dengan penguasaan ekonomi oleh
penduduk non-pribumi, terutamanya orang Tionghoa.
7. Kesenian (Muhammad Bagja S J3B818109)
Budaya Melayu merupakan ciri dan identitas paling dominan dalam
keragaman budaya dan berbagai kegiatan sosial, suku melayu adalah orang-orang
asli Pribumi, hal ini dapat dilihat dari bentuk-bentuk rumah beraksitektur gaya
melayu rumah-rumah pribumi didesa-desa dan kantor-kantor pemerintahan tetap
mempertahankan corak melayu. Bahasa sehari-hari dipergunakan adalah bahasa
melayu yang dipahami oleh sebagian besar Masyarakat secara luas dimana induk
bahasanya bahasa indonesia. Ada pula kesenian tari dikabupaten karimun batam
yaitu tarian persembahan, tarian persembahan Merupakan tarian tradisional
Melayu yang sering digunakan dalam upacara adat atau menyambut tamu
kehormatan yang datang di Karimun. Sebagai putih hati disuguhkan ‘tepak sirih’
yang didalamnya ada lipatan daun sirih sebagai simbol persaudaraan, dan
ketulusan. Kabupaten Karimun mempunyai berbagai adat istiadat dan tradisi yang
hidup hingga kini, pada perayaan perkawinan, upacara agama, terutama adat
melayu, selalu dilakukan oleh masyarakat setempat. Suasana Keakraban,
kehangatan akan terasa ketika rangkaian perayaan yang digelar sepanjang tahun
ini, seperti sampan layar dan jong, Festival Dangkong dan atraksi lainnya.
18
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN