Disusun Oleh:
Kelompok 5
Eni Siti Rahmawati (J3B918159)
Irgi Achmad Faturahman (J3B818104)
Melanicandea Pitaloka (J3B818102)
Rizandika Nurpriyantono (J3B818103)
Dosen:
Wulandari Dwi Utari, S.Hut, M.Si
Bedi Mulyana, S.Hut, M.Par, MMCAP
Rima Pratiwi Batubara, S.Hut, M.Si
Asisten Dosen:
Ansyari Musoman, S.Hut
Alvionita Ritawati, S.Hut
Halaman
DAFTAR ISI i
DAFTAR TABEL ii
DAFTAR GAMBAR ii
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Praktikum 1
II. TINJAUAN PUSTAKA 2
A. Identifikasi 2
B. Elemen Spiritual 2
C. Masyarakat 3
D. Non Perkotaan 3
III. METODE PRAKTIKUM 4
A. Waktu dan Tempat 4
B. Alat dan Bahan 4
C. Tahapan Kerja 4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 5
A. Hasil 5
B. Pembahasan 6
1. Aspek Spiritual 6
2. Elemen Spiritual 9
V. KESIMPULAN 12
DAFTAR PUSTAKA 13
i
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Alat dan Bahan 4
2. Rekapitulasi Aspek dan Elemen Spiritual 5
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Tradisi Semponan 7
2. Ritual Agar Terhindar dari Roh Jahat 8
3. Ritual Betangas 10
4. Syukuran Masyarakat Sambas 11
ii
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam dan budaya yang
sangat melimpah. Indonesia juga memiliki banyak ras, suku, serta kepercayaan yang
beragam disetiap wilayahnya. Selain itu Indonesia juga memiliki sumber-sumber
spiritual yang tinggi. Sumber spiritual tersebut dapat berasal dari kebiasaan atau pola
hidup dalam sehari-hari. Sumber Spiritual tersebut merupakan suatu motivasi dan
dorongan agar seseorang mampu menjalankan kehidupannya dengan baik.
Aspek dan elemen spiritual yang berkembang disetiap daerah di Indonesia
menjadi ciri khas dari sebuah daerah tersebut. Aspek spiritual dari setiap daerah di
Indonesia sangatlah berbeda. Sistem tersebut dapat dianut dari tradisi serta adat istiadat
yang dimiliki oleh daerah tersebut. Sitem spiritual yang dianut oleh berbagai daerah
tersebut memiliki makna tersendiri dari setiap yang dilakukan dan dipercayai
membawa keberuntungan bagi daerah tersebut.
Kabupaten Sambas merupakan salah satu kabupaten yang terletah di provinsi
Kalimantan Barat. Masyarakat Sambas merupakan masyarakat yang taat akan aturan
yang berlaku dalam kehidupan masyarakatnya. Masyarakat Sambas dikenal sebagai
masyarakat yang sangat menjunjung tinggi nilai serta norma adat dan penganut syariat
islam yang kental. Kabupaten Sambas ini sempat disebut sebagai “Serambi Makkah”
karena masyarakatnya yang sangat taat terhadap syariat islam yang berkembang di
lingkungannya. Masyarakat Sambas juga menghormati tatanan hukum adat dan
menjalankan segala tradisi adat yang menyangkut pada leluhur mereka.
B. Tujuan Praktikum
A. Identifikasi
B. Elemen Spiritual
Spiritual adalah hubungan dengan Yang Maha Kuasa dan Maha pencipta
tergantung dengan kepercayaan yang dianut oleh individu. Menurut Burkhardt (1993)
spiritual meliputi aspek-aspek:
1. Berhubungan dengan sesuatau yang tidak diketahui atau ketidakpastian dalam
kehidupan.
2. Menemukan arti dan tujuan hidup.
3. Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri
sendiri.
4. Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan yang maha
tinggi.
Mempunyai kepercayaan atau keyakinan berarti mempercayai atau mempunyai
komitmen terhadap sesuatu atau seseorang. Konsep kepercayaan mempunyai dua
3
pengertian. Pertama kepercayaan didefinisikan sebagai kultur atau budaya dan lembaga
keagamaan seperti Islam, Kristen, Budha, dan lain-lain. Kedua, kepercayaan
didefinisikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan Ketuhanan, Kekuatan
tertinggi, orang yang mempunyai wewenang atau kuasa, sesuatu perasaan yang
memberikan alasan tentang keyakinan (belief) dan keyakinan sepenuhnya (action),
harapan (hope), harapan merupakan suatu konsep multidimensi, suatu kelanjutan yang
sifatnya berupa kebaikan, dan perkembangan, dan bisa mengurangi sesuatu yang
kurang menyenangkan.
Definisi spiritual setiap individu dipengaruhi oleh budaya, perkembangan,
pengalaman hidup, kepercayaan dan ide-ide tentang kehidupan. Spiritualitas juga
memberikan suatu perasaan yang berhubungan dengan intrapersonal (hubunganantara
diri sendiri), interpersonal (hubungan antara orang lain dengan lingkungan) dan
transpersonal (hubungan yang tidak dapat dilihat yaitu suatu hubungan dengan
ketuhanan yang merupakan kekuatan tertinggi). Adapun unsur-unsur spiritualitas
meliputi kesehatan spiritual, kebutuhan spiritual, dan kesadaran spiritual. Dimensi
spiritual merupakan suatu penggabungan yang menjadi satu kesatuan antara unsur
psikologikal, fisiologikal, atau fisik, sosiologikal dan spiritual. (Hasan, 2006)
C. Masyarakat
Masyarakat yang artinya mencakup interaksi sosial, perubahan sosial, dan rasa
kebersamaan. Istilah masyarakat disebut pula sistem sosial. Untuk pemahaman lebih
luas tentang pengertian masyarakat sebaiknya kita kemukakan beberapa definisi
masyarakat. Masyarakat Kota memperlihatkan sifat yang lebih mementingkat
Rasionalitas dan sifat rasional ini erat hubungannya dengan konsep Gesellschaft atau
Association. Mereka tidak mau mencampuradukan hal-hal yang bersifat emosional
atau yang menyangkut perasaan pada umumnya dengan hal-hal yang bersifat rasional,
itulah sebabnya tipe masyarakat itu disebut netral dalam perasaannya. Kota adalah
suatu pemukiman dengan kepadatan penduduk yang lebih tinggi daripada kepadatan
penduduk nasional, struktur mata pencaharian nonagraris, dan siste penggunaan tanah
yang beraneka ragam. (Grunfield, 2004)
D. Non Perkotaan
Non perkotaan lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri kehidupan
yang berbeda dengan kehidupan perkotaan. Non Perkotaan lebih cenderung standar
kualitas teknologi dan ilmu pengetahuannya di bawah perkotaan, dan cenderung pada
suatu sistem yang yang di wariskan secara turun temurun (memegang teguh tradisi).
(Anonymus, 2019)
4
Dalam pengambilan data Aspek dan Elemen Spiritual pada Masyarakat Non
Perkotaan dilaksanakan menggunakan beberapa alat dan bahan untuk pelaksanaan
pengambilan data hingga pengolahan data. Adapun alat-alat yang digunakan dalam
pengambilan hingga pengolahan data Aspek dan Elemen Spiritual pada Masyarakat
Non Perkotaan sebagai berikut.
Tabel 1. Alat dan Bahan
No Alat dan Bahan Keterangan
1 Alat tulis Untuk mencatat
Untuk membuat Laporan
Identifikasi Aspek dan Elemen
2 Laptop
Spiritual pada Masyarakat Non
Perkotaan.
3 Printer Untuk mencetak Laporan.
4 Jaringan Data Untuk alat bantu mencari data
5 Power Point Untuk membuat bahan presentasi
C. Tahapan Kerja
A. Hasil
Menjalankan syariat
agama dan
a. Merasa yakin bahwa
menjunjung tinggi
hidup sangat bermakna
nilai serta hukum
adat
b. Memiliki sebuah Menjalankan
komitmen terhadap kehidupan sehari-hari
aktualisasi potensi- dengan syariat islam
potensi positif dalam dan mematuhi hukum
aspek kehidupan adat yang berlaku
c. Menyadari akan Ritual Mengusir Roh
keterkaitan dalam
Jahat
kehidupan
d. Meyakini bahwa Memanfaatkan
berhubungan dengan tumbuhan hutan
dimensi transendensi untuk obat-obatan
adalah menguntungkan dengan pulang larang
2 Elemen Spiritual
a. Kapasitas Transendensi -
b. Kemampuan untuk
memasuki kondisi Tradisi 1 Muharam
kesadaran spiritual yang
lebih tinggi
c. Kemampuan untuk
menyadari akan
Tradisi Berpapas
kemampuan merasakan
hal-hal suci
d. Kemampuan untuk
memanfaatkan sumber- Menghilangkan sial
sumber spiritual untuk dan bau badan
memecahkan dengan ritual
permasalahan dalam betangas
kehidupan
6
B. Pembahasan
agama islam serta peraturan yang diterapkan oleh adat mereka. Peraturan adat
istiadat yang selalu dipatuhi oleh masyarakat Sambas contohnya seperti tradisi
Bepallam, Betangas, Berinai, Antar uang dan Antar pakatan. Masyarakat
Sambas masih menjaga tradisi yang sudah ada sejak zaman nenek moyang
mereka dan selalu menaati segala aturan yang dibahas dalam aturan adat
Sambas.
c. Menyadari Keterkaitan dalam Kehidupan (Eni Siti Rahmawati)
memotong kayu dengan berbentuk perahu layar dan mewarnai kayu, sehari
sebelum melepaskan perahu didahului oleh kegiatan ratib yang dimanan
kegiatan ini dilakukan untuk menganggungkan asma – asma allah. Dan kegiatan
kedua yaitu upacara besiak upacara ini penangkapan roh jahat yang merasuki
pawang kegiatan ini didampingi oleh peradi pelengkapnya seperti baju, musik,
bunga dan air yang akan pakai oleh warga untuk meredam padi. Dimulai
kegiatan ini diawali oleh pembakaran kemenyan dan peradi akan menyanyikan
syair untuk memanggil roh baik, dan terakhir ritul pelepasan ini ajong
dilepaskan ke laut dengan berlarian sekencang kencang nya.
Ritual ini dilakukan untuk menghindari roh jahat yang akan
menyebarkan hawa negatif, hama tanaman dan terhindar dari bencana alam
yang akan terjadi, ritual ini juga menjadi pertanda akan dimulainya bercocok
tanam padi.
mengambil tumbuhan obat. Pantang larang juga memiliki makna yang tersurat
dan tersirat. Pantang Larang juga untuk keselamatan jiwa, jenis kelamin,
aktivitas dan pekerjaan.
Perkembangan jaman membuat ritual Pulang Larang di Kabupaten
Sambas mulai ditinggalkan. Hal tersebut karena ritual ini dianggap syirik oleh
sebagian besar masyarakat, sehingga masyarakat banyak yang pasrah dan
menggunakan obat-obatan yang sudah modern. Sebagian masyarakat masih
melakukan ritual ini karena menurut masyarakat tersebut percaya, jika tidak
melakukan ritual tersebut akan mendapat bala atau mara bahaya. Selain karena
di anggap syirik Pulang Larang mulai terkikis karena banyaknya budaya barat
yang masuk sehingga masyarakat meninggalkan budaya nenek moyangnya.
(IAIS, 2017)
2. Elemen Spiritual
a. Kapasitas Transendensi (Melanicandea Pitaloka)
b. Kemampuan memasuki kondisi kesadaran spiritual yang lebih tinggi (Irgi
Achmad F)
Tradisi 1 Muharam merupakan kegiatan memperingati tahun baru bagi
yang menganut agama islam. Tradisi yang diadakan setiap tahunnya di
masyarakat kabupaten sambas seperti di desa sekura barat, kecamatan teluk
keramat. Memiliki keunikan dalam memperingati tahun baru islam dengan cara
perayaan yang dilakukan sama halnya hari idul fitri dan hari idul adha. Kegiatan
yang dilakukan masyarakat tersebut dimulai sebelum matahari terbit, dan
bersilaturahmi ke warga sekitar, menurut masyarakat kabupaten sambas
memiliki makna memperbaiki diri, doa keselamatan untuk setiap rumah dan
mempererat tali silaturahmi.
c. Kemampuan untuk menyadari akan kemampuan merasakan hal – hal suci
(Irgi Achmad F)
Bepapas merupakan salah satu tradisi masyarakat sambas khususnya
yang menganut agama islam. Tradisi bepapas yaitu biasa dilaksanakan pada
acara mendirikan rumah baru, pindah rumah, dan tepung tawar. Dalam
melakukan tradisi bepapas, biasa terdapat alat bantu seperti Daun enjuang, daun
imbali dan daun mentibar, kemudian Kasai langgir yang di cairkan dengan air
do’a selamat dan do’a tolak bala yang dimasukkan di tempurung.
Dun Enjuang memiliki makna hidup merupakan perjuangan dan
janganlah di sia-siakan hidup karena hidup sekarang ini akan kita pertanggung
jawab di akhirat nanti. Kemudian daun Imbali memiliki makna cepat bersatu
kembali, dan apabila terjadi perselisihan atau dosa yang dilakukan, cepatlah
kembali pada aturan agama. Kemudian daun mentibar memiliki makna hidup
ini penuh dengan cobaan dan apabiila hidup tidak selalu dengan harapan maka
bersabarlah, karena orang yang bersabar akan selalu bersama Allah SWT. Dan
kasai langir memiliki makna niat yang suci seperti jadikanlah segala perbuatan
10
atau ibadah harus didahului dengan niat suci yaitu ikhlas kepada Allah SWT.
Bepapas sendiri merupakan salah satu media atau sarana untuk berdoa,
Silaturahmi, dan sedekah.
d. Kemampuan untuk memanfaatkan sumber-sumber spiritual untuk
memecahkan permasalahan dalam kehidupan (Melanicandea Pitaloka)
Sumber-sumber spiritual banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
memecahkan masalah dalam kehidupan. Masyarakat Sambas dapat
menyelesaikan masalah dengan sumber spiritual yang berhubungan dengan air.
Ritual Betangas merupakan kegiatan untuk menyelesaikan masalah pada
kebugaran dan bau badan masyarakat Sambas yang akan menikah.
Ritual Betangas adalah bagian dari tradisi pernikahan untuk
menghilangkan bau badan. Setiap orang akan mengeluarkan keringat. Ritual ini
diharapkan dapat membuat keringat yang keluar menjadi wangi.
Ritual Berangas dilakukan 3 hari sebelum acara pernikahan. Ritual ini
menggunakan tikar pandan yang dibuat melengkung. Rempah-rempah yang
harus digunakan seperti akar jawe, pucok ganti, mesuik, kelabat, daun nilam,
daun pandan, dan serai wangi. Semua bahan tersebut direbus menggunakan
rempiuk (wadah berbentuk bulat) dengan ditutupi oleh daun pisang. Daun
pisang ini digunakan untuk menahan uap, uap tersebut berfungsi untuk
menghilangkan bau badan. Kemudian calon pengantin membuka daun pisang
dan mengaduknya menggunakan saji kayu (sendok yang terbuat dari kayu).
Mengaduknya dengan perlahan hingga uap tersebut habis. Ritual ini selain
untuk menghilangkan bau badan juga dipercaya untuk menghilangkan sial.
V. KESIMPULAN
Anonim. (2015, Agustus 14). Pengertian Identifikasi Menurut Para Ahli . Diambil
kembali dari Landasan Teori : www.landasanteori.com
Anonymus. (2019, Februari 14). Pengertian Masyarakat Non Perkotaan . Diambil
kembali dari Ruardy Wordpress: www.ruardy.wordpress.com
Grunfield. (2004). 20 pengertian masyarakat perkotaan menurut para ahli.
Diambil kembali dari Hedi Sasrawan:
https://hedisasrawan.blogspot.com/2014/07/20-pengertian-kota-menurut-
para-ahli.html?m=1
Hasan. (2006, Juli 11). Aplikasi Strategi dan Model Kecerdasan Spiritual . Diambil
kembali dari Info dan Pengertian : www.infodanpengertian.com
IAIS. (2017). Nilai-nilai kearifan lokal dalam budaya pantang larang. 15-18.