Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

BAB 1
PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.1. LATARBELAKANG

Salah satu langkah pemerintah untuk mendorong pertumbuhan pembangunan


adalah dengan menerbitkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja, dimana salah satu Undang-Undang yang diubah adalah Undang-Undang Nomor
26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Undang-Undang ini merupakan langkah
strategis pemerintah dalam mengatasi berbagai permasalahan investasi dan
penciptaan lapangan kerja, yang salah satunya diakibatkan oleh tumpang tindih dan
kompleksnya pengaturan penataan ruang. Di dalam Undang-Undang Cipta Kerja
terdapat berbagai terobosan kebijakan penataan ruang yang ditargetkan untuk
mendorong kemudahan berinvestasi dan pemanfaatan ruang yang berkelanjutan.
Salah satunya adalah percepatan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR).
Berdasarkan amanat Undang-Undang Cipta Kerja Pasal 14 ayat (2), Pemerintah
Daerah wajib menyusun dan menyediakan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dalam
bentuk digital dan sesuai standar, yang nantinya akan diintegrasikan oleh Pemerintah
Pusat kaitannya dengan sistem Perizinan Berusaha secara elektronik atau yang lebih
dikenal dengan OSS. Undang-Undang Cipta Kerja bahkan telah mengatur bahwa
Kepala Daerah wajib menetapkan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) paling lama 1
(satu) bulan setelah mendapat persetujuan substansi dari Pemerintah Pusat, dan
apabila dalam jangka waktu tersebut Kepala Daerah tidak menetapkan Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR), maka Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat.
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang Pasal 54 juga mengamanatkan bahwa penyusunan RDTR
kabupaten/kota dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota. Hal tersebut
didukung dengan Perda Nomor 13 tahun 2019 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Brebes tahun 2019-2039 Pasal 9 ayat (4) yang menyebutkan bahwa

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) KECAMATAN BULAKAMBA TAHUN 2021-2041


1
rencana sistem perkotaan akan diatur lebih lanjut dengan RDTR; dan di Pasal 100
yang menyebutkan bahwa untuk operasionalisasi RTRW Kabupaten Brebes disusun
rencana rinci tata ruang berupa RDTR kabupaten dan rencana tata ruang kawasan
strategis kabupaten.
Kabupaten Brebes menjadi salah satu fokus percepatan pembangunan ekonomi
di Provinsi Jawa Tengah, dengan adanya penetapan Peraturan Presiden Nomor 79
Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi Kawasan Kendal-Semarang-
Salatiga-Demak-Grobogan, Kawasan Purworejo-Wonosobo-Magelang-Temanggung,
dan Kawasan Brebes-Tegal-Pemalang. Dalam Pasal 1 Peraturan Presiden Nomor 79
Tahun 2019 disebutkan bahwa dalam rangka meningkatkan investasi dan
pertumbuhan ekonomi kawasan yang berdampak pada perekonomian regional dan
nasional, dilakukan percepatan pembangunan salah satunya di Kawasan Brebes-Tegal-
Pemalang yang selanjutnya disebut Kawasan Bregasmalang. Pembangunan Kawasan
Industri Brebes menjadi prioritas dalam percepatan pembangunan di Kawasan
Bregasmalang.
Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Brebes Nomor 13 Tahun 2019 tentang
RTRW Kabupaten Brebes Tahun 2019-2039 Pasal 40, ada penetapan kawasan
peruntukan industri dalam rencana pola ruang kabupaten. Kawasan peruntukan
industri ditetapkan di Kecamatan Losari, Kecamatan Tanjung, Kecamatan Bulakamba,
Kecamatan Wanasari, Kecamatan Kersana, dan Kecamatan Ketanggungan. Dalam
Pasal 45 Peraturan Daerah Kabupaten Brebes Nomor 13 Tahun 2019, disebutkan
bahwa Kawasan Industri Terpadu berupa Kawasan Industri Brebes menjadi salah satu
kawasan strategis provinsi. Deliniasi kawasan industri terpadu di Kabupaten Brebes
menurut hasil studi Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Industri Prioritas
Provinsi Jawa Tengah tahun 2018 adalah berada di Kecamatan Bulakamba, Kecamatan
Tanjung, dan Kecamatan Losari, seluas 4695,56 ha. Sedangkan dengan melihat
Peraturan Daerah Kabupaten Brebes Nomor 13 Tahun 2019 tentang RTRW Kabupaten
Brebes Tahun 2019-2039 Pasal 40 ayat (2) kawasan peruntukan industri di Kecamatan
Bulakamba sebesar 1.063 Ha.
Kecamatan Bulakamba adalah kecamatan di wilayah utara Kabupaten Brebes
yang dilalui jalur utama pantura dan memiliki orientasi yang kuat ke kawasan
perkotaan Brebes dengan didukung oleh aksesibilitas berupa jalan arteri primer.
Perkembangan kawasan terbangun terpusat di sepanjang jalan arteri primer. Dengan
berkembangnya kegiatan industri di wilayah Kecamatan Bulakamba, dan adanya

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) KECAMATAN BULAKAMBA TAHUN 2021-2041


2
penetapan sebagai kawasan industri terpadu prioritas di Provinsi Jawa Tengah, maka
akan berdampak pada perkembangan kawasan perkotaan di wilayah Kecamatan
Bulakamba. Pengembangan potensi industri, didukung dengan potensi pertanian dan
perikanan yang dikelola dengan optimal tentunya akan memberikan multiplier efek
bagi kawasan sekitarnya, maupun Kabupaten Brebes pada umumnya.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dalam rangka meningkatkan efektivitas
pelaksanaan rencana tata ruang kawasan perkotaan, meminimalisir dampak yang
merugikan akibat pembangunan, sebagai rujukan teknis dalam pengelolaan kawasan,
dalam rangka melaksanakan pembangunan kota yang lebih harmonis serta
pengendalian dan pemanfaatan ruang kota maka perlu disusun Rencana Detail Tata
Ruang yang dilengkapi dengan Peraturan Zonasi. Dengan disusunnya Rencana Detail
Tata Ruang Kecamatan Bulakamba diharapkan dapat tercapai kesesuaian dengan
fungsi ruang sebagai alat pengendali pembangunan kota di Kecamatan Bulakamba.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Berdasarkan latar belakang di atas, maksud dan tujuan penyusunan Rencana


Detail Tata Ruang Kecamatan Bulakamba adalah sebagai berikut.
1) Maksud
Maksud dari penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Bulakamba adalah
untuk mewujudkan RDTR Kecamatan Bulakamba dalam bentuk digital dan sesuai
standar (norma, standar, prosedur dan kriteria), sehingga dapat menjadi acuan
operasional dalam pemanfaatan serta pengendalian pemanfaatan ruang, termasuk
untuk pemberian izin.
2) Tujuan
Tujuan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Bulakamba adalah
menyusun dokumen RDTR yang menjadi:
a) Acuan untuk penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
kabupaten;
b) Acuan untuk penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
kabupaten;
c) Acuan untuk pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang;
d) Acuan untuk perwujudan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan antar
sektor; dan
e) Acuan untuk penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi.

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) KECAMATAN BULAKAMBA TAHUN 2021-2041


3
1.3. SASARAN
Sasaran dari dilaksanakannya penyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan Bulakamba adalah sebagai berikut:
1) Persiapan penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi,
2) Pengumpulan Data dan Informasi,
3) Pengolahan dan Analisis Data,
4) Perumusan Konsepsi RDTR dan Muatan Peraturan Zonasi,
5) Penyusunan Ranperbup RDTR.

1.4. REFERENSI HUKUM

Dasar hukum terkait Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan


Bulakamba adalah sebagai berikut :
1) Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah - Daerah
Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Djawa Tengah (Berita Negara Tahun 1950
nomor 59);
3) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4725) sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 245);
4) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;
5) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059) sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta
Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245);
6) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5492);
7) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) KECAMATAN BULAKAMBA TAHUN 2021-2041


4
dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 31, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 245);
8) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 245);
9) Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran
Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun
2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);
10) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6633);
11) Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan
Ekonomi Kawasan Kendal-Semarang-Salatiga-Demak-Grobogan, Kawasan
Purworejo-Wonosobo-Magelang-Temanggung, dan Kawasan Brebes-Tegal-
Pemalang;
12) Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 40/M-IND/PER/6/2016 tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Kawasan Industri;
13) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 11 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi
dan Penerbitan Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi,
Kabupaten, Kota dan Rencana Detail Tata Ruang;
14) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 13 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan
Ruang dan Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang;
15) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 14 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyusunan Basis Data dan Penyajian
Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, dan Kota, serta Peta
Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota;
16) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2017 tentang Rencana
Pembangunan Industri Provinsi Jawa Tengah;
17) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan
atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029; dan

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) KECAMATAN BULAKAMBA TAHUN 2021-2041


5
18) Peraturan Daerah Kabupaten Brebes Nomor 13 Tahun 2019 tentang RTRW
Kabupaten Brebes Tahun 2019-2039.

1.5. RUANG LINGKUP

1.5.1. Ruang Lingkup Wilayah

Lingkup wilayah penyusunan RDTR Kecamatan Bulakamba meliputi wilayah


administrasi Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes. Kecamatan Bulakamba terdiri
dari 19 (sembilan belas) wilayah desa dengan luas 11.718,78 Ha. Adapun secara
administrasi Kecamatan Bulakamba memiliki batas administrasi sebagai berikut.
Batas Utara : Laut Jawa
Batas Barat : Kecamatan Tanjung dan Kecamatan Kersana
Batas Selatan : Kecamatan Ketanggungan dan Kecamatan Larangan
Batas Timur : Kecamatan Wanasari

Gambar 1. 1 Peta Lingkup Wilayah Pekerjaan RDTR Kec. Bulakamba


Sumber: Data Spasial Kabupaten Brebes, 2021

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) KECAMATAN BULAKAMBA TAHUN 2021-2041


6
1.5.2. Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi berdasarkan Permen ATR/BPN No. 11 Tahun 2021


tentang Tata Cara Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi dan Penerbitan Persetujuan
Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota dan Rencana Detail
Tata Ruang meliputi:
1. Persiapan;
a. Penyusunan kerangka acuan kerja
1) Pembentukan tim penyusun RDTR kabupaten;
2) Penyusunan rencana kerja.
b. Penetapan metodologi yang digunakan;
1) Kajian awal data sekunder;
2) Penetapan wilayah perencanaan (WP) RDTR;
3) Persiapan teknis pelaksanaan.
4) Pemberitaan kepada publik perihal akan dilakukannya penyusunan RDTR.
2. Pengumpulan data dan informasi;
Pengumpulan data dan informasi meliputi data primer dan data sekunder.
a. data primer, terdiri atas:
1) aspirasi masyarakat, termasuk pelaku usaha dan komunitas adat serta
informasi terkait potensi dan masalah penataan ruang yang didapat melalui
metode: penyebaran angket, forum diskusi publik, wawancara orang per
orang, kotak aduan, dan lainnya;
2) kondisi dan jenis guna lahan/bangunan, intensitas ruang, serta konflik-
konflik pemanfaatan ruang (jika ada), maupun infrastruktur perkotaan yang
didapat melalui metode observasi lapangan; dan
3) Kondisi fisik dan sosial ekonomi WP secara langsung melalui kunjungan ke
semua bagian dari wilayah kabupaten/kota.
b. data sekunder, terdiri atas:
1) data wilayah administrasi;
2) data dan informasi kependudukan;
3) data dan informasi bidang pertanahan;
4) data dan informasi kebencanaan;
5) peta dasar dan peta tematik yang dibutuhkan;
6) peta satuan wilayah sungai (SWS) dan daerah aliran sungai (DAS);

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) KECAMATAN BULAKAMBA TAHUN 2021-2041


7
7) peta klimatologis (curah hujan, hidro-geologi, angin, dan temperatur);
8) peta kawasan rawan bencana dan/atau risiko bencana di level
kabupaten/kota;
9) apabila masih terdapat pada wilayah tersebut, peta tematik sektoral
tertentu seperti:
- peta kawasan obyek vital nasional dan kepentingan pertahanan dan
keamanan dari instansi terkait;
- peta lokasi kawasan industri maupun kluster industri kecil dari
kementerian perindustrian;
- peta sebaran lahan gambut (peat land), dari instansi terkait;
- peta kawasan hutan dari instansi terkait baik di pusat maupun daerah;
- peta kawasan pertanian dari instansi terkait baik di pusat maupun
daerah.
- peta destinasi pariwisata dari instansi terkait baik di pusat maupun
daerah;
- Peta lokasi bangunan bersejarah dan bernilai pusaka budaya, dari
instansi terkait; dan/atau
- peta kawasan terpapar dampak perubahan iklim dari BMKG atau instansi
terkait.
Hasil kegiatan pengumpulan data akan menjadi bagian dari dokumentasi Buku
Fakta dan Analisis.
3. Pengolahan dan analisis data;
Pengolahan dan analisis data untuk penyusunan RDTR meliputi:
a. analisis struktur internal WP;
b. analisis sistem penggunaan lahan (land use);
c. analisis kedudukan dan peran WP dalam wilayah yang lebih luas;
d. analisis sumber daya alam dan fisik atau lingkungan WP;
e. analisis sosial budaya;
f. analisis kependudukan;
g. analisis ekonomi dan sektor unggulan;
h. analisis transportasi (pergerakan);
i. analisis sumber daya buatan;
j. analisis kondisi lingkungan binaan;

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) KECAMATAN BULAKAMBA TAHUN 2021-2041


8
k. analisis kelembagaan;
l. analisis karakteristik peruntukan zona;
m. analisis jenis dan karakteristik kegiatan yang saat ini berkembang dan mungkin
akan berkembang di masa mendatang;
n. analisis kesesuaian kegiatan terhadap peruntukan/ zona/ sub zona;
o. analisis dampak kegiatan terhadap jenis peruntukan/ zona/ sub zona;
p. analisis pertumbuhan dan pertambahan penduduk pada suatu zona;
q. analisis gap antara kualitas peruntukan/ zona/ sub zona yang diharapkan
dengan kondisi yang terjadi di lapangan;
r. analisis karakteristik spesifik lokasi;
s. analisis ketentuan dan standar setiap sektor terkait; dan
t. analisis kewenangan dalam perencanaan, pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang.

Selain analisis tersebut, dapat ditambahkan analisis sebagai berikut:

a. kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk


pembangunan;
b. perkiran mengenai dampak dan resiko lingkungan hidup;
c. kinerja layanan atau jasa ekosistem;
d. efisiensi pemanfaatan sumber daya alam;
e. tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim; dan
f. tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati

Keluaran dari pengolahan data dan analisis meliputi:

a. potensi dan masalah pengembangan di WP;


b. peluang dan tantangan pengembangan;
c. tema pengembangan WP;
d. kecenderungan perkembangan;
e. perkiraan kebutuhan pengembangan di WP;
f. intensitas pemanfaatan ruang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung
(termasuk prasarana/infrastruktur dan utilitas);
g. indikasi arahan penanganan kawasan dan lingkungan; dan
h. kriteria performa zona/subzona yang termuat pada tabel kriteria
pengklasifikasian zona/subzona dalam RDTR.

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) KECAMATAN BULAKAMBA TAHUN 2021-2041


9
i. definisi zona dan kualitas lokal minimum yang diharapkan;
j. 10) kesesuaian/kompatibilitas kegiatan dengan peruntukan/zona/sub zona;
k. kesesuaian/kompatibilitas kegiatan dengan kualitas lokal
peruntukan/zona/subzona sebagai dasar perumusan ketentuan ITBX;
l. dampak kegiatan terhadap peruntukan/zona/subzona, sebagai dasar
perumusan ketentuan ITBX;
m. lokasi-lokasi dengan karakteristik spesifik yang membutuhkan pengaturan yang
berbeda (khusus atau perlu penerapan teknik pengaturan zonasi);
n. rumusan tabel atribut kegiatan untuk peta zonasi;
o. kebutuhan prasarana minimum/maksimum dan standar-standar pemanfaatan
ruang;
p. kebutuhan teknik pengaturan zonasi; dan
q. konsep awal peraturan zonasi termasuk untuk mitigasi bencana,
pemanfaatan ruang dalam bumi, dan lain-lain.

Hasil dari tahap di atas didokumentasikan di dalam Buku Fakta dan Analisis.
4. Perumusan Konsep RDTR dan Muatan PZ
Hasil kegiatan perumusan konsepsi RDTR terdiri atas:
a. tujuan penataan WP;
b. rencana struktur ruang;
c. rencana pola ruang;
d. ketentuan pemanfaatan ruang; dan
e. Peraturan zonasi, meliputi:
1) penentuan deliniasi blok peruntukan
2) perumusan aturan dasar, yang memuat:
a) ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan;
b) ketentuan intensitas pemanfaatan ruang;
c) ketentuan tata bangunan;
d) ketentuan prasarana minimal;
e) ketentuan khusus;
f) ketentuan pelaksanaan meliputi:
 ketentuan variansi pemanfaatan ruang;
 ketentuan insentif dan disinsentif; dan

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) KECAMATAN BULAKAMBA TAHUN 2021-2041


10
 ketentuan penggunaan lahan yang tidak sesuai ( nonconforming
situation) dengan peraturan zonasi;
3) perumusan teknik pengaturan zonasi yang dibutuhkan (jika ada).
5. penyusunan rancangan peraturan bupati tentang RDTR.
a. penyusunan kajian kebijakan raperkada tentang RDTR; dan
b. penyusunan raperkada tentang RDTR yang merupakan proses
penuangan materi teknis RDTR ke dalam pasal-pasal dengan mengikuti kaidah
penyusunan peraturan perundang-undangan.

1.6. ALUR PENYUSUNAN RDTR

Dalam Peraturan Menteri ATR/BPN No.11 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi, dan Penerbitan Persetujuan Substansi
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota dan Rencana Detail Tata
Ruang, proses penyusunan RDTR meliputi:
1) Persiapan.
Dalam tahapan persiapan dilakukan proses penyusunan kerangka acuan kerja dan
penetapan metodologi.
2) Pengumpulan Data dan Informasi.
Data yang dikumpulkan dalam penyusunan RDTR yaitu data primer dan data
sekunder.
3) Pengolahan Data dan Analisis.
Dalam proses analisa untuk penyusunan RDTR terdapat 20 (dua puluh) jenis
analisa serta 6 (enam) analisa tambahan yang dapat mendukung penyusunan
RDTR.
4) Perumusan Konsepsi RDTR dan Peraturan Zonasi,
Perumusan konsepsi dalam penyusunan RDTR mengacu pada kebijakan daerah
terkait penataan ruang dan kebutuhan penataan ruang serta arah investasi
daerah.
5) Penyusunan Ranperbup RDTR.
Adapun alur pentahapan dalam penyusunan RDTR Kecamatan Bulakamba
dapat dilihat pada gambar berikut.

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) KECAMATAN BULAKAMBA TAHUN 2021-2041


11
Gambar 1. 2 Alur Penyusunan RDTR Kecamatan Bulakamba
Sumber: Peraturan Menteri ATR/BPN No.11 Tahun 2021

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) KECAMATAN BULAKAMBA TAHUN 2021-2041


12
1.7. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan Laporan Fakta dan Analisa dari kegiatan Penyusunan


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Bulakamba ini disajikan dalam tata
urutan sebagai berikut ini:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, dasar hukum, ruang
lingkup pekerjaan baik lingkup wilayah dan lingkup substansi, serta sistematika
penulisan laporan.
BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN
Berisi tentang tinjauan kebijakan Kabupaten Brebes dalam Peraturan Presiden
Nomor 79 tahun 2019, RTRW Provinsi Jawa Tengah, RTRW Kabupaten Brebes,
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Brebes,
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Brebes.
BAB III PROFIL KECAMATAN BULAKAMBA
Berisi tentang gambaran awal Kecamatan Bulakamba sebagai wilayah
perencanaan. Gambaran ini meliputi administratif, karakteristik fisik dasar,
karakteristik kependudukan, karakteristik sosial budaya, penggunaan lahan,
jaringan transportasi, perekonomian, sistem jaringan prasarana dan kondisi
sarana.
BAB IV ANALISIS PENGEMBANGAN KECAMATAN BULAKAMBA
Bab ini berisi mengenai analisis pengembangan Kecamatan Bulakamba yang
terdiri dari dua puluh jenis analisa pengembangan yang termuat dalam
Peraturan Menteri ATR/BPN No.11 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penyusunan,
Peninjauan Kembali, Revisi, dan Penerbitan Persetujuan Substansi Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota dan Rencana Detail Tata Ruang.
BAB V KONSEP PENGEMBANGAN KECAMATAN BULAKAMBA
Bab ini berisi mengenai konsep pengembangan Kecamatan Bulakamba yang
menjelaskan tentang pembagian SWP dan tema pengembangannya,
perumusan tujuan WP, konsep struktur ruang dan pola ruang.

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) KECAMATAN BULAKAMBA TAHUN 2021-2041


13

Anda mungkin juga menyukai