Anda di halaman 1dari 49

BAB-4

Rencana Pola Ruang

BAB-4
Rencana Pola
Ruang

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAi 1
BAB-4
Rencana Pola Ruang

Zona adalah kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik lingkungan yang spesifik.
Pembagian zona dilakukan atas pertimbangan:

a. karakteristik pemanfaatan ruang/lahan yang sama;


b. batasan fisik seperti jalan, gang, sungai, branchgang atau batas kapling;
c. orientasi bangunan dan
d. lapis bangunan.

Batas Blok/Zona sebaiknya pada batasan fisik yang bersifat relatif permanen dan mudah
dikenali, sehingga tidak menimbulkan berbagai interpretasi. Dalam beberapa hal, batasan
administrasi dapat juga menjadi pertimbangan yang sangat penting.

Penomoran Blok Peruntukan


Untuk memberikan kemudahan referensi, maka blok peruntukan perlu diberi nomor blok.
Jumlah Blok di Kawasan Perkotaan Alai terdiri dari 9 (Sembilan) blok yang terbagi ke dalam 2
(dua) sub BWP.

Tabel 4-1
Sub BWP dan Jumlah Blok di Kawasan Perkotaan Alai
SUB BWP Desa Blok Luas (Ha)
Insit 1 511.38
Gogok Darusalam 2 333.90
Sub BWP 1
Insit 3 287.09
Gogok Darusalam 4 527.28
Alai 5 450.07
Alai 6 335.02
Sub BWP 2 Alai Selatan 7 196.67
Alai Selatan 8 84.88
Mekong 9 375.78
Sumber : Hasil Analisis, 2014

G S J
G S J
G S B

01-01 Nomor Blok Peruntukan


B LO K
P E R U N TU K A N

G S B
G S J
G S J

G a m b a r 4 .3
K e t e n t uGambar
a n Z o n a s 4-1
i d e n g a n b a ta s a n F is ik
Contoh Penomoran Blok Sub BWP 1 di Blok 1

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAi 2
BAB-4
Rencana Pola Ruang

4.1 Rencana Distribusi Penduduk


Berdasarkan Tabel 4-2 dapat dilihat jumlah penduduk pada desa di Kecamatan Tebing Tinggi
Barat. Desa yang paling banyak jumlah penduduknya pada tahun 2034 yaitu Desa Tenan
dengan jumlah 7.927 jiwa, sedangkan desa yang mempunyai jumlah penduduk yang paling
sedikit yaitu Desa Tanjung darul Takzim dengan jumlah penduduk sebanyak 977 jiwa. Setelah
diketahui jumlah penduduk berdasarkan proyeksi pada tahun 2034.

Tabel 4-2
Distribusi Penduduk di Kecamatan Tebing Tinggi Barat Tahun 2014-2034
Jumlah Penduduk
No Desa Jumlah Penduduk (jiwa) Proyeksi Jumlah penduduk (jiwa)
2012 2013 2014 2019 2024 2029 2034
1 Tanjung Peranap 1.649 1.441 1.481 1.901 2.321 2.741 3.161
2 Tanjung 1.627 1.446 1.437 1.912 2.387 2.862 3.337
3 Insit 2.604 2.345 2.356 2.976 3.596 4.216 4.836
4 Tenan 568 568 1.237 2.910 4.582 6.255 7.927
5 Kundur 1.247 1.233 1.255 1.275 1.295 1.315 1.335
6 Batang Malas 1.002 971 977 1.042 1.107 1.172 1.237
7 Alai 1.377 1.377 1.863 3.078 4.293 5.508 6.723
8 Mekong 1.167 1.058 1.076 1.306 1.536 1.766 1.996
9 Mantiasa 1.205 1.226 1.272 1.440 1.607 1.775 1.942
10 Gogok Darussalam 1.119 1.160 1.200 1.403 1.605 1.808 2.010
11 Maini Darul Aman 489 555 608 906 1.203 1.501 1.798
12 Mengkikip 754 689 708 823 938 1.053 1.168
13 Alai Selatan 1.186 1.083 1.137 1.262 1.387 1.512 1.637
14 Tanjung Darul Takzim 746 730 767 820 872 925 977
Total 16.740 15.882 17.374 23.052 28.729 34.407 40.084
Sumber : Hasil Analisis, 2014

Tabel 4-3
Distribusi Penduduk di Kawasan Perkotaan Alai Tahun 2014-2034
Jumlah Penduduk
No Desa Jumlah Penduduk (jiwa) Proyeksi Jumlah penduduk (jiwa)
2012 2013 2014 2019 2024 2029 2034
1 Insit 2.604 2.345 2.356 2.976 3.596 4.216 4.836
2 Alai 1.377 1.377 1.863 3.078 4.293 5.508 6.723
3 Mekong 1.167 1.058 1.076 1.306 1.536 1.766 1.996
4 Gogok Darussalam 1.119 1.160 1.200 1.403 1.605 1.808 2.010
5 Alai Selatan 1.186 1.083 1.137 1.262 1.387 1.512 1.637
Total 7.453 7.023 7.632 10.025 12.417 14.810 17.202
Sumber : Hasil Analisis, 2014

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAi 3
BAB-4
Rencana Pola Ruang

4.2 Rencana Zona Lindung


Keppres No. 32 Tahun 1990 tentang pengelolaan Kawasan Lindung mengarahkan perlunya
upaya perlindungan terhadap kawasan yang termasuk dalam kategori kawasan lindung.
Penetapan kawasan lindung pun merujuk kepada UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan,
Peraturan Pemerintah No 63 Tahun 2002 Tentang Hutan Kota dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri No. 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan serta
ketentuan dan peraturan perundang-undangan mengenai pengelolaan dan penggunaan
kawasan hutan.

Penentuan kawasan lindung bertujuan memberikan perlindungan terhadap kelestarian


lingkungan dan mempertahankan pengadaan sumber air baku (fungsi hidrologis), dan
diharapkan dapat menjaga iklim makro serta mempertahankan keindahan. Mengingat
pentingnya kawasan lindung tersebut untuk menjaga keseimbangan lingkungan, dimana
keberadaanya perlu dipertahankan.

Penetapan zona lindung di Kawasan Perkotaan Alai dilakukan dengan arahan :

a. meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan dan satwa, serta nilai
budaya dan sejarah bangsa; dan

b. mempertahankan keanekaragaman hayati, satwa, tipe ekosistem dan keunikan lahan.

Rencana Kawasan lindung di Kawasan Perkotaan Alai terdiri dari :

1. Kawasa Pantai Berhutan Bakau


2. Perlindungan setempat, yaitu sempadan sungai dan sempadan sungai.
3. Ruang Terbuka Hijau (RTH), yaitu :
 RTH publik dan;
 RTH privat;

Tabel 4-4
Klasifikasi Zona Dan Sub Zona Serta Arahan Pemanfaatan Ruang Pada Zona Lindung
No Zona Sub Zona Kode Definisi
Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari
Perlindungan Kawasan Pantai
kawasan lindung yang mempunyai fungsi pokok
 1. Terhadap Kawasan Berhutan Bakau PB-1
sebagai perlindungan terhadap kawasan di
Bawahannya (Mangrove)
bawahannya meliputi kawasan resapan air
2  Perlindungan  Sempadan Pantai PS-1 Daratan sepanjang tepian yang lebarnya
Setempat proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik
pantai, minimal 100 (seratus) meter dari titik
pasang tertinggi ke arah darat

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAi 4
BAB-4
Rencana Pola Ruang

No Zona Sub Zona Kode Definisi


Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari
kawasan lindung terletak pada sungai dengan
Sempadan Sungai PS-2
fungsi pokok untuk melindungi fungsi utama dari
sungai
Area mengelompok yang penggunaannya lebih
bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik
yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun
 RTH Taman RTH-1
yang sengaja ditanam yang dimiliki dan dikelola
oleh pemerintah daerah kota yang digunakan
untuk kepentingan masyarakat secara umum 
Ruang Terbuka
3 RTH yang memiliki fungsi utama sebagai tempat
Hijau
penguburan jenasah serta memiliki fungsi
ekologis yaitu sebagai daerah resapan air, tempat
RTH Pemakaman RTH-2 pertumbuhan berbagai jenis vegetasi, pencipta
iklim mikro serta tempat hidup burung serta
fungsi sosial masyarakat disekitar seperti
beristirahat dan sebagai sumber pendapatan
Sumber: Rencana, 2014

4.2.1 Zona Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya


Zona perlindungan terhadap kawasan bawahannya adalah peruntukan ruang yang merupakan
bagian dari kawasan lindung yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan terhadap
kawasan di bawahannya meliputi kawasan gambut dan kawasan resapan air. Zona
perlindungan terhadap bawahannya berupa kawasan konservasi, kawasan hutan lindung, dan
kawasan penyangga yang sekaligus berfungsi sebagai kawasan resapan air. Di Kawasan
Perkotaan Alai zona perlindungan terhadap kawasan bawahannya berupa kawasan pantai
hutan mangrove yang terletak di blok 2 seluas 18,82 ha, blok 4 seluas 90,42 ha, dan blok 5
seluas 156,7 ha.

4.2.2 Zona Perlindungan Setempat


Zona perlindungan setempat bertujuan untuk melindungi sungai dan pantai yang ada di
Kawasan Perkotaan Alai. Adapun rencana penataan ruang bagi zona perlindungan setempat
adalah sebagai berikut:

4.2.3 Zona Sempadan Pantai


Sempadan Pantai merupakan dearah sepanjang pantai yang diperuntukkan bagi pengamanan
dan pelestarian pantai. Kawasan Sempadan pantai berfungsi untuk mencegah terjadinya abrasi
pantai dari kegiatan yang dapat menggangu/merusak fungsi dan kelestarian kawasan pantai.

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAi 5
BAB-4
Rencana Pola Ruang

Sempadan pantai sebagaimana dimaksud dalam uraian diatas ditetapkan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, dalam hal ini Undang-Undang Nomor 27 Tahun
2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang mengamantkan kepada
Pemerintah daerah untuk menetapkan batas sempadan pantai yang disesuaikan dengan
karakteristik topografi, biofisik, hidro-oseanografi pesisir, kebutuhan ekonomi dan budaya.

Lebih lanjut dalam Undang-Undang Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang


Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil tersebut juga mengatur tentang penetapan
batas sempadan pantai yang lebih lanjut diatur dalam Peraturan Presiden (Peraturan
Pelaksana dari undang-undang tersebut).

Berdasarkan UU No 27 Tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil,
maka penetapan sempadan pantai pada Kawasan Perkotaan Alai adalah sebagai berikut:

 Lebar sempadan pantai dihitung dari titik pasang tertinggi, bervariasi sesuai dengan
fungsi/aktifitas yang berada di pinggirannya, yaitu:
1. Kawasan Permukiman, terdiri dari 2 (dua) tipe:
 Bentuk pantai landai dengan gelombang < 2 meter, lebar sempadan 30 - 75
meter.
 Bentuk pantai landai dengan gelombang > 2 meter, lebar sempadan 50 - 100
meter.
2. Kawasan Non Permukiman, terdiri dari 4 (empat) tipe:
 Bentuk pantai landai dengan gelombang < 2 meter, lebar sempadan 100 - 200
meter.
 Bentuk pantai landai dengan gelombang > 2 meter, lebar sempadan 150 - 250
meter.
 Bentuk pantai curam dengan gelombang < 2 meter, lebar sempadan 200 - 250
meter.
 Bentuk pantai curam dengan gelombang > 2 meter, lebar sempadan 250 - 300
meter.
 Pengembangan kegiatan budidaya di sempadan pantai
1. Kegiatan budidaya yang dikembangkan harus disesuaikan dengan karakteristik
setempat dan tidak menimbulkan dampak negatif;
2. Pengembangan kegiatan budidaya di sempadan pantai harus disertai dengan
kegiatan pengawasan pemanfaatan ruang terhadap kegiatan seperti eksploitasi

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAi 6
BAB-4
Rencana Pola Ruang

sumberdaya tambang, pemasangan papan reklame, papan penyuluhan dan


peringatan.
 Pengembangan kegiatan budidaya di sempadan pantai harus disertai dengan
kegiatan penertiban pemanfaatan ruang. Kegiatan budidaya yang berdampak
negatif terhadap fungsi pantai antara lain:
1. Pembuangan limbah padat ke pantai;
2. Pembuangan limbah cair tanpa pengolahan ke pantai;
3. Budidaya pertanian tanpa pengolahan tanah secara intensif;
4. Pembangunan tempat hunian atau tempat usaha tanpa Ijin Mendirikan
Bangunan (IMB).

Sempadan pantai di kawasan Perkotaan Alai terdapat di 7 blok dari 9 blok yang ada, untuk
luasan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4-5
Luasan Sempadan Pantai di Kawasan Perkotaan Alai
Sempadan Pantai
No Blok (Ha)
PS- 1
1 Blok 1 10,81
2 Blok 2 11,13
3 Blok 3 - 
4 Blok 4 11,56
5 Blok 5 5,752
6 Blok 6 5,34
7 Blok 7 1,065
8 Blok 8  -
9 Blok 9 4,292
Jumlah 49,95
Sumber: Rencana, 2014

4.2.4 Zona Sempadan Sungai


Tujuan ditetapkan kawasan sempdaan sungai adalah melindungi sungai dari kegiatan manusia
yang dapat menggangu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai,
serta mengamankan aliran sungai.

Sebagai acuan dalam pengaturan sempadan sungai digunakan adalah Peraturan Pemerintah
No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai, ditetapkan garis sempadan sungai yang dibagi untuk
daerah perkotaan dan luar perkotaan untuk sungai yang tidak bertanggul sebagai berikut:

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAi 7
BAB-4
Rencana Pola Ruang

Tabel 4-6
Garis Sempadan Sungai
No
Jenis Sungai Sempadan (m) Keterangan
.
A Sungai Bertanggul di luar Perkotaan
1 Sungai Besar 10 Dari sisi luar kaki tanggul
2 Sungai Kecil 3 Dari sisi luar kaki tanggul
B Sungai Bertanggul di dalam Perkotaan
1 Sungai Besar 5 Dari sisi luar kaki tanggul
2 Sungai Kecil 3 Dari sisi luar kaki tanggul
C Sungai Tidak Bertanggul di luar Perkotaan
Dilakukan ruas per ruas dengan
Sungai Besar dengan luas DAS lebih besar mempertimbangkan luas daerah
1 100
dari 500 Km2 tangkapan yang bersangkutan serta
dihitung dari tepi sungai
Dilakukan ruas per ruas dengan
Sungai Kecil dengan luas DAS kurang atau mempertimbangkan luas daerah
2 50
sama dengan 500 Km2 tangkapan yang bersangkutan serta
dihitung dari tepi sungai
D Sungai Tidak Bertanggul di dalam Perkotaan
Dihitung pada tepi sugai pada waktu yang
1 Sungai dengan kedalaman < 3 m 10
ditetapkan
Dihitung pada tepi sugai pada waktu yang
2 Sungai dengan kedalaman 3 – 20 m 15
ditetapkan
Dihitung pada tepi sugai pada waktu yang
3 Sungai dengan kedalaman > 20 m 30
ditetapkan
Sumber: Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai

Berdasarakan PP No. 38 tahun 2011, maka penetapan sempadan sungai Di Kawasan Perkotaan
Alai yaitu:

 Sekurang-kurangnya 5 m di sebelah luar sepanjang kaki tanggul di luar kawasan


perkotaan dan 3 m di sebelah luar sepanjang kaki tanggul di dalam kawasan perkotaan
 Sekurang-kurangnya 100 m di kanan kiri sungai besar dan 50 meter di kanan-kiri sungai
kecil yang tidak bertanggul diluar kawasan perkotaan
 Sekurang-kurangnya 10 m dari tepi sungai untuk yang mempunyai kedalaman tidak lebih
besar dari 3 m
 Sekurang-kurangnya 15 m dari tepi sungai untuk sungai yang mempunyai kedalaman lebih
dari 3 m - 20 m
 Sekurang-kurangnya 20 m dari tepi sungai untuk sungai yang mempunyai kedalaman lebih
dr 20 m
 Sekurang-kurangnya 100 m dari tepi sungai untuk sungai yang terpengaruh oleh pasang
surut air laut, dan berfungsi sebagai jalur hijau.

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAi 8
BAB-4
Rencana Pola Ruang

Rencana kawasan perlindungan setempat untuk kawasan sempadan sungai 20 (dua puluh)
tahun mendatang meliputi:

 pengendalian terhadap kegiatan yang telah ada di sepanjang sungai agar tidak
berkembang lebih jauh;
 pengamanan aliran sungai, dengan memberi pagar dan papan peringatan;
 setiap muka bangunan diarahkan pembangunannya agar menghadap sungai, sehingga
sungai harus menjadi muka dari orientasi bangunan;
 secara berkala melakukan pengerukan dan atau pembersihan sampah/limbah padat yang
terdapat di sungai untuk mengurangi akumulasi sedimentasi;
 melakukan kegiatan/atraksi/wisata air seperti lomba perahu, ski air, dan lain-lain secara
berkala, yang dilakukan di sepanjang sungai, sehingga masyarakat mempunyai kepedulian
terhadap kondisi sungai;
 penanaman pohon di sepanjang pinggiran sungai, yang berfungsi sebagai sempadan, juga
dapat meningkatkan nilai ruang visual sungai;
 menyiapkan perangkat hukum mengenai pengenaan tindakan hukum bagi masyarakat
yang menganggu kelestarian fungsi sungai;
 bersama-sama dengan warga masyarakat secara berkala melakukan kegiatan ‘prokasih’
(program kali bersih); dan
 memberikan reward/insentif bagi kelompok warga masyarakat yang dapat
mempertahankan kondisi lingkungan sekitar kali/sungai secara bersih.

Kawasan yang menjadi prioritas penanganan yaitu salah satunya permukiman di sekitar
sempadan sungai, maka karakteristik kawasan berdasarkan indikasi penanganannya dapat
dibagi menjadi :

a. daerah aliran sungai yang perlu pengembalian fungsi lindung;


b. kawasan permukiman di sekitar
sungai yang perlu penataan, yaitu
permukiman pada sempadan
sungai yang perlu direlokasi untuk
mengembalikan fungsi lindung
sungai;
c. kawasan permukiman yang perlu
diperbaiki dan ditingkatkan

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAi 9
BAB-4
Rencana Pola Ruang

penyediaan infrastrukturnya; yaitu permukiman yang minim kualitas dan kuantitas


infrastrukturnya;
a. kawasan yang dapat kawasan permukiman yang perlu dikendalikan; yaitu kawasan
permukiman pada lokasi-lokasi yang dikendalikan pembangunannya karena
dikhawatirkan dapat mengganggu dan mengurangi fungsi lindung sungai;
b. kawasan yang dikembangkan sebagai kawasan lindung, yaitu kawasan yang ditetapkan
sebagai kawasan lindung karena mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan
kelestarian lingkungan hidup;
c. dimanfaatkan sebagai ruang publik, yaitu ruang-ruang sisa yang potensial untuk
pengembangan ruang publik.

Berdasarkan indikasi penanganan terhadap permukiman pada Kawasan sempadan Sungai,


maka konsep penanganan kawasan adalah peremajaan kualitas lingkungan bantaran Sungai
dan permukiman disekitarnya, diantaranya melalui pengembalian fungsi bantaran sungai, serta
pemaksimalan potensi ruang terbuka hijau (RTH).

Berdasarkan hal tersebut di atas makan konsep penataan kawasan sungai sebagai salah satu
kawasan permukiman dan wisata yaitu :

 menghidupkan transportasi sungai, meliputi penyediaan sarana dan prasarananya,


khususnya untuk jalur transportasi;
 menata permukiman dengan mempertimbangkan :
1. orientasi kawasan tertuju ke sungai;
2. fasade bangunan ke arah sungai;
3. aksesibilitas dua arah, dari sungai ke darat dan dari darat ke sungai ;
4. ada hubungan antara jalan darat beserta fasilitas publiknya dengan sungai; dan
5. tampilan sungai terlihat dari daratan.

 memperbaiki sanitasi lingkungan menggunakan teknik baru dengan masih


mempertimbangkan kebiasaan masyarakat dengan berinteraksi dengan sungai;
 menghentikan pertumbuhan permukiman baru di tepi sungai;
 membuat areal jogging track sebagai salah satu tarikan wisata alam di kawasan sempadan
sungai; dan
 menjaga ekosistem sungai dengan cara mengendalikan :
1. sedimentasi sungai; dan
2. kebersihan sungai.

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAi 10
BAB-4
Rencana Pola Ruang

Untuk lokasi zona sempadan sungai yang ada di Kawasan Perkotaan Alai hanya terdapat di 3
(tiga) blok seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4-7
Luasan Sempadan Sungai di Kawasan Perkotaan Alai
Sempadan Sungai
No Blok (Ha)
PS-2
1 Blok 1 - 
2 Blok 2 4,535
3 Blok 3 - 
4 Blok 4 - 
5 Blok 5 15,79
6 Blok 6 - 
7 Blok 7 - 
8 Blok 8 - 
9 Blok 9 11,1
Jumlah 31,43
Sumber: Rencana, 2014

Untuk mewujudkan kawasan sempadan sungai sesuai dengan rencana, membutuhkan


berbagai upaya atau program diantaranya:

1. penetapan sempadan sungai dan irigasi di kawasan perkotaan dan perdesaan;


2. penetapan pemanfaatan ruang sempadan sungai dan irigasi;
3. penertiban bangunan di atas saluran irigasi;
4. penghijauan; dan
5. pelaksanaan program pembinaan dan sosialisasi pelestarian kawasan.

4.2.5 Zona Ruang Terbuka Hijau


Pengertian Ruang Terbuka Hijau (RTH) menurut UU No. 26 Tahun 2008 adalah area
memanjang atau jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka,
tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.
Pembagian RTH kawasan perkotaan terdiri dari RTH publik dan RTH privat. RTH publik
merupakan RTH yang dimiliki oleh kota/kawasan perkotaan yang digunakan untuk kepentingan
masyarakat secara umum. Yang termasuk RTH publik adalah taman kota, taman pemakaman
umum, dan jalur hijau sepanjang jalan, sungai, dan pantai. Sedangkan yang termasuk RTH
privat adalah kebun atau halaman rumah/gedung milik masyarakat/swasta yang ditanami
tumbuhan.

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAi 11
BAB-4
Rencana Pola Ruang

Penyediaan RTH berdasarkan luas wilayah di perkotaan adalah sebagai berikut:

 Ruang terbuka hijau di perkotaan terdiri dari RTH Publik dan RTH privat;
 Proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal 30% yang terdiri dari 20%
ruang terbuka hijau publik dan 10% terdiri dari ruang terbuka hijau privat;
 Apabila luas RTH baik publik maupun privat di kota yang bersangkutan telah memiliki total
luas lebih besar dari peraturan atau perundangan yang berlaku, maka proporsi tersebut
harus tetap dipertahankan keberadaannya.

Proporsi 30% merupakan ukuran minimal untuk menjamin keseimbangan ekosistem kota, baik
keseimbangan sistem hidrologi dan keseimbangan mikroklimat, maupun sistem ekologis lain
yang dapat meningkatkan ketersediaan udara bersih yang diperlukan masyarakat, serta
sekaligus dapat meningkatkan nilai estetika kota.

Jenis RTH yang ada dan potensial untuk dikembangkan di kawasan perencanaan adalah:

 Taman aktif, seperti taman umum kota.


 Pemakaman.
 Ruang terbuka bukan sarana lingkungan (lahan budidaya atau lahan kosong belum
terbangun).
 Ruang terbuka pengaman (yang terbentuk karena sempadan jalan, sempadan sungai.

Tabel 4-8
Rencana Pengembangan RTH
Lokasi
No Jenis RTH Rencana Pengembangan RTH
Pengembangan
1 Tata hijau  Berbentuk taman/penghijauan di pekarangan Seluruh wilayah
pekarangan permukiman
 Fungsi: tempat tumbuh tanaman, peresapan air, peneduh, estetika,
perkotaan dan
pelembut dan penyatu bentuk bangunan, serta kenyamanan penghuni
perdesaan
 Persyaratan: area hijau dengan KDH minimal 10%
2 Tata hijau  Berbentuk taman/RTH sesuai dengan jumlah dan kepadatan penduduk Seluruh
Lingkungan desa
 Fungsi: taman, tempat bermain, lapangan olah raga, penetralisir polusi udara
perumahan
 Jenis RTH: taman untuk 250 dan 2.500 penduduk
 Persyaratan: sesuai dengan tingkat pelayanan
Taman di pusat lingkungan
 Kebutuhan 0,2 s/d 0,3 m2/ orang untuk 30.000 - 120.000 penduduk, luas 0,9
– 2,4 ha
 Fungsi: taman dan lapangan olah raga
3 Tata hijau  Fungsi: penahan erosi, menjaga ketersediaan air, memberikan lingkungan Sempadan
Sepanjang yang mendukung kehidupan, keamanan, dan keselamatan terhadap banjir
jalur sungai
 Dimensi: 10 - 15 meter di tepi sungai bertanggul, dan 10 - 50 meter di tepi
sungai tak bertanggul

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAi 12
BAB-4
Rencana Pola Ruang

Lokasi
No Jenis RTH Rencana Pengembangan RTH
Pengembangan
4 Tata hijau  Fungsi: keindahan, kenyamanan visual, pembatas fisik, resapan air dan Pemakaman
pemakaman pembentuk iklim mikro
 Persyaratan: jarak pepohonan renggang, dengan penutup tanah dari rumput,
secara bertahap dikurangi penggunaan penutup makam dengan perkerasan
5 Tata hijau Jalan Utama (jalan Kolektor) Jalan
jalur jalan  Fungsi: peneduh, penyerap polusi, pencegah erosi, estetika dan pembatas Utama
fisik antara kendaraan dengan pejalan kaki
 Persyaratan: pohon peneduh di kiri kanan jalan, dan tanaman pemecah silau
di bagian median
 Kriteria: bentuk informal, tekstur rapat, akar tidak mengganggu jalan
perawatan mudah
Jalan lokal Jalan-jalan
 Fungsi: pengendali polusi, menahan sinar matahari, penahan kecapatan lokal
angin, pembatas fisik antara kendaraan dengan pejalan kaki
Sumber: Hasil Rencana, 2014

Ruang terbuka hijau yang dikembangkan di Kawasan Perkotaan Alai yang termasuk kedalam
kategori kawasan berfungsi budidaya meliputi :

 RTH Perkarangan
RTH perkarang adalah lahan di luar bangunan, yang berfungsi untuk berbagai aktivitas.
Luas pekarangan disesuaikan dengan ketentuan koefisien dasar bangunan (KDB) di
kawasan perkotaan, sebesar 60%, sehingga perkarangan tersedia 20 – 10% sebagai ruang
terbuka hijau privat.

Untuk menentukan jumlah pohon di lahan privat digunakan dasar perhitungan dengan
asumsi sebuah pohon pelindung dengan pertumbuhan tajuk optimal memberi kontribusi
pada terbentuknya iklim mikro pada radius 6 meter dari titik tanam, maka liputan dari 1
(satu) pohon pelindung diasumsikan seluas kurang lebih 120 m 2. Dengan berpegang pada
asumsi tersebut maka jumlah pohon pelindung yang harus ada pada setiap lahan privat
adalah 1 pohon setiap kelipatan luas kavling 120 m 2. Pemilihan jenis pohon serta ukuran
pohon besar, sedang atau kecil disesuaikan dengan, keinginan pemilik, bentuk arsitektural
bangunan dan ruang yang tersedia. Khusus untuk lahan privat di bawah 120 m 2
penanaman pohon pelindung dapat dilakukan pada pot. Sedangkan tanaman semak,
perdu dan ground cover disesuaikan dengan kondisi lahan yang ada.

Mengikuti ketentuan dalam Permen No. 5/PRT/M/2008 tentang Pedoman penyediaan


dan Pemafaatan RTH, maka untuk lahan perumahan di ditentukan sebagai berikut:

a. Pekarangan rumah besar :

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAi 13
BAB-4
Rencana Pola Ruang

 Kategori yang termasuk rumah besar adalah rumah dengan luasan lantai di atas
400 m2.
 Ruang terbuka hijau minimum yang disarankan adalah luasan lahan kavling
dikurangi koefisien dasar bangunan (KDB) sesuai peraturan daerah setempat.
 Jumlah pohon pelindung yang harus disediakan setidak-tidaknya 4 pohon
pelindung ditambah dengan perdu dan semak serta penutup tanah dan atau
rumput.
b. Pekarangan rumah sedang :
 Kategori yang termasuk rumah sedang adalah rumah dengan luasan lantai
antara 200 m2 sampai dengan 500 m2 .
 Ruang terbuka hijau minimum yang disarankan adalah luasan lahan kavling
dikurangi koefisien dasar bangunan (KDB) sesuai peraturan daerah setempat.
 Jumlah pohon pelindung yang harus disediakan setidak-tidaknya 2 - 4 pohon
pelindung diambah dengan tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan
atau rumput.
c. Pekarangan rumah kecil :
 Kategori yang termasuk rumah kecil adalah rumah dengan luasan lantai di
bawah 90 m2.
 Ruang terbuka hijau minimum yang disarankan adalah luasan lahan kavling
dikurangi koefisien dasar bangunan (KDB) sesuai peraturan daerah setempat.
 Jumlah pohon pelindung yang harus disediakan setidak-tidaknya 1 pohon
pelindung ditambah tanaman semak dan perdu, serta penutup tanah dan atau
rumput.

Penyediaaan RTH pada bangunan perumahan dikelompokkan berdasarkan Kepadatan


bangunan. Kepadatan bangunan adalah jumlah bangunan per satuan luas area. Pada
umumnya, kawasan permukiman di pusat dan tengah kota memiliki kepadatan bangunan
tinggi, sedangkan di pinggiran kota memiliki kepadatan bangunan rendah. Beberapa
upaya yang dapat diterapkan sesuai dengan tingkat kepadatan bangunan untuk mencapai
kawasan permukiman ekologis adalah:

1) Kawasan dengan kepadatan bangunan sedang


Arahan penataan Ruang Terbuka Hijau di kawasan dengan kepadatan bangunan
sedang, yaitu:

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAi 14
BAB-4
Rencana Pola Ruang

 Mempertahankan kepadatan sedang permukiman dengan meminimalkan


penambahan bangunan dan fungsi-fungsi baru;
 Penambahan bangunan baru sebaiknya pada pusat dan tengah kawasan;
 Menerapkan sistem mixed land uses (tata guna lahan campuran);
 Meningkatkan daya guna pusat-pusat kawasan;
 Penyediaan ruang-ruang terbuka yang memadai.
2) Kawasan dengan kepadatan bangunan rendah
Arahan penataan Ruang Terbuka Hijau di kawasan dengan kepadatan bangunan
rendah, yaitu:
 Mempertahankan Ruang Terbuka Hijau, seperti kebun, taman rekreasi,
sawah/ladang, hutan;
 Melestarikan area-area alami, seperti sungai, waduk/situ; dan
 Penambahan bangunan dan fungsi baru pada pusat dan tengah kawasan.

Dari uraian di atas maka prioritas pengembangan RTH privat adalah peningkatan kualitas
RTH privat dengan meningkatkan tingkat liputan vegetasinya. Tabel berikut dapat
menjelaskan alternatif jenis pohon yang dapat digunakan pada RTH privat.

Tabel 4-9
Alternatif Tanaman untuk RTH Privat
No Nama Lokal Nama Latin Keterangan
1 Kembang merak Caesalphinia pulcherima Berbunga
2 Kembang Sepatu Hibiscusrosa sinensis Berbunga
3 Kemboja merah Plumeria rubra Berbunga
4 Kemuning Muraya paniculata Berbnga
5 Kenanga Cananga odorata Berbunga harum
6 Kenari Canarium commune Berbuah
7 Kersen Muntingiacalabura Berbuah
8 Kesumba Bixa orellana Berunga
9 Ketapang Terminalia cattapa Bentuk tajuk menarik
10 Ki acret Spathodea companulata Berbunga
11 Kiara Payung Filicium decipiens Rindang
12 Kupu-kupu Bauhinia purpurea Berbunga
13 Lamtorogung Leucaena leccocephala Tumbuh sangat cepat
14 Lengkeng Euphoria longan Berbuah
15 Lontar / Siwalan Borassus flabellifer Bentuk tajuk menarik
16 Mahoni Switenia mahagoni Besar dan rindang
17 Mangga Mangifera indica Berbuah
18 Mangkokan Nothopanax scutellarium Tanama obat
19 Matoa Pometia pinata Berbuah
20 Mimba Azadirachta indica

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAi 15
BAB-4
Rencana Pola Ruang

No Nama Lokal Nama Latin Keterangan


21 Nagasari Mesua ferrea Rindang berbunga
22 Nangka Artocarpus heterophylla Berbuah
23 Nusa Indah Musaenda sp. Berbunga
24 Nyamplung Callophyllum inophyllum Rindang dan besar
25 Oleander Nerium oleander Berbunga
26 Palem Ekor Tupai Wodyetia bifurca Pohon penghantar
27 Palem kubis Licuala grandis Bentuk menarik
28 Palem Merah Cytostachys renda Berwarna
29 Palem Raja Oreodoxa regia Pohon penghantar
30 Palem Sadeng Livistona rotundifolia Pohon penghantar
31 Pinang Mac-arthur Ptychosperma macarthurii Bentuk menarik
32 Pinus, tusam Pinus mercusii Bentuk piramidal/formal
33 Puspa Schima wallichii
34 Salam Eugenia polyantha Bumbu dapur
35 Sarai raja Caryota mitis
36 Sawo kecik Manilkara kauki Berbuah
37 Sikat botol Callistemon lanceolatus Berbunga
38 Soka Ixora stricata Berbunga
39 Sukun Artocarpus altilis Berbuah
40 Tanjung Mimusops elengi Berbunga
41 Trembesi Samanea saman Rindang
Sumber : Hasil Rencana, 2014

a) RTH Taman Rukun Tetangga (RT)


 Taman Rukun Tetangga (RT) adalah taman yang ditujukan untuk melayani penduduk
dalam lingkup 1 (satu) RT, khususnya untuk melayani kegiatan sosial di lingkungan RT
tersebut. Luas taman ini adalah minimal 1 m 2 per penduduk RT, dengan luas minimal
250 m2. Lokasi taman berada pada radius kurang dari 300 m dari rumah-rumah
penduduk yang dilayani.
 Luas area yang ditanami tanaman (ruang hijau) minimal seluas 70% - 80% dari luas
taman. Selain ditanami dengan berbagai tanaman, taman ini juga terdapat minimal 3
(tiga) pohon pelindung dari jenis pohon kecil atau sedang.

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAi 16
BAB-4
Rencana Pola Ruang

Gambar 4-2
Illustrasi Taman Rukun Tetangga (RT)

b) RTH Taman Rukun Warga (RW)


 RTH Taman Rukun Warga (RW) dapat disediakan dalam bentuk taman yang ditujukan
untuk melayani penduduk satu RW, khususnya kegiatan remaja, kegiatan olahraga
masyarakat, serta kegiatan masyarakat lainnya di lingkungan RW tersebut. Luas
taman ini minimal 0,5 m2 per penduduk RW, dengan luas minimal 1.250 m 2. Lokasi
taman berada pada radius kurang dari 600 m dari rumah-rumah penduduk yang
dilayaninya.
 Luas area yang ditanami tanaman (ruang hijau) minimal seluas 70% - 80% dari luas
taman, sisanya dapat berupa pelataran yang diperkeras sebagai tempat melakukan
berbagai aktivitas. Pada taman ini selain ditanami dengan berbagai tanaman sesuai
keperluan, juga terdapat minimal 10 (sepuluh) pohon pelindung dari jenis pohon kecil
atau sedang.

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAi 17
BAB-4
Rencana Pola Ruang

Gambar 4-3
Illustrasi Taman Rukun Warga (RW)

c) RTH Kelurahan/desa
 RTH kelurahan dapat disediakan dalam bentuk taman yang ditujukan untuk melayani
penduduk satu kelurahan. Luas taman ini minimal 0,30 m 2 per penduduk kelurahan,
dengan luas minimal taman 9.000 m 2. Lokasi taman berada pada wilayah kelurahan
yang bersangkutan.
 Luas area yang ditanami tanaman (ruang hijau) minimal seluas 80% - 90% dari luas
taman, sisanya dapat berupa pelataran yang diperkeras sebagai tempat melakukan
berbagai aktivitas. Pada taman ini selain ditanami dengan berbagai tanaman sesuai
keperluan, juga terdapat minimal 25 (dua puluh lima) pohon pelindung dari jenis
pohon kecil atau sedang untuk jenis taman aktif dan minimal 50 (lima puluh) pohon
pelindung dari jenis pohon kecil atau sedang untuk jenis taman pasif.

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAi 18
BAB-4
Rencana Pola Ruang

Gambar 4-4
Taman Kelurahan

d) RTH Kecamatan
 RTH kecamatan dapat disediakan dalam bentuk taman yang ditujukan untuk melayani
penduduk satu kecamatan. Luas taman ini minimal 0,2 m 2 per penduduk kecamatan,
dengan luas taman minimal 24.000 m2.
 Luas area yang ditanami tanaman (ruang hijau) minimal seluas 80% - 90% dari luas
taman, sisanya dapat berupa pelataran yang diperkeras sebagai tempat melakukan
berbagai aktivitas. Pada taman ini selain ditanami dengan berbagai tanaman sesuai
keperluan, juga terdapat minimal 50 (lima puluh) pohon pelindung dari jenis pohon
kecil atau sedang untuk taman aktif dan minimal 100 (seratus) pohon tahunan dari
jenis pohon kecil atau sedang untuk jenis taman pasif.

Gambar 4-5
Ilustrasi Taman Kecamatan

 RTH Kota/Perkotaan
A. Taman Kota
 RTH Taman kota adalah taman yang ditujukan untuk melayani penduduk satu kota
atau bagian wilayah kota. Taman ini melayani minimal 480.000 penduduk dengan
standar minimal 0,3 m2 per penduduk kota, dengan luas taman minimal 144.000 m 2.

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAi 19
BAB-4
Rencana Pola Ruang

Taman ini dapat berbentuk sebagai RTH (lapangan hijau), yang dilengkapi dengan
Sarana rekreasi dan olah raga, dan kompleks olah raga dengan minimal RTH 80% - 90%.
Semua Sarana tersebut terbuka untuk umum.
 Jenis vegetasi yang dipilih berupa pohon tahunan, perdu, dan semak ditanam secara
berkelompok atau menyebar yang berfungsi sebagai pohon pencipta iklim mikro atau
sebagai pembatas antar kegiatan.

Tabel 4-10
Jenis Tanaman Untuk Taman Kota
No Jenis dan Nama Tanaman Nama latin Keterangan
1 Bunga Kupu-kupu Bauhinia Purpurea berbunga
2 Kemboja merah Plumeria rubra berbunga
3 Kersen Muntingia calabura berbuah
4 Kendal Cordia sebestena berbunga
5 Jambu batu Psidium guajava berbuah
6 Lengkeng Ephorbia longan berbuah
7 Bunga Lampion Brownea ariza berbunga
8 Kenanga Cananga odorata berbunga
9 Akasia mangium Accacia mangium -
10 Jambu air Eugenia aquea berbuah
11 Kenari Canarium commune berbuah
Sumber: Hasil Rencana, 2014

Gambar 4-6
Ilustrasi Taman Kota

B. RTH Jalur Hijau Jalan


Untuk jalur hijau jalan, RTH dapat disediakan dengan penempatan tanaman antara 20–
30% dari ruang milik jalan (rumija) sesuai dengan kelas jalan. Untuk menentukan
pemilihan jenis tanaman, perlu memperhatikan 2 (dua) hal, yaitu fungsi tanaman dan

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAi 20
BAB-4
Rencana Pola Ruang

persyaratan penempatannya. Disarankan agar dipilih jenis tanaman khas daerah


setempat, yang disukaioleh burung-burung, serta tingkat evapotranspirasi rendah.

Tabel 4-11
Jenis Tanaman Untuk Peneduh Jalan
Jarak Tanam
No Jenis dan Nama Tanaman Nama latin Tinggi (m)
(m)
I Pohon
1 Bunga kupu-kupu Bauhinia purpurea 8 12
2 Bunga kupu-kupu ungu Bauhinia blakeana 8 12
3 Trengguli Cassia fistula 15 12
4 Kayu Manis Cinnamommum iners 12 12
5 Salam Euginia polyantha 12 6
6 Melinjo Gnetum gnemon 15 6
7 Bungur Lagerstroemia floribunda 18 12
8 Cempaka Michelia champaca 18 12
9 Tanjung Mimosups elengi 12 12
II Perdu/semak/groundcover
1 Canna Canna varigata 0,6 0,2
2 Soka jepang Ixora spp 0,3 0,2
3 Puring Codiaeum varigatum 0,7 0,3
4 Lili pita Ophiopogon jaburan 0,3 0,15
Sumber: Hasil Rencana 2014.

Di Kawasan Perkotaan Alai saat ini sebagian diantaranya nyaris tidak memiliki sempadan
bangunan terhadap jalan. RTH sempadan jalan menampung beberapa fungsi antara lain,
jalur pejalan kaki, jalur utilitas, street furniture, area resapan air serta vegetasi pelindung
dan pengaman pemakai jalan. Berkenaan dengan hal tersebut maka penyediaan RTH
sempadan jalan minimal 20 – 30 % dari lebar jalan, perlu di alokasikan.

Berdasarkan kondisi ekologis lingkungan yang semakin buruk akibat pencemaran udara
dari kendaraan, maka di Kawasan Perkotaan Alai pemilihan vegetasi untuk RTH sempadan
jalan ditekankan pada vegetasi yang memiliki kemampuan sebagai pereduksi polutan,
sekaligus pelindung dari terik matahari dan terpaan angin. Sedangkan pulau jalan adalah
RTH yang terbentuk karena geometris jalan, sehingga tidak memiliki bentuk dan standar
luasan yang baku. Pulau jalan di samping sebagai pembagi, pengarah dan pengaman jalan,
juga memiliki fungsi sebagai pengenal bagi pemakai jalan. Untuk itu maka penataan RTH
pulau jalan hanya diarahkan pada peningkatan keindahan, dengan tetap memperhatikan
keamaman pemakai jalan, khususnya penutupan visual yang sering menyebabkan “blind
spot” bagi pemakai jalan.

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAi 21
BAB-4
Rencana Pola Ruang

Atas dasar kondisi tersebut maka arahan penataan RTH sempadan jalan di Kawasan
Perkotaan Alai adalah sebagai berikut :

a. Penyediaan RTH sempadan jalan di Kawasan Perkotaan Alai harus di terapkan pada
saat pelebaran jalan atau pembangunan jalan baru.
b. Lebar sempadan jalan minimal 20 – 30 % dari lebar jalan.
c. Sesuai klas jalannya, maka jalur pejalan kaki, street furniture dapat dialokasikan pada
RTH ini.
d. Pemilihan vegetasi dari tanaman pereduksi polutan dengan jarak tanam antara 5 – 8
m di sesuaikan dengan pemilihan vegetasinya.
e. Penempatan jalur pejalan kaki, street furnitire dan fasilitas pendukung lainnya tetap
mempertimbangkan optimasi RTH ini sebagai area resapan air.
f. Penataan pulau jalan lebih ditekankan pada penciptaan estetika, dengan
menempatkan tanaman hias serta taman-taman, yang sebagai elemen keindahan.

Gambar 4-7
Ilustrasi Penataan RTH Jalur Hijau Jalan

Gambar 4-8
Ilustrasi Junction Plan

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAi 22
BAB-4
Rencana Pola Ruang

Gambar 4-9
Konsep Rencana Penyediaan RTH Jalan

Untuk arahan lokasi zona Ruang Terbuka Hijau dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4-12
Luasan Zona Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan Alai
Taman kota (Ha) Taman Lingkungan (Ha) TPU (Ha)
No Blok
RTH - 1 RTH - 2 RTH - 3
1 Blok 1 - 23,737 -
2 Blok 2 - 6,5367 -
3 Blok 3 - 1,9252 -
4 Blok 4 - 4,4691 -
5 Blok 5 - 5,2901 -
6 Blok 6 2,31 3,2375 9,97
7 Blok 7 - 0,6211 -
8 Blok 8 - - -
9 Blok 9 - - -
Sumber: Hasil Rencana, 2014

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAi 23
BAB-4
Rencana Pola Ruang

Gambar 4-10
Rencana Zona Lindung di Kawasan Perkotaan Alai

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAi 24
Rencana Pola Ruang
BAB-4
Rencana Pola Ruang

4.3 Zona Budidaya


Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan
atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya
buatan. Rencana kawasan/zona budidaya yang terdapat di Kawasan Kecamatan Tebing Tinggi
Barat meliputi:

1. Zona perumahan;
2. Zona perdagangan dan jasa;

3. Zona perkantoran.

Tabel 4-13
Klasifikasi Zona Dan Sub Zona Serta Arahan Pemanfaatan Ruang Pada Kawasan Budidaya
Kode Zona Sub Zona Kode Definisi
R Perumahan Rumah R-3 Peruntukan tanah yang merupakan bagian dari kawasan budidaya
Kepadatan difungsikan untuk tempat tinggal atau hunian dengan
Sedang perbandingan yang hampir seimbang antara jumlah bangunan
rumah dengan luas lahan
Rumah R-4 Peruntukan tanah yang merupakan bagian dari kawasan budidaya
Kepadatan difungsikan untuk tempat tinggal atau hunian dengan
Rendah perbandingan yang kecil antara jumlah bangunan rumah dengan
luas lahan
K Perdagangan Skala Kecamatan K-2 Peruntukan tanah yang merupakan bagian dari kawasan budidaya
dan Jasa difungsikan untuk pengembangan kelompok kegiatan
perdagangan dan/atau jasa, tempat bekerja, tempat berusaha,
tempat hiburan dan rekreasi dengan skala pelayanan kecamatan
yang dikembangkan dalam bentuk deret/tunggal
Skala Kelurahan K-3 Peruntukan tanah yang merupakan bagian dari kawasan budidaya
difungsikan untuk pengembangan kelompok kegiatan
perdagangan dan/atau jasa, tempat bekerja, tempat berusaha,
tempat hiburan dan rekreasi dengan skala pelayanan kelurahan
yang dikembangkan dalam bentuk deret/tunggal
KT Perkantoran Pemerintah KT-1 Peruntukan tanah yang merupakan bagian dari kawasan budidaya
difungsikan untuk pengembangan kegiatan pemerintahan dan
pelayanan masyarakat
SPU Sarana Olahraga SPU-4 Peruntukan tanah yang merupakan bagian dari kawasan budidaya
Pelayanan yang dikembangkan untuk menampung sarana olah raga dalam
Umum bentuk terbuka maupun tertutup sesuai dengan lingkup
pelayanannya dengan herarki dan sekala pelayanan yang
disesuaikan dengan jumlah penduduk
Ibadah SPU-6 Peruntukan tanah yang merupakan bagian dari kawasan budidaya
yang dikembangkan untuk menampung sarana peribadatan
dengan lingkup pelayanannya dengan herarki dan sekala
pelayanan yang disesuaikan dengan jumlah penduduk
PL Peruntukkan Pertanian dan PL peruntukan tanah yang merupakan bagian dari kawasan budidaya
Lainnya Perkebunan yang dikembangkan untuk mengembangkan kegiatan tanaman
tertentu, pemberian makanan, pengkandangan, dan
pemeliharaan hewan untuk pribadi maupun tujuan komersial
Sumber: Rencana, 2014

Laporan AKHIR 25
RDTR Kawasan Perkotaan ALAI 25
BAB-4
Rencana Pola Ruang

4.3.1 Zona Perumahan


Kawasan perumahan dan permukiman memiliki fungsi antara lain :

 sebagai lingkungan tempat tinggal dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan
dan penghidupan masyarakat sekaligus menciptakan interaksi sosial, dan

 sebagai kumpulan tempat hunian dan tempat berteduh keluarga serta sarana bagi
pembinaan keluarga.

Penyebaran lokasi perumahan di Kawasan Perkotaan Alai mempunyai pola penyebaran


tertentu. Pola penyebaran perumahan yang dominan adalah menyebar secara linier
berorientasi pada jaringan jalan utama dan juga di sepanjang jalan-jalan kolektor dan jalan-
jalan lokal. Kecenderungan perkembangan perumahan pada masa mendatang masih akan
berada di sepanjang jalur jalan karena dianggap memberikan kelancaran perhubungan dan
pergerakan optimal, oleh karena itu untuk membuka daerah perumahan baru atau
meningkatkan perumahan yang sudah ada maka perlu ditingkatkan pula jaringan jalan yang
ada dan membuka jaringan jalan baru untuk membuka daerah terbelakang.

Guna memenuhi kebutuhan perumahan yang ada di Kawasan Perkotaan Alai, maka kebutuhan
rumah dihitung berdasarkan Kriteria perbandingan tipe rumah yang mengacu pada Peraturan
Mentri Perumahan No. 10 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan
Permukiman Dengan Hunian Berimbang. Dimana antara rumah tipe kecil : tipe sedang : tipe
besar menggunakan komposisi 3 : 2 : 1, dimana setiap enam unit rumah terdapat 3 unit rumah
tipe kecil, 2 unit rumah tipe sedang dan 1 unit rumah tipe besar.

Kebutuhan Lahan untuk kavling rumah


Dalam perhitungan prediksi luas lahan untuk kavling rumah perlu dilakukan asumsi komposisi
luas masing-masing tipe kavling rumah pada masa yang akan datang. Untuk 20 tahun kedepan
asumsi yang digunakan adalah:

 kebutuhan jumlah rumah dihitung berdasarkan jumlah kepala keluarga. Diasumsikan


kepala keluarga terdiri dari 5 (lima) orang;

 Dengan perbandingan 1:2:3 maka, tipe rumah besar luas kavling diatas 300 m 2, tipe
rumah sedang luas kavling = 200 m2dan tipe rumah kecil, luas kavling = 100 m 2

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAI
26
BAB-4
Rencana Pola Ruang

Tabel 4-14
Proyeksi Sarana Rumah Kecamatan Tebing Tinggi Barat Tahun 2014-2034
Jumlah Kebutuhan Rumah Luas Lahan
No Kelurahan/desa
Rumah 1 2 3 1 2 3
2014
1 Tanjung Peranap 296 49 99 148 14.810 19.747 14.810
2 Tanjung 287 48 96 144 14.370 19.160 14.370
3 Insit 471 79 157 236 23.560 31.413 23.560
4 Tenan 247 41 82 124 12.370 16.493 12.370
5 Kundur 251 42 84 126 12.550 16.733 12.550
6 Batang Malas 195 33 65 98 9.770 13.027 9.770
7 Alai 373 62 124 186 18.630 24.840 18.630
8 Mekong 215 36 72 108 10.760 14.347 10.760
9 Mantiasa 254 42 85 127 12.720 16.960 12.720
10 Gogok Darussalam 240 40 80 120 12.000 16.000 12.000
11 Maini Darul Aman 122 20 41 61 6.080 8.107 6.080
12 Mengkikip 142 24 47 71 7.080 9.440 7.080
13 Alai Selatan 227 38 76 114 11.370 15.160 11.370
14 Tanjung Darul Takzim 153 26 51 77 7.670 10.227 7.670
Jumlah 3.475 579 1.158 1.737 173.740 231.653 173.740
2019
1 Tanjung Peranap 380 63 127 190 19.010 25.347 19.010
2 Tanjung 382 64 127 191 19.120 25.493 19.120
3 Insit 595 99 198 298 29.760 39.680 29.760
4 Tenan 582 97 194 291 29.100 38.800 29.100
5 Kundur 255 43 85 128 12.750 17.000 12.750
6 Batang Malas 208 35 69 104 10.420 13.893 10.420
7 Alai 616 103 205 308 30.780 41.040 30.780
8 Mekong 261 44 87 131 13.060 17.413 13.060
9 Mantiasa 288 48 96 144 14.400 19.200 14.400
10 Gogok Darussalam 281 47 94 140 14.030 18.707 14.030
11 Maini Darul Aman 181 30 60 91 9.060 12.080 9.060
12 Mengkikip 165 27 55 82 8.230 10.973 8.230
13 Alai Selatan 252 42 84 126 12.620 16.827 12.620
14 Tanjung Darul Takzim 164 27 55 82 8.200 10.933 8.200
Jumlah 4.611 768 1.537 2.305 230.540 307.387 230.540
2024
1 Tanjung Peranap 464 77 155 232 23.210 30.947 23.210
2 Tanjung 477 80 159 239 23.870 31.827 23.870
3 Insit 719 120 240 360 35.960 47.947 35.960
4 Tenan 916 153 305 458 45.820 61.093 45.820
5 Kundur 259 43 86 130 12.950 17.267 12.950
6 Batang Malas 221 37 74 111 11.070 14.760 11.070
7 Alai 859 143 286 429 42.930 57.240 42.930
8 Mekong 307 51 102 154 15.360 20.480 15.360
9 Mantiasa 321 54 107 161 16.070 21.427 16.070
10 Gogok Darussalam 321 54 107 161 16.050 21.400 16.050
11 Maini Darul Aman 241 40 80 120 12.030 16.040 12.030
12 Mengkikip 188 31 63 94 9.380 12.507 9.380
13 Alai Selatan 277 46 92 139 13.870 18.493 13.870
14 Tanjung Darul Takzim 174 29 58 87 8.720 11.627 8.720

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAI
27
BAB-4
Rencana Pola Ruang

Jumlah Kebutuhan Rumah Luas Lahan


No Kelurahan/desa
Rumah 1 2 3 1 2 3
Jumlah 5.746 958 1.915 2.873 287.290 383.053 287.290
2029
1 Tanjung Peranap 548 91 183 274 27.410 36.547 27.410
2 Tanjung 572 95 191 286 28.620 38.160 28.620
3 Insit 843 141 281 422 42.160 56.213 42.160
4 Tenan 1.251 209 417 626 62.550 83.400 62.550
5 Kundur 263 44 88 132 13.150 17.533 13.150
6 Batang Malas 234 39 78 117 11.720 15.627 11.720
7 Alai 1.102 184 367 551 55.080 73.440 55.080
8 Mekong 353 59 118 177 17.660 23.547 17.660
9 Mantiasa 355 59 118 178 17.750 23.667 17.750
10 Gogok Darussalam 362 60 121 181 18.080 24.107 18.080
11 Maini Darul Aman 300 50 100 150 15.010 20.013 15.010
12 Mengkikip 211 35 70 105 10.530 14.040 10.530
13 Alai Selatan 302 50 101 151 15.120 20.160 15.120
14 Tanjung Darul Takzim 185 31 62 93 9.250 12.333 9.250
Jumlah 6.882 1.147 2.294 3.441 344.090 458.787 344.090
2034
1 Tanjung Peranap 632 105 211 316 31.610 42.147 31.610
2 Tanjung 667 111 222 334 33.370 44.493 33.370
3 Insit 967 161 322 484 48.360 64.480 48.360
4 Tenan 1.585 264 528 793 79.270 105.693 79.270
5 Kundur 267 45 89 134 13.350 17.800 13.350
6 Batang Malas 247 41 82 124 12.370 16.493 12.370
7 Alai 1.345 224 448 672 67.230 89.640 67.230
8 Mekong 399 67 133 200 19.960 26.613 19.960
9 Mantiasa 388 65 129 194 19.420 25.893 19.420
10 Gogok Darussalam 402 67 134 201 20.100 26.800 20.100
11 Maini Darul Aman 360 60 120 180 17.980 23.973 17.980
12 Mengkikip 234 39 78 117 11.680 15.573 11.680
13 Alai Selatan 327 55 109 164 16.370 21.827 16.370
14 Tanjung Darul Takzim 195 33 65 98 9.770 13.027 9.770
Jumlah 8.017 1.336 2.672 4.008 400.840 534.453 400.840
Sumber: Hasil Analisis 2014

Tabel 4-15
Proyeksi Sarana Rumah Kawasan Perkotaan Alai Tahun 2014-2034
Jumlah Kebutuhan Rumah Luas Lahan
No Kelurahan/desa
Rumah 1 2 3 1 2 3
2014
1 Insit 471 79 157 236 23.560 31.413 23.560
2 Alai 373 62 124 186 18.630 24.840 18.630
3 Mekong 215 36 72 108 10.760 14.347 10.760
4 Gogok Darussalam 240 40 80 120 12.000 16.000 12.000
5 Alai Selatan 227 38 76 114 11.370 15.160 11.370
Jumlah 1.526 255 509 764 76.320 101.760 76.320
2019
1 Tanjung Peranap 380 63 127 190 19.010 25.347 19.010

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAI
28
BAB-4
Rencana Pola Ruang

Jumlah Kebutuhan Rumah Luas Lahan


No Kelurahan/desa
Rumah 1 2 3 1 2 3
1 Insit 595 99 198 298 29.760 39.680 29.760
2 Alai 616 103 205 308 30.780 41.040 30.780
3 Mekong 261 44 87 131 13.060 17.413 13.060
4 Gogok Darussalam 281 47 94 140 14.030 18.707 14.030
5 Alai Selatan 252 42 84 126 12.620 16.827 12.620
Jumlah 2.005 335 668 1.003 100.250 133.667 100.250
2024
1 Insit 719 120 240 360 35.960 47.947 35.960
2 Alai 859 143 286 429 42.930 57.240 42.930
3 Mekong 307 51 102 154 15.360 20.480 15.360
4 Gogok Darussalam 321 54 107 161 16.050 21.400 16.050
5 Alai Selatan 277 46 92 139 13.870 18.493 13.870
Jumlah 2.483 414 827 1.243 124.170 165.560 287.290
2029
1 Insit 843 141 281 422 42.160 56.213 42.160
2 Alai 1.102 184 367 551 55.080 73.440 55.080
3 Mekong 353 59 118 177 17.660 23.547 17.660
4 Gogok Darussalam 362 60 121 181 18.080 24.107 18.080
5 Alai Selatan 302 50 101 151 15.120 20.160 15.120
Jumlah 6.882 1.147 2.294 3.441 344.090 458.787 344.090
2034
1 Insit 967 161 322 484 48.360 64.480 48.360
2 Alai 1.345 224 448 672 67.230 89.640 67.230
3 Mekong 399 67 133 200 19.960 26.613 19.960
4 Gogok Darussalam 402 67 134 201 20.100 26.800 20.100
5 Alai Selatan 327 55 109 164 16.370 21.827 16.370
Jumlah 3.440 574 1.146 1.721 172.020 229.360 172.020
Sumber: Hasil Analisis 2014

Berdasarkan perhitungan proyeksi Kebutuhan Perumahan dengan akhir tahun perencanaan,


Tahun 2034 dibutuhkan sebanyak 4.996 Perumahan berupa Kebutuhan Perumahan 1 adalah
tipe Rumah Besar dengan luas 250 m 2 sebesar 833 unit, Perumahan Tipe 2 dengan luas kavling
150 m2 sebesar 1.665 Unit, perumahan tipe 3 dengan luas kavling 80 m 2 Sebesar 2.498 unit.
Adapun lokasi zona perumahan yang ada di kawasan Perkotaan Alai adalah sebagai berikut :

Tabel 4-16
Lokasi Zona Perumahan di Kawasan Perkotaan Alal
Permukiman Desa
No Blok Kepadatan Sedang Kepadatan Rendah
(R -3) (R – 4)
1 Blok 1 129,655 - 
2 Blok 2 37,63 - 
3 Blok 3 140,072 - 
4 Blok 4 111,077 - 
5 Blok 5 241,934 - 

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAI
29
BAB-4
Rencana Pola Ruang

Permukiman Desa
No Blok Kepadatan Sedang Kepadatan Rendah
(R -3) (R – 4)
6 Blok 6 188,839 - 
7 Blok 7 18,813 5,8137
8 Blok 8 -  44,353
9 Blok 9 295,576 - 
Sumber: Hasil Analisis 2014

Penanganan perumahan secara umum


Dalam pengembangannya, perumahan di Kawasan Perkotaan Alai diarahkan penempatannya
dalam beberapa golongan perpetakan. Pengembangan perpetakan ini dilakukan salah satunya
untuk mengatur kepadatan sebuah kawasan. Perpetakan perumahan ini memiliki tiga
penggolongan, yaitu kepadatan tinggi, sedang dan rendah. Dengan alokasi luasan lahan
perumahan yang ada di Kawasan Perkotaan Alai. Penggolongan ini diberlakukan untuk
pengembangan perumahan baru. Sedangkan untuk perumahan yang telah menempati suatu
petak yang ada tidak diberlakukan arahan pengembangan ini.

Rencana pengembangan perumahan di Kawasan Perkotaan Alai meliputi:

1. menyediakan berbagai tipe dan jenis rumah yang sesuai dengan kebutuhan dari berbagai
segmen masyarakat, dengan cara pengembangan permukiman horizontal bagi golongan
masyarakat mengengah bawah; dan
2. menata kawasan permukiman kumuh, dengan cara :
 peremajaan kawasan;
 perbaikan kampung;
 peningkatan RTH; dan
 pembangunan dan perbaikan kualitas infrastruktur kawasan.
3. meningkatkan kondisi rumah yang tidak layak huni dengan melakukan perbaikan dan
pemugaran rumah yang tidak layak huni;
4. menjaga kualitas lingkungan permukiman yang telah sesuai dengan tata ruang, dengan
cara :
 pemenuhan standar kebutuhan fasilitas dan infrastruktur permukiman; dan
 pengendalian kegiatan dan kualitas infrastruktur kawasan permukiman.
5. pengembangan perumahan ini juga harus mengikuti peraturan yang disertai dengan
pengawasan dilapangan. dengan tujuan untuk mengurangi ketidakteraturan

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAI
30
BAB-4
Rencana Pola Ruang

perkembangan perumahan. Peraturan-peraturan yang mengikuti perkembangan


perumahan antara lain Garis Sempadan Bangunan (GSB), KDB, dan KLB.

Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh


Kawasan permukiman kumuh di Kawasan Perkotaan Alai terdapat di bantaran sungai. Kawasan
kumuh tersebut sangat padat penduduk dan belum dilayani oleh jaringan infrastruktur yang
baik. Oleh karena itu diperlukan beberapa strategi. Konsep Dasar Penanganan permukiman
kumuh tepi sungai harus mengikuti kaidah-kaidah sebagai berikut:

 yang harus diprioritaskan adalah bahwa system hidrologi harus aman secara alamiah, dan
rencana normalisasi merupakan Given, artinya suatu yang tidak dapat lagi ditawar ( harus
dilaksanakan );
 penetapan permukiman harus mengikuti keberadaan tata air seperti kegiatan normalisasi,
peningkatan kualitas air dan system drainase permukiman; dan
 mempertimbangkan rencana Tata Guna Lahan yang ada.

Penanganan kegiatan penataan permukiman kumuh tepi sungai, secara wilayah dibagi
menjadi dua zona yaitu :

1. permukiman di luar batas bantaran sungai dengan kegiatan kegiatan antara lain :
 penanganan drainase permukaan meliputi pembangunan saluran, polder, pintu air
dll;
 penanganan dampak negatif permukiman (emiten) seperti sampah, limbah domestik
dan pencegahan perambahan permukiman terhadap badan sungai.
 peningkatan prasarana permukiman seperti jalan lingkungan, jalan setapak, air
bersioh dan penghijauan.
 disamping kegiatan yang berupa fisik, diperlukan juga kegiatan-kegiatan yang berupa
program peningkatan ekonomi (income generating) dan penguatan kelembagaan
seperti pembentukan pokmas/forum warga untuk pengelolaan lingkungan
sungai/situ/saluran, dan penyuluhan-penyuluhan lainnya.
2. permukiman yang berada di dalam bantaran atau di wilayah normalisasi dengan kegiatan-
kegiatan antara lain:
 pengosongan bantaran sungai dari kegiatan hunian dan kegiatan produktif lainnya;
 relokasi warga yang tergusur akibat pembangunan normalisasi sungai dengan
memberikan fasilitas rumah sederhana sementara yang dapat dikembangkan
menjadi rumah susun sederhana sewa (Rusunawa); dan

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAI
31
BAB-4
Rencana Pola Ruang

 untuk menjaga keberlangsungan ekonomi mereka, perlu dilakukan peningkatan


usaha lewat pemberian kredit disertai pelatihan-pelatihan, pembentukan kelompok-
kelompok usaha serta penyuluhan-penyuluhan agar tidak kembali ke bantaran sungai
yang lain.

4.3.2 Zona Sarana Pelayanan Umum

4.3.2.1 Sarana Perdagangan dan Jasa


Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa ditujukan untuk menyediakan ruang bagi
pengembangan sektor ekonomi melalui lapangan usaha perdagangan, pasar tradisional, pusat
perbelanjaan dan toko modern. Kawasan perdagangan memiliki fungsi antara lain :

 memfasilitasi kegiatan transaksi perdagangan dan jasa antar masyarakat yang


membutuhkan (sisi permintaan) dan masyarakat yang menjual jasa (sisi penawaran); dan

 menyerap tenaga kerja dan memberikan kontribusi yang dominan terhadap PDRB.

Pola perkembangan kegiatan perdagangan dan jasa yang ada di Kawasan Perkotaan Alai
merupakan pola pengembangan yang linear dengan berorientasi pada jalan utama pada
kawasan perkotaan. Berdasarkan kondisi tersebut maka kegiatan perdagangan dan jasa
direncanakan sebagai berikut:

1. kegiatan perdagangan dan jasa skala kecamatan, direncanakan:


 dikembangkan secara terpadu (blok komersial terpadu);
 di pusat kecamatan secara terpadu (blok komersial terpadu);
 zona perdagangan di Jalan kolektor harus memperhatikan daya dukung lalu lintas
dan ketentuan teknis parkir; dan
 setiap kegiatan perdagangan skala kecamatan harus dilengkapi dengan fasilitas parkir
yang memadai dengan sistem parkir off street dan parkir bersama.
2. kegiatan perdagangan dan jasa skala desa, direncanakan :
 pengaturan lokasi diarahkan berlokasi di pusat lingkungan dan dikembangkan
terpadu (blok komersial terpadu);
 di jalan lingkungan dengan memperhatikan daya dukung lalu lintas dan ketentuan
teknis parkir; dan

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAI
32
BAB-4
Rencana Pola Ruang

 setiap kegiatan perdagangan skala kecamatan harus dilengkapi dengan fasilitas parkir
yang memadai dengan sistem parkir off street dan parkir bersama.
3. mendorong pengembangan pasar tradisional dengan kualitas pelayanan sama dengan
pasar modern dengan jumlah dan hirarki pelayanan disesuaikan dengan standar yang
berlaku;
4. perkembangan kegiatan perdagangan dan jasa diarahkan pada lokasi yang memang
diperuntukan untuk kegiatan tersebut dalam rencana guna lahan Kecamatan Alai;
5. menyediakan ruang untuk sektor informal;
6. semua kegiatan perdagangan dan jasa diwajibkan dilengkapi dengan fasilitas penunjang
seperti parkir sesuai dengan tingkat aktivitasnya, dan jalur pejalan kaki;
7. kegiatan perdagangan, profesi dan pariwisata pada jalan arteri dan kolektor diarahkan
pada gedung perkantoran/ rukan sehingga penyediaan fasilitas penunjang dapat
dilakukan secara bersama; dan

8. Kegiatan perdagangan pada kawasan perumahan dibatasi agar tidak mengganggu


kenyamanan lingkungan sebagai tempat hunian.

Pola ruang zona perdagangan dan jasa dalam yang direncanakan di Kawasan Perkotaan Alai
terdiri atas pasar tradisional dan pusat perbelanjaan.

1. Pasar Tradisional

Pasar merupakan salah satu orientasi pergerakan penduduk. Pasar-pasar tersebut akan
berada di sekitar pusat kegiatan. Rencana pengembangan fasilitas pasar tradisional adalah
di Kawasan Perkotaan Alai sebagai berikut:
 Pengaturan dan penataan pasar yang masih sesuai dengan peruntukannya di seluruh
kecamatan;
 Mempertahankan dan merevitalisasi keberadaan pasar dengan meningkatkan sarana
parkir yang memadai.

Pada perhitungan analisis kebutuhan pasar untuk Kawasan Perkotaan Alai belum
membutuhkan pasar, namun pada kenyataannya apabila dilihat dari kebutuhan penduduk
saatn ini, Pasar sangat diperlukan untuk memenuhi keperluan penduduk, oleh karena itu
tetap dibutuhkan 1 (satu) unit pasar pada pusat kawasan perkotaan Alai.

Pertokoan

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAI
33
BAB-4
Rencana Pola Ruang

Pertokoan adalah pelayanan perdagangan berdiri sendiri atau secara kelompok.


Pertokoan secara kelompok biasanya berkembang secara linier mengikuti jalur jalan
utama kota melengkapi kegiatan perkotaan lain, seperti pendidikan, perkantoran dan
perdagangan lainnya.
Batasan luas lantai penjualan dan sistem penjualan serta jenis barang dagangan
pertokoan adalah sebagai berikut:
a. Minimarket, luas lantai kurang dari 400 m2, menjual secara eceran barang konsumsi
terutama produk makanan dan produk rumah tangga. Rencana pengembangan
minimarket meliputi:
 dikembangkan di tingkat desa yang belum terlayani; dan
 dikembangkan pada setiap sistem jaringan jalan, termasuk sistem jaringan jalan
lingkungan pada kawasan pelayanan lingkungan (perumahan) dengan
memperhatikan daya dukung lalu lintas dan ketentuan teknis parkir.
b. Supermarket, luas lantai kurang dari 400 m2, menjual secara eceran barang konsumsi
terutama produk makanan dan produk rumah tangga dan Departement Store, luas
lantai diatas 400 m2, menjual secara eceran barang konsumsi utamanya produk
sandang dan perlengkapannya dengan penataan barang berdasarkan jenis kelamin
dan/atau tingkat usia konsumen;
c. Rencana pengembangan Supermarket dan Departement Store meliputi :
 dikembangkan pada sistem jaringan jalan utama seperti arteri dan jalan kolektor
dengan memperhatikan daya dukung lalu lintas dan ketentuan teknis parkir;
 harus dilengkapi dengan tempat parkir kendaraan.

Tabel 4-17
Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Perdagangan Dan Niaga Kawasan Perkotaan Alai Tahun 2014-
2034
Fasilitas
No Desa Pusat Perbelanjaan
Warung Pertokoan
Jumlah Penduduk Ingkungan Dan Pasar Lokal
(m2) (m2)
(m2)
2014
1 Tanjung Peranap 1.481 600 0 0
2 Tanjung 1.437 600 0 0
3 Insit 2.356 900 0 0
4 Tenan 1.237 500 0 0
5 Kundur 1.255 500 0 0
6 Batang Malas 977 400 0 0
7 Alai 1.863 700 0 0

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAI
34
BAB-4
Rencana Pola Ruang

Fasilitas
No Desa Pusat Perbelanjaan
Warung Pertokoan
Jumlah Penduduk Ingkungan Dan Pasar Lokal
(m2) (m2)
(m2)
8 Mekong 1.076 400 0 0
9 Mantiasa 1.272 500 0 0
10 Gogok Darussalam 1.200 500 0 0
11 Maini Darul Aman 608 200 0 0
12 Mengkikip 708 300 0 0
13 Alai Selatan 1.137 500 0 0
14 Tanjung Darul Takzim 767 300 0 0
Jumlah 17.374 6.900 0 0
2019
1 Tanjung Peranap 1.901 800 0 0
2 Tanjung 1.912 800 0 0
3 Insit 2.976 1200 0 0
4 Tenan 2.910 1200 0 0
5 Kundur 1.275 500 0 0
6 Batang Malas 1.042 400 0 0
7 Alai 3.078 1200 3000 0
8 Mekong 1.306 500 0 0
9 Mantiasa 1.440 600 0 0
10 Gogok Darussalam 1.403 600 0 0
11 Maini Darul Aman 906 400 0 0
12 Mengkikip 823 300 0 0
13 Alai Selatan 1.262 500 0 0
14 Tanjung Darul Takzim 820 300 0 0
Jumlah 23.054 9.300 3.000 0
2024
1 Tanjung Peranap 2.321 900 0 0
2 Tanjung 2.387 1000 0 0
3 Insit 3.596 1400 3000 0
4 Tenan 4.582 1800 3000 0
5 Kundur 1.295 500 0 0
6 Batang Malas 1.107 400 0 0
7 Alai 4.293 1700 3000 0
8 Mekong 1.536 600 0 0
9 Mantiasa 1.607 600 0 0
10 Gogok Darussalam 1.605 600 0 0
11 Maini Darul Aman 1.203 500 0 0
12 Mengkikip 938 400 0 0
13 Alai Selatan 1.387 600 0 0
14 Tanjung Darul Takzim 872 300 0 0
Jumlah 28.729 11.300 9.000 0
2029
1 Tanjung Peranap 2.741 1100 0 0
2 Tanjung 2.862 1100 0 0
3 Insit 4.216 1700 3000 0

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAI
35
BAB-4
Rencana Pola Ruang

Fasilitas
No Desa Pusat Perbelanjaan
Warung Pertokoan
Jumlah Penduduk Ingkungan Dan Pasar Lokal
(m2) (m2)
(m2)
4 Tenan 6.255 2500 3000 0
5 Kundur 1.315 500 0 0
6 Batang Malas 1.172 500 0 0
7 Alai 5.508 2200 3000 0
8 Mekong 1.766 700 0 0
9 Mantiasa 1.775 700 0 0
10 Gogok Darussalam 1.808 700 0 0
11 Maini Darul Aman 1.501 600 0 0
12 Mengkikip 1.053 400 0 0
13 Alai Selatan 1.512 600 0 0
14 Tanjung Darul Takzim 925 400 0 0
Jumlah 34.409 13.700 9.000 0
2034
1 Tanjung Peranap 3.161 1300 3000 0
2 Tanjung 3.337 1300 3000 0
3 Insit 4.836 1900 3000 0
4 Tenan 7.927 3200 3000 0
5 Kundur 1.335 500 0 0
6 Batang Malas 1.237 500 0 0
7 Alai 6.723 2700 3000 0
8 Mekong 1.996 800 0 0
9 Mantiasa 1.942 800 0 0
10 Gogok Darussalam 2.010 800 0 0
11 Maini Darul Aman 1.798 700 0 0
12 Mengkikip 1.168 500 0 0
13 Alai Selatan 1.637 700 0 0
14 Tanjung Darul Takzim 977 400 0 0
Jumlah 40.084 16.100 15.000 0
Sumber : Hasil Analisis, 2014

Tabel 4-18
Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Perdagangan Dan Niaga Kawasan perkotaan Alai Tahun 2014-
2034
Fasilitas

No Desa Jumlah Warung Pertokoan Pusat Perbelanjaan Ingkungan


Penduduk (m2) (m2) Dan Pasar Lokal (m2)

2014
1 Insit 2.356 900 0 0
2 Alai 1.863 700 0 0
3 Mekong 1.076 400 0 0
4 Gogok Darussalam 1.200 500 0 0
5 Alai Selatan 1.137 500 0 0

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAI
36
BAB-4
Rencana Pola Ruang

Fasilitas

No Desa Jumlah Warung Pertokoan Pusat Perbelanjaan Ingkungan


Penduduk (m2) (m2) Dan Pasar Lokal (m2)

Jumlah 7.632 3.000 0 0


2019
1 Insit 2.976 1200 0 0
2 Alai 3.078 1200 3000 0
3 Mekong 1.306 500 0 0
4 Gogok Darussalam 1.403 600 0 0
5 Alai Selatan 1.262 500 0 0
Jumlah 10.025 4.000 3.000 0
2024
1 Insit 3.596 1400 3000 0
2 Alai 4.293 1700 3000 0
3 Mekong 1.536 600 0 0
4 Gogok Darussalam 1.605 600 0 0
5 Alai Selatan 1.387 600 0 0
Jumlah 28.729 11.300 9.000 0
2029
1 Insit 4.216 1700 3000 0
2 Alai 5.508 2200 3000 0
3 Mekong 1.766 700 0 0
4 Gogok Darussalam 1.808 700 0 0
5 Alai Selatan 1.512 600 0 0
Jumlah 14.810 5.900 6.000 0
2034
1 Insit 4.836 1900 3000 0
2 Alai 6.723 2700 3000 0
3 Mekong 1.996 800 0 0
4 Gogok Darussalam 2.010 800 0 0
5 Alai Selatan 1.637 700 0 0
Jumlah 17.202 6.900 6.000 0
Sumber : Hasil Analisis, 2014

Dilihat dari tabel diatas dapat dijelasakan bahwa jumlah fasilitas yang harus ada pada tahun
perencanaan 2034 dengan jumlah warung 16.100 m2 dan pada jenis pertokoan dengan luas
15.000 m2. Untuk alokasi lokasi dan luasan kawasan perdaganagn (K-2) seperti terlihat pada
tabel dibawah ini :

Tabel 4-19
Lokasi dan Luasan Kawasan Perdagangan di Kawasan Perkotaan Alai
Kawasan
No Blok Perdagangan
K-2
1 Blok 1 11,927

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAI
37
BAB-4
Rencana Pola Ruang

Kawasan
No Blok Perdagangan
K-2
2 Blok 2 28,211
3 Blok 3 53,727
4 Blok 4 28,128
5 Blok 5 27,873
6 Blok 6 22,228
Jumlah 172,09
Sumber : Hasil Analisis, 2014

4.3.2.2 Sarana Pendidikan


Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat yang berperan
meningkatkan kualitas hidup. Dengan makin tingginya tingkat pendidikan suatu masyarakat,
diharapkan semakin baik kualitas sumber daya manusianya. Hal tersebut ditentukan
sedemikian rupa untuk mempromosikan pendidikan yang semakin meluas untuk tiap golongan
masyarakat. Fasilitas pendidikan yang tersebar di kawasan Perkotaan Alai terdiri dari, TK, SD,
SLTP, SMU, baik sekolah negeri maupun swasta.

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAI
38
Rencana Pola Ruang
BAB-4
Rencana Pola Ruang

Tabel 4-20
Proyeksi Kebutuhan Sarana Pendidikan Kawasan Perkotaan Alai Tahun 2014-2034
TK SD SMP SMA
Jumlah
N Kebutuha Kebutuha Kebutuha
Desa Pendudu Jumla Kebutuha Penambaha Jumla Kebutuha Penambahan Jumla Kebutuha Penambaha Jumla Kebutuha Penambaha Kebutuhan
o n Lahan n Lahan n Lahan
k h Eks n (Unit) n (Unit) h Eks n (Unit) (Unit) h Eks n (Unit) n (Unit) h Eks n (Unit) n (Unit) Lahan (m2)
(m2) (m2) (m2)
2014
1 Insit 2.356 2 2 2 1.178 2 1 1 2.945 1 0 0 4.418 1 0 0 6.135
2 Alai 1.863 0 2 2 932 1 1 1 2.329 1 0 0 3.493 0 0 0 4.852
3 Mekong 1.076 1 1 1 538 3 1 1 1.345 0 0 0 2.018 0 0 0 2.802
4 Gogok Darussalam 1.200 1 1 1 600 1 1 1 1.500 0 0 0 2.250 0 0 0 3.125
5 Alai Selatan 1.137 0 1 1 569 1 1 1 1.421 0 0 0 2.132 0 0 0 2.961
Jumlah 7.632 4 7 7 3.817 8 5 5 9.540 2 0 0 14.311 1 0 0 19.875
2014
1 Insit 2.976 2 3 3 1.488 2 2 2 3.720 1 1 1 5.580 1 1 1 7.750
2 Alai 3.078 0 3 3 1.539 1 2 2 3.848 1 1 1 5.771 0 1 1 8.016
3 Mekong 1.306 1 1 1 653 3 1 1 1.633 0 0 0 2.449 0 0 0 3.401
4 Gogok Darussalam 1.403 1 1 1 702 1 1 1 1.754 0 0 0 2.631 0 0 0 3.654
5 Alai Selatan 1.262 0 1 1 631 1 1 1 1.578 0 0 0 2.366 0 0 0 3.286
Jumlah 10.025 4 9 9 5.013 8 7 7 12.533 2 2 2 18.797 1 2 2 26.107
2014
1 Insit 3.596 2 4 4 1.798 2 2 2 4.495 1 1 1 6.743 1 1 1 9.365
2 Alai 4.293 0 4 4 2.147 1 3 3 5.366 1 1 1 8.049 0 1 1 11.180
3 Mekong 1.536 1 2 2 768 3 1 1 1.920 0 0 0 2.880 0 0 0 4.000
4 Gogok Darussalam 1.605 1 2 2 803 1 1 1 2.006 0 0 0 3.009 0 0 0 4.180
5 Alai Selatan 1.387 0 1 1 694 1 1 1 1.734 0 0 0 2.601 0 0 0 3.612
Jumlah 12.417 4 13 13 6.210 8 8 8 15.521 2 2 2 23.282 1 2 2 32.337
2014
1 Insit 4.216 2 4 4 2.108 2 3 3 5.270 1 1 1 7.905 1 1 1 10.979
2 Alai 5.508 0 6 6 2.754 1 3 3 6.885 1 1 1 10.328 0 1 1 14.344
3 Mekong 1.766 1 2 2 883 3 1 1 2.208 0 0 0 3.311 0 0 0 4.599
4 Gogok Darussalam 1.808 1 2 2 904 1 1 1 2.260 0 0 0 3.390 0 0 0 4.708
5 Alai Selatan 1.512 0 2 2 756 1 1 1 1.890 0 0 0 2.835 0 0 0 3.938
Jumlah 14.810 4 16 16 7.405 8 9 9 18.513 2 2 2 27.769 1 2 2 38.568
2014
1 Insit 4.836 2 5 5 2.418 2 3 3 6.045 1 1 1 9.068 1 1 1 12.594
2 Alai 6.723 0 7 7 3.362 1 4 4 8.404 1 1 1 12.606 0 1 1 17.508
3 Mekong 1.996 1 2 2 998 3 1 1 2.495 0 0 0 3.743 0 0 0 5.198
4 Gogok Darussalam 2.010 1 2 2 1.005 1 1 1 2.513 0 0 0 3.769 0 0 0 5.234
5 Alai Selatan 1.637 0 2 2 819 1 1 1 2.046 0 0 0 3.069 0 0 0 4.263
Jumlah 17.202 4 18 18 8.602 8 10 10 21.503 2 2 2 32.255 1 2 2 44.797
Sumber : Hasil Analisis, 2014

Laporan AKHIR
39
RDTR Kawasan Perkotaan ALAI
Rencana Pola Ruang
BAB-4
Rencana Pola Ruang

Berdasarkan perhitungan proyeksi Kebutuhan Sarana Pendidikan dengan akhir tahun


perencanaan, Tahun 2034 dibutuhkan sebanyak 20.042 Ha luas kebutuhan lahan TK, untuk
Kebutuhan Lahan SD sebesar 50.105 Ha, Kebutuhan lahan untuk Sarana pendidikan SMP
sebesar 75.158 Ha, dan kebutuhan lahan untuk sarana pendidikan SMA dengan luas sebesar
104.385 Ha.

Rencana fasilitas pendidikan meliputi:

1. peningkatan kualitas fasilitas pendidikan, dan pengembangan prasarana dan sarana;


2. penambahan fasilitas pendidikan diarahkan pada setiap desa sesuai dengan kebutuhan
terutama pada kawasan pengembangan perumahan baru, dengan memperhatikan luasan
minimum fasilitas dan jarak jangkau maksimum dari permukiman sesuai dengan
kebutuhan dan ketentuan berlaku;
3. pembangunan fasilitas pendidikan baru tingkat dasar hingga menengah dilakukan
tersebar pada lokasi fasilitas umum sekitar kawasan permukiman sesuai dengan tingkat
dan lingkup pelayanannya; dan
4. penyediaan fasilitas parkir yang memadai pada fasilitas pendidikan sesuai dengan
ketentuan berlaku.

4.3.2.3 Sarana Kesehatan


Sarana kesehatan dikembangkan dengan pertimbangan utama tingkat pelayanan yang
maksimal dengan kedekatan daerah perumahan serta mengikuti tingkat kepadatan
penduduknya walaupun sebagian dari Sarana kesehatan telah mencukupi namun jika dilihat
dari segi kualitas ataupun sistem dan jangkauan pelayanannya perlu ditingkatkan mengingat
dari Sarana tersebut berpengaruh terhadap kesehatan dan jiwa penduduk, dengan
penambahan jumlah Sarana kesehatan tersebut untuk jangkauan atau lingkup pelayanan yang
lebih kecil (lingkungan).

Dasar penyediaan fasilitas kesehatan ini juga akan mempertimbangkan pendekatan desain
keruangan unit-unit atau kelompok lingkungan yang ada. Tentunya hal ini dapat terkait dengan
bentukan grup bangunan/ blok yang nantinya terbentuk sesuai konteks lingkungannya.
Sedangkan penempatan penyediaan fasilitas ini akan mempertimbangkan jangkauan radius
area layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi untuk melayani pada
area tertentu. Kawasan kesehatan adalah kawasan yang ditujukan untuk pengembangan

Laporan AKHIR 40
RDTR Kawasan Perkotaan ALAI 40
BAB-4
Rencana Pola Ruang

prasarana dan sarana kesehatan untuk menunjang kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat
di sektor kesehatan.

Rencana pengembangan sarana dan prasarana kesehatan adalah:

 penambahan fasilitas rawat inap pada puskesmas tertentu yang memenuhi standar yang
berlaku;
 setiap fasilitas kesehatan harus menyediakan fasilitas parkir sesuai hirarki dan ketentuan
yang berlaku; dan
 mengoptimalkan sarana dan prasarana kesehatan.

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAI
41
Rencana Pola Ruang
BAB-4
Rencana Pola Ruang

Tabel 4-21
Proyeksi Kebutuhan SaranaKesehatan Kawasan Perkotaan Alai Tahun 2014-2034
Puskesmas Praktek Dokter Posyandu
Jumlah
No Kelurahan/desa Jumlah Penambahan Kebutuhan Lahan Jumlah Penambahan Kebutuhan Lahan Penambahan
Penduduk Kebutuhan Kebutuhan Jumlah Eks Kebutuhan Kebutuhan Lahan (m2)
Eks (Unit) (m2) Eks (Unit) (m2) (Unit)
2014
1 Insit 2.356 0 0 0 0 1 0 0 0 1 2 1 60
2 Alai 1.863 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 60
3 Mekong 1.076 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0
4 Gogok Darussalam 1.200 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 60
5 Alai Selatan 1.137 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 60
Jumlah 7.632 1 0 0 0 3 0 0 0 2 6 4 240
2019
1 Insit 2.976 0 0 0 0 1 1 0 0 1 2 1 60
2 Alai 3.078 1 0 0 0 1 1 0 0 0 2 2 120
3 Mekong 1.306 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0
4 Gogok Darussalam 1.403 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 60
5 Alai Selatan 1.262 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 60
Jumlah 10.025 1 0 0 0 3 2 0 0 2 7 5 300
2024
1 Insit 3.596 0 0 0 0 1 1 0 0 1 3 2 120
2 Alai 4.293 1 0 0 0 1 1 0 0 0 3 3 180
3 Mekong 1.536 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0
4 Gogok Darussalam 1.605 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 60
5 Alai Selatan 1.387 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 60
Jumlah 12.417 1 0 0 0 3 2 0 0 2 9 7 420
2029
1 Insit 4.216 0 0 0 0 1 1 0 0 1 3 2 120
2 Alai 5.508 1 0 0 0 1 1 0 0 0 4 4 240
3 Mekong 1.766 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0
4 Gogok Darussalam 1.808 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 60
5 Alai Selatan 1.512 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 60
Jumlah 14.810 1 0 0 0 3 2 0 0 2 10 8 480
2034
1 Insit 4.836 0 0 0 0 1 1 0 0 1 4 3 180
2 Alai 6.723 1 0 0 0 1 1 0 0 0 5 5 300
3 Mekong 1.996 0 0 0 0 1 0 0 0 1 2 1 60
4 Gogok Darussalam 2.010 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 120
5 Alai Selatan 1.637 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 60
Jumlah 17.202 1 0 0 0 3 2 0 0 2 14 12 720
Sumber : Hasil Analisis, 2014

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAI 42
Rencana Pola Ruang
BAB-4
Rencana Pola Ruang

4.3.2.4 Sarana Peribadatan


Dasar penyediaan fasilitas ini adalah didasarkan jumlah penduduk yang dilayani oleh sarana
tersebut. Dasar penyediaan fasilitas kesehatan ini juga akan mempertimbangkan pendekatan
desain keruangan unit-unit atau kelompok lingkungan yang ada. Tentunya hal ini dapat terkait
dengan bentukan grup bangunan/blok yang nantinya terbentuk sesuai konteks lingkungannya.
Sedangkan penempatan penyediaan fasilitas ini akan mempertimbangkan jangkauan radius
area layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi untuk melayani pada
area tertentu.

Adapun jenis sarana ibadah untuk agama Islam, direncanakan sebagai berikut:

a. kelompok penduduk 250 jiwa, dengan luas 45 m 2 diperlukan musholla/langgar;


b. kelompok penduduk 2.500 jiwa, dengan luas 300 m 2 disediakan masjid;

Untuk sarana peribadatan lainnya tidak dilakukan perhitungan karena :

a. Katolik mengikuti paroki;


b. Hindu mengikuti adat; dan
c. Budha dan kristen protestan mengikuti sistem kekerabatan atau hirarki lembaga.

Tabel 4-22
Proyeksi Jumlah Sarana Peribadatan Kawasan Perkotaan Alai Tahun 2014-2034
Masjid Mushola
N Jumlah
Desa Jumlah Kebutuha Penambahan Kebutuhan Jumlah Kebutuha Penambahan Kebutuhan
o Penduduk
Eks n (Unit) Lahan (m2) Eks n (Unit) Lahan (m2)
2014
1 Insit 2.356 2 1 0 0 4 9 5 244
2 Alai 1.863 2 1 0 0 2 7 5 245
3 Mekong 1.076 2 0 0 0 1 4 3 149
4 Gogok Darussalam 1.200 1 0 0 0 1 5 4 171
5 Alai Selatan 1.137 3 0 0 0 1 5 4 160
Total 7.632 10 2 0 0 9 30 21 969
2019
1 Insit 2.976 2 1 0 0 4 12 8 356
2 Alai 3.078 2 1 0 0 2 12 10 464
3 Mekong 1.306 2 1 0 0 1 5 4 190
4 Gogok Darussalam 1.403 1 1 0 0 1 6 5 208
5 Alai Selatan 1.262 3 1 0 0 1 5 4 182
Total 10.025 10 5 0 0 9 40 31 1.400
2024
1 Insit 3.596 2 1 0 0 4 14 10 467
2 Alai 4.293 2 2 0 0 2 17 15 683
3 Mekong 1.536 2 1 0 0 1 6 5 231
4 Gogok Darussalam 1.605 1 1 0 0 1 6 5 244
5 Alai Selatan 1.387 3 1 0 0 1 6 5 205

Laporan AKHIR 43
RDTR Kawasan Perkotaan ALAI 43
BAB-4
Rencana Pola Ruang

Masjid Mushola
N Jumlah
Desa Jumlah Kebutuha Penambahan Kebutuhan Jumlah Kebutuha Penambahan Kebutuhan
o Penduduk
Eks n (Unit) Lahan (m2) Eks n (Unit) Lahan (m2)
Total 12.417 10 6 0 0 9 49 40 1.830
2029
3 Insit 4.216 2 2 0 0 4 17 13 579
7 Alai 5.508 2 2 0 0 2 22 20 901
8 Mekong 1.766 2 1 0 0 1 7 6 273
10 Gogok Darussalam 1.808 1 1 0 0 1 7 6 280
13 Alai Selatan 1.512 3 1 0 0 1 6 5 227
Total 14.810 10 7 0 0 9 59 50 2.260
2034
1 Insit 4.836 2 2 0 0 4 19 15 690
2 Alai 6.723 2 3 1 300 2 27 25 1.120
3 Mekong 1.996 2 1 0 0 1 8 7 314
4 Gogok Darussalam 2.010 1 1 0 0 1 8 7 317
5 Alai Selatan 1.637 3 1 0 0 1 7 6 250
Total 17.202 10 8 1 300 9 69 60 2.691
Sumber : Hasil Analisis, 2014

4.3.2.5 Sarana Olah Raga


Fasilitas ruang terbuka, taman dan lapangan olahraga seperti taman kecil lingkungan, taman
kota, taman tempat bermain dan olah raga, sampai kuburan/pemakaman diperlukan sebagai
penyempurnaan kebutuhan akan sarana dan prasarana lingkungan.

Hal tersebut menjadi penting guna peningkatan pelayanan serta dapat memberikan kesegaran
bagi penduduk, dan di sisi lain dapat menambah keindahan dan faktor pengikat lingkungan
permukiman. Di Kawasan Perkotaan Alai Fasilitas Olah raga (SPU-4) dialokasikan di blok 6
(enam) dengan luas 2,48 Ha.

Tabel 4-23
Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Ruang Terbuka, Taman, dan Lapangan Olah Raga Kawasan
Perkotaan Alai Tahun 2014-2034
Fasilitas
No Desa Ruang Terbuka,
Penduduk Taman, dan Luas
Lapangan Olah Raga
2014
1 Insit 2.356 9 2.250
2 Alai 1.863 7 1.750
3 Mekong 1.076 4 1.000
4 Gogok Darussalam 1.200 5 1.250
5 Alai Selatan 1.137 5 1.250
Jumlah 7.632 30 7.500
2019
1 Insit 2.976 12 3.000
2 Alai 3.078 12 3.000

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAI
44
BAB-4
Rencana Pola Ruang

Fasilitas
No Desa Ruang Terbuka,
Penduduk Taman, dan Luas
Lapangan Olah Raga
3 Mekong 1.306 5 1.250
4 Gogok Darussalam 1.403 6 1.500
5 Alai Selatan 1.262 5 1.250
Jumlah 10.025 40 10.000
2024
1 Insit 3.596 14 3.500
2 Alai 4.293 17 4.250
3 Mekong 1.536 6 1.500
4 Gogok Darussalam 1.605 6 1.500
5 Alai Selatan 1.387 6 1.500
Jumlah 12.417 49 12.250
2029
1 Insit 4.216 17 4.250
2 Alai 5.508 22 5.500
3 Mekong 1.766 7 1.750
4 Gogok Darussalam 1.808 7 1.750
5 Alai Selatan 1.512 6 1.500
Jumlah 14.810 59 14.750
2034
1 Insit 4.836 19 4.750
2 Alai 6.723 27 6.750
3 Mekong 1.996 8 2.000
4 Gogok Darussalam 2.010 8 2.000
5 Alai Selatan 1.637 7 1.750
Jumlah 17.202 69 17.250
Sumber : Hasil Analisis, 2014

4.3.3 Zona Perkantoran


Zona perkantoran dan pemerintahan merupakan salah satu kawasan pelayanan umum yang
melayani masyarakat. Kawasan ini meliputi: kawasan pusat kecamatan dan desa.

Pengembangan kawasan perkantoran pemerintah ditujukan untuk menyediakan ruang bagi


kegiatan kepemerintahan baik untuk pemerintah tingkat desa, dan kecamatan. Adapun untuk
perkembangan perkantoran swasta dan jasa komersial diarahkan pada kawasan perdagangan
dan jasa. Perkantoran pemerintah yang terdapat di Kawasan Perkotaan Alai merupakan
perkantoran pemerintah sampai tingkat kecamatan, dengan lokasi berada di blok 5 (lima)
dengan luas 4,9 ha. Rencana pengembangan kawasan pusat perkantoran pemerintahan,
meliputi:

 peningkatan kualitas sarana perkantoran lokal, seperti kantor desa dan kecamatan;

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAI
45
BAB-4
Rencana Pola Ruang

 penataan kawasan pemerintahan di pusat kota;


 mempertahankan RTH yang sudah ada di kawasan pemerintahan; dan
 mendorong penciptaan RTH yang belum mempunyai RTH di kawasan pemerintahan.

4.3.4 Zona Peruntukan Lainnya


Peruntukan tanah yang merupakan bagian dari kawasan budidaya yang dikembangkan untuk
mengembangkan kegiatan tanaman tertentu, pemberian makanan, pengkandangan, dan
pemeliharaan hewan untuk pribadi maupun tujuan komersial. Pada kawasan Perkotaan Alai
zona peruntukan lainnya terdiri dari zona pertanian terdiri dari lahan belukar, hutan sekunder,
perkebunan karet, dan tegalan. Untuk lebih jelasnya mengenai lokasi dan luasan terdapat pada
tabel dibawah ini :

Tabel 4-24
Lokasi dan Luasan Zona Peruntukan Lainnya di Kawasan Perkotaan Alai
Hutan Sekunder Perkebunan
Belukar (Ha) Tegalan (Ha)
No Blok (Ha) Karet (Ha)
PL-1.1 PL-1.2 PL-1.3 PL-1.4
1 Blok 1 149,684 -  -  - 
2 Blok 2 -  63,377 -  - 
3 Blok 3 -  9,1255 200,808 6,0097
4 Blok 4 -  113,19 116,482 - 
5 Blok 5 -  -  -  - 
6 Blok 6 -  -  33,2623 - 
7 Blok 7 -  -  100,473 - 
8 Blok 8 -  -  77,9577 - 
9 Blok 9 -  -  4,85027 84,463
Jumlah 149,684 185,69 533,833 90,473
Sumber : Hasil Analisis, 2014

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAI
46
BAB-4
Rencana Pola Ruang

Gambar 4-11
Rencana Zona Lindung di Kawasan Perkotaan Alai

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAI
47
BAB-4
Rencana Pola Ruang

BAB-4 RENCANA POLA RUANG...............................................................................4-1


4.1 Rencana Distribusi Penduduk...............................................................4-3
4.2 Rencana Zona Lindung.........................................................................4-4
4.2.1 Zona Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya...........4-5
4.2.2 Zona Perlindungan Setempat..................................................4-5
4.2.3 Zona Sempadan Pantai............................................................4-5
4.2.4 Zona Sempadan Sungai............................................................4-7
4.2.5 Zona Ruang Terbuka Hijau.....................................................4-11
4.3 Zona Budidaya.....................................................................................4-25
4.3.1 Zona Perumahan.....................................................................4-26
4.3.2 Zona Sarana Pelayanan Umum.............................................4-32
4.3.2.1 Sarana Perdagangan dan Jasa...........................................................4-32
4.3.2.2 Sarana Pendidikan..............................................................................4-38
4.3.2.3 Sarana Kesehatan................................................................................4-40
4.3.2.4 Sarana Peribadatan............................................................................4-43
4.3.2.5 Sarana Olah Raga................................................................................4-44
4.3.3 Zona Perkantoran...................................................................4-45
4.3.4 Zona Peruntukan Lainnya......................................................4-46

Tabel 4-1 Sub BWP dan Jumlah Blok di Kawasan Perkotaan Alai...........................................4-2
Tabel 4-2 Distribusi Penduduk di Kecamatan Tebing Tinggi Barat Tahun 2014-2034..............4-3
Tabel 4-3 Distribusi Penduduk di Kawasan Perkotaan Alai Tahun 2014-2034.........................4-3
Tabel 4-4 Klasifikasi Zona Dan Sub Zona Serta Arahan Pemanfaatan Ruang Pada Zona Lindung
..................................................................................................................4-4
Tabel 4-5 Luasan Sempadan Pantai di Kawasan Perkotaan Alai............................................4-7
Tabel 4-6 Garis Sempadan Sungai......................................................................................4-8
Tabel 4-7 Luasan Sempadan Sungai di Kawasan Perkotaan Alai..........................................4-11
Tabel 4-8 Rencana Pengembangan RTH............................................................................4-12
Tabel 4-9 Alternatif Tanaman untuk RTH Privat.................................................................4-15
Tabel 4-10 Jenis Tanaman Untuk Taman Kota...................................................................4-20
Tabel 4-11 Jenis Tanaman Untuk Peneduh Jalan...............................................................4-21
Tabel 4-12 Luasan Zona Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan Alai...........................4-23
Tabel 4-13 Klasifikasi Zona Dan Sub Zona Serta Arahan Pemanfaatan Ruang Pada Kawasan
Budidaya..................................................................................................4-25
Tabel 4-14 Proyeksi Sarana Rumah Kecamatan Tebing Tinggi Barat Tahun 2014-2034........4-27
Tabel 4-15 Proyeksi Sarana Rumah Kawasan Perkotaan Alai Tahun 2014-2034....................4-28
Tabel 4-16 Lokasi Zona Perumahan di Kawasan Perkotaan Alal...........................................4-29

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAI
48
BAB-4
Rencana Pola Ruang

Tabel 4-17 Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Perdagangan Dan Niaga Kawasan Perkotaan Alai Tahun
2014-2034................................................................................................4-34
Tabel 4-18 Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Perdagangan Dan Niaga Kawasan perkotaan Alai Tahun
2014-2034................................................................................................4-36
Tabel 4-19 Lokasi dan Luasan Kawasan Perdagangan di Kawasan Perkotaan Alai................4-37
Tabel 4-20 Proyeksi Kebutuhan Sarana Pendidikan Kawasan Perkotaan Alai Tahun 2014-2034.4-
39
Tabel 4-21 Proyeksi Kebutuhan SaranaKesehatan Kawasan Perkotaan Alai Tahun 2014-2034. .4-
42
Tabel 4-22 Proyeksi Jumlah Sarana Peribadatan Kawasan Perkotaan Alai Tahun 2014-2034 4-43
Tabel 4-23 Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Ruang Terbuka, Taman, dan Lapangan Olah Raga
Kawasan Perkotaan Alai Tahun 2014-2034.................................................4-44
Tabel 4-24 Lokasi dan Luasan Zona Peruntukan Lainnya di Kawasan Perkotaan Alai............4-46

Gambar 4-1 Contoh Penomoran Blok Sub BWP 1 di Blok 1..................................................4-2


Gambar 4-2 Illustrasi Taman Rukun Tetangga (RT)...........................................................4-17
Gambar 4-3 Illustrasi Taman Rukun Warga (RW)...............................................................4-18
Gambar 4-4 Taman Kelurahan..........................................................................................4-19
Gambar 4-5 Ilustrasi Taman Kecamatan............................................................................4-19
Gambar 4-6 Ilustrasi Taman Kota.....................................................................................4-20
Gambar 4-7 Ilustrasi Penataan RTH Jalur Hijau Jalan.........................................................4-22
Gambar 4-8 Ilustrasi Junction Plan....................................................................................4-22
Gambar 4-9 Konsep Rencana Penyediaan RTH Jalan..........................................................4-23
Gambar 4-10 Rencana Zona Lindung di Kawasan Perkotaan Alai.........................................4-24
Gambar 4-11 Rencana Zona Lindung di Kawasan Perkotaan Alai.........................................4-47

Laporan AKHIR
RDTR Kawasan Perkotaan ALAI
49

Anda mungkin juga menyukai