Anda di halaman 1dari 35

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

PEKERJAAN GALIAN
DIVISI 3.1
UMUM

PELAKSANAAN

PENGENDALIAN MUTU
HASIL PELAKSANAAN

PENGUKURAN DAN
PEMBAYARAN

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 2


LINGKUP PEKERJAAN
• Penggalian
• Penanganan
• Pembuangan
• Penumpukan

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 3


PEKERJAAN YANG MEMBUTUHKAN GALIAN
✓ Pembuatan saluran air dan selokan
✓ Formasi galian atau pondasi pipa, gorong-gorong, pembuangan
atau struktur lainnya,
✓ Pekerjaan stabilisasi lereng dan pembuangan bahan longsoran
✓ Galian bahan konstruksi dan pembuangan sisa bahan galian,
✓ Pengupasan dan pembuangan bahan perkerasan beraspal
dan/atau perkerasan beton pada perkerasan lama.
✓ Pembentukan profil dan penampang yang sesuai spesifikasi dan
gambar

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 4


JENIS GALIAN

BATU
BIASA BATU STRUKTUR
LUNAK

PERKERASAN PERKERASAN PERKERASAN


BERASPAL BERBUTIR BETON

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 5


URAIAN SPEK 2018; DIV3-SEKSI 3.1 GALIAN 1

GALIAN BIASA
• Galian Biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasi sebagai galian batu lunak, galian batu,
galian struktur, galian sumber bahan (borrow excavation), galian perkerasan beraspal, galian perkerasan
berbutir, dan galian perkerasan beton, serta pembuangan bahan galian biasa yang tidak terpakai seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.

GALIAN BATU LUNAK


• Galian Batu Lunak harus mencakup galian pada batuan yang mempunyai kuat tekan uniaksial 0,6 – 12,5 MPa
(6 – 125 kg/cm2) yang diuji sesuai dengan SNI 2825:2008.

GALIAN BATU
• Galian batu harus mencakup galian bongkahan batu yang mempunyai kuat tekan uniaksial > 12,5 MPa (> 125
kg/cm2) yang diuji sesuai dengan SNI 2825:2008, dengan volume 1 meter kubik atau lebih dan seluruh batu
atau bahan lainnya yang menurut Pengawas Pekerjaan adalah tidak praktis menggali tanpa penggunaan alat
bertekanan udara atau pemboran (drilling), dan peledakan. Galian ini tidak termasuk galian yang menurut
Pengawas Pekerjaan dapat dibongkar dengan penggaru (ripper) tunggal yang ditarik oleh traktor dengan berat
maksimum 15 ton dan daya neto maksimum sebesar 180 HP atau PK (Paar de Kraft = Tenaga Kuda).

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


Galian Lereng
Definisi galian lereng adalah , galian lereng untuk membentuk
badan jalan yang telah dituangkan di dalam gambar kerja
berupa potongan melintang setiap 25 meter

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


Persiapan dalam melakukan galian
• Pemasangan patok ukur sesuai elevasi
yang telah di tetapkan dalam gambar
kerja per 25 meter
• Metode kerja penggalian termasuk
tahapan penggalian
• Telah memperhitungkan kebutuhan
peralatan serta kebutuhan dump truk
pada daerah yang akan dilakukan
penggalian serta waktu penggalian
• Menyiapkan jalan akses kelokasi galian
dan untuk membuang hasil galian
• Menyiapkan tempat buangan galian
maupun tempat penyimpanan hasil
galian apabila akan di gunakan sebagai
bahan timbunan.
• Setiap tahapan penggalian harus di
ukur untuk mengetahui volume galian
yang telah dilakukan

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


• Requst penggalian termasuk area disposal, rencana penggunaan material galian ( ini harus terpisah ), rencana
penggalian waktu, penggunaan alat dan perkiraan jenis galian ( merujuk data penyelidikan pada tahap
perencanaan bila kurang bisa dilakukan penyelidikan tambahan spepanjanag diakomodir di divisi 1 )
• Untuk titik penyelidikan tambahan harus persetujuan konsultan supervisi dan pemilik pekerjaan
• Harus mengikuti aturan dalam K3
• Staking out
• Pengalian dari bagian atas secara bertahap

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


GALIAN BIASA

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 10


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

PEKERJAAN GALIAN

Pekerjaan Saluran Drainase Lereng Galian Penanaman Rumput dan Trembesi


GALIAN BATU LUNAK DAN GALIAN BATU

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


GALIAN BATU LUNAK DAN GALIAN BATU
Galian batu lunak adalah :
✓ Galian pada batuan yang mempunyai kuat tekan unaksial 0,6 – 12,5 MPa (6 – 125
kg/cm²) dan diuji sesuai SNI 2825 : 2008
Galian batu adalah :
✓ Galian bongkahan batu yang mempunyai kuat tekan unaksial > 12,5 MPa (>125
kg/cm²) yang diuji dengan volume > 1 m³ sesuai SNI 2825 : 2008
✓ Galian untuk seluruh batu atau bahan lain yang dianggap tidak praktis
menggali dengan :
▪ Tanpa penggunaan alat bertekanan udara
▪ Pemboran
▪ Peledakan
▪ Tidak dapat dibongkar dengan penggaru tunggal yang ditarik oleh traktor
dengan berat maksimum 15 ton dan daya neto maks 180 PK

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN 13


TEST UCS BATUAN

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


Metode penggalian dan jenis penggalian
Q System Korelasi -> GSI-Q
GSI Palmstrom 2005 Palmstrom 1974
Lithology Outcrop Foto Outcrop Parameters Q=e^((GSI-49)/9)
RQD Jr Ja Kuantifikasi Klasifikasi Nilai Deskripsi RQD = 110 – 2.5Jv RQD = 115 - 3.3Jv

Tuffaceous Sandstone OE-30 30 1 2 32.33 Poor 0.1569 Very Poor 32 25.76

Tuff OC-07 50 1 4 35.40 Poor 0.2207 Very Poor 24 19.70

Lapili Tuff Breccia OE-01 65 1 1.5 53.30 Fair 1.6125 Poor 18 15.15

Andesite OC-27 40 2 2 46.00 Fair 0.7165 Very Poor 28 22.73

Palmstrom 2005 Palmstrom 1974 If Ekskavatabilitas Chart GSI


Ekskavatabilitas Grafik Lapili Tuff Breccia
If Avg GSI Avg Metric Pettifer and Fookes
Rata-Rata Tuff
RQD = 110 – 2.5Jv RQD = 115 - 3.3Jv Is<3 Mpa Is>3 Mpa UCS 3 Mpa -> Is = 0.6

0.094 0.116 0.105 0.105 32.333 7 Digging Hard Digging

Tuffaceous Andesite
sandstone
0.125 0.152 0.139 0.139 35.400 5 Digging Hard Digging

0.167 0.198 0.182 0.182 53.300 12.5 Ripping Easy Ripping

0.107 0.132 0.120 0.120 46.000 60 Ripping Hard Ripping

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


URAIAN SPEK 2018; DIV3-SEKSI 3.1 GALIAN 1

CONTOH 1: Fragment < 1m³


NO SCALE

Uji Uniaksial

Uji Uniaksial
CL
<1m³ = 30%

Galian Biasa

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


URAIAN SPEK 2018; DIV3-SEKSI 3.1 GALIAN 1

CONTOH 2: Fragment > 1m³


NO SCALE

Uji Uniaksial

Uji Uniaksial
CL >1m³ = 70%

Uji Uniaksial

<1m³ = 30% <12.5Mpa >12.5Mpa


Galian Batu Galian Batu
Galian Biasa Lunak
DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN
STRATA MODEL (Crossection STA 10+450)

Jenis material A

Jenis Material B

Galian Biasa UCS test

<1m³

Galian Biasa
Jenis material C
Jenis Material A
UCS test

UCS test

>1m³

Uji Uniaksial

<12.5Mpa >12.5Mpa

Galian Batu Lunak Galian Batu

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


MATERIAL ANALYSIS

Galian Batu Lunak 2


Wackestone (shale texture), Medium to high fracture,
Medium hardness
3 Galian Batu
Wackestone (low shale texture), Low to medium fracture,
Medium to high hardness Galian Biasa 1
Silty Sand (dominantly sand loss,
High Weathered,
Low hardness

1 2 3
Jalan Existing

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


STRATA JENIS GALIAN (LERENG KANAN -> STA BESAR)
Galian Biasa
Galian Batu Silty Sand (dominantly sand loss,
Wackestone (low shale texture), High Weathered,
Low to medium fracture, Low hardness
Medium to high hardness
N295/25 Galian Batu Lunak
Wackestone (shale texture), Medium to high
fracture,
Medium hardness

Galian Batu Lunak


Galian Biasa

Galian Batu

N295/25

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


STRATA MODEL (Crossection STA 10+450)

< 0.6 mPa A


Galian Biasa

A Silty Sand (dominantly sand loss, High Weathered,


Low hardness

Fail – 5,87 mPa


A’
Galian Batu Lunak
Wackestone (shale texture), Medium to high fracture,
Medium hardness
A’

A’

Wackestone (low shale texture), Low to medium fracture,


Medium to high hardness

Galian Batu
11,7 -17,6 mPa A
DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN
TERIMA KASIH
DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN
PENGGALIAN DENGAN CARA PELEDAKAN

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


LINE DRILLING

Line Drilling merupakan suatu metode peledakan berupa lubang bor


berdiameter kecil berderet di sepanjang batas akhir peledakan produksi
dengan jarak spasi sangat pendek. Lubang-lubang Line Drilling ini tidak diisi
dengan bahan peledak (unloaded).

Pola deret lubang bor tersebut berperan sebagai bidang lemah semacam
bidang bebas bantuan, sehingga gelombang ledak dari peledakan produksi
akan dipantulkan kembali sebagai gelombang tarik dan diharapkan terhindar
dari terjadinya backbreak dan stressing. Rancangan geometri Line Drilling
didapat dari diameter lubang Line Drilling berkisar antara 1,5 – 3 inchi dan
spasi berkisar antara 2- 4 kali ukuran diameter lubang Line Drilling

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


PRESPLITTING

Presplitting adalah suatu metode penanggulangan vibrasi yang akan


menghasilkan sebuah bidang irisan yang terbentuk didalam batuan, dimana
satu baris lubang bor diledakkan terlebih dahulu sebelum lubang tembak
utama.

Pada umumnya, lubang bor dalam satu baris dengan spasi yang saling
berdekatan dibor pada batas akhir rencana penggalian dan diisi dengan jumlah
bahan peledak yang sedikit. Tujuan presplitting adalah untuk menciptakan
sebuah bidang bebas diantara lubang tembak pada baris terakhir. Hal ini
menyebabkan terjadinya pemantulan sebagian energi yang melewatinya
sehingga mengurangi tingkat getaran yang mungkin terjadi.

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


LINE DRILLING

Line drilling holes along the final excavation


DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN
BLASTING HOLE; PRESPLITING

Example of presplitting with and without


presplitting
BLASTING HOLE; PRESPLITING
PRESPLITING DRILLING PATTERN

Buffer Holes 6 1/2 in


Pre-split Holes 5 1/2 in

Production Holes 12 ¼ in

15m
15m

16m
A schematic illustration showing drilling and blasting design

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


PRESPLITE DRILLING RIG

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


DRILLING ANGELS; Sideways: -30°/ 30

-30° +30°
Successful Presplit Blasting

DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN


Without Presplit Blasting

Wall Failure in Pit Slop Angouran Lead


& Zinc Mine in Iran 2006 Failure in Pit Slop
25 million tons rock slide Angouran Lead Mine
in Iran 2006
DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN
TERIMA KASIH
DIREKTORAT BINA TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN

Anda mungkin juga menyukai