Anda di halaman 1dari 28

BAB III

KONSTRUKSI BANGUNAN
3.1 Data Proyek
3.1.1 Data Administrasi Proyek
Nama Program
: Pembukaan Keterisolasian Wilayah Sektor Jalan
dan Jembatan
Nama Kegiatan
: Pembangunan Jalan Batu Cermin L2
Tenggarong
Kontrak
- Nomor Kontrak
:602/330/KPA-BM/PEMB.JL/BC-L2-TGR/IV/2015
- Tanggal Kontrak
: 27 April 2015
Nilai Kontrak
: Rp 4,199,909,000,00
Sumber Dana

: APBD Provinsi

PPTK Fisik

: Gusti Noorrudy H.A.,ST.,MT

Kontraktor

: PT. Batara Guru Group

Alamat

: Jl. Juanda 8 Samarinda

Surat Penyerahan Lapangan


- Nomor Surat
- Tanggal

:602/331/KPA-BM/PEMB.JL/BC-L2-TGR/IV/2015
: 27 April 2015

Surat Perintah Mulai Kerja:


- Nomor Surat
- Tanggal

:602/332/KPA-BM/PEMB.JL/BC-L2-TGR/IV/2015
: 15 Agustus 2015

Masa Pelaksanaan

: 210 Hari Kalender

- Mulai Tanggal
- Selesai Tanggal

: 15 Agustus 2015
:-

29

Masa Pemeliharaan

: 360 Hari Kalender

Akhir Masa Kontrak

: 22 November 2015

Panjang Fungsional

: 3.550 meter

Panjang Efektif

: 572 meter

Produk Akhir Kontrak : Rigid Pavement


Konsultan Supervisi

: PT. Teknikal Global Konsultan

Alamat

: Jl. A. Aziz Samad Blok F No. 71 Samarinda

Nomor Kontrak

: 603/02-A.27/KONT/KPA/V/2015

Tanggal Kontrak

: 12 Mei 2015

30

3.1.2 Data Rencana Kegiatan


Rencana Kegiatan Pembangunan Jalan Batu Cermin L2
Tenggarong, meliputi data data teknis sebagai berikut :
Lokasi Kegiatan

:Ruas Jalan Batu Cermin L2 Tenggarong berada di


Kelurahan Sempaja Utara, Kecamatan Samarinda
Utara. Ruas jalan ini akses antara Samarinda dan
Kutai Kartanegara (L2).

Panjang Efektif
: 0,572 Km
Panjang Fungsional : 3, 550 Km
Lebar Badan Jalan
: 8,00 12,00 meter
Lebar Perkerasan
: 7,00 meter
Rencana pekerjaan Awal Kegiatan Pembangunan Jalan Batu
Cermin L2 Tenggarong adalah sebagai berikut :
1.
Perkerasan Beton Semen : STA 1+515 STA 1+815
STA 1+902 STA 2+172
2.
Daerah Galian
: STA 1+725 STA 3+550 (tersebar)
3.
Box Culvert
: STA 3+200

31

3.1.3 Data Teknis Proyek


Panjang Jalan

: 8000 meter

Lebar Badan Jalan

: 7 - 12 meter

Lebar Median

: - meter

Kemiringan Badan Jalan

: 3%

Lebar Bahu Jalan

: - meter

Lebar Trotoar

: Tidak memakai trotoar

Awal Proyek

: 0 + 650

Akhir Proyek

: 1 + 151

Total Lebar Pekerjaan Jalan

: 12 meter

Jenis Kegiatan

: Pekerjaan Pembangunan Jalan Baru

Jenis Pekerjaan

: Pelaksanaan Perkerasan Kaku ( Rigid


Pavement )

Tebal Perkerasan

: Untuk Perkerasan Kaku ; LPB 20 cm


(Agregat B), LC 10 cm (Beton K-125) &
Surface 27 cm (Beton K-350).

32

Batching Plan

: PT.DAYA BETON MANDIRI


(DATON MIX)

Head Office

: Jl. Borneo RT.24 Kelurahan Simpang Pasir


Kecamatan Palaran.

3.1.4 Data Struktur Pekerjaan


1)

Pekerjaan Galian
Pekerjaan ini

berupa galian biasa dan galian

batu

dilaksanakan menyebar di titik titik tertentu pada STA 1+725 hingga


STA 3+550. Adapun volume pekerjaan galian biasa sebesar 1391.38
m3 dan pekerjaan galian batu sebesar 200 m3.
2)

Pekerjaan Perkerasan Beton Semen


Pekerjaan perkerasn beton semen dilaksanakan pada STA
1+515 STA 1+815 dan STA 1+902 STA 2+172. Total volume
pekerjaan adalah 1080.00 m3.

3)

Pekerjaan Box Culvert


Pekerjaan ini menggunakan Box culvert mutu K-250 ukuran
3 x 3 m dan dipasang pada STA 3+200.

4)

Pekerjaan Pembesian dan Bekisting


Pekerjaan bekisting menggunakan mal plat besi dengan lebar
dan panjang yang disesuaikan dengan keperluan di lapangan.
Pekerjaan pembesian menggunakan tulangan besi polos diameter 10
mm dan 25 mm, serta besi ulir dengan diameter 16 mm.

33

5)

Pekerjaan Pengecoran
Pekerjaan pengecoran terdiri dari pengecoran lantai kerja
(Lean Concrete) dan pengecoran rigid pavement. Pengecoran lantai
kerja menggunakan mutu beton K-125 dengan tebal 10 cm,
pengecoran rigid pavement menggunakan mutu beton K-350 dengan
tebal 27 cm.

34

3.2

Gambar

35

Gambar 3.1 Sketsa Lokasi Proyek


3.2.1 Detail Konstruksi Pekerjaan

Gambar 3.2 Typikal Perkerasan Rencana

36

Gambar 3.3 Typikal Perkerasan Rencana

37

Gambar 3.4 Denah Perkerasan Beton Semen

38

Gambar 3.5 Potongan 1 dan Detail Potongan

39

Gambar 3.6 Potongan 2 dan Detail Potongan

40

Gambar 3.7 Denah Tampak Tiang Pancang Ulin

41

3.3

Spesifikasi Teknis
Pada proyek pengawasan pembangunan Jalan Rigid Pavement Batu
Cermin L2 Tenggarong, persyaratan teknis atau spesifikasi teknis
merupakan bagian yang sangat penting. Hal tersebut menjadi pedoman
utama bagi pelaksanaan di lapangan dan untuk menyelesaikan proyek
hingga tujuan dari proyek dapat benar-benar tercapai sesuai dengan lingkup
pekerjaan yang diinginkan.
Spesifikasi Teknis pada Proyek Pengawasan Pembangunan Jalan
Batu Cermin L2 Tenggarong adalah persyaratan yang tercantum dalam
dokumen dokumen sebagai berikut :
-

Kontrak : 603/02-A.27/KONT/KPA/V/2015 tanggal 12 Mei 2015

Persyaratan teknis menggunakan standar - standar telah diatur pada


Spesifikasi Umum Jalan Edisi 2010 Revisi 2 yang terlampir.

3.3.1 Pekerjaan Tanah


-

Pekerjaan Galian
a) Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan,
pembuangan atau penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari
jalan atau sekitarnya yang diperlukan untuk penyelesaian dari
pekerjaan dalam Kontrak ini.

42

Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan


saluran air dan selokan, untuk formasi galian atau pondasi pipa,
gorong gorong, pembuangan atau struktur lainnya, untuk
pembuangan bahan yang tidak terpakai dan tanah humus untuk
pekerjaan stabilitas lereng dan pembuangan bahan longsoran,
untuk galian bahan konstruksi dan pembuangan sisa bahan galian,
untuk pengupasan dan pembuangan bahan perkerasan beraspal
pada perkerasan lama, dan umumnya untuk pembentukan profil
dan penampang yang sesuai dengan spesifikasi ini dan memenuhi
garis, ketinggian dan penampang melintang yang ditunjukkan
dalam gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
Galian

Perkerasan

Beton

mencakup

galian

pada

perkerasan beton lama dan pembuangan bahan perkerasan beton


yang tidak terpakai seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

b) Toleransi Dimensi :
- Kelandaian akhir, garis dan formasi sesudah galian selain
galian perkerasan beraspal dan/atau perkerasan beton tidak
boleh berbeda lebih tinggi dari 2 cm atau lebih rendah 3 cm
-

pada setiap titik untuk galian bahan perkerasan lama


Pemotongan permukaan lereng yang telah selesai tidak boleh
berbeda dari garis profil yang disyaratkan melampaui 10 cm

43

untuk tanah dan 20 cm untuk batu dimana pemecahan batu


-

yang berlebihan tak dapat terhindarkan


Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan
terbuka terhadap aliran air permukaan harus cukup rata dan
harus memiliki cukup kemiringan untuk menjamin pengaliran
air yang bebas dari permukaan itu tanpa terjadi genangan.

c) Pengamatan Pekerjaan Galian


- Selama pelaksanaan galian, lereng galian harus dijaga tetap
stabil sehingga mampu menahan pekerjaan, struktur atau mesin
disekitarnya, harus dipertahankan sepanjang waktu, penyokong
(shoring) dan pengaku (bracing) yang memadai harus dipasang
-

bilamana permukaan lereng galian mungkin tidak stabil


Untuk menjaga stabilitas lereng galian dan keselamatan pekerja
maka galian tanah yang lebih dari 5 meter harus dibuat
bertangga dengan teras selebar 1 meter atau sebagaimana yang

diperintahkan Direksi Pekerjaan


Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau
keperluan lainnya tidak diijinkan berada atau beroperasi lebih
dekat 1,5 meter dari tepi galian parit untuk gorong-gorong pipa
atau galian pondasi untuk struktur, terkecuali bilamana pipa
atau struktur lainnya yang telah terpasang dalam galian dan
galian tersebut telah ditimbun kembali dengan bahan yang

disetujui Direksi Pekerjaan dan telah dipadatkan


Cofferdam, dinding penahan rembesan (cut-off wall) atau cara
lainnya untuk mengalihkan air di daerah galian harus dirancang

44

sebagaimana mestinya dan cukup kuat untuk menjamin bahwa


keruntuhan mendadak yang dapat membanjiri tempat kerja
-

dengan cepat, tidak akan terjadi


Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan
penghalang (barikade) yang cukup untuk mencegah pekerja
atau orang lain terjatuh kedalamnya, dan setiap galian terbuka
pada lokasi jalur lalu lintas maupun lokasi bahu jalan harus
diberi rambu tambahan pada malam hari berupa drum yang
dicat putih (atau yang sejenis) beserta lampu merah atau kuning
guna menjamin keselamatan pengguna jalan, sesuai dengan
yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.

Pekerjaan Perkerasan Berbutir dan Perkerasan Beton Semen


1) Umum
a) Uraian
Pekerjaan

ini

harus

meliputi

pemasokan,

pemrosesan,

pengangkutan, penghamparan, pembahasan dan pemadatan


agregat di atas permukaan yang telah disiapkan dan telah
diterima sesuai dengan detail yang ditunjukkan dalam Gambar
atau sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan, dan memelihara
lapis pondasi agregat yang telah selesai sesuai dengan yang
disyaratkan. Pemrosesan harus meliputi bila perlu, pemecahan,
pengayakan, pemisahan, pencampuran dan operasi lainnya yang
perlu untuk menghasilkan suatu bahan yang memenuhi ketentuan
dari Spesifikasi ini
b) Toleransi Dimensi dan Elevasi

45

Permukaan lapis akhir harus sesuai dengan Tabel 5.1.1 (1),


dengan toleransi di bawah ini :
Tabel 5.1.1.(1) Toleransi Elevasi Permukaan Relatif Terhadap
Elevasi Rencana

Bahan dan Lapisan Pondasi Agregat

Toleransi Elevasi Permukaan


relatif terhadap elevasi rencana

Lapis Pondasi Agregat Kelas B digunakan


sebagai Lapis Pondasi Bawah (hanya permukaan
atas dari Lapisan Pondasi Bawah)

+ 0 cm
- 2 cm

Permukaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A untuk


Lapis Resap Pengikat atau Pelaburan (Perkerasan
atau Bahu Jalan)

+ 0 cm
- 1 cm

Bahu Jalan Tanpa Penutup Aspal dengan Lapis


Pondasi Agregat Kelas S (hanya pada lapis
permukaan).

Memenuhi
Pasal 4.2.1.3

Catatan :
Lapis Pondasi Agregat A dan B diuraikan dalam Pasal 5.1.2 dari Spesifikasi ini.

dan lain-lain seperti yang terlampir pada lampiran spesifikasi

46

c) Standar Rujukan
SNI 03-1744-1980 : Metode Pengujian CBR Laboratorium
SNI 03-4141-1996 : Metode Pengujian Gumpalan Lempung dan
SNI 1743 : 2008
SNI 1967 : 2008
SNI 1966 : 2008
SNI 2417 : 2008

Butir butir Mudah Pecah dalam Agregat


: Cara Uji Kepadatan Berat Untuk Tanah
: Cara Uji Penentuan Batas Cair Tanah
: Cara Uji Penentuan Batas Plastis dan Indeks
Plastisitas Tanah
: Cara Uji Keausan Agregat dengan Mesin
Abrasi Los Angeles

2) Bahan
Tercantum pada Lampiran Spesifikasi
3) Penghamparan dan Pemadatan Agregat
- Penyiapan Formasi untuk Lapis Pondasi Agregat
Lokasi yang telah disediakan untuk pekerjaan Lapisan Pondasi
Agregat harus disiapkan dan mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi Pekerjaan paling sedikit 100 meter ke depan
dari rencana akhir lokasi penghamparan Lapis Pondasi pada
setiap saat. Untuk perbaikan tempat tempat yang kurang dari
100 meter panjangnya, seluruh formasi itu harus disiapkan dan
-

disetujui sebelum lapis pondasi agregat dihampar


Penghamparan
Lapis Pondasi Agregat harus dibawa ke badan jalan sebagai
campuran yang merata dan harus dihampar pada kadar air
dalam rentang yang disyaratkan dalam pasal 5.1.3.(3). Kadar

air dalam bahan harus tersebar secara merata


Setiap lapis harus dihampar pada suatu operasi dengan
takaran yang merata agar menghasilkan tebal padat yang
diperlukan dalam toleransi yang disyaratkan. Bilamana akan

47

dihampar lebih dari atu lapis, maka lapisan lapisan tersebut

harus diusahakan sama tebalnya


Lapis Pondasi Agregat harus dihampar dan dibentuk dengan
salah satu metode yang disetujui yang tidak menyebabkan
segregasi pada partikel agregat kasar dan halus. Bahan yang
bersegregasi harus diperbaiki atau dibuang dan diganti

dengan bahan yang bergradasi baik


Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20 cm, kecuali
digunakan peralatan khusus yang disetujui oleh Direksi

Pekerjaan.
Pemadatan
Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap
lapis harus dipadatkan menyeluruh dengan alat pemadat yang
cocok dan memadai dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
hingga kepadatan paling sedikit 100 % dari kepadatan kering
maksimum modifikasi (modified) seperti yang ditentukan

oleh SNI 1743 : 2008, metode D


Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan
berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum
sampai 1 % di atas kadar air optimum, dimana kadar air
optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan
kering maksimum modifikasi (modified) yang ditentukan

oleh SNI 1743 : 2008, metode D.


Pengujian
Suatu program pengujian rutin pengendalian mutu bahan
harus dilaksanakan untuk mengendalikan ketidakseragaman

48

bahan yang dibawa ke lokasi pekerjaan. Pengujian lebih


lanjut harus seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan
tetapi untuk setiap 1000 meter kubik bahan yang diproduksi
paling sedikit harus meliputi tidak kurang dari lima (5)
pengujian indeks plastisitas, lima (5) pengujian gradasi
partikel, dan satu (1) penentuan kepadatan kering maksimum
menggunakan SNI 1743 : 2008, metode D. Pengujian CBR
harus dilakukan dari waktu ke waktu sebagaimana

diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.


Kepadatan dan kadar air bahan yang dipadatkan harus secara
rutin diperiksa, menggunakan SNI 2827 : 2008. Pengujian
harus dilakukan sampai seluruh kedalaman lapis tersebut
pada lokasi yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan tetapi
tidak boleh berselang lebih dari 200 meter.

Pekerjaan Perkerasan Beton Semen


1) Umum
a) Uraian
Pekerjaan ini meliputi pembuatan Perkerasan Beton Semen
(Perkerasan Kaku) dan Lapis Pondasi Bawah yang dilaksanakan
sesuai dengan ketebalan dan betuk penampang melintang seperti
yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan.
b) Toleransi Dimensi
Ketentuan yang disyaratkan dalam Pasal 5.3.5.(12) harus
digunakan

49

Ketentuan yang disyaratkan dalam Pasal 5.3.9 harus

digunakan.
c) Standar Rujukan
Ketentuan yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.1.6 dari Spesifikasi
ini harus digunakan.
Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI 1966 : 2008
: Cara Uji Penentuan Batas Plastis dari
SNI 1969 : 2008

Indeks Plastisitas Tanah


Cara Uji Berat Jenis Penyerapan Air

SNI 1970 : 2008

Agregat Kasar
Cara Uji Berat Jenis Penyerapan Air

:
:

Agregat Halus
Cara Uji Slump Beton
Cara Uji Keausan Agregat dengan

:
:

Mesin Abrasi Los Angeles


Cara Uji Kuat Tekan Beton
Spesifikasi Abu Terbang

SNI 1972 : 2008


SNI 2417 : 2008
SNI 1974 : 2011
SNI 03-2460-1991

sebagai

Bahan Tambahan Untuk Campuran


SNI 4431 : 2011

Beton
Metode Pengujian Kuat Lentur Beton
Normal

SNI 03-4432-1997

dengan

Dua

Titik

Pembebanan
Spesifikasi Karet Spon sebagai Bahan
Pengisi Siar Muai Pada Perkerasan

SNI 03-4433-1997
SNI 03-4804-1998
SNI 03-4810-1998

:
:

Beton dan Konstruksi Bangunan


Spesifikasi Beton Siap Pakai
Metode Pengujian Berat Isi dan

Rongga Udara Dalam Agregat


Metode Pembuatan dan Perawatan
Benda Uji Beton di Lapangan

50

SNI 03-4814-1998

Spesifikasi

Bahan

Penutup

Sambungan Beton Tipe Elastis Tuang


SNI 03-4815-1998

Panas
Spesifikasi Pengisi Siar Muai Siap
Pakai Untuk Perkerasan Bangunan

SNI 03-6820-2002

Beton
Spesifikasi Agregat
Pekerjaan

SNI 03-6969-2003

Adukan

Halus Untuk
dan

Plesteran

dengan Bahan Dasar Semen


Metode Pengujian Untuk Pengukuran
Panjang Beton Inti Hasil Pengeboran

AASHTO
AASHTO M33-99 (2003)

: Standart

Specification

Preformed
AASHTO M80-87 (2003)

Expansion

for
Joint

Filler for Concrete


: Standart
Specification

for

Coarse Aggregate for Portland


AASHTO M148-05

Cement Concrete
: Standart
Specification
Liquid

Membrane

Compounds
AASHTO M194-06

Concrete
: Standart
Chemical

AASHTO M220-84 (2003)

Concrete
: Standart
Preformed

for

Forming

for

Curing

Specification

for

Admixture

for

Specification

for

Polychloroprene

51

Elastomeric Joint Seals for


Concrete Pavements.
ASTM
ASTM D 4791

Standart

Test

Method

for

Flat

Particles, Elongated Particles, or Flat


and Elongated Particles in Coarse
ASTM D 5821

Aggregate
Standart Test Method for Detemining
The Percentage of Fractured Particles
in Coarse Aggregate.

2) Bahan
Penjelasan terlampir pada Lampiran Spesifikasi
3) Peralatan
Peralatan harus memenuhi ketentuan dalam Seksi 7.1 dari
Spesifikasi ini. Penghamparan dapat dilakukan baik dengan
menggunakan acuan bergerak (slip form) maupun acuan tetap (fix
form). Peralatan yang digunakan meliputi Mesin Penghampar dan
Pembentuk (Spreading and Finishing Machines), Kendaraan
Pengangkut, Pencampuran Beton, Vibrator (Penggetar), Gergaji
Beton, dan Acuan.
4) Sambungan
Penjelasan terlampir pada Lampiran Spesifikasi
5) Pelaksanaan
Bilamana beton dicor bersambungan dengan lajur perkerasan
yang telah selesai terlebih dahulu, dan peralatan mekanik harus
dioperasikan di atas lajur tersebut, kekuatan beton lajur itu
harus sudah mencapai sekurang-kurangnya 90 % dari kekuatan
yang ditentukan untuk beton 28 hari. Bilamana hanya peralatan

52

penyelesaian

yang

akan

melewati

lajur

yang

ada,

penghamparan pada lajur yang bersebelahan dapat dilakukan

setelah umur beton tersebut mencapai 3 hari


Sambungan antara anyaman kawat baja, kawat baja pertaman
dari anyaman kawat baja harus berada pada anyaman kawat
baja yang lengkap sebelumnya, dan bagian yang tumpang

tindih (overlap) tidak kurang dari 450 mm


Penyelesaian Dengan Tangan
Bila perkerasan beton relatif kecil atau bentuknya tidak
beraturan, atau dengan persetujuan Direksi Pekerjaan jika
tempat kerja sangat terbatas untuk dilaksanakan dengan
metode seperti yang disebutkan dalam Pasal 5.3.5.5 (terlampir),
beton harus didistribusi dan dihampar dengan tangan tanpa
segregasi atau pra-pemadatan.
Beton yang dipadatkan dengan balok vibrator harus digetar
sampai level tertentu sehingga setelah kandungan udara
dibuang melalui pemadatan, permukaan beton lebih tinggi
daripada acuan samping. Beton harus dipadatkan dengan balok
pemadat dari baja atau dari kayu keras beralas baja dengan
lebar tidak kurang dari 75 mm, tinggi tidak kurang dari 225
mm, dan daya penggeraknya tidak kurag dari 250 watt per
meter lebar perkerasanbeton. Balok diangkat dan digerakkan
maju sedikit demi sedikit dengan jarak tidak lebih dari lebar
balok. Sebagai alternatif, pemadat vibrasi berbalok ganda
dengan daya yang sama dapat juga digunakan. Bilamana

53

ketebalan beton melebihi 200 mm, atau bila diperintahkan oleh


Direksi Pekerjaan, untuk menyempurnakan pemadatan dapat
dilakukan vibrasi internal tambahan pada seluruh lebar
perkerasan. Setelah setiap 1,5 meter panjang perkerasan beton
dipadatkan, balok vibrasi harus dikembalikan sejarak 1,5 meter
untuk mengulang lagi dengan pelan pelan pada permukaan
yang sudah dipadatkan itu untuk memperhalus permukaan.
Permukaan beton kemudian harus diratakan dengan paling
sedikit 2 kali lintasan mistar lurus pengupas dengan panjang
pisau tidak kurang dari 1,8 meter. Bilamana permukaan beton
koyak karena mistar lurus (straight-edge), karena permukaan
tidak rata, balok vibrasi harus digunakan lagi, lalu diikuti lagi

dengan mistar lurus pengupas


Penyetrikaan (Floating) Metode Manual
Penyetrika memanjang yang dioperasikan manual dengan
panjang tidak kurang dari 350 mm dan lebar tidak kurang dari
150 mm, dilengkapi dengan pengaku agar tidak melentur atau
melengkung. Setiap kelebihan air atau cairan harus dibuang ke

luar sisi acuan pada setiap lintasan.


6) Menguji Permukaan
Begitu beton mengeras, permukaan Lapis Pondasi Bawah Beton
Kurus atau Perkerasan Beton Semen harus diuji dengan memakai
mistar lurus (straight-edges) sepanjang 3,0 meter. Lokasi yang
menunjukkan ketinggian lebih dari 3 mm tapi tidak lebih dari 12,5
mm sepanjang 3,0 meter itu harus ditandai dan segera diturunkan
elevasinya dengan gurinda yang telah disetujui, sampai elevasinya

54

tidak melampaui 3 mm bilamana diuji ulang dengan mistar lurus


sepanjang

3,0 meter. Bilamana

penyimpangan

penampang

melintang terhadap yang semestinya melampaui 12,5 mm,


perkerasan beton harus dibongkar dan diganti oleh Penyedia Jasa
atas biaya sendiri.
Setiap lokasi atau ruas yang dibongkar tidak boleh kurang dari 3,0
meter panjangnya atau tidak boleh kurang dari lebar lajur yang
terkena pembongkaran. Bilamana diperlukan dalam membongkar
dan mengganti suatu bagian pekerasan, setiap bagian yang tersisa
dari pembongkaran perkerasan beton dekat sambungan yang
panjangnya kurang dari 3,0 meter, harus ikut dibongkar dan
diganti.
7) Toleransi Ketebalan Perkerasan
Tebal perkerasan beton actual umumnya akan ditentukan dengan
perbedaan elevasi hasil survei sebelum dan sesudah perkerasan
beton semen dicor. Bilamana setiap loksi yang tebal betonnya
berbeda dengan yang dihitung dari dua kali survei elevasi, Direksi
Pekerjaan dapat meminta pengambilan benda uji inti untuk
menetapkan tebal beton aktual pada lokasi tersebut. Bilamana
pengambilan benda uji inti ini diperlukan, tebal perkerasan pada
lokasi ini ditentukan dari hasil rata-rata pengukuran dengan sigmat
terhadap benda uji inti yang diambil sesuai dengan SNi 03-69692003.

55

Dalam perhitungan tebal rata-rata perkerasan, pengukuran yang


melampaui lebih dari 5 mm dari tebal yang disyaratkan akan
dipandang sebagai tebal yang disyaratkan ditambah 5 mm.
Lokasi yang kurang sempurna dengan kekurangan tebal yang lebih
dari 12,5 mm akan dievaluasi oleh Direksi Pekerjaan, dan jika
keputusannya

terhadap

lokasi

yang

kurang

sempurna

ini

memerlukan pembongkaran, maka perkerasan tersebut harus


dibongkar dan diganti dengan beton yang tebalnya sesuai dengan
yang ditunjukkan dalam Gambar.

Untuk mencapai hasil pekerjaan yang diinginkan dalam suatu


pekerjaan konstruksi sesuai dengan standar yang sudah ditentukan dalam
dokumen kontrak, maka diperlukan perencanaan dan pelaksanaan yang baik.
Faktor faktor yang mendukung pelaksanaan yang baik antara lain :
- Bahan bahan yang dipakai harus baik dan memenuhi syarat syarat

yang ditentukan
- Perlengkapan atau alat-alat yang cukup dan dalam kondisi yang baik
- Tenaga kerja yang cukup terampil dan berpengalaman
- Menggunakan bahan dan peralatan yang baik sesuai dengan SNI (Standar

Nasional Indonesia) agar hasil yang didapat dalam pekerjaan tersebut


mendapatkan kualitas yang baik.

56

Anda mungkin juga menyukai